Anda di halaman 1dari 8

TUGAS METFIS 2

PERBEDAAN LEVER RULE DAN SCHEIL GULLIVER

Naufal Rakha Pratama


1306392651

DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2015

Lever Rule

Lever rule merupakan suatu istilah yang merujuk kepada alat yang digunakan untuk
mengetahui persentasi berat dari setiap fasa biner yang terdapat pada kesetimbangan diagram
fasa. Fasa yang biasanya dihitung kadar persentasinya adalah fasa solid, liquid dan bisa
campuran keduanya. Untuk penurunan dari rumus lever rule (mengetahui asal usul dari
rumus lever rule) berikut di bawah ini penjelasannya.
Dimisalkan berat dari fasa adalah
fasa adalah

, maka dari itu untuk mengetahui berat dari

. Untuk W totalnya sendiri merupakan berat

keseluruhan dari paduan.


Sehingga jika didasakan pada pengertian dari lever rule sendiri, total berat elemen B
di dalam fasa adalah
adalah

, sementara untuk total berat elemen B dalam fasa


. Kedua dari persamaan di atas digabungkan sehingga

didapatkan elemen B dalam paduan, dalam persamaannya ditulis


dari itu
Dengan menyusun ulang, maka didapatkan

Persamaan di atas merupakan persentase berat dari fasa dalam paduan (alloy).

Contoh perhitungan dari lever rule pada sistem biner,

. Maka
.

Point 1
Pada titik ini paduannya liquid, dengan komposisi C dalah C=65% dari berat B.
Point 2

Pada titik 2, terdapat tie-lie, bentuk dari garis ini adalah horizontal. Garis ini merupakan garis
bantu untuk mempermudah kita dalam mengetahui kadari berat dari suatu elemen. Pada
pembentukan yang pertama kali dari fasa setelah sebelumnya hanya terdapat fasa liquid,
persentasinya adalah 96% dari berat B.

Point 3
Pada titik 3 ini juga sama dengan menggunakan bantuan tie-line, sehingga nantinya terdapat
perpotongan dengan garis dari paduan yang ingin dicari komposisinya.

Perpotongannya menghasilkan komposisi dari C1 dan C2 :


C1 = 58 % berat B
C2 = 92 % berat B
Maka dapat diperoleh nilai fraksi :
Fraksi dari padatan = (65 - 58) / (92 - 58) = 20%
dan
Fraksi dari liquid = (92 - 65) / (92 - 58) = 80 %

Point 4

Untuk
C3 = 48% berat B
dan
C4 = 87% berat B
Sehingga
Fraksi dari padatan = (65 - 48) / (87 - 48) = 44%.
Karena paduannya didinginkan, padatan dari fasa akan banyak terbentuk. Pada titik 4,
liquid yang tersisa akan menjad fasa eutectic + dan fraksi dari eutectic ini sebesar 56 %.
Point 5

Untuk
C5 = 9 % berat B
and
C6 = 91% berat B
Maka
Fraksi dari padatan = (65 - 9) / (91 - 9) = 68%
dan
fraksi dari padatan = (91 - 65) / (91 - 9) = 32%.

Scheil Equation
Persamaan ini menjelaskan mengenai redistribusi dari zat yang terlarut selama proses
solidifikasi pada paduan. Berikut di bawah ini merupakan proses penurunan dari rumus
Scheil Gulliver.

Menghitung jumlah zat terlarut yang terdapat pada luas yang berbayang(arsir), maka
didapatkan persamaan :
.
Semenjak koefisien partisinya (berhubungan dengan distribusi zat yang terlarut) yaitu

(persamaan di atas ditentukan dari fasa diagram)


Selanjutnya massa harus dijaga

Kesetimbangan massa dapat ditulis sebagai :


.
Dengan menggunakan kondisi garis batas

pada saat
Maka dapat ditulis pengintegralannya :

.
Hasil dari pengintegralannya yaitu persamaan Scheil-Gulliver untuk komposisi dari liquid
saat solidifikasi.

Atau untuk komposisi dari solid :


.

Sumber :
Callister, William D.; Rethwisch, David (2009), Materials Science and Engineering An
Introduction (8th ed.), Wiley
http://www.doitpoms.ac.uk/tlplib/phase-diagrams/lever.php
Gulliver, G.H., J. Inst. Met., 9:120, 1913.
Porter, D. A., and Easterling, K. E., Phase Transformations in Metals and Alloys (2nd
Edition), Chapman & Hall, 1992.

Anda mungkin juga menyukai