Anda di halaman 1dari 9

1

KELAYAKAN DAN TEKNOLOGI BUDIDAYA KORO PEDANG (Canavalia Sp.)

Balai penelitian Tanaman Kacang – Kacangan Dan Umbi –Umbian

RINGKASAN

Tanaman koro pedang secara botani terbagi kedalam tipe tegak berbiji putih
dengan nama umum Jackbean (Canavalia ensiformis ( L.), dan tipe menjalar berbiji
merah dikenal deagan swardbean (Canvalia gladiata ( Jack ). Keuntungan tanaman ini
adalah: memiliki adaptasi yang luas pada lahan suboptimal, terutama pada lahan kering
masam, mudah dibudidayakan secara tunggal atau tumpangsari, cepat menghasilkan
biomasa untuk pupuk hijau atau pakan, mengandung protein tinggi, dan bijinya
mengandung senyawa beracun toksik berupa Con – Canavalia A yang dapat diolah
sebagai obat kanker pada industri farmasi. Umur panjang 9-15 bulan dan tidak dapat
dikonsumsi langung mungkin merupakan kelemahan tanaman koto pedang. Hasil biji
berkisar 1-4,5 tob ji kering/ha, tergantuung populasi dan teknik produksi dan lingkungan
produksi lainnya.
Adanya senyawa selain Con. Canavalin A, yaitu: Canavalin B, enzyme urease
dan asam amino Canavalin , serta kandungan proten tinggi sering digunalkan dalam
industri farmasi, kosmetik dan pangan, serta tersedianya pasar dalam negeri seperti
PT. Haldin Pasifik Semesta di Jakarta dan pabrik abon di Suarakarta merupakan
peluang Agribisnis yang perlu dimanfaatkan, namun perlu promosi yang intensif.
2

PENDAHULUAN
Tanaman koro pedang telah lama dikenal di Indonesia, namun konpetisi antar
jenis tanaman menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam skala luas.
Secara tradisional tanaman koro pedang digunakan untuk pupuk hijau, polong muda,
digunakan untuk sayur (dimasak seperti irisan kacang buncis). Biji koro pedang tidak
dapat dimakan secara langsung karena akan menimbulkan rasa pusing. Biji koro merah
digunakan untuk obat sakit dada dan di Madura, koro biji merah digunkan untuk obat
dengan nama Bedus .

Secara botani tanaman koro pedang dibedakan kedalam dua tipe tanaman yaitu :
koro pedang yang tumbuh merambat (climbing) dan berbiji merah (Canavalia gladiata
(jack) DC) dan koro pedang tumbuh tegak dan berbiji putih (Canavalia ensiformis (L.)
DC.). Tipe merambat (Canavalia gladiata) dikenal denagn Swordbean tersebar di Asia
Tenggara, India, Myanmar, Ceylon dan negara-negara Asia Timur. Koro pedang tipe
tegak/perdu, polongnya dapat menyentuh permukaan tanah sehingga disebut Koro
Dongkrak (Jackbean).
Kandungan protein biji koro pedang dan bibi kacang-kacangan lain berturut-turut
adalah: koro pedang biji putih (27,4 %), koroi pedang biji merah (32 %), kedelai (35 %)
dan kacang tanah (23,1 %). Selain itu, biji koro pedang putih (Canavalia ensiformis)
mengandung zat toksik, yaitu: kholin, asam hidrozianine dan trogonelin. Pada biji koro
ini juga mengandung tripsin dan cymotrypcine inhibitors. Koro pedang biji merah
(Canavalia gladiata) memiliki kandungan protein dan garam yang cukup tinggi, asam
hidroianik dan saponine. Karena biji koro mengandung racun maka perlu cara masak
khusus untuk menetralkan racun sebelum dikonsumsi.
Perkembangan IPTEK yang pesat, saat ini biji koro pedang diolah menjadi bahan
baku untuk industri farmasi dan kosmetika di Jepang dan Amerika Serikat. Industri yang
bergerak di bidang pengolahan hasil tanaman pertanian di negara maju menggunakan
bahan alami (natural ingredient) yang mempunyai kandungan unsur-unsur tertentu antara
lain : protein tinggi, lemak dan minyak non kolesterol, enzym urease, asam amino dan
zat-zat yang mengandung bius.
3

Budidaya tanaman koro pedang sangat mudah, dapat tumbuh baik di lingkungan
suboptimal bahkan untuk tanaman koro tipe menjalar dapat ditanam secara tumpangsari
dengan tanaman keras yang bernilai ekonomi sebagai rambatannya. Informasi tersebut
memnunjukkan potensinya untuk dikembangkan lebih lanjut.

