Anda di halaman 1dari 15

Tugas Makalah Analisis Pangan

ELEKTROFORESIS

Disusun oleh :
Natania Astria
Rina Dwiyanti S
Natasha Ariska P
Candrika Nicitha R
Elen Wima H
Mahfud Ainun N
Silfie Sabila

I.
I.1

240210120033
240210110080
240210120087
240210120093
240210120112
240210120118
240210120121

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2015
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Sebagian besar senyawa kimia di temukan di alam dalam keadaan yang


tidak murni, salah satunya adalah protein dan DNA biasanya suatu senyawa kimia
berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa kimia lainnya. Untuk beberapa
keperluan dalam industri pangan seperti keperluan untuk menganalisis DNA atau
protein maka diperlukan suatu senyawa protein maupun DNA dengan kemurnian
tinggi oleh karena itu diperlukan suatu proses pemisahan. Pemisahan tersebut
dapat dilakukan secara mekanis maupun kimiawi, salah satu cara mekanis yang
dapat

digunakan

dalam

insdustri

pangan

adalah

dengan

menggunakan

eletroforesis. Elektroforesis merupakan suatu alat yang digunakan untuk


memisahkan makromolekul yang memiliki muatan seperti protein DNA atau RNA
dengan menggunakan energy listrik .
Elektroforesis adalah sebuah metode untuk separasi atau pemisahan
sebuah molekul besar (seperti protein, fragmen DNA, RNA, dll) dari campuran
molekul yang serupa. Elektroforesis digunakan untuk memisahkan komponen atau
molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah
medan listrik. Sebuah arus listrik dilewatkan mealui medium yang mengandung
sampel yang akan dipisahkan. Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan
muatan listrik yang ada pada makromolekul, misalnya DNA yang bermuatan
negative. Jika molekul yang bermuatan negative dilewatkan dalam suatu medium,
maka molekul tersebut akan bergerak dari muatan negatif menuju muatan positif.
Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada rasio muatan terhadap
massanya dan bentuk molekulnya (Yuwono,2008).
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaplikasian elektroforesis dalam kegiatan sehari-hari.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing metode
elektroforesis

II.

ELEKTROFORESIS GEL

Elektroforesis gel adalah teknik memisahkan suatu makromolekul dengan


cara memberi gaya pada makromolekul tersebut untuk melewati medium berisi
gel dibantu dengan tenaga listrik.
Prinsip kerja elektroforesis gel dimulai saat makromolekul yang
bermuatan listrik ditempatkan pada medium berisi tenaga listrik. Molekulmolekul tersebut akan bermigrasi menuju kutub positif atau kutub negatif
berdasarkan muatan yang terkandung di dalamnya (Bowen, 2000). Molekulmolekul yang bermuatan negatif (anion) akan bergerak menuju kutub positif
(anoda), sedangkan molekul-molekul yang bermuatan positif (kation) akan
bergerak menuju kutub negatif (katoda) (Klug & Cummings, 1994).
Elektroforesis

gel

memisahkan

makromolekul

berdasaran

laju

perpindahannya melewati suatu gel di bawah pengaruh medan listrik.


Elektroforesis gel memisahkan suatu campuran molekul DNA menjadi pita-pita
yang masing-masing terdiri atas molekul DNA dengan panjang yang sama
(Campbell dkk., 2002). Ada tiga jenis gel yang dapat digunakan dalam
elektroforesis DNA, yaitu:
1. Gel poliakrilamida denaturasi, berfungsi untuk memurnikan penanda
oligonukleotida dan menganalisis hasil ekstensi primer.
2. Gel alkalin agarosa, berfungsi untuk memisahkan rantai DNA yang berukuran
besar.
3. Gel agarosa formaldehid denaturasi, berfungsi untuk menyediakan sistem
elektroforesis yang digunakan untuk fraksi RNA pada ukuran standar.
(Davis dkk., 1994).
Instrumen Elektroforesis Gel
Elektroforesis gel terdiri dari beberapa komponen yang masing masing
memiliki fungsi berbeda satu sama lainnya. Instrument elektroforesis gel adalah
sebagai berikut:

Gambar 1. Elektroforesis Gel


(Sumber: wordpress.com)
1. Comb: digunakan untuk membentuk well pada gel agarose.
2. Tray: digunakan untuk sebagai cetakan gel agarose.
3. Chamber: digunakan sebagai wadah gel agarose.
4. Sumber listrik: digunakan untuk memberi arus saat proses elektroforesis.
(Birren dan Lai, 1993).
Aplikasi Elektroforesis Gel
Elektroforesis digunakan untuk menyediakan informasi mengenai ukuran,
konfirmasi dan muatan dari protein dan asam nukleat. Elektroforesis dalam skala
besar memungkinkan untuk digunakan sebagai metode pemisahan yang dapat
digunakan untuk menentukan komponen dari protein atau asam nukleat setiap
individu (Fairbanks & Andersen, 1999). Aplikasi elektroforesis dapat digunakan
dalam uji paternitas dan identifikasi pelaku kejahatan (DNA fingerprinting).
Elektroforesis juga berperan dalam human genome project.
Metode elektroforesis gel ini juga dapat digunakan dalam penelitian
transglutaminase (enzim yang mengkatalisa

pembentukan ikatan silang antar

molekul protein). Terbentuknya polimer protein ini ditunjukkan oleh adanya pita
berberat molekul tinggi pada gel elektroforesis.
Kelebihan elektroforesis adalah merupakan teknik separasi yang relatif
murah dan mudah untuk menganalisa dan memurnikan macam-macam
biomolekul, khususnya protein dan asam nucleat. Metode ini sulit dilakukan
dengan media larutan, oleh sebab itu digunakan gel. (Endang dan Setiasih, 2009).
III.

ELEKTROFORESIS KAPILER
Elektroforesis kapiler adalah metode elektroforesis yang digunakan untuk

memisahkan asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan nukleotida dengan


resolusi tinggi yang dilakukan pada pipa kapiler berisi buffer. Metode ini mulai

digunakan secara luas pada akhir tahun 1940, untuk aplikasi dalam berbagai
bidang seperti bioteknologi, kimia, lingkungan, dan analisis farmasi.
Elektroforesis kapiler menggunakan listrik bertegangan tinggi yang
menyebabkan semua komponen ion atau molekul netral bergerak ke katoda.
Deteksi dapat dilakukan dengan teknik pendeteksian spektrometri atau
elektrokimia. Teknik pemisahan ini dipengaruhi oleh tegangan listrik, koefisien
difusi, panjang, dan diameter pipa kapiler, serta konsentrasi sampel. Metode ini
memiliki efisiensi dan selektivitas yang baik namun boros listrik karena
menggunakan tegangan tinggi dan alatnya juga mahal.
Karakteristik elektroforesis kapiler yaitu menggunakan pipa kapiler pada
pemisahan elektroforesis. Memanfaatkan medan listrik berkekuatan tinggi, lebih
dari 5 V/cm. Menggunakan detektor berteknologi modern, sebagaimana yang ada
pada kromatogram. Efisiensinya kadangkala sama dengan kromatografi gas
kapiler, namun juga bisa lebih besar. Membutuhkan waktu beberapa menit untuk
mengamati sampel. Mudah diotomatiskan untuk menganalisis dalam segi
kuantitatif, dan mudah digunakan. Terbatas dalam mengkomsumsi (melibatkan)
sejumlah reagent. Metode ini lebih aplikatif untuk menyeleksi dalam ukuran luas,
dibandingkan dengan teknik separasi lainnya.
CE terdiri dari satu daya tegangan tinggi, penyangga reservoir, sebuah
kapiler, dan sebuah detektor. Pengaturan dasar dapat diuraikan dengn peningkatan
fitur seperti sampel, peralatan injeksi ganda, mengontrol suhu kapiler, pengaturan
penyediaan daya, detektr ganda, dan kumpulan fraksi.
Berbagai model elektroforesis kapiler dapat dilakukan menggunakan instrumen
CE. Dasar dari perbedaan model pemisahan dapat dikarenakan bahwa
elektroforesis kapiler telah dikembangkan dari suatu kombinasi elektroforesis dan
teknik kromatografi.

