Anda di halaman 1dari 54

ADMINISTRASI KESEHATAN

Disusun oleh:

Atikah Cyntia Putri 1506668813


Azmi Salma 1506668864
Clarinda Vinindya 1506668675
Hanna Sonia 1506668851
Isnaini Aisyah Naser 1506668776
Nabila Ekayani Calfina 1506668656
Nola Primadona 1506669223
Ratu Nabila Larasati 1506668706
Risa Febriani 1506669135
Trihanna Kezya 1506668731
Virginia Nomida 1506669034

UNIVERSITAS INDONESIA 2015

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu kesehatan masyarakat pada hakikatnya adalah menghimpun
potensi atau sumber daya yang ada dalam masyarakat untuk melakukan upaya
promotif,

preventif,

kuratif,

dan

rehabilitative.

Kegiatan

ini

untuk

meningkatkan partisipasi masyarakat di bidang pembangunan kesehatan.


Masalah kesehatan masyarakat sangat kompleks dan saling berkait
dengan masalah diluar kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan
masalah kesehatan masyarakat tidak dapat hanya dilihat dari segi sehatnya
namun juga seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah
kesehatan .Pelayanan kesehatan masyarakat adalah bagian dari pelayanan
kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatannya pada upaya peningkatan
kesehatan serta pencegahan penyakit serta lebih memusatkan perhatiannya
pada pelayanan berbagai masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat
secara keseluruhan. Maka dari itu, dibuatlah suatu perencanaan program
kesehatan.
Untuk meningkatkan kinerja dan mutu perencanaan program kesehatan
diperlukan suatu proses perencanaan yang menghasilkan suatu rencana yang
menyeluruh. Perencanaan kesehatan adalah kegiatan kesehatan yang perlu
dilakukan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan untuk mencapai derajat
kesehatan yang baik. Untuk mendapatkan rencana kesehatan yang baik,
diperlukan suatu metode yang mampu menganalisis faktor internal dan
eksernal dari instansi kesehatan itu sendiri. Analisis SWOT adalah metode
yang cocok digunakan untuk perencanaan kesehatan.
Untuk mencapai program kesehatan yang telah direncanakan,
dibutuhhkan keterpaduan dengan mengacu pada sistem pelayanan kesehatan di
seluruh Negara. Sistem pelayanan kesehatan di semua negara tentunya
berbeda-beda. Di Indonesia, sistem pelayanan kesehatannya termasuk ke

dalam SKN atau Sistem Kesehatan Nasional. Sistem Kesehatan Nasional


(SKN) adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya bangsa
Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan
kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945. Sistem
pelayanan kesehatan terbagi atas dua yaitu sistem pembiayaan kesehatan dan
sistem ketenagakerjaan kesehatan.
Selain hal yang telah disebutkan, terdapat tiga prinsip pendekatan terhadap
kesehatan yaitu sistem pelayanan kesehatan primer (primary health care),
sistem pelayanan kesehatan sekunder (secondary health care), dan sistem
pelayanan kesehatan tersier (tertiary health care).
1.2 Rumusan Masalah
1 Apa itu administrasi kesehatan?
2 Apa yang dimaksud siklus perencanaan program kesehatan (Planning
3
4
5
6
7

cycle)?
Apa yang dimaksud dengan analisa SWOT?
Bagaimana sistem pelayanan kesehatan yang berlaku di Indonesia?
Bagaimana sistem pembiayaan kesehatan?
Bagaimana sistem ketenagakerjaan kesehatan?
Bagaimana sistem pelayanan kesehatan yang berlaku di negara-negara

lain?
Bagaimana prinsip Primary, Secondary and Tertiary Health Care?

1.1 Tujuan Penulisan


1 Memahami administrasi kesehatan.
2 Memahami siklus perencanaan program kesehatan.
3 Memahami analisa SWOT.
4 Memahami sistem pelayanan kesehatan yang berlaku di Indonesia
5 Memahami sistem pembiayaan kesehatan.
6 Memahami sistem ketenagakerjaan kesehatan.
7 Memahami sistem pelayanan kesehatan yang berlaku di negara-negara
8

lain.
Memahami prinsip Primary, Secondary and Tertiary Health Care

1.1 Hipotesis Penulisan


Administrasi kesehatan membahas sistem pelayanan kesehatan yang
mencakup pembiayaan, ketenagakerjaan, dan institusi kesehatan.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Administrasi Kesehatan
A. Batasan Administrasi Kesehatan
Dalam mengkaji tentang administrasi dalam kesehatan masyarakat sebenarnya
terdiri dari dua kata yaitu administrasi dan kesehatan masyarakat yang seharusnya
dikaji satu persatu.

1. Administrasi
Administrasi berasal dari kata administrare (latin; ad = pada, ministrare =
melayani) dengan demikian jika ditinjau dari asal kata administrasi berarti
memberikan pelayanan kepada masyarakat.(Azwar Azrul,1993). Pada saat ini
adminisrasi telah berkembang menjadi suatu cabang ilmu tersendiri, untuk itu
banayak pengertian administrasi yang telah dikenal salah satu diantaranya ialah :
Administrasi adalah upaya mencapai tujuan yang diinginkan dengan
menciptakan lingkungan kerja yang menguntungkan (Koontz ODonnel).
Administrasi menurut Robert D. Calkins dalam bukunya The art of
Administration and and the art of science (1959) menyebutkan administrasi sebagai
kombinasi antara pengambilan keputusan dengan pelaksanaan dari keputusan
tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Olehnya selanjutnya disebutkan bahwa dalam administrasi ada tiga unsur pokok
yang harus terpenuhi :
1. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai
2. memilih jalan yang akan ditempuh atau alat yang akan dipergunakan
3. mengarahkan manusia atau kelompok manusia untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan tersebut.
Administrasi merupakan wadah dan proses yang menentukan kebijakan
dimana organisasi dan manjemen dipakai sebagai sarana untuk menentukan kebijakan

umum, dengan memanfaatkan organisasi dan proses manjemen dalam usahanya untuk
mencapai tujuan.

2. Kesehatan
Pada tahun 1938 Perkin mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan seimbang
yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dengan pelbagai faktor yang
mempengaruhinya. WHO mempunyai dua definisi tentang kesehatan, definisi pertama
dirumuskan pada tahun 1947, disebutkan sehat adalah suatu keadaan sejahtera
sempurna dari fisik, mental dan sosial, sedangkan definisi kedua dirumuskan pada
tahun 1957 yang menyebutkan sehat sebagai suatu keadaan atau suatu kualitas dari
organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan ataupun
lingkungan yang dipunyainya.

B. Administrasi Kesehatan
Dari masing pejelasan atau pengertian di atas dapat ditarik pengertian
administrasi kesehatan masyarakat yaitu kegiatan yang dilakukan secara bersamasama untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya sehingga tercapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Administrasi kesehatan adalah Suatu proses yang menyangkut perencanaan,
pengorganisasisan, pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian & penilaian terhadap
Sumber, Tata Cara, dan Kesanggupan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan &
tuntuan akan kesehatan, perawatankedokteran serta lingkungan sehat dengan
menyediakan & menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan perorangan, kelompok
& masyarakat
Menurut Azrul Azwar dalam bukunya Pengantar Ilmu Administrasi
Kesehatan 1979. mengatakan terdapat banyak orang yang jika membicarakan
administrasi kesehatan, asosiasi hanya pada kegiatan tata usaha saja, yaitu mencatat
dan atau melaporkan jumlah kasus, jumlah pengeluaran obat atau pekerjaan rutin
diloket karcis sebuah balai pengobatan misalnya. Seseorang yang melaksanakan
5

administrasi kesehatan berarti melaksanakan segala fungsi aministrasi yakni


perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengorganisasian dan
penilaian.
Fungsi Administrasi dibedakan atas 4 macam yakni :
1. Perencanaan termasuk perencanaan pembiayaan
2. Pengorganisasian, yang didalamnya termasuk penyusunan staff
3. Pelaksanaan, yang didalamnya termasuk pengerahan, pengkoordinasian
4. Penilaian, yakni dalam rangka melihat apakah rencana yang telah disusun
dapat dicapai atau tidak.
Dalam pencapaian tujuan administrasi kesehatan ini melibatkan banyak pihak,
diantaranya pemerintah, rumah sakit, asuransi dan apotik. Namun dalam administrasi
kesehatan ini tidak hanya pelayanan pengobatan tetapi juga bersifat preventif
(pencegahan). Keadaan sehat yang ingin dicapai adalah untuk seluruh masyarakat, dan
untuk itu setiap program seyogyanya menerapkan prinsip ilmu kesehatan masyarakat,
maka dalam mebicarakan administrasi kesehatan tidak boleh pula melepaskan diri dari
konsep ilmu kesehatan masyarakat

C. Unsur pokok Administrasi Kesehatan


Terdapat 5 unsur pokok yang peranannya amat penting dalam menentukan
berhasil atau tidaknya pelaksanaan administrasi kesehatan. Kelima unsur pokok yang
dimaksud ialah masukan (input), proses (process), keluaran (output), sasaran (target),
serta dampak (impac). (Azwar Azrul,1993).
1. Masukan
Yang dimaksud dengan masukan (input), dalam administrasi adalah segala sesuatu
yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan administrasi. Masukan ini
dikenal pula dapat melaksanakan pekerjaan administrasi (tools of administration).
Masukan dan/atau perangkat administrasi tersebut banyak macamnya.

Koontz dan Donnels membedakan masukan dan/atau perangkat administrasi atas


empat macam, yakni manusia (man), modal (capital), manajerial (managerial) dan
teknologi (technology).( Azwar Azrul,1993)
Pembagian lain yang banyak dikenal dimasyarakat ialah yang disebut sebagai
4M, yakni manusia,(man), uang(money), sarana (material), dan metode (methodh)
untuk organisasi yang tidak mencari keuntungan serta 6M, yakni manusia (man), uang
(money), sarana (material), metode (metodh), pasar (market) serta mesin (machianery)
untuk organisasi yang mencari keuntungan.
2.

Proses

Yang dimaksud dengan proses (process) dalam administrasi adalah langkahlangkah yang harus mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini dikenal dengan
nama fungsi administrasi (function of administration). Pada umumnya proses dan
ataupun fungsi administrasi ini merupakan tanggung jawab pimpinan.( Azwar
Azrul,1993)
Pada saat ini dengan makin

berkembangnya ilmu administrasi, maka

pembagian fungsi administrasi makin banyak pula. Berbagai pembagian tersebut,


meskipun bervariasi, namun jika dikaji secara mendalam pada dasarnya tidak
memperlihatkan perbedaan yang berarti.( Azwar Azrul,1993)
Dalam praktek sehari-hari untuk memudahkan pelaksanaannya, berbagai
fungsi administrasi ini sering disederhanakan menjadi 4 macam saja, yaitu :

Perencanaan (planning) yang didalamnya termasuk penyusun anggaran

belanja.
Pengorganisasian (organizing) yang didalamnya termasuk penyusunan

staf.
Pelaksanaan (implementing) yang didalamnya termasuk pengarahan,
pengkoordinasian,bimbingan, penggerakan dan pengawasan. Penilaian
(evaluation) yang didalamnya termasuk penyusunan laporan. (Azwar
Azwar,1993)

3. Keluaran
Yang dimaksud dengan keluaran (output) adalah hasil dari suatu pekerjaan
administrasi. Untuk administrasi kesehatan, keluaran tersebut dikenal dengan nama

pelayanan kesehatan (health service). Pada saat ini pelayanan kesehatan tersebut
banyak macamnya, secara umum dapat dibedakan atas 2 macam.
1)

Pelayanan kedokteran (medical sevices)

2)

Pelayanan kesehatan masyarakat (public health services).

