Anda di halaman 1dari 7

Surat Keputusan (SK)

Ideologi atau pandangan hidup merupakan satu hal dasar yang paling penting yang wajib diperhatikan
oleh seorang manusia. Wajib diperhatikan dan diperdalam oleh setiap makhluq yang bernama manusia
yang mengakui adanya kekuatan besar diluar kebendaan yang mengatur segala hal dan berkuasa atas
segala hal, termasuk hidup dan mati manusia. Mengakui bahwa manusia adalah setitik ciptaan di alam
raya yang bisa hidup dan bernafas di dunia ini hanya karena oleh Sang Pemilik alam ini diperbolehkan
untuk hidup. Tidak ada yang lainnya. Oleh karena itu, di dalam Islam dikatakan bahwa manusia
hidup adalah untuk beribadah kepada Allah (Sang Pemilik kehidupan). Lantas bagaimana cara
Sang Pemilik kehidupan memberikan perintah atau menetapkan aturan untuk dijalani
manusia?

Nah, untuk itulah kemudian Sang Pemilik kehidupan menetapkan sebagian dari manusia itu sebagai
utusan-Nya yang menjadi perantara antara Sang Pemilik kehidupan itu dengan manusia, memberikan
aturan-aturan tentang tata cara berkehidupan yang sejalan dengan beribadah, memberitahukan
larangan-larangan bagi manusia yang sedang menyewa secuil waktu dan tempat di bumi-Nya,
memberikan berita mengenai kehidupan setelah berpindah dari bumi apakah berakhir bahagia dengan
masuk surga ataukah berakhir mengenaskan dengan masuk neraka yang tentunya hanya diperuntukkan
bagi manusia yang menyalahi aturan yang telah ditetapkan oleh Sang Pemilik kehidupan.

Sang Pemilik kehidupan inilah Tuhan manusia, yang menguasai manusia, yang menentukan
kehidupan manusia, yang akan mengadili segala tindakan manusia. Namun, kadangkala dan
bahkan sering kali manusia lupa. Lupa siapa dirinya, apa hakikat dirinya, atas kemurahan siapa dia
bisa bernafas di bumi, atas karunia siapa dia bisa merasakan kehidupan. Oleh karena itu, Tuhan
mengutus seorang manusia dalam suatu kaum pada suatu masa tertentu dan akan menggantinya
dengan utusan yang lain di masa yang lain pada satu kaum yang sama ataupun pada satu kaum tertentu
lainnya ataupun untuk seluruh kaum yang ada di bumi. Menurut beberapa keterangan dalam literatur
islami, semenjak Adam sebagai manusia pertama hingga berakhirnya dunia ini diperkirakan ada
120.000 orang utusan Tuhan secara umum (nabi). Dan dari sekian ratus ribu utusan tersebut ada 315
utusan yang wajib menyampaikan segala perintah Tuhan kepada kaumnya tanpa boleh
menyembunyikan satu perintahpun. Mereka ini disebut sebagai rasul. Selanjutnya dari sekian ratus
rasul itu ditetapkan sebanyak 25 rasul utama yang banyak diceritakan dalam literatur islami dan wajib
diimani oleh ummat islam. Pengelompokkan ini diperkecil lagi dengan ditetapkannya beberapa rasul
dari 25 rasul utama tersebut pemberian lembaran-lembaran hukum ibadah kepada Tuhan. Kemudian,
dari mereka yang diberikan lembaran-lembaran hukum pegangan tadi masih dipersempit lagi dengan
ditetapkannya 4 rasul yang dilengkapi dengan kitab ketetapan dari Tuhan untuk menjadi
pegangan bagi dirinya dan kaumnya. Mereka itu adalah:
1. Musa yang diberikan kepadanya kitab Taurat
2. Daud yang diberikan kepadanya kitab Zabur
3. Isa yang diberikan kepadanya kitab Injil
4. Muhammad yang diberikan kepadanya kitab Al qur`an

