DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan........................................................................................
16
Pemeriksaan Penunjang.................................................................. 20
VI. Farmakologi.................................................................................... 25
BAB III Penutup
A. Kesimpulan......................................................................................
31
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
Definisi Hemostasis
Hemostasis merupakan pencegahan hilangnya darah. Sistem Hemostasis
pada dasarnya terbentuk dari tiga kompartemen hemostasis yang sangat penting
dan sangat berkaitan yaitu trombosit, protein darah dan jaring-jaring pembuluh
darah. Agar terjadi peristiwa hemostasis yang normal, trombosit harus mempunyai
fungsi dan jumlah yang normal. Sistem protein darah sangat berperan penting
tidak hanya sebagai protein pembekuan akan tetapi sangat berperan dalam dalam
fisiologi perdarahan dan trombosis. Saat pembuluh darah mengalami cedera atau
ruptur, hemostasis terjadi melalui beberapa cara :
a. Kontriksi Pembuluh Darah
b. Pembentukan sumber platelet
c. Pembentukan bekuan darah
d. Pertumbuhan jaringan fibrosa ke dalam bekuan darah dan menutup lubang
pada pembuluh darah secara permanen.
Trombosit merupakan komponen sistem hemostasis yang amat penting dan
kompleks. Trombosit adalah kuntum sel yang dihasilkan dari megakariosit.
Trombosit tidak punya inti dan disusun dari suatu zona perifer yang terdiri dari
suatu glukokaliks sebelah luar, membran plasma, dan suatu sistem kanalikuler
yang terbuka. Dalam zona perifer terdapat suatu zona "sol-gel" yang tersusun dari
mikrotubulus, mikrofilamen, tubulus yang padat dan trombostenin yaitu protein
trombosit yang dapat berkerut. Zona organel mengandung bahan-bahan padat,
granula alfa dan mitokondria. Trombosit berbentuk bulat kecil atau cakram oval.
Diameternya 2-4 mikron. Sel megakariosit yang menghasilkan trombosit
merupakan sel yang sangat besar dalam susunan hemopoitik yang berada dalam
sum-sum tuilang dan tidak meninggalkannya untuk memasuki darah.
Ttombosit
Konsentrasi normal trombosit dalam darah adalah antara 150.000-350.000
mm kubik. Meskipun tidak mempunyai inti, trombosit mempunyai ciri fungsional
sebagai sebuah sel. Dalam sitoplasma terdapat molekul aktif seperti : (1) aktin dan
miosin yang menyebabkan trombosit berkontraksi, (2) sisa retikulum endoplasma
dan aparatus golgi yang mensintesis enzim dan menyimpan besar ion kalsium, (3)
sistem enzim yang mampu membentuk ATP dan ADP, (4) sistem enzim yang
mensintesis prostaglandin, (5) suatu protein penting yaitu faktor pemantap fibrin,
dan (6) faktor pertumbuhan yang dapat menyebabkan penggandaan dan
pertumbuhan sel endotel pembuluh darah. Pada membran sel trombosit terdapat
lapisan glikoprotein yang menyebabkan trombosit bisa melekat pada pembuluh
darah yang luka, terutama pada sel endotel yang rusak dan jaringan kolagen yang
komponen-komponen
seperti
substrat,
enzim,
kofaktor,
pembuluh darah rusak aktivitas prokoagulan didaerah yang rusak meningkat dan
bekuan akan terbentuk. Pada dasarnya secara umum proses pembekuan darah
melalui tiga langkah utama yaitu pembentukan aktivator protombin sebagai reaksi
terhadap pecahnya pembuluh darah, perubahan protombin menjadi trombin yang
dikatalisa oleh aktivator protombin, dan perubahan fibrinogen menjadi benang
fibrin oleh trombin yang akan menyaring trombosit, sel darah, dan plasma
sehingga terjadi bekuan darah.
Faktor faktor pembekuan darah dan sinonimnya :
a. I : Fibrinogen
b.
II : Protrombin
c. III : Tromboplastin
d. IV : Ion Kalsium
e. V (VI) : Proaselerin
f. VII : Prokonvertin
g. VIII : Globulin A Antihemofilik
h. IX : Globulin B Antihemofilik ( f chrismast )
i. X : f Stuart Power
j. XI : Plasma Thrombopplastin antecedent Factor (PTA, Faktor Rosenthal)
k.
