Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA

MIXING TIME
D10

Disusun oleh

Taufil Maula Iskak

121130015

Ainun Farah Baiqfirlan

121130015

LABORATURIUM DASAR TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2015

LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
MIXING TIME
(D-10)

Disusun oleh
Taufil Maula Iskak

121130015

Ainun Farah Baiqfirlana

121130016

Yogyakarta,

Juni 2015

Disetujui oleh
Asisten pembimbing

Arifin Dwi Prasetyo

ii

KATA PENGATAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
ramat dan karunia-Nya sehingga makalah berjudul Mixing Time (D-10) dapat
diselesaikan dan laporan ini bertujuan untuk diseminarkan sebagai tugas akhir
dalam pelaksanaan Praktikum Dasar Teknik Kimia TA 2014/2015.
Pada kesempatan ini praktikan mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Ir.Danang Jaya. MT selaku kepala laboratorium Praktikum Dasar Teknik
Kimia.
2. Arifin Dwi Prasetyo selaku asisten pembimbing.
3. Rekan-rekan sesama praktikan,atas kerjasama yang baik.
4. Segenap staf laboratorium Praktikum Dasar Teknik Kimia UPN
VETERAN Yogyakarta.

Praktikkan menyadari dalam penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan


dan kesalahan,maka dari itu praktikan berharap kritik serta saran yang bersifa
tmembangun guna kesempurnaan makalah di masa mendatang.
Semoga dalam laporan ini dapat member manfaat bagi pembaca ,
khususnya mahasiswa Teknik Kimia UPN VETERAN Yogyakarta.

Yogyakarta, Juni 2015

Praktikan

iii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR.............................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................ v
INTISARI.................................................................................................. vi
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................ 1
I.1Latar Belakang.......................................................................... 1
I.2 Tujuan...................................................................................... 2
I.3 Tinjauan Pustaka..................................................................... 2
I.4 Hipotesis.................................................................................. 6
BAB II. PELAKSANAAN PERCOBAAN.............................................. 7
II.1 Alat dan Bahan........................................................................ 7
II.2 Gambar dan Rangkaian Alat................................................... 7
II.3 Cara Kerja dan bagan Alir...................................................... 8
II.4 Analisa Perhitungan................................................................ 10
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 11
BAB IV. PENUTUP.. ... 21
IV.1 Kesimpulan....... 21
IV.2 Kritik dan Saran.... 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv

DAFTAR GAMBAR
1. Pembentukan vortek .4
2. Jenis-jenis impeller ...5
3. Rangkaian alat ......7
4. Hubungan molalitas dan indeks bias dengan larutan standar ........... 12
5. Hubungan molalitas dengan waktu pada 200 ml aquades ........ 14
6. Hubungan molalitas dengan waktu pada 250 ml aquades . 17
7. Hubungan molalitas dengan waktu pada 300 ml aquades 20

INTISARI
Keberhasilan operasi suatu proses pengolahan sering bergantung pada efektifnya
pengadukan dan pencampuran zat cair pada prose situ.Salah satu acara dalam Praktikum Dasar
Teknik Kimia mempelajaritentang proses pencampuran tersebut.Percobaan ini bertujuan untuk
mempelajari pengaruh lama waktu pencampuran terhadap homogenias larutan biner.
Dalam proses pada industry pencampuran sangatlah penting untuk mendapatkan efisiensi
waktu serta alat yang digunakan Mixing Time ini biasanya di gunakan pada industry pembuatan
bahan makanan dan industry lainnya.Ada pun bahan serta prinsip kerja dalam proses Mixing Time
yaitu dengan bahan utama berupa aquades dan gula, Pertama membuat larutan standar sebagai
acuan praktikan dalam proses Mixing Time ini,membuat 10 sampel larutan standar dalam berat
gula yang perbedaan volume aquades yang sama serta diaamati indeks biasnya dengan
refraktometer .Untuk proses Mixing Time yang menggunakan alat propeller sebagai alat pengaduk
dalam proses praktikum ini dibuat larutan gula dengan konsentrasi tertentu dengan berat gula yang
berbeda dengan volume yang sama. Larutan itu akan di campur dengan menggunakan alat
propeller dan di ukur indeks biasnya dengan menggunakan reflakto meter dalam interval waktu
tertentu.
Dari percobaan praktikum ini didapatkan hasil dan kesimpulan yang berupa data yaitu
semakin lama waktu pencampuran maka indeks biasnya semakin besar dan konsentrasi larutan
semakin besar / larutan akan homogeny. Kadar gula dalam larutan mengalami kenaikan hingga
pada saat tertentu akan konstan yang di tunjukkan dengan nilai indeks biasnya yang akan konstan
dan akan mendapatkan grafik yang berbanding lurus. Hasil percobaan dan perhitungan didapatkan
persamaan dan persen kesalahan sebagai berikut ini;Indeks bias yang konstan menunjukkan bahwa
larutan telah homogen, hubungan antara indeks bias dengan molalitas diperoleh persamaan,
y=25,611(x)-34,1650 hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas didapatkan sebagai
berikut; Larutan 40 gram gula dengan 200 ml aquades y= 0,12995 ln(x)-0,2906 Larutan 40 gram
gula dengan 250 ml aquades y=0,1102 ln(x)-0,2491 , Larutan 40 gram gula dengan 300 ml
aquades y=0,0992 ln(x)-0.2749.

vi

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Keberhasilan operasi suatu proses pengolahan sering bergantung pada


efektifnya pengadukan dan pencampuran zat cair pada proses itu. Salah satu acara
dalam Praktikum Dasar Teknik Kimia mempelajari tentang proses pencampuran
tersebut. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh lama waktu
pencampuran terhadap homogenitas larutan biner.
Pencampuaran (mixing) dilain pihak adalah peristiwa menyebarnya bahanbahan secara acak dimana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang lain
dan sebaliknya. Sedangkan bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dalam dua fase
atau lebih. Disini sangat penting sekali diketahui waktu pencampuran yang sangat
tepat agar diperoleh produk yang baik.
Dalam praktikum ini menggunakan fase zat cair-padat, antara aquadest
dan gula. Adapun dipih jenis ini karena memiliki efisiensi yang tinggi, sederhana
serta fluida yang mudah bercampur.
Mixing secara luas digunakan di industri yang produktif dalam proses
termasuk perubahan fisik dan kimia. Mixing merupakan pusat dari proses dalam
industri makanan, farmasi, kertas, plastik, keramik, karet, dan sebagainya. Oleh
karena itu proses mixing membutuhkan investasi yang besar. Selain biaya besar,
terdapat kesulitan dalam pemilihan tipe mixer yang sesuai dengan kebutuhan.
Di dalam praktek, operasi mixing hampir selalu mempunyai fungsi multi
yaitu ketika proses dilakukan di dalam tangki berpengaduk mekanis, pengaduk
menjalankan banyak tugas.
Dalam suatu operasi teknik kimia, terdapat berbagai macam proses salah
satunya adalah pengadukan dan pencampuran. Pengadukan menunjukkan gerakan
yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan di dalam bejana, dimana
gerakan itu mempunyai pola sirkulasi.
Pengadukan (agitation) adalah operasi yang menciptakan terjadinya
gerakan di dalam bahan yang diaduk secara acak dari bahan satu ke bahan yang
1

