Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

COS PHI METER


Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Semester II Mata
Kuliah Alat Ukur dan Pengukuran

Disusun Oleh :
Kelompok 5/LT-1B
Angga Dwi Ardeni (3.31.14.1.03)
Rizqi Gelar Herlambang (3.31.14.1.18)
Septian Lukman Nur Sidiq (3.31.14.1.20)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi
keguruan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukanmasukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
Semarang, 13 mei 2015
Penyusun

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Salah satu permasalahan yang sering terjadi dalam penggunaan
energi listrik untuk level industri adalah masalah faktor daya atau cos
yang lebih rendah daripada yang diterapkan oleh penyedia listrik.
Dalam kasus ini khususnya di Indonesia, pihak industri diwajibkan
membayar daya reaktif yang digunakan kepada penyedia layanan
listrik, atau dalam istilah PLN-nya lebih dikenal dengan istilah denda
KVAR. Penjelasan tentang kenapa hal ini dikenakan denda, gimana
cara mengukurnya dan bagaimana cara mengembalikan nilai faktor
daya ini ke nilai idealnya, akan coba penulis bahas pada artikel di
bawah ini.
Perlu diperhatikan disini bahwa pada makalah ini, asumsi yang
digunakan adalah sistem listrik dengan menggunakan sumber tegangan
berbentuk sinusoidal murni dan menggunakan beban linier. Beban
linier yang dimaksud disini adalah beban yang tidak merubah bentuk
arus sumber, atau dengan kata lain menghasilkan bentuk arus yang
sama dengan bentuk tegangan sumber.
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah bahwa
penulis selain untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah Alat ukur
dan Pengukuran, penulis juga berharap pembaca dapat menambah
ilmu pengetahuan tentang cos phi meter ini yang mana sangat berguna
di kehidupan sehari-hari dalam pengukuran besaran listrik.
I.3 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

Definisi Cos Phi Meter.


Jenis-Jenis Cos Phi Meter.
Teknik Pengukuran Cos Phi Meter.
Prinsip Kerja Cos Phi Meter.
Fungsi Cos Phi Meter.

PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori


Pada pembahasan kali ini, asumsi yang digunakan adalah sistem
listrik menggunakan sumber tegangan berbentuk sinusoidal murni dan
beban linier. Beban linier adalah beban yang menghasilkan bentuk arus
sama dengan bentuk tegangan. Pada kasus sumber tegangan berbentuk
sinusoidal murni, beban linier mengakibatkan arus yang mengalir pada
jaringan juga berbentuk sinusoidal murni. Beban linier dapat
diklasifikasikan menjadi 4 macam, beban resistif, dicirikan dengan
arus yang sefasa dengan tegangan; beban induktif, dicirikan dengan
arus yang tertinggal terhadap tegangan sebesar

; beban kapasitif,

dicirikan dengan arus yang mendahului terhadap tegangan sebesar

dan beban yang merupakan kombinasi dari tiga jenis tersebut, dicirikan
dengan arus yang tertinggal/mendahului tegangan sebesar sudut,
katakan, . Gambar dibawah menunjukkan tegangan dan arus pada
berbagai beban linier.

Gambar 2.1 Tegangan dan Arus pada Berbagai Beban Linier.


Dalam sistem tenaga listrik dikenal tiga jenis daya, yaitu daya aktif
atau real power (P), daya reaktif atau reactive power (Q), dan daya
nyata atau apparent power (S). Daya aktif adalah daya yang
termanfaatkan oleh konsumen, dapat dikonversi ke pekerjaan yang
bermanfaat (pekerjaan yang sebenarnya); bisa berubah menjadi energi
gerak pada motor; bisa menjadi panas pada heater; ataupun dapat diubah
kebentuk energi nyata lainnya. Perlu diingat bahwa daya ini memiliki
satuan watt (W) atau kilowatt (kW).
Sedangkan daya reaktif adalah daya yang digunakan untuk
membangkitkan medan/daya magnetik. Daya ini memiliki satuan voltampere-reaktif (VAR) atau kilovar (kVAR). Daya reaktif sering juga
dijelaskan dengan daya yang timbul akibat penggunaan beban yang
bersifat induktif atau kapasitif. Contoh beban yang bersifat induktif
(menyerap daya reaktif) adalah transformer, lampu TL, dan belitan. Pada
konsumen level industri, beban induktif yang paling banyak digunakan
adalah motor listrik atau pompa listrik. Sedangkan contoh beban kapasitif
(mengeluarkan daya reaktif) adalah kapasitor. Pembahasan tentang
hubungannya dengan faktor daya atau cos akan dibahas berikutnya.
Daya nyata merupakan jumlah daya total yang terdiri dari daya reaktif
(P) dan daya reaktif (Q) yang dirumuskan :

Hubungan ketiga daya itu dapat juga digambarkan dalam bentuk


segitiga daya seperti pada Gambar berikut :

Gambar 2.2 Segitiga Daya.


