ELEKTROFORESIS
Disusun oleh :
Natania Astria
Rina Dwiyanti S
Natasha Ariska P
Candrika Nicitha R
Elen Wima H
Mahfud Ainun N
Silfie Sabila
I.
I.1
240210120033
240210110080
240210120087
240210120093
240210120112
240210120118
240210120121
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2015
PENDAHULUAN
Latar Belakang
digunakan
dalam
insdustri
pangan
adalah
dengan
menggunakan
II.
ELEKTROFORESIS GEL
gel
memisahkan
makromolekul
berdasaran
laju
molekul protein). Terbentuknya polimer protein ini ditunjukkan oleh adanya pita
berberat molekul tinggi pada gel elektroforesis.
Kelebihan elektroforesis adalah merupakan teknik separasi yang relatif
murah dan mudah untuk menganalisa dan memurnikan macam-macam
biomolekul, khususnya protein dan asam nucleat. Metode ini sulit dilakukan
dengan media larutan, oleh sebab itu digunakan gel. (Endang dan Setiasih, 2009).
III.
ELEKTROFORESIS KAPILER
Elektroforesis kapiler adalah metode elektroforesis yang digunakan untuk
digunakan secara luas pada akhir tahun 1940, untuk aplikasi dalam berbagai
bidang seperti bioteknologi, kimia, lingkungan, dan analisis farmasi.
Elektroforesis kapiler menggunakan listrik bertegangan tinggi yang
menyebabkan semua komponen ion atau molekul netral bergerak ke katoda.
Deteksi dapat dilakukan dengan teknik pendeteksian spektrometri atau
elektrokimia. Teknik pemisahan ini dipengaruhi oleh tegangan listrik, koefisien
difusi, panjang, dan diameter pipa kapiler, serta konsentrasi sampel. Metode ini
memiliki efisiensi dan selektivitas yang baik namun boros listrik karena
menggunakan tegangan tinggi dan alatnya juga mahal.
Karakteristik elektroforesis kapiler yaitu menggunakan pipa kapiler pada
pemisahan elektroforesis. Memanfaatkan medan listrik berkekuatan tinggi, lebih
dari 5 V/cm. Menggunakan detektor berteknologi modern, sebagaimana yang ada
pada kromatogram. Efisiensinya kadangkala sama dengan kromatografi gas
kapiler, namun juga bisa lebih besar. Membutuhkan waktu beberapa menit untuk
mengamati sampel. Mudah diotomatiskan untuk menganalisis dalam segi
kuantitatif, dan mudah digunakan. Terbatas dalam mengkomsumsi (melibatkan)
sejumlah reagent. Metode ini lebih aplikatif untuk menyeleksi dalam ukuran luas,
dibandingkan dengan teknik separasi lainnya.
CE terdiri dari satu daya tegangan tinggi, penyangga reservoir, sebuah
kapiler, dan sebuah detektor. Pengaturan dasar dapat diuraikan dengn peningkatan
fitur seperti sampel, peralatan injeksi ganda, mengontrol suhu kapiler, pengaturan
penyediaan daya, detektr ganda, dan kumpulan fraksi.
Berbagai model elektroforesis kapiler dapat dilakukan menggunakan instrumen
CE. Dasar dari perbedaan model pemisahan dapat dikarenakan bahwa
elektroforesis kapiler telah dikembangkan dari suatu kombinasi elektroforesis dan
teknik kromatografi.
luar)
Dua buah elektroda.
Power supply (bisa diatur untuk bertegangan tinggi)
Detector (sinar UV)
Larutan buffer beserta dua buah tempat penyimpanannya.
Pergeseran waktu (migration time) tm merupakan waktu yang dibutuhkan
larutan untuk bergerak dari kolom kapiler menuju jendela detektor. Hal-hal yang
mempengaruhi mekanisme proses ialah mobilitas elektroforesis (electrophoretic
mobility) ep(cm2/Vs), kecepatan elektroforesis (electrophoretic velocity)
vep(cm/s), dan besarnya medan listrik (electric field strength) E (V/cm).