4. Sasaran
Yang dimaksud dengan sasaran (target group) adalah kepada siapa keluaran
yang dihasilkan, yakni upaya kesehatan tersebut ditujukan. Untuk administrasi
kesehatan sasaran yang dimaksudkan disini dibedakan atas 4 macam, yakni
perseorangan, keluarga , kelompok dan masyarakat. Dapat bersifat sasaran langsung
(direct target group) atau pun bersifat sasaran tidak langsung (indirect group target).
( Azwar Azrul,1993)

5. Dampak
Yang dimaksud dengan dampak adalah akibat yang ditimbulakn oleh keluaran,
untuk administrasi kesehatan, dampak yang diharapkan adalah makin meningkatnya
derjat kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan ini hanya akan dapat dicapai apabila
kebutuhan dan tuntutan perseorangan, keluarga dan kelompok dan/atau masyarakat
terhadap kesehatan, pelayanan kedokteran serta lingkungan yang sehat dapat
terpenuhi. Kebutuhan dan tuntutan ini adalah sesuatu yang terdapat pada pihak
pemakai jasa pelayanan kesehatan (health consumer).
a) Kebutuhan Kesehatan
Kebutuhan kesehatan pada dasarnya bersifat objektif dan karena itu untuk
dapat meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun
masyarakat upaya untuk memenuhinya bersifat mutlak. Sebagai sesuatu yang bersifat
objektif, maka munculnya kebutuhan kesehatan sangat ditentukan oleh masalah
kesehatan nyata yang ditemukan dimasyarakat. Jika diketahui bahwa munculnya suatu
penyakit sebagaimana dikemukakan oleh

Gordon dan LE Richt 1950 sangat

ditentukann oleh faktor utama, yakni: pejamu (host), penyebab penyakit (agent) serta
lingkungan (environment), maka dalam upaya menemukan kebutuhan kesehatan,
perhatian haruslah ditujukan kepada ketiga faktor tersebut. (Azwar Azrul,1993)
b) Tuntutan Kesehatan
Berbeda halnya dengan kebutuhan, tuntutan kesehatan (health demande) pada
dasarnya bersifat subjektif oleh karena itu pemenuhan tuntutan kasehatan tersebut
8

hanya bersifat fakultatif, dengan perkataan ini terpenuhi atau tidaknya tuntutan
kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat tidak terlalu
menetukan tercapai atau tidaknya kehendak untuk meningkatkan derajat kesehatan,
karena tuntutan kesehatan bersifat subjektif, maka munculnya tuntutan kesehatan
tersebut dipengariuhi oleh faktor-faltor bersifat sujektif pula.( Azwar Azrul,1993)

D. Ruang Lingkup Administrasi Kesehatan


Jika dikaji secara mendalam batasan administrasi kesehatan sebagaiman yang
telah dirumuskan oleh Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat
tahun 1974, segera terlihat bahwa ruang lingkup administrasi kesehatan mencakup
bidang yang amat luas yang jika disederhanakan dapat dibagi menjadi dua macam,
yakni:
1. Kegiatan Administrasi
Telah disebutkan bahwa melaksanakan semua fungsi administrasi sama artinya
dengan melaksanakan semua fungsi administrasi

dengan pengertian seperti ini

menjadi jelas bahwa kegiatan utama yang dilakukan pada aministrasi itu sendiri mulai
dari fungsi perncanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan fungsi
pengawasan (Terry).
Karena kegiatan utama administrasi adalah melaksanakan semua fungsi
administrasi maka jelas pula bahwa melaksanakan pekerjaan tata usaha. Pekerjaan
administrasi bukan sekedar mengetik, mengagenda dan ataupun menyimpan arsip
surat menyurat (office work) yang merupakan pekerjaan pokok seorang usaha.( Azwar
Azrul,1993)
2. Objek dan Subjek Administrasi
Telah disebutkan

bahwa objek dan subjek administrasi kesehatan adalah

sistem kesehatan yang berarti dapat menyelenggarakan administrasi kesehatan perlu


dipahami dahulu apa yang dimaksud dengan sistem kesehatan. Pengertian tentang
sistem kesehatan banyak macamnya, menjabarkan batasan sebagaiman yang
dirumuskan oleh WHO (1984), yang dimaksud dengan sistem kesehatan tidak lain
adalah suatu kumpulan dari berbagai faktor yang kompleks dan saling berhubungan
yang terdapat pada suatu Negara dan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan
tuntutan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, serta masyarakat pada setiap
saat yang dibutuhkan.
9

Sistem kesehatan itu sendiri mencakup hal yang amat luas sekali. Jika
disederhanankan dapat dibedakan atas dua subsistem, pertama subsistem pelayanan
kesehatan, kedua subsistem pembiayaan kesehatan. Untuk dapat terselenggaranya
upaya kesehatan yang baik, kedua subsistem ini perlu ditata dengan sebaik-baiknya.
( Azwar Azrul,1993)
E. Manfaat Administrasi Kesehatan
Manfaat yang diperoleh dari diterapkannya administrasi kesehatan secara
umum dibedakan atas 3 macam, yaitu:
1.

Dapat dikelola sumber, tata cara, dan kesanggupan secara efektif dan

efisien
Administrasi kesehatan jelas dapt menyajikan penhelolaan yang
dimaksud karena memang dalam melaksanakan pekerjaan administrasi
kesehatan dikenal dengan adanya antara lain fungsi perencanaan yang dapat
mengatur pemanfaatan sumber, tata cara, dan kesanggupan secara efektif dan
efisien. Sesungguhnya masalah efektif dan efisien ini telah sejak lama menjadi
pusat perhatian para ahli administrasi. Setidaknya pada abad-18 ketika
berlangsung revolusi industri di Inggris upaya ini diwujudkan dengan
memperkenalkan falsafah administrasi baru dari job centered menjadi human
centered serta dari orientasi efektivitas menjadi orientasi efektivitas dan
efisien hal yang sama juga diperoleh Frederick Winslow Taylor (dikenal
sebagai bapak gerakan administrasi ilmiah) serta Hendry Fayol (dikenal
sebagai bapak teori admnistrasi modern). Setelah Taylor melakukan penelitian
berjudul Time and Motion Study dan kemudian dipublikasikan dalam bukunya
yang terkenal The Principle Of Scientific Management, berhasil merumuskan
pendapatnya bahwa efektivitas dan efisien erat hubunganannya dengan
penggunaan waktu dengan kegiatan yang tidak produktif sedangkan Fayol
membahas masalah efektivitas dan efisien ini melalui pengkajian terhadap
kemampuan pemimpin. Kajian tersebut kemudian dituliskan dalam bukunya
yang terkenal General and Industrial Management.( Azwar Azrul,1993)
2. Dapat dipenuhi kebutuhan dan tuntutan secara tepat dan sesuai mengenal kebutuhan
dan tuntutan dalam melaksanakan administrasi kesehatan.
Setiap upaya kesehatan yang dilaksanakan ditujukan untuk pemenuhan
kebutuhan dan tuntutan tersebut agar kebutuhan dan tuntutan yang seperti ini
10

dapat dipenuhi, tentu diperlukan keterampilan unutk menentukan kebutuhan


dan tuntutan itu sendiri. Disini menjadi penting peranana administrasi
kesehatan, karena dengan diterapkannya administrasi kesehatan tersebut akan
dapat diketahui dengan tepat berbagai kebutuhan dan tuntutan yang terdapat
dalam masyarakat.( Azwar Azrul,1993)
3. Dapat disediakan dan diselenggarakan upaya kesehatan sebaik-baiknya
karena upaya kesehatan dapat mengatur pemanfaatan sumber, tata cara, dan
kesanggupan yang dimiliki dengan baik, serta dapat menetukan kebutuhan
dan

tuntutan

dengan

tepat,

maka

dapat

diharapkan

tersedia

dan

terselenggaranya upaya kesehatan yang sebaik-baiknya.

2.2 Siklus perencanaan program kesehatan


A. Pengertian perencanaan
I

Perencanaan adalah kemampuan untuk memilih satu kemungkinan dari


berbagai kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling tepat untuk mencapai
tujuan (Billy E. GoetZ).
Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut penyususnan konsep serta
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan demi
masa depan yang lebih baik (Le Breton).
Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok
yang dipandang paling penting yang akan dilaksanakan menurut urutannya guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan(Maloch dan Deacon).
Perencanaan adalah proses menetapkan berbagai hambatan yang diperkirakan
ada dalam menjalankan suatu program guna dipakai sebagai pedoman dalam suatu
organisasi (Ansoff dan Brendenbrg)

B. Pengertian perencanaan kesehatan


Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalahmasalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan
sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan
menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalah sudah dilakukan
berdasarkan fakta- fakta dan bukan berdasarkan emosi atau angan-angan saja. Fakta11

fakta diungkap dengan menggunakan data untuk menunjang perumusan masalah.


Perencanaan juga merupakan proses pemilihan alternative tindakan yang terbaik untuk
mencapai tujuan. Perencanaan juga merupakan suatu keputusan untuk mengerjakan
sesuatu di masa akan datang, yaitu suatu tindakan yang diproyeksikandi masa yang
akan datang. Salah satu tugas manajer yang terpenting di bidang perencanaan adalah
menetapkan tujuan jangka panjang dan pendek organisasi berdasarkan analisis situasi
di luar (eksternal) dan di dalam (internal) organisasi
C. Aspek perencanaan
Dalam ilmu administrasi kesehatan, terdapat tiga aspek penting yang tidak sama satu
sama lain. Ketiga aspek itu adalah sebagai berikut :

hasil dari pekerjaan perencanaan

perangkat perencanaan

proses perencanaan
Dari ketga aspek ini yang paling penting adalah proses perencanaan.

D. Siklus Perencanaan Kesehatan


Analisis situasi
Kegiatan mengumpulkan dan memahami informasi tentang suatu situasi yang
berguna untuk menetapkan masalah. Masalah diartikan sebagai kesenjangan antara
harapan dengan realita. Masalah sebaiknya hanya terbatas untuk dilakukan pemecahan
masalah Merupakan kegiatan ditahap awal, dimana pada tahap ini dituntut untuk dapat
melihat sekaligus mengamati situasi di masyarakat setempat, baik itu lingkungan fisik
maupun pola kehidupan dan kebiasaan masyarakat.
Pada umumnya keadaan berikut bisa dijadikan masalah :

Bila ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan


kita.

Bila ada hasil-hasil yang bertentangan

Bila ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskan melalui penelitian
Tujuan analisis situasi :

Memahami masalah kesehatan secara jelas dan spesifik

Mempermudah penentuan prioritas

12

Mempermudah penentuan alternative pemecahan masalah


Cara Analisis :

Menggunakan informasi dari sistem informasi yang sudah ada. Mis. Laporan- laporan
kegiatan dari program-program kesehatan yang ada, Survailans epidemiologi atau
pemantauan penyebaran penyakit.

Memanfaatkan data-data diperkirakan sudah cukup representatif untuk suatu daerah;

Memperhatikan berbagai faktor yg mempengaruhi kesehatan


Sistematika laporan hasil analisis situasi

Gambaran umum wilayah: administrasi, batas wilayah, kondisi geografi, tata guna
lahan dan lain sebagainya.

Analisis Derajat/Masalah Kesehatan: morbiditas dan mortalitas

Analisis Lingkungan Kesehatan: fisik, sosial, kimia, air bersih, sampah dan lain
sebagainya

Analisis Perilaku Kesehatan: kepercayaan, perilaku, kebiasaan dan lain sebagainya.

Analisis Faktor Keturunan: Analisis Kependudukan spt: jumlah, kepadatan,


pertumbuhan, proporsi muda/tua dan lain sebagainya.

Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan, contoh cakupan program

Daftar Masalah
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan setelah penyebaran kuesioner terlaksana dan
datanya telah diolah dalam bentuk tabel. Kemudian hasil pengolahan data tersebut
disesuaikan dengan Indikator Kesehatan yang mengacu pada Standar Pelayanan
Minimum (SPM), Peraturan Daerah dan teori , untuk mengidentifikasi masalah yang
ada di masyarakat. Dengan kata lain identifikasi masalah yaitu mengelompokkan atau
mengambil satu masalah dari masalah-masalah yang ada.
Langkah-langkah untuk Identifikasi Masalah

Memilih tema berdasarka pengamatan selama ini, dalam pemilihan tema ini
diperlukan kepekaan serta dipikirkan implikasinya terhadap pengembangan dan
perbaikan di bidang kesehatan.