Instrumen Elektroforesis Kapiler

Gambar 2. Elektroforesis kapiler


(Sumber: http://www.unsoed.ac.id)
Alat-alat yang digunakan pada elektroforesis kapiler adalah:
1. kolom kapiler (dengan silika, jendela optis agar bisa diamati prosesnya dari
2.
3.
4.
5.

luar)
Dua buah elektroda.
Power supply (bisa diatur untuk bertegangan tinggi)
Detector (sinar UV)
Larutan buffer beserta dua buah tempat penyimpanannya.
Pergeseran waktu (migration time) tm merupakan waktu yang dibutuhkan

larutan untuk bergerak dari kolom kapiler menuju jendela detektor. Hal-hal yang
mempengaruhi mekanisme proses ialah mobilitas elektroforesis (electrophoretic
mobility) ep(cm2/Vs), kecepatan elektroforesis (electrophoretic velocity)
vep(cm/s), dan besarnya medan listrik (electric field strength) E (V/cm).
Kecepatan merupakan hasil kalkulasi dari membagi perpindahan waktu
dengan jarak pipa kapiler dari detektor. Mobilitas tergantung pada hasil
pembagian antara kecepatan dengan besar medan listrik. Ketinggian cairan sampel
pada pipa kapiler tergantung pada jenis buffer yang dipakai, kondisi pH dan
temperatur. Panjang pipa kapiler yaitu panjang menuju detektor (Ld), dan panjang
total (Lt), panjang ketika proses separasi terjadi pada segmen kapiler, Ld , dan
panjang keselurahan adalah Lt, selisih atau kelebihan Lt terhadap Ld harus
diketahui untuk menghubungkan pipa kapiler pada buffer reservoir. Pada sistem
P/ACE excees panjangnya bernilai 7 cm, dengan ukuran panjang ini apabila
susunan pipa tersebut dibalikkan maka akan terjadi suatu separasi yang cepat.
Metode-metode Elektroforesis kolom kapiler
1. Capillary Zone Electrophoresis (CZE)

Merupakan metode yang paling sederhana dari CE, mekanisme separasinya


berdasarkan pada perbedaan rasio muatan-massa. Dasar-dasar CZE adalah
keseragaman larutan buffer dan besarnya medan listrik yang tetap pada
sepanjang kolom (pipa) kapiler. Komponen-komponen sampel terpisah
menjadi zona-zona khusus yang bisa diamati pada gambar dibawah, untuk
menentukan mobilitas elektroforesisnya maka digunakan persamaan dari teori
Debeye-Huckel-Henry. Separasi molekul-molekul kecil dan besar dapat
dilakukan dengan baik dengan metode CZE.
2. Isoelectric focusing (IEF)
Isoelektrik fokus kapiler (CIEF) belum memberikan dimensi lain untuk
elektroforesis kapiler dengan memperkenalkan mekanisme pemisahan
berdasarkan perbedaan titik isoelectrik (pI) dari biomolekul. Pemisahan
protein dalam CIEF bergantung pada pembentukan gradien pH sepanjang
sumbu longitudinal kapiler dan migrasi analit ke daerah pH, sama dengan pI
mereka, di mana perpindahan titik molekul netral berhenti. Beberapa langkah,
baik secara independen maupun simultan, terlibat dalam melaksanakan
analisis yaitu dengan CIEF. Sampel adalah yang pertama dilarutkan dalam
ampholytes mixturebof carrier, yang akan membentuk dasar dari gradien pH
di kapiler tersebut. Pilihan kisaran pH didapatkan tergantung pada nilai-nilai
pI dari analit, namun kisaran yang cukup sempit akan mencakup hasil PIs
dalam kekuatan menyelesaikan lebih besar. Langkah fokus diperlukan untuk
membentuk gradien pH dan sekaligus fokus analit ke dalam zona diskrit
sepanjang gradien pH. Setelah migrasi dari analit berhenti, arus akan
berkurang.
3. Capillary Gel Electrophoresis
Mekanisme utama pemisahan elektroforesis kapiler gel didasarkan pada
perbedaan ukuran zat yang terlarut sebagai analit berpindah dari pori kolom
gel yang terisi penuh. Gel berpotensi digunakan untuk pemisahan
elektroforesis karena pemisahannya berdasarkan pada molecular sieving dan
bertindak sebagai media anti konvektif, meminimalisir difusi zat yang
terlarutkan yang mengkontribusi pelebaran zona, mencegah penyerapan zat
yang terlarut ke dinding kapiler serta membantu eleminasi elektroosmosis. Gel