10
11
a.
b.
c.
12
b.
c.
d.
e.
13
yang rusak dan bukan dari jaringan yang rusak. Aktivator protombin dalam
beberapa detik mengawali pemecahan protombin menjadi trombin dan
dilanjutkan dengan proses pembekuan selanjutnya.
14
fibrin
monomer
yang
mempunyai
kemampuan
otomatis
15
III.
Antikoagulan Intravaskular
Untuk mempertaankan kelancaran aliran darah, secara filiologis faktor
faktor antikoagulan di dalam pembuluh darah terutama di permukaan endotelial
sangant berpengaruh. Adapun faktor-faktor yang mencegah pembekuan darah
yaitu :
1.
2.
3.
Trombomodulin
Ikatan protein dan endotel yang mengikat trombin serta mengaktifkan
protein plasma C yang menginaktifkan faktor V dan VIII
4.
Benang-benang Fibrin
16
Antitrombin III
Menghalangi efek trombin terhadap fibrinogen
6.
Heparin
7.
Plasmin
Mencerna atau melisis benang benang fibrin , fibrinogen, faktor V,VIII, XII
dan protombin.
IV.
patofisiologis
hemostasis
dan
pembekuan
darah
bias
disebabkan oleh defisiensi salah satu faktor pembekuan dan kelainan jumlah
trombosit. Perdarahan hebat dapat terjadi akibat defisiensi vitamin K, hemofilia
serta trombositopenia. Selain itu kelainan dapat terjadi akibat adanya bekuan
yang terbentuk secara abnormal seperti pada keadaan tromboembolus pada
manusia.
a.
17
Hemofilia
Hemofilia adalah kecenderungan perdarahan yang hampir selalu
terjadi pada pria yang disebabkan defisiensi faktor VIII yang dikenal dengan
nama hemofilia A atau hemofilia klasik. Faktor tersebut diturunkan secara
resesif melalui kromosom wanita. Oleh karena itu hampir seluruh wanita
tidak pernah menderita hemofilia karena paling sedikit
18
Faktor pembekuan VIII terdiri dari dua komponen yang terpisah. Komponen
yang kecil sangat penting untuk jalur pembekuan intrinsic dan defisiensi
komponen ini mengakibatkan hemofilia klasik. Tidak adanya komponen
besar dari faktor pembekuan VIII menyebabkan penyakit willebrand.
c.
Trombositopenia.
Trombositopenia berarti trombosit dalam system sirkulasi jumlahnya
sedikit. Penderita trombositopenia cenderung mengalami perdarahan seperti
pada hemofilia. Tetapi perdarahannya berasal dari kapiler kecil bukan dari
pembuluh yang besar seperti pda hemofilia. Sehingga timbul bintik-bintik
perdarahan pada seluruh jaringan tubuh. Kulit penderita menampakkan
bercak-bercak kecil berwarna ungu yang disebut dengan trombositopenia
purpura. Sebagian besar penderita trombositopenia mempunyai penyakit
yang dikenal dengan trombositopenia idiopatik yang berarti tidak diketahui
penyebabnya. Jumlah trombosit dalam darah dapat berkurang akibat adanya
abnormalitas yang menyebabkan aplasia sum-sum tulang. Penghentian
perdarahan dapat dicapai dengan memberikan tranfusi darah segar.
Prednison dan azatioprin yang bersifat menekan pembentukan antibodi
bermanfaat bagi penderita trombositopenia idiopatik.
d.
19
20
tumbuh ke atas sampai ke vena iliaka komunis dan vena kava inferior.
Bagian besar dari bekuan terlepas dari perlekatannya pada dinding
pembuluh darah dan mengalir secara bebas mengikuti darah vena ke jantung
bagian kanan kemudian ke arteri pulmonalis menimbulkan emboli paru
yang masif.
V.
Pemeriksaan Penunjang
Tes Skrining Fungsi Hemostasis
8.
Kelainan vaskuler
Trombositopenia
21
Abnormal pada:
Kelainan vaskuler
Trombositopenia
Hitung trombosit:
9.
