PENDAHULUAN
Peningkatan bertahap dalam harapan hidup di negara maju selama abad
terakhir telah menghasilkan peningkatan permintaan pada sistem perawatan kesehatan
bagi praktisi dengan gangguan dari populasi lansia. Prolaps organ panggul
dan
inkontinensia urin adalah kondisi umum yang mempengaruhi banyak wanita dewasa
saat ini. Prolapas organ panggul adalah kondisi abnormal atau herniasi organ panggul
dari posisi normal di panggul (George, 2013).
Prolaps uteri merupakan salah satu dari prolaps organ pelvis dan menjadi
kasus nomor dua tersering setelah cystourethrocele (bladder and urethral prolapse).
Prolapsus organ genitalia masih menjadi masalah kesehatan pada wanita yang
insidennya mencapai 40% pada wanita usia diatas 50 tahun (Detollenaere, 2011).
Jumlah kasus prolapsus uteri selama empat tahun di Rumah Sakit Umum
DR.Zainoel Abidin Banda Aceh adalah 71 kasus. Distribusi kasus pertahun adalah 19
kasus pada tahun 2007, 9 kasus di tahun 2008, 22 kasus ditahun 2009 dan 21 kasus di
tahun 2010. Terbanyak dari kasus adalah pada usia 60-80 tahun (57,74%) dan usia
termuda adalah 7 bulan. Kasus terbanyak ditemukan pada pasien yang sudah
menopause (90,14 %). Seluruh kasus disertai dengan sistokel dan rektokel. Sebagian
besar penderita diterapi dengan histerektomi pervaginam yaitu sebesar 90,14 %
(Khailullah, 2011)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Definisi
Prolaps (dari kata latin Prolapsus) atau dikenal juga dengan desensus atau
prosidentia adalah turunnya uterus dari tempat yang biasa oleh karena
kelemahan otot atau fascia yang dalam keadaan normal menyokongnya. Atau
turunnya uterus melalui dasar panggul atau hiatus genitalis (Barsoom, 2013).
Otot (levator ani dan koksigeus atau juga disebut difragma pelvis)
berbentuk otot yang terus menerus berkontraksi, terutama bila ada
tekanan abdominal yang meningkat.
Tulang Panggul
o 2 tulang pangkal paha (os coxae)
o 1 tulang Kelangkang (os Sacrum)
o 1 tulang tungging (os coccygis)
uterus
dalam
anteflexsi
serta
memberikan
Diafragma Pelvis
Diafragma ini dibentuk oleh otot-otot pubokoksigeus dan otot
iliokoksigeus. Otot ini berawal pada tulang pubis bagian dalam dan
menyebar ke arah panggul dan terus ke belakang dan berakhir di
tulang koksigeus. Sebagian menyebar ke vagina sehingga disebut
juga pubovaginalis, sedangkan yang menyebar ke rektum disebut
puborektalis.
Diafragma urogenital
Otot pubokoksigeus kanan dan kiri bersatu dibelakang
rektum seperti membentuk huruf U. Tugas otot ini adalah menarik
uretra, vagina dan rektum ke arah atas, ke daerah simfisis.
komstipasi menahun) atau obesitas, asites, tumor pelvis, faktor genetik, faktor
anatomi, biokimiawi dan metabolisme jaringan penunjang, menopause,
defisiensi estrogen, dan riwayat pembedahan mempermudah terjadinya
prolapsus genitalis (Doshani, 2007).
D Klasifikasi
Terdapat perbedaan pendapat antara para ahli ginekologi. Friedman dan
little (1961) mengemukakan beberapa macam klasifikasi, tetapi klasifikasi
yang dianjurkan adalah sebagai berikut (Junizaf, 2011) :
menimbulkan luka dan dekubitus pada porsio uteri. Selain itu prolaps dapat
menimbulkan kesulitan bersenggama (Badash, 2011).
G Diagnosis
1 Anamnesis (POGI, 2013) :
(Barsoom, 2013).
Pemeriksaan USG
luasnya
prolaps
tidak
berkaitan
dengan
gejala.
Terapi Konservatif
Latihan otot dasar panggul (kegel exercises)
Latihan ini sangat berguna pada prolaps ringan, Tujuannya untuk
menguatkan otot-otot dasar panggul dan otot-otot yang mempengaruhi
miksi. Caranya dengan menahan otot-otot panggul seolah-olah sedang
mencoba untuk menahan urin. Tahan posisi ini selama sepuluh
hitungan, kemudian lepaskan perlahan-lahan. Lakukan selama sepuluh
kali, empat kali sehari (George, 2013).
Pemasangan pessarium
Pada Kehamilan awal untuk mencegah gejala penyempitan dari
10 sampai 14 minggu akibat prolaps uterus digunakan pesarium
(pesary) yang sesuai dan digunakan sampai bulan ke 4. Apabila dasar
panggul terlalu lemah hingga pessarium terus jatuh maka pasien di
anjurkan istirahat rebah sampai bulan ke 4. Pernah dilaporkan
keberhasilan kehamilan dan pelahiran per vagina setelah fiksasi
uterosakrum sakrospinosum yang dilakukan sebelum kehamilan
(Cunningham, 2012).
