Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas kesempatan dan anugerah yang telah dilimpahkan-Nya, kami penyusun
dapat menyelesaikan LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR MESIN
LAS yang kami beri judul LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LAS. Kami juga
mengucapkan terima kasih untuk rekan-rekan Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Industri, yang senantiasa memberikan dukungan demi terselesaikannya laporan
ini. Dan terakhir, kami ucapkan terimakasih untuk para pembimbing praktikum
yang memberikan banyak masukan dan saran demi kesempurnaannya laporan
ini.
Laporan ini kami buat guna untuk melengkapi hasil praktikum yang
telah kami lakukan sebelumnya, serta untuk memenuhi nilai di mata kuliah
Praktikum Proses Manufaktur.
Laporan ini kami bagi dalam beberapa bab, yang masing-masing berisi
mengenai pendahuluan, teori, salinan jurnal praktikum, jawaban pertanyaan dan
kesimpulan, daftar pustaka, lampiran.
Laporan kami pastinya masih memiliki banyak kekurangan, maka demi
lebih sempurnanya laporan ini kami selalu mengharapkan kritik dan saran, demi
kemanfaatannya yang lebih di masa mendatang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................I
DAFTAR ISI.......................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan....................................................................................2
BAB II TEORI SINGKAT.........................................................................3
2.1. Pengertian Mesin Las..............................................................................3
2.2. Sejarah Pengelasan................................................................................4
2.3. Klasifikasi Pengelasan.............................................................................5
a.
Las Karbit.............................................................................................. 5
b.
Las Listrik.............................................................................................. 6
c.
Las Gesekan.......................................................................................... 6
d.
Las Termit.............................................................................................. 7
e.
Las Eksplosi........................................................................................... 8
f.
Las Laser.............................................................................................. 8
g.
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................31
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TEORI
2.1. Pengertian Mesin Las
Pada masa sekarang ini, proses pembuatan suatu produk dapat
dilakukan dengan berbagai teknik. Baik dengan cara membuang bahan
baku, seperti dengan metode bubut, gergaji, gerinda, dan lainnya. Maupun
tanpa membuang, misalnya dengan cara tuang, rol, tempa, tarik dan
sebagainya. Masing-masing teknik memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing tergantung pada jenis produk yang akan dibuat serta tujuan
dari pembuatan produk. [1]
proses
penyambungan
umumnya
dilakukan
atas
penyambungan
logam
dapat
dilakukan
secara
mekanik
sebelumnya
kapal
yang
dikeluarkan,
proses
pengerjaan
menggunakan paku keling rivets. Pada masa itu, muncul pula cara
pertama untuk mengetes hasil pengelasan, seperti uji kerfslag (lekukan
yang tertutup lapisan). [4]
c. Kimia
2) Ditinjau berdasarkan cara kerjanya klasifikasi pengelasan dapat dibagi
dalam tiga kelas utama yaitu :
a. Pengelasan cair, adalah cara pengelasan dimana sambungan
dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau
sumber api gas yang terbakar.
b. Pengelasan tekan, adalah cara pengelasan dimana sambungan
dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.
c. Pematrian, adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan
disatukan dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik
cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair
Selain itu, terdapat berbagai jenis pengelasan yang digunakan dalam
proses penyatuan logam. Dalam beberapa literatur, terdapat hingga 40
bahkan 200 metoda pengelasan. [6]
Berikut ini dijelaskan beberapa metode pengelasan yang dikenal:
a.
Las Karbit
Las Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam
b.
Las Listrik
Pada Las Listrik, panas yang diperoleh untuk proses pelelehan
c.Las Gesekan
Pada las gesekan, panas timbul sebagai akibat gesekan kedua
bagian logam yang akan disambung dengan berputar dalam
kecepatan tinggi. Panas hasil gesekan tersebut akan melelehkan
logam, dan kalau diberikan sedikit tekanan, maka akan terjadi
sambungan. Setelah logam mulai meleleh, koefisien gesekan akan
turun dan pertambahan panas akan berhenti, sehingga bahan tidak
mungkin kepanasan. [6]
Untuk mengelas pipa ledeng besar dengan las gesekan,
diperlukan las gesekan radikal. Kedua bagian pipa harus sedikit
d.
Las Termit
Las Termit adalah penyambungan/las antara dua batang rel
10
e.
