PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sakit punggung merupakan salah satu alasan paling umum orang
mengunjungi dokter mereka . Nyeri pungung bawah merupakan suatu keluhan
yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari bagi penderitanya. Salah satunya
adalah terjadinya nyeri pinggang bagian bawah adalah hernia nucleus pulsosus
(HNP), yang sebagian besar kasusnya terjadi pada segmen lumbal. Nyeri
punggung bawah merupakan salah satu penyakit yang sering di jumpai
masyarakat.
Nyeri penggung bawah dapat mengenai siapa saja, tanpa mengenal
jenis umur dan jenis kelamin. Sekitar 60-80 % dari seluruh penduduk dunia
pernah mengalami paling tidak satu episode nyeri punggung bawah selama
hidupnya. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan salah satu penyebab
dari nyeri punggung (NPB) yang penting. Prevalensinya berkisar antara 1-2%
dari populasi. HNP lumbalis paling sering (90%) mengenai diskus
intervertebralis L5-S1 dan L4-L5. Biasanya NBP oleh karena HNP lumbalis
akan membaik dalam waktu kira-kira 6 minggu. Tindakan pembedahan jarang
diperlukan kecuali pada keadaan tertentu. Kelompok studi nyeri (pokdi nyeri)
PORDOSSI (Persatuan dokter spesialis saraf Indonesia) melakukan penelitian
pada bulan mei 2002 di 14 rumah sakit pendidikan, dengan hasilmenunjukan
bahwa kejadian nyeri punggung bawah meliputi 18,37 % di seluruh kasus
nyeri ditangani.
Menjebolnya (hernia)nucleus pulposus bisa ke korpus vertebra diatas
atau di bawahnya. Bisa juga menjebol langsung ke kanalis vertbralis.
Menjebolnya sebagian dari nucleus pulposus ke dalam korpus vertebra dapat
dilihat dari foto roentgen polos dan dikenal sebagai nodus Schmorl. Robekan
sirkumferensial dan radikal pada nucleus fibrosus diskus intervertebralis
berikut dengan terbentuknya nodus schomorl merupakan kelainan mendasari
low back pain sub kronik atau kronik yang kemudian disusun oleh nyeri
sepanjang tungkai yang dikenal sebagai khokalgia atau siatika. Nukleus
pulposus tidak mempunyai persarafan, sehingga tidak menimbulkan rasa
nyeri, tetapi bila ia mendorong ke belakang, ia meregangkan anulus fibrosus
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit
2.1.1 Pengertian
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah menjebolnya nucleus
pulposus ke dalam kanalis vertebralis akibat degenerasi annulus fibrosus
korpus vertebralis. HNP mempunyai banyak sinonim antara lain Herniasi
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
2.1.2 Etiologi
a. Trauma, hiperfleksia, injuri pada vertebra.
b. Spinal stenosis.
c. Ketidakstabilan vertebra karena salah posisi, mengangkat, dll.
d. Pembentukan osteophyte.
e. Degenerasi dan degidrasi dari kandungan tulang rawan annulus dan
nukleus mengakibatkan berkurangnya elastisitas sehingga mengakibatkan
herniasi dari nukleus hingga annulus.
2.1.3 Manifestasi Klinis
Nyeri punggung bawah yang intermiten (dalam beberapa minggu
sampai beberapa tahun). Nyeri menjalar sesuai dengan distribusi saraf
skiatik.
Sifat nyeri khas dari posisi berbaring ke duduk, nyeri mulai dari
pantat dan terus menjalar ke bagian belakang lutut kemudian ke tungkai
bawah.
Nyeri bertambah hebat karena pencetus seperti gerakan-gerakan
pinggang saat batuk atau mengejan, berdiri, atau duduk untuk jangka waktu
yang lama dan nyeri berkurang klien beristirahat atau berbaring.
