Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
HIPOGLIKEMIA
A.
DEFINISI
Definisi kimiawi dari hipoglokemia adalah glukosa darah kurang dari 2,2
m mol/l, walaupun gejala dapat timbul pada tingkat gula darah yang lebih tinggi.
B.
KLASIFIKASI
Hipoglikemia akut menunjukkan gejala Triad Whipple. Triad Whipple
meliputi:
1. Keluhan adanya kadar glukosa darah plasma yang rendah. Gejala otonom
seperti berkeringat, jantung berdebar-debar, tremor, lapar.
2. Kadar glukosa darah yang rendah (<3 mmol/L). Gejala neuroglikopenik
seperti bingung, mengantuk, sulit berbicara, inkoordinasi, perilaku
berbeda, gangguan visual, parestesi, mual sakit kepala.
3. Hilangnya dengan cepat keluhan sesudah kelainan biokimia dikoreksi.
Hipoglikemia juga dapat dibedakan menjadi:
1. True hipoglikemi, ditandai dengan kadar glukosa darah sewaktu < 60
mg/dl
2. Koma hipoglikemi, ditandai dengan kadar glukosa darah sewaktu < 30
mg/dl
3. Reaksi hipoglikemi, yaitu bila kadar glukosa darah sebelumnya naik,
kemudian diberi obat hipoglikemi dan muncul tanda-tanda hipoglikemia
namun kadar glukosa darah normal.
4. Reaktif hipoglikemi, timbul tanda-tanda hipoglikemi 3-5 jam sesudah
makan. Biasanya merupakan tanda prediabetik atau terjadi pada anggota
keluarga yang terkena diabetes melitus.
C.
ETIOLOGI
Etiologi hipoglikemia pada diabetes mellitus (DM)
1. Hipoglikemia pada stadium dini
2. Hipoglikemia dalam rangka pengobatan DM
a. Penggunaan Insulin
b. Penggunaan Sulfonylurea
c. Bayi yang lahir dari ibu pasien DM
3. Hipoglikemia yang tidak berkaitan dengan DM
a. Hiperinsulinesme alimenter pasca gastrektomi
b. Insulinoma
c. Penyakit hati berat
d. Tumor ekstra pankreatik,fibrosarkoma,karsinoma ginjal
e. Hipopituitarism
D.
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis yang meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Lapar
Mual-muntah
Pucat,kulit dingin
Sakit kepala
Nadi cepat
Hipotensi
Irritabilitas
Manifestasi sebab perubahan fungsi serebral
1.
2.
3.
4.
5.
E.
Sakit kepala
Koma
Kesulitan dalam berfikir
Ketidakmampuan dalam berkonsentrasi
Perubahan dalam sikap emosi
PATOFISIOLOGI
Diabetes ketoasidosis disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak
cukupnya jumlah insulin yang nyata, keadaan ini mengakibatkan gangguan pada
metabolisme karbohidrat, protein, lemak, ada tiga gambaran klinis yang penting
pada diabetes ketoasidosis.
1. Dehidrasi
2. Kehilangan elektrolit
3. Asidosis
Apabila jumlah insulin berkurang jumlah glukosa yang memasuki sel akan
berkurang pula, di samping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak
terkendali, kedua factor ini akan menimbulkan hipoglikemia. Dalam upaya untuk
menghilangkan
glukosa
yang
berlebihan
dalam
tubuh,
ginjal
akan
keton yang berlebihan sebagai akibat dari kekurangan insulin yang secara normal
akan mencegah timbulnya keadaan tersebut, badan keton bersifat asam, dan bila
bertumpuk dalam sirkulasi darah, badan keton akan menimbulkan asidosis
metabolic.
Pada hipoglikemia ringan ketika kadar glukosa darah menurun, sistem
saraf simpatik akan terangsang. Pelimpahan adrenalin ke dalam darah
menyebabkan gejala seperti perspirasi, tremor, takikardi, palpitasi, kegelisahan
dan rasa lapar.