Mereka ini adalah para utusan Tuhan yang dibekali dengan kitab aturan kehidupan yang dikirimkan
oleh Tuhan, supaya dipergunakan sebagai patokan atau tuntunan manusia dalam berkehidupan di bumi
dan beribadah kepada Tuhan serta tidak melaksanakan larangan Tuhan dan menyeleweng dari garis
ketentuan Sang Pemilik kehidupan. Setiap kitab suci yang dikirimkan Tuhan melalui utusan-utusan-
Nya tersebut wajib ditaati oleh kaum yang ditentukan Tuhan pada masa telah ditentukan pula. Jadi
tidak bersamaan pada satu tempat dan satu waktu. Nah, agar lebih enak dan gampang dicerna, baiklah
kiranya kita umpamakan kitab suci dari Tuhan seperti sebuah SK (Surat Keputusan) yang
dikeluarkan oleh pihak penguasa dan disebarkan atau disosialisasikan oleh suatu pihak yang
berwenang yang telah ditetapkan pula oleh Sang Penguasa sebagai utusannya. Kitab suci dikeluarkan
oleh Tuhan dan disosialisasikan oleh rasul. Apabila pada suatu ketika SK tersebut telah
disalahgunakan atau dipalsukan atau dianggap memerlukan pembaharuan, maka pihak penguasa
akan menurunkan atau mengeluarkan SK baru yang lebih lengkap dan lebih cocok dipakai
daripada SK sebelumnya. Dan ini berarti bahwa SK atau kitab suci yang ada sebelumnya tidak
dipakai lagi alias telah kedaluwarsa atau habis masa pakainya.

Nah, begitulah kejadiannya. Pada saat dahulu kala setelah masa banjir besar yang dialami kaum Nuh,
mereka menyebar di muka bumi dan membentuk komunitas-komunitas baru diberbagai belahan bumi.
Setelah sekian ratus tahun berlalu, semakin banyak dari keturunan kaum Nuh ini yang
menyelewengkan aturan-aturan atau ketetapan Tuhan yang diturunkan kepada Nuh sebelumnya.
Kepada kaum-kaum yang tidak begitu parah penghianatannya kepada hukum Tuhan, dikirimlah
utusan-utusan yang tidak diiringi dengan begitu banyak pembaharuan hukum, sehingga sifatnya
bekerja ringan tanpa memerlukan peralatan berat. Sedangkan kepada kaum yang telah parah
penghianatannya terhadap hukum Tuhan, dikirimlah utusan yang dilengkapi dengan peralatan berat,
yaitu setumpuk peraturan hukum berkehidupan dan aturan beribadah yang baru. Dalam hal ini yang
pertama diutus adalah Musa kepada kaum Israel dengan SK berupa kitab Taurat, kemudian
bersambung dengan Daud dengan kitab Zabur, kemudian Isa dengan kitab Injil, dan terakhir
diperuntukkan kepada segenap manusia dari semua kaum dikirimlah Muhammad sebagai penutup
utusan Tuhan dengan dibekali SK berupa kitab suci Al qur`an yang dipergunakan hingga masa
berakhirnya dunia (kiamat). Namun, diantara mereka yang dikirimi Tuhan seorang utusan bersama SK
baru, ada segolongan dari mereka yang tetap tidak mau beriman dan bahkan makin parah
penghianatannya kepada Tuhan. Satu yang paling parah adalah menimpa Isa yang berusaha disalibkan
dan dibunuh dengan kejam (yahudi), yang dikemudian hari untuk menyamarkan kekejaman tersebut
dijadikanlah adanya cerita penebusan dosa yang dibuat-buat oleh kaum yang tidak mengimani Isa
sebagai utusan Tuhan dan menyelewengkan ajarannya (nasrani). Mereka mengaku sebagai pengikut
Isa (mereka menyebut Yesus Juru Selamat, karena cerita penebusan dosa), namun banyak aktifitas
kehidupannya yang jauh dari ajaran Isa, mengotak-atik ayat-ayat Injil, dan menafsirkan sesuai
kepentingan sendiri, serta tidak mau mengamalkan ajaran Isa secara benar. Bagaimana bisa
dikatakan ummat nasrani tidak mengamalkan ajaran Isa?

