PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dapat berup gigi atau akar gigi yang tidak bisa dikeluarkan dengan menggunakan
elevator atau tang ekstraksi, gigi yang tidak erupsi, gigi dengan akar yang bengkok atau
dilaserasi, gigi pasca perawatan endodontik atau gigi dengan karies yang besar dan gigi
yang hipersementosis atau ankylosis 2
Untuk mencegah terjadi komplikasi pasca ekstraksi seperti oedem dan
hematoma maka perlu untuk diperhatikan prinsip prinsip insisi saat pembuatan flap.
Prinsip prinsipnya sebagai berikut :
1. Scalpel handle dipegang dengan pen grasp untuk pengendalian yang maksimal
dan sensititivitas yang baik
2. Insisi dilakukan dari posterior ke arah anterior dengan insisi yang optimal
melalui papilla interdental.
flap periodontal adalah bagian pemisahan dari pembedahan mukosa gingiva dari
jaringan di bawahnya untuk memberikan jarak penglihatan dan akses ke tulang dan
permukaan akar. Flap gingiva juga dimungkinkan untuk dipindahkan ke lokasi yang
berbeda pada pasien dengan keterlibatan mukogingival.
Flap periodontal yang biasanya digunakan untuk kasus ekstraksi komplikasi
adalah flap full-thickness. Pada flap full-thickness, semua jaringan lunak, termasuk
2
Jahitan ini sering digunakan untuk daerah interproksimal dari area yang diastem atau
untuk ruang interdental yang luas untuk adaptasi papila interproksimal terhadap tulang.
Dua jahitan sering diperlukan. Jahitan horizontal mattress dapat digabungkan dengan
terus menerus, jahitan saling independen, seperti yang ditunjukkan pada gambar 64-18.
Penetrasi jarum tersebut dilakukan sedemikian rupa sehinggal tepi mesial dan
distal papila terletak dengan sempit terhadap tulang. Jarum memasuki permukaan
luar gingiva dan melintasi permukaan bawah dibagian horizontal. Jahitan ini tidak
boleh berdekatan pada titik tengah dasar papila. Muncul kembali jarum pada
permukaan luar pada dasar lain dari papila dan terus sekitae gigi dengan jahitan
sling.
lingual, serta menyesuaikan secara erat terhadap gigi. Jarum ditempatkan di area
garis sudut flap facial atau lingual berdekatan dengan gigi, berhenti disekitar gigi,
melewati bawah flap yang berlawanan, dan diikat. Jahitan ini dapat diulang untuk
setiap area yang membutuhkan.
D. Closed Anchor Suture.
Teknik lain untuk menutup flap yang terletak di daerah edentulous mesial atau
distal gigi terdiri dari menjahit jahitan langsung yang menutup flap proksimal,
membawa salah satu benang sekitar gigi untuk menjangkar jaringan terhadap gigi,
dan kemudian typing 2 benang .
E. Periostel Suture.
Jenis jahitan ini digunakan untuk memegang di tempat apikal dipindahkan ketebalan
parsial flap. Ada dua jenis jahitan periosteal: jahitan yang memegang dan jahitan
penutupan. Jahitan yang memegang adalah jahitan matteress horizontal yang
ditempatkan didasar flap pindahan untuk mengamankan itu ke posisi baru
Segera setelah penjahitan (sampai 24 jam), koneksi antara flap dan gigi atau
permukaan tulang distabilkan oleh gumpalan darah, yang terdiri dari retikulum fibrin
dengan leukosit polimorfonuklear yang banyak, eritrosit-eritrosit, sisa-sisa sel yang
terluka, dan kapiler di tepi luka. Sebuah bakteri dan eksudat atau transudat juga akibat
dari cedera jaringan.
Satu sampai 3 hari setelah operasi flap, ruang antara flap dan gigi atau tulang
lebih tipis, dan sel epitel bermigrasi ke pinggiran atau perbatasan flap, biasanya
terhubung dengan gigi saat ini. Ketika flap erat disesuaikan dengan proses tulang
alveolar, hanya ada respon inflamasi minimal.
Satu minggu setelah operasi, epitel attachment ke akar telah ditetapkan melalui
hemidesmosomes dan lamina basal. Bekuan darah digantikan oleh jaringan granulasi
yang berasal dari jaringan ikat gingiva, sumsum tulang, dan ligamen periodontal.
Dua minggu setelah operasi, serat kolagen mulai muncul sejajar dengan permukaan
gigi. Union dari flap pada gigi masih lemah karena adanya serat kolagen belum matang,
meskipun aspek klinis mungkin hampir normal.
Satu bulan setelah operasi, celah gingiva sepenuhnya epithelialized dengan
definisi yang jelas epitel attachment hadir. Ada pengaturan awal fungsional mulai dari
serat supracrestal.
Flap yang penuh ketebalan, yang menelanjangi tulang, hasilnya dalam nekrosis
tulang dangkal pada 1 sampai 3 hari; resorpsi osteoklastik berikut dan mencapai
puncaknya pada 4 sampai 6 hari, menurun setelahnya. Hal ini menyebabkan hilangnya
tulang dari sekitar 1 mm3; hilangnya tulang lebih besar jika tulang tipis.
Osteoplasty (penipisan tulang bukal) menggunakan bur diamond, termasuk
sebagai bagian dari teknik bedah, hasil di daerah nekrosis tulang dengan pengurangan
tinggi tulang, yang kemudian dibentuk kembali oleh pembentukan tulang baru. Oleh
karena itu bentuk akhir dari puncak lebih banyak ditentukan oleh pembentukan kembali
osseus daripada bedah membentuk kembali. Ini mungkin tidak terjadi ketika
pembentukan osseus tidak termasuk penipisan berlebihan dari tulang radikuler.