22
Pemanjangan PT
PT Memendek
Tromboflebitis
infark miokardial
embolisme pulmonal
Afibrinogenemia
Fibrinolisis
karbenisilin,kloramfenikol,
kanamisin,
23
klorpromazin,
klordiazepoksid,
APTT Memanjang
Faktor
Jika
faktor-faktor
kemungkinan
koagulasi
kekurangan
tersebut
HMW
normal,
kininogen
sirosis hepatis
24
Malaria
anticoagulant
terhadap
suatu
koagulasi)
TT memanjang :
Hypofibrinogenemia
Dysfibrinogenemia
FDP
Retraksi bekuan
Penilaian :
faktor
25
Nilai normal :
Cara Lee and White: 9 15 menit
Cara kaca objek: 2 6 menit
D-dimer
VI.
Farmakologi
10.
Hemostatik
26
Vasokonstriktor
Epinefrin dan norepinefrin.
b.
c.
Protamin Sulfat
Mengantagonis
efek
antikoagulan
heparin.
Efek
samping
seperti
Vitamin K
27
e.
28
Antikoagulan
Indikasi : trombosis vena, emboli paru, PJR, penyakit jantung iskemik.
a.
Heparin
Bekerja tidak langsung dengan terikat pada antitrombin III
menyebabkan efek antikoagulan yang cepat.
Warfarin
Mampu mengantagonis fungsi kofaktor vit. K.
b.
12.
rivaroxaban
Direct Trombin Inhibitor
Dabigatran, Ximelagatran
Antitrombotik
29
Aspirin
Aspirin menghambat sintesis tromboksan A2 di dalam trombosit dan
prostasiklin di pembuluh darah dengan menghambat enzim siklooksigenase.
Dosis efektif yaitu 80-320 mg per hari. Dosis lebih tinggi kurang efektif dan
meningkatkan efek toksisitas.
Dipiridamol
Dipiridamol menghambat ambilan dan metabolisme adenosin oleh eritrosit
dan sel endotel pembuluh darah, dengan demikian meningkatkan kadarnya
dan plasma. Adenosin menghambat fungsi trombosit dengan merangsang
adenilat siklase dan merupakan vasodilator.
Tiklopidin
Tiklopidin menghambatagregasi trombosit. Umumnya diberikan dosis 250
mg 2 kali 1 hari.
Klopidogrel
Klopidogrel
sangat
mirip
dengan
tiklopidin
namun
lebih
jarang
Epoprostenil (PGI2)
30
Abcixmab
13.
Trombolitik
Trombolitik bekerja melarutkan trombus yang sudah terbentuk. Obat ini
digunakan untuk AMI, trombosis vena dalam, emboli paru, tromboemboli
arteri, melarutkan bekuan darah pada katup jantung buatan dan kateter
intravena.
Streptokinase
Streptokinase mengaktivasi plasminogen secara tidak langsung dengan
bergabung terlebih dahulu dengan plasminogen
untuk membentuk
Urokinase
Urokinase bekerja langsung mengaktifkan plasminogen. Urokinase
menimbulkan lisis sistemik yaitu fibrinogenolisis dan dekstruksi faktor
pembekuan darah lainya. Dosis yang dianjurkan yaitu 1.000-4.500
IU/KgBB secara IV dilanjut infus IV 4.400 IU/KgBB/jam.
31
Dosis diberikan 60 mg
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Di idalam pembuluh darah terdapat faktor faktor prokoagulas beserta
antikoagulannya. Secara fisiologis, antikoagulan berperan lebih besar didalam
pembuluh darah untuk memoerlancar aliran darah . namun bila terjadi luka maupun
kelainan pada darah faktor faktor koagulasi mulai menjalankan perannya.
Sistem Hemostasis pada dasarnya terbentuk dari tiga kompartemen hemostasis
yang sangat penting dan sangat berkaitan yaitu trombosit, protein darah dan jaringjaring pembuluh darah. Agar terjadi peristiwa hemostasis yang normal, trombosit
harus mempunyai fungsi dan jumlah yang normal. Sistem protein darah sangat
berperan penting tidak hanya sebagai protein pembekuan akan tetapi sangat berperan
32
dalam dalam fisiologi perdarahan dan trombosis. Saat pembuluh darah mengalami
cedera atau ruptur, hemostasis terjadi melalui beberapa cara :
a. Kontriksi Pembuluh Darah
b. Pembentukan sumber platelet
c. Pembentukan bekuan darah
d. Pertumbuhan jaringan fibrosa ke dalam bekuan darah dan menutup lubang pada
pembuluh darah secara permanen.
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
33
6.
7.