Disusun oleh:
1.
Ade Festiananta P
( 14314026 )
2.
Anindya Desrida
( 14314027 )
3.
( 14314034 )
4.
( 14314037 )
5.
( 14314041 )
6.
Winda Jessiana
( 14314042 )
I.
B.
C.
yang lengkap dan tepat waktu mengenai masalah yang akan diputuskan
2.
pada pertemuan
Pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan ke papan, termasuk pertanyaan yang berkaitan dengan audit
eksternal tahunan, untuk menempatkan item pada agenda rapat umum, dan
3.
4.
D.
E.
mereka.
Perangkat anti-mengambil-alih tidak boleh digunakan untuk melindungi
manajemen dan dewan dari akuntabilitas.
F.
G.
4.
Suara harus dilemparkan oleh penjaga atau calon dengan cara disepakati
5.
6.
B.
C.
Profil Perusahaan
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk adalah perusahaan kayu yang berbasis di Indonesia.
Perusahaan yag didirikan tanggal 14 April 1980 dan memulai kegiatan komersialnya
sejak tahun1983. Kantor pusat SULI terletak di Menara Bank Danamon lantai 19 Jl Prof
Dr Satrio Kav EIV/6 Mega Kuningan Jakarta dan kantor pusat operasional dan
pabriknya berlokasi di Kalimantan Timur. PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk merupakan
pabrik kayu terbesar di Kalimantan Timur dan telah memperkerjakan sebanyak 3700
staf. Kegiatan utama Perusahaan terdiri dari pengolahan kayu, kegiatan penerbangan,
operasi hutan tanaman industri, serta perdagangan ekspor, impor dan lokal. Perusahaan
ini memiliki sejumlah konsesi hutan alam dan konsesi hutan tanaman yang dikelola
sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari.
Pada tanggal 8 Maret 2013, perusahaan menjual seluruh sahamnya di PT. Sumalindo
Alam Lestari kepada PT. Mentari Pertiwi Makmur. Sebelumnya, saham perusahaan
ini tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Namun sejak tanggal 10 Juni 2013, pihak bursa memutuskan untuk melakukan
penghentian sementara terhadap perdagangan efek perusahaan di seluruh pasar terkait
dengan masalah pemberitaan media Tribun Kaltim yang menyebutkan bahwa Kantor
Operasional PT Sumalindo Lestari Tbk yang berlokasi di Sengkotek Jl Cipto
Mangunkusumo, kecamatan Loa Janan Ilir terbakar.
Pada tahun 2013, perusahaan ini santer diberitakan karena terlibat masalah ilegal
logging yang menyeret nama ipar Presiden Bambang Yudhoyono, yaitu Wijiasih
Cahyasari alias Wiwiek. Meskipun pada bulan Aoril 2010. Wiwik jelas membantah
bahwa pihaknya tidak terlibat dalam kasus ilegal logging perusahaan ini. Namun
wiwiek nyatanya telah dipilih menjadi Presiden Komisaris PT Sumalindo sejak
tanggal 21 September 2010. Melalui rapat umum pemegang saham luar biasa pada 21
September 2010. Wiwiek muncul menggantikan Ambran Sunarko. Pergantian ini
diartikan beberapa pihak sebagai upaya permintaan perlindungan yang dapat
membantu ruwetnya masalah perusahaan dengan melakukan lobby ke beberapa
pemegang kewenangan seperti mathius salempang (selaku kepala kepolisian daerah
kalimantan timur). Bahkan kepada jenderal bambang hendarso danuri (kepala
kepolisian RI) dan zulkifli hasan (menteri kehutanan). Wiwiek bahkan juga sempat
menyurati Kementarian Koordinator Politik. Hukum dan keamanan serta kejaksaan
agung pada 27 agustus 2010 untuk melepaskan amir dan david yang telah ditahan
oleh kepolisian sejak juni 2010 dari jeratan hukum.
2. Visi Perusahaan
Menjadi industri perkayuan terpadu dan bertanggung jawab sosial, memberikan solusi
dengan menghasilkan produk-produk ramah lingkungan yang menggunakan bahan baku
dari hutan yang dikelola secar lestari, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam
lainnya.
3. Misi perusahaan
1. Mengelola kelompok usaha industri perkayuan terpadu di bidang kayu lapis dan kayu
lapis olahan. MDF serta produk-produk turunan lainnya yang berkaitan dengan
industri perkayuan serta mempunyai tanggung jawab sosial.
2. Menjaga keberlangsungan kebutuhan bahan baku yang dipenuhi dari hutan alam dan
hutan tanaman yang dikelola berdasarkan prinsip pengelolaan hutan lestari.
3. Melakukan proses produksi yang memenuhi standar ramah lingkungan.
4. Memberikan nilai tambah produk melalui peningkatan nilai disetiap proses
tahapannya, pengembangan produk, sumber daya manusia dan jalu distribusi.
5. Mengoptimalisasi pemanfaatan sumber daya alam lainnya.
4. Penerapan OECD pada PT Sumalindo Letari Jaya Tbk
Dalam menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Dewan komisaris
perseroan melakukan kontrol melalui fungsi utamanya sebagai pengawas direksi dalam
menjalankan tata kelola perusahaan. Fungsi pengawasan Dewan Komisari tersebut
dilaksanakan melalui mekanisme yang sudah ditentukan antara lain melalui optimalisasi
fungsi Komite Audit sabagai Komite Independen yang dibentuk oleh Dewan Komisaris
dan berperan membantu Komisaris mendapatkan informasi mengenai kondisi serta
aktifitas-aktifitas tertentu yang sedang atau telah dilaksanakan oleh Perseroan melalui
laporan rutinnya.
Sementara itu Direksi Perseroan memastikan bahwa setiap rencana kerja, strategi
maupun kebijakan yang akan diambil dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan seharihari selalu mengikutsertakan peran para karyawannya melalui divisi-divisi yang dibentuk
dalam organisasi sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dengan demikian apa yang
diputuskan dan dilaksanakan tetap berpedoman pada prinsip GCG, dan tentu berpedoman
pula pada peraturan dan ketentuan yang berlaku di bidang pasar modal, bidang kehutanan,
anggaran dasar Perseroan serta peraturan dan ketentuan lain yang berlaku. Dewan
Komisaris berkeyakinan, penerapan GCG tersebut merupakan pondasi yang penting bagi
Perseroan untuk berkembang di masa datang.
and
Development)
berupaya
untuk
memahami
dan
membantu
melalui sekretaris
perusahaan yang dijadikan sebagai pusat informasi bagi para pemegang saham dan
seluruh stakeholders yang memerlukan informasi informasi penting yang berkaitan
dengan kegiatan maupun perkembangan Perseroan dan anak perusahaan.
Para pemegang saham juga memiliki hak untuk berpartisipasi dalam RUPS, salah satu
contohnya adalah hak untuk memilih dan menghapus anggota dewan. Dalam pertemuan
pemegang saham, proses dan prosedur memilih anggota dewan layaknya dipermudah
agar dapat memberikan suara secara efektif. Untuk pemegang saham minoritas juga harus
dilindungi dari tindakan kepentingan perusahaan yang merugikan. Selain itu, juga harus
memiliki sarana yang efektif. Dalam laporan keuangan menyebutkan juga bahwa para
pemegang saham dapat mentransfer seluruh resiko dan manfaat atas kepemilikan asset.
PT Sumalindo sudah menerapkan OECD point diatas, hal ini tercantum dalam laporan
keuangan dan diimplementasikan dalam semua kegiatannya yang berdasarkan prinsip
transparansi, akuntanbilitas, tanggung jawab, independensi dan kewajaran.