UNTUK
MENGENDALIKAN WERENG PUCUK JAMBU METE
(Sanurus indecora Jacobi)
Tri Lestari Mardiningsih
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Jalan Tentara Pelajar No. 3, Bogor 16111
ABSTRAK
Jambu mete (Anacardium occidentale) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang bernilai ekonomi tinggi
dan sebagai sumber devisa. Salah satu kendala peningkatan produksi jambu mete adalah serangan hama dan penyakit.
Salah satu hama penting jambu mete adalah wereng pucuk (Sanurus indecora). Serangan hama ini yang menyebabkan
kehilangan hasil hingga 57,83%. S. indecora termasuk ordo Homoptera, famili Flatidae. Serangga hama ini
mengalami metamorfosis tidak sempurna, yaitu telur, nimfa, dan imago. Telur berwarna putih, diletakkan secara
berkelompok pada permukaan bawah daun, tangkai daun atau tangkai pucuk dan ditutupi lapisan lilin. Nimfa juga
dilapisi lilin berwarna putih. Imago berwarna putih, putih kemerahan atau hijau pucat. Nimfa dan imago tidak aktif
bergerak, tetapi akan meloncat bila diganggu. Pengendalian S. indecora dapat dilakukan secara fisik/mekanis serta
biologi dengan memanfaatkan cendawan patogen serangga Synnematium sp. dan parasitoid telur Aphanomerus sp.
Pengendalian dengan menggunakan musuh alami sangat prospektif dikembangkan karena ramah lingkungan.
Pengendalian dengan insektisida sintetis juga efektif, tetapi penggunaannya harus bijaksana agar tidak menimbulkan
dampak negatif seperti pencemaran lingkungan, resistensi dan resurjensi hama sasaran, terbunuhnya musuh alami,
dan keracunan bagi petani. Dengan demikian, pengendalian hama jambu mete dianjurkan secara terpadu dengan
memanfaatkan berbagai komponen pengendalian yang ramah lingkungan. Salah satunya adalah dengan menggunakan
cendawan Synnematium sp. yang tersedia di alam.
Kata kunci: Anacardium occidentale, Aphanomerus sp., pengendalian hama, Sanurus indecora, Synnematium sp.
ABSTRACT
Potency of fungus of Synnematium sp. to control cashew flatids (Sanurus indecora Jacobi)
Cashew plant (Anacardium occidentale) is one of estate crops that has high economical value and a source of state
exchange. One of constraints in increasing cashew production and planting area is the attack of pests and diseases.
One of the important pests is Sanurus indecora that causes yield loss up to 57.83%. The insect belongs to order
of Homoptera, family Flatidae. S. indecora experiences incomplete metamorphose i.e. eggs, nymphs, and adults.
The eggs are white, oval, laid under surface of leaf, leaf petiole, or petiole of shoot, in cluster and covered by wax.
The body of the nymph is also covered by wax so that it is sticky. The adults are white, white reddish or green pale.
Both nymphs and adults are inactive, however, they will jump if disturbed. The pest can be controlled physically/
mechanically or biologically using entomopathogen fungi Synnematium sp. and egg parasitoids (Aphanomerus
sp.). Biological control by using natural enemies is prospective to be developed because it is environmentally
friendly. Using synthetic insecticides is effectively proved, however, if they are used unwise, they will cause
negative impacts such as pollution of environment, resistance and resurgence of insects, killing natural enemies
and toxic to farmers. Base on those, control of insect pests on cashew plant is recommended to apply integrated
pest control by integrating several components that is environmentally friendly. One of which is by using fungus
of Synnematium sp. that is available in nature.
Keywords: Anacardium occidentale, Aphanomerus sp., pest control, Sanurus indecora, Synnematium sp.
BIOEKOLOGI
Gejala Kerusakan
dapat berkembang dengan baik pada saat dalam Siswanto et al. 2003). Purnayasa 0 8,51 4,12 51,59
bebas (saprofit). Menurut Aquino (1987), (2004) juga menemukan Diaphorina sp. 20 7,70 1,89 75,45
30 6 2,58 57
Synnematium sp. umumnya bersifat (vektor penyakit CVPD) pada tanaman
40 8,78 2,58 70,62
saprofit dan kontaminan laboratorium. jeruk yang terserang cendawan Synnema-
Menurut Barnett dan Hunter (1972), tium sp. Cendawan dapat tumbuh baik Sumber: Mardiningsih et al. (2006).
