Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2012LEMBAR PENGESAHAN
Bagian
: Radiologi
Pembimbing
Diajukan
: Mei 2012
Dosen Pembimbing,
BAB I
PENDAHULUAN
2000).
Data
dari Direktorat
Jenderal
Pelayanan Medik
Pengobatan kanker pada stadium lanjut sangat sukar dan hasilnya sangat tidak
memuaskan. Pengobatan kuratif untuk kanker umumnya operasi dan atau radiasi.
Pengobatan pada stadium dini untuk kanker payudara menghasilkan kesembuhan
75% (Ama, 1990). Pengobatan pada penderita kanker memerlukan teknologi
canggih, ketrampilan, dan pengalaman yang luas. Perlu peningkatan upaya
pelayanan kesehatan, khususnya di RS karena jumlah yang sakit terus-menerus
meningkat, terlebih menyangkut golongan umur produktif. Informasi tentang
faktor-faktor ketahanan hidup memberikan manfaat yang besar. Bukan hanya
untuk peningkatan penanganan penderita kanker payudara, tapi juga untuk
memberikan informasi yang cukup kepada masyarakat tentang kanker payudara
dan perkembangan serta prognosis penyakit tersebut di masa mendatang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Karsinoma mamae adalah suatu jenis kanker yang berasal dari jaringan
payudara, paling umum berasl dari lapisan dalam saluran susu atau lobuluslobulus. Kanker yang berasal dari saluran tersebut dikenal sebagai karsinoma
duktal, sedangkan yang berasal dari lobulus dikenal sebagai karsinoma lobular.
Kanker payudara merupakan
sebagian besar kasus pada manusia terjadi pada wanita, walaupun demikian,
karsinoma mamae juga dapat timbul pada laki-laki. Kanker payudara pada pria
merupakan kejadian yang jarang, dengan perbandingan frekuensi dengan kanker
payudara wanita adalah sebesar 1 : 100. Perjalanan penyakitnya pada pria lebih
cepat karena jaringan sekitar payudara tidaklah setebal pada wanita sehingga pada
tahap dini sudah melekat ke sekitarnya. Tingkat penyebaran/klasifikasi yang
digunakan (TNM) sama dengan wanita.1
2.2 Etiologi dan faktor risiko
bom atom atau pada manusia setelah pajanan sinar rontgen, perannanya menjadi
lebih jelas.
2.3 Manifestasi klinis
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa benjolan pada payudara, erosi
atau eksema puting susu, atau berupa perdarahan pada puting susu. Umumnya
berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Mula-mula kecil, makin lama
makin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit
payudara atau puting susu. Kulit atau puting susu menjadi tertarik ke dalam
(retraksi), berwarna merah muda atau kecoklatan sampai edema hingga kulit
seperti kulit jeruk (peau dorange), mengkerut, atau timbul ulkus (borok) pada
payudara. Borok itu makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat
menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk dan mudah berdarah. Rasa
sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul
borok atau sudah metastase ke tulang-tulang. Kemudian timbul pembesaran
kelenjar getah bening di aksila, bengkak (edema) pada lengan dan penyebaran
kanker ke seluruh tubuh (Handoyo 1990).
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria
operabilitas Heagensen, yaitu sebagai berikut :
Edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara)
Terdapat dua dari tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit,
kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter
lebih 2,5 cm dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.
Diagnosis kanker payudara pada pria sering agak lambat ditegakkan. Hal ini
mungkin disebabkan kurang waspadanya pria terhadap kemungkinan terkena
kanker payudara. Gejala yang sering ditemukan pada kanker payudara pria adalah
sebagai berikut :
-
2.4 Klasifikasi
a. Kalsifikasi Stadium TNM (UICC/AJCC) 2002
Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan TNM system dari
UICC/AJC tahun 2002 adalah sebagai berikut :
T = Ukuran tumor primer
Ukuran T secara klinis, radiologis dan mikroskopis adalah sama.
