Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pengelasan
(Las Listrik)
Disusun oleh :
Boy Ricardo
NPM 240110070050
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat yang digunakan dalam las listrik
2. Mahasiswa dapat mengoperasikan mesin las listrik dengan benar
3. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan mengelas dengan baik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber Panas
Pengelasan pada umumnya memerlukan panas yang sangat tinggi suhunya
untuk mencairkan bagian bahan yang akan disambung atau dilapisi. Sumber panas
yang akan diunakan dalam pengelasan dapat diperoleh dari berbagai sumber,
antara lain :
1. Api yang dihasilkan dari pembakaran arang batu, seperti pada proses las
tempa.
2. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dengan permukaan benda
kerja. Seperti pada macam-macam proses las busur listrik.
3. Tahanan listrik yang terjadi antara bagian yang akan disambung seperti
pada proses las listrik, las tekan atau las rol.
4. Nyala api gas dari hasil pembakaran bahan bakar gas dengan zat asam,
seperti pada proses las asetilin.
5. Reaksi thermit, yakni panas yang ditimbulkan oleh reaksi kimia antara
serbuk besi dan oksida alumunium, seperti pada proses las thermit.
Macam-macam Sambungan Las dan Bentuk Kampuhnya
Sambungan tumpul
Sambungan tepi atau samping
Sambungan tumpang, sambungan T, dan sambungan sudut luar
Macam-macam Posisi Pengelasan
Posisi bawah tangan
Posisi mendatar
Posisi tegak
Posisi atas kepala
Memilih dan Menentukan Nyala Api Las
Nyala api netral
Nyala api karburasi
Nyala api oksidasi
Las Gas Asetilin
Bahan bakar gas
Oksigen (zat asam)
Las Listrik
Pesawat las
Pesawat las arus bolak-balik (AC)
Arus bolak-balik atau arus AC yang dihaslikan oleh pembangkit listrik,
listrik PLN atau generator AC dapat digunakan sebagai sumber tenaga
dalam proses pengelasan.
Pesawat las arus searah (DC)
Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik adalah
arus searah. Arus searah ini berasal dari mesin yang berupa dynamo mtor
listrik searah. Mesin arus searah yang menggunakan motor listrik sebagai
penggerak mulanya memerlukan peralatan yang berfungsi untuk
mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah.
Pesawat las AC-DC
Kabel las
Elektroda
Pemegang elektroda
Palu las
Sikat kawat
Klem masa
Penjepit
Perlengkapan Keselamatan Kerja Pada Pengelasan
Helem las
Sarung tangan
Baju las
Sepatu las
Kamar las
Elektroda
Merupakan bagian yang sangat penting dalam las busur listrik. Jenis
elektroda yang digunakan akan sangat menetukan hasil pengelasan. Untuk
memilih jenis elektroda yang digunakan harus memperhatukan beberapa hal
seperti :
• Jenis logam yang akan dilas
• Tebal bahan yang akan dilas
• Kekuatan mekanis yang diharapkan dari hasil pengelasan
• Proses pengelasan
• Bentuk kampuh benda kerja
Kawat Las
Beberapa cara mengelas logam :
Dengan menggunakan listrik
Dengan menggunakan gas/oksigen
Mengelas dengan listrik memerlukan kawat las (elektroda) yang terdiri dari
suatu teras logam yang dilaspisi oleh suatu lapisan yang terdiri dari campuran
beberapa zat kimia. Untuk mengelas listrik dengan tangan ( manual ARC
welding ) dipakai kawat las. Pada pengelasan listrik dengan tangan busur
langsung, kawat las itu sendirilah yang berfungsi sebagai pembakar yang
menimbulkan busur api, sekaligus sebagai bahan penambah karena ia sendiri
meebur bersama logam yang dilas dan berpadu satu sama lain.
Kawat las terdiri dari dua bagian, yaitu yang tak bersalut adalah bagian
pangkal tempat kiata menjepit tang las dan yang bersalut (coated elecrodes),
adalah bagian yang dilaskan atau dipijarkan. Bentuk umum kawat las adalah
sebagai berikut :
Terasnya (intinya) terbuat dari logam : besi baja, besi tuang, alumunium,
perunggu, monel, stainless steel, ata logam lainnya, tergantung pada benda apa
yang akan dilas.
Bagian luar dari inti logam berbentuk bulat yang diberi salutan yang
sangat berguna terhadap hasli lasan. Sesuai dengan sifat-sifat khusus tiap jenis
logam dan jenis sambungan yang akan dilas, salutan tadi dibuat dari ramuan-
ramuan khusus, sesuai dengan sifat atau kekuatan yang harus dicapai. Dengan
demikian, dikenal dengan istilah-istilah jenis salutan antara lain : rutile
electrodes, iron powder electrodes, low hydrogen types electrodes, and
cellullasic electrodes.
Batang-batang las dibuat dengan ukuran panjang antara 350 mm sampi
dengan 450 mm, tergantung pada pabrik pembuatnya. Tapi ada juga kawat las
yang lebih pendek dari 350 mm.
Ukuran garis tengah kawat las yang disebutkan adalah ukuran garis tengah
kawat inti.
Bagian pangkalnya sengaja tidak dibungkus dengan maksud sebgai tempat
menjepit kawat tersebut dengan tang las pada waktu mengelas.
Pada dasarnya, logam inti kawat las dibuat sesuai atau mendekati sifat
logam dasar yang dilas, dan kualitas inti kawat las dibuat lebih baik daripada
logam yang akan dilas. Komponen campurannya ditambah dengan unsur-unsur
yang mempertinggi kualitas kawat las, logam-logam tipis, tebal, yang kotor,
berkarat, atau kalau perlu gabungan dari beberapa logam yang tidak teratur. Selain
itu juga semua kawat las disesuaikan dengan sifat cairan pada waktu dipakai
untuk mengelas secara tegak lurus (naik atau turun), vertical, horizontal, vertical
horizontal, atau over head.
Alat Bantu
Untuk melancarkan proses pengelasan dan untuk memperoleh hasil
pengelasan yang maksimum perlu dibantu beberapa peralatan yang dapat
mendukung proses pengelasan. Beberapa jenis alat bantu sifatnya tidak mutlak
harus ada, tetapi ada juga alat bantu yang harus tersedia, diantaranya yaitu :
1. Kabel Las
Digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari sumber listrik ke mesin las
atau dari mesin las ke elektroda dan massa. Karena arus yang digunakan
cukup besar, maka untuk meminimalkan hambtan yang terjadi sepanjang
penghantar perlu dipilih kabel yang sesuai dengan arus yang dilairkan.
Pemilihan kabel berdasarkan pada bahan pembuat kabel dan ukuran
diameter atau penampang kabel, serta besarnya arus yang mengalir. Jenis
bahan pembuat kabel berpengaruh terhadap besar kecilnya hambtan jenis
bahan.
Semakin besar hambatan jenis suatu bahan maka semakin sulit bahan
tersebut mengalirkan arus atau semakin besar hambatan yang terjadi.
Adapun ukuran diameter/penampang kabel pun sangat berpengaruh,
semakin besar penampang kabel maka semakin mudah arus listrik
mengalir atau semakin kecil hambatannya.
2. Pemegang Elektroda
Berfungsi sebagai penjepit/pemegang ujung elektroda yang tidak
berselaput. Sebenarnya bukan fungsi itu saja, tetapi juga harus mampu
mengalirkan arus dari kabel elektroda ke elektroda.
Pemegang elektroda dibungkus oleh bahan penyekat, biasanya terbuat dari
ebonite. Bahan utama untuk membuat pegangan elektroda adalah
kuningan. Bagian yang terpenting yaitu pada bagian mulutnya (bagian
yang menjepit), bagian ini harus bersih agar hambatannya kecil sehingga
baik untuk mengalirkan arus.
3. Tang Massa
Berfungsi untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja atau ke meja
kerja. Alat ini juga berfungsi sebagai alat untuk mengalirkan arus listrik
dari kabel massa ke benda kerja. Cara kerja untuk meenempelkan tang
massa pada benda kerja ada dua macam, yaitu dengan sistem penjepit atau
klem dan sistem magnet.
4. Palu Terak
Digunakan untuk membersihkan terak yang terjadi akibat proses
pengelasan dengan cara memukul atau menggores teraknya. Pada waktu
membersihkan terak, gunakan kacamata terang untuk melindungi mata
dari percikan bunga api dan terak.
Explosion
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Keterangan
1. Adalah bercak-bercak hasil pengelasanan yang erupa residu dari
flux.
2. adalah tinggi las.
3. Adalah tinggi las.
4. Lebar dari las
Praktikan lebih sering salah dalam hal posisi kemiringan elektroda yang
mengakibatkan elektroda tersebut menempel dan dapat terjadi konsleting.
Terjadi kebolongan dari pross las yang ditunjukan dari lubang ditengah.
Hal tersebut terjadi dikarenakan Elektroda terlalu ditekan pada benda kerja atau
terlalu dekat dengan benda kerja yang mengakibatkan terjadinya kebolongan pada
benda kerja karena menerima panas yang berlebih dari benda kerja.
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan :
1. Kemiringan Sudut elektroda 70o-80o terhadap bidang datar benda kerja.
2. Pada saat pengelasan elektroda tidak boleh terlalu dekat pada benda
kerja yang akan dilas.
3. Sebelum melakukan pekerjaan pengelasan goreskan elektroda pada
plat yang telah tergantung dengan tang masa.
4. Rapikan bentuk akhir besi siku yang telah dilas dengan menggunakan
palu.
5. Lakukan pengelasan di berbagai titik jika ingin melakukan
penyambungan plat atau benda kerja.
6. Pada pekerjaan mengelas ini dibutuhkan konsentrasi dan ketelitian
yang tinggi agar hasil pengelasan atau sambungan yang dilakukan hasilnya
akan baik.
5.2 Saran
1. Sebaiknya waktu praktikum lebih diperpanjang lagi agar menghasilkan
kualitas pengelasan yang lebih bagus.
2. Sebaiknya praktikan harus memperhatikan dengan serius masalah
keselamatan.
3. Sebaiknya praktikan jangan terlalu dekat dengan objek pengelasan, karena
akan asap hasil pengelasan tersebut sangat membahayakan mata dan
gangguan pernapasan
4. Sebaiknya peralatan mengelas disediakan lebih dari satu,agar lebih
maksimal.
5. Sebaiknya pada saat menempelkan elektroda jangan terlalu tegak sebab
akan menempel.
6. Sebaiknya mengelas dengan lebih tenang,sebab jika prosedur keselamatan
dipenuhi praktikan tidak perlu khawatir dengan kemungkinan buruk yang
terjadi.
DAFTAR PUSTAKA