Synnematium sp. memiliki ciri synnemata pada media PDA. Uji patogenisitas di
sederhana atau bercabang, coklat ketika laboratorium menunjukkan, dalam waktu
matang, phialid sebagian besar pada ujung 5 hari, 10 ekor Diaphorina sp. yang diuji
cabang, ramping, menyempit ke ujung semuanya mati dan pada hari ketujuh di-
Untuk penyemprotan di lapang, cen-
yang runcing, konidia hialin sampai coklat tumbuhi cendawan Synnematium sp.
dawan dalam media jagung atau beras
pucat, ditutupi mukus, beberapa spora Pengolesan suspensi cendawan Synne-
dihancurkan, lalu ditempatkan dalam
bersatu dalam kelompok, sklerotia bulat, matium sp. pada tubuh serangga dewasa
wadah yang berisi air, kemudian disaring
menjadi coklat dengan sel yang berdinding menyebabkan kematian hingga 100% pada
dan dimasukkan ke dalam alat semprot.
tebal, dan bersifat parasit pada serangga. hari ke-11, sedangkan pengolesan sus-
Penyemprotan dilakukan pada sore hari
Cendawan Hirsutella citriformis juga pensi cendawan pada inang (makanan)
atau menjelang malam agar cendawan
berhasil diidentifikasi dari imago S. menyebabkan kematian sampai 100% pada
memiliki kesempatan yang lebih lama untuk
indecora yang menunjukkan gejala serupa hari ke-9. Pengolesan suspensi cendawan
berkembang sebelum terkena cahaya
dengan Synnematium sp. (Wahyuno et al. pada tubuh serangga dewasa dan inang
matahari keesokan harinya. Synnematium
2003). Cendawan H. citriformis juga dite- (makanan) menyebabkan kematian sampai
sp. yang digunakan adalah yang sudah
mukan pada Diaphorina citri (Homoptera: 100% pada hari ke-8 (Tabel 1).
diperbarui. di NTB, cendawan ini dapat
Psyllidae) pada tanaman jeruk di Klaten, Pada penelitian semilapang, pengen-
dibeli di Balai Laboratorium Perlindungan
Jawa Tengah (Subandiyah et al. 2000 dalian S. indecora dengan Synnematium
Tanaman Perkebunan Narmada, Dinas
Perkebunan NTB.
Cendawan sejenis yaitu Synnematium
jonesii diketahui menginfeksi Udonga
Tabel 1. Mortalitas imago Lawana sp. (S. indecora) setelah diinokulasi dengan montana (Hemiptera: Pentatomidae), kepik
Synnematium sp. (% kumulatif). penyengat pada tanaman kopi di India. Di
Amerika, Synnematium juga dilaporkan
Mortalitas imago pada hari ke
Perlakuan memparasit Mezira emarginata dan M.
4 5 6 7 8 9 10 11 lobata di Louisiana, Harpalus sp. di
Inokulasi tubuh serangga 0 36,70 75 86,70 93,30 93,30 9 6 100 California, Pardomis sp. di Columbia,
Inokulasi inang 0 75 83,30 86,70 90 100 100 100 Philonthus sp. di Maine, dan wereng daun
Inokulasi serangga dan inang 0 70 86,70 93,30 100 100 100 100 di Costa Rica. Selain itu, Synnematium
Kontrol 0 0 0 0 0 3 6 6
juga menyerang Pororeus simulans di
Sumber: Wikardi et al. (2001). Filipina, Basilides bipinnis di Sierra
Leone, Promecotheca bicolor di Fiji, dan
DAFTAR PUSTAKA
Aquino, M.B. 1987. Survey on fungi associated Cunningham, N. 1987. Producing Hippodamia Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pests of Crops in
with corn seeds from different towns of convergens eggs and larvae. Biological Indonesia. Revised and Translated by Van
Nueva Viscaya (Philippines). Available from Control Facility Coordinator. Agricultural Der Laan. P.A. PT Ichtiar Baru-Van Hoeve,
( h t t p : / / w w w. F a o . o rg / . . . / 1 9 8 7 / v / 1 3 0 5 / Resources & Development Division. Available Jakarta. 701 pp.
PH8611074.xml;PH8611074-7k. [14 Feb- from (http://www.mda.state.mn.us/plants/
ruari 2008]. Karmawati, E. dan T.L. Mardiningsih. 2005.
insects/plantscape/hippodamia.htm). [18
Hama Helopeltis spp. pada jambu mete dan
Februari 2008].
Barnett, H.L. and B.B. Hunter. 1972. Illustrated Pengendaliannya. Perkembangan Teknologi
Genera of Imperfect Fungi. Third Edition. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2006. Statistik Tanaman Rempah dan Obat XVII(1): 1−6.
Burgess Publishing Company. 426 South Perkebunan Indonesia (Statistical Estate
Sixth Street, Minneapolis, Minnesota 55415. Mardiningsih, T.L., A.M. Amir, I.M. Trisawa,
Crops of Indonesia) 2001−2003, Jambu mete
241 pp. dan I.G.N.R. Purnayasa. 2004. Bioekologi
(Cashewnut). Direktorat Jenderal Perkebunan,
dan pengaruh serangan Sanurus indecora
Jakarta. 26 hlm.