Nilai T dalam cm, nilai paling kecil dibulatkan ke angka 0,1 cm.
Tx
T0
Tis
: Karsinoma in situ
Tis (DCIS)
Tis (LCIS)
T1b
T1c
T2
: Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 2cm sampai 5 cm.
T3
T4
T4a
T4b
: Edema (termasuk peau dorange), ulserasi, nodul satelit pada kulit yang
terbatas pada 1 payudara.
T4c
T4d
: Mastitis karsinomatosa.
N0
N1
N2
N2a
N2b
N3
N3a
N3b
N3c
Catatan :
: Kgb regional tidak bisa dinilai (telah diangkat sebelumnya atau tidak
diangkat)
pN0
Catatan :
ITC adalah sel tumor tunggal atau kelompok sel kecil dengan ukuran tidak lebih
dari 0,2 mm yang biasanya hanya terdeteksi dengan pewarnaan imunohistokimia
(IHC) atau metode molekuler lainnya tapi dalam pewarnaan HE. ITC tidak selalu
menunjukkan adanya aktifitas keganasan seperti proliferasi atau reaksi stromal.
pN0 (i-)
pN0 (i+)
pN0 (mol -)
: Metastasis pada 1-3 kgb aksila dan atau kgb mammaria interna (klinis
negatif*) secara mikroskopis yang terdeteksi dengan sentinel node
diseksi
pN1b
pN1c
: Metastase pada 1-3 kgb aksila dan kgb mammaria interna secara
mikroskopis melalui diseksi sentinel nide dan secara klinis negatif
(jika terdapat lebih dari 3 buah kgb aksila yang positif, maka kgb
mammaria interna diklasifikasikan sebagai pN3b untuk menunjukan
peningkatan besarnya tumor)
pN2
: Metastasis pada 4-9 kgb aksila atau secara klinis terdapat pembesaran
kgb mammaria interna tanpa adanya metastasis kgb aksila
pN2a
pN2b
pN3
pN3a
: Metastasis pada 10 atau lebih kgb aksila (paling kurang satu deposit
tumor lebih dari 2,0 mm), atau metastasis pada kgb infraklavikula
pN3b
pN3c
Catatan :
* Tidak terdeteksi secara klinis / klinis negatif : adalah tidak terdeteksi dengan
pencitraan ( kecuali limfoscintigrafi) atau dengan pemeriksaan fisik.
M = Metastasis jauh
MX
M0
M1
Grup Stadium :
Stadium 0
: Tis
N0
M0
Stadium 1
: T1*
N0
M0
N1
M0
T1*
N1
M0
T2
N0
M0
: T2
N1
M0
T3
N0
M0
Stadium IIIA : T0
N2
M0
N2
M0
N2
M0
N1
M0
T3
N2
M0
T4
N0
M0
T4
N1
M0
T4
N2
M0
M0
Stadium IIA : T0
Stadium IIB
T1
T2
T3
Stadium IIIB :
Stadium IV
: Any T Any N M1
Catatan :
* T1 : termasuk T1 mic
b. Klasifikasi Histologik WHO/Japanese Breast Cancer Society
Malignant (carsinoma)
1. Non invasive carsinoma
a. Non invasive ductal carsinoma
b. Lobular carsinoma in situ
2. Invasive carsinoma
a. Invasive ductal carsinoma
-
papillobular carsinoma
scirrhous carsinoma
b. Spesial types
c.
mucinous carsinoma
medullary carsinoma
apocrine carsinoma
tubular carsinoma
secretory carsinoma
others
Pagets disease
: Ny x
Umur
Kelompok populasi wanita yang tidak menikah memiliki resiko lebih besar untuk
terkena kanker payudara
Keluhan utama : penderita datang dengan keluhan benjolan di dada.
Onset
Kualitas
Kuantitas
ukuran semula dalam waktu tiga bulan, benjolan kemudian dapat muncul pada
payudara kontralateral, maupun menyebar ke kelenjar getah bening di ketiak.