harus memiliki karakter tertentu seperti stabilitas temperatur dan kesesuaian


jarak ukuran pori untuk menjadi media elektroforesis yang sesuai.
Kapiler memiliki beberapa keuntungan dibandingkan gel elektroforesis
konvensional, termasuk kebutuhan sampel yang kecil, kemungkinan automatisasi
dan sensifitas yang tinggi. Dengan mengeksploitasi kemampuan melewati yang
tinggi dan pemisahan dua dimensi dari susunan gel dan cepat dan penetapan masa
molekul yang efisien dan kuantitas dari susunan kapiler, keuntungan tinggi telah
dihasilkan dari pemisahan dan analisa variasi biomolekul besar yang luas.
Metode seperti ini dilakukan dengan melibatkan gel, gel diisikan kedalam
pipa kapiler contohnya polyacrylamida, dan agarosa. Metode ini penting
diterapkan pada saat melakukan separasi DNA.
Aplikasi Elektroforesis Kapiler
1.

Capillary Zone Electrophoresis (CZE)


CZE sangat berguna untuk men-separasi protein dan peptide, hasil yang
didapat akan dianalisa perbedaannya berdasarkan satu subtituen dari asam
amino. Hal ini berguna dalam memetakan tempat modifikasi mutasi dan posttranslasi yang terdeteksi.

2.

Isoelectric focusing (IEF)


IEF berguna untuk menentukan pI dari protein, terutama dalam memisahkan
immunoglobulin, variasi hemoglobin dan menentukan posisi translational
modifikasi dari protein rekombinan.

3.

Capillary Gel Electrophoresis


Pemisahan oligonucleotida dan sekuen produk DNA melibatkan agar
polyacrylamide.

IV.