BIOEKOLOGI TANAMAN TANAMAN KORO PEDANG

Biologi
1. Koro pedang tegak biji putih Canavalia ensiformis ( Jackbean )
Bentuk tanaman yang menyerupai perdu batangnya bercabang pendek dan lebat
dengan jarak percabangan pendek dan perakaran termasuk akar tanggung. Bentuk daun
trifoliat dengan panjang tangkai daun 7-10 cm, lebar daun sekitar 10 cm, tinggi tanaman
dapat mencapai 1 meter. Bunga berwarna kuning, tumbuh pada ketiak/buku cabang.
Bunga termasuk bunga majemukdan berbunga mulai umur 2 bulan hingga umur 3 bulan.
Polong dalam satu tangkai berkisar 1 – 3 polong, tetapi umumnya 1 polong/tangkai.
Panjang polong 30 cm dan lebar 3,5 cm, polong muda berwarna hijau dan polongh tua
berwarna kuning jerami. Biji berwarna putih dan tanaman koro dapat dipanen pada 9-12
bulan, namun terdapat varietas berumur genjah umur 4-6 bulan.

2. Koro pedang merambar biji merah Canavalia gladiata ( Swordbean ).


Bentuk tanamannya merambat dan selalu melilit kearah kanan (berlawanan dengan
jarum jam). Akar termasuk akar tunggang dan batang tumbuh sangat kokoh dan diameter
dapat mencapai 5 mm. Panjang kubu (intermode) sekitar 20 cm dengan selalu umbuhnya
selalu keatas dan panjang/tinggi mencapai 10 m. Tangkai daun dan pangkal batang
berwarna merah muda.
Panjang polong sekitar 40 cm lebar 5 cm dan warna polong tua coklat muda, umur
tanaman sampai panen terakhir yaitu 9 –15 bulan. Biji berwarna merah atau coklat
muda. Koro rambat berbiji coklat muda memiliki daun agak sempit dan kaku di banding
tanaman berbiji merah yang memiliki daun lebih lebar dan kelopak bunga berwarna
putih.
4

Ekologi
Tanaman koro pedang dapat tumbuh sampai ketinggian 2000 m d.p.l, tumbuh
baik pada suhu rata – rata 14 oC – 27oC di lahan tadah hujan atau 12 – 32oC di daerah
tropik dataran rendah.
Tanaman koro pedang, terutama tipe tegak dapat tumbuh baik pada curah hujan
tertinggi 4200 mm/tahun dan curah hujan terendah sampai 700 mm/tahun.
Sistim perakaran kedua tanaman tersebut sangat dalam sehingga dapat
menjangkau persediaan kadar air tanah yang cukup pada kondisi permukaan tanah kering,
atau pada lahan kering di musim kemarau tanaman ini mampu tumbuh dan berbiji dengan
baik.
Pertumbuhan kedua jenis tanaman koro pedang akan optimal bila mendapatkan
sinar matahari penuh, namun pada kondisi ternaungi masih mampu menghasilkan biji
dengan baik.
Kedua jenis tanaman koro tumbuh pada tekstur tanah dan kesuburan tanah
dengan kisaran yang luas, terutama koro tipe tegak. Koro tipe rambat dapat tumbuh baik
pada tanah dengan daya pencucian tinggi dan miskin hara. Selain itu, tanaman koro
pedang dapat tumbuh baik pada tanah asam pH asam sampai dengan netral (4,4 – 6,8)
dan juga pada daerah tergenang dan salin.
5

TEKNOLOGI PRODUKSI

Penyiapan Lahan:
Penyiapan lahan untuk koro pedang tipe tegak di lahan kering dapat dilakukan
sebagaimana tanaman kacang-kacangan, seperti kedelai atau kacang tanah., Sedangkan
untuk koro pedang tipe menjalar tidak perlu penyiapan lahan secara khusus, karena biasa
ditanam secara tumpanmg sari dengan tanaman keras sebagari rambatan.

