PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerja praktek merupakan suatu satu mata kuliah wajib di Jurusan Teknik
Mesin Universitas Sriwijaya yang harus ditempuh oleh mahasiswa Jurusan
Teknik Mesin sebagai salah satu syarat penyelesaian kurikulum.
Dalam pelaksanaan kerja praktek ini mahasiswa diharapkan dapat
langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk diterapkan dalam
perusahaan dan industri. Melalui pengalaman ini diharapkan dapat menambah
wawasan mahasiswa sehingga memiliki daya nalar dan pemahaman mengenai
pengetahuan Teknik Mesin yang terarah, sehingga selanjutnya mahasiswa
dapat membuat suatu perencanaan secara teknis, mencari solusi masalah
keteknikan dalam lingkungan suatu perusahaan.
Untuk mempersiapkan tenaga ahli tersebut seperti yang diatas, sangat
diperlukan kerja sama yang erat antara perguruan tinggi dengan instansi
perusahaan, dalam hal ini kalangan industri yang bersangkutan adalah PT.
PUPUK SRIWIDJAJA. Kerjasama tersebut diwujudkan dengan adanya kerja
praktek bagi mahasiswa teknik mesin Universitas Sriwijaya di perusahaan
industri yang bersangkutan, guna menghasilkan mahasiswa yang berkualitas
dan handal.
Tri Dharma Perguruan Tinggi, Yaitu Pendidikan dan Pengajaran,
Penelitian serta Pengabdian terhadap Masyarakat yang merupakan landasan
mahasiswa dalam mencari, menekuni, dan mengembangkan ilmu yang di dapat
dalam meningkatkan kualitas profesionalisme serta kaitannya untuk terjun ke
dalam masyarakat.
1. Kurikulum Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
2. Objek Kuliah Praktek yang dituju adalah industri yang berkenaan
dengan bidang yang dimiliki khususnya industri permesinan ataupun
Dunia Industri secara global.
Laporan Kerja Praktek
PT. PUPUK SRIWIDJAYA
Teknik Mesin UNSRI
kondisi
perusahaan
secara
umum
misalnya
mengenai
2.
Operation, tujuannya adalah Mahasiswa dapat Mengoperasikan MesinMesin yang digunakan di PT. PUPUK SRIWIDJAJA.
3.
4.
memberikan
perbekalan
dan
pengetahuan
serta
yang
rutin
dilaksanakan,
maupun
memecahkan
diambil dari nama sebuah kerajaan Sriwidjaja yang dahulu sangat terkenal
karena armada lautnya, kerajaan ini terletak di Sumatera Selatan. Pemilihan
Provinsi Sumatera Selatan khususnya Palembang sebagai lokasi pabrik
didasarkan pada ketersediaan bahan baku berupa gas alam dan letak kota
Palembang di tepian sungai Musi yang tinggi debit airnya.
PT Pupuk Sriwidjaja telah mengalami dua kali perubahan bentuk
badan usaha. Perubahan pertama berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.
20 tahun 1964 yang mengubah statusnya dari Perseroan Terbatas (PT)
menjadi Perusahaan Negara (PN). Perubahan kedua terjadi berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1969 dan dengan akte Notaris Soeleman
Ardjasasmita pada bulan Januari 1970, statusnya dikembalikan ke Perseroan
Terbatas (PT).
Selain itu, dari aspek permodalan PT Pupuk Sriwidjaja juga
mengalami perubahan seiring perkembangan industri pupuk di Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 28 tanggal 7 Agustus 1997 ditetapkan
Laporan Kerja Praktek
PT. PUPUK SRIWIDJAYA
Teknik Mesin UNSRI
bahwa seluruh saham Pemerintah pada industri pupuk PT. Pupuk Kujang, PT.
Pupuk Iskandar Muda, PT. Pupuk Kalimantan Timur Tbk, dan PT. Petrokimia
Gresik sebesar Rp. 1.829.290 juta dialihkan kepemilikannya kepada PT.
Pupuk Sriwidjaja (Persero).