Kronologis
masih dapat digerakkan , semakin lama benjolan akan menyatu ke dinding dada
benjolan kemudian dapat muncul pada payudara kontralateral, maupun menyebar
ke kelenjar getah bening di ketiak.Benjolan yang muncul di ketiak bersifat keras,
tidak bisa digerakkan serta tidak nyeri.
Gejala penyerta : keluar cairan berbau dari puting dapat juga berupa dara, puting
retraksi ke dalam, kulit payudara menjadi seperti kulit jeruk, dan timbul luka yang
tidak sembuh2 pada payudara yang terlibat. Gejala-gejala penyerta yang
umumnya timbul pada keganasan dapat muncul seperti penurunan berat badan
progressif dalam waktu singkat, penurunan nafsu makan. Gejala-gejala metastasis
dapat ditemukan seperti nyeri kepala progresif, gangguan penglihatan, sesak
nafas, timbul benjolan di perut, serta gangguan buang air besar dan buang air
kecil.
Fundamental four :
Riwayat penyakit dahulu :
-
Riwayat obesitas
benjolan
kecepatan tumbuh
rasa sakit
nipple discharge
benjolan ketiak
edema lengan
batuk
sesak
- Faktor-faktor resiko
2.5.2 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap status lokalis payudara kanan atau
kiri atau bilateral dan penderita harus diperiksa dalam posisi duduk dan
terlentang. Kemudian payudara diperiksa sehubungan dengan perubahan kulit,
perubahan puting susu, status kelenjar getah bening dan pemeriksaan pada lokasi
metastasis jauh.
Pemeriksaan status lokalis payudara :
1 . Inspeksi dilakukan pada kedua buah payudara. Minta penderita untuk
meletakkan kedua tangan di pinggang dan dorong siku ke depan agar otot-otot
dada menegang. Perhatikan kemungkinan adanya perubahan yang tidak biasa
seperti cairan dari puting, pengerutan, penarikan atau pengelupasan kulit .
2 . Minta penderita untuk menangkupkan kedua tangan di belakang kepala dan
tekan tangan ke depan
3 . Minta penderita untuk mengangkat lengan kanan. Pergunakan 3-4 jari tangan
untuk memeriksa payudara kanan secara lembut, hati-hati dan secara menyeluruh.
Dimulai dari bagian tepi sisi luar, tekankan ujung jari tangan membentuk
lingkaran-lingkaran kecil dan pindahkan lingkaran itu secara lambat seputar
payudara. Secara bertahap lakukan ke arah puting. Pastikan mencakup seluruh
payudara. Berikan perhatian khusus di daerah antara payudara dengan ketiak,
termasuk bagian ketiak sendiri. Rasakan untuk setiap ganjalan yang tidak biasa
atau benjolan di bawah kulit.
4. Dengan lembut, pijit puting susu dan lihat jika ada cairan yang keluar. Tidak
normal apabila keluar darah atau adanya cairan yang spontan.
5. Ulangi langkah (3) dan (4) dengan posisi berbaring. Berbaringlah di tempat
dengan permukaan rata. Berbaringlah dengan lengan kanan di belakang kepala
dan bantal kecil atau lipatan handuk diletakkan di bawah pundak. Posisi
menyebabkan payudara menjadi rata dan membuat pemeriksaan lebih mudah.
Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti pada tahap (3) dan (4). Lakukan
pula untuk payudara kiri
Setiap benjolan yang ditemukan tentukanlah hal-hal berikut ini :
-
Lokasi
Ukuran
Jumlah
(e)
(a)
(b)
(c)
(d)
(f)
(g)
Gambar 2. (a) Mammografi payudara normal (kiri) dan kanker payudara (kanan).