Baiklah kita uraikan dengan penjelasan-penjelasan berdasar kepada isi Injil secara langsung, sehingga
janganlah kita ragu bahwa seluruh ummat nasrani saat ini tidak mengamalkan ajaran Isa sama
sekali dan bahkan bukanlah pengikut Yesus yang setia. Marilah kita tengok nubuat Yesus berikut
ini yang seharusnya dipegang ummat nasrani dan diamalkan kalau benar mereka itu pengikut setia
Yesus. Yesus bernubuat: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Aku akan minta kepada Bapa, dan ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain,
supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya”. (Yohanes 14:15-16).
Sebelum Yesus pergi/diangkat dari dunia ini, dia minta kepada Bapa/Allah/Tuhan, supaya memberikan
utusan pengganti baginya yang meneruskan risalahnya. Pengganti yang diminta ini disebut “Roh
Penolong” atau “Penolong yang lain” dalam versi bahasa Indonesia. Di sana ditambahkan pula kata-
kata “supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya” yang berarti bahwa “Penolong yang lain” ini adalah
nabi atau utusan Tuhan yang ketentuan-ketentuan dalam kitab yang datang bersama dengan
kedatangannya akan dipakai hingga datangnya hari akhir dunia, dan tidak ada utusan lain lagi
sesudahnya. Dialah Muhammad. Bagaimana bisa Muhammad sebagai “Penolong yang lain”?

Hal yang menguatkan kebenaran nubuat Yesus mengenai penggantinya bernama Muhammad, dalam
Injil juga dinyatakan bahwa utusan Tuhan setelah Yesus adalah berasal dari pegunungan Paran.
Keterangan ini semakin memperjelas dan memastikan personalitas dari utusan yang dijanjikan, yaitu
berdasar kepada nubuat dari Musa yang dengan gamblang menyatakan urutan para nabi setelahnya.
“Tuhan datang dari Sinai, dan terbit dari Seir kepada mereka; ia tampak bersinar dari
pegunungan Paran, dan datang bersama puluhan ribu orang yang kudus; dan dari tangan
kanannya tampak kepada mereka api (hukum) yang menyala”. (Kitab Ulangan 33:2).
Dalam nubuat Musa tersebut dinyatakan Tuhan (hukum Tuhan diperumpamakan dengan api,
sebagaimana ia menerima hukum Tuhan di Sinai dengan melihat api). Jadi, nubuat ini merupakan
keterangan urutan utusan Tuhan yang berawal dari Sinai (Musa), semakin bersinar pada saat dari Seir
(Yesus), dan bersinar penuh keagungan dengan diiringi puluhan ribu orang kudus di Paran
(Muhammad). Utusan Tuhan dari Paran jelaslah menunjuk kepada Muhammad, karena perlu pula
diingat, bahwa tidak ada keturunan Israel yang berkeliaran di pegunungan, lembah, atau gurun di
sekitar Paran, tetapi wilayah tersebut dipenuhi oleh keturunan Ismail saja. Dan satu-satunya rasul di
wilayah itu setelah masa Yesus hanyalah Muhammad.

Pada Ulangan 33 tersebut juga disebutkan adanya puluhan ribu orang kudus yang datang
bersamanya, maka dapat dibandingkan dengan kejadian pada saat Muhammad memasuki kota
Makkah bersama lebih dari 10.000 pengikutnya dengan penuh kedamaian (itulah sebabnya
dinyatakan orang kudus, karena datang dengan hukum dan damai, sedangkan jika datang dan
melakukan pemaksaan menggunakan pedang, pastilah bukan bersama puluhan ribu orang kudus tetapi
bersama puluhan ribu ksatria atau tentara). Bahkan sampai hal sedetail inipun telah dinubuatkan di
dalam Injil, namun mereka yang mengaku menjadi pengikut Yesus dan selalu membawa Injil tidak
pernah memahaminya. Jadi, dia yang datang bersama puluhan ribu pengikutnya kembali ke “Rumah
Keagungan-Ku” seperti juga yang tertera dalam Yesaya 60, adalah Ka`bah, bukan gereja atau kuil
manapun. Oleh karena itu, bagi pengikut Yesus yang setia yang merindukan rumah keagungan Tuhan,
haruslah menjadi seorang muslim seperti yang diperintahkan oleh Yesus dalam nubuatnya.

Selain dari ayat-ayat Injil diatas, terdapat pula keterangan sebagai berikut:“Dan Aku akan
menggoncangkan semua bangsa, dan Himda untuk semua bangsa ini akan datang; dan Aku akan
mengisi rumah ini dengan kemegahan, kata Tuhan pemilik rumah. Kepunyaankulah perak dan
kepunyaankulah emas, kata Tuhan pemilik rumah, kemuliaan rumah terakhirku akan lebih besar dari
kemuliaan rumah pertama, kata Tuhan pemilik rumah; dan di tempat ini Aku akan memberikan
Syalom, kata Tuhan pemilik rumah”. (Haggai 2: 8-10).