lain, sehingga dapat mengurangi ketidaksamaan komposisi, suhu, atau sifat lain
yang terdapat dalam suatu bahan. Tujuan utama dari pengadukan tersebut adalah
terjadinya pencampuran.
Sedangkan pencampuran (mixing) adalah operasi yang menyebabkan
tersebarnya secara acak suatu bahan ke bahan lain di mana bahan-bahan tersebut
terpisah dalam 2 fasa atau lebih. Tujuan pencampuran (mixing) untuk mengurangi
ketidaksamaan atau ketidakrataan dalam komposisi, temperatur atau sifat-sifat
lain yang terdapat dalam suatu bahan atau terjadinya homogenitas, keseragaman
di setiap titik dalam campuran tersebut.
Fenomena yang dapat terjadi sebagai dampak dari hasil pencampuran
adalah terjadinya keadaan serba sama, terjadinya reaksi kimia, terjadinya
perpindahan massa, dan terjadinya perpindahan panas. Fenomena tersebut
merupakan tujuan akhir dari suatu proses pencampuran

I.2. Tujuan Percobaan

1. Menetukan hubungan antara indeks bias dengan larutan standar.


2. Menentukan hubungan antara waktu pencampuran dengan kadar larutan
gula selama proses pencampuran sampai mencapai keadaan homogen.
I.3. Tinjauan Pustaka
Mixing time adalah waktu yang diperlukan untuk mencampur bahan-bahan
yang mudah larut yang terdapat pada fase yang berbeda sehingga diperoleh fase
yang homogen dimana konsentrasi di setiap permukaan sama. ( Mc Cabe, 1987)

Dalam pencampuran derajat ke homogenesian bahan yang bercampur


untuk berbagai opersai berbeda-beda. ( Brown, G.G,1987 )
Istilah pengadukan dan pencampuran yang sering dikacau balaukan itu
sebenarnya tidak sininom satu sama lain. Pengadukan (agitation) menunjukan
gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan dalam bejana, di
mana gerakan itu biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi, sedang operasi

pencampuran merupakan suatu usaha mendistribusikan secara acak atau sama dari
dua atau lebih fase yang terpisah. ( Mc Cabe, 1987 )
Fakto-faktor yang berpengaruh terhadap pencampuran zat adalah jenis
impeller, karakteristik fluida, ukuran serta perbandingan tangki dan sekat,
kecepatan pengadukan dan perbandingan dari zat yang di campur. ( Brown, G.G,
1978 )
Impeller akan membangkitkan pola aliran di dalam sistem yang
menyebabakan zat cair bersirkulasi di dalam bejana untuk akhirnya kembali ke
impeller. Adapun macam impeller ada dua jenis yang pertama membangkitkan
arus sejajar dengan sumbu poros impeller dan yang kedua membangkitkan arus
pada arah tangensial dan radial.
Dari segi bentuknya ada tiga macam jenis impeller yaitu propeller,
dayung, dan turbin. Dalam pencampuran yang biasa dipakai adalah jenis turbin,
karena efektif untuk menjangkau viskositas yang cukup luas, sirkulasinya bagus
dan harganya murah. Sedangkan untuk jenis propeller, penggunaannya hanya
terbatas untuk zat yang berviskositas rendah dan hanya efektif dalam bejana besar
karena alirannya sangat kuat. Untuk impeller dayung, putaran arus zat cair tidak
bisa dengan kecepatan tinggi, dan tidak ada sekatnya zat cair akan berputar-putar
mengelilingi bejana tanpa ada pencampuran. ( Brown, G.G, 1978 )
Agar bejana proses bekerja efektif pada setiap masalah pengadukan yang
dihadapi, volume fluida yang disirkulasi oleh impeller harus cukup besar agar
dapat menyapu keseluruhan bejana dalam waktu yang singkat demikian pula,
kecepatan arus yang meninggalkan impeller itu harus cukup tinggi agar dapat
mencapai semua sudut tangki. ( Mc. Cabe, 1987 )
Dalam tangki pencampuran ada tiga macam arah kecepatan fluida di setiap
titik suatu proses pengadukan :

1. Komponen radial yang bekerja tegak lurus terhadap poros impeller.


2. Komponen longitudinal yang bekerja pada arah paralel pada poros
impeller.
3. Komponen tangensial atau rotarial yang bekerja pada arah yang saling
bersinggungan terhadap lintasan lingkaran sekeliling poros impeller.

Ketiga komponen ini sering terjadi pada setiap proses pengadukan dari
ketiga komponen ini yang saling berpengaruh adalah komponen longitudinal dan
radial. ( Mc Cabe, 1987 )
Proses pencampuran zat cair maupun campuran di dalam tangki yang
berlangsung cepat adalah didaerah aliran turbulen. Dalam hal ini akan
menghasilkan kecepatan tinggi dan itu mungkin dapat bercampur didaerah sekitar
impeller karena ada keturbulenan yang hebat. Pada saat arus itu melambat karena
membawa zat cair lain dan mengalir di sepanjang dinding, terjadi juga
pencampuran radial, sedangkan pusaran-pusaran besar pecah menjadi kecil.
Fluida itu akan mengalami suatu lingkaran penuh dan kembali ke pusat impeller,
di mana terjadi lagi pencampuran yang hebat.
Karakteristik fluida menetukan berhasil tidaknya sutu pencampuran.
Fluida polar tidak akan bercampur dengan fluida nonpolar, misalnya air dengan
minyak. Adapun fungsi sekat adalah untuk mengurangi aliran putar merintangi
aliran rotasi tanpa mengganggu aliran radial atau longitudinal. Sekat yang
sederhana namun efektif dapat di buat dengan memasang sekat vertikal terhadap
dinding tangki.

Gambar 1. Pembentukan vorteks dan pola aliran sirkulasi dalam bejana aduk.

Waktu pencampuran dengan menggunakan turbin bersekat berubah


dengan perubahan kecepatan didaerah itu. Timbulnya vorteks pada tangki atau
bejana karena terdapat aliran tangensial. Hal ini terutama terjadi karena pada
tangki yang tidak bersekat.
Bila bejana di pasang sekat, pencampuran akan lebih cepat dan lebih
banyak energi yang di berikan untuk lingkar. Sekat rotasi tanpa mengganggu
aliran radial atau longitudinal ( Brown, G.G, 1978 ).
Dalam bejana yang kecil biasanya waktu pencampuran lebih pendek
dibandingkan dalam bejana besar. Karena tidak praktis bila waktu pencampuran
dibuat sama untuk segala ukuran bejana ( Tryeball, 1986 ).
Berikut beberapa gambar dari impeller berdasarkan bentuknya dan
effiiensi waktu pencampuran:

Gambar 2. Jenis-jenis Impeller


Propeller

Dayung

Turbin

I.4. Hipotesis
Dalam percobaan Mixing Time kita meninjau seberapa cepat dan seberapa
effisiennya waktu pencampuran yang di lakukan. Praktikum ini kita menggunakan
alat pencamuran berupa impeller yang mempunyai sekat pada dinding, ini
bertujuan untuk lebih mencampurnya larutan,praktikum ini menggunakan bahan
Aquades dan gula yang berupa cair-padat untuk volume yang sama dan berat yang
berbeda. Pada praktikum ini kita mendapatkan hasil yaitu semakin lama waktu
maka semakin besar pula indeks biasnya ini di buktikan pada tabel dan grafik
yang kita buat. Tetapi dalam tabel kita mendapatkan indeks bias yang naik turun
ini disebabkan karena pengambilan sampel di dalam gelas beker yang berpindah
posisi seharusnya untuk pengambilan sampel tidak boleh di posisi yang berbeda.
Dalam hasil yang kita capai dapat diketahui beberapa data yang konstan yang
membuktikan bahwa larutan telah homogen.

BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
II.1. Alat dan Bahan
1. Bahan
a. Aquades
b. Gula
2. Alat
a.
b.
c.
d.

Pipet
Gelas ukur
Gelas arloji
Tabung reaksi

e. Refraktometer
f. Timbangan analitis
g. Stopwatch

II.2. Gambar dan Rangkaian Alat

Gambar 3. Rangkaian alat bejana berpengaduk


Keterangan:
1. Beker glass
2. Motor pengaduk
3. Pengaduk
4. Sekat (buffle)
5. Statif

II.3. Cara Kerja dan Bagan Alir

1. Cara Kerja
A. Membuat Larutan Standar
Langkah pertama untuk pembuatan larutan standar yaitu menimbang gelas
arloji, jika sudah didapatkan berat gelas arloji tersebut kita menimbang bersamaan
dengan gula yang kita inginkan sebagai bahan untuk membuat larutan standar.
Untuk membuat larutan standar yaitu dengan memasukkan gula yang
sudah ditimbang itu lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dicampurkan
dengan aquades lalu digojog hingga larutan itu menjadi homogen. Setelah larutan
sudah homogen maka langkah selanjutnya yaitu dengan mengamati indeks bias
dengan menggunakan refraktometer, mengulangi langkah di atas untuk berat gula
yang berbeda.
B. Menetukan Mixing Time
Langkah pertama adalah mengukur volume aquades dengan volume
tertentu. Lalu memasukkan aquades ke dalam gelas beker. Setelah memasukkan
aquades, menimbang gula dengan berat tertentu. Kemudian memasukkan gula
ke dalam gelas beker yang berisi aquades dan mengaduknya. Pada saat
memasukkan gula mencatat sebagai t=0. Pada selang waktu tertentu, mengambil
sampel pada posisi tertentu dan mengamati indeks biasnya dengan menggunakan
refraktometer sampai konstan. Setelah itu mengulangi pengambilan sampel
sampai didapatkan indeks bias yang konstan.langkah terakhir adalah Mengulangi
percobaan dengan berat gula yang berbeda.

2. Bagan Alir

A. Membuat Larutan Standar


Menimbang gelas beker kosong

Menimbang gelas beker berisi gula dan mencatat berat

Mengukur volume aquades dengan tabung reaksi

Mencampurkan gula dan aquades ke dalam tabung reaksi dan mengocok larutan
hingga benar-benar homogen

Mengamati indeks bias gula dengan refraktometer

Mengulangi langkah di atas dengan berat gula yang berbeda

B. Menentukan Mixing Time


Mengukur volume aquades dengan volume tertentu dan memasukkan aquades ke
dalam gelas beker

Menimbang gula dengan berat tertentu

Memasukkan gula ke dalam gelas beker dan mencatat t=0

Pada selang waktu tertentu, mengambil sampel dan mengamati indeks biasnya
dengan refraktometer sampai didapatkan larutan konstan

Mengulangi percobaan dengan berat gula yang berbeda

II.4. Analisa Perhitungan


1. Mencari indeks bias larutan standar dengan refraktometer.
2. Mencari konsentrasi gula untuk grafik standar:
Molalitas = berat gula x 1000 gr
BM

gr pelarut

3.Membuat grafik larutan standar antara konsentrasi gula dengan indeks bias.
x = Indeks bias
y = Konsentrasi gula (molalitas)
4.Membuat persamaan garis grafik standar dari fungsi indeks bias (x)
dengan molalitas (y) dengan cara pendekatan least square
Membuat persamaan dengan :

ax+bn
x2 a + x b

Dengan bentuk persamaan

y = ax + b

= y
= xy

5.Mencatat indeks bias larutan biner, kemudian menentukan kadar gula dalam
larutan biner dengan mengemploktan pada grafik larutan standar.
6.Membuat grafik hubungan antara waktu pencampuran dengan konsentrasi
gula
x = Waktu pencampuran
y = Konsentrasi gula (molalitas)
7.Membuat persamaan garis larutan biner
Dengan Persamaan : a Ln x + bn = y
a (Ln x)2 + b Ln x = (y Ln x)
8.Menghitung presentase kesalahan dari persamaa yang didapatkan.
Presentase Kesalahan = %kesalahan

Ydata Yhitung
100%
Ydata

10

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1. Hasil Percobaan

Data percobaan:
Densitas

0,995945 gr/cm3

Berat Pelarut :

0,995945 x 9ml = 8,963505 gr

Suhu aquades :

29C

BM gula

342 gr/gmol

1. Larutan standar
Tabel 1. Hubungan antara konsentrasi gula denga indeks bias larutan standar
No.

Berat Gula (gr)

Aquades(ml)

0,2

0,4

0,6

0,8

1,0

1,2

1,4

1,6

1,8

10

2,0

Indeks Bias

Molalitas

1,3360

0,0652

1.3392

0.1305

1.3421

0.1957

1.3440

0.2610

1.3471

0.3262

1.3500

0.3915

1.3527

0.4567

1.3539

0.5219

1.3547

0.5872

1.3602

0.6524

11

0.8000
0.7000

molalitas

0.6000

y = 25.611x - 34.165
R = 0.9857

0.5000
0.4000

y data

0.3000

y hitung

0.2000

Linear (y data)

0.1000
0.0000
1.33001.33501.34001.34501.35001.35501.36001.3650
indeks bias

Gambar 4. Grafik hubungan antara molalitas dan indeks bias dengan larutan
standar

Dari table diatas didapatkan untuk membuat grafik standar dan dihasikan
persamaan y = 25,611(x)-34,1650. Serta diketahui bahwa semakin tinggi
molalitasnya maka harga indeks biasnya semakin besar,

2. Larutan biner antara 40 gram gula dengan 200 ml aquadest.


Tabel 2. Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas larutan gula
No.

