SEPTIA ALFIONIKA
201210410311045
Farmasi B
I.
II.
Tujuan Kegiatan :
Mahasiswa mampu melakukan ekstraksi rimpang kencur (Kaempferia
Rhizoma)dengan metode maserasi.
Tinjauan Pustaka :
A. Ekstrak
Simplisia banyak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan
senyawa yang tidak dapat larut, seperti serat, karbohidrat, protein, dan
lain-lain. Untuk memisahkan senyawa aktif tersebut maka perlu
dilakukan proses ekstraksi. Ekstraksi merupakan kegiatan atau proses
pemisahan bahan dari campurannya dengan menggunakan pelarut
(Agoes G., 2007). Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair
dibuat dengan penyari simplisia menurut cara yang cocok, di luar
pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah
digerus menjadi serbuk (BPOM RI, 2010).
1. Metode Ekstraksi
Metode pembuatan ekstrak yang umum digunakan antara lain
maserasi, perkolasi, dan soxlhetasi. Metode penyarian yang akan
digunakan tergantung dari wujud dan kandungan bahan yang akan
disari. Selain itu, pemilihan metode penyarian disesuaikan dengan
kepentingan untuk memperoleh kandungan kimia yang diinginkan
(Harborne J.B., 1996).
1.1.Maserasi
Maserasi merupakan proses penyarian yang paling sederhana
dan banyak digunakan. Maserasi dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan penyari. Maserasi adalah sediaan
cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati yang
direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut non polar)
selama periode waktu tertentu sesuai dengan aturan dalam buku
referensi kefarmasian. Maserasi ini disertai dengan pengadukan
pada temperatur ruang (kamar). Metode ini memiliki keuntungan
yaitu cara pengerjaannya yang lebih mudah, alat-alat yang
maserat
atau
dengan
filtrasi.
cara
Ulangi
pengendapan,
proses
sentrifugasi,
penyarian
sekurang-
kurangnya dua kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama
(Depkes RI, 2008).Suling atau uapkan maserat pada tekanan
rendah pada suhu tidak lebih dari 500C hingga konsistensi yang
dikehendaki (BPOM RI, 2010).
1.2.Perkolasi
Perkolasi merupakan proses penyarian serbuk simplisia dengan
pelarut yang cocok dengan melewatkan secara perlahan-lahan
melewati kolom. Serbuk simplisia dimasukkan kedalam perkolator,
dengan cara mengalirkan cairan melalui kolom dari atas ke bawah
melalui celah untuk keluar ditarik oleh gaya berat seberat cairan
dalam molom. Pembaharuan bahan pelarut secara terus-menerus
sehingga memungkinkan berlangsungnya maserasi bertingkat.
Kekurangan dari metode ini adalah tidak boleh digunakan pada
ekstrak yang mengandung bahan yang bisa mengembang atau
pati/amylum (Ansel, 1989).
Kecuali dinyatakan lain, lakukan sebagai berikut:
Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan
derajat halus yang cocok dengan 2,5 bagian sampai 5 bagian
penyari, masukkan ke dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya
selama 3 jam. Pindahkan massa sedikit demi sedikit kedalam
perkolator sambil tiap kali ditekan hati-hati, tuangi dengan cairan
penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan diatas
simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup perkolator,
biarkan selama 24 jam. Biarkan cairan menetes dengan kecepatan
1
ml
per
menit,
tambahkan
berulang-ulang
cairan
penyari
secukupnya
sehingga
selalu
terdapat
selapis
cairan
diatas
dari
500C
hingga
konsistensi
yang
dikehendaki.
Pada
kering
(Ekxtracta
sicca) adalah
ekstrak
yang
telah
dengn tutup kapur tohor (CaO). Ekstrak kering dibagi menjadi dua
macam :
Ekstrak kering yang dibuat dengan etanol, karena bahan tidak larut
sepenuhnya dengan air, contoh :
Extractum Calumba
Extractum Chinae
Extractum Colocyathidis (biji dibuang terlebih dahulu)
Extractum Granati
Extractum Rhei
Extractum Strychni (hilangkan lemak pada biji dengan
campuran eter-minyak tanah)
Ekstrak kering yang dibuat dengan air, contoh:
Extractum aloes
Extractum Opii
Extractum Ratanhie
Extractum Dhamni frangulae (Van Duin, 1947)
2. Ekstrak kental (Ekstracta spissa) adalah ekstrak dengan kadar air
20-25%, namun hanya pada ekstrak Liquiritiae diizinkan kadar air
mencapai 35% (Van Duin, 1947). Ekstrak kental juga mengalamai
proses penguapan namun konsistensi tetap kental pada suhu
kamar, contoh :
Extractum Belladone
Extractum Hycoscyami
3. Ekstrak cair (Ekxtracta liquid) adalah sediaan cair simplisia nabati
yang mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet.
Jika tidak dinyatakan lain pada masing-masing monografi, tiap ml
ekstrak mengandung bahan aktif 1g simplisia yang memenuhi
syarat. Ekstrak cair yang cenderung membentuk endapan dapat
didiamkan dan disaring atau bagian yang bening dituangkan,
beningan
yang
diperoleh
memenuhi
persyaratan
farmakope
bawah
dinding radial yang agak menebal, tidak berisi butir pati. Silinder pusat:
Lebar, parenkimatik, berisi butir pati dan idioblas minyak seperti pada
korteks, berkas pembuluh dibawah endodermis tersusun teratur dalam
suatu lingkaran yang berdekatan satu sama lainnya.
Serbuk: Warna putih, putih kecoklatan sampai coklat. Fragmen
pengenal adalah butir pati yang hampir bulat dengan puting tau sisi
bersudu; idioblas minyak; oleoresin berbentuk gumpalan atau tetesan
kecil yang dengan yodium LP warnanya menjadi coklat kekuningan;
fragmen periderm; pembuluh kayu. (Materia Medika Hal 55)
Kandungan senyawa
kencur
digunakan
sebagai
penambah
nafsu
makan,
antiinflamasi.
Kandungan
utama
kencur
adalah
etil
p-
senyawa ini
yang
baik
terhadap
sinar
matahari
yang
dapat
III.
Prosedur Kerja :
Tahap pemekatan.
Ekstrak cair 300ml + kaposil 5%
dari ekstrak
Lalu dirotavapor hingga
mendapatkan ekstrak kental
4
5
IV.
Hasil
V.
Pembahasan
VI.