Didalam memilih tema pertimbangkanlah minat, kapasitas, ketersediaan waktu,


tenaga dan dana.

13

Menyempatkan diri mengamat secara langsung untuk mengamati dan mempelajari


masalah yang mungkin akan menjadi tema.

Gunakan metode kuantitif sederhana misalnya kuesioner tertutup sederhana atau


metode kualitatif misalnya Wawancara, FGD, dan Observasi.

Pelajari literature yang berhubungan denga tema tersebut atau bacaan-bacaan yang
mendukung ( majalah atau koran )

Diskusi dengan teman sejawat ataupun orang-orang yang berhubungan dengan tema
masalah tersebut

Diseminarkan dengan teman sejawat untuk umpan balik atau penetapan masalah dan
perencanaan penelitiannya
Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah gambaran singkat mengenai masalah yang telah
diambil. Dapat berupa narasi singkat dan mememaparkan data kasus atau
permasalahan. Rumusan masalah dapat juga disebut dengan pertanyaan-pertanyaan
penelitian dimana jawabannya diperoleh setelah melekuakan penelitian.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rumusan masalah :

Masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.

Masalah dirumuskan dalam susunan kalimat yang sederhana dan mengurangi


penggunaan istilah yang belum baku.

Masalah dirumuskan secara singkat, jelas, padat serta tidak menimbulkan kerancuan
penelitian.

Rumusan masalah harus mengacu kepada apa yang diinginkan.

Rumusan masalah dapat digunakan sebagai dasar dalam pemuatan hipotesis.

Rumusan masalah harusah direfleksikan kedalam judul penelitian.


Prioritas Masalah
Prioritas masalah merupakan tahap penetapan permasalahan yang ada di
masyarakat yang telah teridentifikasi pada tahap sebelumnya yaitu penyebaran
kuesioner. Untuk menetapkan prioritas masalah ini dilakukan melalui musyawarah
masyarakat atau peserta yang berkecimpung didalam pembahasan masalah tersebut.
Prioritas masalah dapat ditentukan oleh :

Bila ada waktu tertentu (kejadian atau fenomena terjadi dalam batas waktu tertentu).

14

Berhubungan dengan masalah yang praktis.

Berhubungan dengan populasi yang secara luas.

Dapat mengisi kesenjangan yang terjadi sehingga menjawab atau memecahkan


persoalan yang ada.

Dapat digeneralisasikan dan dimanfaatkan hasilnya.

Mempertajam definisi suatu konsep atau hubungan.

Mempunyai banyak implikasi pada masalah praktis yang luas.

Dapat memberikan kreasi untuk menyusun instrumen untuk observasi dan analisis.

Memberikan kesempatan untuk pengumpulan data.

Memberikan kemungkinan untuk eksplorasi.


Alternatif Pemecahan Masalah.
Setelah diketahui permasalahan yang paling prioritas dalam masyarakat, tahap
selanjutnya adalah menetukan pemecahan dari masalah yang ada pada masyarakat.
Alternatif pemecahan masalah ini dilakukan dengan menyampaikan beberapa
penyelesaian masalah yang nantinya akan dipilih berdasarkan kemampuan dan
kemauan masyarakat setempat dan memperkirakan efek atau akibat yang akan terjadi
dalam jangka waktu tertentu
Rencana Kerja Operasional.
Rencana kerja atau kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pelaksanaan
alternative yang telah diputuskan.
Rencana kerja operasional dapat berupa :

menentukan visi dan misi.

rumusan masalah.

menentukan tujuan umum dan tujuan khusus.

rumusan kegiatan.

asumsi kegiatan.

strategi pendekatan.

kelompok sasaran.

waktu.

organisasi dan tenaga pelaksana.

15

biaya.

metode penilaian dan karekteristik keberhasilan.


Langkah selanjutnya adalah Pelaksanaan dan penggerakan. Ketika program
kesehatan tersebut sedang dilaksanakan, perlu pula dilakukan pemantauan oleh pihakpihak terkait.
Monitoring dan evaluasi
Monitoring dilakukan dengan memantau atau melihat apakah pelaksanaan
kegiatan tersebut sudah sesuai atau tidak dengan rencana kerja yang telah ditetapkan
serta tidak bertolak belakang dengan tujuan. Penilaian yang dilakukan berupa hasil
dari evaluasi program kesehatan yang telah dilaksanakan. Dimana program tersebut
dilakukan secara rutin untuk mengetahui sebaran secara menyeluruh upaya pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembinaan kesehatan. Apakah
pelaksanaan telah sesuai dengan rencana yang telah dibuat maupun tolak ukur yang
telah ditetapkan.

E. Ciri-ciri perencanaan
Perencanaan yang baik, memiliki beberapa ciri yang harus diperhatikan. Ciriciri yang dimaksud secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :

bagian dari system administrasi

dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan

berorientasi pada masa depan

mampu menyelesaikan masalah

mempunyai tujuan

bersifat kelola

2.3 Analisa SWOT


Definisi Analisa SWOT
Analisa SWOT adalah salah satu cara yang harus dilakukan dalam proses
perencanaan untuk mengetahui kekuatan (Strength) yang dimiliki oleh suatu
organisasi, serta dapat mengetahui kelemahan-kelemahan (Weaknesses) disertai

16

analisis faktor ekstern, untuk mengetahui kesempatan (Opportunity) yang terbuka bagi
organisasi serta dapat mengetahui pula tekanan yang dialami oleh organisasi yang
bersangkutan (Threats)
Unsur Unsur SWOT
Terdapat empat unsur pokok SWOT, yaitu :
1. Strength (Kekuatan)
Arti kata Strength di sini adalah berbagai kelebihan yang bersifat khas yang dimiliki
oleh suatu organisasi dimana apabila dimanfaatkan maka akan berperan besar tidak
hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi,
tetapi juga dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi.
2. Weakness (Kelemahan)
Arti kata Weakness di sini adalah berbagai kekurangan yang bersifat khas yang
dimiliki oleh suatu organisasi, yang apabila berhasil diatasi akan berperan besar, tidak
hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi,
tetapi juga dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi
3. Opportunities (Peluang atau Kesempatan)
Arti kata Opportunities di sini adalah peluang yang bersifat positif yang dihadapi oleh
suatu organisasi dimana apabila dimanfaatkan akan memiliki peranan yang besar
dalam mencapai tujuan organisasi. Opportunities juga diartikan sebagai suatu peluang
yang berkembang di masa yang akan datang dan akan terjadi.
4. Threat (Ancaman atau Hambatan)
Arti kata Threat di sini adalah kendala yang bersifat negatif yang dihadapi oleh suatu
organisasi dimana apabila berhasil diatasi akan besar peranannya dalam mencapai
tujuan organisasi.
a.

Unsur Strength dan Weakness bersifat internal, yaitu unsur yang ada atau muncul di
dalam organisasi

b. Unsur Opportunities dan Threat bersifat eksternal, yaitu unsur yang ada atau muncul
dari luar organisasi
c.

Unsur Strength dan Opportunities merupakan faktor positif yang bersifat


menguntungkan bagi organisasi

d. Unsur Weakness dan Threat merupakan faktor negatif yang bersifat merugikan bagi
organisasi
Perencanaan Kesehatan dan Analisis SWOT
17

Faktor intern dan ekstern akan dikaji dengan metode SWOT, setelah pengkaian
tersebut, akan muncul rencana-rencana, sasaran maupun strategi mengenai kesehatan.
Rencana, sasaran maupun strategi tersebut akan disesuaikan dengan tujuan jangka
panjang, sasaran tahunan dan anggaran yang dimiliki oleh instansi kesehatan tersebut.
Penggunaan Analisis SWOT
Analisis SWOT digunakan dalam perencanaan kesehatan, agar rencana yang
dibuat dapat mencapai :
1. Protective Benefits : Pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pembuatan keputusan
2. Positive Benefits: Meningkatnya kesuksesan dalam mencapai tujuan
2.4 Sistem pelayanan kesehatan yang berlaku di Indonesia
Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply
side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap
wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam
bentuk manusia maupun dalam bentuk material. Dalam definisi yang lebih luas lagi,
sistem kesehatan mencakup sektor-sektor lain seperti pertanian dan lainnya. (WHO;
1996). Pengembangan sistem kesehatan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1982
ketika Departemen Kesehatan menyusun dokumen sistem kesehatan di Indonesia.
Kemudian Departemen Kesehatan RI pada tahun 2004 ini telah melakukan suatu
penyesuaian terhadap SKN 1982.

18

Di dalam dokumen dikatakan bahwa Sistem Kesehatan Nasional (SKN)


didefinisikan sebagai suatu tatanan yang menghimpun upaya Bangsa Indonesia secara
terpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan yang setinggitingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam
Pembukaan UUD 1945. (Depkes RI; 2004).
Organisasi ini termasuk universitas dan lembaga pendidikan lain, pusat
penelitian, perusahaan kontruksi, serta serangkaian organisasi yang memproduksi
teknologi spesifik seperti produk farmasi, alat dan suku cadang. WHO mendefinisikan
sistem kesehatan sebagai seluruh kegiatan yang mana mempunyai maksud utama
untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan. Mengingat maksud tersebut di atas,
maka termasuk dalam hal ini tidak saja pelayanan kesehatan formal, tapi juga non
formal, seperti halnya pengobatan tradisional.
Selain aktivitas kesehatan masyarakat tradisional seperti promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit, peningkatan keamanan lingkungan dan jalan raya ,
pendidikan

yang

berhubungan

dengan

kesehatan

merupakan

bagian

dari

sistem. Sistem kesehatan paling tidak mempunyai 4 fungsi pokok yaitu: Pelayanan
kesehatan, pembiayaan kesehatan, penyediaan sumberdaya dan stewardship/ regulator.
Fungsi-fungsi tersebut akan direpresentasikan dalam bentuk sub-subsistem dalam
sistem kesehatan, dikembangkan sesuai kebutuhan.
Dalam batas-batas yang telah disepakati, tujuan sistem kesehatan adalah:
1.

Meningkatkan status kesehatan masyarakat. Indikatornya banyak, antara


lain Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, Angka kejadian penyakit dan
berbagai indikator lainnya.

2.

Meningkatkan responsiveness terhadap harapan masyarakat. Dalam hal


ini masyarakat puas terhadap pelayanan kesehatan.

3.

Menjamin keadilan dalam kontribusi pembiayaan. Sistem kesehatan


diharapkan memberikan proteksi dalam bentuk jaminan pembiayaan kesehatan bagi
yang membutuhkan.
Pelaku Sistem Kesehatan Nasional:

Masyarakat, termasuk swasta

Pemerintah(Eksekutif) : Pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten

Badan Legislatif (DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten)

Badan Yudikatif

19

Prinsip Dasar SKN


1. Perikemanusiaan
2. HAM
3. Adil dan merata
4. Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat
5. Kemitraan
6. Pengutamaan dan manfaat
7. Tata kepemerintahan yang baik (good governance)
Berbagai elemen sarana dan prasarana kesehatan di Indonesia meliputi layanan
pemerintah kesehatan, bantuan asing, organisasi kesehatan nirlaba (Lembaga Swadaya
Masyarakat), organisasi keagamaan, dan sektor swasta. Sistem pelayanan kesehatan di
Indonesia meliputi pelayanan rujukan yang berupa pelayanan kesehatan dasar dan
pelayanan kesehatan rujukan.
Pelayanan kesehatan dasar
Pada umumnya pelayanan dasar dilaksanakan di puskesmas, Puskesmas
pembantu, Puskesmas keliling, dan pelayanan lainnya di wilayah kerja puskesmas
selain rumah sakit.
Pelayanan kesehatan rujukan
Pada umumnya pelayanan rujukan dilaksanakan di rumah sakit. Pelayanan
keperawatan diperlukan dalam pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Di Indonesia
sistem rujukan telah dirumuskan dalam SK. Menkes RI Nomor 32 th. 1972, yaitu
suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan
tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan
secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih
mampu atau secara horizontal dalam arti antara unit-unit yang setingkat
kemampuannya.
Manfaat sistem rujukan :

Membantu menghemat dana, karena tidak perlu menyediakan berbagai


macam peralatan kedokteran pada setiap sarana kesehatan.