(b) Mammografi normal pada wanita 40 tahun menunjukkan parenkin payudara
yang padat. (c) Mammografi skrining menunjukkan mikrokalsifikasi maligna tipe
duktal (d) lesi maligna : karsinoma duktal invasif. Lesi stelat (spiculated)
menunjukkan mikrokalsifikasi tipe-duktal (e) lesi jinak, fibroadenoma dengan tepi
tegas, dan halo sign (f) Kanker payudara, karsinoma inmfalamatorik difus pada
payudara kiri (g) mikrokalsifikasi benigna : cystic hiperplasia
- USG Payudara
USG payudara cukup membantu di dalam membedakan lesi kistik dari lesi
padat terutama pada pasien usia muda dan dengan densitas payudara yang tinggi.
Akan tetapi USG payudara tidak direkomendasikan untuk skrining kanker
payudara karena memiliki sensitivitas yang rendah. Mengingat USG tidak dapat
mendeteksi deposit kalsium yang masih kecil yang merupakan tanda awal dari
kanker payudara. Meskipun pada deteksi dengan USG pasien mengeluh tidak
sakit dan tidak ada bahaya radiasi namun benar-benar diperlukan keahlian dari
operator untuk dapat mendeteksi ada atau tidaknya massa pada payudara.
Pada USG, lesi-lesi hipoekoik dengan batas ireguler dan tidak tegas dan
dengan shadowing dan orientasi vertikal dipertimbangkan sebagai suatu gambaran
keganasan. Lesi tersebut mungkin menunjukkan infiltrasi ke jaringan lemak
sekitar. Beberapa keganasan dapat menyerupai tumor jinak dan tampat berbatas
tegas. USG yang normal tidak mengeksklusi kanker payudara, terutama pada
stadium awal. Lesi solid yang jinak dengan margin halus, atau berlobus yang
berbatas tegas dengan hipoekoik homogen dan orientas horisontal merupakan
gambaran fibroadenoma dan diklasifikasikan sebagai probabel jinak. Lesi
hipoekoik, solid, dengan margin iregiuler, dan orientas indeterminate atau
horisontal tanpa kemungkinan definit maligna atau jinak diklasifikasikan sebagai
ekuivokal.
Secara umum, gambaran keganasan payudara pada USG adalah marked
hipoekogenisitas, spikulasi, lebih vertikal dibanding horizontal, angular margin,
shadowing, mikrolobulasi, ekstensi duktal, kalsifikasim pola cabang (branch)
(a)
(b)
Gambar 3. (a) Massa solid irreguler dengan ciri-ciri maligna termasuk batas yang
tidak tegas, mikrolobulasi, spikulasi (terlihat sebagai pita hiperekoik disekitar
massa), vertikal dibanding horisontal, margin angular-pada biopsi massa ini
terbukti sebagi karsinoma duktal invasif. (b) Lesi jinak, fibroadenoma
*
Foto thorax
USG abdomen
CT Scan
Pemeriksaan CT Scan sangat terbatas penggunaannya di dalam
mendiagnosis kanker payudara terutama kanker yang ukurannya
masih sangat kecil. CT Scan banyak dilakukan terutama untuk
menilai kondisi limfonodi di sekitar payudara untuk kepentingan
staging dan juga untuk mengevaluasi limfonodi di daerah thoraks
dan aksila postmastektomi.
MRI
MRI
digunakan
sebagai
suplemen
terhadap
pemeriksaan
Isotop
Scan
menggunakan Technetium-99m
sebuah bahan
Ductography (Galactography)
Dilakukan dengan cara memasukkan kontras ke dalam ductus
lactiferus dan dilakukan pada pasien dengan discharge spontan atau
persisten untuk mengetahui ada/tidaknya proses patologi di dalam
duktus lactiferus.
2.7 Pengobatan
Terapi dapat bersifat kuratif atau paliatif. Terapi kuratif dianjurkan untuk
stadium I, II, dan III. Pasien dengan tumor lokal lanjut (T3,T4) dan bahkan
inflammatory
carcinoma
mungkin
dapat
disembuhkan
dengan
terapi
mempertahankan
payudara
dengan
tetap
mengupayakan
aspek
resiko
rekurensinya:
1. Pasien resiko rendah
< 1,5 cm, low grade lesion, margin > 1 cm. Terapi hanya berupa wide
excision
2. Pasien resiko tinggi
Lebih dari 1 tumor, ukuran > 4 cm, high grade histology, < 1mm margin.