Perbandingan antara daya aktif (P) dan daya nyata (S) inilah dikenal
dengan istilah faktor daya atau power factor (PF). Apabila dilihat pada

segitiga daya diatas, perbandingan daya aktif (P) dan daya nyata (S)
merupakan nilai cos . Oleh karena hal ini, istilah faktor daya (PF) juga
sering dikenal dengan sebutan nilai cos .
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, beban yang sering digunakan
pada konsumen level industri kebanyakan bersifat induktif. Peningkatan
beban yang bersifat induktif ini pada sistem tenaga listrik dapat
menurunkan nilai faktor daya (PF) dalam proses pengiriman daya.
Penurunan faktor daya (PF) ini dapat menimbulkan berbagai kerugian,
yang antara lain:
1. Memperbesar kebutuhan kVA.
2. Penurunan Efisiensi penyaluran daya.
3. Memperbesar rugi-rugi panas kawat dan peralatan.
4. Mutu listrik menjadi rendah karena adanya drop tegangan.
Untuk alasan kerugian akibat penurunan faktor daya (PF) inilah,
penyedia layanan listrik, PLN, menetapkan denda VAR, dalam usaha
untuk menghimbau konsumennya agar ikut berkontribusi menjaga faktor
daya pada kondisi idealnya. Dengan cara seperti ini, para konsumen level
industri akan berusaha untuk mendapatkan faktor daya yang baik agar
tidak sia-sia bayar mahal kepada penyedia layanan listrik. Denda atau
biaya kelebihan penggunaan daya reaktif ini dikenakan apabila jumlah
pemakaian faktor daya atau cos rata-rata tercatat lebih rendah daripada
0.85. Perhitungan kelebihan pemakaian kVARH dalam rupiah dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus sbb :
[ B - 0,62 ( A1 + A2 ) ] Hk
dimana :
B = pemakaian k VARH
A1= pemakaian kWH WPB
A2 = pemakaian kWH LWBP
Hk = harga kelebihan pemakaian kVARH

2.2 Definisi Cos Phi Meter


Dalam pengertian seharihari disebut pengukur Cosinus phi ( ).
Tujuan pengukuran Cos atau pengukur nilai cosinus sudut phasa adalah,
memberikan penunjukan secara langsung dari selisih phasa yang timbul
antara arus dan tegangan. Kita menghendaki bukan penunjukan sudut
phasa melainkan penunjukan cosinus phi. Untuk menghitung Cos
dengan menggunakan rumus:

Keterangan:
P = daya dalam satuan watt
V = tegangan dalam satuan volt
I = arus listrik dalam satuan ampere
Cosphimeter adalah alat yang digunakan untuk mengetahui,
besarnya faktor kerja (power factor) yang merupakan beda fase antara
tegangan dan arus. Dalam pengertian sehari-hari disebut pengukur
Cosinus phi (f ). Tujuan pengukuran Cos f atau pengukur nilai cosinus
sudut phasa. Cara penyambungan adalah tidak berbeda dengan watt meter
sebagaimana gambar dibawah ini :

Gambar pemasangan cara pengukuran cos phi meter.


Cosphimeter banyak digunakan dan terpasang pada :
Panel pengukuran mesin pembangkit
Panel gardu hubung gardu induk
Alat pengujian, alat penerangan, dan lain-lain.
2.3 Jenis-Jenis Cosphimeter
Jenis-jenis cosphimeter yaitu :
Cosphimeter Circutor
Cosphimeter ini dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar Cos Phi meter Circutor

Cosphimeter Perinsip Elektro Dinamis


Cosphimeter ini dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar Cosphimeter Perinsip Elektro Dinamis

Cosphimeter dengan Azas Kumparan Silang


Cosphimeter ini dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar Cosphimeter dengan Azas Kuparan Silang

Cos Phi meter dengan azas besi putar

Gambar Cosphimeter dengan Azas Besi Putar

2.4 Teknik Pengukuran Cos Phi Meter


Berikut ini adalah gambar wiring cara pengukuran Cos Phi dimana
kami menggunakan motor sebagai bebannya.

Gambar Pengukuran Cos Phi Meter

Dimana P1 dan P2 adalah coil untuk mengukur beda potensial atau


tegangan pada beban sedangkan C1 dan C2 adalah coil untuk mengukur
besaran arus yang mengalir pada beban sehingga pemasangan kabelnya
harus di seri. Setelah beban dinyalakan, Cos Phi Meter akan menunjukkan
angkanya apakah tegangannya akan lagging atau leading itu semua
tergantung pembacaan Cos Phi meter yang akan membandingkan antara
tegangan dan arus yang terukur.

Gambar Panel depan Cos Phi meter


Pembacaan harga pada alat ukur cosphimeter secara cermat harus
dilakukan dengan melihat tepat diatas jarum penunjuk. Dengan demikian
dibaca harga pada garis skala yang tertulis tepat dibawah runcing jarum.
Bila tidak melihat tepat diatas penunjuk akan terbaca harga sebelah kiri
atau disebelah kanan dari garis sebenarnya, kesalahan ini disebut paralaks.
Untuk menghindari paralaks tersebut runcing jarum dari alat cermat dibuat
berupa sayap tipis dan dipasang cermin kecil dibawah runcing jarum
skala. Dalam posisi baca yang benar, maka jarum runcing dan
bayangannya pada cermin harus tepat satu garis tipis.
Cara merubah batas ukur pada alat ukur cosphimeter dilakukan
dengan menambah atau mengurangi tahanan sebelum besaran listrik
masuk ke komponen utama alat ukur dengan perbandingan nilai tertentu
terhadap nilai tahanan alat ukur, sehingga besaran sebenarnya yang masuk
pada komponen utama alat ukur tetap pada batas semula.

2.5 Prinsip Kerja Cosphimeter


Pengukuran Cos f berdasarkan pada dasar-dasar gerak listrik dapat
dianggap sebagai Pengukuran kumparan silang. Kumparan didalamnya
terdiri dari kumparan arus dan kumparan tegangan, prinsip seperti
pengukur Watt. Dalam proses pengukuran Cos f , prinsip pengukuran
bukanlah dituntut hasil yang persis. Menurut petunjuk-petunjuk dari
pembuat atau yang memproduksi alat ukur, kesalahan yang diizinkan
adalah dua derajat, sudut skala penunjukan.

Gambar Kopel yang Ditimbulkan Alat Ukur Cosphimeter


Pada kumparan S1 bekerja suatu gaya,
K1= C1.I1.I3.Cos
Q = C2.VI. Cos
Gaya pada kumparan S2 besarnya:
K2 = C3 . I2 I3. Cos (90 ) = C4.V.I sin
Kopel yang ditimbulkan oleh k1 adalah;
M1 = C5.V.I. cos sin
Kopel k2 adalah;
M2=C6.V.I.sin .cos
Atau
tg = C. tg
Akibatnya bahwa dengan jarum yang dihubungkan dengan
kumparan-kumparan yang dapat bergerak dan yang sikapnya selalu sesuai
dengan kumparan S2, memberi penunjukan yang langsung berbanding
lurus dengan f. Kalau arus mendahului, Gambar diatas, kopel ditimbulkan
oleh gaya I2 dari I3 karena itu kedua gaya kopel bekerja bersamasama,

dimana kumparan S2 dengan jarumnya berhenti di muka sudut negatif f


berarti di sebelah kiri dari garis tengah yang tegak.

Gambar Pengukuran Cos dengan Kumparan Tegang yang Tetap dan Inti
Besi

Gambar Diagram Vektor Ambar

Gambar Prinsip Cosphimeter dan Gambar Cosphimeter dengan Azas


Kumparan Silang Elektrodinamis

Gambar Vektor Diagram Arus dan Tegangan pada Cosphimeter Dan


Gambar Sambungan Cosphimeter 1Phasa

Gambar Konstruksi Cosphimeter dengan Garis- Garis Dan Gambar


Sambungan Cosphimeter 3 Phasa
Dengan kumparan-kumparan yang dapat bergerak dan yang
sikapnya selalu sesuai dengan kumparan S2, memberi penunjukan yang
langsung berbanding lurus dengan f. Kopel ditimbulkan oleh gaya I2 dari
I3 karena itu kedua gaya kopel bekerja bersama-sama, dimana kumparan
S2 dengan jarumnya berhenti di muka sudut negatif f berarti di sebelah
kiri dari garis tengah yang tegak. Alat ukur faktor daya dengan daun
terpolarisasi (polarized vane power-faktor
meter) Instrumen ini terutamadigunakan dalam sistem daya tiga fasa sebab
prinsip kerjanya bergantung pada pemakaian tegangan tiga fasa.

Gambar Alat ukur faktor daya tipe daun terpolarisasi

Kumparan luar adalah kumparan potensial yang dihubungkan ke


antaranantaran sistem tiga fasa. Penyambungan tegangan tiga fasa ke
kumparan potensial menyebabkan bertindak sepertistator motor induksi
tiga fasa sewaktu membangkitkan fluksi magnit berputar. Kumparan
ditengah atau kumparan arus dihubungkan seri dengan salah satu antaran
fasa, dan ini mempolariser daun-daun besi.

IV.

KESIMPULAN

Setelah membuat makalah ini dan banyak membaca melalui materi


materi dari berbagai sumber yang kami peroleh dari media online dapat
kami simpulkan bahwa Cos Phi meter adalah alat yang digunakan untuk
mengetahui perbandingan antara arus dan tegangan. Dimana arus tersebut
atau tegangan tersebut dapat saling mendahului dengan sudut kemiringan
90 derajat tergantung dari beban yang di gunakan dalam satu Loop. Beban
linier dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam, beban resistif, dicirikan
dengan arus yang sefasa dengan tegangan. Beban induktif, dicirikan
dengan arus yang tertinggal terhadap tegangan sebesar
. Beban
kapasitif, dicirikan dengan arus yang mendahului terhadap tegangan
sebesar
, dan beban yang merupakan kombinasi dari tiga jenis tersebut,
dicirikan dengan arus yang tertinggal/mendahului tegangan sebesar sudut,
katakan, . Sehingga dapat di artikan Cos phi pada suatu alat hanya ada 0
1. Cos yang paling mendekati 1 adalah Cos Phi yang paling baik.
Untuk memperbaiki faktor daya yang rendah adalah dengan
memasang kompensasi kapasitif menggunakan kapasitor. Pada konsumen
level industri istilah ini lebih dikenal dengan sebutan pemasangan power
factor correction (PFC). Kapasitor adalah komponen listrik yang
menghasilkan daya reaktif pada jaringan dimana dia tersambung.
Pemasangan PFC disini sama artinya dengan pemasangan PF controller
dan capacitor bank (kumpulan dari kapasitor-kapasitor yang dipasang
secara paralel).
Kumpulan kapasitor yang digunakan untuk memberikan kompensasi
reactive power (Qc). Kebutuhan kompensasi reactive power (Qc) yang
dibutuhkan untuk mencapai power factor dapat dihitung dengan
menggunakan rumus yang telah dibahas diatas tadi. Kapasitor adalah
komponen listrik yang justru menghasilkan daya reaktif pada jaringan
dimana dia tersambung. Pada jaringan yang bersifat induktif dengan
segitiga daya seperti ditunjukkan pada Gambar 3, apabila kapasitor
dipasang maka daya reaktif yang harus disediakan oleh sumber akan
berkurang sebesar
(yang merupakan daya reaktif berasal dari
kapasitor). Karena daya aktif tidak berubah sedangkan daya reaktif
berkurang, maka dari sudut pandang sumber, segitiga daya yang baru
diperoleh; ditunjukkan pada Gambar dibawah garis oranye. Terlihat bahwa
sudut mengecil akibat pemasangan kapasitor tersebut sehingga faktor
daya jaringan akan naik.

V.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mahmud Hasan, Cos Phi Meter.


(http://www.scribd.com/doc/32931995/Cos-Phi-Meter#scribd)
2. Arwindra
Rizqiawan,
Memahami
Faktor
Daya
(http://konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktordaya/)
3. Ponsa
Lim,
Cara
Pengunaan
Cos
Phi
Meter
(http://konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktordaya/)
4. Teknik Ketenagalistrikan, Faktor Daya (Cos Phi). (http://teknikketenagalistrikan.blogspot.sg/2013/05/faktor-daya-cosphi.html#.RwncBa7DKg)
5. Rusdi
Ariawan,
Cos
Phi
Meter.
(http://www.scribd.com/doc/32931995/Cos-Phi-Meter#scribd)

Anda mungkin juga menyukai