Kecepatan merupakan hasil kalkulasi dari membagi perpindahan waktu
dengan jarak pipa kapiler dari detektor. Mobilitas tergantung pada hasil
pembagian antara kecepatan dengan besar medan listrik. Ketinggian cairan sampel
pada pipa kapiler tergantung pada jenis buffer yang dipakai, kondisi pH dan
temperatur. Panjang pipa kapiler yaitu panjang menuju detektor (Ld), dan panjang
total (Lt), panjang ketika proses separasi terjadi pada segmen kapiler, Ld , dan
panjang keselurahan adalah Lt, selisih atau kelebihan Lt terhadap Ld harus
diketahui untuk menghubungkan pipa kapiler pada buffer reservoir. Pada sistem
P/ACE excees panjangnya bernilai 7 cm, dengan ukuran panjang ini apabila
susunan pipa tersebut dibalikkan maka akan terjadi suatu separasi yang cepat.
Metode-metode Elektroforesis kolom kapiler
1. Capillary Zone Electrophoresis (CZE)
2.
3.
IV.
ELEKTROFORESIS KERTAS
elektroda sehingga memungkinkan terjadinya aliran listrik. Selain itu bufer dapat
berperan sebagai penstabil medium pendukung dan dapat mempengaruhi
kecepatan gerak senyawa karena ion sebagai pembawa protein yang bermuatan.
Kekuatan ion yang tinggi dalam bufer akan meningkatkan panas sehingga aliran
listrik menjadi maksimal. Hal ini dapat mempercepat gerakan molekul protein.
Kekuatan ion rendah dalam bufer akan menurunkan panas sehingga aliran listrik
akan sangat minimal dan migrasi molekul protein sangat lambat (Soedarmadji
1996).
Mekanisme Elektroforesis Kertas
terganggu dan menjadi lebih rendah (Harjadi 1993). Kelemahan ini dapat diatasi
dengan cara asetilasi gugus hidroksil dengan menggunakan kertas selulosa asetat
yang tidak polar. Hal ini menyebabkan migrasi molekul polar tidak terganggu,
resolusi lebih baik, dan proses pemisahan berlangsung lebih cepat. Keuntungan
penggunaan kertas selulosa asetat adalah:
dibersihkan dengan cara kering dalam percobaan ini. Cara kering lebih baik
resolusinya dan spotnya lebih kecil daripada cara basah. Oleh karena itu,
percobaan ini menggunakan medium selulosa asetat.
V.
APLIKASI ELEKTROFORESIS SECARA LUAS
1. Pemisahan molekul DNA dengan Elektroforesis Gel
Molekul DNA mempunyai muatan listrik negatif, sehingga bila
ditempatkan pada medan listrik akan bermigrasi menuju kutub positif. Tetapi
kebanyakan molekul DNA mempunyai bentuk dan muatan listrik yang hampir
sama sehingga fragmen-fragmen dengan ukuran yang berbeda tidak terpisahkan
oleh elektroforesis biasa. Ukuran molekul DNA merupakan suatu faktor
pemisahan jika elektroforesis dikerjakan dalam suatu gel. Gel yang dibuat dari
agarosa, poliakrilamid atau campuran keduanya akan membentuk kerangka poripori yang kompleks untuk dilewati molekul DNA menuju elektroda positif. Makin
kecil molekul DNA makin cepat migrasinya melewati gel, sehingga molekul DNA
akan terpisah berdasarkan ukurannya.
Gel agarosa dan poliakrilamid dapat dibuat dengan berbagai bentuk,
ukuran, porositas serta dijalankan dalam berbagai konfigurasi. Kemampuan
pemisahan gel agarosa lebih rendah dibanding gel poliakrilamid tetapi
penanganannya lebih mudah. Selain itu DNA yang berukuran sekitar 2 pb sampai
50 kb dapat dipisahkan dalam berbagai konsentrasi gel agarosa (Brown, 1995).
