PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karsinoma endometrium merupakan salah satu kanker ginekologi dengan
angka kejadian tertinggi, terutama di negara-negara maju. Selama tahun 2005,
diperkirakan di Amerika terdapat sekitar 40.880 kasus baru dengan sekitar
7.100 kematian
terjadi
karena
karsinoma
endometrium.
Karsinoma
B. Tujuan
Untuk
mengetahui
lebih
dalam
tentang
penyakit
Karsinoma
1.
2.
3.
4.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Karsinoma endometrium adalah tumor ganas yang muncul dari sel-sel
epitel primer lapisan endometrium. Umumnya dengan differensiasi glandular
dan berpotensi mengenai miometrium dan menyebar jauh. 75% tumor ganas
endometrium adalah adenokarsinoma, sisanya ialah karsinoma epidermoid
atau
karsinoma
tipe
sel
squamous
(5-10%),
adenoakantoma
dan
kasus keganasan baru pada wanita. Penyakit ini paling banyak terjadi di
negara maju seperti Amerika, negara-negara di Eropa tengah dan Eropa timur
dan insiden lebih rendah di Afrika timur. Tingkat kejadian karsinoma
endometrium seiring pertambahan usia juga meningkat di negara-negara
berkembang (Simpson, 2014).
Di seluruh dunia, angka kejadian karsinoma endometrium seiring
pertambahan usia berkisar antara 15 per 100.000 wanita (di daerah Amerika
dan sebagian Eropa) sampai kurang dari 5 per 100.000 wanita (di daerah
Afrika dan 8 Asia). Risiko karsinoma endometrium meningkat seiring usia,
dimana kebanyakan kasus terdiagnosa setelah menopause (Simpson, 2014).
Di Indonesia, sebuah penelitian tahun 2005 mendapatkan prevalensi
karsinoma endometrium di Jakarta mencapai 7,2 kasus per tahun. Usia
penderita yang cenderung lebih muda pada penelitian tersebut jika
dibandingkan dengan penderita di negara-negara barat dan eropa (berusia >50
tahun terbanyak), kemungkinan disebabkan di indonesia pengguanaan TSH
masih sangat jarang. Pemakaian TSH menyebabkan tingginya jumlah
penderita kanker ini di negara Barat dan Eropa di era tahun 70-an (Simpson,
2014).
D. Faktor Risiko
Faktor risiko dari penyakit karsinoma endometrium adalah (Schorge JO.,
et all. 2008 ; Anwar M., et all. 2011) :
1
2
3
Kontrasepsi oral
Peningkatan risiko secara bermakna terdapat pada pemakaian
kontrasepsi oral yang mengandung estrogen dosis tinggi dan rendah
progestin.
Tamoksifen
Tamoksifen merupakan antiestrogen yang berkompetisi dengan
estrogen untuk menduduki reseptor. Di endometrium, tamoksifen
pembelahan sel.
Obesitas
Faktor diet
Kondisi medis
Faktor genetik
Merokok
Ras
Pendidikan dan status sosial ekonomi
Tabel 2.1. Faktor Risiko karsinoma endometrium (Schorge JO., et all. 2008).
Risk Factors for Endometrial Cancer
Factors Influencing Risk
Estimated
Relative
Riska
Obesity
25
>5
1020
1.52
23
History of infertility
23
Nulliparity
Menstrual irregularities
1.5
318
1.52
White race
Older age
23
37
0.5
d
e
mengalami menstruasi)
Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pascamenopause
Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia
diatas 40 tahun)
f Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
g Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pascamenopause)
h Nyeri atau kesulitan dalam berkemih
i Nyeri ketika melakukan hubungan seksual
F. Penegakan Diagnosis
1. Anamnesis
Perdarahan abnormal vagina pascamenopause bagi yang telah
menopause dan intermenstruasi yang belum menopause bisa juga bukan
perdarahan tetapi discharge abnormal seperti keputihan yang banyak
bercampur nanah atau darah dari vagina. Selain itu, gejala dapat berupa
nyeri pelvis dan terasa ada massa, serta penurunan berat badan. Riwayat
keluarga ada kemungkinan terkena karsinoma endometrium, jika terdapat
anggota keluarga yang terkena kanker ini, meskipun prosentasenya
sangat kecil. Rasa sakit saat menstruasi, rasa sakit yang parah dan terus
menerus pada perut bagian bawah, rasa sakit ini akan bertambah pada
saat berhubungan seks (Barlin, 2010).
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ginekologi (Barlin, 2010) :
a. Pembesaran uterus dan atau massa tumor di rongga panggul
b. Dilakukan pemeriksaan rektovaginal.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. USG
Sebuah USG transvaginal (TVUS) sering disukai untuk melihat
rahim. Untuk tes ini, probe TVUS (yang bekerja dengan cara yang
sama sebagai transduser USG) dimasukkan ke dalam vagina.