Tanam:
Untuk tanaman koro tipe tegak, biji ditanam secara berbaris dengan jarak tanam
80 cm -100 cm antara baris dan 40 cm-50 cm didalam baris Tanaman akan tumbuh
cepat,, 6 minggu setelah tanam tanah sudah tertutup rapat dan 4-5 bulan setelah tanaman
daun koro dapat digunakan sebagai pupuk hijau/pakan. Pupuk hijau tanaman koro tipe
tegak sekitar 40 – 50 ton/bahan organik segar. Di AS, tumpangsari tanaman koro pedang
denagn tanaman temkakau dan nenas yang diberi pupuk hijau daun koro dapat
meningkatkan hasil tanaman tersebut yang signifikan.
Untuk koro pedang tipe menjalar, biji ditanam mengikuti jarak tanaman keras dan
tingkat kepentinmgan penamanamannya. Pada perkebunan Kakao, Jeruk, dan kelapa di
Amerika, kebutuhan pupuk hijau dapat dicukupi dari daun tanaman koro pedang. Pada
tanaman koro, semakin panjang batang menjalar, semakin banyak polong yang
dihasilkan. Panjang batang mencapai + 10 m, tergantung kesuburan dan kelembaban
tanah.

Waktu Tanam:
Waktu penanaman yang paling tepat adalah pada akhir musim hujan sekitar bulan
Maret di lahan tegal karena untuk pertumbuhan awal tanaman masih cukup air untuk
pertumbuhan membentuk percabangan yang rimbun. Pada saat berbunga, pengisian
polong dan pemasakan, keadaan cuaca dalam kondisi kering, sehingga pada bulan
Agustus – September dapat mempercepat proses pemasakan biji.

Pemupukan:
Pemupukan tergantung dari tingkat kesuburan tanah dan tingkat hasil yang ingin
dicapai. Tanaman koro pedang di Indonesia jarang dibudidayakan secara intensif.
6

Namun dosis pupuk 50 kg Urea, 100 kg SP 36 dan 75 kg KCl dapat digunakan sebagai
patokan.

Panen
Tanaman koro pedang tipe tegak dapat dipanen pada umur 9-12 bulan, yang
ditandai oleh polong tua yang berwarna kuning jerami. Panen dapat dilakukan sekali atau
dua kali, sebab polong tidak mudah pecah. Sedangkan tanaman koro tipe merambat dapat
dipanen pada umur 12-15 bulan.

Hasil:
Hasil biji koro tergantung dari populasi tanaman, varietas dan teknik produksi.
Hasil biji tertinggi dilaporkan mencapai 4,6 ton biji kering, namun hasil biji koro di
tingkat petani yang ditanam tidak teratur dilaporkan mencapai 0,7-1,0 t/ha dan ukuran
biji 40-60 kg/100 biji.

POTENSI AGRIBISNIS

Kelamahan
1. Kelemahan utama tanaman koro pedang adalah mengandung senyawa yang
bersifat toksik berupa Con – Canavalia A dan B, tetapi penelitian di Guetamala
telah dapat mengisolasi protein tanpa toksin.
2. Berumur panjang 9-15 bulan
3. Kurang promosi/soliaslisasi

Kekuatan
1. Mudah dibudidayakan secara tumpangsari (ubikayu, Jagung, sengon, kopi,
Kakao, pekaya dll).
2. Adaptif pada lahan kering masam
3. Penghasiil pupuk hijau sebanyak 40-50 t/ha umur 3-6 bulan
4. University Hospital di Taipei Medical Colage melaporkan bahwa ekstrak biji koro
pedang dapat meningkatkan ketahanan tubuh dan mencegah penyakit kanker
karena. Con canavalin A yang merupakan suatu protein bertindak sebagai anti
bodi yang dapat mengaktifkan sel anti kanker atau sel T, dan juga mampu
7

menggumpalkan VIRUS dan Spermatozoa serta dapat mengisolasi subtansi


immonoglobulin dan glikoprotein darah.