Terapi berupa mastektomi
3. Pasien lainnya
Eksisi lokal luas dan radioterapi postoperasi
PTV (planning target volume) seluruh payudara + margin only. Teknik dan
dosis seperti karsinoma invasif
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya tergantung
pada stadium klinik penyakit yaitu:
1. Pembedahan1,8
Terutama untuk kanker payudara stadium awal. Tujuan dari pembedahan
tumor adalah melakukan reseksi tumor primer dengan daerah bebas tumor
untuk mengurangi risiko rekurensi lokal, selain itu juga untuk melakukan
pemeriksaan staging patologis pada tumor dan limfonodi axilla untuk
mendapatkan informasi mengenai prognosis. Untuk terapi pembedahan
dapat dipilih antara operasi mempertahankan payudara (BCT/Breast
Conserving Theraphy) dan mastektomi. Mastektomi adalah pengangkatan
payudara. Ada beberapa jenis mastektomi, yaitu:
Setelah
dilakukan untuk stadium I, IIa, atau IIb setelah lumpectomy. Radiasi juga
diberikan pada kasus resiko/kecurigaan metastasis yang tinggi.
Pada karsinoma mammae lanjut (Stadium IIIa atau IIIb), dimana
resiko rekurensi dan metastasis yang tinggi maka setelah tindakan
pembedahan dilanjutkan dengan terapi radiasi adjuvan
Radioterapi merupakan terapi loko-regional dan pada umumnya
eksternal dengan Co60- ataupun terapi dengan sinar X. Radioterapi
dengan brachytheraphy hanya dikerjakan pada kasus selektif dan hanya
pada senter yang mempunyai fasilitas. Secara umum, radioterapi dapat
dikerjakan sebagai radioterapi adjuvan (setelah pembedahan), neoadjuvan
(sebelum pembedahan), paliatif. Protokol radioterapi di RSUP Dr Kariadi
untuk Ca mamae memberikan dosis total sebesar 5000 cg (kuratif) dan
4000cg (Paliatif), dengan fraksinasi 200 cg x 5 (1 minggu), lapangan
radiasi I-IV lateral dan I-V medial, booster 1000 cg : elektron mamae
(-), foton mamae (+), kontrol pada sinar ke 5 : keluhan, perjelas
gambar, laborat : Hb, leukosit, trombosit.
adalah
untuk
mengurangi
kemungkinan
metastase
ke
mammaria
interna
50%
dan
Teknik radiasi7
o Radiasi dinding dada dan tumor bed
Daerah dinding dada ini memperoleh radiasi dari arah kiri
dan kanan, membentuk sudut 165-1700 di anterior dinding
dada. Dosis daerah dinding dada ini adalah 50 Gy dalam 5
minggu. Regio mamaria interna sendiri memperoleh radiasi
langsung dari arah anterior dengan target kedalaman 3-5 cm
tergantung pada ketebalan pasien.
o Radiasi pada seluruh payudara
Tindakan ini dilakukan pada kasus yang menjalani
tumorektomi, pada kasus yang tidak operable atau menolak
operasi payudara. Radiasi eksterna diberikan dari arah kiri
dan kanan secara tangensial dengan membentuk sudut 1651700. Dosis diberikan sebanyak 50 Gy. Pada kasus yang
telah mengalami pengangkatan tumor, maka radiasi
bertujuan kuratif, membersihkan seluruh sel-sel tumor
ganas
yang
kemungkinan
masih
tertinggal
dengan
radiasi
untuk
kelenjar
getah
bening
kelenjar
dari
pengangkatan
seluruh
kelenjar
yang
a.