Memperjelas sistem pelayanan, karena terdapat hubungan kerja antara


berbagai sarana kesehatan yang tersedia.

Memudahkan secara administrasi, terutama pada aspek perencanaan.

20

Meringankan biaya, karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama


secara berulang-ulang.

Mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan, karena telah


diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang setiap sarana pelayanan kesehatan.

Memperjelas jenjang karier staf tenaga kesehatan dengan berbagai akibat


positif lainnya seperti semangat kerja, ketekunan, dan dedikasi.

Membantu pada proses peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, yaitu:


kerja sama yang terjalin.

Meringankan

beban tugas,

karena

setiap

sarana

kesehatan

mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.


Macam rujukan yang berlaku di negara Indonesia telah ditentukan atas dua macam
dalam Sistem Kesehatan Nasional, diantaranya:
Rujukan kesehatan
Rujukan kesehatan pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan
masyarakat (public health services). Rujukan ini berupa upaya pencegahan penyakit
dan peningkatan derajat kesehatan. Ada 3 macam rujukannya, yaitu rujukan teknologi,
rujukan sarana, dan rujukan operasional.
Rujukan medis
Pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kedokteran (medical services). Rujukan ini
berupa upaya penyembuhan penyakit. Rujukannya ada 3 macam, yaitu rujukan
penderita, rujukan pengetahuan, rujukan bahan-bahan pemeriksaan.
2.5 Sistem pembiayaan kesehatan
Yang dimaksud dengan biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus
disediakan untuk menyelenggarakan dan/atau memanfaatkan berbagai upaya
kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat
(Azrul A, 1996). Dari pengertian di atas tampak ada dua sudut pandang ditinjau dari
dua sudut yakni:
1. Penyedia pelayanan kesehatan
Biaya kesehatan dari sudut health provider adalah besarnya dana yang harus
disediakan sebagai persoalan utama pemerintah ataupun pihak swasta, yakni pihakpihak yang akan menyelenggarakan upaya kesehatan.
2. Pemakai jasa pelayanan

21

Biaya kesehatan di sini dimaksudkan sebagai besarnya dana yang harus disediakan
untuk dapat memanfaatkan jasa pelayanan.
SUMBER BIAYA KESEHATAN
a. Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dengan dana berasal
dari pajak (umum dan penjualan), deficit financial (pinjaman luar negeri) serta asuransi
sosial, di mana pelayanan kesehatan dilaksanakan secara cuma-Cuma.
b. Swasta, dengan sumber dana dari perusahaan, asuransi kesehatan swasta,sumbangan
sosial, pengeluaran rumah tangga serta communan self help. Walaupun peran swasta
sangat dominan, peranan pemerintah tetap ditemukan.
JENIS BIAYA KESEHATAN
a.

Biaya pelayanan kedokteran

yaitu

biaya

untuk menyelenggarakan dan atau

memanfaatkan pelayanan kedokteran, tujuan utamanya lebih ke arah kuratif dan


rehabilitatif dengan sumber dana dari sektor pemerintah maupun swasta.
b. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat yaitu biaya untuk menyelenggarakan dan/atau
memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat, tujuan utamanya lebih ke arah
promotive dan preventif dengan sumber dana terutama dari sektor pemerintah.
SYARAT POKOK PEMBIAYAAN KESEHATAN
1. Jumlah
Syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup. Yang
dimaksud cukup adalah dapat membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan
yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan masyarakat yang ingin memanfaatkannya.
2. Penyebaran
Berupa penyebaran dana yang harus sesuai dengan kebutuhan. Jika dana yang tersedia
tidak

dapat

dialokasikan dengan baik, niscaya akan menyulitkan penyelenggaraan setiap upaya


kesehatan.
3. Pemanfaatan
Sekalipun jumlah dan penyebaran dana baik, tetapi jika pemanfaatannya tidak mendap
at pengaturan yang optimal, niscaya akan banyak menimbulkan masalah yang jika
berkelanjutan akan menyulitkan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Untuk dapat melaksanakan syarat-syarat pokok tersebut perlu dilakukan beberapa hal,
antara lain:
22

1. Peningkatan efektifitas dilakukan dengan mengubah penyebaranatau alokasi


penggunaan sumber dana. Berdasarkan pengalaman yang dimiliki, maka
alokasi tersebut lebih diutamakan pada upaya kesehatan yang menghasilkan
dampak yang lebih besar, misalnya mengutamakan upaya preventif daripada
kuratif.
2. Peningkatan efisiensi
dilakukan dengan memperkenalkan berbagai

mekanisme

pengawasan dan pengendalian. Mekanisme yang dimaksud untuk peningkatan


efisiensi antara lain:
a. Standar minimal pelayanan untuk menghindari pemborosan. Pada
dasarnya ada dua macam standar minimal yang sering dipergunakan
yakni:

standar minimal sarana, misalnya standar minimal rumah s

akit dan standar minimal laboratorium.


standar minimal tindakan, misalnya tata cara pengobatan
dan perawatan penderita, dan daftar obat-obat esensial.
Dengan adanya standar minimal pelayanan ini, dapat pula
dipakai sebagai pedoman dalam menilai mutu pelayanan.

b. Kerjasama antar berbagai sarana pelayanan kesehatan. Terdapat dua bentuk


kerjasama yang dapat dilakukan yakni:

Kerjasama institusi, misalnya sepakat secara bersama-sama


membeli

peralatan

kedokteran

yang

mahal dan jarang dipergunakan sehingga dapat menghemat


dana yang tersedia serta dapat pula dihindari penggunaan
peralatan yang rendah.

Kerjasama sistem, misalnya sistem rujukan, yakni

adanya

hubungan kerjasama timbal balik antara satu sarana


kesehatan dengan sarana kesehatan lainnya.
MASALAH POKOK PEMBIAYAAN KESEHATAN
1) Kurangnya dana yang tersedia
2) Penyebaran dana yang tidak sesuai
3) Pemanfaatan dana yang tidak tepat
4) Pengelolaan dana yang belum sempurna
23

5) Biaya kesehatan yang semakin meningkat


TARIF PELAYANAN
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi:
1) Biaya investasi, yang terpenting ada biaya pembangunan gedung, pembelian berbagai
peralatan medis, pembelian berbagai peralatan nonmedis, serta biaya pendidikan dan
pelatihan tenaga pelaksana
2) Biaya kegiatan rutin, mencakup direct cost, yaitu biaya yang langsung berhubungan
dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dan indirect cost, yang tidak berhubungan
langsung, seperti penggajian karyawan, pemeliharaan bangunan, dan pembayaran
listrik dan air
3) Biaya rencana pengembangan
4) Besarnya target keuntungan, ini tergantung dari pemilik sarana kesehatan tetapi
seyogyanya sarana kesehatan tidak boleh sama dengan keuntungan berbagai kegiatan
usaha lainnya

ASURANSI KESEHATAN
Asuransi adalah suatu upaya untuk memberikan perlindungan terhadap
kemungkinan-kemungkinan yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomi (Breider
dan Breadles, 1972). Asuransi juga dianggap sebagai suatu perjanjian di mana si
penanggung dengan menerima suatu permi mengikatkan dirinya untuk memberi ganti
rugi kepada si tertanggung yang mungkin diderita karena terjadinya suatu peristiwa
yang mengandung ketidakpastian dan yang akan mengakibatkan kehilangan, kerugian,
atau kehilangan suatu keuntungan (Kitab UU Hukum Dagang, 1987)
Bentuk klasik asuransi kesehatan terdiri dari tiga pihak yang saling berhubungan dan
mempengaruhi, yaitu:
1) Tertanggung/peserta, ialah mereka yang terdaftar sebagai anggota, membayar iuran
(premi) sejumlah dan dengan ekanisme tertentu dan karena itu ditanggung biaya
kesehatannya
2) Penanggung/badan asuransi, ialah yang bertanggung jawab mengumpulkan dan
mengelola iuran serta membayar biaya kesehatan yang dibutuhkan peserta
3) Penyedia pelayanan, ialah yang bertanggung jawab menyediakan pelayanan kesehatan
bagi peserta dan untuk itu mendapatkan imbal jasa dari badan asuransi
24

Asuransi Kesehatan di Indonesia


Asuransi kesehatan di Indonesia dulu belum begitu berkembang, masih terbatas
hanya pada beberapa kelompok masyarakat tertentu yakni pegawai negeri sipil dan
militer beserta keluarga-keluarganya. Hal ini diatur oleh Surat Keputusan Presiden No.
230/1968. Pengelola dana semula adalah PERUM Husada Bakti, tetapi dengan
keluarnya PP No. 6 tahun 1992 ditingkatkan menjadi PT Askes Indonesia yang masih
berada di lingkungan Departemen Kesehatan RI.
Kemudian seiring berjalannya waktu, muncul berbagai kebijakan dan penggantian
nama untuk jaminan kesehatan di Indonesia. Sekarang kita mengenal adanya BPJS
atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang diatur dalam UU No. 24 Tahun 2011.
Badan Penyeleggara jaminan social kesehatan (BPJS Kesehatan) adalah badan hukum
public yang bertanggung jawab kepada presiden dan berfungsi menyelenggarakan
program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia termasuk orang asing
yang bekerja paling singkat 6 (enam) Bulan di Indonesia. Visi BPJS yaitu CAKUPAN
SEMESTA 2019, jadi paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia
memiliki jaminan kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.
BPJS Kesehatan adalah program SJSN yang dikhususkan untuk pelayanan
kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia yang menitikberatkan kepada pemerataan
pelayanan kesehatan. BPJS Kesehatan adalah program untuk semua masyarakat tanpa
terkecuali. BPJS Kesehatan memiliki 2 jenis, yaitu DPI dan non-DPI. Dimana anggota
DPI iuran dibayarkan oleh pemerintah sedangkan non-DPI iuran membayar sendiri
BPJS Ketenagakerjaan adalah pengganti PT Jamsostek. BPJS Ketenagakerjaan
adalah program SJSN yang dikhususkan untuk pelayanan bagi tenaga kerja atau
karyawan dalam bentuk jaminan asuransi untuk hari tua. Jadi intinya BPJS
Ketenagakerjaan

fokus untuk jaminan pensiunan bagi para karyawan. BPJS

Ketenagakerjaan adalah program khusus untuk tenaga kerja dan pegawai, baik negeri
maupun swasta.
Bila semua data lengkap dan seluruh isian dalam formulir sudah terisi dengan
baik, pihak BPJS (Badan penyelenggara Jaminan Sosial) mengklaim prosedur
pendaftaran menjadi peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Manfaat JKN
mencakup pelayanan pencegahan dan pengobatan termasuk pelayanan obat dan bahan

25

medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis. Seperti misalnya untuk pelayanan
pencegahan (promotif dan preventif), peserta JKN akan mendapatkan pelayanan:
Penyuluhan kesehatan, meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai pengelolaan
faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.
Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri pertusis tetanus dan
Hepatitis B (DPT-HB), Polio dan Campak.
Keluarga Berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan tubektomi
Screening kesehatan diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi
risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu.
Jenis penyakit kanker, bedah jantung, hingga dialisis (gagal ginjal).
Kemudian terdapat juga asuransi kesehatan komersial, yaitu asuransi kesehatan
yang kepersertaannya bersifat sukarela dengan membayar sejumlah premi yang
besarnya sesuai keinginan individu pemilik asuransi berdasarkan tingkatan yang
ditetapkan oleh provider.
Asuransi kesehatan komersial memiliki kelebihan dan kekurangan diantaranya
asuransi kesehatan komersial mampu menyediakan pelayanan yang lebih bervariasi,
sistem manajemen yang responsive dan kreatif tetapi asuransi kesehatan komersial
tidak mampu menyediakan layanan yang universal coverage, terjadi seleksi bias
khususnya adverse selection, premi yang dibayarkan tinggi dan lain-lain.