Gambar dari TVUS dapat digunakan untuk melihat apakah rahim
mengandung massa (tumor) atau jika endometrium lebih tebal dari
biasanya yang dapat menjadi tanda karsinoma endometrium.
ini
dapat
dilakukan
dengan
atau
tanpa
histeroskopi.
risiko
terkena
karsinoma
Setelah menopause
adenokarsinoma
Anovulasi
Sindroma Stein
karsinoma
Leventhal
in situ
kerusakan hati
Perubahan ova
terapi estrogen
rium lainnya
hyperplasia
Terapi estrogen
adenomat
Hyperplasia gld.
Hyperplasia adenomat
Kistik
adenokar
sinoma
Regresi
Folikel
kembali
regresif
Persisten
normal
hyperplasia
tetap
ca insitu
10
dengan terdapat perubahan bentuk dan ukuran pada sel kelenjar dan stroma
endometrium selama siklus menstruasi (Nunobiki, 2013).
Kadar estrogen yang tinggi tanpa diimbangi progesteron dapat ditemukan
pada beberapa kondisi seperti : anovulasi dalam jangka waktu yang lama,
mengkonsumsi estrogen dalam waktu lama, tumor penghasil estrogen,
malfungsi tiroid, dan penyakit hepar (Koplajar, 2012).
Karsinoma endometrium mungkin berasal di area minoris (misalnya,
sebuah polip endometrium) atau multifokal difus. Pertumbuhan awal dari
tumor
ditandai dengan kerapuhan dan perdarahan spontan, bahkan pada tahap awal.
Kemudian pertumbuhan tumor ditandai oleh invasi miometrium dan
pertumbuhan menuju leher rahim. Empat rute penyebaran terjadi di luar
rahim (Koplajar, 2012) :
1 Langsung
Penyebaran adenokarsinoma endometrium biasanya lambat terutama
pada yang differensiasi baik. Penyebarannya ke arah permukaan kavum
uteri dan endoserviks. Dari kavum uteri menuju ke stroma endometrium
ke miomterium ke ligamentum latum dan organ sekitarnya. Jika telah
mengenai
2
endoserviks,
penyebaran
selanjutnya
seperti
pada
adenokarsinoma serviks.
Melalui kelenjar limfe
Penyebarannya melalui kelenjar limfe ovarium akan sampai ke para
aorta dan melalui kelenjar limfe uterus akan menuju ke kelenjar iliaka
interna, eksterna, dan iliaka komunis serta melalui kelenjar limfe
ligamentum rotundum akan sampai ke kelenjar limfe inguinal dan
femoral.
Melalui aliran darah
Biasanya proses
penyebarannya
sangat
lambat
dan
tempat
endometrioid
adenokarsinoma
(75%
dari
total
kasus).
11
12
menyebar. UPSC
berpotensi
menginvsi
miometrium
dan
13
Gambar 2.8. Clear cell carcinoma tipe solid (Schorge JO, et all. 2008).
Gambar 2.9. Clear cell carcinoma tipe papiler (Schorge JO, et all. 2008).
1. Mucinous Karsinoma
Sekitar 1 sampai 2 persen karsinoma endometrium adalah tipe
mucinous. Sebagian besar endometrioid adenokarsinoma mempunyai
komponen fokal.
14
2. Karsinoma Campuran
Karsinoma endometrium dapat berupa kombinasi dari dua atau lebih
tipe histologik. Karsinoma campuran, terdiri dari paling tidak dua tipe
dengan masing masing tipe minimal melingkupi 10 % dari seluruh
tumor. Kecuali tipe serous dan clear cell, kombinasi lain biasanya tidak
signifikan. Karsinoma campuran biasanya merupakan campuran antara
karsinoma endometrium tipe I dan tipe II (Schorge JO, et all. 2008).
3. Undifferentiated Carcinoma
Pada 1-2 % karsinoma endometrium, tidak ada bukti adanya
diferensiasi glandular, sarkomatous, atau squamous. Tumor yang tidak
berdeferensiasi
ini
mempunyai
karakteristik
proliferasi
epitel
monotonous, ukurannya medium tumbuh dari sel yang padat dan tidak
mempunyai pola yang spesifik. Prognosisnya lebih buruk dari
endometrioid adenokarsinoma diferensiasi buruk (Schorge JO, et all.
2008).