Lanjut lokal
Tindakan radiasi lokal tidak hanya pada tumor primer, namun
juga seluruh kelenjar getah bening regional. Tujuan utama
radiasi paliatif adalah untuk mendapatkan kualitas hidup
penderita yang baik.
b.
Metastase jauh
Peranan radioterapi terutama terhadap metastase ke tulang
dan
jaringan
otak.
Tujuan
utama
radiasi
adalah
Radiasi Kastrasi
3. Kemotherapi5
&
CEF
(Cyclophosphamide-Adriamycine/Epirubicine-
5Fluorouracil)
-
TA (Taxane/Paclitaxel/Doxetacel-Adriamicin)
wanita
dengan karsinoma
mammae
yang
reseptor
hormonalnya negatif dan lebih besar dari 1 cm, kemoterapi adjuvan cocok
untuk diberikan. Rekomendasi pengobatan saat ini, berdasarkan NSABP
B-15, untuk stadium IIIa yang operabel adalah modified radical
mastectomy diikuti kemoterapi adjuvan dengan doxorubisin diikuti terapi
radiasi.
b. Neoadjuvant chemotherapy
Dasar pemberian :
a.
Pemeriksaan Reseptor
b.
Status hormonal
- Tumor 3 cm
- Penderita menginginkan mempertahankan payudara
Syarat BCS:
- Keinginan penderita setelah dilakukan informed consent
- Penderita melakukan kontrol rutin setelah pengobatan
- Tumor tidak terletak di sentral
-
Pemberian tergantung dari node +/-, estrogen (ER) / progesteron (PR), usia
premenopause atau post menopause
Grade tinggi
ER/PR negatif
Pada keadaan TT2 bila cN=0 dan pN, maka tidak dilakukan
radiasi pada KGB aksila dan supraklavikula
Pada tempat dimana terdapat massa tumor atau residu post operasi
(mikroskopik/makroskopik) maka diberikan booster dengan dosis
20 Gy kecuali pada aksila 15 Gy.
2.7 Prognosis
Angka kematian akibat kanker payudara di Amerika Serikat telah menurun
pada wanita sejak tahun 1990. Angka mortalitas kanker payudara turun hingga
24% antara tahun 1990 2000 pada wanita usia 30th 79th. Penurunan mortalitas
paling banyak yaitu pada wanita berusia kurang dari 50th (3,3% pertahun)
dibandingkan dengan wanita berusia lebih dari 50th (2% pertahun). Penurunan
angka kematian kanker payudara ini menunjukan peningkatan pada deteksi dini
dan modalitas terapi. Pada tahun 2010 diestimasi terdapat 40.230 kematian akibat
kanker payudara.1
Faktor prognosis
College of American Pathologists (CAP) telah mengidentifikasi faktorfaktor prognosis pada kanker payudara untuk membantu dalam managemen klinis
kanker payudara.
Faktor-faktor prognosis tersebut adalah :
Ukuran tumor
Usia pasien
Derajat Histologik
Status ER/PR
Angka survival 5th sangat bergantung pada staging tumor, sebagai berikut :
stage 0 : 99 100%
stage I : 95 100%
stage II : 86%
stage IV : 20%
Informasi prognosis ini dapt membantu dokter untuk membuat keputusan
terapetik. Penilaian derajat histologik jaringan tumor dan pemeriksaan status
ER/PR dan status HER2 diperlukan untuk menentukan prognosis. Evaluasi
keterlibatan limfonodi dengan biopsi atau diseksi juga perlu dilakukan.2
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny. IDK
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 45 tahun
Alamat
: Pedurungan, Semarang
: C312805
ANAMNESIS
sampai 15 kali. Pasien sekarang juga mengeluh lemas, nafsu makan menurun,
berat badan menurun, sesak nafas, suara parau, dan batuk.