Dalam terjemahan modern, kata Himda dan Syalom dirubah berturut-turut enjadi “desire” (hasrat),
dan “peace” (perdamaain). Padahal sebenarnya disinilah nubuat yang hebat tentang kedatangan
utusan pengganti Yesus itu ditegaskan dalam Injil, namun disalah-artikan oleh kepentingan tertentu
yang tidak menginginkan kebenaran terungkap. Kebenaran yang ditutupi itu adalah karena Himda dan
Syalom memiliki pengertian yang hakiki (tidak diragukan lagi) persis sama dengan “Ahmad”
dan “Islam”.
a. Himda : ungkapan dalam bahasa Yahudi asli berbunyi, “ve yavu himdath kol haggoyim”,
yang jika ditranslatekan ke bahasa Inggris “and will come the Himda of all nations”.
Akhiran hi dalam bahasa yahudi seperti dalam bahasa Arab, dirubah menjadi th atau t
apabila dalam kasus genetif. Kata Himda berasal dari akar kata bahasa Yahudi kuno
yang tidak dipakai lagi yaitu hmd (konsonan-konsonan yang diucapkan “hamad”).
Kata ini satu arti dengan di dalam bahasa Arabnya, yaitu “memuji”, yang jika diambil
menjadi kata “Ahmad” berarti”Yang Terpuji”, dan merupakan nama nabi yang diutus
Tuhan seperti yang dinyatakan sendiri oleh Yesus kepada Israel: “seorang rasul dari
Tuhan yang namanya adalah Ahmad”. Begitupun dalam bahasa Yunani diartikan dari
bahasa aslinya dengan kata “Periclytos” yang artinya “Amat Terkenal”, atau “Mulia”,
atau “Terpuji”. Itulah Ahmad, rasul terakhir yang dalam sebutan lain adalah
Muhammad.
b. Syalom : atau sylama, dalam bahasa arab salam, atau islam. Semua sarjana Semit pasti tahu
dan paham bahwa kata Syalom dan Islam berasal dari satu akar kata yang sama
dan keduanya punya arti yang sama pula, yaitu kedamaian, ketundukan, dan
penyerahan diri.

Bentuk-bentuk penyelewengan makna semacam ini meliputi hampir setiap lembar Injil, belum lagi
ayat-ayat yang ditambahi atau dikurangi setiap edisi revisinya. Jika para pendeta dan teolog kristen
mengetahui kitab suci mereka dalam bahasa Ibrani asli, dan bukan terjemahan yang telah diotak-atik,
sebagaimana muslim membaca Al qur`an dalam teks Arab aslinya, mereka akan dengan jelas
mengetahui bahwa keyakinan mereka selama ini adalah salah dan penuh kebohongan. Selain itu
mereka akan memahami pula bahwa Allah adalah nama dalam bahasa Semit (bahasa awal Taurat dan
Injil) yang sama untuk Zat Yang Maha Tinggi yang didefinisikan begitu rendah oleh Injil modern,
yang bahkan keberadaannya dijadikan tiga (trinitas) yang beranak dan diperanakkan seperti makhluq
rendah.
Ayat pertama dalam Injil Yohanes yang sering juga diperdebatkan oleh para ahli kitab unitarian (ahli
kitab yang menyatakan Tuhan itu Esa, lawan trinitas), bahwa “Firman itu milik Tuhan”. Bentuk
bahasa Yunani (terjemahan awal dari bahasa Ibrani asli) dalam bentuk kasus genetif “Theou” (milik
Tuhan) diselewengkan menjadi “Theos” (Tuhan). Sehingga dalam trinitas diartikan “Firman itu
Tuhan”.

Setelah menganalsis dari Injil, ada baiknya diperkuat dengan literatur islami. Diantaranya di dalam Al
Qur`an disebutkan:

‫شرا برسول يأتي من بعدى اسمه‬


ّ ‫ي من التوراة و مب‬
ّ ‫و إذ قال عيسى ابن مريم يا بني إسرائيل إّني رسول ال إليكم مصّدقا لما بين يد‬
‫ أحمد‬. . . ..

“Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, ‘Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan
Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan
seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad’. ...”. (QS. As Shaff 6).
‫ق مصّدقا لما بين يديه من الكتاب‬
ّ ‫ و أنزلنا إليك الكتاب بالح‬. . . ..