BIAYA PELAYANAN KEDOKTERAN


Yang dimaksudkan disini adalah bagian dari biaya kesehatan yang menunjuk pada
besarnya

dana

yang

harus

disediakan

untuk

menyelenggarakan

dana

tau

memanfaatkan pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh perorangan, keluarga,


kelompok, ataupun masyarakat.
Mekanisme pembiayaan pelayanan kedokteran dapat dibedakan atas dua macam
yakni:

26

1) Pembayaran tunai yang dikenal dengan nama fee-for service. Jadi setiap penderita
yang membutuhkan pelayanan kedokteran diharuskan membayar tunai pelayanan yang
diperolehnya.
2) Pembayaran di muka atau pre-payment, ini biasanya lazim dilakukan melalui program
asuransi kesehatan
BIAYA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
Yang dimaksud dengan biaya pelayanan kesehatan masyarakat ialah bagian dari biaya
kesehatan yang menunjuk pada besarnya biaya yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang
dibutuhkan oleh perorangan,

keluarga, kelompok ataupun masyarakat. Yang

terpenting di sini adalah bagaimana agar pelayanan kesehatan masyarakat dapat


diselenggarakan.
Mekanisme pembiayaan yang diterapkan dapat dibedakan atas dua macam yakni:
1. Mekanisme pembiayaan sentralisasi, jadi semua biaya pelayanan kesehatan
ditanggung oleh pemerintah pusat dan selanjutnya akan disalurkan secara berjenjang
ke institusi yang diserahkan tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
masyarakat.
2. Mekanisme pembiayaan desentralisasi, jadi semua biaya pelayanan kesehatan
ditanggung oleh pemerintah daerah.
Biaya pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia diatur di UU No. 5 tahun
1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah, tanggung jawab penyelenggaraan
pelayanan kesehatan masyarakat dan karena itu juga pembiayaannya berada ditangan
pemerintah daerah.
Mekanisme pembiayaan kesehatan masyarakat di Indonesia secara umum dapat
dibedakan atas tiga macam, yakni:
1. Mengikuti asas desentralisasi
Sesuai dengan UU No. 5 Tahun 1974, biaya pelayanan kesehatan masyarakat
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah
2. Mengikuti asas dekonsentrasi, karena kemampuan pemerintah daerah masih terbatas
maka beberapa program tertentu masih menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat.
3. Mengikuti asas perbantuan
Sebagai akibat dari ketidakmampan pemerintah daerah yang belum dapat
melaksanakan beberapa program tertentu, maka upaya penyelesaiannya berupa
27

pemerintah pusat memberikan bantuan kepada pemerintah daerah, bukan menarik


tanggung jawab ke pemerintah pusat.
2.6 Sistem ketenagakerjaan kesehatan
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan,memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang memerlukan kewenangan dalam menjalankan pelayanan kesehatan.
(UU Nomor 23 Tahun 1992 )
Dalam Pasal 2 ayat (2) sampai dengan ayat (8) Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 1996, Tenaga Kesehatan terdiri dari :

Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi;


Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan;
Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker;
Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog
kesehatan,

mikrobiolog

kesehatan,

penyuluh

kesehatan,

administrator

kesehatan dan sanitarian;


Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien;
Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis dan terapis

wicara;
Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi,
teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, othotik prostetik,
teknisi tranfusi dan perekam medis;

Tenaga kesehatan memiliki peran dalam membangunan kesehatan serta menjaga


kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan
yang bersifat promotif dan preventif.
a. Pelayanan promotif
Dilaksanakannya program penyuluhan dan pendidikan masyarakat. Dibutuhkan
tenaga tenaga kesehatan yang handal terumata yang mempunyai spesialisasi
dalam penyuluhan dan pendidikan.
b. Pelayanan preventif
Diperlukan para tenaga kesehatan yang memahami epidemiologi penyakit, cara
cara, dan metode pencegahan serta pengendalian penyakit. Tenaga kesehatan
memerlukan penguasaan teknik teknik lingkungan dan pemberantasan penyakit.
Jika upaya promotif dan preventif belum berhasil sehingga penyakit telah timbul,
maka tenaga kesehatan akan melakukan upaya kuratif.

28

c. Peran tenaga kesehatan dalam merubah perilaku masyarakat menuju hidup bersih
dan sehat
Program promosi perilaku hidup bersih dan sehat yang biasa dikenal PHBS/Promosi
Hygiene merupakan pendekatan untuk mencegah penyakit menular dengan adanya
perubahan perilaku oleh masyarakat luas. Dimulai dengan apa yang diketahui,
diinginkan, dan dilakukan masyarakat setempat dan mengembangkan program
berdasarkan informasi tersebut (Curtis V dkk, 1997; UNICEF; WHO. Bersih, Sehat
dan Sejahtera).
Langkah langkah untuk memotivasi orang untuk melakukan perilaku hygiene:

Memilih beberapa perubahan perilaku yang diharapkan dapat diterapkan

Mencari tau apa yang dirasakan oleh sasaran mengenai perilaku tersebut (diskusi
terfokus, wawancara, dan melalui uji coba perilaku)

Membuat pesan yang tepat sehingga sasaran mau melakukan perubahan perilaku

Menciptakan sebuah pesan sederhana, positif, menarik berdasarkan apa yang disukai
kelompok sasaran.

Merancang program komunikasi


Selain itu, untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, maka diperlukan
pengembangan tenaga kesehatan. Adapun pengembangan tenaga kesehatan antara lain
1. Keadaan tenaga kesehatan
Salah satu prioritas dari pembangunan kesehatan adalah penetapan
pengembangan sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan Indonesia masih
menghadapi masalah tenaga kesehatan, baik jumlah, jenis, kualitas maupun
distribusinya.
Perencanaan tenaga kesehatan diatur dalam PP No.32 tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan. Dalam Peraturan, dinyatakan bahwa pengadaan dan
penempatan tenaga kesehatan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kesehatan yang merata bagi masyarakat. Dalam hal perencanaan kebutuhan tenaga
kesehatan terdapat empat metoda penyusunan yang dapat digunakan yaitu;
1. Health Need Method, yaitu berdasarkan pada epidemiologi penyakit utama yang
ada pada masyarakat.
2. Health Service Demand, yaitu berdasarkan pada permintaan akibat beban pelayanan
kesehatan.

29

3. Health Service Target Method yaitu berdasarkan pada sarana pelayanan kesehatan
yang ditetapkan, misalnya Puskesmas, dan Rumah Sakit.
4. Ratios Method, yaitu berdasarkan pada standar/rasio terhadap nilai tertentu.
Tabel dibawah menunjukkan perlunya peningkatan jumlah tenaga kerja
kesehatan.

2. Pengadaan/Pendidikan Tenaga Kesehatan


Untuk membentuk keahlian dan keterampilan tenaga kesehatan di bidang
teknologi serta mengantisipasi timbulnya kesenjangan keahlian, maka di
laksanakanlah pengembangan sistem pendidikan tenaga kesehatan.
Pengembangan sistem pendidikan tenaga kesehatan tidak terlepas dari sistem
pendidikan nasional.
Institusi pendidikan tenaga kesehatan yang ada saat ini masih belum memenuhi
standar kualitas pendidikan. Terdapat 67% institusi pendidikan tenaga kesehatan
belum terakreditasi. Bahkan 82% institusi pendidikan untuk perawat belum
terakreditasi. Pendirian institusi pendidikan tenaga kesehatan yang belum terencana
sesuai dengan standar mutu dapat berdampak terhadap tidak terpenuhinya kompetensi
tenaga kesehatan.

30

3. Pendayagunaan tenaga kesehatan


Tenaga kesehatan dapat didayagunakan di :
1) Instansi pemerintah baik pusat maupun daerah termasuk TNI dan POLRI,
(2) Sektor pelayanan kesehatan swasta,
(3) Sektor non pelayanan kesehatan termasuk industri, pendidikan dan penelitian baik
pemerintah maupun swasta
(4) di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia (TKKI).
Tenaga kesehatan yang didayagunakan di instansi pemerintah,
utamanya di sektor kesehatan dapat diangkat melalui:
1) Formasi PNS baik pusat maupun daerah
2) Pegawai Tidak Tetap (PTT) pusat maupun daerah
3) Penugasan khusus baik residen maupun tenaga D3-Kesehatan, terutama untuk
daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK).
4. Pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan.
Pembinaan dan pengawasan mutu tenaga dokter dan dokter gigi telah diatur
dalam Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Pada tahun
2005 telah dibentuk Konsil Kedokteran Indonesia. Adapun salah satu tugas dari Konsil
Kedokteran Indonesia yaitu melaksanakan registrasi tenaga dokter dan dokter gigi,
dengan menerbitkan Surat Tanda Registrasi (STR).
STR dapat diterbitkan setelah dokter dan dokter gigi mengikuti dan dinyatakan
lulus dalam uji kompetensi yang dilaksanakan oleh kolegium kedokteran dan
kedokteran gigi. Berdasarkan STR, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat

31

menerbitkan Surat Izin Praktik (SIP). Seorang dokter/dokter gigi, hanya diperbolehkan
praktik maksimal di 3 (tiga) tempat untuk menjamin mutu pelayanannya.
Sedangkan untuk tenaga kesehatan lainnya, pada tahun 2011 telah dibentuk
Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI). Salah satu tugasnya yaitu melaksanakan
registrasi bagi tenaga kesehatan non dokter/dokter gigi. Surat Ijin Praktik (SIP) dan
Surat Izin Kerja, dapat diterbitkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Untuk meningkatkan dan menjamin mutu tenaga kefarmasian dalam melaksanakan
pekerjaannya, telah dibentuk Komite Farmasi Nasional (KFN) yang mempunyai tugas
melaksanakan registrasi, sertifikasi, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan,
pembinaan dan pengawasan apoteker.
2.7 Sistem pelayanan kesehatan yang berlaku di negara-negara lain
Berdasarkan nasional.sindonews.com, negara-negara dengan sistem pelayanan
kesehtan terbaik di dunia adalah :
1. Swiss
Menurut majalah Forbes, 99,5% Warga Swiss memiliki asuransi kesehatan.
Semua orang yang mampu dapat membeli asuransi mereka semacam asuransi swasta.
Bagi mereka yang tidak dapat mengakses asuransi kesehatan swasta, pemerintah akan
mensubsidi mereka.
Swiss memiliki sistem asuransi kesehatan yang cukup unik., Asuransi
kesehatannya bersifat universal dan diatur langsung oleh Undang-undang Asuransi
Kesehatan Federal pada tahun 1994. Semua orang yang tinggal di Swiss wajib
memiliki asuransi kesehatan sesuai dengan peraturan pemerintah. Orang yang wajib
memiliki asuransi di Swiss adalah :

Orang yang sudah tinggal selama lebih dari 3 bulan di negara Swiss

Orang yang memang lahir di Swiss


Peraturan ini berlaku bagi anggota misi dari negara lain dan keluarganya,

bukan hanya PNS asing yang dialokasikan untuk bekerja di Swiss saja. Mereka tetap
boleh ikut dalam program asuransi kesehatan negara Swiss jika mereka tinggal lebih
atau selama 6 bulan lamanya. Semua orang berhak mendapatkan pelayanan bebas dan
sama tanpa memandang bulu, suku, status, etnis dan golongan tetapi tentunya
dikontrol dari aturan pemerintah. Pelayanan kesehatan swiss digambarkan sebagai
"consumer directed health care" sistem dengan aturan pemerintah yang ketat.