Prisip pemakaian pessarium ialah bahwa alat tersebut membuat
tekanan pada dinding vagina bagian atas, sehingga bagian dari vagina
tersebut beserta uterus tidak dapat turun dan melewati vagina bagian
bawah. Pessarium yang paling baik untuk prolaps genitalia ialah
pessarium cincin, terbuat dari plastik. Jika dasar panggul terlalu lemah
dapat digunakan pessarium Napier (Doshani, 2007).
Terapi Bedah
Prolaps uteri biasanya disertai dengan prolapsus vagina. Maka, jika
dilakukan pembedahan untuk prolaps uteri, prolaps vagina perlu ditangani
pula. Indikasi untuk melakukan operasi pada prolapsus uteri vagina ialah
bila ada keluhan berikut (Junizaf, 2011) :
Sistokel
Operasi yang lazimnya dilakukan ialah kolporafi anterior. Kadangkadang operasi ini tidak mencukupi pada sistokel dengan stress
incontinence yang berat. Dalam hal ini perlu diadakan tindakan
khusus. Untuk kasus berat sebaiknya dirujuk ke dokter spesialis
uroginekologi.
Retrokel dan entrokel
Operasi yang dilakukan disini adalah kolpoperineoplastik. Retrokel
yang berat sering menjadi satu entrokel. Tindakan operatif
penderita,
keinginan
untuk
masih
mendapat
anak
atau
untuk
Operasi Manchester
Pada operasi ini biasanya dilakukan amputasi serviks uteri, dan
penjahitan ligamentum kardinale yang telah dipotong, di muka serviks
dilakukan pula kolporafia anterior dan kolpoperineoplastik. Amputasi
serviks dilakukan untuk memperpendek serviks yang memanjang (elo
ngasio kolli). Tindakan ini dapat menyebabkan infertilitas, abortus,
partus prematurus, dan distosia servikalis pada persalinan. Bagian yang
penting dari operasi Manchester ialah penjahitan ligamentum kardinale
di depan serviks karena dengan tindakan ini ligamentum kardinale
diperpendek, sehingga uterus akan terletak dalam posisi anteversifleksi,
dan turunnya uterus dapat dicegah.
Histerektomi vagina
Operasi ini tepat untuk dilakukan untuk prolaps uterus dalam tingkat
lanjut, dan pada wanita yang telah menopause. Setelah uterus diangkat,
puncak vagina digantungkan pada ligamentum rotundum kanan dan
kiri, atas pada ligamentum infundibulo pelvikum, kemudian operasi
akan dilanjutkan dengan kolporafi anterior dan kolpoperineorafi untuk
mencegah prolaps vagina di kemudian hari.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat menyertai prolaps uteri adalah (Badash, 2011) :
Kreatinisasi mukosa vagina dan portio uteri. Prosidensia uteri disertai
dengan keluarnya dinding vagina (inversio); karena itu mukosa vagina dan
berusia lanjut
Hipertrofi serviks uteri dan elangasio kolli. Jika serviks uteri turun ke
dalam vagina sedangkan jaringan penahan dan penyokong uterus masih
kuat, karena tarikan ke bawah di bagian uterus yang turun serta
pembendungan pembuluh darah, serviks uteri mengalami hipertrofi dan
menjadi panjang pula. Hal yang terakhir ini dinamakan elongasio kolli.
Kemandulan. Karena serviks uteri turun sampai dekat pada introitus
vaginae atau sama sekali keluar dari vagina, tidak mudah terjadi
kehamilan.
Infeksi Saluran Kemih
Hemoroid
Prognosis
Pada prolaps uteri jika dilakukan management konservatif dan terapi operatif
yang tepat dapat membuat prognosis jangka panjang yang baik (Barsoom,
2013).
BAB III
KESIMPULAN
1
penyokong (fasia).
Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan
penyulit, merupakan penyebab prolapsus uteri, dan memperburuk prolaps
introitus vaginae; Prolapsus uteri tingkat III, seluruh uterus keluar dari
4
DAFTAR PUSTAKA
[database on the NCBI]. [cited on mei 25, 2015]; 02:1402. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3045971/pdf/1472-6874-114.pdf.
Doshani A, Teo R, Mayne CJ, Tincello DG. Uterine Prolapse. Clinical Review
2007. [database on the NCBI]. [cited on mei 25, 2015]; 335:819-823.
Available
from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2034734/pdf/bmj-335-7624cr-00819.pdf.
George, Lazarou. Uterine Prolapse. Medscape Article. [database on the medscape]
2013.
[cite
on
mei
25,
2015].
Available
from:
http://emedicine.medscape.com/article/264231-overview#showall.
Junizaf, Soejoenoes A. 2011. Kelainan Letak Alat-Alat Genital. Dalam : Ilmu
Kandungan edisi ke 3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardj.
Khailullah SA, Masnawati, Saputra RW, dan Hayati M. 2011. Prolapsus Uteri
pada Rumah Sakit Umum DR.Zainoel Abidin Banda Aceh, Indonesia selama
2007 sampai 2010. Departemen Obsgyn FK Univ Syiahkuala.
Manuaba I.B.G. 1998. Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi. Dalam : Ilmu
Kebidanan, penyakit kandungan & keluarga berencana untuk pendidikan
bidan. Jakarta : EGC.
POGI. 2013. Panduan Penatalaksanaan Organ Panggul.
Putra IGM, Pratiwi KY. 2010. Prolaps Organ Panggul. Bagian Obsgyn FK
Udayana / RSU Pusat Sanglah. Denpasar.