Waktu(detik)

30

60

90

120

150

180

210

240

270

10

300

11

330

Molalitas
0,1107
0,2516
0,3054
0,3361
0,3566
0,3694
0,4001
0,4130
0,4334
0,4488
0,4591
12

12

360

13

390

14

420

15

450

16

480

17

510

18

540

19

570

20

600

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

0,4744
0,4795
0,4898
0,5000
0,5205
0,5436
0,5436
0,5538
0,5589

630

0,5692

660

0,5717

690

0,5769

720

0,5769

750

0,5871

780

0,5871

810

0,5922

840

0,5922

870

0,5974

900

0,6050

930

0,6076

960

0,6102

990

0,6102

1020

0,6102

1050

0,6102

1080

0,6153

1110

0,6204

1140

0,6204

1170

0,6255

1200

0,6255

1230

0,6255

1260

0,6255

13

43
44
45
46
47
48
49

1290

0,6281

1320

0,6281

1350

0,6281

1380

0,6281

1410

0,6281

1440

0,6281

1470

0,6281

0.7000

y = 0.13ln(x) - 0.2906
R = 0.9848

0.6000

Molalitas

0.5000
0.4000
y data
0.3000

y hitung

0.2000

Log. (y data)

0.1000
0.0000
0

500

1000

1500

2000

Waktu (detik)

Gambar 5. Grafik hubungan antara waktu pencampuran dengan indeks bias untuk
40 gram gula dengan 200 aquades

Dari tabel di atas di dapatkan persamaan y = 0,12995 ln(x)-0,2906 untuk


membuat grafik standar. Serta dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa
semakin lama waktu pencampuran maka harga indeks biasnya semakin besar yang
diikuti dengan kenaikan kadar larutan gula sampai indeks bias yang terukur
kemudian konstan. Hal ini disebabkan karena padatan gula yang terdapat pada
larutan telah melarut sempurna sehingga larutan menjadi homogen.Hal ini dapat
diketahui dari grafik hasil pada percobaan pencampuran antara 40 gram gula
dengan 200 ml aquadest.

14

Dari persamaan yang sudah dicari dapat di buat grafik dan grafik tersebut
dapat terlihat bahwa semakin lama waktu pencampuran maka harga indeks
biasnya akan semakin konstan, molalitasnya juga akan semakin besar. Hal ini
menunjukan bahwa gula semakin larut dalam air.

3. Larutan biner 40 gram gula dengan 250 ml aquadest.


Tabel 3. Hubungan antara waktu pencamuran dengan molalitas.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Waktu(detik)

Molalitas

30

0,14147

60

0,18757

90

0,23623

120

0,25672

150

0,28489

180

0,30794

210

0,33099

240

0,34892

270

0,36941

300

0,38478

330

0,38990

360

0,40527

390

0,41551

420

0,42832

450

0,43600

480

0,43856

510

0,45905

540

0,46161

570

0,47186

600

0,47698

630

0,47954

660

0,48210

690

0,48979

15

24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

720

0,48979

750

0,49235

780

0,49491

810

0,49491

840

0,49491

870

0,49747

900

0,49747

930

0,50259

960

0,50259

990

0,50259

1020

0,50515

1050

0,50515

1080

0,50515

1110

0,50515

1140

0,50515

1170

0,50515

1200

0,50515

16

0.5000
0.4500

y = 0.0992ln(x) - 0.2749
R = 0.9879

0.4000

molalitas

0.3500
0.3000
0.2500

y data

0.2000

y hitung

0.1500

Log. (y data)

0.1000
0.0500
0.0000
0

200

400

600

800

1000

1200

1400

waktu (Detik)

Gambar 6. Grafik hubungan antara waktu pencampuran dengan indeks bias untuk
40 gram gula dengan 250 aquades

Dari tabel di atas di dapatkan persamaan Y=0,1102 ln(x)-0,2491 untuk


membuat grafik standar. Serta dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa
semakin lama waktu pencampuran maka harga indeks biasnya semakin besar yang
diikuti dengan kenaikan kadar larutan gula sampai indeks bias yang terukur
kemudian konstan. Hal ini disebabkan karena padatan gula yang terdapat pada
larutan telah melarut sempurna sehingga larutan menjadi homogen.Hal ini dapat
diketahui dari grafik hasil pada percobaan pencampuran antara 40 gram gula
dengan 250 ml aquadest.
Dari persamaan yang sudah dicari dapat di buat grafik dan grafik tersebut
dapat terlihat bahwa semakin lama waktu pencampuran maka harga indeks
biasnya akan semakin konstan.

17

4. Larutan binear 40 gram gula dengan 300 ml aquadest


Tabel 4.Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Waktu(detik)

Molalitas

30

0,0979

60

0,1389

90

0,1748

120

0,1953

150

0,2157

180

0,2285

210

0,2388

240

0,2567

270

0,2721

300

0,2772

330

0,2875

360

0,3003

390

0,3105

420

0,3182

450

0,3233

480

0,3310

510

0,3361

540

0,3464

570

0,3515

600

0,3592

630

0,3617

660

0,3643

690

0,3745

720

0,3848

18

25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44

750

0,3899

780

0,3925

810

0,3976

840

0,4078

870

0,4078

900

0,4078

930

0,4130

960

0,4155

990

0,4155

1020

0,4232

1050

0,4232

1080

0,4232

1110

0,4232

1140

0,4283

1170

0,4283

1200

0,4283

1230

0,4283

1260

0,4283

1290

0,4283

1320

0,4283

19

0.60000

y = 0.1102ln(x) - 0.2491
R = 0.9785

0.50000

molalitas

0.40000
y data

0.30000

y hitung

0.20000

Log. (y data)
0.10000
0.00000
0

500

1000

1500

waktu (detik)

Gambar 7.Grafik hubungan antara waktu pencampuran dengan indeks bias untuk
40 gram gula dengan 300 aquades

Dari tabel di atas di dapatkan persamaan y = 0,0992 ln(x)-0,2749 untuk


membuat grafik standar. Serta dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa
semakin lama waktu pencampuran maka harga indeks biasnya semakin besar yang
diikuti dengan kenaikan kadar larutan gula sampai indeks bias yang terukur
kemudian konstan. Hal ini disebabkan karena padatan gula yang terdapat pada
larutan telah melarut sempurna sehingga larutan menjadi homogen.Hal ini dapat
diketahui dari grafik hasil pada percobaan pencampuran antara 40 gram gula
dengan 300 ml aquadest.
Dari persamaan yang sudah dicari dapat di buat grafik dan grafik tersebut
dapat terlihat bahwa semakin lama waktu pencampuran maka harga indeks
biasnya akan semakin konstan.
Dalam praktikum ini terdapat ketidaksesuaian, yaitu pada data 250 ml
aquades lebih sedikit dari pada data 300 ml aquades seharusnya data 250 ml
aquades mempunyai data lebih banyak dikarenakan jika pelarut semakin banyak
maka kecepatan larutan menjadi homogen lebih cepat, tetapi dalam praktikum ini
terjadi sebaliknya di karnakan kurang pegamatan terhadap putaran rpm adukan
yang sering berubah-ubah.

