5. Luka bakar
Dengan terapi hiperbarik, luka yang terjadi pun jadi cepat sembuh.
Pertumbuhan jaringan kulit akan mudah terbentuk. Pembuluh darah yang rusak
akan terbentuk kembali. Udara bertekanan tinggi yang dipergunakan pada terapi
hiperbarik, bisa mempercepat regenerasi sel-sel tubuh.
B. KONTRAINDIKASI
1. Kontraindikasi Absolut
Yang tak boleh sama sekali menjalani terapi hiperbarik yaitu pasien dengan
kondisi pneumothoraks karena dapat menimbulkan kematian.
2. Kontraindikasi Relatif
a. Demam Tinggi
Demam dapat memicu terjadinya keracunan oksigen sehingga menimbulkan
kejang. Maka sebelum menjalani terapi hiperbarik, upayakan menunggu suhu
badan anak turun sampai kondisinya normal.
b. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Anak dengan kondisi ISNA dikhawatirkan akan mengalami barotrauma
telinga dan gangguan sinus.
c. Fobia Ruangan Tertutup
Anak yang takut atau fobia terhadap ruangan tertutup bisa saja panik sehingga
proses terapi tak berjalan dengan baik.
d. Kejang
Anak yang mengalami gangguan kejang, saat menjalani terapi hiperbarik
dapat saja kambuh.
C. KONSEP
ASUHAN
KEPERAWATAN
TERAPI
OKSIGEN
HIPERBARIK (HBO)
1. Pengkajian
a. Identitas :
Nama, alamat, lahir, pekerjaan, pendidikan, dsb.
2. Riwayat Sakit dan Kesehatan
a. Keluhan Utama :
1) DCS (Dekompresi)
2) Klinis
3) Kebugaran
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
1) DCS
(Penyelaman
dilakukan
dimana,
dikedalaman
berapa,
pasien
Relatif :
1) Infeksi saluran pernapasan bagian atas
2) Sinusitis kronis
3) Gangguan kejang
4) Emfisema dengan retensi CO2
5) Demam tinggi yang tidak terkontrol
6) Riwayat pneumotoraks spontan
7) Riwayat pembedahan dada
8) Riwayat bedah rekonstruksi telinga
9) Paru lesi pada rutin x-ray atau ct scan
10) Infeksi virus
11) dsb
d. Pemeriksaan Fisik :
1) Observasi TTV : Mencakup suhu, detak jantung, tekanan darah, suara paru-paru,
5) Resti untuk pengiriman gas tidak memadai terapi yang b/d system pengiriman
dan kebutuhan pasien/ keterbatasan
6) Kecemasan dan ketakutan yang b/d perasaan kecemasan kurungan terkait
dengan ruang oksigen hiperbarik
7) Rasa sakit yang b/d masalah medis yang terkait
8) Ketidaknyamanan yang b/d perubahan suhu dan kelembaban di dalam ruang
hiperbarik
9) Koping individu tidak efektif b/d stress mengatasi penyakit dan/ atau miskin
system dukungan psikososial
10) Resti disritmia b/d patologi penyakit.
11) Defisit volume cairan b/d dehidrasi atau pergeseran cairan.
12) Perubahan perfusi jaringan serebral yang b/d Keracunan CO, Dekompresi,
Infeksi akut, Gas emboli, Lainnya
13) Resti perubahan dalam kenyamanan, cairan, dan elektrolit b/d mual dan
muntah
14) Defisit Pemeliharaan kesehatan b/d defisit pengetahuan untuk : Manajemen
luka kronis, Pembatasan penyakit dekompresi lebih lanjut, Melaporkan gejala
setelah keracunan karbon monoksida
UGD, kemudian klien dianjurkan untuk menjalani rawat inap. Klien menjalani
rawat inap di Ruang C1 kamar 2B pada pukul 17.00 WIB. Sebelumnya klien
belum pernah mengalami fraktur, klien juga belum pernah menjalani rawat inap di
Rumah Sakit. Klien juga tidak mempunyai alergi obat-obatan atau pun makanan.
Kemudian keeseokan harinya klien menjalani operasi dengan pemasangan plate
pada humerus sinistra.
2. Pengkajian
a. Tanggal/jam Pengkajian : 21 Mei 2015 / 09.00 WIB
b. Diagnosa Medis
c. Tanggal/jam MRS
d. No. RM
: 22 xx xx
3. Identitas
a. Nama
: Ny. A
b. Umur
: 42 tahun
c. Jenis Kelamin
: Perempuan
d. Status
: Menikah
e. Agama
: Islam
f. Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
g. Bahasa
h. Pendidikan
: SMA
i. Pekerjaan
j. Alamat
: Surabaya
k. Penanggung Jawab
: BPJS
pada tanggal 12 Mei 2015 saat klien akan menjemput anaknya sekolah. Klien
bertabrakan dengan mobil dari arah depan saat klien akan menyalip kendaraan
lain, sehingga klien tertabrak dan terjatuh ke sebelah kiri. Klien tidak sempat
mengerem. Klien mengatakan setelah terjadi kecelakaan klien dibawa oleh
orang-orang yang menolongnya ke rumah. Klien mengatakan nyeri timbul saat
setelah terjadi kecelakaan, kemudian rumah klien langsung dibawa ke Sangkal
Putung. Namun, sudah 5 hari berobat di Sangkal Putung tidak kunjung ada
perbaikan. Klien mengatakan nyeri yang dirasakan pada lengan atas pada
tangan kiri semakin parah, terasa cekot-cekot, dan nyeri bertambah saat
digerakkan atau dilakukan aktivitas serta nyeri berlangsung terus-menerus.
Akhirnya, oleh suaminya klien dibawa ke RSAL Dr. Ramelan Surabaya. Klien
sudah menjalani operasi dengan pemasangan plate pada lengan atas sebelah
kiri.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien
mengatakan
belum
pernah
mengalami patah tulang sebelumnya. Klien juga mengatakan tidak ada riwayat
penyakit yang serius.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
ada yang mengalami patah tulang dan tidak ada penyakit keturunan lainnya.
e. Genogram
f. Riwayat Alergi
5. Pengkajian
a. TTV (Tanda-Tanda Vital)
1) Keadaan Umum : Lemas
2) Kesadaran
: Kompos Mentis
3) TD
: 140/80 mmHg
4) RR
: 20 x/menit
5) N
: 90 x/menit
6) S
: 36,5oC
7) TB
: 156 cm
8) BB SMRS
: 45 kg
9) BB MRS
: 45 kg
b. B1 (Breath/Pernapasan)
1) Inspeksi
4) Auskultasi :
a) Suara napas vesikuler
: Kompos Mentis
2) GCS
: 456
3) Saraf Kranial
a) N. I (Olfaktorius)
e) N. V (Trigeminus)
kanan dan mata kiri serta terdapat refleks kornea pada mata kanan dan mata
kiri.
f) N. VI (Abdusen)
baik.
g) N. VII (Fasialis)
k) N. XI (Assesorius)
Tidak
terlihat
adanya
6) Telinga
a) Telinga tampak bersih
jernih.
MRS
jernih.
2) Palpasi
a) Bibir
e) Lidah
2) Faring
3) Abdomen
a) Inspeksi
c) Perkusi
4) Diit
a) SMRS
muntah, jenis makanan nasi, 1 porsi, frekuensi minum 7-8 x/hari, jumlah
minum + 1.800 cc/hari.
b) MRS
muntah, jenis makanan nasi, 1 porsi, frekuensi minum 7-8 x/hari, jumlah
minum + 1.800 cc/hari.
5) Eliminasi alvi
a) SMRS
lembek.
b) MRS
lembek.
g. B6 (Bone/Muskuloskeletal dan Integumen)
1) Look
3) Move
c) Kekuatan otot
4) Kulit
5555
2255
555
5555
SMRS
2
MRS
2
3
di
0 = Mandiri
1 = Alat bantu
2 = Dibantu orang lain
3 = Dibantu orang lain dan alat
4 = Tergantung/tidak mampu
k. Kebersihan Diri
1) SMRS :
a) Mandi : 2 x/hari
b) Gosok gigi : 2 x/hari
c) Keramas : 2 hari sekali
d) Potong kuku : 1 minggu sekali
2) MRS :
a) Mandi : seka 2 x/hari
b) Gosok gigi : 2 x/hari
c) Keramas : selama MRS belum keramas
d) Potong kuku : selama MRS belum keramas
1. Data Psikologis
1) Status Emosi
2) Konsep Diri
a) Gambaran Diri
rumah tangga
c) Peran
orang suami dan sebagai ibu rumah tangga yang bertugas untuk mengurusi
keluarganya.
d) Ideal Diri
berharap ingin cepat pulang agar biaya yang dikeluarkan oleh keluarganya
tidak terlalu besar untuk biaya RS klien dan supaya dapat melakukan
kegiatannya seperti biasanya.
e) Harga Diri
banyak kekurangan dan sadar bahwa semuanya ini merupakan cobaan dari
Tuhan.
3) Gaya komunukasi
berinteraksi dengan anggota keluarga dan banyak orang, juga ketika klien
sakit dan dirawat di RS klien rajin berinteraksi dengan keluarga dan keluarga
klien lainnya.
7) Data Spiritual
ibadah solat klien terganggu. Klien meyakini sakitnya adalah cobaan dari
Tuhan. Sebagai manusia biasa klien hanya bisa berusaha dan berdoa.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Tanggal pemeriksaan : 20 Mei 2015
Hematologi
No.
1.
Jenis Pemeriksaan
Hemoglobin
Hasil
11,1 gr/dl
2.
3.
Leukosit
Eritrosit
16.200/mm3
3.99 juta/mm3
4.
Hematokrit
32%
5.
Trombosit
523.000/mm3
Nilai Normal
P : 12-14 gr/dl
L : 13-16 gr/dl
5000-10.00/mm3
P : 4,3-6,0 juta/mm3
L : 3,9-5,0 juta/mm3
P : 35-45%
L : 40-54%
150-400ribu/mm3
Hasil
117 mg/dl
16 U/L
10 U/L
Nilai Normal
76-110 mg/dl
0-35 U/L
0-37 U/L
Kimia Klinik
No.
1.
2.
3.
Jenis Pemeriksaan
Gula Darah Puasa
SGOT
SGPT
b. Foto
Foto Rongten : tanggal 20 Mei 2015. Hasil: post-op close fraktur humerus
sinistra.
c. Terapi Medis
Tanggal 20 Mei 2015
Infus
No. Nama Obat
1.
Na Cl 0,9 %
Dosis
500 ml
Obat Injeksi
No.
1.
2.
3.
4.
Nama Obat
Antrain
Dexamethason
Ceftriaxon
Ketorolac
Dosis
5 mg
5 mg
1 gr
30 mg
Surabaya, 21 Mei 2015
(Perawat)
8. Analisa Data
No.
1.
Data (Symptoms)
Penyebab (Etiologi)
Masalah
(Problem)
DS : Klien mengatakan cemas karena Defisit pengetahuan Ansietas
sebelumnya belum pernah melakukan tentang
terapi
terapi oksigen hiperbarik.
oksigen hiperbarik
DO :
dan
prosedur
Klien tampak gelisah
perawatan
TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 90 x/menit
S : 36oC
RR : 20 x/menit
DS : Klie mengatakan terkadang
kepikiran dengan penyakitnya saat ini
karena belum juga membaik.
DO :
Klien tampak gelisah.
DS : Klien mengatakan cemas karena
sebelumnya belum pernah melakukan
terapi oksigen hiperbarik.
DO :
Klien tampak gelisah dan merasa takut
karena banyak pasien yang diterapi di
HBO.
2.
3.
Stress
mengatasi
penyakit dan/ atau
miskin
system
dukungan
psikososial
Perubahan tekanan
udara di dalam ruang
oksigen hiperbarik.
Ketidakefektifan
koping individu
Resiko
tinggi
barotrauma
9. Prioritas Masalah
No.
Masalah Keperawatan
Tanggal
1.
2.
3.
Ditemukan
Ansietas
25 Mei 2015
Resiko Tinggi Barotrauma
25 Mei 2015
Ketidakefektifan
Koping 25 Mei 2015
Individu
Paraf
Teratasi
Diagnosa
Keperawatan
Ansietas b/d
defisit
pengetahuan
tentang terapi
oksigen
Tujuan dan
Intervensi
Rasional
Kriteria Hasil
Tujuan : Setelah 1. Kaji
tingkat 1. Mengetahui tingkat
dilakukan tindakan
kecemasan klien.
kecemasan klien dan
keperawatan
menentukan tindakan
selama 2 jam, rasa
keperawatan
cemas
klien
selanjutnya.
2.
hiperbarik
terhadap
dan prosedur pelaksanaan terapi 2. Yakinkan kembali
perawatan
HBO
dapat
klien
melalui
berkurang
atau
sentuhan,
sikap
hilang.
empatik
secara
verbal dan non
Kriteria Hasil :
verbal.
Klien
tampak
tenang.
Klien
menunjukkan
kemampuan untuk 3. Berikan informasi
berfokus
pada
pada
klien
pengetahuan yang
mengenai
terapi
telah diterima.
yang akan dijalani.
Klien
memiliki
tanda-tanda vital
dalam
batas 4. Kolaborasi dengan
normal, terutama
dokter
dalam
tekanan
darah,
pemberian
obat
nadi
dan
anti-ansietas, jika
pernapasan :
perlu.
TD : 110-130/7080 mmHg
N : 60-100 x/menit
RR
:
12-20
x/menit
Resiko tinggi Tujuan : Setelah 1. Pantau TTV klien.
barotrauma ke dilakukan tindakan
telingga,
keperawatan
2. Kaji
tanda-tanda
sinus,
gigi, selama 2 jam,
pilek atau flu.
dan
paru- klien
mampu
paru, atau gas melakukan valsava
emboli
dengan benar dan
serebral b/d tepat.
perubahan
tekanan udara Kriteria Hasil :
di
dalam Klien
mampu
ruang oksigen mempraktekkan
hiperbarik.
cara
valsava
dengan benar dan
tepat.
2. Dengan
sentuhan,
rasa empatik secara
verbal
dan
non
verbal
secara
fisiologis
akan
menenangkan
hati
klien sehingga rasa
cemasnya menurun
atau
bahkan
berkurang.
3. Pemberian informasi
dapat memberikan
pengetahuan kepada
klien dan dapat
mengurangi ansietas
klien.
4. Sebagai
tindakan
farmakologis untuk
menurunkan cemas.
1. Mengetahui
tingat
keadaan klien.
2. Jika ditemukan ada
klien yang terdapat
tanda-tanda
pilek
atau flu dianjurkan
untuk tidak masuk
dalam
chamber
karena pada saat
melakukan valsava
tidak
akan
bisa
disebabakna terdapat
sumbatan
pada
saluran eusthacius
sehingga
akan
menyebabkan
perdarahan.
3. Valsava
yang
3. Ajarkan
cara
dilakukan
dengan
valasava
dengan
benar dan tepat akan
benar dan tepat.
menghindarkan dari
4. Berikan informasi 4.
kepada klien untuk
bernapas
secara
normal.
3.
Ketidakefektif
-an
koping
individu b/d
stress
mengatasi
penyakit dan/
atau miskin
system
dukungan
psikososial
3. Anjurkan
klien
3.
untuk menggunakan
teknik
relaksasi,
jika perlu.
terjadinya
perdarahan
akibat
tekanan
yang
diahasilkan
oleh
oksigen hiperbarik.
Memberikan
pengetahuan kepada
klien sehingga klien
tidak perlu bernapas
dengan berlebihan
pada saat menhirup
oksigen.
Mengetahui sumber
masalah
dari
ketidakefektifan
koping yang dialami
oleh klien.
Dengan
kehadiran
keluarga
dalam
mengantarkan klien
ke tempat terapi akan
membuta
klien
merasa aman dan
nyaman.
Penggunaan teknik
relaksasi
akan
menurunkan tingkat
stress yang dialami
oleh klien.
No.
Dx.
1
Tindakan Keperawatan
Evaluasi Formatif
Pre HBO
Mengkaji tingkat kecemasan
klien
Mengkaji pengetahuan klien
tentang terapi HBO
Mengingatkan kepada klien
untuk tidak membawa barangbarang yang terbuat dari logam
seperti perhiasan, jam tangan, hp
Intra HBO
Mendampngi klien di dalam
chamber
Selasa, 26 Mei
2015/09.3011.30 WIB
Post HBO
Mengkaji tingkat kecemasan
post HBO
Mengkaji tingkat pengetahuan
post HBO
Pre HBO
Membina
hubungan
saling
percaya dengan klien
Melakukan
pengkajian
dan
anamnese pada klien tentang
tujuan dilakukan terapi HBO
Kaji tanda-tanda pilek atau flu
pada klien
Melakukan observasi TTV, TD
130/80 mmHg, N 80 x/menit,
RR 20 x/menit
Intra HBO
Pemberian oksigen 100% dan
penambahan tekanan dalam
chamber
Mengajarkan pada klien cara
valsava dengan benar dan tepat
Post HBO
Mengevaluasi perasaan dan
keluhan
pasien
setelah
melakukan terapi HBO
Pre HBO
Membina
hubungan
saling
percaya dengan klien
Mengidentifikasi
ketidakefektifan koping pada
klien
Mengajarkan
klien
cara
penggunaan teknik relaksasi
Intra HBO
Mengajarkan pada klien cara
valsava dengan benar dan tepat
Post HBO
Mengevaluasi perasaan dan
keluhan
pasien
setelah
melakukan terapi HBO
Pre HBO
Mengkaji tingkat kecemasan
klien
Mengkaji pengetahuan klien
tentang terapi HBO
Mengingatkan kepada klien
untuk tidak membawa barang-
Rabu, 27 Mei
2015/09.00-
Klien
mengerti
diberikan informasi
setelah
11.30 WIB
klien
Mengkaji pengetahuan klien
tentang terapi HBO
Mengingatkan kepada klien
untuk tidak membawa barangbarang yang terbuat dari logam
seperti perhiasan, jam tangan, hp
Intra HBO
Mendampngi klien di dalam
chamber
Post HBO
Mengkaji tingkat kecemasan
post HBO
Mengkaji tingkat pengetahuan
post HBO
Pre HBO
Membina
hubungan
saling
percaya dengan klien
Melakukan
pengkajian
dan
anamnese pada klien tentang
tujuan dilakukan terapi HBO
Kaji tanda-tanda pilek atau flu
pada klien
Melakukan observasi TTV, TD
130/80 mmHg, N 80 x/menit,
RR 18 x/menit
Intra HBO
Pemberian oksigen 100% dan
penambahan tekanan dalam
chamber
Mengajarkan pada klien cara
valsava dengan benar dan tepat
Post HBO
Mengevaluasi perasaan dan
keluhan
pasien
setelah
melakukan terapi HBO
Pre HBO
Membina
hubungan
saling
percaya dengan klien
Mengidentifikasi
ketidakefektifan koping pada
klien
Mengajarkan
klien
cara
penggunaan teknik relaksasi
Intra HBO
Mengajarkan pada klien cara
valsava dengan benar dan tepat
Post HBO
Klien
mengerti
diberikan informasi
setelah
13. Evaluasi
Tanggal/Pukul
Senin, 25 Mei
2015/12.00 WIB
No.
Dx.
1
Selasa, 26 Mei
2015/12.00 WIB
Evaluasi Sumatif
S : Klien mengatakan rasa cemasnya sudah sedikit berkurang
setelah menjalani terapi HBO
O:
Tingkat kecemasan klien berkurang
Klien tampak tenang
TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,8oC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan terapi HBO
S : Klien mengatakan rasa cemasnya sudah sedikit berkurang
setelah menjalani terapi HBO
O:
TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,8oC
Klien mampu melakukan valsava dengan benar dan tepat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan terapi HBO
S : Klien mengatakan masih kepikiran dengan penyakit yang
dideritanya
O : Klien tampak masih gelisah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan terapi HBO
S : Klien mengatakan sudah tdak merasa cemas setelah
mengikuti terapi HBO
O:
Klien tampak tenang
TTV :
TD : 130/80 mmHg
Rabu, 27 Mei
2015/12.00 WIB
N : 86 x/menit
S : 36,7oC
RR : 20 x/menit
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan inervensi
S : Klien mengatakan sudah tdak merasa cemas setelah
mengikuti terapi HBO
O:
TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,7oC
Klien mampu melakukan valsava dengan benar dan tepat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan terapi HBO
S : Klien mengatakan masih kepikiran dengan penyakit yang
dideritanya
O:
Klien tampak masih gelisah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan terapi HBO
S : Klien mengatakan sudah tdak merasa cemas setelah
mengikuti terapi HBO
O:
Klien tampak tenang
TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,5oC
RR : 20 x/menit
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan inervensi
S : Klien mengatakan sudah tdak merasa cemas setelah
mengikuti terapi HBO
O:
TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5oC
Klien mampu melakukan valsava dengan benar dan tepat
DAFTAR PUSTAKA
http://hyperbaricmedicineconsultant.blogspot.com/2010/07/manfaat-pantangandan-efek-lanjutan.html
http://www.scribd.com/doc/213803941/Asuhan-Keperawatan-Klien-DenganTerapi-Hiperbarik-Oksigen-1#scribd
http://documents.tips/documents/bab-3-kasus-hiperbarik.html