Peluang:
1. Di Jakarta terdapat perusahaan P.T Haldin Pacific Semesta di kawasan industri
Cikarang – Bekasit yang menerima produk tanaman koro pedang yang akan
diekspor ke Jepang dan USA. Oleh P.T Haldin Pacific Semesta harga koro pedang
tipe tegak berbiji putih lebih murah dari harga koro pedang tipe menjalar berbiji
merah. Harga koro pedang biji putih tahun 1997 dibeli PT tersebut dengan Rp
2500,-/kh, sedangkaan harga koro biji merah Rp. 6000/kg. Harga kedelai pada
tahun yang sama Rp. 2500/kg dan kacang tanah Rp 2000/kg polong basah.
2. Koro pedang biji putih di Surakarta lebih laku daripada koro biji merh, sebag koro
biji digunakan salah satu komponen pembuatan abon oleh pabrik abon.

Ancaman
1. Pasok koro saat ini dikuasai oleh Negara-negara Afrika
2. Perdagangan dalam negeri sangat monopoloistis
8

Potensi koro pedang untuk tempe


Kacang gude, komak, dan koro benguk, dan koro pedang biji putih/biji merah
dapat dibuat tempe. Masyarakat Trenggalek (Jawa Timur) biasa mengkonsumsi tempe
koro pedang. Biji kacang-kacangan tersebut memiliki kulit yang keras sehingga sebelum
dibuat tempe perlu pengupasan kulit biji secara mekanis.
Komak, koro benguk dan koro pedang mengandung senyawa beracun, sehingga
dalam pembuatan tempe, setelah kulit biji dukupas, direbus dengan air yang dicampur
abu kapus dan selanjutnya biji direndam dalam air dua kali selama selama dua hari dua
malam agar kandungan racun dapat dinetralkan. Perendaman terbaik bila dilakukan pada
air yang mengalir, bila hal tersebut tidak dapat dilakukan (air tetap), maka air perlu sering
diganti agar terhindar dari aroma kurang sedap. Proses selanjutnya, termasuk jenis ragi
yang digunakan relatif sama dengan pembuatan tempe kedelai.
Rasa tempe koro pedang tidak seenak tempe kedelai, kenampakan tempe tidak
semenarik tempe kedelai, dan kandungan protein juga tidak setinggi kandungan protein
tempe kedelai. Hal tersebut mungkin merupakan kelemahan. Namun keuatan yang
menjadi peluang dari tempe koro pedang adalah dapat diolah lebih lanjut menjadi tepung
atau keripik tempe dengan penggunaan yang lebih luas dan penampakan yang lebih dapat
diterima.
9

Tabel Lampiran: Kandungan Gizi dan Hara Pada Beberapa Tanaman Kacang – kacangan

Species
Sa
Analisis nutrisi Arachis Canavlia
tuan hypogaea ensiformis
Canavlia gladiata Glycine max Lupinus Sp Phasoelus vulgaris

1. Bagian - Seed Seed Seed Seed Seed Green seed


2. Calori - 587 389 375 444 440 417
3. Protein g 24,8 27,4 32,0 39,0 47,8 14,2
4. Lemak g 47,8 2,9 0,7 19,6 17,8 26,7
5. Total g 24,6 66,1 63,5 35,5 30,4 4,8
Carbohidrat
6. Fiber / serat g 3,1 8,3 13,7 4,7 7,7 7,5
7. Ash / abu gr 2,7 3,6 4,2 5,5 3,6 13,3
8. Ca (mg) 1,218 15,1 526 251 97 350
9. P mg 381,00 339 350 580 588 300
10. Fe mg 19,50 9,7 17,5 10,8 6,8 6,7
11. Na mg - 40, - - - -
12. K mg - 848, - 467 - -
13. Beta mg 35,967 - 219 11 1 -
Caroten
14. Thiamine mg 1,07 0,73 0,88 0,73 0,30 -
15. Riboflavin mg 2,88 0,15 - 0,24 0,54 -
16. Niacin mg 7,44 3,50 - 2,44 2,81 -
17. Ascorbid mg 456,00 2,00 - - - -
acid

Sumber ( Jame A. Duke, 1929 )

Anda mungkin juga menyukai