Perbaikan tulang mencapai puncaknya pada sampai 4 minggu.
Kehilangan tulang terjadi pada tahap awal penyembuhan tulang baik dalam
radikuler dan di daerah tulang interdental. Namun, di daerah interdental, yang memiliki
tulang cancellous, hasil tahap berikutnya perbaikan pada restitusi total tanpa kehilangan
tulang, sedangkan pada tulang radikuler, terutama jika tipis dan tidak didukung oleh
tulang cancellous, hasil perbaikan tulang hilangnya tulang marjinal.
BAB III
LAPORAN KASUS
Bedah Minor :
Insisi
UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BAGIAN BEDAH MINOR
Nama pasien
: Sri Sumarsih
Jenis kelamin
: perempuan
Tanggal lahir
: 3 maret 1969
Alamat
Status perkawinan
: sudah menikah
Agama
: kristen
Pekerjaan
: pedagang
Pendidikan
: SD
Berat badan
Keinginan pasien
Keluhan utama:
Pasien wanita berusia 46 datang ke RSGM Usakti dengan keluhan sisa akar gigi
belakang kanan atas. Gigi tersebut tidak ada keluhan.
Anamnesis:
Pasien mencabut sisa akar gigi tersebut dengan tujuan untuk pembuatan gigi
tiruan sebagian.
Pemeriksaan Klinis
1. Pemeriksaan Umum:
a. TD : 110/80 mmHg
b.FN : 72/menit
c.FR
: 22/menit
AnaestheticumTidak
11. Apakah anda alergi terhadap salah satu makanan dibawah ini ?
-
Udang/kepitingTidak
IkanTidak
TelurTidak
Penyakit paru-paruTidak
Penyakit kelaminTidak
10
HypertensiTidak
HypotensiTidak
15. Apakah anda mengalami pendarahan yang lama / luar biasa bila anda terluka? Tidak
16. Apakah anda pernah mengalami cedera pada muka dan rahang?Tidak
17. Apakah anda pernah dioperasi/ mendapat perawatan penyinaran untuk suatu tumor,
keadaan lain dalam mulut dan bibir anda? Tidak
18. Apakah anda pernah mengalami sakit gigi? Ya
19. Apakah gusi anda sering berdarah? Tidak
20. Apakah anda pernah mencabut gigi?Tidak
21.Apakah anda mengalami kesukaran pada waktu anda membuka mulut lebar-lebar?
Tidak
22. Apakah rahang anda berbunyi klik waktu anda mengunyah? Tidak
23. Khusus wanita
Apakah anda sedang hamil? Tidak
Bila sedang hamil, sudah berapa bulan? Tidak
Apakah anda sedang haid ? Tidak
Apakah anda telah memasuki masa menopause ? Tidak
11
Fotoklinis
12
Rontgen periapikal
sisa akar gigi 25
Pemeriksaan klinis
No
Gigi
Sondasi
Perkusi Druk
Ch/pt
Diagnosis sementara
25
Gangren radiks
35
Gangren radiks
13
Post Medikasi
Melanjutkan obat Amoxicillin 500 mg dan
Asam mefenamat 500 mg No Tab V
s.p.r.n.1
Tahap-Tahap Penatalaksanaan Ekstraksi Komplikasi GR gigi 48
1. Persiapan alat dan sterilisasi alat
-handuk, lap meja, duk steril, glove, masker
-alat diagnostik standard (kaca mulut, pinset,sonde half moon,ekscavator)
-spuit 10ccuntuk irigasi NaCl 0,9%/aquades
-spuit 2,5cc dan ampul anestesi lokal(pehacain 2 cc sebanyak 2 ampul)
-skalpel( handle no 3 dan blade no 15)
-raspatorium / molt periosteal elevator
-flep retraktor
-straight handpiece serta bur tulang round dan fissure bur
-bein/elevator
-forceps
-curved mosquito
-kuret
-bone file
-suction apparatus
-needle holder
-pinset chirurgies
-gunting
-suture needle (atraumatic half circle)
-suture material (silk 3.0)
-tampon
-alkohol 70%
-betadine solution 10%
2. Informed Consent
3. Pengukuran tekanan darah pasien
14
4. Persiapan pasien duduk di dental unit dan ditutup dengan duk steril
5. Asepsis pasien pada bagian extra oral dan intra oral dengan Betadine
6. Anestesi topikal
15
16
17
13.Kuret soketnya. Apabila ada tulang yang tajam, haluskan bone file. Lalu spolling
dengan aquades
18
19
20
21
Kontrol seminggu
BAB IV
22
23
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Archer, W.H. 1975. Oral and Maxillofacial Surgery. Ed. ke-5. W. B. Saunders
Company. Philadephia. Hal. 37-40.
Cawson, R. A. 1991. Essential of Dental Surgery and Pathology. Ed. ke-5. Longman
Singapore Publishers. Singapura. Hal. 210-211.
Pedersen, G. W. 1996. Buku Ajar Praktis : Bedah Mulut. Penerjemah : Purwanto dan
Basosoeseno. Yuwono, L (editor). EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. Hal. 47-81.
Sailer, H. F., dan Pajarola, G. F. 1999. Color Atlas of Dental Medicine : Oral Surgery
for the General Dentitst. Penerjemah L Haseel, T. dan Stutz, F. Rateitschak, K.H. dan
Wolf, H. F. (editor). Thieme Stuttgart. New York. Hal. 34-41.
24