32

2. Prancis
Pada tahun 2000, WHO memberikan peringkat pertama pada Perancis dalam
sistem kesehatannya. Perawatan kesehatan di negara prancis di danai oleh
pemerintahnya. Sekitar 75% dari dana kesehatan ditanggung oleh pemerintah.
Pelayanan kesehatan di Prancis sangatlah murah bahkan bila pasien hanya ingin
berkonsultasi dengan dokternya mengenai penyakit apa yang mungkin menimpanya,
mereka tidak dipungut biaya sama sekali. Selain itu, kebijakan pelayanan kesehatan
selama 24 jam yang memungkinkan seseorang memesan obat dari suatu resep ke
rumah sakit lalu pihak rumah sakit langsung mengirimkan dokternya beserta perawat
dan dua orang petugas rumah sakit untuk mengantarkan pesanan.
Mereka memiliki standar operasional prosedur tentang waktu pengantaran
berbanding dengan jarak pengiriman, sehingga orang yang memesan tidak perlu
menunggu lama. Selain itu harga obat yang dibayarkan hanya murni harga obatnya
saja tidak ada tambahan biaya-biaya lainnya. Salah satu contoh dari sistem pelayanan
kesehatan di prancis adalah Scurit sociale yang menjamin kesehatan untuk orangorang yang masih bersekolah.
Scurit sociale mengganti sekitar 60% dari biaya pengobatan yang
dikeluarkan. Selain Scurit sociale yang diwajibkan, ada juga mutuelles tudiantes
yang dapat diakses.
Mutuelles tudiantes
Dua badan utama Mutuelles tudiantes adalah :
* LMDE (Mutuelle siswa).
* USEM, yang menggabungkan 10 mutuelles tudiantes di daerah.
Persyaratan khusus untuk memperoleh Scurit sociale :
- Pelajar harus berumur kurang dari 28 tahun dan terdaftar di salah satu
institusi pendidikan tinggi tidak kurang dari 4 bulan.
- Pelajar yang keluar dari tempat kuliah sebelum mendapat pekerjaan atau yang
sedang mengurus hak mereka pada perusahaan asuransi lain, atau setelah persalinan
pada periode maksimal 4 tahun. Pelajar dengan kasus tersebut harus mengurus
permohonan Scurit sociale oleh pelajar bersangkutan sendiri melalui la Caisse
primaire d'assurance maladie (C.P.A.M) yang dekat dengan tempat tinggalnya.
- Untuk siswa lainnya (yang durasi pendidikannya kurang dari 4 bulan, siswa di
sebuah institusi yang tidak mempunyai kerjasama), asuransi medis personalnya harus
33

terdaftar melalui sebuah perusahaan swasta. Di Prancis, pembayaran asuransi pertahun adalah sekitar 150 550 Euro.
Siswa yang berusia lebih dari 28 tahun tetap dapat memanfaatkan asuransi
yang ada berdasarkan persyaratan dari couverture medical universelle (CMU) dan
pembayarannya bisa dilakukan setiap setahun sekali.
3. Italia
Italia juga merupakan salah satu negara dengan sistem kesehatan terbaik.
Berdasarkan tingkat harapan hidup dan angka kematian bayi, negara ini cukup sehat.
Asuransi kesehatan merupakan hal yang wajib di Italia.Semua perawatan kesehatan,
termasuk obat-obatan, rawat jalan dan perawatan gigi, disubsidi oleh pemerintah.
Italia menjalankan sistem pelayanan kesehatan umum sejak tahun 1978. Tetapi,
pelayanan kesehatan disediakan bagi semua warga negara dan penduduk oleh suatu
sistem campuran umum-swasta. Bagian umum adalah Servizio Sanitario Nazionale,
yang dibentuk di bawah Kementerian Kesehatan dan diserahkan untuk diurus oleh
pemerintahan region.
4. Swedia
Seluruh penduduk Swedia memiliki akses yang sama ke perawatan kesehatan.
Sistem ini didanai oleh pajak dan terdesentralisasi. Swedia memiliki salah satu sistem
perawatan kesehatan terbaik. Tanggung jawab untuk sistem perawatan kesehatan
terletak pada pemerintah federal, dewan daerah dan pemerintah kota. Di swedia jika
anda sakit dan tak bekerja upah anda akan tetap dibayar sampai 14 hari.
Di Swedia, pelayanan kesehatan masyarakat dijalankan dengan menggunakan
sistem desentralisasi yang dikoordinasi oleh pemerintah pusat, dewan kota (county
council) dan pemerintah kotamadya (municipal government/Sveriges kommuner).
Pemerintah pusat bertanggungjawab dalam menentukan prinsip dasar dan panduan
umum

serta

menetapkan

kebijakan

politik

di

bidang

kesehatan

dengan

mempertimbangkan masukan-masukan dari dewan kota dan pemerintah kotamadya.


Sementara itu, dewan kota dan pemerintah kotamadya sendiri bertanggungjawab
dalam menyediakan pelayanan kesehatan langsung ke masyarakat dengan kualitas
yang baik, termasuk didalamnya perawatan gigi gratis kepada anak-anak sampai
mereka berusia 20 tahun. Sistem pelayanan kesehatan masyarakat ini utamanya
didanai dari pajak nasional dan pajak daerah (lebih dari 80%).
34

5. Taiwan
Taiwan memiliki sistem perawatan kesehatan terbaik dari beberapa negara di
asia. Pada tahun 1995, perawatan kesehatan secara universal diimplementasikan di
negara ini. Seluruh penduduk dilindungi oleh asuransi, yang dibayarkan oleh
pemerintah. Di Taiwan menerapkan Smart Card, yang berisi semua informasi tentang
rekap medis pasien. Sehingga dapat memperingan pekerjaan administratif rumah sakit.
Jaminan kesehatan penduduk di Taiwan menggunakan sistem asuransi singleinsurer. Semua warga mendapatkan jaminan kesehatan dari pemerintah, tentunya
dengan membayar premi tertentu. Tidak hanya warga negara, pendatang yang
memiliki ijin tinggal (residence permit) juga harus dilindungi dengan asuransi, selain
itu NHI sudah mencakup 99% dari jumlah penduduk.
Perhitungan premi didasarkan pada kategori yang mendaftar untuk NHI, ada 6
kategori berbeda untuk membuat perhitungan pembayaran premi sehingga tidak
membebani mereka yang memang penghasilannya rendah. Perusahaan diatur untuk
ikut membayar premi karyawannya, mahasiswa asing membayar premi flat, mereka
yang kurang mampu atau pensiunan mendapatkan free pass, preminya disubsidi oleh
pemerintah. Perhitungan tertentu mengenai berapa persen yang dibayar oleh pemegang
asuransi (insured), perusahaan/institusi yang mengajukan asuransi untuk karyawan,
dan pemerintah. Lengkapnya bisa dilihat di tabel berikut:

35

6. Sistem pelayanan kesehatan di Jerman


Sejak tahun 1883 di era Bismarck Jerman sudah memiliki Sistem Pelayanan
Kesehatan universal tertua di dunia yang pada awalnya, sistem kesehatan ini
diterapkan kepada keluarga berpenghasilan rendah dan karyawan tertentu, namun saat
ini sudah ditawarkan kepada hampir semua penduduk. Pegawai Negeri dan para
Wiraswasta mendapatkan lebih dari 3000 euro dikecualikan dari cakupan. Mereka juga
masih dipersilahkan untuk memanfaatkan asuransi kesehatan swasta.
Pada sebuah Penelitian tahun 2004, Jerman menempati peringkat 30 dalam
tingkat harapan hidup. Bagi warga masyarakat yang bertempat tinggal di Jerman
memiliki asuransi kesehatan merupakan suatu keharusan dan ha ini juga diberlakukan
bagi para pengunjung yang sebagai turis wisata dalam jangka waktu yang tidak
sebentar. Kita membutuhkan surat asuransi kesehatan ini ketika melakukan registrasi
/Immatrikulation studi.
Terdapat dua macam asuransi kesehatan, yakni asuransi kesehatan milik
negara/umum (Gesetzliche Krankenkasse) dan privat. Bagi para pelajar berusia
dibawah 30tahun, jumlah yang harus dibayar sudah ditentukan secara hukum, yakni

36

sebesar 45,67
Euro per bulan untuk asuransi kesehatan dan 7,92 Euro untuk asuransi perawatan.
Bagi pelajar diatas 30 tahun, juga bagi bukan pelajar, jumlah yang harus
dibayar jauh lebih besar. Asuransi perawatan umumnya satu paket dengan asuransi
kesehatan. Hal ini sebagai jaminan atau tindakan preventif jika terjadi kecelakaan atau
penyakit yang membutuhkan suatu perawatan rutin dan lama.
Jika seorang pembayar asuransi memiliki keluarga (anak dan pasangan hidup),
yang harus dibayar tetap sama dengan jika dia seorang diri. Keluarganya ikut dalam
asuransinya tanpa perlu membayar lagi, disebutnya mitversichert. Aturan baru
kesehatan di Jerman, mulai tahun 2004, anggota keluarga yang mitversichert
diharuskan membayar biaya dokter tambahan. Akan tetapi hal ini tidak berlaku bagi
anak dibawah 18 tahun. Asuransi kesehatan umum yang bersifat gesetzlich antara lain:
a. AOK (Allgemeine Ortskrankenkasse)
b. TK (Tekniker Krankenkasse)
c. BEK (Barmer Ersatzkasse)
d. DAK (Deutsche Angestellten Krankenkasse)
e. BKK (Betriebskrankenkasse)
Selain dari pada itu adalah asuransi privat. Namun, penting untuk digaris
bawahi, bahwa untuk belajar/kuliah, pada umumnya diwajibkan untuk memakai
asuransi pemerintah.
7. Sistem pelayanan kesehatan di Norwegia
Semua orang yang tinggal di Norwegia dilindungi oleh sistem perawatan
kesehatan yang didanai oleh uang pajak. Penduduk Norwegia juga dapat membeli
asuransi swasta. Ada daftar dokter pemerintah yang bisa dipilih oleh penduduk
Norwegia. Di Norwegia, hampir semua perawatan primer disampaikan oleh dokter
swasta dan pasien jugadapat memilih dokter mereka yang

oleh finansial untuk

mendaftar dengan satu GP pilihan mereka. Selain itu, ada campuran gaji dan biaya
dokter untuk layanan pembayaran.
Isu kesejahteraan di Norwegia muncul pada tahun 1900-an, diikuti dengan
ekpansi besar-besaran di bidang sistem kesehatan umum dan perawatan. Layanan
kesehatan umum didanai oleh pajak dan dirancang untuk dapat diakses oleh semua
penduduk tanpa memandang status sosial. Dengan sekitar 242.500 pegawai, sektor
kesehatan umum merupakan salah satu sektor terbesar bagi masyarakat Norwegia.

37

Sistem kesehatan publik berada dibawah jurisdiksi Kementrian Pelayanan


Kesehatan dan Pengasuhan, yang bertanggung jawab untuk memikirkan dan
memantau kebijakan kesehatan nasional. Tanggung jawab tentang kondisi pelayanan
didesentralisasikan ke tingkat kota praja dan regional. Kota praja bertanggung jawab
memberikan layanan kesehatan utama seperti klinik dokter umum, sementara
pemerintah daerah dan lima bagian kesehatan lainnya menyediakan layanan medis
spesialis, seperti rumah sakit. Sejumlah rumah sakit swasta dan layanan kesehatan
juga telah didirikan sebagai tambahan untuk fasilitas umum.
Antrian di rumah sakit dan jumlah lanjut usia merupakan dua tantangan
terbesar bagi kebijakan kesehatan Norwegia. Persentase para lanjut usia meningkat
tajam pada tahun 1970, sehingga menciptakan kebutuhan akan layanan pengobatan,
rehabilitasi dan perawatan.
Fasilitas rumah sakit umum yang pertama di Norwegia didirikan pada sekitar
tahun 1700-an, dengan munculnya rumah sakit khusus dan ruang perawatan pada akhir
tahun 1800-an. Ketika mesin x-ray dan peralatan anestesi moderen mulai bermunculan
setelah tahun 1900, rumah sakit moderen memperoleh momentum baru.
Sejak tahun 1945, pengembangan layanan kesehatan umum telah mengikuti
tren internasional dalam hal penggunaan antibiotik dan jenis pengobatan lainnya, serta
perbaikan berkesinambungan di bidang teknologi medis. Para tenaga medis telah
menjadi tulang punggung layanan kesehatan umum Norwegia, dan seringkali
membuka jalan bagi reformasi kesehatan.
8.

Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Israel


Israel adalah sebuah negara berteknologi maju. Pada 2010, ada 3,36
dokter/1000 orang. Israel juga memiliki salah satu sistem terbaik perawatan kesehatan
universal. Pada tahun 1995, Undang-Undang Asuransi Kesehatan Nasional
diperkenalkan. Undang-undang ini membuat keanggotaan untuk satu dari empat
Organisasi Pemeliharaan Kesehatan menjadi wajib. Selain itu, UU ini menguraikan
paket dan daftar layanan perawatan kesehatan dasar oleh organisasi warga terdaftar.
9. Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Inggris
Inggris memiliki sistem perawatan kesehatan yang sangat baik. Pemerintah
akan membayar warganya untuk mendapatkan asuransi dan membayar dokter untuk
menjalankan rumah sakit dan fasilitas medis. Sistem pelayanan kesehatan di Inggris
38

menjamin kesehatan penduduk dengan dana dari penghasilan pajak. Anggaran


kesehatan ditetapkan melalui tawar-menawar dengan kebutuhan nasional yang lain,
seperti pendidikan dan pertahanan keamanan.
Setiap orang mempunyai akses yang sama untuk memperoleh pelayanan dari
National Health Service (NHS), tetapi untuk pelayanan subspesialistik (misalnya
transplantasi ginjal) dibutuhkan waktu tunggu yang panjang. Kelebihan sistem di
Inggris adalah pelayanan yang merata, efisien, terpadu antara pelayanan primer dan
spesialistik, dan tiap orang bisa memilih dokter keluarga yang cocok. Pemerintah
Inggris cukup berhasil mengendalikan biaya kesehatan. Akan tetapi, dana tidak cukup
sehingga untuk mendapatkan pelayanan spesialistik, orang harus antre lama.
10. Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Kanada
Kanada telah memiliki sistem perawatan kesehatan universal, sejak tahun
1940-an. Kanada menerapkan sistem berskala nasional, negara tidak langsung
mengelola pelayanan kesehatan, tetapi menjamin semua penduduk melalui asuransi
kesehatan nasional (kecuali untuk pengobatan penyakit gigi dan biaya obat rawat
jalan).
Cakupan pelayanan bersifat universal, komprehensif, dan lintas wilayah. Untuk
layanan yang tidak tercakup oleh sistem perawatan kesehatan universal, penduduk
Kanada dapat memilih paket asuransi yang meliputi sebagian besar layanan premium
seperti perawatan gigi. Selain itu, pemerintah Kanada melarang dokter mendirikan
klinik swasta untuk kebutuhan perawatan dasar. Pasien bebas memilih dokter dan
rumah sakit yang dipercaya.
Tarif dokter ditetapkan oleh asosiasi medis di tingkat provinsi melalui tawarmenawar di antara para spesialis, sehingga dapat mencukupi anggaran menyeluruh
yang ditetapkan (global budget cap). Sistem yang diterapkan di Kanada ini menjamin
pemerataan, efisien, dan tidak terlalu membebani administrasi, tetapi terancam inflasi
biaya karena sistem asuransi fee for service. Dan terdapat loket untuk membiayai
ongkos trasport pasien yang membutuhkan.
2.8 Prinsip Primary, Secondary and Tertiary Health Care
A. Primary Health Care
Primary Health Care adalah pelayanan kesehatan yang bersifat pokok, yang sangat
dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk
39

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada umumnya pelayanan kesehatan


tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan (ambulatory/out patient services).
Adapun, tujuan umum dari PHC adalah mencoba menemukan kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat
kepuasan pada masarakat yang menerima pelayanan. Sedangkan, tujuan khususnya
antara lain :
Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dialami
2. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
3. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani
4. Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber daya lain
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
Selain itu, Primary Health Care hendaknya memenuhi fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Pemeliharaan kesehatan
2. Pencegahan penyakit
3. Diagnosis dan pengobatan
4. Pelayanan tindak lanjut
Primary Health Care memliki 5 prinsip dasar, antara lain:
1. Pemerataan upaya kesehatan
2. Penekanan pada upaya preventif
3. Menggunakan teknologi tepat guna
4. Melibatkan peran serta masyarakat
5. Melibatkan kerjasama lintas sektoral
Adapun, ciri-ciri Primary Health Care, yaitu:
1. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat
2. Pelayanan yang menyeluruh
3. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat
4. Pelayanan yang berkesinambungan
5. Pelayanan yang progresif
6. Pelayanan yang berorientasi pada keluarga
7. Pelayanan yang terorganisasi
8. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek
40

Sejatinya, Primary Health Care atau yang biasa dikenal dengan pelayanan
kesehatan primer ini terdiri dari Puskesmas. Oleh karena itu, banyak sekali masyarakat
yang menterjemahkan Primary Health Care sebagai Puskesmas.
PUSKESMAS
Definisi
Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat merupakan unit pelaksana fungsional
yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang menyelenggarakan kegiatannya berdasarkan asas tertentu untuk masyarakat
dalam wilayah tertentu.

Struktur
Kepala
Puskesmas
Urusan tata
Usaha

Unit
I-II

Puskesmas
Pembantu

Polin
des

Unit
III-IV

Sumber: Kepmenkes No. 128 Tahun 2004


Fungsi Utama
-

pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah

membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan


kemampuan untuk hidup sehat

memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya

41

Asas
-

Pertanggungjawaban wilayah
Bertanggung jawab terhadap kesehatan di wilayahnya. Bersifat aktif, memberikan
penyuluhan tidak pasif, meliputi:
1. Menggerakan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan, sehingga
berwawasan kesehatan
2. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya
3. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakn oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya

Peran serta masyarakat


Melibatkan masyarakat dalam program kerja. Potensi masyarakat ditampung oleh
Badan penyantun Puskesmas (BPP)
1. Upaya kesehatan ibu anak: Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)
2. Pengobatan: Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
3. Perbaikan gizi: Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
4. Kesehatan Sekolah: UKS, Pos Kesehatan Pesantren, dokter kecil
5. Kesehatan lingkungan: Kelompok pemakai Air (Pokmair), Desa Percontohan
Kesehatan Lingkungan (DPKL)
6. Pembinaan pengobatan tradisional: TOGA, Pembinaan Obat Tradisional (Batra)
7.

Pembiayaan

&

Jaminan

Kesehatan:

Tabungan

Ibu

Bersalin

(Tabulin)

Keterpaduan
Keterpaduan lintas sektor, berupaya memadukan penyelenggaraan upaya puskesmas,
wajib pengembangan dan inovasi dengan berbagai program dari sektor terkait
ditingkat kecamatan organisasi kemasyarakat (LSM) dan dunia usaha.

Rujukan
rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas suatu kasus penyakit
atau masalah kesehatan.
Secara horizontal: antar sarana pelayanan kesehatan
Secara vertikal: Strata pelayanan kesehatan

42

Rujukan Medis

Rumah Sakit

Rujukan Kesehatan Masyarakat

Departemen Kesehatan

* Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan


- keperluan diagnostic, pengobatan, dan tindakan medik
- bahan pemeriksaan
- ilmu pengetahuan
* Rujukan upaya kesehatan masyarakat
- sarana dan logistik
- tenaga
- opeasional
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan
dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan
nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan menjadi dua, yakni:
A.1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Terdiri dari Basic Six:
1. Upaya promosi kesehatan
2. Upaya kesehatan lingkungan
3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB
4. Upaya perbaikan gizi masyarakat
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6. Upaya pengobatan
A.2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas. Terdiri dari:
1. Upaya kesehatan sekolah
2. Upaya kesehatan olah raga
3. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
43

4. Upaya kesehatan kerja


5. Upaya kesehatan gigi dan mulut
6. Upaya kesehatan jiwa
7. Upaya kesehatan mata
8. Upaya kesehatan usia lanjut
9. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
B. Secondary Health Care
1. Pelayanan Kesehatan Sekunder (Secondary Health Care)
Pelayanan kesehatan sekunder (secondary health care) adalah pelayanan
kesehatan rujukan setelah dilakukan pelayanan kesehatan primer (primary health care).
Pelayanan ini dilaksanakan untuk permasalahan kesehatan yang memerlukan tindakan
medis untuk organ yang spesifik dan tidak mampu diselesaikan pada pelayanan
kesehatan primer (primary health care). Beberapa pelayanan teraupetik dan diagnosis
istimewa juga berada pada tahap pelayanan kesehatan sekunder (secondary health
care) seperti tindakan biopsi dan dialisis. Tindakan pelayanan kesehatan sekunder
dilaksanakan oleh dokter spesialis. Pelayanan kesehatan sekunder (secondary health
care) terdiri dari pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan.
Di Indonesia, pelayanan kesehatan masyarakat sekunder menerima rujukan
kesehatan dari pelayanan kesehatan masyarakat primer dan memberikan fasilitasi
dalam bentuk sarana, teknologi, dan sumber daya manusia kesehatan serta didukung
oleh pelayanan kesehatan masyarakat tersier. Pelayanan kesehatan masyarakat
sekunder merupakan tanggung jawab Dinas Kesehatan tingkat Kota/Kabupaten atau
Provinsi. Dinas Kesehatan tingkat Kota/Kabupaten atau Provinsi memiliki fungsi
teknis yakni melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat yang tidak sanggup atau
tidak memadai dilakukan pada pelayanan kesehatan masyarakat primer. Dalam
penanggulangan penyakit menular yang tidak terbatas pada suatu batas wilayah
administrasi pemerintahan (lintas kabupaten/ kota), maka tingkat yang lebih tinggi
(provinsi) yang harus menanganinya.
Pelayanan kesehatan perorangan sekunder adalah pelayanan kesehatan
spesialistik yang telah menerima rujukan dari pelayanan kesehatan perorangan primer.
Pelayanan ini dapat juga dijadikan sebagai wahana pendidikan dan pelatihan tenaga
kesehatan sesuai dengan kebutuhan pendidikan dan pelatihan. Pelayanan kesehatan
perorangan sekunder dilaksanakan di tempat kerja maupun fasilitas kesehatan baik
44

Rumah Sakit setara kelas C serta fasilitas kesehatan lainnya milik pemerintah,
masyarakat, maupun swasta oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang
menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik Upaya Kesehatan.
Pelayanan kesehatan perorangan sekunder yang bersifat tradisional dan komplementer
dilaksanakan dengan berafiliasi dengan atau di rumah sakit pendidikan.
2.Rumah Sakit
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan
alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih
dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern yang
semuanya terikat bersama - sama dalam maksud yang sama untuk pemulihan dan
pemeliharaan kesehatan yang baik. Penderita rawat tinggal di suatu rumah sakit pada
umumnya dapat berasal dari rujukan, poliklinik, dan unit gawat darurat.

Di negara Indonesia, rumah sakit merupakan rujukan pelayanan kesehatan


untuk puskesmas, terutama upaya penyembuhan dan pemulihan sebab rumah sakit
memiliki fungsi utama untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
penyembuhan dan pemulihan bagi penderita. Hal ini diartikan bahwa pelayanan rumah
sakit untuk penderita rawat jalan dan rawat tinggal hanya bersifat spesialistik atau
subspesialistik, sedangkan pelayanan puskesmas merupakan pelayanan dasar dan

45

nonspesialistik. Rumah sakit mempunyai berbagai empat fungsi dasar yaitu sebagai
berikut:

Pelayanan Penderita
Pelayanan penderita yang langsung di rumah sakit terdiri atas pelayanan medis,
pelayanan farmasi, dan pelayanan keperawatan. Pelayanan penderita melibatkan
pemeriksaan dan diagnosis, pengobatan kesakitan atau luka, pengobatan pencegahan,
rehabilitasi, perawatan, pemulihan, dan pelayanan tertentu lainnya

Pendidikan
Pendidikan sebagai suatu fungsi rumah sakit terdiri atas dua bentuk utama:

Pendidikan dan/atau pelatihan profesi kesehatan, mencakup program formal


(kedokteran dan perawat), program in-service training (personel profesional), dan
program on the job training (personel nonprofesional).