Struktur modal PT Pupuk Sriwidjaja diperkuat lagi dengan adanya
pengalihan saham pemerintah sebesar Rp. 6 milyar di PT. Mega Eltra kepada
PT Pupuk Sriwidjaja serta tambahan modal disetor sebesar Rp. 728.768 juta
dari hasil rekapitalisasi laba dari PT. Pupuk Kaltim Tbk. Dengan demikian
keseluruhan modal disetor dan ditempatkan PT Pupuk Sriwidjaja per 31
Desember 2002 adalah Rp. 3.634.768 juta.
Pabrik pertama yang dibangun PT Pupuk Sriwidjaja adalah PUSRI I
yang diresmikan pada tanggal 4 November 1960 dengan kapasitas terpasang
sebesar 180 ton ammonia/hari dan 300 ton urea/hari. Produksi perdana
PUSRI I pada tanggal 16 Oktober 1963.
Perluasan pabrik PT Pupuk Sriwidjaja mulai direncanakan pada tahun
1965 melalui penandatanganan perjanjian kerjasama antara Departemen
Perindustrian dan Perusahaan Toyo Engineering Corp dari Jepang. Namun
rencana tersebut menemui kegagalan akibat terjadinya pemberontakan
G30S/PKI. Pada tahun 1968 kembali dilakukan perencanaan pembangunan
dengan diadakannya studi kelayakan bersama John Van Der Volk & Associate
dari Amerika serikat.
Pada tahun 1972 mulai didirikan pabrik PUSRI II dengan kapasitas
terpasang
660
ton
ammonia/hari
dan
1150
ton
urea/hari,
dan
SK
Direktur
PT
Pupuk
Sriwidjaja
Palembang
c. Dekat dengan Tambang Bukit Asam yang tidak jauh dari Kota
Palembang, yang banyak mengandung batubara dan dapat dijadikan
sebagai cadangan bahan baku yang sangat potensial seandainya
persediaan gas bumi sudah menipis.
d.
10
kegiatan dan pekerjaan yang telah dilakukan oleh Dewan Direksi. Dewan
Komisaris terdiri dari wakilwakil pemerintah, yaitu :
a. Departemen Pertanian
b. Departemen Keuangan Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri
c. Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Kimia Dasar
d. Departemen Pertambangan dan Energi.
Struktur Organisasi PT Pupuk Sriwidjaja berdasarkan Surat
Keputusan Direksi No. SK/DIR/240/2011 tanggal 5 September 2011 adalah
sebagai berikut:
1. Direktur Utama
2. Direktur Produksi
3. Direktur Keuangan dan Pemasaran
4. Direktur Teknik dan Pengembangan
5. Direktur SDM & Umum
Berdasarkan No. SK/DIR/240/2011, tanggal 5 September 2011
direktur produksi sebagai salah satu bagian penting di dalam perusahaan yang
membawahi beberapa divisi, yaitu :
1. Divisi Operasi
2. Divisi Pengendalian Pabrik, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
3. Divisi Pemeliharaan
Masing masing divisi dikepalai oleh seorang General Manager yang
bertanggungjawab kepada direktur produksi.
11
12
13
GM.
Pemelihara
an
Manajer
Listrik/Instrum
ent
Manajer
Perbengkelan
Menejer
Mekanikal
Manejer Rendal
Pemeliharaan
Bagian
Mekanikal
Bagian
Mekanikal
P.IB
Bagian
Mekanikal
P.II
Bagian
Mekanikal
P.III
Bagian
Mekanikal
P.IV
Seksi
PPUA
Seksi
Amonia
P.IB
Seksi
Amonia
P.II
Seksi
Amoania
P.III
Seksi
Amonia
P.IV
Seksi
PPUB
Seksi
Urea P.IB
Seksi
Urea P.II
Seksi
Urea P.III
Seksi
Urea P.IV
Seksi
Utilitas
P.IB
Seksi
Utilitas
P.II
Seksi
Utilitas P.III
Seksi
Utilitas
P.IV
Gambar 2.3
Palembang
Gambar 2.4 Bagan Struktur Direktur Produksi PT. Pupuk Sriwidjaja Palemban
Laporan Kerja Praktek
PT. PUPUK SRIWIDJAYA
Teknik Mesin UNSRI
14
B. General Maintenance
Maintenance adalah kegiatan yang dilakukan berulang- ulang untuk
mengembalikan standar prestasi dan kehandalan peralatan agar
memenuhi tuntutan operasi saat ini.