20

BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
a. Indeks bias yang konstan menunjukan bahwa larutan telah homogen
b. Hubungan antara indek bias dan molalitas diperoleh persamaan garis:
y=25,611x-32,1650
c. Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas didapatkan sebagai
berikut :
1. Larutan 40 gram gula dan 200 ml aquades diperoleh persamaan garis:
y=0,12995 Inx-0,2906
2. Larutan 40 gram gula dan 250 ml aquades diperoleh persamaan garis:
y=0,1102 Inx-0,2491
3. Larutan 40 gram gula dan 250 ml aquades diperoleh persamaan garis:
y=0,0992 Inx-0,2749

IV.2. Kritik dan Saran


Menurut kami, alat yang digunakan untuk melakukan percobaan kurang
bagus. Ini dikarenakan praktikan masih harus memposisikan pengaduk yang di
gunakan dengan cara mengatur ketinggian dari alat tersebut. Sehinggga setiap
percobaan tinggi dari pengaduk berbeda-beda, kadang terlalu tinggi atau terlalu
rendah. Hal ini juga sangat memakan waktu.

Saran kami sebagai praktikan adalah untuk mengganti alat tersebut atau
memodifikasi alat tersebut agar posisi dari pengaduk tetap sama saat melakukan
setiap percobaan.

21

DAFTAR PUSTAKA
Brown.G.G, 1578, Unit Operation, 14th edition, John Willey and sons; New
York.

Mc. Cabe, W.L., and Smith, J.C., 1987 Unit Operation of ChemicEngineering,
International Student Edition, Mc. Graw Hill, Kogakusha: Tokyo.

22

LAMPIRAN

Perhitungan
I. Mencari persamaan garis grafik standart dari fungsi indeks bias (X) Vs
molalitas (Y) dengan cara pendekatan least square
y = a x + nb
xy = a x + b x
Sehinggadiperolehharga A dan B yang akanmembentukpersamaan :
Y = aX - b
a. Mencari molalitas gula untuk grafik standart :
Molalitas =

beratGula 1000 gr

MR
grPelarut

1. gula 0,2 gr, 8,9635 gram pelarut

0,2 1000

0,0652molal
342 8,9635

2. gula 0,4 gr, 8,9635 gram pelarut


m

0,4 1000

0,1305molal
342 8,9635

3. gula 0,6 gr, 8,9635 gram pelarut

0,6 1000

0,1957molal
342 8,9635

4. gula 0,8 gr, 8,9635 gram pelarut

0,8 1000

0,2610molal
342 8,9653

5. gula 1,0 gr, 8,9635 gram pelarut

1,0 1000

0,3236molal
342 8,9653

23

6. gula 1,2 gr, 8,9635 gram pelarut

1,2 1000

0,3915molal
342 8,9635

7. gula 1,4 gr, 8,9635 gram pelarut

1,4 1000

0,4567molal
342 8,9635

8. gula 1,6 gr, 8,9635 gram pelarut

1,6 1000

0,5219molal
342 8,9635

9. gula 1,8 gr, 8,9635gram pelarut

1,8
1000

0,5872molal
342 8,9635

10. gula 2,0 gr, 8,9635 gram pelarut

2,0 1000

0,6524molal
342 8,9635

Data perhitungan grafik standart


Tabel 9. Hubungan antara konsentrasi gula denga indeks bias larutan standar

No

Indeks Bias (X)

Molalitas (Y)

X2

X*Y

1,3360

0,0652

1,7849

0,0872

1.3392

0.1305

1,7935

0,1747

1.3421

0.1957

1,8012

0,2627

1.3440

0.2610

1,8063

0,3507

1.3471

0.3262

1,8147

0,4394

1.3500

0.3915

1,8225

0,5285

1.3527

0.4567

1,8298

0,6178

1.3539

0.5219

1,8330

0,7066

24

1.3547

0.5872

1,8352

0,7954

10

1.3602

0.6524

1,8501

0,8874

13,4799

3,5883

18,1713

4,8505

= 10

= 13,4799

= 3,5883

xy = 4,8505
x2

= 18,1713

Sehingga :
y = a.x + n.b
xy = a.x + x.b

3,5884= 13,4799a + 10b


4,8505= 18,1713a + 13,4799b
Eliminasi persamaan (1) & (2)
3,5884= 13,4799a + 10b

X 13,4799

4,8505= 18,1713a + 13,4799b

X 10

Menjadi
48,3699 = 134,7990a + 181,707b
48,5851 = 134,7990a + 181,7134b
-0,1351 = -0,0053a
A= 25,611
B= -34,1650
Sehingga persamaan garis: y = 25,611(X)-34,1650
Mencari Y hitung menggunakan persamaan indeks bias :
Data 1 : x = 1,3360
Ydata : 0,0652
Yhitug = 25,611(1,3360)-34,1650
= 0,0518
25

Mencari persen kesalahan menggunakan :


%kesalahan

Ydata Yhitung
100%
Ydata

Tabel 10. Mencari y hitung dan persen kesalahan


No

Y Data

Y Hitung

% Kesalahan

0,0652

0,0518

20,56

0,1305

0,1338

2,53

0,1957

0,2081

6,30

0,2610

0,2567

1,63

0,3263

0,3361

3,04

0,3915

0,4104

4,48

0,4567

0,479

5,00

0,5129

0,5103

2,23

0,5872

0,5308

9,61

10

0,6524

0,6716

2,94

Jadi persen kesalahan rata-rata = 5,87%

26

0.8000
0.7000
0.6000

y = 25.611x - 34.165
R = 0.9857

molalitas

0.5000
0.4000

y data

0.3000

y hitung

0.2000

Linear (y data)

0.1000
0.0000
1.3300

1.3400

1.3500

1.3600

1.3700

indeks bias

Gambar 8. Grafik hubungan antara Molalitas dan indeks bias dengan larutan
standar

II. Mencari persamaan garis pada percobaan 40 gram gula + 200 ml aquadest
data bisa didekati dengan pendekatan least square :
Untuk mencari molalitas (y) menggunakan persamaan garis larutan standar
Pada indeks bias (x) : 1,3383
Molalitas (y) = 25,611 (1,3383) 34,165
= 0,1107
Dengan cara yang sama di dapatkan molalitas pada indeks bias yang
lainnya:
Tabel 11. Hubungan antara waktu pencampuran dengan molaitas:
No

Waktu (X)