2. Pemisahan ion Li+ dan Na
Kedua kation ini, sama-sama memiliki muatan +1, namun memiliki
ukuran berbeda. Ion Li+ memiliki ukuran yang lebih kecil dari Na+. Ion Li+ akan
lebih tersolvasi dengan air sehingga akan mengikat banyak molekul air. Akibatnya
mobilitas Li+ akan menjadi kecil dan ion Na+ akan lebih dahulu keluar dari
kapiler.
3. Pemisahan Protein dengan Elektroforesis 2-D
Dalam elektroforesis 2-D, dimensi pertama dalam pemisahan protein
dilakukan berdasarkan titik isoelektrik protein tersebut. Sedangkan, pada dimensi
kedua, protein akan dipisahkan berdasarkan berat molekulernya. Pemisahan
protein dengan teknik ini dilakukan dalam kondisi terdenaturasi.
Pada dimensi pertama, protein yang akan dianalisis dilarutkan dalam urea
untuk memutuskan ikatan hidrogen pada protein (agen pendenaturasi). Urea
umum digunakan karena senyawa ini tidak mengubah dalam muatan protein
sehingga pemisahan protein dapat dilakukan berdasarkan muatannya. Dengan
menggunakan medan listrik, protein dipisahkan melalui gel yang memiliki gradien
pH. Protein akan bergerak hingga berhenti pada titik (pH) dimana muatan protein
tersebut netral (titik isoelektriknya).
Setelah melalui dimensi pertama, protein dipisahkan kembali melalui
dimensi kedua. Biasanya tahap ini dilakukan dengan gel poliakrilamida dan
sodium dodesil sulfat (SDS). SDS akan membuat seluruh protein bermuatan
negatif
sehingga
molekulernya.
pemisahan
bisa
dilakukan
hanya
berdasarkan
bobot
VI.
KESIMPULAN
1. Elektroforesis adalah sebuah metode untuk separasi atau pemisahan sebuah
molekul besar (seperti protein, fragmen DNA, RNA, dll) dari campuran
molekul yang serupa. Elektroforesis digunakan untuk memisahkan komponen
atau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam
sebuah medan listrik.
2. Tujuan mempelajari elektroforesis adalah untuk mengetahui pengaplikasian
elektroforesis dalam kegiatan sehari-hari dan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan masing-masing metode elektroforesis.
5.
5. Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas sebagai
fase diam dan partikel bermuatan yang terlarut sebagai fasa gerak, terutama
ialah ion-ion kompleks.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Birren, B. & E. Lai. 1993. Pulsed field ge electrophoresis: a practical guide.
Bowen, R. 2000. Principles of gel electrophoresis. Available
http://www.vivo.colostate.edu. (diakses pada tanggal 27 Mei 2015).
at
Davis, L., M. Kuehl, & J. Battey. 1994. Basic methods: Molecular biology. 2nd
ed. Appleton & Lange, Norwola.
Endang, S., S. Setiasih. 2009.Handout Kuliah Bioteknologi. Dept Kimia FMIPA
UI
Faibanks, D.J. & W.R. Andersen. 1999. Genetics: The continuity of life.
Brooks/Cole Publishing Company, New York.
Gardner, E.J., M.J. Simmons, & D.P Snustad. 1991. Principles of genetics. 8th ed.
John Wiley & Sons Inc., New York.
Klug, W.S., M.R. Cummings. 1994. Concept of genetics 4th ed. Merrill
Publishing Co.Columbus, Ohio.
Mathew, Christopher K., 1990, Biochemistry, The Benjamin/ Cummings,
California
Rabilloud, Thierry. 1999. Proteome Research: Two-Dimensional Gel
Sambrook J, Russell DW. 1989. Molecular Cloning: A Laboratory Manual 3rd
edition.New York: Laboratory Pr. Electrophoresis and Identification
Methods (Principles and Practice). Springer.
Yuwono, T. 2008.Biologi Molekular . Jakarta: Penerbit Erlangga
Wibowo, M.S. 2010. Elektroforesis . Sekolah Farmasi Institut Teknologi
Bandung.