Maintenance management merupakan
pengelolahan
kegiatan
kegiatan perawatan.
Maintenance Technique adalah kegiatan pengawasan dan perbaikan
peralatan yang dilakukan secara berulang ulang agar prestasi dan
kehandalan peralatan memenuhi tuntutan operasi saat ini.
Secara umum maintenance dapat dibagi dalam beberapa bagian,
diantaranya adalah :
1. Preventive Maintenance
Merupakan suatu kegiatan perawatan yang direncanakan baik itu
secara rutin
15
16
5. Modification Maintenance
Pekerjaan yang berhubungan dengan desain suatu peralatan atau
unit. Modifikasi bertujuan menambah kehandalan peralatan atau
menambah tingkat produksi dan kualitas pekerjaan.
6. Shut Down Maintenance
Kegiatan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang
sengaja dihentikan pengoperasiannya.
2.5
Proses Produksi
2.5.1
PT Pupuk Sriwidjaja menggunakan gas alam, uap air, dan udara bahan
baku pembuatan ammonia. Proses pembuatan ammonia yang digunakan pada
PT Pupuk Sriwidjaja terbagi dalam 6 seksi, yaitu:
1. Feed TreatingUnit.
4. Synthesis.
2. Reforming unit.
5. Pemurnian Poduk.
17
18
Reforming Unit
Tujuan dari tahap reforming ini adalah untuk menghasilkan gas
sintesa (N2 dan H2) sebagai bahan baku pembuatan ammonia dan CO2
sebagai produk samping. Unit ini terdiri dari dua unit yaitu unit yang
pertama disebut primary reformer dimana pada unit ini steam di
umpankan sehingga bereaksi dengan gas alam membentuk CO, CO 2 ,
dan H2. Unit ke dua disebut secondary reformer dimana pada unit ini di
umpankan udara untuk mendapatkan N2 yang akan digunakan sebagai
bahan baku pembuatan ammonia.
Purifikasi dan Metanasi
19
Synthesis
Sebelum masuk ke ammonia converter, gas umpan terlebih
dahulu dipanaskan dan dikompresikan sehingga memiliki kondisi
proses sebagaimana didalam reactor. Gas-gas tersebut kemudian masuk
kedalam loop gas umpan. Tujuan dari loop gas ini untuk meningkatkan
proses ammonia murni. Pada loop gas umpan terjadi peristiwa
kompresi, flashing, dan pendinginan untuk mendapatkan kembali
ammonia di unit pemisah sekunder.
Proses ini merupakan tahap paling penting dalam pembuatan
ammonia. Gas sintesa yang telah mengandung H2 dan N2 bebas dari
racun dan pengotor direaksikan untuk membentuk NH3.Unit ini terdiri
dari beberapa tahapan proses, yaitu :
a. Penekanan Gas Sintesa dan Pemisahan Air
b. Konversi Umpan Gas SintesaMenjadi Ammonia
Unit Pemurnian Produk
Ammonia harus terus-menerus dipisahkan dari recycle gas yang
menuju konverter ammonia karena keberadaannya yang cepat
menumpuk dalam reaktor sintesis akan mempengaruhi kesetimbangan
reaksi. Hal ini dilakukan dengan jalan mendinginkan aliran recycle gas
Laporan Kerja Praktek
PT. PUPUK SRIWIDJAYA
Teknik Mesin UNSRI
20
produk
ammonia
yang
dilakukan
dengan
21
22
NH2COONH4
(eksotermis)
2. Dehidrasi
NH2COONH4
NH2CONH2 + H2O(endotermis)
CO2 + 2NH3
23
CO(NH2)2 + H2O
CO2 + 2 NH3
NH2CONHCONH2 + NH3
dekomposisi adalah :
1.
2.