Ln x

Ln x 2

Y * Ln x

30

0,1107

3,4012

11,5681

0,3766

60

0,2516

4,0943

16,7637

1,0301

90

0,3054

4,4998

20,2483

1,3742

120

0,3361

4,7875

22,9201

1,6092

150

0,3566

5,0106

25,1065

1,7868

180

0,3694

5,1930

26,9668

1,9183

27

210

0,4001

5,3471

28,5916

2,1396

240

0,4130

5,4806

30,0374

2,2632

270

0,4334

5,5984

31,3423

2,4266

10

300

0,4488

5,7038

32,5331

2,5599

11

330

0,4591

5,7991

33,6295

2,6621

12

360

0,4744

5,8861

34,6462

2,7925

13

390

0,4795

5,9661

35,5949

2,8610

14

420

0,4898

6,0403

36,4847

2,9584

15

450

0,5000

6,1092

37,3229

3,0548

16

480

0,5205

6,1738

38,1156

3,2136

17

510

0,5436

6,2344

38,8679

3,3888

18

540

0,5436

6,2916

39,5838

3,4199

19

570

0,5538

6,3456

40,2671

3,5143

20

600

0,5589

6,3969

40,9207

3,5755

21

630

0,5692

6,4457

41,5473

3,6688

22

660

0,5717

6,4922

42,1492

3,7119

23

690

0,5769

6,5367

42,7283

3,7708

24

720

0,5769

6,5793

43,2865

3,7953

25

750

0,5871

6,6201

43,8254

3,8867

26

780

0,5871

6,6593

44,3462

3,9097

27

810

0,5922

6,6970

44,8503

3,9662

28

840

0,5922

6,7334

45,3387

3,9877

29

870

0,5974

6,7685

45,8125

4,0432

30

900

0,6050

6,8024

46,2726

4,1157

31

930

0,6076

6,8352

46,7197

4,1530

28

32

960

0,6102

6,8669

47,1548

4,1899

33

990

0,6102

6,8977

47,5783

4,2087

34

1020

0,6102

6,9276

47,9911

4,2269

35

1050

0,6102

6,9565

48,3935

4,2446

36

1080

0,6153

6,9847

48,7863

4,2976

37

1110

0,6204

7,0121

49,1698

4,3503

38

1140

0,6204

7,0388

49,5445

4,3669

39

1170

0,6255

7,0648

49,9108

4,4192

40

1200

0,6255

7,0901

50,2692

4,4350

41

1230

0,6255

7,1148

50,6199

4,4505

42

1260

0,6255

7,1389

50,9634

4,4655

43

1290

0,6281

7,1624

51,2999

4,4986

44

1320

0,6281

7,1854

51,6298

4,5130

45

1350

0,6281

7,2079

51,9532

4,5272

46

1380

0,6281

7,2298

52,2706

4,5410

47

1410

0,6281

7,2513

52,5820

4,5545

48

1440

0,6281

7,2724

52,8878

4,5677

49

1470

0,6281

7,2930

53,1881

4,5806

26,2072

311,2244

2014,5809

171,3723

29

Dari tabel diatas diperoleh data:


n

= 49

= 26,2073

Ln X

= 311,2244

(lnX)2

= 2014,5809

( Y.lnX )

= 171,3723

Penyelesaian dengan menggunakan metode least square :


y

= a.ln x + n.b

(Inxy)

= a.(lnx) + lnx

Di dapatkan:
26,2073 = 311,2244 a + 49 b

x 311,2244

171,3723 = 2014,5809 a + 311,2244 b

x 49

8156,3512 = 96860,62716a +15249,9956b


29602,566 = 98714,4641a+ 15249,9956b
-21446,2148 = -1853,8371 a

A= 0,12995
B= -0,2906

Jadi persamaan yang di dapat y = 0,12995(ln x) 0,2906

30

Mencari Y hitung dan % kesalahan


Untuk data no 1
x = 30; y data = 0,14147
Yhitung = 0,12995(In 30) 0,2906
= 0,15142
Sehingga didapat persentase kesalahan sebesar:
%kesalahan

Ydata Yhitung
100%
Ydata

Tabel 12. Mencari y hitung dan persen kesalahan


No

Y Data

Y Hitung

% Kesalahan

0,1107

0,15142

36,74%

0,2516

0,24150

4,01%

0,3054

0,29420

3,66%

0,3361

0,33158

1,35%

0,3566

0,36058

1,11%

0,3694

0,38428

4,02%

0,4001

0,40431

1,04%

0,4130

0,42166

2,11%

0,4334

0,43697

0,81%

10

0,4488

0,45066

0,41%

11

0,4591

0,46305

0,87%

12

0,4744

0,47436

0,01%

13

0,4795

0,48476

1,09%

14

0,4898

0,49439

0,94%

15

0,5000

0,50336

0,67%

16

0,5205

0,51175

1,69%

31

17

0,5436

0,51962

4,41%

18

0,5436

0,52705

3,04%

19

0,5538

0,53408

3,56%

20

0,5589

0,54074

3,25%

21

0,5692

0,54709

3,88%

22

0,5717

0,55313

3,26%

23

0,5769

0,55891

3,11%

24

0,5769

0,56444

2,15%

25

0,5871

0,56974

2,96%

26

0,5871

0,57484

2,09%

27

0,5922

0,57975

2,11%

28

0,5922

0,58447

1,31%

29

0,5974

0,58903

1,39%

30

0,6050

0,59344

1,92%

31

0,6076

0,59770

1,63%

32

0,6102

0,60183

1,37%

33

0,6102

0,60583

0,71%

34

0,6102

0,60971

0,07%

35

0,6102

0,61347

0,54%

36

0,6153

0,61713

0,30%

37

0,6204

0,62069

0,05%

38

0,6204

0,62416

0,61%

39

0,6255

0,62754

0,32%

40

0,6255

0,63083

0,85%

41

0,6255

0,63404

1,36%

32

42

0,6255

0,63717

1,86%

43

0,6281

0,64023

1,93%

44

0,6281

0,64321

2,41%

45

0,6281

0,64613

2,87%

46

0,6281

0,64899

3,33%

47

0,6281

0,65178

3,77%

48

0,6281

0,65452

4,21%

49

0,6281

0,65720

4,64%

26,2072

26,20733

131,81%

Jadi Prosentase kesalahan rata-rata

= 2,69 %

0.7000
0.6000
y = 0.13ln(x) - 0.2906
R = 0.9848

Molalitas

0.5000
0.4000

y data
0.3000

y hitung

0.2000

Log. (y data)

0.1000
0.0000
0

500

1000

1500

2000

Waktu (detik)

Gambar 9. Grafik hubungan antara waktu pencampuran dengan indeks bias untuk
40 gram gula + 200 aquades

33

III. Mencari persamaan garis pada percobaan 40 gram gula + 250 ml aquadest
data menggunakan pendekatan least square :
Untukmencari molalitas (y) menggunakan persamaan garis larutan standar
Pada indeks bias (x) : 1,3395
Molalitas (y) = 25,611 (1,3395) 34,165
= 0,14147
Dengan cara yang sama di dapatkan molalitas pada indeks bias yang lainnya:
Tabel 13. Hubungan antara waktu pencampuran dengan molaitas:
No