Riwayat Penyakit dahulu
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Tanda Vital
Status Internus
Kepala
Nadi
: 80 X/menit
Pernafasan
: 20X/menit
Suhu
: 37,10C ( Axilla )
mesosefal
Mata
-/Telinga
discharge -/-
Hidung
discharge -/-
Tenggorok
Leher
Thorax
:
Tampak bekas operasi (sayatan) yang telah mengering sepanjang
:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
LMCS
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
datar, lemas
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas
superior
inferior
Oedem
-/-
-/-
Sianosis
-/-
-/-
Akral dingin
-/-
-/-
Capilary refill
<2
<2
Genitalia
3.4
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Kultur (Tanggal 5 Oktober 2011)
Pengecatan gram : leukosit < 10/LP, diplokokus (+)
Pengecatan ZN : BTA (-)
Pengecatan jamur : yeast cell (-)
Lab Darah (Tanggal 27 Mei 2012)
Hb
11 g%
Ht
31,8
Leukosit
9400 u/l
Trombosit
180.000 u/l
GDS
86 mg/dl
pH
7.32
pCO2
45
pO2
45
HCO3
23,2
BE
-2,8
Foto Thorax PA
7 September 2011 : (Foto PA)
- Cor : CTR <50%, bentuk dan letak jantung normal, retrocardial dan
retrosternal space tak menyempit
- Pulmo : corakan vaskuler meningkat, tampak infiltrat pada apeks paru kanan,
tampak multipel opasitas bulat pada lapangan atas paru kiri, hemidiafragma
kanan setinggi costa 10 posterior, sinus costophrenicus kanan dan kiri tumpul,
tak tampak lesi litik maupun destruksi pada costa dan clavicula kanan dan kiri
- Kesan : cor tak membesar, pulmo efusi pleura kanan dan kiri minimal,
suspek TB paru, multipel opasitas bulat pada lapangan atas paru kiri curiga
metastasis paru, tak tampak gambaran metastase pada tulang yang terlihat
24 Maret 2012 : (Foto PA/Lateral, dibandingkan dengan foto 22
Desember 2011)
USG
7 September 2011 :
- Ginjal kanan : bentuk dan ukuran normal, batas kortikomeduler jelas, tak
tampak penipisan korteks, tak tampak batu, pyelokaliks tak melebar
- Ginjal kiri : bentuk dan ukuran normal, batas kortikomeduler jelas, tak
tampak penipisan korteks, tak tampak batu, pyelokaliks tak melebar
- Paraaorta : tak tampak pembesaran kelenjar limfe paraaorta
- Vesica urinaria : dinding tak menebal, permukaan rata, tak tampak batu, tak
tampak massa
- Uterus : ukuran tak membesar, tak tampak massa
- Tak tampak cairan bebas intraabdomen dan subdiafragma kanan dan kiri
- Kesan : tak tampak nodul metastase atau kelainan lainnya pada organ-organ
intraabdominal secara sonografi
15 November 2011:
DIAGNOSIS
Ca mammae ductal invasif sinistra T4N0M0 post SM + skingraft
3.6
TERAPI
Radiasi lokoregional TTD 50 Gy, Booster lokal 10 Gy
Dosis Terapi
TTD
5000 cgy
Fraksinasi :
200 cgy
Lapangan Penyinaran
Lapangan scl : X = 16
Lapangan ml : X = 4
Y=9
Y = 14
SR = 10
SR = 96
CR = 0
CR = 0
D = cm
Sp = 8 cm
Lapangan lm : X = 4
Lapangan axilla : X = 8
Y = 14
Y= 8
SR = 96
SR = 180
CR = 0
CR = 17
Sp = 8 cm
Booster
Sp = 11 cm
Lapangan ml : X = 4
Lapangan lm : X = 4
Y = 10
Y = 10
SR = 56
SR = 282
CR = 0
CR = 0
Sp = 8 cm
Sp = 8 cm
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada penderita ini didiagnosa kanker payudara sejak 2 tahun yang lalu
dari hasil pemeriksaan histopatologi di RS Roemani dan telah dilakukan operasi
simpel mastektomi pada Mei 2011 dan telah menjalani radiasi lengkap. Pasien
juga menjalani operasi kedua radikal modifikasi (MRM) di RSDK atas indikasi
muncul benjolan baru di ketiak. Saat ini pasiensedang menjalani terapi radiasi
yang kedua.