Las Eksplosi
Las eksplosi digunakan untuk memasang lapisan anti karat pada
f. Las Laser
Dalam proses las laser, digunakan sinar laser dikarenakan laser
bersifat mengumpulkan energi dalam satu titik. Umumnya digunakan
untuk mengelas komponen yang mengandung peralatan-peralatan
sensitif terhadap panas. Seperti kotak pacu jantung yang di dalamnya
terdapat komponen-komponen elektronika. Keuntungannya, panas
hanya terkumpul pada tempat yang kecil. Untuk pekerjaan seperti itu
dipakai laser bahan padat seperti neodymuim-YAG-laser. Bahan
yang lebih tebal tidak dapat disambung dengan laser seperti itu .
Namun disebut-sebut laser CO2 memiliki energi yang lebih banyak
untuk setiap milimeter perseginya. Laser ini dapat melelehkan logam
sampai sedalam 15 mm. [3]
g.
11
12
Pada
13
diameter elektroda kecil, pole tidak dapat dipertukarkan, arc bow bukan
merupakan masalah.[3]
Sedangkan pada arus DC (Direct Current), voltage drop sensitif
terhadap panjang kabel sependek mungkin, dapat dipakai untuk arus kecil
dengan diameter elektroda kecil, semua jenis elektroda dapat dipakai, arc
starting lebih mudah terutama untuk arus kecil, pole dapat dipertukarkan, arc
bow sensitif pada bagian ujung, sudut atau bagian yang banyak lekukanya.[3]
Selanjutnya untuk DCEN (Straight Polarity), material dasar atau
material yang akan dilas disambungkan dengan kutub positif (+) dan
elektrodanya disambungkan dengan kutub negatif (-) pada mesin las DC.
Dengan cara ini busur listrik bergerak dari elektroda ke material dasar
sehingga tumbukan elektron berada di material dasar yang berakibat 2/3
panas berada di material dasar dan 1/3 panas berada di elektroda. Cara ini
akan menghasilkan pencairan material dasar lebih banyak dibanding
elektrodanya sehingga hasil las mempunyai penetrasi yang dalam, sehingga
baik digunakan pada pengelasan yang lambat, wilayah yang sempit dan
untuk pelat yang tebal. [3]
Pada DCEP (Reversed Polarity), material dasar disambungkan
dengan kutub negatif (-) dan elektrodanya disambungkan dengan kutub
positif (+) dari mesin las DC, sehingga busur listrik bergerak dari material
dasar ke elektroda dan tumbukan elektron berada di elektroda yang
berakibat 2/3 panas berada di elektroda dan 1/3 panas berada di material
dasar. Cara ini akan menghasilkan pencairan elektroda lebih banyak
sehingga hasil las mempunyai penetrasi dangkal, serta baik digunakan pada
pengelasan plaat tipis dengan manik las yang lebar. [3]
Halhal yang
mempengaruhi
14
ii.
15
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
ii.
iii.
iv.
[6]
Untuk melihat
struktur dari sebuah hasil lasan kita dapat melihat pada gambar dibawah ini:
16
1) Inklusi
Inklusi terjadi karena adanya material padat yang terjebak pada waktu
proses pembekuan. Inklusi dapat terjadi menjadi dua bagian, yaitu Inklusi non
metalik dan inklusi metalik.[6]
17
Penyebab:
a. Arus yang terlalu rendah dan elektroda yang terlalu besar.
b. Pada sambungan sudut, sudut-sudut yang kurang tepat, pembersihan
yang kurang baik.
c. Pengelasan yang terlalu cepat.[6]
2) Incompletly filled groove (Alur tidak terisi secara sempurna)
Hal ini terjadi karena alur yang direncanakan tidak terisi logam secara
sempurna,
sehingga
sambungan
tampak
kekurangan
logam
pengisi/cekung.[6]
Penyebab:
a. Gerakan elektroda yang terlalu cepat.
b. Elektroda atau logam pengisi terlalu kecil.
3) Lack of fusion atau Incomplete fusion (Peleburan yang tidak sempurna).
Terjadi karena logam induk dan logam las tidak melebur bersama secara
menyeluruh.[6]
18
Penyebab:
a. Arus pengelasan terlalu rendah.
b. Gerakan elektroda terlalu cepat.
c. Persiapan yang tidak sempurna.
d. Permukaan kotor.
e. Sudut elektroda yang tidak tepat.
f.
19
dilakukan dari bawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan
10 dari garis vertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut
45-60.[4]
5) Posisi Pengelasan Arah ke Kiri (Maju)
Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api di
arahkan ke kiri dengan membentuk sudut 60 dan kawat las 30 terhadap benda
kerja sedangkan sudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan.
Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak
membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas. [4]
6) Posisi Pengelasan Arah ke Kanan (Mundur)
Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan
ke kiri. Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang
tebalnya 4,5 mm ke atas. [4]
2.6. Operasi Lain pada Pengelasan
1) Operasi Branzing (Flame Brazing)
Yang dimaksud dengan brazing disini adalah proses penyambungan
tanpa mencairkan logam induk yang disambung, hanya logam pengisi saja.
Misalnya saja proses penyambungan plaat baja yang menggunakan kawat las
dari kuningan. Ingat bahwa titik cair baja ( 1550 C) lebih tinggi dari kuningan
(sekitar 1080C). Dengan perbedaan titik cair itu, proses brazing, akan lebih
mudah di laksanakan daripada proses pengelasan.[4]
2) Operasi Pemotongan Logam (Flame Cut)
Kasus pemotongan logam sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Proses penggergajian (sewing) dan menggunting (shearing) merupakan
contoh
dari
proses
pemotongan
logam
dan
lembaran
logam.
Proses
dengan memberikan suplai gas oksigen berlebih. Pemberian gas oksigen lebih,
dapat diatur pada torch yang memang dibuat untuk keperluan memotong.
prinsip
dasar
pemuaian
pengkerutan
pada
suatu
21
dan
besar.
Logam
mengkerut
pada
saat
didinginkan.
[4]
22
BAB III
JURNAL PRAKTIKUM
23
BAB IV
PERTANYAAN DAN JAWABAN
4.1 Pertanyaan
24
4.2 Jawaban
1) Buat sketsa lengkap dari:
a. Arc welding dan cara kerjanya
25
26
c. Welding
Pada welding temperature yang digunakan lebih tinggi yaitu 15001600C. Pada pengelasan logam inuk juga memungkinkan untuk ikut
mencair pada saat proses penyambungan.
Gas welding
Arc welding
ii.
ambungan
sudut (corner
joint).
Kedua bagian benda yang akan disambung membentuk sudut siku
siku dan disambung pada ujung sudut tersebut.
benda
yang
akan
disambung
saling
menumpang
v.
cara
pengelasan
i.
30
31
Ini berarti struktur dan kekuatan sambungan las akan menentukan kualitas
dari produk tersebut.
6. Tiga macam penyambungan dengan keuntungan serta kerugiannya
a. Pengelasan cair
Adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai
mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas
yang terbakar.
Keuntungan
Kerugian
b. Pengelasan tekan
Adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan
kemudian ditekan hingga menjadi satu.
Keuntungan
Kerugian
c. Pematrian
Adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan
dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah.
Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.
Keuntungan
Kerugian
32
BAB V
KESIMPULAN
Mutu dari hasil pengelasan, bergantung pada keahlian operator atau juru
atau tukang las itu sendiri.Cara mengelas yang buruk dapat Buat sketsa:
Mengakibatkan kerusakan fatal baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang, mulai dari kasus sederhana seperti pipa ledeng yang bocor
ataupun ke hal-hal yang lebih fatal seperti runtuhnya bangunan berkonstruksi
baja yang menggunakan bahan yang di las.
Pada saat pengelasan, kesalahan sering terjadi. Hal yang perlu
diperhatikan adalah menghindari bara api pada bagian yang di las dengan tidak
mengulangi las di tempat yang sama. Jika hal itu terjadi, sambungan akan
menjadi rapuh dan terbentuk titik awal retakan kecil. Selain itu, bagian logam
yang bersebelahan dengan bagian yang di las tidak meleleh tetapi berubah
karena panas.Pemanasan yang diikuti dengan pendinginan yang cepat bisa
menghasilkan struktur logam yang seperti kaca, sehingga mudah retak.
33
DAFTAR PUSTAKA
1.
Miftahidayat,
Fikri.
Artikel
bulan
Januari
2012.Teknik
Putra,
Aryani.
Artikel
bulan
September
2011.
Mesin
Las
(Welding).http://ayaniputra.blogspot.com/2011/09/mesin-las-welding.html.
Diakses pada tanggal 24 Oktober 2015, pukul 19.10 WIB
3.
Bayu, Rahmad. Artikel bulan Mei 2013.Las Listrik dan Jenis-jenis Mesin
Las
Busur
Listrik.http://rahmadbayutkr.blogspot.com/2013/05/v-
Tanpa
Nama.
Artikel
bulan
Februari
2012.Artikel
Teknik
Wikipedia.Tanpa
tanggal
terbit.Las.http://id.wikipedia.org/wiki/Las.
PT
INOTEKMA.
Tanpa
tanggal
terbit.Klasifikasi
34