Ln X

Ln X^2

Y*LnX

30

0,14147

3,4012

11,5681

0,4812

60

0,18757

4,0943

16,7637

0,7680

90

0,23623

4,4998

20,2483

1,0630

120

0,25672

4,7875

22,9201

1,2291

150

0,28489

5,0106

25,1065

1,4275

180

0,30794

5,1930

26,9668

1,5991

210

0,33099

5,3471

28,5916

1,7699

240

0,34892

5,4806

30,0374

1,9123

270

0,36941

5,5984

31,3423

2,0681

10

300

0,38478

5,7038

32,5331

2,1947

11

330

0,38990

5,7991

33,6295

2,2611

12

360

0,40527

5,8861

34,6462

2,3854

13

390

0,41551

5,9661

35,5949

2,4790

14

420

0,42832

6,0403

36,4847

2,5871

15

450

0,43600

6,1092

37,3229

2,6636

16

480

0,43856

6,1738

38,1156

2,7076

34

17

510

0,45905

6,2344

38,8679

2,8619

18

540

0,46161

6,2916

39,5838

2,9043

19

570

0,47186

6,3456

40,2671

2,9942

20

600

0,47698

6,3969

40,9207

3,0512

21

630

0,47954

6,4457

41,5473

3,0910

22

660

0,48210

6,4922

42,1492

3,1299

23

690

0,48979

6,5367

42,7283

3,2016

24

720

0,48979

6,5793

43,2865

3,2224

25

750

0,49235

6,6201

43,8254

3,2594

26

780

0,49491

6,6593

44,3462

3,2957

27

810

0,49491

6,6970

44,8503

3,3144

28

840

0,49491

6,7334

45,3387

3,3324

29

870

0,49747

6,7685

45,8125

3,3671

30

900

0,49747

6,8024

46,2726

3,3840

31

930

0,50259

6,8352

46,7197

3,4353

32

960

0,50259

6,8669

47,1548

3,4513

33

990

0,50259

6,8977

47,5783

3,4667

34

1020

0,50515

6,9276

47,9911

3,4995

35

1050

0,50515

6,9565

48,3935

3,5141

36

1080

0,50515

6,9847

48,7863

3,5283

37

1110

0,50515

7,0121

49,1698

3,5422

38

1140

0,50515

7,0388

49,5445

3,5557

39

1170

0,50515

7,0648

49,9108

3,5688

40

1200

0,50515

7,0901

50,2692

3,5816

17,1891

246,3685

1547,1861

109,1497

35

Dari tabel diatas diperoleh data:


n

= 40

= 17,1819

Ln X

= 246,3685

(lnX)2

= 1547,1861

( Y.lnX )

= 109,1497

Penyelesaian dengan menggunakan metode least square:


y

= a.ln x + n.b

(lnxy)

= a.(lnx) + lnx

17,1819

= 246,3685a + 40b

X 246,3685

109,1497

= 1547,1861a + 246,3685b

X 40

Eliminasi persamaan (1) & (2) :


4233,07893 = 60697,43779 a + 9854,74 b
55493,76

= 61887,444 a

+9854,74 b

-51260,68107 = -1190,00621
A= 0,1102
B= -0,2491
Jadi persamaan yang di dapat y = 0,1102 (lnx) 0,2491
Mencari Y hitung dan % kesalahan
Untuk data no 1
x= 30 ; y data = 0,14147
Yhitung = 0,1102(30) 0,2491
= 0,1257
Sehingga didapat persentase kesalahan sebesar:
%kesalahan

Ydata Yhitung
100%
Ydata

36

Tabel 14. Mencari y hitung dan persen kesalahan


No

Y Data

Y Hitung

% Kesalahan

0,14147

0,1257

11,14%

0,18757

0,2021

7,74%

0,23623

0,2468

4,46%

0,25672

0,2785

8,48%

0,28489

0,3031

6,38%

0,30794

0,3232

4,94%

0,33099

0,3402

2,77%

0,34892

0,3549

1,70%

0,36941

0,3678

0,42%

10

0,38478

0,3795

1,38%

11

0,38990

0,3900

0,02%

12

0,40527

0,3995

1,41%

13

0,41551

0,4084

1,72%

14

0,42832

0,4165

2,75%

15

0,43600

0,4241

2,72%

16

0,43856

0,4313

1,67%

17

0,45905

0,4379

4,60%

18

0,46161

0,4442

3,77%

19

0,47186

0,4502

4,59%

20

0,47698

0,4558

4,43%

21

0,47954

0,4612

3,82%

22

0,48210

0,4663

3,27%

37

23

0,48979

0,4712

3,79%

24

0,48979

0,4759

2,83%

25

0,49235

0,4804

2,42%

26

0,49491

0,4848

2,05%

27

0,49491

0,4889

1,21%

28

0,49491

0,4929

0,40%

29

0,49747

0,4968

0,14%

30

0,49747

0,5005

0,61%

31

0,50259

0,5041

0,31%

32

0,50259

0,5076

1,00%

33

0,50259

0,5110

1,68%

34

0,50515

0,5143

1,81%

35

0,50515

0,5175

2,45%

36

0,50515

0,5206

3,06%

37

0,50515

0,5236

3,66%

38

0,50515

0,5266

4,24%

39

0,50515

0,5294

4,81%

40

0,50515

0,5322

5,36%

17,1891
17,18581
Jadi Prosentase kesalahan rata-rata

126,01
= 3,1503%

38

0.5000
0.4500

y = 0.0992ln(x) - 0.2749
R = 0.9879

0.4000

molalitas

0.3500
0.3000
0.2500

y data

0.2000

y hitung

0.1500

Log. (y data)

0.1000
0.0500
0.0000
0

200

400

600

800

1000

1200

1400

waktu (Detik)

Gambar 10. Grafik hubungan antara waktu pencampuran dengan indeks bias
untuk 40 gram gula + 250 ml aquades
IV. Mencari persamaan garis pada percobaan 40 gram gula + 300 ml aquadest
data bisa didekati dengan pendekatan least square :
Untuk mencari molalitas (y) menggunakan persamaan garis larutan standar
Pada indeks bias (x) : 1,3378
Molalitas (y) = 25,611 (1,3378) 34,165
= 0,0979
Dengan cara yang sama didapatkan molalitas pada indeks bias yang lainnya:

Tabel 15 Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas


No

Ln X

L X^2

y* Lnx

30

0,0979

3,4012

11,5681

0,3331

60

0,1389

4,0943

16,7637

0,5687

90

0,1748

4,4998

20,2483

0,7864

120

0,1953

4,7875

22,9201

0,9348

150

0,2157

5,0106

25,1065

1,0810

39

180

0,2285

5,1930

26,9668

1,1868

210

0,2388

5,3471

28,5916

1,2769

240

0,2567

5,4806

30,0374

1,4070

270

0,2721

5,5984

31,3423

1,5233

10

300

0,2772

5,7038

32,5331

1,5811

11

330

0,2875

5,7991

33,6295

1,6670

12

360

0,3003

5,8861

34,6462

1,7674

13

390

0,3105

5,9661

35,5949

1,8525

14

420

0,3182

6,0403

36,4847

1,9219

15

450

0,3233

6,1092

37,3229

1,9752

16

480

0,3310

6,1738

38,1156

2,0435

17

510

0,3361

6,2344

38,8679

2,0955

18

540

0,3464

6,2916

39,5838

2,1792

19

570

0,3515

6,3456

40,2671

2,2304

20

600

0,3592

6,3969

40,9207

2,2976

21

630

0,3617

6,4457

41,5473

2,3316

22

660

0,3643

6,4922

42,1492

2,3651

23

690

0,3745

6,5367

42,7283

2,4482

24

720

0,3848

6,5793

43,2865

2,5316

25

750

0,3899

6,6201

43,8254

2,5812

26

780

0,3925

6,6593

44,3462

2,6135

27

810

0,3976

6,6970

44,8503

2,6626

28

840

0,4078

6,7334

45,3387

2,7461

29

870

0,4078

6,7685

45,8125

2,7604

40

30

900

0,4078

6,8024

46,2726

2,7742

31

930

0,4130

6,8352

46,7197

2,8226

32

960

0,4155

6,8669

47,1548

2,8533

33

990

0,4155

6,8977

47,5783

2,8661

34

1020

0,4232

6,9276

47,9911

2,9317

35

1050

0,4232

6,9565

48,3935

2,9440

36

1080

0,4232

6,9847

48,7863

2,9559

37

1110

0,4232

7,0121

49,1698

2,9675

38

1140

0,4283

7,0388

49,5445

3,0148

39

1170

0,4283

7,0648

49,9108

3,0260

40

1200

0,4283

7,0901

50,2692

3,0368

41

1230

0,4283

7,1148

50,6199

3,0474

42

1260

0,4283

7,1389

50,9634

3,0577

43

1290

0,4283

7,1624

51,2999

3,0678

44

1320

0,4283

7,1854

51,6298

3,0776

15,1836

274,9700

1751,6992

98,1928

Dari tabel diatas diperoleh data:


n

= 44

= 15,1836

Ln X

= 274,9700

(lnX)2

= 1751,6992

( Y.lnX )

= 98,1928

41

Penyelesaian dengan menggunakan metode least square:


y
y lnx

= a.ln x + n.b
= a.(lnx) + lnx

15,1836 = 274,9700 a + 44b

x 274,9700

98,1928 = 1751,6992 a + 274,9700 b

x 44

Eliminasi persamaan (1) & (2):


4175,034492 = 75608,5009 a + 12098,68 b
4320,4832

= 77074,7648 a + 12098,68 b

-145,448708 = -1466,2639a
A= 0,0992
B= -0,2749
Jadi persamaan yang di dapat y = 0,0992 In(x) 0,2749
Mencari Y hitung dan % kesalahan
Untuk data no 1
x=30 ; y data =0,0979
Yhitung = 0,0992 In(30) 0,2749
= 0,0625
Sehingga didapat persentase kesalahan sebesar:
%kesalahan

Ydata Yhitung
100%
Ydata

Tabel 16. Mencari y hitung dan persen kesalahan


No

Y Data

Y Hitung

% Kesalahan

0,0979

0,0625

36,18%

0,1389

0,1313

5,51%

0,1748

0,1715

1,88%

0,1953

0,2000

2,44%

0,2157

0,2222

2,97%

0,2285

0,2402

5,12%

0,2388

0,2555

7,01%

42

0,2567

0,2688

4,70%

0,2721

0,2805

3,08%

10

0,2772

0,2909

4,94%

11

0,2875

0,3004

4,49%

12

0,3003

0,3090

2,91%

13

0,3105

0,3169

2,07%

14

0,3182

0,3243

1,92%

15

0,3233

0,3311

2,42%

16

0,3310

0,3375

1,98%

17

0,3361

0,3436

2,21%

18

0,3464

0,3492

0,83%

19

0,3515

0,3546

0,88%

20

0,3592

0,3597

0,14%

21

0,3617

0,3645

0,77%

22

0,3643

0,3691

1,33%

23

0,3745

0,3735

0,27%

24

0,3848

0,3778

1,82%

25

0,3899

0,3818

2,07%

26

0,3925

0,3857

1,72%

27

0,3976

0,3894

2,05%

28

0,4078

0,3931

3,62%

29

0,4078

0,3965

2,77%

30

0,4078

0,3999

1,94%

31

0,4130

0,4032

2,37%

32

0,4155

0,4063

2,22%

43

33

0,4155

0,4094

1,48%

34

0,4232

0,4123

2,57%

35

0,4232

0,4152

1,89%

36

0,4232

0,4180

1,23%

37

0,4232

0,4207

0,59%

38

0,4283

0,4233

1,16%

39

0,4283

0,4259

0,56%

40

0,4283

0,4284

0,03%

41

0,4283

0,4309

0,60%

42

0,4283

0,4333

1,16%

43

0,4283

0,4356

1,70%

44

0,4283

0,4379

2,23%

15,1836

15,1814

131,85%

Jadi Prosentase kesalahan rata-rata

= 2,9966 %

0.60000
0.50000
y = 0.1102ln(x) - 0.2491
R = 0.9785

molalitas

0.40000

y data

0.30000

y hitung

0.20000

Log. (y data)
0.10000
0.00000
0

200

400

600

800

1000

1200

1400

waktu (detik)

Gambar 1. Grafik hubungan antara waktu pencampuran dengan indeks bias


untuk 40 gram gula + 300 ml aquades

44

PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Risqi Angga Yudha P (121130045)
Mengapa Vortex harus di hilangkan?
Jawaban

Pengaruh vortex bagi waktu pencampurana dalah vortex dapat


membuat waktu pencampuran yang seharusnya cepat menjadi lebih lama,
vortex menyebabkan butiran butiran gula yang seharusnya bercampur
dengan aquadest berdiam di pinggir dan dasar tangki. Hal ini membuat
waktu pencampuran menjadi tidak efisien.
Pada dasarnya vortex tidak dapat dihilangkan, hanya dapat diminimalisir,
jadi penggunaan sekat dalam praktikum ini bukan berfungsi untuk
menghilangkan vortex tetapi untuk meminimalisir vortex..
2. Shandy Armando (12113111)
Apa perbedaan dari impeller propeller ,dayung, turbin?
Jawab

:
Propeller merupakan impeller aliran aksial berkecepatan tinggi

untuk zat cair berviskositas rendah.lebih kecil dari 2000 cP.Propeller kecil
biasanya berputar pada kecepatan motor penuh, yaitu 1.150 atau 1.750
rpm, sedang propeller besar berputar pada 400 sampai 800 rpm.
Paddle Terdiri dari satu dayung datar yang berputar pada poros
vertical merupakan pengaduk yang cukup efektif. Dayung (paddle) ini
berputar di tengah bejana dengan kecepatan rendah sampai sedang, dan
mendorong zat cair secara radial dan tangensial. Jenis ini digunakan pada
cairan kental. Pengadukan dayung sering digunakan untuk proses
pembuatan pasta kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik.
Pengadukan turbin adalah pengadukan dayung yang memiliki
banyak daun pengaduk dan berukuran lebih pendek, Turbin Untuk
viscositas rendah sedang antara 2000 cP - 50000 cP.

3. Chairul Fikri P (12113003)


Apa perbedaan dari pencampuran dan pengadukan?
Jawab

:
Pencampuran merupakan suatu usaha untuk mendistribusikan

secara acak suatu bahan ke bahan yang lain dimana bahan-bahan terpisah
dari dua fase terpisah.
Pengadukan

adalah

(Agitation)

operasi

yang

menciptakan

terjadinya gerakan dari bahan yang diaduk seperti molekul- molekul, zatzat yang bergerak atau komponennya menyebar (terdispersi).

Anda mungkin juga menyukai