Penderita sering mengeluh kesemutan (parostesia) atau baal
bahkan kekuatan otot menurun sesuai dengan distribusi persarafan yang
terlibat. Nyeri bertmabah bila daerah L5-S1 (garis antara dua krista iliaka)
ditekan.
akibat
penurunan
hormon
estrogen
sehingga
2.1.7 WOC
Aliran darah ke diskus berkurang, respon beban yang berat,
ligamentum longitudinalis menyempit
Terputus
jaringan
saraf di
medulla
spinalis
Refleks
spinal
Paralisis
dan
paralegia
Mengaktifkan
sistem saraf
Kerusakan
mobilitas
fisik
simpatis
Konstriksi
pembuluh
darah
Kelemahan
fisik umum
Risiko infark
pada miokard
Penekanan
jaringan
setempat
Reaksi peradangan
Syok spinal
Edema
Reaksi
anestetik
Respons nyeri
hebat dan akut
Penekanan
saraf dan
pembuluh
darah di
daerah
punggung
Illeus
paralitik,
gangguan
fungsi rektum
dan kandung
kemih
Nyeri
Penurunan
perfusi
jaringan
Gangguan
eliminasi
urine dan
alvi
Intake nutrisi
tidak
adekuat
Perubahan
Pemenuhan
nutrisi
Kemampuan
batuk menurun,
kurang
mobilitas fisik
Disfungsi
persepsi
spasial dan
kehilangan
sensorik
Perubahan
Persepsi
sensorik
Penurunan
tingkat
kesadaran
Risiko
trauma
Ketidakefektifan
koping individu
Perubahan proses
peran keluarga
Kecemasan klien
dan keluarga
Risiko penurunan
pelaksanaan ibadah
spirtual
Risiko
Risiko
ketidakbersihan
kerusakan
jalan napas
integritas
2.1.8 Pencegahan
kulit
eksisi
vertebra
posterior
dan
umumnya
dilakukan
untuk
B1 (Breathing) :
Jika tidak mengganggu sistem pernapasan biasanya pada pemeriksaan:
Inspeksi, ditemukan klien tidak mengalami batuk, tidak sesak napas dan
frekuensi pernapasan normal;
Palpasi, ditemukan taktil fremitus seimbang kanan dan kiri;
Perkusi, ditemukan adanya suara resonsn pada seluruh lapangan paru;
Auskultasi, ditemukan tidak terdengar buni napas tambahan.
B2 (Blood) :
Bila tidak ada gangguan pada pasien kardiovaskuler, biasanya kualitas dan
frekuensi nadi normal, tekanan darah normal. Pada auskultasi, tidak
ditemukan bunyi jantung tambahan.
B3 (Brain) :
Pengkajian
B3
merupakan
pemriksaan
fokus
dan
lebih
lengkap
Diagnosa
Tujuan dan
Keperawatan
Kriteria Hasil
Nyeri
b.d Tujuan :
penjepitan
pada
saraf Dalam
waktu
intervertrebalis,
berkurang
atau
saraf.
Intervensi
Rasional
Observasi:
a. Kaji nyeri.
a.
Nyeri
dikaji
dengan
menggunakan
skala
Kriteria Hasil :
merupakan
nyeri
biasanya
1.
Secara Mandiri:
subjektif
melaporkan
nyeri berkurang
atau
dapat
faktor oleh
pencetus.
Dapat
mengidentifikas
i aktivitas yang
meningkatkan
atau
menurunkan
nyeri.
suhu,
Berikan b.
kesempatan
Istirahat
akan
waktu merelaksasikan
semua
dan
berikan meningkatkan
4.
kecemasan,
tidur,
gelisah.
dipengaruhi
ketegangan,
beradaptasi.
2.
Nyeri
klien
Tingkatkan c.
Pengetahuan
mengatakan
nyeri berkurang.
akan
membantu
nyerinya.
kepatuhan
terhadap
klien
rencana
terapeutik.
Edukasi :
a. Jelaskan dan bantu a. Pendekatan dengan
klien
tindakan
pereda dan
nyeri
lainnya
nonfarmakologi
telah
dalam
mengurangi
nyeri.
b. Ajarkan relaksasi:
b. Akan melancarkan
darah,
sehingga
ketegangan
kebutuhan
terpenuhi,
sehingga
akan
tingkatkan
relaksasi masase.
c. Ajarkan metode
distraksi
selama
nyeri akut.
c.
Mengalihkan
perhatian nyerinya ke
hal-hal
Kolaborasi:
yang
menyenangkan.
pemberian lintasa
analgesik.
akan
berkurang.
b. Observasi tingkat b.
nyeri
nyeri
Pengkajian
motorik
klien
manit
akan
setelah yang
pemberian
yang
objektif
untuk
analgesik
untuk komplikasi
dan
mengkaji
melakukan
intervensi
efektivitasnya.
yang tepat.
Setiap
setelah
1-2
jam
tindakan
2.
Risiko
tinggi Tujuan :
trauma
b.d Dalam
hambatan
mobilitas
kesulitan
Observasi:
waktu
fisik
melakukan
sesuai
dengan
pergerakan
kemampuannya.
punggung, pelvis
dan tungkai.
Kriteria Hasil :
1. Klien dapat
ikut serta dalam
program latihan.
a.
Kaji
yang
observasi
dengan
peningkatan
aktivitas.
kerusakan.
3.
nya
Bertambahkekuatan
4.
Klien
menunjukkan
tindakan
untuk
meningkatkan
mobolitas.
melakukan
Kaji
motorik.
Mandiri:
a. Ubah posisi klien a. Menurunkan risiko
dengan tirah baring terjadinya
tiap 2 jam.
iskemia
pasif
ekstremitas
yang
sakit.
b.
otot.
klien
dan kemampuan
Inspeksi
kemerahan dilatih
luka
untuk
dan digerakkan.
membran mukosa.
c.
Bantu
melakukan
tinggi
integritas
kerusakan
kulit
kemungkinan
komplikasi imobilitas.
Edukasi :
a.
Ajarkan
untuk
klien
melakukan
ekstremitas
a. Untuk memelihara
fleksibilitas sendi sesuai
kemampuan.
Gerakan
aktif
memberikan
masaa,
memperbaiki
jantung
dan
pernapasan.
Kolaborasi:
a. Kolaborasi dengan a.
Peningkatan
mobilisasi
dapat
dalam
ekstremitas
ditingkatkan
3.
Observasi:
2x24
menurunnya
terdapat
kekuatan
waktu
jam,
dan perilaku
kesadran,
peningkatan
kehilangan
dalam
kontrol
a. Kaji kemampuan a.
komunikasi
untuk berkomunikasi
buang
kecil, perawat
air
kemampuan
koordinasi otot.
Kriteria Hasil :
1. Klien dapat
menunjukkan
Ketidakmampuan
dengan
dapat
menimbulkan
masalah
kandug
pispot.
karena
klien
Antarkan kemih
ke
oleh
hidup
Anjurkan konstipasi.
kebutuhan
minum
merawat diri.
meningkatkan
2. Klien mampu
aktivitas
sesuai
diri
dengan
kemampuan.
3.
aktivitas.
Mandiri:
melakukan
perawatan
dan
a. Kaji kemampuan a.
dan
Membantu
dalam
tingkat mengantisipasi
dan
penurunan
dalam
klien memenuhi
kebutuhan
melakukan individual.
Mengiden- ADL.
tifikasi
personal/masyar
akat yang dapat
membantu.
atau
sugesti empati,
tetapi
perlu
tindakan
pada mengetahui
perawatan
perlindungan
kelemahan.
menangani
Pertahankan
Sekaligus meningkatkan
pasien.
melakukan
beri
saran
posistif
tugas, klien
untuk
terus
yang mencoba.
untuk
tugasnya.
d.
tindakan
mengatasi
keterbatasan
meliaht
penglihatan
keluar
seperti masuknya
orang
ke
tempat,
dekatkan
tempat
tidur ke dinding.
e.
perabotan
ytidur
menurunkan
dan
risiko
tertimpa perabotan.
f. Beri kesempatan f.
Mengurangi
yang
panjang,
ekstensi
suoositoria
pelumas
feses/pencahar.
b. Konsul ke dokter b.
untuk terapi okupasi.
Untuk
mengembangkan terapi
dan
melengakapi
kebutuhan khusus.
4.
Risiko
tinggi Tujuan :
integritas
b.d
kulit Dalam
Observasi:
waktu a. Observasi adanya a.
kepucatan
sirkulasi
palpasi
perifer, mempertahanka
pelunakan
tiap
Kriteria Hasil :
1.
Klien
mau
berpartisipasi
dan
keutuhan kehangatan
kulit.
Hangat
dan
jaringan
mengubah
posisi.
Mandiri:
terhadap
pencegahan
dengan
luka.
tiap 2 jam.
2.
berbaring dan
meningkatkan
aliran darah.
penyebab
berlebih
pada
daerah-daerah yang
3.
Tidak
ada menonjol.
tanda-tanda
kemerahan atau
luka.
c. Lakukan masase
pada
daerah
yang
tekanan
c.
Menghindari
kerusakan-kerusakan
kapiler-kapiler.
Bersihkan
keringkan
dan
kulit.
Meningkatkan
integritas
kulit
mengurangi
dan
risiko
kelembapan kulit.
e. Jaga kebersihan
kulit
d.
dan
trauma
hindari
dan
panas
e.
Mempertahankan
keutuhan kulit.
terhadap kulit.
Edukasi :
a. Anjurkan untuk
melakukan
latihan
a. Meningkatkan aliran
darah ke semua daerah.
jika mungkin.
5.
Ketidakefektifan
koping
Dalam
waktu Observasi:
individu 2x24
jam,
b.d
koping individu
ketidakberdayaan
menjadi efektif.
kehilangan
atau 1.
Mampu
atau
ganggua yang
diperlukan
dan individual
dalam
dengan menyusun
rencana
derajat
perawatan
atau
keridakmampuan.
pemilihan intervensi.
hubungan
Mandiri:
mengomunikasi
kan
orang
terdekat menyatakan
tentang
dan
penolakan
situasi terpengaruh
seperti bagian
perubahan sekarat
yang
sedang mengingkari
terjadi.
Mendukung
menyatakan
terhadap
tubuh
atau
atau perasaan
negatif
dan terhadap
gambaran
kematian.
2.
Mampu
menyatakan
penerimaan diri
terhadap situasi,
mengakui
dan
menggabungkan
perubahan
dalam
ke
konsep
akurat
serta
dukungan emosional.
b.
Pernyataan b.
Membantu
klien
tubuh, perawat
mengingatkan
menerima
kembali
fakta bagian
dariseluruh
kejadian
tentang tubuh.
Mengizinkan
menggunakn adanya
harapan
dan
mengontrol baru.
Dapat
peningkatan mengindikasikan
kesulitan
konsentrasi,
terjadinya
depresi
letargi umumnya
sebagai
dan penolakan.
pengaruh
dari
stroke
yang
memerlukan
Edukasi :
a.
Anjurkan
untuk
klien
a.
Menunjukkan,
penerimaan, memebantu
klien untuk mengenal
mengekspresikan
perasaan
dan
mulai
termasuk menyesuaikan
perasaan
dengan
b.
Bantu
Membantu
baik
diri
dan
memperbaiki
kebiasaan.
c.
Menghidupkan
perasaan
dan
melakukan
serta
sebanyak-banyaknya
proses rehabilitasi.
hal-hal
mempengaruhi
untuk
dirinya.
d.
Klien
dapat
terhadap
minat pengertian
partisipasi peran
dalam
individu
dan
tentang
masa
aktivitas mendatang.
rehailitasi.
Kolaborasi:
a. Dapat memfasilitasi
dan penting
untuk
perasaan.
6.
Ansietas
b.d Tujuan :
Observasi:
waktu
dan 2x24
jam,
perubahan
kecemasan klien
kesehatan.
hilnag
atau
berkurang.
menunjukkan
dapat
rasa
marah
dan
tindakan gelisah.
menunjukkan
perilaku merusak.
Kriteria Hasil :
1.
Mengenal
perasaan.
2.
a.
Dapat
mengindentifikasi
Mandiri:
penyebab
Bantu
mengekspresikan
perasaan
marah,
kehilangan
dan
takut.
b.
nya.
konfrontasi.
Hindari
Cemas
yang
berkelanjutan
memberikan
dampak
serangan
jantung
b.
Konfrontasi
meningkatkan
marah,
Menyatakan
dapat
rasa
menurunkan
ansietas
berkurang
a.
selanjutnya.
memepengaruhi
3.
klien
memperlambat
atau
penyembuhan.
hilang.
c. Mulai melakukan
tindakan
untuk
mengurangi
kecemasan.
Beri
lingkungan
yang
c.
rangsangan
Mengurangi
ekstermal
Tingkatkan
informasi
pada
penghargaan
terhadap
sumber-sumber koping
(pertahankan diri) yang
positif,
latihan
membantu
relaksasi
dan
teknik-teknik
pengalihan
memberikan
dan
respons
untuk
mengungkapkan
ansietasnya.
e. Dapat menghilangkan
ketegangan
terhadap
Edukasi :
diekspresikan.
a. Orientasikan klien
teradap
prosedur
a.
Orientasi
dapat
menurunkan
kecemasan.
Kolaborasi:
a. Berikan anticemas
sesuai indikasi.
a.
Meningkatkan
relaksasi
dan
menurunkan
kecemasan.
Diagnosa Keperawatan
Jam
diskus
intervertrebalis, tekanan di
daerah
saraf.
distribusi
ujung
07.00
Tindakan
a. Mengaji nyeri.
b.
Membantu
klien
dalam
Memberikan
kesempatan
saat
klien
tidur,
penyebab
nyeri
dan
untuk
ketegangan
otot
nyeri
dan
juga
untuk
mengkaji
tindakan
perawatan
dan
melakukan
pergerakan
punggung,
07.00
observasi
peningkatan
kerusakan.
b. Mengaji secara teratur fungsi
motorik.
c. Mengubah posisi klien dengan
berbaring tiap 2 jam.
d. Melakukan gerakan pasif pada
Memantau
kemerahan
adanya
atau
iritasi,
luka
dan
membran mukosa.
g. Membantu klien melakukan
latihan ROM, perawatan diri
sesuai toleransi.
h. Mengajarkan
klien
untuk
Kolaborasi
dengan
ahli
a.
kelainan
neuromuskular,
kehilangan
07.00
Mengaji
kemampuan
bila
kondisi
memunginkan.
c. Mengidentifikasi kebiasaan
buang air besar.
d. Menganjurkan minum dan
meningkatkan aktivitas.
e. Mengaji kemampuan dan
sugesti
tindakan
pada
perlindungan kelemahan.
h.
pola
Memertahankan
pikir,
dukungan
izinkan
klien
keterbatasan
diri
seperti
garpu,
sikat
dengan
pelumas feses/pencahar.
m. Konsul ke dokter untuk terapi
okupasi.
4.
Risiko
tinggi
sirkulasi
07.00
a.
Mengobservasi
eritema
dan
adanya
kepucatan
dan
jaringan
tiap
mengubah posisi.
b. Mengubah posisi klien dengan
berbaring tiap 2 jam.
c. Menggunakan bantal air atau
pengganjal yang lunak di bawah
daerah-daerah yang menonjol.
d.
Melakukan
masase
pada
trauma
dan
panas
terhadap kulit.
g.
Menganjurkan
untuk
5.
Ketidakefektifan
individu
b.d
ketidakberdayaan
dan
07.00
Mencatat
ketika
klien
Pernyataan
terhadap
pengakuan
penolakan
mengingatkan
tubuh,
kembali
fakta
sakit
dan
belajar
kesulitan
konsentrasi,
letargi
dan
penolakan.
e. Menganjurkan klien untuk
mengekspresikan
perasaan
Membantu
perawatan
dan
yang
anjurkan
baik
dan
memperbaiki kebiasaan.
h. Menganjurkan orang yang
terdekat
klien
untuk
mengizinkan
melakukan
banyaknya
sebanyak-
hal-hal
untuk
dirinya.
i.
Mendukung perilaku
atau
Merujuk
pada
ahli
Ansietas
kondisi
b.d
sakit
perubahan kesehatan.
dan
07.00
nonverbal
kecemasan,
bila
menunjukkan
perilaku merusak.
b.
Membantu
mengekspresikan
klien
perasaan
dan
suasana
penuh
istirahat.
e. Meningkatkan kontrol sensasi
klien.
f. Memberikan kesempatan klien
untuk
mengungkapkan
ansietasnya.
g.
Mengorientasikan
klien
teradap
prosedur
rutin
dan
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang
berguna untuk mengukur seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan telah
tercapai berdasarkan standar/kriteria yang telah ditetapkan. Evaluasi
merupakan aspek penting dalam proses keperawatan karena menghasilkan
kesimpulan apakah intervensi keperawatan diakhiri atau ditinjau kembali dan
dimodifikasi. Evaluasi harus memahami objektifitas, reliabilitas dan validitas
dapat dipertahankan agar keputusan yang diambil tepat.
Evaluasi keperawatan ada dua macam yaitu evaluasi formatif
(proses) yaitu evaluasi yang dilakukan segera setelah tindakan dilakukan dan
didokumentasikan pada catatan keperawatan. Sedangkan evaluasi sumatif
(hasil) adalah evaluasi yang
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
Nyeri b.d penjepitan saraf a. Klien menyatakan nyeri
pada diskus intervertrebalis, berkurang atau hilang.
tekanan di daerah distribusi
ujung saraf.
3.
atau
hambatan
dalam
melakukan
pergerakan
punggung,
21.00
kelainan
kehilangan
4.
21.00
b.d
imobilisasi,
b.
Tidak
ada
tanda-tanda
Ketidakefektifan
21.00
individu
b.d atau
ketidakberdayaan
mengomunikasikan
diri
terhadap
mengakui
dan
menggabungkan perubahan ke
dalam konsep diri dengan cara
yang akurat tanpa harga diri
yang negatif.
6.
Ansietas
b.d
21.00
memepengaruhinya.
b.
Menyatakan
ansietas
BAB 3
KRITIKAL JURNAL
3.1 Jurnal 1 Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Hnp Dengan Modalitas
Shortwave Diatermy,Traksi Lumbal Dan Mc. Kenzie Exercise Di Rsud.
Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
Tujuan : mengurangi nyeri otot kejang dan , meningkatkan kekuatan otot ,
meningkatkan jangkauan gerak , dan meningkatkan aktivitas fungsional
pasien untuk kehidupan sehari hari.
Metode : Pendekatan Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi
kasus, desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan
interview dan observasional pada seseorang pasien dengan kondisi kasus
HNP.
Sampel : Pasien yang mengalami HNP.
Hasil : berdasarkan terapi yang telah di lakukan didapat hasil sebagai berikut;
(1) Adanya penurunan nyeri selama 6 kali terapi Hasil pemeriksaan nyeri
pada T1 nyeri diam 2, nyeri tekan 6 dan nyeri gerak 6. Setelah dilakukan
terapi selama 6 kali didapatkan hasil untuk pemeriksaan nyeri T6 nyeri diam
1, nyeri tekan 2 dan nyeri gerak 3, (2) Adanya Penambahan Lingkup Gerak
Sendi pada Trunk dengan menggunakan Mid Line dariterapi T1 sampaiterapi
T6, dari hasil pemeriksaan keterbatasan lingkup gerak sendi pada terapi
pertama (T1) Normal dari C7 S2 : 39 cm, Flexi 49 cm, Ekstensi 36 cm,
Normal Tegak Ujung Jari 55 cm, Lateral Flexi Dextra 43cm, Normal Tegak
Ujung Jari 58 cm, Lateral Flexi Sinistra 43 cm. Setelah dilakukan terapi
selama 6 kali didapatkan hasil pemeriksaan (T6) Normal dari C7 S2 : 39
cm, Flexi 52 cm, Ekstensi 37 cm, Normal Tegak Ujung Jari 57 cm, Lateral
Flexi Dextra 45 cm, Normal Tegak Ujung Jari 57 cm, Lateral Flexi Sinistra
40 cm (3) Adanya Peningkatan Kekuatan Otot dengan menggunakan
pengukuran MMTdariterapi T1 sampaiterapi T6, Dari hasil pemeriksaan
kekuatan otot pada terapi pertama (T1).Trunk 3, Flexi 3, Ekstensi 4, Lateral
Flexi Dextra 4, Lateral Flexi sinistra 4. Setelah dilakukan terapi selama 6 kali
maka didapatkan hasil dari pemeriksaan akhir (T6) Trunk 4, Flexi 4, Ekstensi
4, Lateral Flexi Dextra 4, Lateral Flexi sinistra 4, (4) Adanya peningkatan
aktifitas fungsional dengan menggunakan Skala Owestry dari terapi pertama
Dari hasil pemeriksaan aktivitas fungsional pada hari terapi pertama (T1)
didapatkan hasil sebagai berikut :Intensitas Nyeri 3, Perawatan Diri 2,
Aktivitas Mengangkat 3, Berjalan 3, Duduk 2, Berdiri 3, Tidur 1, Aktivitas
Seksual 2, Aktivitas Sosial 3, Rekreasi 5, Jumlah 27. Setelah dilakukan terapi
selama 6 kali maka didapatkan hasil Intensitas Nyeri 2, Perawatan Diri 0,
Aktivitas Mengangkat 3, Berjalan 0, Duduk 2, Berdiri 1, Tidur 0, Aktivitas
Seksual 2, Aktivitas Sosial 1, Rekreasi 1, Jumlah 12.
Kesimpulan : Kebanyakan pasien akan meningkatkan HNP dalam 6 minggu
dengan terapi konservatif. Sebagian kecil akan berkembang menjadi kronik
meskipun terapeutik, pada pasien dalam operasi 90% akan ditingkatkan,
terutama nyeri kaki , tetapi kemungkinan kekambuhan adalah 50 % dan dapat
berada pada level yang sama atau cakram yang berbeda.
3.2 Jurnal 2 Intervensi Mc Kenzie Dan Core Stability Lebih Baik Dari Pada
Mc Kenzie Saja Dalam Mengurangi Nyeri Punggung Bawah Pada HNP
Lumbalis
Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan antara intervensi Mc Kenzie saja
degan Mc Kenzie dan Core Stability dalam mengurangi nyeri punggung
bawah pada HNP.
Metode : Penelitian ini bersifat quasi eksperimental prepost test group design
untuk mengetahui hasil intervensi yang dilakukkan terhadap obyek penelitian.
Populasi : Sampel terdiri dari 20 orang usia antara 30-60 tahun yang yang
merupakan pasien-pasien rawat jalan pada Instalasi Rehabilitasi Medik RSI
Siti Rahma Padang yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling.
Sampel dibagi menjadi 2 kelompok secara matching yaitu kelompok kontrol
dan kelompok perlakuan . Kelompok kontrol diberi intervensi Mc Kenzie,
Kelompok Perlakuan diberi intervensi Mc Kenzie dan Core Stability.
Hasil : Hasil Uji Normalitas dengan Saphiro wilk test didapatkan data
berdistribusi normal dan uji homogenitas dengan Lavenes Test di dapatkan
data memiliki varian yang homogen. Hasil uji hipotesis pada kelompok
perlakuan I dengan Paired sample t-test didapatkan nilai p = 0,004 yang
berarti intervensi Mc kenzie berpengaruh signifikan terhadap pengurangan
nyeri punggnung bawah pada HNP. Pada kelompok perlakuan dengan Paired
sample t-test nilai p = 0,002 yang berarti intervensi Mc kenzie dan Core
Stability berpengaruh signifikan terhadap pengurangan nyeri punggung
bawah pada HNP. Pada hasil Uji Independent t-test didapatkan nilai p = 0,000
yang berarti ada perbedaan hasil yang signifikan antara kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan.
Kesimpulan : Intervensi Mc kenzie dan Core Stabilitylebih efektif dari pada
Mc Kenzie saja dalam pengurangan nyeri punggung bawah pada HNP.
3.3 Jurnal 3 Pengaruh Back Exercise Pada Nyeri Punggung Bawah (Studi
experimen perbandingan dua model latihan punggung bawah di Rumah
Sakit dr. Moewardi Surakarta)
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh perbedaan latihan punggung model
Willian dan model Mc Kenzie terhadap pengurangan nyeri dan peningkatan
fleksibilitas punggung bawah.
Metode : Observasi.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah menjebolnya nucleus
pulposus ke dalam kanalis vertebralis akibat degenerasi annulus fibrosus
korpus vertebralis. HNP sering menyebabkan nyeri punggung bawah (Low
Back Pain). HNP paling sering terjadi di daerah L4-L5 dan L5-S1, kemudian
di leher pada C5-C6. Paling jarang terjadi di torakal.
Penyebab dari HNP adalah trauma, hiperfleksia, injuri pada
vertebra, spinal stenosis, ketidakstabilan vertebra karena salah posisi,
mengangkat, dll. Tanda dan gejala dari HNP adalah nyeri punggung bawah
yang intermiten, sifat nyeri khas dari posisi berbaring ke duduk, nyeri mulai
dari pantat dan terus menjalar ke bagian belakang lutut kemudian ke tungkai
bawah. Penatalaksanaan pada klien dengan HNP adalah pemberian obatobatan seperti analgetik, prosedur pembedahan dan fisioterapi.
Untuk asuhan keperawatan pada pasien HNP
dapat dilakukan
pemeriksaan fisik yang lebih berfokus pada B3 (Brain) dan diagnostik juga
dilakuakan. Dilanjut dengan diagnosa serta intervensinya.
4.2 Saran
Kita sebagai seorang perawat harus mengetahui tentang asuhan
keperawatan pada klien Hernia Nukleus Pulposus (HNP) yang ada pada
sistem neurobehavior. Karena jika seorang perawat dapat memahami dengan
baik tentang asuhan keperawatan pada klien Hernia Nukleus Pulposus
(HNP), maka akan dapat menetukan keberhasilannya.