Pada hipoglikemia sedang, penurunan kadar glukosa darah menyebabkan
sel-sel otak tidak memperoleh cukup bahan bakar untuk bekerja dengan baik.
Tanda-tanda gangguan fungsi pada sistem saraf pusat mencakup ketidak mampuan
berkonsentrasi, sakit kepala,vertigo, konfusi, penurunan daya ingat, pati rasa di
daerah bibir serta lidah, bicara pelo, gerakan tidak terkoordinasi, perubahan
emosional, perilaku yang tidak rasional, penglihatan ganda dan perasaan ingin
pingsan. Kombinasi dari gejala ini (di samping gejala adrenergik) dapat terjadi
pada hipoglikemia sedang.
Pada hipoglikemia berat fungsi sistem saraf pusat mengalami gangguan
yang sangat berat, sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk
mengatasi hipoglikemia yang di deritanya. Gejalanya dapat mencakup perilaku
yang mengalami disorientasi, serangan kejang, sulit di bangunkan dari tidur atau
bahkan kehilangan kesadaran.
F.
PATHWAY
G.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan glukosa darah sebelum dan sesudah suntikan dekstrosa.
2. Perpanjangan pengawasan puasa, tes primer untuk hypoglikemia,
perpanjanganya (48-72 jam) setelah pengawasan puasa.
3. Tes bercampur makanan, tes ini di gunakan jika anda mempunyai tanda
puasa (2 jam PP)
4. Tes urine di simpan untuk mencari substansi keton.
5. Tes ini juga mencari tes pancreas atau penyakit endokrin.
H.
PENATALAKSANAAN
a
Glukosa oral
Setelah dignosa hipoglikemi ditegakkan dengan pemeriksaan glukosa
darah kapiler, berikan 10-20 gram glukosa oral. Dapat berupa roti, pisang
atau karbohidrat kompleks lainnya. Pada penderita yang sulit menelan
flash
dapat
meningkatkan
kadar
I.
ada
ototmenurun,
gangguan
istrahat/tidur Tanda
aktifitasLetargi/disorientasi, koma
Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, klaudikasi,
kebas dankesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki,
penyembuhan yanglama, takikardia.Tanda : Perubahan
tekanan darah postural, hipertensi, nadi yangmenurun/tidak
rangsang
Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia,
rasanyeri/terbakar,
kesulitan
berkemih
(infeksi),
ISK
jika
terjadi
hipovolemia
berat),
urin
badanlebih
dari
beberapa
hari/minggu,
haus,
mengantuk,
alergi,
stupor/koma
(tahap
Lapar
udara,
batuk
dengan/tanpa
sputum
purulen,
tajam)
Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi)Masalah impoten
dalam pengaturan
Mungkin
diit,
memerlukan
pengobatan,
bantuan
perawatan
diri,
yang kurang
Nutrisi, perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan
masukan oral, anoreksia, mual, lambung penuh,nyeri abdomen,
perubahan kesadaran.