3.
urea
yang
terbentuk
dalam
crystallizer
kemudian
24
induknya
vacuum crystalizer
ke dalam
Unit Recovery
Seksi recovery bertujuan untuk memisahkan kandungan
ammonia dan CO2 yang dihasilkan dari seksi dekomposisi untuk dapat
digunakan kembali dalam sistem sintesis urea. Seksi recovery ini terdiri
dari beberapa unit, yaitu :
a. High Pressure Absorber Cooler (HPAC)
b. High Pressure Absorber (HPA)
Laporan Kerja Praktek
PT. PUPUK SRIWIDJAYA
Teknik Mesin UNSRI
25
2.5.5.Utilitas
Didalam pabrik PUSRI ini, unit penunjang / offsite / utilitas merupakan
unit pendukung yang bertugas mempersiapkan kebutuhan operasional pabrik
ammonia dan urea, khususnya yang berkaitan dengan penyediaan bahan baku
dan bahan pembantu. Selain itu juga menerima buangan dari pabrik ammonia
dan urea untuk diolah sehingga dapat dimanfaatkan lagi atau dibuang agar
tidak mengganggu lingkungan.
Unit utilitas di PT. Pupuk Sriwidjaja (PT.PUSRI) terdiri dari :
1.
2.
Water Treatment
3.
26
4.
5.
6.
Steam System
7.
8.
Condensate Stripper
Water Treatment
Sungai Musi merupakan sumber utama air yang digunakan oleh
PT. PUSRI. Namun sebelum digunakan air tersebut harus mengalami
beberapa perlakuan agar memenuhi standar yang sudah ditetapkan.
Water Treatment Plant adalah pabrik yang mengolah air sungai
menjadi air bersih (filtered water). Proses pengolahan pada water
treatment meliputi koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan filtrasi.
Laporan Kerja Praktek
PT. PUPUK SRIWIDJAYA
Teknik Mesin UNSRI
27
5. Clearwell
2. Premix Tank
6. Pompa
(Floculator)
TransferClearwell
3. Clarifier (Floc
7. Sand Filter
Treator)
8. Filter Water
Storage
28
9.
Demineralized Water Plant
10. Demin Plant sistem bertujuan menghasilkan air bebas
mineral. Pada Demin Plant sistem terdapat 3 set (kation dan anion
exchanger) dan dua set (kation dan anion exchanger mix bed). Pada
kation exchanger berfungsi menyerap ion (+) dari ion Na, Mg, Ca dan
Si dengan menggunakan resin RH.
11. Adapun
peralatanperalatan
yang
digunakan
untuk
yang menguap dikeluarkan oleh 5 set fan (dari bahan glass reinforced
polister) yang digerakkan oleh motor listrik, dimana fan yang
dimaksud bersifat induced draft fan (menghisap udara). Kapasitas
Cooling Tower 15.000 m3/jam.
16. Air dingin yang turun ditampung di basin kemudian
diinjeksikan dengan Cl2 liquid sebagai desinfektan, phospat sebagai
inhibitor korosi, bromin sebagai desinfektan dan anti lumut, dan
dispersant untuk mengendalikan phospat. Air dingin yang dihasilkan
bersuhu sekitar 32 0C.
17.
Plant Air dan Instrument Air (PA/IA)
18. Plant air atau Udara Pabrik adalah udara bertekanan yang
digunakan untuk berbagai keperluan pabrik. Udara Instrument adalah
udara bertekanan yang telah dikeringkan atau dihilangkan kandungan
airnya.
19. Udara pabrik digunakan untuk udara purging, mesin
pengantongan pupuk (bagging), udara pembersih area, pengadukan
dan peralatan lain seperti snapper. Sumber udara pabrik secara normal
adalah kompresor udara
28.
29.
30.
2.5.6
31.
Pengolahan Limbah
Limbah yang dihasilkan PT. Pupuk Sriwidjaja pada umumnya
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
BAB 3
DASAR TEORI
73.
74.
75.
3.1.
Pendahuluan
1. Conveyor
78.
2 Portal Scropper
79.
3 Bagging Plant
80.