Pendidikan dan/atau pelatihan penderita, mencakup pendidikan umum bagi anak anak yang terikat pada hospitalisasi jangka panjang, pendidikan khusus dalam bidang
rehabilitasi, pendidikan khusus dalam perawatan kesehatan, dan pendidikan tentang
obat.

Penelitian
Bermaksud untuk memajukan pengetahuan medik tentang penyakit dan
peningkatan atau perbaikan pelayanan rumah sakit. Selain itu bertujuan agar dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi penderita. Contoh kegiatan
penelitian adalah perencanaan prosedur diagnosis yang baru, perbaikan prosedur
akuntansi untuk biaya distribusi pelayanan yang lebih wajar, dan mengevaluasi alat
dan fasilitas baru untuk peningkatan pelayanan penderita.

Kesehatan Masyarakat.
Peran rumah sakit dalam kesehatan masyarakat adalah membantu komunitas
dalam mengurangi timbulnya kesakitan (illness) dan meningkatkan kesehatan umum
penduduk. Contoh kegiatan tersebut adalah partisipasi rumah sakit dalam program
deteksi penyakit.

Pelayanan Rujukan Upaya Kesehatan


Suatu upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan
pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah yang timbul, baik
secara vertikal maupun horizontal kepada pihak yang mempunyai fasilitas lebih
lengkap dan kemampuan yang lebih tinggi
46

i. Klasifikasi Rumah Sakit


Berdasarkan Kepemilikan
Rumah Sakit Pemerintah

Rumah Sakit Vertikal, langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan

Rumah Sakit Pemerintah Daerah

Rumah Sakit Militer

Rumah Sakit BUMN

Rumah Sakit Sukarela


Rumah Sakit Hak Milik
Rumah sakit bisnis yang tujuan utamanya mencari profit.
Rumah Sakit Nirlaba
Rumah sakit yang mencari laba sewajarnya untuk modal peningkatan sarana
dan mutu pelayanan, umumnya rumah sakit ini merupakan hasil afiliansi
dengan organisasi keagamaan
Berdasarkan Jenis Pelayanan
Rumah sakit umum
Memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai jenis
kesakitan, memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik
Rumah sakit khusus
Memberikan pelayanan diagnosis dan pengobatan untuk penderita dengan
kondisi medik tertentu baik bedah maupun nonbedah
Berdasarkan Lama Tinggal di Rumah Sakit
Rumah sakit perawatan jangka pendek
Rumah sakit yang merawat penderita selama rata - rata kurang dari 30 hari
Rumah sakit perawatan jangka panjang
Rumah sakit yang merawat penderita dalam waktu rata - rata 30 hari atau lebih,
contohnya kondisi psikiatri
Berdasarkan Kapasitas Tempat Tidur
Di bawah 50 tempat tidur
50 - 99 tempat tidur
100 - 199 tempat tidur

47

200 - 299 tempat tidur


300 - 399 tempat tidur
400 - 499 tempat tidur
Lebih dari atau sama dengan 500 tempat tidur
Berdasarkan Afiliasi Pendidikan
Rumah sakit pendidikan
Rumah sakit yang melaksanakan program pelatihan residensi dalam medik, bedah,
pediatrik, dan bidang spesialis lain
Rumah sakit nonpendidikan
Rumah sakit yang tidak memiliki program pelatihan residensi dan tidak ada afiliasi
dengan universitas
Berdasarkan Status Akreditasi
Rumah sakit terakreditasi
Rumah sakit yang telah diakui secara formal oleh suatu badan sertifikasi yang
diakui yang menyatakan bahwa rumah sakit tersebut memenuhi persyaratan untuk
melakukan kegiatan tertentu
Rumah sakit belum terakreditasi
i. Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah
Rumah Sakit Umum kelas A
Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialitik luas dan subspesialitik luas
Rumah Sakit Umum kelas B
Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
sekurang - kurangnya 11 spesialistik dan subspesialistik terbatas
Rumah sakit Umum kelas C
Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik dasar
Rumah sakit Umum kelas D
Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
dasar

48

ii. Klasifikasi Rumah Sakit Umum Swasta


Rumah sakit umum swasta adalah rumah sakit umum yang diselenggarakan oleh
pihak swasta. Berikut klasifikasi rumah sakit umum swasta:

Rumah Sakit Umum Swasta Pratama


Memberikan pelayanan medik bersifat umum

Rumah Sakit Umum Swasta Madya


Memberikan pelayanan medik bersifat umum dan spesialistik dalam 4 cabang

Rumah Sakit Umum Swasta Utama


Memberikan pelayanan medik bersifat umum, spesialistik, dan subspesialistik

C. Tertiary Health Care


Upaya kesehatan mencakup kesehatan fisik, mental, termasuk intelegensia dan
sosial. Upaya kesehatan dilaksanakan dalam tingkatan upaya sesuai dengan kebutuhan
medik dan kesehatan. Terdapat tiga tingkatan upaya, yaitu upaya kesehatan primer,
upaya kesehatan sekunder, dan upaya kesehatan tersier. Upaya kesehatan
diselenggarakan secara berkesinambungan, terpadu, dan paripurna melalui sistem
rujukan. (KEPMENKES).
Upaya kesehatan sekunder dan tersier adalah upaya kesehatan tingkat rujukan
maupun rujukan tingkat lanjut
Upaya kesehatan tersier adalah upaya kesehatan rujukan unggulan yang terdiri
dari pelayanan kesehatan perorangan tersier dan pelayanan kesehatan masyarakat
tersier.
a) Pelayanan Kesehatan Perorangan Tersier (PKPT)
Menerima rujukan sub-spesialistik dari pelayanan kesehatan sekunder.
Pelaksana pelayanan kesehatan perorangan tersier adalah dokter sub-spesialis atau
dokter spesialis yang telah mendapatkan pendidikan khusus atau pelatihan dan
mempunyai izin praktik dan didukung oleh tenaga kesehatan lainnya yang diperlukan.
Pelayanan kesehatan perorangan tersier dilaksanakan di Rumah Sakit Umum, Rumah
Sakit Khusus setara kelas A dan B, baik milik pemerintah maupun swasta yang mampu
memberikan pelayanan kesehatan sub- spesialistik dan juga termasuk klinik khusus,
seperti pusat radioterapi.

49

b) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tersier (PKMT)


Menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan masyarakat sekunder dan
memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, sumber daya manusia
kesehatan, dan rujukan operasional.
Pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tersier adalah Dinas Kesehatan Provinsi,
Unit kerja terkait di tingkat Provinsi, Departemen Kesehatan, dan Unit kerja terkait di
tingkat nasional.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat tersier menjadi tanggung-jawab Dinas
Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan yang didukung dengan kerja sama
lintas sektor.
Perawatan tersier memerlukan peralatan dan keahlian khusus seperti oprasi
bypass pada arteri koroner, hemodialisis ginjal, beberapa oprasi plastik, perawatan
luka bakar yang parah ataupun perawatan dan prosedur kesehatan yang kompleks
lainnya.

50

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pelayanan kesehatan
dibagi atas dua, yaitu sistem pembiayaan kesehatan dan sistem ketenagakerjaan
kesehatan. Sistem pelayanan kesehatan akan berpadu dengan perencanaan program
kesehatan. Dimana masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat akan
dirumuskan, kebutuhan dan sumber daya yang tersedia akan ditentukan, penetapan
tujuan program yang paling pokok serta penyusunan langkah-langkah praktis untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Semua ini dilakukan guna mencapai

kesehatan. Sebagai pendekatan mencapai kesehatan, ditetapkan pula prinsip prinsip


Primary Health Care, Secondary Health Care, maupun Tertiary Health Care.

51

DAFTAR PUSTAKA
Achadi, 2009 Sekilas Tentang: Sistem Kesehatan Indonesia,
Asanab, Dedison. Penerapan Manage Care Tool di Swiss Bagaimana di Indonesia?.
30 September 2015. Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi
Ketiga. Jakarta: Binarupa Aksara.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Bentuk dan Cara Penyelenggaraan
Pembangunan Kesehatan, Jakarta.
Effendy, Drs Nasrul. 1998. Dasar Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi
2. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Freddy Rangkuti. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Fitri, 2014 Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia, sehat.link/sistem-pelayanankesehatan-di-indonesia.info
Siregar, Charles dan Lia Amalia. 2004. Farmasi Rumah Sakit : Teori dan Penerapan.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Campus Frence. Sistem Kesehatan Prancis. 29 September 2015.
Heni. Keunikan Negara Swiss. 29 September 2015.
Hall, Thomas., dan Bores, Nicole. 2007.
Kurniati, Anna., dan Efendi, Ferry. 2012. Kajian SDM Kesehatan di Indonesia.
Jakarta: Salemba Medika.
Kebijakan Kesehatan Indonesia. Memahami Sistem Kesehatan. 30 September 2015.
Ningrum, Citra. Kilas Pandang asuransi Kesehatan di Taiwan. 29 September 2015.
Sindo News. Negara dengan Asuransi Kesehatan Terbaik di Dunia. 29 September
Swedish Institute. Helath Care in Sweden. 29 September 2015.
Welch, Matt. Why I Prefer French Health Care. 30 September 2015.
http://pascasarjana-stiami.ac.id/2011/11/pengertian-administrasi-kesehatan/
http://www.publichealthonline.org/healthcare-administration/
https://www.pbhealth.iupui.edu/index.php/explore-population-health/what-is-healthadministration/
staff.ui.ac.id/system/files/users/anhari.achadi/material/sknabrigedversion.pdf
52

http://ilmukesmas.com/asuransi-kesehatan-komersial-sebagai-alternatif-pembiayaankesehatan/
http://www.cirebontrust.com/inilah-mekanisme-dan-prosedur-pelayanan-bpjskesehatan.html
http://depkes.go.id
http://www.who.int/workforcealliance/countries/inidonesia_hrhplan_2011_2025.pdf
https://www.cugh.org/sites/default/files/69_Human_Resources_for_Health_a_Worldw
ide_Crisis_FINAL.pdf
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/1048/585
http://mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/1464.
http://www.indonesie.campusfrance.org/id/node/9492.
http://artikelinformasi.com/keunikan-negara-swiss/.
http://www.kebijakankesehatanindonesia.net/20-sistem-kesehatan/79-memahamisistem-kesehatan.
http://sweden.se/society/healthcare-in-sweden/.
https://reason.com/archives/2009/12/07/why-prefer-french-health-care.
http://www.indopubadmi.com/2014/12/profil-negara-norwegia.html
file:///C:/Users/hp/AppData/Local/Temp/digital_blob_F11243_Quo%20Vadis.htm
http://polyconundrum.com/id/articles/economy/healthcare/9538-creating-a-betterhealth-system-lessons-from-norway-and-sweden.html
http://puskesmas.bantulkab.go.id/jetis1/gambaran-umum/
http://patients.about.com/od/moreprovidersbeyonddocs/a/Stages-Of-Care-PrimarySecondary-Tertiary-And-Quaternary-Care.htm
http://www.nyu.edu/mph/discover/test_q12.html
http://www.slideshare.net/csiimpii/pelayanan-kesehatan-34114308
http://patients.about.com/od/moreprovidersbeyonddocs/a/Stages-Of-Care-PrimarySecondary-Tertiary-And-Quaternary-Care.htm

53

54

Anda mungkin juga menyukai