ELEKTROFORESIS KERTAS

Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas


sebagai fase diam dan partikel bermuatan yang terlarut sebagai fasa gerak,
terutama ialah ion-ion kompleks. Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi
konsentrasi sepanjang system pemisahan. Pergerakan partikel dalam kertas
tergantung pada muatan atau valensi zat terlarut, luas penampang, tegangan yang
digunakan, konsentrasi elektrolit, kekuatan ion, pH, viskositas, dan adsorpsivitas
zat terlarut (Khopkar, 2002).
Pada dasarnya proses elektroforesis menunjukkan adanya efek dari listrik
terhadap pergerakan partikel-partikel atau molekul-molekul yang bermuatan,
dalam hal ini termasuk protein (Soedarmadji 1996). Molekul atau partikel tersebut
akan bergerak (terjadi pemisahan) berdasarkan ukuran berat atau muatan listrik
yang dikandungnya. Proses elektroforesis pada jenis ini menggunakan kertas
selulosa asetat sebagai media tempat bermigrasinya partikel. Kertas selulosa asetat
harus dijaga agar tetap bersih, misalnya terbebas dari sentuhan tangan karena
dapat meninggalkan lemak dan mengganggu aliran listriknya. Analisis
elektroforesis kertas menggunakan pigmen tinta, indikator, dan zat warna agar
pemisahan zat warna dapat diamati dengan jelas.
Proses elektroforesis memerlukan media sebagai tempat bermigrasinya
partikel. Terdapat bermacam-macam media yang dapat digunakan bergantung
pada tujuan dan bahan yang akan dianalisis. Kertas selulosa asetat merupakan
salah satu media yang sering digunakan dalam analisis komponen dalam
persenyawaan campuran pada beberapa pigmen daam tinta, indikator, dan zat
warna. Apabila arus listrik dialirkan pada suatu media yang telah berisi partikel,
maka komponen molekul-molekul tersebut akan mulai bermigrasi (Pratiwi 2001).
Selain kertas selulosa asetat, media lain yang digunakan adalah larutan
bufer. Larutan bufer yang

berfungsi sebagai jembatan konduksi antara dua

elektroda sehingga memungkinkan terjadinya aliran listrik. Selain itu bufer dapat
berperan sebagai penstabil medium pendukung dan dapat mempengaruhi
kecepatan gerak senyawa karena ion sebagai pembawa protein yang bermuatan.
Kekuatan ion yang tinggi dalam bufer akan meningkatkan panas sehingga aliran
listrik menjadi maksimal. Hal ini dapat mempercepat gerakan molekul protein.
Kekuatan ion rendah dalam bufer akan menurunkan panas sehingga aliran listrik

akan sangat minimal dan migrasi molekul protein sangat lambat (Soedarmadji
1996).
Mekanisme Elektroforesis Kertas

Gambar 3. Elektroforesis Kertas


(Sumber: wordpress.com)
Elektroforesis kertas memiliki tahapan kerja yang sangat sederhana.
Selembar kertas saring dibasahi dengan larutan buffer untuk mengontrol pH
direntangkan antara dua elektroda. Satu tetes campuran yang akan dianalisis
ditempatkan pada satu ujung kertas dan listrik dialirkan, Setelah molekul molekul
berpindah pada jangka waktu tertentu, kertas dipindahkan dikeringkan dan
diwarnai dengan pewarna yang mewarnai substansinya untuk dianalisa
(diperiksa). Setiap jenis molekul bermuatan pada campuran akan berpindah pada
jarak tertentu baik ke anoda maupun ke katoda tergantung pada muatan dimensi
dan akan nampak sebagai titik pada kertas dengan posisi yang baru. Biasanya titik
tersebut akan diidentifikasi dengan perbandingan dengan suatu standar yang juga
di tempatkan pada kertas yang sama. (Mathew, 1990).
Aplikasi Elektroforesis Kertas
Sesuai dengan perkembangan ilmu bahan, elektroforesis kertas menjadi
fasa pertama dari perkembangan elektroforesis zona. Dengan menggunakan
medium kertas, pemisahan dan analisis terhadap asam amino, peptida, nukleotida,
dan ion-ion logam yang kecil dapat dilakukan.
Kelemahan penggunaan kertas selulosa asetat adalah adanya gangguan
yang disebabkan oleh gugus OH- yang terdapat pada selulosa yang dapat
berinteraksi dengan molekul polar sehingga daya migrasi molekul tersebut

terganggu dan menjadi lebih rendah (Harjadi 1993). Kelemahan ini dapat diatasi
dengan cara asetilasi gugus hidroksil dengan menggunakan kertas selulosa asetat
yang tidak polar. Hal ini menyebabkan migrasi molekul polar tidak terganggu,
resolusi lebih baik, dan proses pemisahan berlangsung lebih cepat. Keuntungan
penggunaan kertas selulosa asetat adalah:

Proses migrasi lebih cepat

Pemisahan spot menjadi lebih kecil

Mudah memisahkan sampel dengan spektrofotometri

Mudah dilarutkan dalam pelarut dalam jumlah sedikit.


