BAB I
PENDAHULUAN
Trombosis merupakan penyebab kematian terbanyak di Amerika Serikat. Lebih
dari 2 juta orang meninggal setiap tahun akibat trombosis arteri atau vena atau
penyakit-penyakit yang ditimbulkannya. Di negara-negara berkembang termasuk
Indonesia, trombosis menimbulkan kematian 4 kali lebih banyak dibandingkan
dengan kematian akibat kanker sebesar 550.000 per tahun. 1 Di Indonesia,
trombosis (penyakit jantung koroner dan stroke) merupakan penyebab kematian
nomor satu, lebih sering dari penyakit infeksi. Dalam jumlah yang sama dijumpai
penderita trombosis non-fatal seperti misalnya trombosis vena dalam (deep vein
trombosis), emboli paru non-fatal, trombosis serebrovaskuler, transient cerebral
ischemic attack, penyakit jantung koroner non-fatal, trombosis vaskuler retina,
dan lain-lain. 2,3
Trombus adalah pembentukan bekuan platelet atau fibrin di dalam darah
yang dapat menyumbat pembuluh vena atau arteri dan menyebabkan iskemia dan
nekrosis jaringan lokal. Trombus ini bisa terlepas dari dinding pembuluh darah
dan disebut tromboemboli. Trombosis dan tromboemboli memegang peranan
penting dalam patogenesis stroke iskemik. Lokasi trombosis sangat menentukan
jenis
gangguan yang
ditimbulkannya,
misalnya
trombosis
arteri
dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Trombosis adalah keadaan dimana terjadi pembentukan massa bekuan
darah intravaskuler, yang berasal dari konstituen darah, pada orang yang
masih hidup. Trombosis merupakan kebalikan patologis hemostasis sebagai
pembentukan suatu bekuan darah (trombus) dalam pembuluh darah setelah
mengalami cedera yang relatif ringan. Seperti hemostasis, trombosis pun
bergantung pada dinding pembuluh darah, trombosit, dan kaskade koagulasi.
Penyebab utama pada sumbatan atau hambatan akut pembuluh darah adalah
trombosis, emboli dan trauma. Penyebab sumbatan atau hambatan arteri
menahun pada tungkai yang paling sering adalah arteriosclerosis.7
Akut adalah suatu gangguan atau penyakit yang timbulnya cepat, atau
berlangsung dalam waktu pendek, dalam kurun waktu jam, hari hingga
minggu. Pada kondisi tertentu, akut dapat diartikan penyakit yang berat dan
memerlukan penanganan secara cepat, atau penyakit yang bersifat life
saving, misalnya: akut abdomen, infark miokard akut, dan lain-lain.8
Bila terjadi trombosis, baik pada vena atau arteri maka terjadilah
keadaan darurat ini. Hal ini bisa diatasi dengan tindakan medik atau
konservatif maupun bedah.7
Dalam pengertian yang luas trombus dapat bersifat fisiologis disebut
sebagai hemostatic trombus yang berguna untuk menutup kerusakan dinding
pembuluh darah setelah cedera, dan dapat juga bersifat patologis yang
disebut sebagai pathologic trombus karena justru dapat menyumbat lumen
pembuluh darah. Pada umumnya yang dimaksud dengan trombosis ialah
pembentukan pathologic trombus dimana dalam hal ini trombosis dapat
terjadi akibat ketidakseimbangan faktor koagulasi dan faktor fibrinolitik.2,4
Trombosis dapat terjadi pada arteri, disebut sebagai trombosis arteri
(arterial trombosis), dapat juga terjadi pada vena disebut sebagai trombosis
vena (venous trombosis). Trombus arteri atau pembekuan darah di dalam
pembuluh darah arteri yang sering terbentuk pada sekitar orifisium cabang
arteri dan bifurkasio arteri, berbeda sifat dengan trombus vena. Komponen
trombus arteri sebagian besar terdiri dari platelet (trombosit) diselingi oleh
anyaman fibrin, komponen eritrositnya sangat rendah sehingga trombus
berwarna putih disebut sebagai white trombus. Penyebab utama arterial
trombosis adalah kerusakan dinding vaskuler, disfungsi endotel dan
seringkali
berkaitan
dengan
hiperlipidemia,
hipergikemia
serta
terjadi
deposisi fibrin pada sumbat trombosit sehingga sumbat ini menjadi lebih
kuat yang disebut sebagai stable fibrin plug.9,10
