Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
agian
PENDEKA
ATAN, METOD
DOLOG
GI DAN
PR
ROGRAM
M KERJ
JA
Pada bagian
b
ini mengu
uraikan tentang pendekatan
p
tekn
nis dan metodolo
ogi yang akan ak
kan
dig
gunakan untuk mencapai
m
tujuan dan sasaran. Se
elain itu juga me
enguraikan tenta
ang
pro
ogram kerja terk
kait dengan peke
erjaan yang akan
n dilaksanakan yang
y
disusun seca
ara
sistematiis dan terarah gu
una mencapai tu
ujuan dan sasara
an. Serta juga ak
kan
menguraikan tentang organisasi serrta personil yang
g akan terlibat dalam
d
pelaksana
aan
peke
erjaan baik tenagga inti maupun tenaga
t
pendukun
ng.
E.1 PENDEK
KATAN TEKNIS
T
DAN ME
ETODOLO
OGI
A. UMUM
cantum dala
am "Kerang
gka Acuan Kerja
K
(KAK))",
Sesuai urraian tugass yang terc
Konsultan berkewajiban untuk dapat men
nganalisa se
emua data yang
y
ada da
an
ya dilakukan
n tahap pere
encanaan da
an analisa se
ehingga dipe
eroleh produ
uk
selanjutny
berupa pelaporan dan gambar dessain.
elaksanakan pekerjaan
n sesuai de
engan tang
ggung jawab konsulta
an,
Dalam me
diperlukan
n metode pe
elaksanaan p
pekerjaan yang
y
tepat agar
a
dapat dicapai
d
suattu
hasil optimal. Untuk
k
itu
dipe
erlukan beberapa data/laporan dan saran
na
yang baik.
Untuk me
erealisasika
an hal terrsebut perlu disusun organisasi, tata carra
pelaksanaa
an pekerjaan antara k
konsultan se
ebagai pelaksana dan pe
emberi kerja
a.
NIS
B. PENDEKATAN TEKN
an Operasio
onal
1) Pendekata
Untuk
pe
elaksanaan
pekerjaan
n
Pengawa
asan
Peng
gamanan
Pantai
P
Dessa
Penyaringa
an di Kabu
upaten Jem
mbrana ini konsultan akan meliba
atkan tenag
ga
PT. KENC
CANA ADHI KARMA
E1
U s u l a n
T e k n i s
ahli dari berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan pekerjaaan monitoring
pengamanan pantai, sesuai dengan ketetapan personil pada Kerangka Acuan
Kerja. Untuk memperlancar tugas, pelaksanaan pekerjaan akan didukung oleh
fasilitas penunjang berupa peralatan yang memadai dan sistem kerja yang
seefisien mungkin.
Konsultan akan memberikan jasa-jasa teknis secara efisien dan efektif dalam
pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini, melalui organisasi dan staffing, cara
kerja dan sistem komunikasi, seperti :
b. Pelaksanaan
Dengan mempertimbangkan sifat dan jenis studi yang akan dilaksanakan,
Tim Konsultan akan menerapkan pelaksanaan pekerjaan secara koordinatif.
Dalam hal ini setiap tenaga ahli akan melakukan koordinasi baik dengan
intern maupun ekstern.
Disamping
melakukan koordinasi dalam hal kesimpulan hasil akhir studi dari beberapa
tenaga ahli agar tujuan dan sasaran pekerjaan dapat tercapai dengan baik.
E2
U s u l a n
T e k n i s
PENDEKATAN OPERASIONAL
FASILITAS
LAPANGAN
KANTOR
STUDIO
TRANSPORTASI
KOMUNIKASI
TENAGA
AHLI
KUALITAS
KAPASITAS
OPERASIONA
L
EFEKTIF
KOORDINASI
EFISIEN
INTERN
EKSTERN
ORGANISASI
INTERN
EKSTERN
TEPAT
TEPAT MUTU
tahapan
pelaksanaan
pekerjaan
harus
jelas
dengan
telah
E3
U s u l a n
T e k n i s
(Coastal
C. METODOLOGI PELAKSANAAN
1) Umum
Kegiatan monitoring merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pekerjaan
pemeliharaan. Melalui kegiatan monitoring dapat diketahui perubahan di pantai,
bangunan pelindung pantai dan semua yang terkait dengan proyek yang ditinjau.
Untuk memperoleh data monitoring yang berkualitas, harus memperhatikan
tahapan baku pengukuran.
2) Pekerjaan Monitoring
Kegiatan monitoring merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pekerjaan
pemeliharaan. Melalui kegiatan monitoring dapat diketahui perubahan di pantai,
bangunan pelindung pantai dan semua yang terkait dengan proyek yang ditinjau.
Untuk memperoleh data monitoring yang berkualitas, harus memperhatikan
E4
U s u l a n
T e k n i s
Contoh Pengambilan Foto Teresteris Pantai Kuta Pada Posisi Yang Sama
(Dari kiri ke kanan (Januari 2008, Desember 2008,Juni 2009)
II. Kegiatan Survey dan Pengukuran
E5
U s u l a n
T e k n i s
E6
U s u l a n
T e k n i s
E7
U s u l a n
T e k n i s
E8
U s u l a n
T e k n i s
E9
U s u l a n
T e k n i s
E10
U s u l a n
T e k n i s
E11
U s u l a n
T e k n i s
gelombang
measurement),
pengukuran
arus
(current
pengamatan
pasang
surut
selama
30
hari,
konsultan
E12
U s u l a n
T e k n i s
kinerja
bangunan
pelindung
pantai
dalam
E13
U s u l a n
T e k n i s
dilakukan.
Melalui
kedua
analisa
di
atas,
dapat
dilakukan
evaluasi
monitoring
garis
pantai
akan
dilakukan
berdasarkan
terdekat
dari
pantai.
Berdasarkan
data
survey
E14
U s u l a n
T e k n i s
processing.
-
E15
U s u l a n
T e k n i s
tetap yang akan diukur secara berkala. Posisi titik yang di ukur antara
lain; posisi puncak bangunan, slope bangunan dan toe dari bangunan.
Titik-titik ini menjadi acuan yang selalu di ukur sehingga apabila
terjadi penurunan bangunan akan dapat diketahui secara dini agar
penanganan dapat secepatnya dilakukan.
Kegiatan ini akan dilakukan oleh seorang (1) Senior Surveyor, seorang
(1) Assistant Surveyor, dan dua (2) orang tenaga lapangan. Tabel
berikut ini akan menyajikan acuan pengukuran yang dilakukan.
Jenis Bangunan
Titik Pengamatan
1.
Revetment
2.
3.
Breakwater
E16
U s u l a n
T e k n i s
E17
U s u l a n
T e k n i s
Dari
semua
data
pengukuran
yang
diperoleh
akan
direnumerasi
kehilangan
pasir
setelah
dilakukan
penanganan
pada
Desember 2008. Kondisi ini menyatakan bahwa isian pasir telah hilang
dan hanyut terbawa ke suatu tempat sehingga pasir kembali ke kondisi
sebelum pengisian.
E18
U s u l a n
T e k n i s
Gambar di atas,
E19
U s u l a n
T e k n i s
warna pink adalah kondisi pasir paska isian pasir dan warna jingga adalah
kondisi pasir pada pengukuran bulan Oktober 2009. Kondisi ini
menyatakan bahwa isian pasir bertambah secara bertahap.
Dari ketiga gambar diatas, menunjukkan bahwa dari hasil pengukuran
penampang
melintang
dengan
titik
ukur
yang
tetap,
dapat
E20
U s u l a n
T e k n i s
E21
U s u l a n
T e k n i s
Umum
Dalam melakukan kajian tingkat effektifitas bangunan, konsultan akan
mengkaji perubahan garis pantai dan pergerakan pasir di tiap-tiap
segmen pantai. Dan untuk memberikan hasil maksimal, analisa numerik
dilakukan untuk mengetahui pola pergerakan sedimen di seluruh lokasi
pekerjaan.
Hasil permodelan numeris adalah hasil dari pendekatan perilaku
perubahan garis pantai berdasarkan data kondisi yang terjadi di lokasi
pengamatan. Pemasukan nilai-nilai untuk koefisien permodelan sangat
menentukan perilaku perubahan garis pantai. Tentunya hasil yang terbaik
adalah hasil pengamatan langsung secara berkala di lapangan.
E22
U s u l a n
T e k n i s
II.
E23
U s u l a n
T e k n i s
E24
U s u l a n
T e k n i s
juga
membutuhkan
perkiraan
total
transport
pasir
E25
U s u l a n
T e k n i s
tanda yang jelas yaitu perubahan garis pantai akibat dari siklus
dan pergerakan acak di dalam system pantai yang dikarenakan oleh
badai, perubahan musim gelombang dan perubahan pasang surut.
Asumsi perubahan trend perubahan garis pantai adalah akibat dari
gelombang pecah dan batas dari kondisi tersebut adalah factor
utama dalam mengontrol perubahan garis pantai dalam jangka
panjang.
E26
U s u l a n
T e k n i s
Q/ x)
xt.
Kontribusi yang lain dari sumber garis pasir, dimana penambahan atau
pengurangan volume pasir per unit lebar pantai dari sisi batas pantai
sebagai qs atau dari sisi pantai sebagi qo. Kontribusi ini diberi
sebagai q = qs + qo dan gabungan perubahan volume adalah qxt.
Penambahan kontribusi dan perhitungan terhadap perubahan volume
V = xy (DB + DC) = (
Q/ x) xt + qxt.
1
y
Q
+
q = 0
(D B + D C ) x
t
E27
U s u l a n
T e k n i s
=
=
=
=
P
K2
tan
=
=
=
f. Nilai K1 dan K2
Aturan pertama di dalam buku Shore Protection Mannual (SPM) dan
perhitungan longshore sand transport didapatkan dari kejadian
gelombang pecah. Nilai K1 = 0.77 dari hasil percobaan sand tracer
oleh
Komar
dan
Inman
(1970).
Tahun
1982,
Kraus
et
al
E28
U s u l a n
T e k n i s
significant,
sebagai
parameter
yang
sulit
untuk
E29
U s u l a n
T e k n i s
Tanjun
Tanjung
Benoa
U
BTDC
E30
U s u l a n
T e k n i s
Tahun 2004
Tahun 2008
E31
PENGAWAS
SAN PENGAMA
ANAN PANTAI D
DESA PENYARINGAN
DI KABUPA
ATEN JEMBRAN
NA
U s u l a n
T e k n i s
Gambarr Kondisi Pa
antai Nusa Dua Tahun
n Ke-0 (200
04)
hingg
ga Tahun Ke-4 (2008))
4) Evaluasi Hasil
H
Modeling Dengan Kondisi Ak
ktual
Tahapan selanjutnya
s
setelah dilakukan
d
an
nalisa perm
modelan den
ngan bantua
an
software NEMOS, ia
alah dengan
n melakukan
n perbandingan antara hasil analissa
d kondisi riil di lapang
gan. Hal ini bertujuan untuk
u
mema
astikan bahw
wa
modeling dan
analisa perrmodelan ya
ang dilakuka
an sudah se
esuai dengan
n fenomena yang terja
adi
di lokasi monitoring.
m
Tahapan
T
ini sesuai deng
gan konsep Adaptive Managemen
M
t
yang dapatt dilihat pad
da di bawah berikut.
G
Gambar
Kon
nsep Adaptive Manag
gement
PT. KENC
CANA ADHI KARMA
E32
U s u l a n
T e k n i s
water)
Detached break water adalah jenis pemecah gelombang yang
ditempatkan secara terpisah-pisah pada jarak tertentu dari pantai
dengan posisi sejajar pantai. Pemecah gelombang ini dimaksudkan
untuk melindungi pantai dari hantaman gelombang yang datang dari
lepas pantai. Dengan dibangunnya pemecah gelombang, karakteristik
gelombang datang akan terganggu struktur tersebut.
Sebagian gelombang akan dipantulkan dan dipecahkan, sebagian lagi
akan diteruskan melalui struktur pemecah gelombang dan celah antara
pemecah gelombang (gap). Adanya rintangan ini mengakibatkan
E33
U s u l a n
T e k n i s
lepas
dan
mengendapkannya
di
belakang
bangunan.
salient).
drift).
E34
U s u l a n
T e k n i s
E35
PENGAWAS
SAN PENGAMA
ANAN PANTAI D
DESA PENYARINGAN
DI KABUPA
ATEN JEMBRAN
NA
U s u l a n
T e k n i s
Gamba
ar Konstruk
ksi Groin (Krib) di Panttai Nusa Du
ua
(Sumber : Balai Wila
ayah Sunga
ai Bali Penid
da)
c. Sa
and Nourish
hment
Sa
and nourishment ada
alah usaha pengisian pasir dengan bantua
an
manusia kare
ena kemamp
puan pantai untuk menssuplai pasir secara alam
mi
asir ini di lakukan sec
cara berkala pada massa
tidak ada. Pengisian pa
perasional dan
d
pemelih
haraannya, sehingga b
biaya yang ada semak
kin
op
be
esar.
Sa
and nourish
hment adala
ah suatu pro
oses pengisian pasir ya
ang dilakuka
an
se
ebagai kegia
atan pendukung adany
ya bangunan
n penangana
an kerusaka
an
pa
antai. Sand
d Nourishm
ment dilak
kukan pada
a konstruksi detache
ed
brreakwater, groins, revetment, seawall,
s
dik
kes, bulkhea
ad dll untu
uk
mempercepatt terciptany
ya kesetimb
bangan baru pada pantai.
euntungan dari
d
metode
e ini :
Ke
Apabila be
erhasil men
nemukan volume yang besar dan gradasi yan
ng
sesuai den
ngan pantai asli maka akan dipero
oleh kondisi pantai yan
ng
indah.
an pantai ke
esempatan mencari kesseimbangan baru denga
an
Memberika
cepat.
n alternatif
f yang aman terhadap e
effek setela
ah pekerjaan
n.
Merupakan
PT. KENC
CANA ADHI KARMA
E36
U s u l a n
T e k n i s
E37
U s u l a n
T e k n i s
E38
U s u l a n
T e k n i s
buatan
(artificial
reef)
adalah
suatu
konstruksi
yang
Pemasangan
E39
U s u l a n
T e k n i s
akuratan
perhitungan
membuat
gelombang
mampu
E40
U s u l a n
T e k n i s
E41
U s u l a n
T e k n i s
ekonomi.
Pemilihan
konstruksi
yang
akan
dilaksanakan
E42
U s u l a n
T e k n i s
dilakukan seleksi dengan cara memberi skor agar diperoleh hasil yang
optimum. Parameter seleksi yang ditinjau meliputi :
1. erat struktur.
2. Ketahanan terhadap cuaca / gaya kejut.
3. Kemampuan penyesuaian terhadap settlement.
4. Tinggi run-up.
5. Estetika.
6. Kemudahan mendapatkan material.
7. Harga bahan.
8. Pelaksanaan kebutuhan tenaga kerja dan tingkat kesulitan.
dalam
perencanaan
bangunan
pantai.
Elemen
penting
yang
mempengaruhi elevasi muka air laut rencana antara lain pasang surut
dan run up gelombang.
c. Pasang Surut
Parameter pasang surut yang penting dalam perencanaan bangunan
pantai adalah elevasi muka air laut tertinggi (HHWL), elevasi muka air
laut terendah (LLWL) dan elevasi muka air rata-rata (MSL). Dalam
penentuan elemen konstanta dinamis ini dapat digunakan beberapa
metode perhitungan antara lain : admiralty method dan least square
method. Untuk pelaksanaan studi dan keakuratan hasil analisa metode
digunakan program dengan bahasa fortran sebagai dasar.
d. Run-Up Gelombang
Pada saat gelombang menghantam suatu bangunan, gelombang tersebut
akan naik (run up) dan turun (run-down) pada bangunan.
Elevasi
E43
U s u l a n
T e k n i s
kedalaman air pada kaki bangunan (ds), kemiringan dasar laut di depan
kaki bangunan (i), dan karakteristik gelombang.
Karena banyaknya variabel yang berpengaruh, maka besarnya run up
sangat sulit ditentukan secara analitis. Hal yang harus diantisipasi dari
adanya wave run up ini adalah peristiwa overtopping pada bangunan
rencana bila tinggi bangunan tidak mampu melebihi elevasi pasca run up.
Kondisi ketidakstabilan bangunan akan sangat terganggu apabila
peristiwa run up gelombang terjadi.
Sedangkan bilangan Irribaren ditentukan dengan rumus berikut :
Ir =
tg
(H / Lo )0.5
dengan :
Ir :
:
H :
Lo :
bilangan Irribaren
sudut kemiringan sisi pemecah gelombang.
tinggi gelombang di lokasi bangunan (m)
panjang gelombang di laut dalam (m)
e. Gelombang Rencana
Penentuan gelombang rencana dalam suatu pembangunan struktur
pengaman pantai adalah didasarkan pada nilai daerah yang akan
dilindungi dan jenis dari konstruksi yang akan dibangun di lokasi
tersebut. Suatu bangunan yang melindungi daerah yang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi maka makin besar pula kala ulang gelombang
rencana yang dipilih. Hal ini berbanding lurus dengan resiko terhadap
kegagalan konstruksi, daerah penting yang faktor kegagalan harus
maksimal 1% memiliki kala ulang pemilihan bangunan yang lebih tinggi
karena terkait faktor resiko.
Penentuan kala ulang (return period) gelombang rencana dapat
mempergunakan pedoman yang tersaji pada Tabel di bawah ini.
E44
U s u l a n
T e k n i s
Jenis Struktur
Struktur Fleksibel
- Resiko Rendah
- Resiko Sedang
- Resiko Tinggi
Struktur Semi Kaku
- Resiko Rendah
- Resiko Sedang
- Resiko Tinggi
Struktur Kaku
- Resiko Rendah
- Resiko Sedang
- Resiko Tinggi
Gelombang Rencana
Jenis Gelombang
Kala Ulang (Tahun)
H33
5 10
10 100
100 1000
H10 - H1
5 10
10 100
100 1000
H1 - Hmaks
5 10
10 100
100 1000
tersebut
berkemiringan
landai
atau
tegak.
Semua
E45
U s u l a n
T e k n i s
tidak
akan
lebih
rendah
dari
akumulasi
muka
air
W =
r .H 3
K D .( S r 1) .Cot
3
dengan
W =
r =
w =
Sr =
=
Sr =
r
w
:
Berat minimum batu lapisan armour ( ton )
Berat jenis batu (ton/m3)
Berat jenis air laut (ton/m3)
Perbandingan berat jenis batu dan berat jenis air laut.
Slope bangunan
E46
U s u l a n
T e k n i s
H =
Kd =
W 3
B = nk
r
dengan
B =
n =
k =
W =
:
Lebar puncak (m)
Jumlah butir batu (n minimum = 3)
Koefisien lapis
Berat butir batu pelindung (kg)
Berat jenis batu pelindung (kg/m3 atau ton/m3)
W 3
t = nk
r
dengan :
t =
Tebal lapis pelindung (m)
E47
U s u l a n
T e k n i s
n =
k =
W =
Penem
Patan
Batu Pecah
Bulat halus
Bulat halus
Bersudut kasar
2
>3
1
Acak
Acak
Acak
1,2
1,6
*1
2,4
3,2
2,9
Bersudut kasar
Acak
2,0
4,0
Bersudut kasar
Bersudut kasar
Paralelepiped
Tetrapod
dan
Quadripod
>3
2
2
Acak
Khusus *3
Khusus
2,2
5,8
7,0 20
4,5
7,0
8,5 24
Acak
7,0
8,0
Tribar
Acak
9,0
10,0
Gelombang
Tidak
Pecah
Pecah
Ujung (kepala)
Bangunan
Gelombang
Tidak
Pecah
Pecah
1,1
1,4
*1
1,9
1,6
1,3
2,1
5,3
5,0
4,5
3,5
8,3
7,8
6,0
1,9
2,3
2,3
3,2
2,8
2,3
4,2
6,4
6,0
5,5
4,0
9,0
8,5
6,5
Kemi
ringan
1,5 3,0
*2
*2
1,5
2,0
3,0
*2
*2
1,5
2,0
3,0
1,5
2,0
3,0
Catatan :
n
*1
*2
*3
Batu Pelindung
Penempatan
2
2
Random (acak)
Random (acak)
Koef.
Lapis (k)
1,02
1,15
Porositas
P (%)
38
37
E48
U s u l a n
T e k n i s
>3
2
2
2
2
2
2
Random
Random
Random
Random
Random
Random
Random
(acak)
(acak)
(acak)
(acak)
(acak)
(acak)
(acak)
1,10
1,10
1,04
0,95
1,15
1,02
1,00
40
47
50
49
47
54
63
b.
c.
Biaya Konstruksi dapat dibuat minimum atau tidak melebihi dari perkiraan
biaya yang tercantum dalam kontrak.
Adalah tidak mudah untuk melaksanakan proyek sesuai dengan rencana dan
karena itu sangat diharapkan kemampuan konsultan baik secara teknis,
administrasi, serta kemampuan memangani segala kondisi dan permasalahan
yang ada dilapangan untuk solusi penanganannya.
kegiatan
layanan
konsultasi
akan
segera
dimulai
setelah
E49
U s u l a n
T e k n i s
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Apabila pekerjaan telah mencapai 100%, konsultan bersama pihak proyek akan
melakukan pemeriksaan akhir pekerjaan kemudian membuat dokumen akhir
berupa berita acara pemeriksaan, memeriksa dan menyetujui As-Build Drawing
dan berita dan berita acara serah terima pekerjaan.
E50
U s u l a n
T e k n i s
Metodologi di dalam Bab ini diajukan untuk tugas-tugas utama yang harus
dilaksanakan oleh konsultan. Tugas-tugas tersebut tidak boleh diartikan secara
sendiri-sendiri akan tetapi harus dilihat secara menyeluruh. Selatjutnya tugastugas lain selama pelaksanaan pekerjaan akan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dan batasan-batasan yang ada.
a. ADMINISTRASI KONTRAK
Administrasi kontrak yang merupakan bagian penting dan integral dari
keseluruhan
layanan
konsultasi
pengawasan,
tidak
secara
langsung
pekerjaan
secara
keseluruhan
kepada
kontraktor
E51
U s u l a n
T e k n i s
yang
muncul
karena
terlambatnyaerlambatan
tidSebagaimana
di
atur
dalam
persyaratan
kontrak
(Conditions of Contract).
Kontraktor harus menyerahkan terinci dan cara atau methode
pelaksanaannya. Ini didukung juga oleh jadwal sumber daya yang
menjelaskan tentang jenis dan jumlah peralatan yang dipergunakan,
jumlah personil yang meliputi pekerjaan manajemen enginering tenaga
terampil dan semi terampil, buruh dan lain sebagainya yang akan
dipekerjakan. Begitu pula jadwal untuk mengantisipasi pengiriman
jangka panjang dan akibat pengaruh cuaca.
E52
U s u l a n
T e k n i s
menganai
pekerjaan
sementara
atau
pekerjaan
yang
tercantum
dalam
dokumen
kontrak
supaya
tidak
yang
muncul
disebabkan
oleh
keterlambatan
yang
muncul
karena
terlambatnya
persetujuan
E53
U s u l a n
T e k n i s
pada
menignspeksi
dan
pemilik
kerja.
menyiapkan
Untuk
daftar
itu
Konsultan
pekerjaan
yang
akan
belum
diselesaikan.
Tambahan waktu untuk penyelesaian pekerjaan (setelah penyerahan
awal) yang direkomendasikan konsultan biasanya dipakai sebagai
tanggal penyelesaian kontrak, dan dimulai dari sini dihitung masa
pemeliharaan.
b. PENGAWASAN TEKNIK
(1) Tujuan Utama Layanan Pekerjaan.
Yang
pertama
dari
tiga
tujuan
tersebut
adalah
di
bawah
E54
U s u l a n
T e k n i s
E55
U s u l a n
T e k n i s
d. Prosedur
Prosedur untuk melaksanaan kerja, pangajuan serta persetujuan
terhadap pengajuan bagian pekerjaan harus diikuti sejak awal
mengikuti jalur hubungan kerja sebagaimana disebutkan di Sub Bab
sebelumnya.
e. Gambar Kerja.
Konsultan akan memeriksa kontrak dan gambar kerja kontraktor
untuk meyakinkan bahwa perencanaan dapat dilaksanakan, efektif di
dalam pembiayaan ( Cost Effective ), dan akan mengeluarkan untuk
meyakinkan bahwa pekerjaan dapat dilaksanakan tanpa penundaan.
f. Inspeksi Pekerjaan.
Konsultan akan berada di lapangan setiap saat pada saat kontrak
bekerja dan seluruh pelaksanaan aktifitas lapangan, terutama yang
harus memperoleh pengawasan khusus akan dilaksanakan di bawah
observasi langsung dari staf Konsultan.
g. Kemajuan Pekerjaan.
Pertemuan yang akan diadakan secara mingguan akan dihadiri oleh
Kontraktor, Konsultan, dan bila mungkin oleh Pemilik Kerja, untuk
mengkaji ulang dan memecahkan kesulitan kesulitan yang mungkin,
terutama berkaitan dengan pencapaian kemajuan aktual dilapangan
agar sesuai dengan jadwal program kerja yang telah disetujui.
h. Laporan Kemajuan Pekerjaan.
Konsultan akan mempersiapkan untuk Pemberi Tugas Laporan
Bulanan meliputi :
E56
U s u l a n
T e k n i s
utama Pekerjaan.
o Ringkasan Hasil tes Laboraturium yang dilaksanakan selama
periode laporan.
i.
Pengukuran Lapangan.
o Pengukuran lapangan adalah penting untuk dilakukan sejalan
dengan kemajuan kerja sehingga nilai pekerjaan untuk masingmasing pembayaran dapat disertifikasi dengan lebih akurat oleh
Kontraktor dan Konsultan.
o Seluruh Sertifikat sementara akan dicek secara rinci oleh
Konsultan segera setelah diserahkan oleh Kontraktor, Pengawas
Lapangan dan Direksi, kemudian disaerahkan kepada Pemimpin
Proyek untuk dibayar.
E57
U s u l a n
T e k n i s
Batasan Kegiatan
1.
2.
3.
Melakukan
review
desain
apabila
ada
pekerjaan
yang
tidak
E58
U s u l a n
T e k n i s
5.
6.
Melakukan
penelaahan
terhadap
sertifikasi
bahan/material
dan
Memeriksa,
mengevaluasi dan
merekomendasikan gambar-gambar
Memeriksa
dan
menyetujui
request
(permintaan
pelaksanaan
Melaksanakan
pengawasan
langsung
di
lapangan
selama
proses
pelaksanaan pekerjaan.
10. Memberikan teguran-teguran dan arahan secara tertulis kepada
penyedia jasa konstruksi apabila terjadi penyimpangan pelaksanaan,
dan menembuskan teguran dan arahan tersebut kepada pemilik
pekerjaan (Satker PKPAM Bali).
11. Melakukan
inisiasi
pelaksanaan
rapat-rapat
lapangan
untuk
dokumentasi
pelaksanaan
pada
kemajuan
pelaksanaan
E59
U s u l a n
T e k n i s
B.
Tahapan Pekerjaan
Sasaran
utama
tugas
Konsultan
adalah
mengawasi
secara
teknis
evaluasi
terhadap
dokumen hasil
evaluasi
hasil
perencanaan
setelah
dilakukan
E60
U s u l a n
T e k n i s
2. Supervisi Konstruksi
Konsultan
supervisi
akan
melaksanakan
tugas-tugas
pengawasan
Proyek
(Project
Construction)
dengan
kegiatan
E61
U s u l a n
T e k n i s
Dalam upaya mendapatkan hasil pekerjaan yang optimal, maka diperlukan tata
cara pelaksanaan pekerjaan tersebut secara tepat. Tata cara itu sendiri perlu
berpedoman pada metode pelaksanaan pekerjaan dengan kaidah analisis sesuai
dengan sistematika pelaksanaan perencanaan sedangkan penjelasan rinci
masing-masing tahapan disajikan pada paragraf berikut.
Metode pelaksanaan untuk tiap-tiap lingkup pekerjaan di jelasakan secara umum
sebagai berikut :
A.
E62
U s u l a n
T e k n i s
(2) Peraturan
Beton
Bertulang
Indonesia
(PBBI
1971)
atau
peraturan penggantinya
(3) Standar Internasional (ASTM, AASTHO, BS, JIS atau standar lain
yang sejenis)
B.
Supervisi Konstruksi
(a) Pekerjaan Persiapan
Memeriksa kelengkapan kantor lapangan.
Memeriksa
peralatan
dan
personil
yang
dimobilisasi
oleh
kontraktor
sesuai spesifikasi yang diajukan.
Mempersiapkan gambar dan spesifikasi tambahan yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
pelaksanaan
pengujian
material
sesuai
dengan
dan
memerintahkan
kepada
kontraktor
untuk
memindahkan
material yang tidak memenuhi syarat ke luar lokasi proyek
Melakukan pengecekan terhadap semua material batu terkirim
telah dilakukan pengujian yang ditetapkan dalam spesifikasi yang
ada dalam konstruksi.
E63
U s u l a n
T e k n i s
E64
U s u l a n
T e k n i s
pelaksanaan
pekerjaan
timbunan
sesuai
semua
yang
berkaitan
dengan
pelaksanaan
pekerjaan
dapat
terakomodir.
E65
U s u l a n
T e k n i s
1. Team Leader, akan berkoordinasi dengan direksi pekerjaan dan PPK untuk
pelaksanaan pekerjaan ini. Team Leader akan mengelola seluruh anggota
team untuk mengikuti setiap alur pelaksanaan pekerjaan.
2. Sub Proffesional, seluruh sub professional membantu kinerja dan tanggung
jawab tenaga ahli sesuai dengan tanggung jawab yang ada.
3. Supporting Staff, memberikan layanan kepada seluruh anggota tim
pekerjaan.
E66