“dan telah Kami turunkan kepadamu Al qur`an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) ...”. (QS. Al Maidah 48).

. . . . ‫ل شئ و هدى و رحمة لقوم يؤمنون‬


ّ ‫و لكن تصديق اّلذي بين يديه و تقصيل ك‬.

“..., akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan
sebagai petunjuk serta rahmat bagi kaum yang beriman.”. (QS. Yusuf 111).

‫ل كافة للّناس‬
ّ ‫ و ما أرسلنك إ‬. . . ..

“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya ....”. (QS. Saba` 28).

Jadi, dari berbagai keterangan diatas dapat disimpulkan juga bahwasanya Muhammad datang untuk
meneruskan aqidah kitab yang telah ada sebelumnya, sekaligus melengkapi hukum-hukumnya. Jadi,
bukan untuk merubah hukum kitab yang datang sebelumnya (Taurat, Zabur, Injil). Jika di dalam kitab
suci Al qur`an dinyatakan bahwa Tuhan adalah Esa, maka begitu pula kitab-kitab sebelumnya. Jika di
dalam Al qur`an dinyatakan bahwa Isa bukan anak Tuhan dan hanya sebagai utusan Tuhan, begitu pula
di dalam kitab-kitab sebelumnya. Itulah yang harus kita percayai dan menjadi patokan atau tuntunan
hidup kita.

Selesai.

Nah, inilah sedikit ulasan mengenai perubahan SK dari Tuhan dan kedatangan Pengganti Yesus yang
telah jelas dinyatakan atau dinubuatkan sendiri oleh Yesus dan beberapa keterangan lainnya yang
sangat mudah dipahami dan gamblang di dalam Injil maupun Al qur`an. Orang-orang diluar islam,
biasanya hanya mengerti hal-hal semacam ini bila dia benar-benar menguasai kitab sucinya (Taurat,
Zabur, Injil) dan punya keinginan untuk mencari kebenaran semata. Oleh karena itu, semakin pandai
seorang nasrani akan kitab sucinya (Injil), maka semakin besar kemungkinan baginya untuk
menemukan hidayah Allah dan menjadi pengikut Yesus yang setia dengan menjadi seorang
muslim. Nah, sekarang jelaslah bahwasanya kaum yang mengaku sebagai pengikut Yesus yang setia
seharusnya mengakui Muhammad sebagai utusan setelah masa Yesus dan memeluk agama Islam
sebagai tuntunan hidupnya sesuai dengan nubuat dan perintah Injil (Yesus). Silahkan direnungkan
dengan tenang dan objektif, semoga berguna sebagai sarana untuk menemukan jalan yang lurus dan
diridloi Tuhan, serta memperkuat pola pikir dan keimanan kita. Amin
Diantara orang-orang yang telah mendapat hidayah dari Allah dan terdiri dari orang-orang pandai
semacam ini biasanya akan memberikan banyak pandangan baru dan bagus untuk dijadikan teladan.
Mereka sangat telaten dan sistematis dalam memberikan ulasan-ulasan mengenai kebenaran aqidah
islam. Untuk itu, silahkan baca buku-buku karya mereka, diantaranya ada buku-buku karya Bpk. Insan
Mokoginta, Ibu Irene Handoyo, dan masih banyak lagi yang lainnya. Atau jika ingin membaca karya
berbahasa asing silahkan cari buku-buku karya Prof. David B. Keldani. Semoga bermanfaat. Amin.

Mei, 2007

Tag: Tuhan, islam, SK, surat keputusan, adam, utusan Tuhan, nabi, rasul, literatur, lembaran, hukum,
ibadah, aqidah, musa, daud, isa, muhammad, yesus, taurat, zabur, injil, al qur`an, kitab suci,
kedaluwarsa, israel, torah, mazmur, kiamat, yahudi, nasrani, kristen, nubuat, sinai, seir, paran, ka`bah,
makkah, rumah keagungan, yesaya, ulangan, haggai, himda, syalom, desire, peace, ahmad, islam,
hamad, periclytos, silama, salam, ibrani, semit, trinitas, unitarian, esa, theou, theos, shaff, maidah,
yusuf, saba`, mokoginta, irene, keldani, Allah

Anda mungkin juga menyukai