4 Quadrant Loader
81.
82.
83.
7 Unit Penggerak
84.
85.
90.
91.
3.2.1 Belt
Adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan material
93.
94. Gambar 3.2.1 : Ilustrasi belt
95.
96.
97.
98.
menumpu belt dan beban, meneruskan gerakan dari belt serta melindungi
kerusakan belt akibat gesekan yang berlebihan.
99.
-
panjang dari conveyor sama. Maksudnya ada setiap jarak tertentu , bentuk
sudut dann panjang dari roller idler berbeda.
102.
-
103.
Flat Roller Idler
104.
conveyor yang mengangkut pupuk urea kantong yang berasal dari gudang
mesin jahit. Selain itu juga sebagai roll balik (return roll) baik pada
conveyor pupuk curah maupun pupuk kantong.
105.
-
Throughing roller idler. Hanya saja Impact Roller Idler ini dipasang pada
bagian conveyor yang menerima curahan pupuk dari chute. Karena letak
chute yang lebih tinggi itu maka untuk menahan tumbukan dari pupuk
maka dipasanglah Impact Roller ini, dimana bagian luarnya dilapisi karet
untuk menahan tumbukan pupuk.
107.
-
110.
hanya saja roller inin dipakai untuk conveyor yang mengangkut pupuk
kantong. Selain itu letaknya pada sabuk balik (return belt).
111.
3.2.3 Pulley
114.
Head Pulley
116.
Dimana pada bagian depan ini motor penggerak beserta peralatan mekanik
yang lainnya dipasang, sehingga sering disebut juga drive pulley yang
fungsinya menggerakkan lintasan belt, sedangkan pulley yang lain hanya
ikut berputar sesuai dengan geerak laju belt. Head pulley ini merupakan
pulley yang digerakkan oleh motor.
117.
-
tegangan dan menyeimbangkan tegangan yang tetap pada belt agar tidak
terjadi lendutan yang berlebihan sehingga mengakibatkan drive pulley
akan slip. Karena itulah floating pulley ini dirancang naik turun agar
tegangan pada belt tetap stabil.
119.
-
Snub Pulley
120.
Bend Pulley
122.
floating pulley. Dipasangnya pulley di bagian ini karena bila hanya roller
yang menumpu bagian ini diperkirakan agar terjadi kegagalan disebabkan
bobot dari floating yang besar.
123.
-
Tail Pulley
124.
Pulley
ini
merupakan
pulley
yang
berfungsi
128.
129.
130.
131.
132.
d. Sprocket
e. Bearing
f. Rem
Motor Penggerak
135. Di PPU ini semua penggerak alat-alat mekaniknya berupa motor
listrik. Ini disebabkan lebih stabilnya putaran, kemudahan pengoperasian dan
lebih bersih dibandingkan motor penggerak lain ( seperti motor disel, turbin
dll ). Daya dari motor listrik ini dipilih berdasarkan beban yang harus dibawa
oleh conveyor.
- Kopling
136. Kopling berfungsi untuk meneruskan daya putar yang berasal dari
poros motor kopling penggerak. Kopling yang umum dipakai pada peralatanperalatan di PPU ini adalah kopling fluida dan kopling steel flex.
137.
- Gear Box
138. Pada gear box ini putaran poros yang berasal dari kopling diubah
putarannya menjadi lebih rendah. Di dalam gear box ini terdapat berbagai
macam roda gigi yang telah diperhitungkan ukurannya agar menghasilkan
putaran yang diinginkan.
139. Biasanya roda gigi pada PPU ini berupa roda gigi lurus. Namun
pada beberapa tempat dipakai roda gigi heliks, seperti pada peralatan yang
memakai gantri. Dan khusus pada boom BSL roda gigi tidak dipakai box
disebabkan untuk kemudahan konstruksi.
140.
- Sprocket
141. Sprocket ini biasanya terdapat pada konveyor. Dimana sprocket ini
meneruskan putaran dari poros gear box ke poros head pulley.
142.
- Rem
147.
Top cover selalu menghadap keatas, lebih tebal atau sama tebal
dengan bottom cover. Pada oprasi normal top cover akan lebih cepat aus
dibandingkan dengan bottom cover karena top cover langsung mengalami
benturan dan gesekan material pada saat muat.
-
Lapisan Ply
150.
benang atau ply sebagai penunjang kekuatan sabuk. Semakin banyak ply
umumnya semakin tebal sabuk.
-
puli dan roll pembawa, sering juga disebut sebagai Pulley Cover.
152.
1 mm s/d 4mm
5 mm s/d 8 mm
154.
153.
Grade
155.
Elongat
156.
157.
rength
DIN-M, M- 158. 250
ion
159.
450%
Wear Loss
160. 150 mm
kg/m
162. 200
163.
400%
164.
200 mm
kg/m
B, 166. 180
167.
450%
168.
220 mm
kg/m
170. 150
171.
400%
172.
250 mm
24, A
161. DIN-N, AX
165.
N-17,
RMA-1
169. DIN-P,
TensileSt
Max.
RMA-2, BX
kg/m
173. Tabel 3.3 : Grade cover Top dan bottom (sumber: SUPRA-TECH seminar)
174.
beban yang akan dibawa oleh conveyor. Untuk PPU pada PT. Pusri ini
jumlah ply yang dipakai untuk mengangkut pupuk curah berjumlah 4 Ply.
Sedangkan untuk mengangkut pupuk kantong digunakan sabuk dengan
jumlah ply 3 buah.
175.
178.
a. All Cotton
179.
b. All Terylene
180.
c. Nylon Cotton
g. All Nylon
181.
d. Kuralon Nylon
h. Rayon Nylon
e. Terylene Cotton
f. All Rayon
182.
183.
Jenis ply yang dipakai PT. Pusri adalah jenis Kuralon Nylon
Type
Type, diameter, bentuk pemasangan, jarak, serta jarak transisi antara roller
dan pulley.
188.
189.
siklus yang tetap. Untuk itu diperlukan sambungan belt yang baik, kuat,
ringan dan tidak menggangu sikus lintasan belt tersebut.
190.
beberapa cara :
-
192.
191.
193.
(electric)
Penyambungan dengan cara dingin ialah suatu cara penyambungan
belt dengan menggunakan cairanm pelekat (lem)
194.
197.
198.
199.
201.
202.
203.
204.
205.
207.
213.
214.
208.
209.
Gambar 3.3 : Penyambungan Fastener Flexco
210.
211.
212.
c. Penyambungan dengan Belt Lacing
Penyambungan belt dengan cara ini tidak jauh berbeda
217.
hanya dipakai bila sabuk harus benar-benar diganti. Jadi tidak seperti di
flexco yang digunakan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan yang kecil
dari sabuk.
218.
penyambungan:
-
dari sabuk.
Bersihkan permukaan dari sabuk yang diiris.
Lalu setelah dilakukan beberapa proses kimia sambungkan dengan lem
224.
3.5 Komponen Pengaman
225.
Komponen pengaman terdiri dari beberapa alat pengontrol
yaitu pada saklar pembantu yang berfungsi untuk mencegah terjadinya
berbagai kerusakan yang tidak diinginkan.
1 Belt Deviation Switch
226. Dipasang pada head dan tail station belt conveyor dibagian
sisi kiri dan kanan. Jika belt menalami kemiringan sampai batas yang
telah ditentukan maka belt akan menekan saklar sehingga pengoperasian
akan berhenti ketika aliran listrik terputus.
227.
2 Slip Monitoring
228. Berfungsi untuk mengamankan
putaran
pulley
dan
kecepatan belt. Jika terjadi suatu slip diantara putaran pulley dan
kecepatan belt maka slip monitoring akan mengentikan operasi.
3 Belt Tension
229. Berfungsi sebagai pembatas kekencangan dari
belt
236.
By Pass Switch
237. Berfungsi untuk menjalankan belt conveyor secara manual
Penyebabnya adalah :
Posisi belt frame tidak lurus, yang akan menyebabkan belt miring
sehingga dapat mempercepat keausan dari belt conveyor itu sendiri.
Bearing pulley pecah karena kurangnya pelumasan.
Bearing idler pecah/macet karena kemasukan material asing.
Komponen pembersih tidak berfungsi.
242.
3.6.2 Permasalahan Belt Conveyor Pembawa Pupuk
243.
Berikut ini beberapa masalah belt conveyor pembawa
pupuk, yaitu :
Pupuk yang berjatuhan mengakibatkan menebalnya lapisan pulley,
Sehingga menambah tegangan pada belt menyebabkan belt robek,
putusnya sambungan belt.
Pupuk yang halus, mengakibatkan bearing menjadi rusak karena
kemasukan pupuk, terutama bearing idler.
244.
245.
246.
247.
248.
249.
BAB 4
TINJAUAN KHUSUS
250.
251.
Pada
industry
pupuk
digunakan
untuk
membawah
dan
mendistribusikan pupuk.
253.
254.
1
2
3
4
5
tetap
Membutuhkan sedikit ruang
Menurunkan tingkat kecelakan saat bekerja memindahkan pupuk
Menurunkan polusi udara
Belt conveyor mempunyai kapasitas yang besar ( 500 sampai 5000 m3/jam
atau lebih ), kemampuan untuk memindahkan bahan dalam jarak ( 500 sampai
1000 meter atau lebih. Pemeliharaan dan oprasi yang mudah telah menjadikan belt
conveyor secara luas digunkan sebagai mesin pemindahan bahan.
255.
256.
257.
berikut:
258.
259.
260.
261.
262.
263.
264.
265.
266.
267.
268.
269.
270.
Lebar Belt
Tebal Belt
Panjang Belt
Top Cover Rubber
Bttom Cover Rubber
Width of Edge Rubber
Canvas
Plain Roll
Return Roll
Plain Training Roll
Guide Roll
Impact Roll
Drive Pulley``
B = 750 mm x 3ply
H = 9,3 mm
L = 500 m
: 3 mm
: 3 mm
: 16 mm
: EP-150
: 127 mm x 285 mm
: 127 mm x 850 mm
: 127 mm x 285 mm
: 4 x 2
: 2
: 400mm dia x
900mm
271. Tail Pulley
: 320mm dia x
900mm
272. Floating
: 320mm dia x
900mm
273. Bend Pulley
: 270mm dia x
900mm
274. Snup Pulley
275. Coupling
276. Chain Drive
277. Gear Box
:: N-EUPEX
:: KDS 120KX
FLENDER
278.
279.
280.
Motor
Ratio:22:1
: 15 KW. Rpm : 1450
281.
282.
1
apabila
transportasi
belt
284.
285.
291.
292.
293.
5 Kondisi material pupuk yang menumpuk
294.
Pupuk yang berjatuhan mengakibatkan
menebalnya
atau
296.
297.Gambar 4.3.5 : Pupuk yang menumpuk pada pully
298.
6 . Lamanya jam operasi dari belt conveyor menyebabkan belt tersebut
mengalami beberapa gangguan. Gangguan tersebut antara lain belt
mengalami keausan akibat gesekan dari material yang diangkut atau
gesekan dari idler, yang menyebabkan mengurangi ketebalan dari material
sebelumnya. Gangguan lain dapat berupa putusnya belt conveyor yang
mengakibatkan terganggunya proses produksi.
299. Jenis-jenis Keausan pada belt
304.
305.Gambar 4.3.7 : Bearing yang panas karena kurang plumasan
306.
307.
308.8. Bearing idler pecah atau macet karena material pupuk yang halus
masuk kedalam bearing idler dan juga dikarenakan menumpuk nya
pupuk yang jatuk diidler.
309.
310.
mekanik
311.
312.
yang sudah terpasang namun mengalami kerusakan. Untuk itu bila diperlukan
perbaikan segera, maka dipakailah metode ini. Mengingat perbaikan sabuk
dengan metode ini lebih cepat.
313.
Alat-alat yang dipersiapkan:
Pisau
Mistar Siku
Mistar Pelubang
Flexco
Kunci
Alat peamatah baut
Clamp, guna untuk menahan belt yang akan diperbaiki
314.
315.
316.
Gambar 4.4 : Penyambungan Fastener Flexco
318.
317.
319.
320.
321.
323.
324.
Fitur:
Pelekatan rivet multi titik yang melalui di antara serat lapisan penguat
belt untuk memastikan pegangan maksimum
Profil yang halus dan dengan tepi koin yang mengurangi penggantungan
Keausan dan masa pakai yang luar biasa
Untuk belt dengan rating fastener mekanik dari 70 hingga 140 kN/m (400
hingga 800 P.I.W.) dan diameter puli minimum 350 900 mm (14
36)
325.
Material:
Direkomendasikan untuk:
329.
331.
333.
Fitur:
Fastener mekanik untuk belt hinge dengan rivet yang disetel sendiri
Desain profil rendah dan Scalloped Edge yang mengurangi
penggantungan pembersih, puli, dsb.
Awet, tahan lama, dan mudah diinstal
Untuk belt dengan rating fastener mekanik dari 60 hingga 350 kN/m (330
hingga 2000 P.I.W.) dan diameter puli minimum 125 1050 mm (5
42)
334.
Material:
Direkomendasikan untuk:
Penambangan bawah tanah, tanaman aspal, belt log, dan aplikasi yang
menuntut lainnya, dengan ketebalan belt dari 3 25 mm (1/8 1)
336.
337.
338.
339.
340.
341.
342.
343.
Fitur:
Material:
Direkomendasikan untuk:
Pasir, kerikil, batu giling, dan semen dan pupuk, dengan ketebalan belt
dari 5 30 mm (3/16 1-3/16)
346.
347.
348.
349.
350.
352.
Fitur:
Material:
Direkomendasikan untuk:
Belt dengan panjang yang sering berubah atau puli yang lebih kecil,
dengan ketebalan belt dari 6 22 mm (1/4 7/8)
355.
356.
5. Staple Flexco
357.
358.
359.
360.
Fitur:
Tepi berprofil dan dalam, kantung staple berlekuk yang membuat profil
halus
Untuk belt dengan rating fastener mekanik hingga 140 kN/m (800 P.I.W.)
dan diameter puli minimum 225 300 mm (9 12)
361.
Material:
Direkomendasikan untuk:
367.
368.
369.
370.
371.
Flexco
372.
373.
374.
Fitur:
Material:
Direkomendasikan untuk:
Pasir, kerikil, batu giling, semen dan pupuk dengan ketebalan belt dari 5
30 mm (3/16 1-3/16)
377.
378.
penyabungan
belt,
apabila
penyambungan
terlalu
yaitu
jauh
dengan
Lalu kunci dengan baut yang sesuai dan patahkan ujung baut yang
tersisah dengan alat pematah baut.
sesudah semua selesai, lepaskan clam penjepit dan tuckel yang telah
digunakan dengan hati-hati demi keselamatan kerja.
379.
380.
381.
382.
383.
384.
385.
386.
387.
388.
389.
390.
391.
392.
393.
394.
395.
396.
397.
398.
399.
400.
401.
402.
403.
404.
405.
BAB 5
406.
407.
5.1 Kesimpulan
408.
perawatan
belt
conveyor
sangat
penting
yang
bertujuan
untuk
komponen tersebut)
Ada banyak faktor yang menyebabkan kerusakan dan putusnya belt,
semuanya dapat dicegah jika kita sering melakukan perawatan dari
hal-hal kecil.
409.
410.
411.
5.2 Saran
Stelah
mengetahui
faktor-faktor
diatas
maka
untuk
Daftar Pustaka
413.
414.
1.
415.
2.
3.
4.
http://www.flexco.mobi/filebase/id/src/Product_Literature/X3147_idS
G_2149_HDMBF_0614.pdf
418.
5.
http://www.pusri.co.id/
419.
6.
Publisher,
420.
Moscow, 1974.
421.
422.
423.
424.
425.
426.
427.
428.
429.
430.
431. Lampiran
432.
433.
434.
437.
438.
440.
441.
444.
446.
447.
448.
449.
450.
451.
452.
453.