2.2.1 Faktor-faktor Koagulasi Plasma
Trombosit mengandung jumlah yang signifikan dari berbagai faktor
koagulasi yaitu fibrinogen, faktor V, von Willebrand factor, faktor XI, faktor
XIII dan High Molekular Weight Kininogen (HMWK). Beberapa dari
faktor-faktor ini disintesis dalam megakariosit, terdapat dalam agranule
dan disekresi apabila trombosit teraktifasi. Fibrinogen trombosit secara
biokimia berbeda dengan fibrinogen plasma. Fibrinogen yang terikat
dipermukaan (surface-bound fibrinogen) penting untuk agregasi trombosit
yang diinduksi oleh ADP dan mungkin terlibat dalam fungsi trombosit yang
lain.11
Apabila pembuluh darah rusak, struktur subendotelium termasuk
basement membrane, kolagen dan mikrofibril terbuka. Trombosit akan
menempel ke permukaan yang rusak untuk membentuk sumbat (platelet
plug).11
2.2.2 Adhesi Trombosit
Adhesi trombosit adalah perlekatan trombosit ke permukaan nontrombosit. Proses ini terjadi setelah trauma vaskuler, dimana trombosit
menempel terutama pada serat kolagen di subendotelium. Adhesi trombosit
sangat bergantung pada vWF, suatu protein plasma yang dihasilkan dan
disekresi oleh sel-sel endotel dan terdapat pada matriks subendotelium, dan
juga disekresi oleh trombosit yang aktif. vWF dapat berikatan ke membran
trombosit melalui tiga reseptor yang berbeda yaitu reseptor GP Ib dekat Nterminal, reseptor GP IIb-IIIa pada C-terminal, dan binding site N-terminal
ke tiga.10,11
Trombosit berikatan ke kolagen melalui vWF dan GP Ib-vWF mulamula menempel pada serat kolagen, kemudian dengan ikatan trombosit ke
vWF melalui GP Ib-IX membran trombosit. vWF disekresi oleh endotelium
pembuluh darah, dan vWF plasma dan vWF yang ada subendotelium dapat
memperantarai adhesi trombosit. Yang menarik bahwa, trombosit sirkulasi
normal tidak berinteraksi dengan vWF yang ada dalam plasma walaupun
ternyata trombosit mempunyai GP Ib-IX pada permukaannya. 11
Setelah adhesi, trombosit mengalami perubahan bentuk dari bentuk
disk menjadi bentuk yang lebih sferis dengan membentuk pseudopodia.
Pada waktu yang sama terjadi proses sekresi dimana beberapa substansi
yang aktif secara biologis yang disimpan dalam granul trombosit secara
aktif dikeluarkan dari sel-sel yang melekat.10
Zat-zat yang dilepaskan termasuk ADP, serotonin, b-TG, PF4, PDGF,
TX-A2, dan vWF. Substansi-substansi yang dilepaskan mempercepat
pembentukan plug trombosit dan berperan dalam proses perbaikan
jaringan.11
2.2.3 Agregasi Trombosit
ADP yang dilepaskan oleh trombosit merangsang perlekatan trombosit
dengan trombosit lain. Fenomena ini disebut agregasi trombosit, yang akan
meningkatkan ukuran plug pada tempat yang luka. Agregasi trombosit
diikuti dengan pelepasan isi granul yang merangsang trombosit lain untuk
beragregasi. Selain ADP berbagai agen termasuk epinefrin, kolagen,
trombin, kompleks imun dan faktor yang mengaktifasi trombosit (plateletactivating factor) dapat menyebabkan agregasi dan sekresi trombosit.12
Prostaglandin,
berperan
penting
dalam
memperantarai
reaksi
fibrinogen
(afibrinogenemia)
atau
GPIIb/IIIa
(Glanzmanns
Hemostasis
Hemostasis adalah suatu sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari
komponen seluler dan protein yang sangat terintegrasi. Fungsi utama
hemostasis adalah menjaga keenceran darah sehingga darah dapat mengalir
dalam sirkulasi dengan baik, serta membentuk trombus sementara atau
disebut juga hemostatic trombus pada dinding pembuluh darah yang
mengalami kerusakan. Hemostasis terdiri dari enam komponen utama,
yaitu: platelet, endotel vaskuler, procoagulant plasma protein factors,
natural
anticoagulant
proteins,
protein
fibrinolitik
dan
protein
dengan fungsi yang baik serta tempat yang tepat untuk dapat menjalankan
faal hemostasis dengan baik.9
2.4
b.
c.
d.
proses pembekuan darah dan adanya statis aliran darah karena istirahat
total.