Pada elektroforesis kertas selulosa asetat, kertas selulosa asetat harus

dibersihkan dengan cara kering dalam percobaan ini. Cara kering lebih baik
resolusinya dan spotnya lebih kecil daripada cara basah. Oleh karena itu,
percobaan ini menggunakan medium selulosa asetat.

V.
APLIKASI ELEKTROFORESIS SECARA LUAS
1. Pemisahan molekul DNA dengan Elektroforesis Gel
Molekul DNA mempunyai muatan listrik negatif, sehingga bila
ditempatkan pada medan listrik akan bermigrasi menuju kutub positif. Tetapi
kebanyakan molekul DNA mempunyai bentuk dan muatan listrik yang hampir
sama sehingga fragmen-fragmen dengan ukuran yang berbeda tidak terpisahkan
oleh elektroforesis biasa. Ukuran molekul DNA merupakan suatu faktor
pemisahan jika elektroforesis dikerjakan dalam suatu gel. Gel yang dibuat dari

agarosa, poliakrilamid atau campuran keduanya akan membentuk kerangka poripori yang kompleks untuk dilewati molekul DNA menuju elektroda positif. Makin
kecil molekul DNA makin cepat migrasinya melewati gel, sehingga molekul DNA
akan terpisah berdasarkan ukurannya.
Gel agarosa dan poliakrilamid dapat dibuat dengan berbagai bentuk,
ukuran, porositas serta dijalankan dalam berbagai konfigurasi. Kemampuan
pemisahan gel agarosa lebih rendah dibanding gel poliakrilamid tetapi
penanganannya lebih mudah. Selain itu DNA yang berukuran sekitar 2 pb sampai
50 kb dapat dipisahkan dalam berbagai konsentrasi gel agarosa (Brown, 1995).
2. Pemisahan ion Li+ dan Na
Kedua kation ini, sama-sama memiliki muatan +1, namun memiliki
ukuran berbeda. Ion Li+ memiliki ukuran yang lebih kecil dari Na+. Ion Li+ akan
lebih tersolvasi dengan air sehingga akan mengikat banyak molekul air. Akibatnya
mobilitas Li+ akan menjadi kecil dan ion Na+ akan lebih dahulu keluar dari
kapiler.
3. Pemisahan Protein dengan Elektroforesis 2-D
Dalam elektroforesis 2-D, dimensi pertama dalam pemisahan protein
dilakukan berdasarkan titik isoelektrik protein tersebut. Sedangkan, pada dimensi
kedua, protein akan dipisahkan berdasarkan berat molekulernya. Pemisahan
protein dengan teknik ini dilakukan dalam kondisi terdenaturasi.
Pada dimensi pertama, protein yang akan dianalisis dilarutkan dalam urea
untuk memutuskan ikatan hidrogen pada protein (agen pendenaturasi). Urea
umum digunakan karena senyawa ini tidak mengubah dalam muatan protein
sehingga pemisahan protein dapat dilakukan berdasarkan muatannya. Dengan
menggunakan medan listrik, protein dipisahkan melalui gel yang memiliki gradien
pH. Protein akan bergerak hingga berhenti pada titik (pH) dimana muatan protein
tersebut netral (titik isoelektriknya).
Setelah melalui dimensi pertama, protein dipisahkan kembali melalui
dimensi kedua. Biasanya tahap ini dilakukan dengan gel poliakrilamida dan
sodium dodesil sulfat (SDS). SDS akan membuat seluruh protein bermuatan
negatif

sehingga

molekulernya.

pemisahan

bisa

dilakukan

hanya

berdasarkan

bobot

Teknik elektroforesis 2-D yang sering digunakan adalah: untuk dimensi


pertama dapat menggunakan elektroforesis pemfokusan isoelektrik (isoelectric
focusing, IEF) dan nonequilibrium pH gradient electrophoresis (NEPHGE).
Sedangkan untuk dimensi kedua, biasanya digunakan elektroforesis gel
poliakrilamida SDS-PAGE (Rabilloud, 1999).