Pada pasien ini diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan penderita mengeluh
muncul benjolan di payudara sebelah kanan, benjolan tampak sebesar telur bebek,
nyeri, bewarna merah, tidak keluar air dari puting susu, puting susu tidak melekuk
ke dalam. Kemudian di lakukan pemeriksaan histopatologi dengan hasil tumor
stadium 4. Kemudian pasien menjalani kemoterapi lalu dilakukan operasi simple
masektomi di RS Roemani, kemudian menjalani program terapi radiasi yang
berakhir pada bulan Agustus 2011. Tiga bulan kemudian muncul benjolan sebesar
kelereng di ketiak sebelah kanan penderita dan dilakukan operasi kembali oleh
dokter bedah di RSDK pada bulan Desember 2011. Enam bulan setelah operasi
timbul kembali benjolan di sekitar bekas operasi sebanyak 3 buah sebesar kacang
hijau. Pasien lalu menjalani terapi radiasi yang kedua kalinya ditambah
kemoterapi.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan bekas operasi (sayatan) yang telah
mengering sepanjang kurang lebih 15 cm pada payudara kanan, tidak ada
perdarahan aktif dan tidak ada pus, payudara kanan telah diangkat seluruhnya.
Pada pemeriksaan patologi anatomi didapatkan hasil Ca ductus invasive,
invasi ke dermis T4N0Mx, stage IV, ER (-), PR (+), C Erb (-)
Pada pemeriksaan foto thoraks tidak didapatkan infiltrat pada paru,
limfadenopati hilus kanan, efusi pleura kiri. Pada pemeriksaan USG tak tampak
metastase atau kelainan lainnya pada organ-organ intraabdominal secara
sonografi.
BAB V
KESIMPULAN
Kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua setelah kanker leher rahim
di Indonesia dan mempunyai angka mortalitas yang cukup tinggi. Di negara barat,
kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit
kardiovaskular.
Kanker payudara dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor resiko
diantaranya usia, menarche dini, peningkatan kadar estrogen yang salah satunya
berhubungan dengan diet tinggi lemak , predisposisi familial, dan paparan radiasi.
Gejala klinis kanker payudara umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada
payudara. Mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit atau
menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau puting susu. Kulit atau puting
susu menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklatan
sampai edema hingga kulit seperti kulit jeruk (peau dorange), mengkerut, atau
timbul ulkus (borok) pada payudara. Borok itu makin lama makin besar dan
mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk
dan mudah berdarah.
Diagnosis kanker payudara selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
yang mengarah ke manifestasi klinis yang telah disebutkan, dapat dipastikan
dengan pemeriksaan radiologi yang diharuskan adalah mammografi dan USG
payudara, serta foto thoraks dan USG abdomen. Pemeriksaan radiologi yang
dianjurkan adalah bone scanning dan atau bone survey dan CT scan. Pemeriksaan
lain yang diperlukan adalah Fine Needle Aspiration Biopsy, pemeriksaan
histopatologi, dan laboratorium. Diagnosis pasti kanker payudara ditegakkan dari
hasil pemeriksaan histopatologi dari sediaan biopsi.
Pada prinsipnya pengobatan kanker payudara terdiri dari 2 macam; terapi
kuratif dan terapi paliatif. Terapi kuratif dianjurkan untuk stadium I, II, dan III.
Terapi paliatif diberikan pada pasien dengan stadium IV dan untuk pasien dengan
metastasis jauh atau untuk karsinoma lokal yang tidak dapat direseksi. Tindakan
pembedahan terdiri dari; simple mastectomy, radical mastectomy, modified