Trombosis vena yang mudah terjadi pada payah jantung adalah
sebagai akibat statis aliran darah yang terjadi karena adanya bendungan
dan proses immobilisasi pada pengobatan payah jantung.
5. Immobilisasi yang lama dan paralisis ekstremitas.
Immobilisasi yang lama akan menimbulkan statis aliran darah yang
mempermudah timbulnya trombosis vena.
6. Obat-obatan konstraseptis oral
Hormon estrogen yang ada dalam pil kontraseptis menimbulkan
dilatasi vena, menurunnya aktifitas anti trombin III dan proses
fibrinolitik dan meningkatnya faktor pembekuan darah. Keadaan ini
akan mempermudah terjadinya trombosis vena.
7. Obesitas dan varices
Obesitas dan varices dapat menimbulkan statis aliran darah dan
penurunan aktifitas fibriolitik yang mempermudah terjadinya trombosis
vena.
8. Proses keganasan
Pada jaringan yang berdegenerasi maligna di temukan tissue
thrombo plastin-like activity dan factor X activiting yang mengakibatkan
aktifitas koagulasi meningkat. Proses keganasan juga menimbulkan
menurunnya aktifitas fibriolitik dan infiltrasi ke dinding vena. Keadaan
ini memudahkan terjadinya trombosis. Tindakan operasi terhadap
penderita tumor ganas menimbulkan keadaan trombosis 2-3 kali lipat
dibandingkan penderita biasa.
Faktor risiko trombosis dapat dibagi menjadi tiga golongan besar yaitu 14
a. Situational risk factor
Situational risk factors menunjukkan keadaan klinis yang jelas dan
transien yang disertai peningkatan risiko trombosis selama keadaan tersebut
atau sesaat setelah keadaan tersebut. Contohnya adalah: operasi,
immobilisasi
berkepanjangan,
pemakaian
kontraseptif
oral
(oral
10
nefrotik,
vaskulitis,
sindroma
antiposfolipid,
kelainan
11
12
PAI, dll) dan faktor antikoagulan dalam jumlah yang lebih kecil
(trombomodulin, PGI2, t-PA).16
b. Gangguan aliran darah (gangguan rheologi).
Turbulensi turut berperan pada trombosis arteri dan trombosis
cardiac dengan menyebabkan cedera atau disfungsi endotel. Stasis
merupakan faktor utama dalam pembentukan trombus vena. Aliran darah
pada vena cenderung lambat, bahkan dapat terjadi statis terutama pada
daerah-daerah yang mengalami immobilisasi dalam waktu yang cukup
lama. Statis vena merupakan predisposisi untuk terjadinya trombosis
lokal karena dapat menimbulkan gangguan mekanisme pembersih
terhadap aktifitas faktor pembekuan darah sehingga memudahkan
terbentuknya trombin.15
Aliran darah normal adalah laminar sedemikian rupa sehingga
unsur trombosit mengalir pada bagian sentral dari lumen pembuluh
darah, yang terpisah dari endotel oleh suatu zona jernih plasma yang
bergerak lebih lambat. Oleh karena itu, stasis atau turbulensi akan
mengganggu aliran laminar dan melekatkan trombosit pada endotel,
mencegah pengenceran faktor pembekuan yang teraktivasi oleh darah
segar yang terus mengalir, menunda aliran masuk inhibitor faktor
pembekuan
dan
memungkinkan
pembentukan
trombus
dan
13
(b)
14
15
sejenis
makrofag yang kaya akan lipid. Plak ini nantinya akan berkembang menjadi
plak fibrous yang tertutup otot halus dan kolagen.11
16
BAB III
RINGKASAN
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Thiruma V Arumugam Biswas, M. Sen, S. Simmons, J. Etiology and Risk
Factors of Ischemic Stroke in Indian-American Patients from a Hospitalbased Registry in NewJersey, USA. Neurology Asie. 2009; 14(2): 81-86.
2. Setiabudy, RD., 2007, Patofisiologi Trombosis. Dalam : Rahajuningsih D
Setiabudy (editor). Hemostasis dan Trombosis, Edisi ketiga, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta.
3. Janice L, Hinkle, Mary MK. Acute Ischemic Stroke Review. J Neurosci Nurs.
2007;39:285-293, 310.
4. Furie B, Furie BC. Mechanisms of
18
19
https://www.youtube.com/watch?v=cy3a__OOa2M
https://www.youtube.com/watch?v=R8JMfbYW2p4
https://www.youtube.com/watch?v=urO88e1Dcc8