VI.
KESIMPULAN
1. Elektroforesis adalah sebuah metode untuk separasi atau pemisahan sebuah
molekul besar (seperti protein, fragmen DNA, RNA, dll) dari campuran
molekul yang serupa. Elektroforesis digunakan untuk memisahkan komponen
atau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam
sebuah medan listrik.
2. Tujuan mempelajari elektroforesis adalah untuk mengetahui pengaplikasian
elektroforesis dalam kegiatan sehari-hari dan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan masing-masing metode elektroforesis.

3. Jenis jenis elektroforesi ada 3, yaitu : Elektroforesis Gel; Elektroforesis


Kapiler; dan Elektroforesis Kertas.
4. Elektroforesis gel adalah teknik memisahkan suatu makromolekul dengan cara
memberi gaya pada makromolekul tersebut untuk melewati medium berisi gel
dibantu dengan tenaga listrik.
4.

Elektroforesis kapiler adalah metode elektroforesis yang digunakan untuk


memisahkan asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan nukleotida dengan
resolusi tinggi yang dilakukan pada pipa kapiler berisi buffer.

5.

Metode-metode dalam elektroforesis kolom kapiler adalah: Capillary Zone


Electrophoresis (CZE); Isoelectric focusing (IEF); dan Capillary Gel
Electrophoresis

5. Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas sebagai
fase diam dan partikel bermuatan yang terlarut sebagai fasa gerak, terutama
ialah ion-ion kompleks.
6.

Aplikasi elektroforesis secara luas adalah untuk : Pemisahan molekul DNA


dengan Elektroforesis Gel; Pemisahan ion Li+ dan Na; dan Pemisahan Protein
dengan Elektroforesis 2-D

DAFTAR PUSTAKA
Birren, B. & E. Lai. 1993. Pulsed field ge electrophoresis: a practical guide.
Bowen, R. 2000. Principles of gel electrophoresis. Available
http://www.vivo.colostate.edu. (diakses pada tanggal 27 Mei 2015).

at

Brown, T. A. 1995. Gene Cloning, An introduction, third edition, Chapman and


Hall. London.
Campbell, N.A., J. B. Reece & L. G. Mitchell. 2002. BIOLOGI. Ed ke-5. Terj.
Colorado State University. 2000. Principle of gel electrophoresis.

Davis, L., M. Kuehl, & J. Battey. 1994. Basic methods: Molecular biology. 2nd
ed. Appleton & Lange, Norwola.
Endang, S., S. Setiasih. 2009.Handout Kuliah Bioteknologi. Dept Kimia FMIPA
UI
Faibanks, D.J. & W.R. Andersen. 1999. Genetics: The continuity of life.
Brooks/Cole Publishing Company, New York.
Gardner, E.J., M.J. Simmons, & D.P Snustad. 1991. Principles of genetics. 8th ed.
John Wiley & Sons Inc., New York.
Klug, W.S., M.R. Cummings. 1994. Concept of genetics 4th ed. Merrill
Publishing Co.Columbus, Ohio.
Mathew, Christopher K., 1990, Biochemistry, The Benjamin/ Cummings,
California
Rabilloud, Thierry. 1999. Proteome Research: Two-Dimensional Gel
Sambrook J, Russell DW. 1989. Molecular Cloning: A Laboratory Manual 3rd
edition.New York: Laboratory Pr. Electrophoresis and Identification
Methods (Principles and Practice). Springer.
Yuwono, T. 2008.Biologi Molekular . Jakarta: Penerbit Erlangga
Wibowo, M.S. 2010. Elektroforesis . Sekolah Farmasi Institut Teknologi
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai