PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Ada begitu banyak peralatan dan mekanisme kerja dalam pemesinan, terutama
bagian pesawat kerja. Salah satu fungsi dari pesawat kerja adalah untuk
mempermudah dan meringankan pekerjaan berat dalam proses kerja mesin itu sendiri.
Pesawat kerja kini telah didukung oleh mesin-mesin canggih yang tentunya terdiri
dari banyak komponen, salah satunya Roda.
Roda dalam hal ini merupakan bagian dari mekanisme tersebut, dan tentunya
juga berpasangan dengan rel. Dalam perencanaannya tentu memerlukan perhitunganperhitungan yang tepat mulai dari segi bentuk, jenis, hingga material. Pada
kesempatan ini kita pastinya dituntut untuk mengerti apa itu Roda dan Rel, sebelum
kita mempelajarinya lebih lanjut, tentulah kita harus mengetahui pengertiannya serta
dasar-dasarnya terlebih dahulu. Pada kesempatan ini penyusun ingin menunjukkan
bagaimana Roda dan Rel ikut ambil bagian dalam mekanisme penggerak pada
pesawat kerja, maka dari itu makalah ini akan memuat dasar dan pengertian, serta
pengaplikasian dan perhitungan awal dan dasar dari Roda dan Rel.
2. TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui dan mengerti tentang
mekanisme peralatan penggerak, terutama Roda dan Rel. selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Pesawat Kerja oleh bapak Muslim,
M.T.
3. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
4. BATASAN MASALAH
Makalah ini memiliki isi terbatas hanya sampai yang telah dicantumkan pada rumusan
masalah, tentang penjelasan lebih lanjut dan detailnya tidak tercantum dalam makalah
ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1. RODA JALAN
Wcr
Nw
dimana :
1.1.
Q+G0
4
Dengan :
Q = bobot beban
G0
= bobot troli
600
Rw=2
ci
Pmax . Hg
bw
dimana:
ci=
bw=
lebar roda
Hg=
1.3.
Roda penggerak untuk Rel baja rata, dan untuk Rel crane dan rel
kereta
Roda untuk crane yang digerakkan penggerak daya dibuat dari baja cor
atau roda baja tempa dengan suaian paksa. Roda besi cor dapat
digunakan untuk semua crane tangan; penggunaan roda dari besi cor
ini pada crane dengan dengan penggerak daya dibatasi sampai pada
1.4.
= 600
Pk
br
2
kg/ cm
= 400
Pk
br
2
kg/ cm
b. Untuk roda dengan permukaan kontak tirus yang bergerak pada rel
dengan permukaan cembung:
1. Untuk roda baja
2 maks
= 4000
Pk (
1 1
+ )
r1 r2
kg/ cm
Pk (
1 1
+ )
r1 r2
kg/ cm
= 2500
Dalam kedua kasus diatas lebar kerja rel tidak boleh kurang dari lebar yang didapatkan untuk
roda dengan diameter dan beban roda yang diketahui dengan menganggap relnya rata dan
roda mempunyai perubahan kontak yang parallel.
dari rumus k = (1-0,2)v dengan v ialah kecepatan gelinding roda dalam m/detik
2. Rel
Rel mempunyai fungsi sebagai pijakan menggelindingnya roda troli dan untuk
meneruskan beban dan roda troli kepada bantalan. Rel memiliki 3 bagian utama
berdasarkan bentuk, yaitu :
Kepala Rel
Bentuk perrnukaan kepala rel dirancang sedemikian sehingga cocok dengan bentuk
permukaan kasut roda kereta api, yang dengan demikian dapat diperoleh
kombinasi antara kualitas pcrjalanan yang baik dan tegangan kontak yang minimum.
Badan Rel
Ketebalan dan kekuatan badan ret dirancang untuk dapat menghasilkan kuat geser
yang cukup untuk melindungi terhadap kerusakan, terutama di sekitar lubang
sambungan rel. Pertemuan antara permukaan badan rel dengan permukaan bawah
kepala rel dan permukaan atas kaki rel perlu dibuat lengkung transisi. Lengkung
transisi tersebut diperlukan untuk mengatasi besarnya tegangan yang timbul pada
pertemuan antara permukaan-permukaan tersebut akibat dari kedudukan roda dan rel
yang miring. Mundrey (2000), menyebutkan bahwa gaya yang terjadi pada
pertemuan penmukaan-permukaan tersebut di atas (disebut sebagai curving forces),
dapat mencapai sebesan 35% dari beban gandar.
Kaki Rel
Lebar kaki rel harus mencukupi untuk memberikan kestabilan terhadap guling
(overturning) dan bidang yang cukup luas bagi penambat rel untuk menjepitnya
secara efektif. Permukaan bawah kaki rel dibuat rata agar dapat mendistribusikan
beban dan roda kepada bantalan secara merata. Sedangkan permukaan atas kaki rel
dibuat nata (tidak melengkung) agar supaya tegangan kontak antara penambat rel dan
rel dapat minimal.
1. Rel untuk troli crane jalan overhead dan rel untuk mekanisme penjalan crane yang
digerakkan ole tangan (batang bentang). Rel tersebut dibuat dari baja dengan
sudut yang dibulatkan atau dipotong miring dengan permukaan gelinding yang
cembung.
Dimensi standar rel yang terbuat dari baja rata dapat dilihat pada tabel.
2. Rel khusus untuk crane jalan overhead yang dibuat dengan dasar yang lebar dan
pendek. Rel ini mempunyai momen inersia yang relative lebih besar. Dimensi dan
karakteristik rel dapat dilihat pada tabel.
3. Rel untuk crane monorel, crane kereta rel, gantri dan crane jenis lainnya.
4. Monorel untuk troli dan katrol jalan. Rel ini didesain dalam berbagai bentuk
penampang :
- Penampang I
- Penampang T khusus
- Penampang kotak
- Penampang x
Dan sebagainya. Bentuk penampang T dan I adalah bentuk penampang yang
paling popular.