Tinjauan Tentang Rumah Susun
Tinjauan Tentang Rumah Susun
1/15
10/28/2015
2/15
10/28/2015
2. Meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah di daerah perkotaan dengan
memperhatikan kelestariaan sumber daya alam dan menciptakan
lingkungan permukiman yang lengkap, serasi dan seimbang
3. Memenuhi kebutuhan untuk kepentingan lainnya yang berguna bagi
kehidupan masyarakat
Pengaturan dan pembinaan rumah susun dapat dilakukan oleh pemerintah atau
diserahkan kepada Pemda. Pada pelaksanaan pengaturan dan pembinaan diatur
dengan Peraturan Pemerintah. Dalam UU No.16 Tahun 1985, juga disebutkan
pemerintah memberikan kemudahan bagi masyarakat golongan rendah untuk
memperoleh dan memiliki rumah susun yang pelaksanaannya diatur dengan PP
(Pasal 11 ayat 1 dan 2)
Pemerintah Indonesia lebih memberlakukan rumah sebagai barang atau
kebutuhan sosial. Hal ini dapat dilihat dari besarnya peran pemerintah dalam
membantu pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak bagi masyarakat
berpenghasilan rendah. Kondisi ini dapat dimengerti karena sebagian besar
penduduk Indonesia merupakan golongan yang kurang mampu memenuhi
kebutuhan perumahan yang layak. Dalam kaitan ini, pemerintah memutuskan
untuk melaksanakan pembangunan rumah susun di kota besar sebagai usaha
peremajaan kota dan untuk memenuhi kebutuhan perumahan dengan pola yang
vertikal.
Proses lahirnya kebijakan untuk melaksanakan pembangunan rumah susun di
kota-kota besar di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh pengalaman negara
lain (seperti Singapura, Hongkong dan lain-lain) dalam mengatasi masalah
perkotaan yang diakibatkan urbanisasi, khususnya dalam bidang perumaan kota.
Konsep pembangunan rumah susun pada hakekatnya dimaksudkan untuk
mengatasi masalah kualitas lingkungan yang semakin menurun maupun untuk
mengatasi masalah keterbatasan lahan dalam kota. (Yeh, 1975:186; Hassan,
1997:32)
3. Pola Pembangunan Rumah Susun
Pembangunan rumah susun di Indonesia dikaitkan dengan dua kegiatan yaitu
1. Program Peremajaan Kota
3/15
10/28/2015
4/15
10/28/2015
5/15
10/28/2015
Alat/Sistem alarm
Pintu kedap asap pada jarak- jarak tertentu
Generator listrik digunakan untuk rumah susun yang mengunakan lift
2. Lokasi Rumah Susun (Pasal 22)
Dalam memilih lokasi rumah susun, maka lokasi tersebut harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
Lokasi rumah susun harus sesuai dengan peruntukan dan keserasian
lingkungan dengan memperhatikan rencana tata ruang dan tata guna
tanah
Lokasi harus memungkinkan berfungsinya saluran-saluran
pembungan dalam lingkungan ke system jaringan pembuangan air
hujan dan jaringan air limbah.
Lokasi harus mudah dicapai angkutan umum baik langsung maupun
tidak langsung
Lokasi rumah susun harus dijangkau oleh pelayanan air bersih dan
listrik
3. Prasarana Lingkungan (Pasal 25 dan 26)
6/15
10/28/2015
7/15
10/28/2015
segala aktivitas.
4. Fasilitas Peribadatan.
Fasilitas peribadatan harus disediakan di setiap blok untuk kegiatan
peribadatan harian, dapat disatukan dengan ruang serbaguna atau
komunal, dengan ketentuan:
- Jumlah penghuni minimal yang mendukung adalah 40 KK untuk setiap
satu musholla. Di salah satu lantai bangunan dapat disediakan satu
musholla untuk tiap satu blok, dengan luas lantai 9 36 m2. Jumlah
penghuni minimal untuk setiap satu masjid kecil adalah 400 KK.
5. Fasilitas Pemerintahan dan Pelayanan Umum.
a. Siskamling.
- Jumlah maksimal penghuni yang dapat dilayani adalah 200 orang.
- Dapat berada pada lantai unit hunian.
- Luas lantai minimal adalah sama dengan unit hunian terkecil.
b. Gedung Sebaguna.
- Jumlah maksimal yang dapat dilayani adalah 1000 orang.
- Dapat berada pada tengah-tengah lingkungan dan di lantai dasar.
- Luas lantai minimal 250 m2.
c. Kantor Pengelola.
data:text/html;charset=utf-8,%3Ch3%20class%3D%22post-title%20entry-title%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200.75
8/15
10/28/2015
9/15
10/28/2015
pedoman teknis.
3. Drainase
10/15
10/28/2015
Bila belum tersedia jaringan drainase kota ataupun sebab lain yang
dapat diterima, maka penyaluran air hujan harus dilakukan dengan
cara lain yang dibenarkan oleh instansi yang berwenang.
Sistem pematusan/penyaluran air hujan harus dipelihara untuk
mencegah terjadinya endapan dan penyumbatan pada saluran.
Persyaratan penyaluran air hujan harus mengikuti:
1. SNI 03-4681-2000 Sistem plambing 2000, atau edisi terbaru;
2. SNI 03-2453-2002 Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan
untuk lahan pekarangan, atau edisi terbaru;
3. SNI 03-2459-2002 Spesifikasi sumur resapan air hujan untuk lahan
pekarangan, atau edisi terbaru; dan
4. Standar tentang tata cara perencanaan, pemasangan, dan
pemeliharaan sistem penyaluran air hujan pada bangunan gedung;
Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung,
atau yang belum mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau
pedoman teknis.
4. Pengolahan sampah.
data:text/html;charset=utf-8,%3Ch3%20class%3D%22post-title%20entry-title%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200.7
11/15
10/28/2015
12/15
10/28/2015
13/15
10/28/2015
14/15
10/28/2015
data:text/html;charset=utf-8,%3Ch3%20class%3D%22post-title%20entry-title%22%20itemprop%3D%22name%22%20style%3D%22margin%3A%200.7
15/15