J. Penatalaksanaan
1. Terapi Lama
a Surgery (bedah)
15
16
Terapi radiasi
1 Brachytherapy
Sumber radiasi ditempatkan ke dalam silinder dan dimasukkan
ke dalam vagina. Panjang silinder dapat bervariasi, tetapi bagian
atas vagina selalu diobati. Dengan metode ini, radiasi terutama
mempengaruhi daerah vagina dalam kontak dengan silinder.
Struktur di dekatnya seperti kandung kemih dan rektum
mendapatkan paparan radiasi kurang. Efek samping yang paling
umum adalah perubahan pada lapisan vagina.
Ada 2 jenis
Target Terapi
17
Penelitian
sekarang
menjelaskan
lebih
banyak
tentang
Terapi Hormon
Meskipun terapi hormon karsinoma endometrium yang sering
adalah progestin, obat-obatan yang mempengaruhi estrogen juga
dapat membantu. Sebuah studi baru-baru melihat menggunakan
fulvestrant, sebuah obat yang menghalangi reseptor estrogen.
Operasi
Biopsi kelenjar getah bening. Mungkin Terapi ini sudah lama
digunakan pada kanker jenis lain seperti kanker payudara, tapi ini
merupaka terapi baru pada karsinoma endometrium.
K. Komplikasi
Karsinoma endometrium dapat menyebabkan rekurensi dan menjadi
karsinoma sekunder dan juga bermetastasis melalui pembuluh limfe. Berikut
komplikasinya yaitu kanker payudara, kanker kolon, kanker rectum, kanker
jaringan lunak, kanker usus halus, kanker vagina, myeloid leukimia (AML)
dan kanker vesica urinaria. Paling sering adalah kanker kolon dan kanker
payudara (Wright, 2012).
L. Prognosis
Sejumlah faktor prognosa dibawah ini digunakan untuk menilai
kekambuhan dan keberhasilan pengobatan penyakitnya (Schorge JO, et all.
2008) :
1 Umur penderita
Secara umum penderita karsinoma endometrium yang berusia muda
lebih baik prognosanya dari penderita berusia tua. Dari beberapa
penelitian didapatkan angka ketahanan hidup 5 tahun penderita yang
berusia > 70 tahun sebesar 60,9 % dan penderita yang berusia < 50 tahun
18
histologinya endomethoid.
Differensiasi histologi
Didapati kekambuhan penyakitnya sebesar 7,7 % pada tumor grade
1, tumor grade 2 sebesar 10,5 % dan 36,1 % pada tumor grade 3. Dan
angka keberhasilan 5 tahun pada grade 1 sebesar 92 %, grade 2 sebesar
limfe.
Metastase adneksa
8
Reseptor hormon
9
Ukuran tumor
10 Lymph vascular space invasion
7
19
III.
KESIMPULAN
Karsinoma endometrium adalah tumor ganas yang muncul dari sel-sel epitel
primer lapisan endometrium dan merupakan salah satu kanker ginekologi
20
DAFTAR PUSTAKA
Anwar M., et all. 2011. Ilmu Kandungan edisi 3. Tridasa Printer : Jakarta
Barlin JN, Puri I, Bristow RE. 2010. Cytoreductive surgery for advanced or
recurrent endometrial cancer: a meta-analysis, Gynecol Oncol, Vol.118(1) :
14-18.
Kokawa K, Shikone T, Nakano R. 2011. Apoptosis in the human uterine
endometrium during the menstrual cycle, J Clin Endocrinol Metab, Vol.
81 : 4144-47.
Koplajar M. 2012.
Uterine
Cancer
for
Laymen
http://www.cancerlinks.org/Endometrial/index.html
and
Student.
(diakses 16 Oktober
2015).
Nunobiki O, Taniguchi E, Ishii A, Tang W, Utsunomiya H, Nakamura Y, et al.
2013. Significance of hormone receptor status and tumor vessels in normal,
hyperplastic and neoplastic endometrium, Pathol Int, Vol. 53 : 846-52.
Schorge JO, et al. Endometrial Cancer. 2009. Dalam: Schorge JO, Schaffer JI,
Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD, Cunningham FG. Williams
Gynecology. USA:McGraw-Hill.
Simpson AN, Feigenberg T, Clarke BA, et al. 2014. Fertility sparing treatment
of complex atypical hyperplasia and low grade endometrial cancer using
oral progestin, Gynecol Oncol, Vol. 133(2):229-233.
Sonoda Y. 2010. Screening and the Prevention of Gynecologic Cancer :
Endometrial Cancer. Best bractice and research clin obstet and gynecol.
vol. 20 (2).
Wright JD, Barrena Medel NI, Sehouli J, Fujiwara K, Herzog TJ. 2012.
Contemporary management of endometrial cancer,
Lancet, Vol.
379(9823) : 1352-1360.
21