Infeksi, resiko tinggi terhadap sepsis b/d kadar glukosa darah,
penurunan fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi, infeksi
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Defisit Volume Cairan
NOC:
Berhubungan dengan:
Fluid balance
-Kehilangan volume cairan Hydration
Nutritional Status : Food and Fluid Intake
secara aktif
-Kegagalan
mekanisme
pengaturan
Setelah
dilakukan
tindakan
Pertahankan ca
akurat
Monitor status
keperawatan
mukosa,
DS :
dengan kriteria hasil:
-Haus
Mempertahankan urine output sesuai
DO:
dengan usia dan BB, BJ urine normal,
-Penurunan turgor kulit/lidah
volume/tekanan nadi
-Pengisian vena menurun
-Perubahan status mental
-Konsentrasi
urine
meningkat
-Temperatur
tubuh
meningkat
-Kehilangan berat
NIC :
badan
secara tiba-tiba
-Penurunan urine output
-HMT meningkat
-Kelemahan
normal
Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas normal
pH urin dalam batas normal
Intake oral dan intravena adekuat
nad
ortostatik ), jika
Monitor hasil
cairan (BUN ,
total protein )
Monitor vital si
Kolaborasi pem
Monitor status
Berikan cairan
Berikan pengg
(50 100cc/jam
Dorong kelua
makan
Kolaborasi dok
muncul meburu
Atur kemungki
Persiapan untuk
Pasang kateter
Monitor intake
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
NOC:
aNutritional status: Adequacy of nutrient
dari
b Nutritional Status : food and Fluid Intake
cWeight Control
kebutuhan tubuh
Berhubungan dengan :
Ketidakmampuan
untuk Setelah
NIC:
Kaji adanya alergi m
Kolaborasi dengan
Monitor
turgor kulit
-Muntah
Monitor kekeringan
-Kejang perut
-Rasa penuh tiba-tiba setelah
Hb dan kadar Ht
Monitor mual dan m
makan
Monitor pucat, kem
DO:
-Diare
konjungtiva
-Rontok
rambut
yang
Monitor intake nunt
berlebih
-Kurang nafsu makan
-Bising usus berlebih
-Konjungtiva pucat
-Denyut nadi lemah
Informasikan pada
manfaat nutrisi
Kolaborasi dengan
suplemen makana
makan
Kelola pemberan an
Anjurkan banyak m
Pertahankan terapi I
Catat adanya edem
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Risiko infeksi
Faktor-faktor risiko :
- Prosedur Infasif
- Kerusakan jaringan dan
peningkatan paparan
lingkungan
- Malnutrisi
- Peningkatan paparan
lingkungan patogen
- Imonusupresi
- Tidak adekuat pertahanan
sekunder (penurunan Hb,
Leukopenia, penekanan
respon inflamasi)
- Penyakit kronik
- Imunosupresi
- Malnutrisi
- Pertahan primer tidak
adekuat (kerusakan kulit,
trauma jaringan,
gangguan peristaltik)
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
NOC :
Immune Status
Knowledge : Infection control
Risk control
Setelah
dilakukan
tindakan
NIC :
Pertahankan tekn
Batasi pengunjun
Cuci tangan setia
keperawatan
timbulnya infeksi
Jumlah leukosit dalam batas normal
keperawatan
Gunakan baju,
pelindung
Ganti letak IV pe
petunjuk umum
Gunakan kateter
infeksi kandung k
Tingkatkan intak
Berikan terapi an
Monitor tanda d
lokal
Pertahankan tekn
Inspeksi kulit d
kemerahan, pana
Monitor adanya l
Dorong masukan
Dorong istirahat
Ajarkan pasien
infeksi
Kaji suhu badan
jam
Diagnosa Keperawatan/
Rencana keperawatan
Kaji adanya
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Ketidakseimbangan
kelelahan
selama . Pasien bertoleransi terhadap
antara suplei oksigen
Monitor nutris
aktivitas dengan Kriteria Hasil :
dengan kebutuhan
adekuat
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa
Monitor pasien
disertai peningkatan tekanan darah, nadi
Gaya
hidup
yang
emosi secara be
dan RR
dipertahankan.
Monitor respo
Mampu melakukan aktivitas sehari hari
DS:
aktivitas (takik
Melaporkan
secara
(ADLs) secara mandiri
diaporesis, puca
verbal
adanya Keseimbangan aktivitas dan istirahat
Monitor pola t
kelelahan
atau
pasien
kelemahan.
Kolaborasikan d
saat
beraktivitas.
DO :
mampu dilakukan
Bantu untuk m
terhadap aktifitas
Perubahan
ECG
aritmia, iskemia
dalam merencana
Bantu klien untu
sesuai dengan
sosial
Bantu untuk m
sumber yang d
diinginkan
Bantu untuk m
disukai
Bantu klien untu
luang
Bantu
pasien/k
kekurangan dalam
Sediakan pengu
beraktivitas
Bantu pasien un
dan penguatan
Monitor respon f
DAFTARPUSTAKA
Hanafi B. Trisnohadi. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Ed. 3.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Price & Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi
6, Volume I. Jakarta:EGC.
Smeltzer Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth,. Alih bahasa Agung Waluyo Edisi. 8. Jakarta : EGC.