Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas
140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg.
(Bruner dan Suddarth, 2002: 896).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.(Smeltzer,2001)
B. ETIOLOGI
1. Usia.
Hipertensi akan makin meningkat dengan meningkatnya usia hipertensi
pada yang berusia dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden panykit arteri dan
kematian premature.
2. Jenis Kelamin.
berdasar jenis kelamin pria umumnya terjadi insiden yang lebih tinggi
daripada wanita. Namun pada usia pertengahan, insiden pada wanita mulai
meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insiden pada wanita lebih tinggi.
3. Ras.
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang
berkulit putih.
4. Pola Hidup.
Faktor seperti halnya pendidikan, penghasilan dan faktor pola hidup pasien
telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan
rendah dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh stress agaknya berhubungan
dengan insiden hipertensi yang lebih tinggi. Obesitas juga dipandang sebagai
faktor resiko utama. Merokok dipandang sebagai faktor resiko tinggi bagi
hipertensi dan penyakit arteri koroner. Hiperkolesterolemia dan hiperglikemia
adalah faktor faktor utama untuk perkembangan arterosklerosis yang
berhubungan dengan hipertensi.

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
2. Kelelahan , letih
3. Nafas pendek
4. Sakit kepala, pusing
5. Mual, muntah
6. Gemetar

7. Nadi cepat setelah aktivitas


8. Sulit bernafas saat aktivitas
9. Gangguan penglihatan
10. Sering marah
11. Mimisan
12. Kaku pada leher atau bahu

D. PATOFISIOLOGI

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang dilakukan 2 cara yaitu :
1. Pemeriksaan yang segera seperti :

a. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel


terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko
seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
b. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
c. Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
d. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi
f. Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler)
g. Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
h. EKG : perbesaran jantung gangguan konduksi (Smeltzer, 2001)
2. Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang
pertama ) :
a. IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal / ureter.
b. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti:

Batu

ginjal,

perbaikan ginjal.
d. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT
scan.
e. (USG) untuk melihat struktur ginjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien.

F. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan non farmakologis atau perubahan gaya hidup
a. Diit rendah lemak dan Diit rendah garam dapur, soda, baring powder, natrium
benzoat, monosodium glutamat.
b. Hindari makanan daging kambing, buah durian, minuman beralkohol
c. Lakukan olahraga secara teratur dan Hentikan kebiasan merokok (minum
kopi)
d. Menghindari stress dan gaya hidup yang lebih santai.
2. Penatalaksanaan farmakologis atau pengobatan hipertensi

Jenis-jenis obat hipertensi yaitu sebagai berikut :


a. Beta Bloker
Yang termasuk yaitu asebutolol, alprenolol, propanolol, timolol, pindolol,dll.
b. Antagonis Kalsium
Golongan obat ini seperti nifedipine, diltiazim, verapamil, amlodipin,
felodipin dan nikardipin.
c. Penghambat enzim konversi Angiotensin (Angiotensin Converting Enzyme
Inhibitor atauACE Inhibitor)
contoh losartan, valsartan dan irbesartan.
d. Vasodilator
Yang temasuk golongan ini adalah doksazosin, prazosin, hidralazin,
minoksidil, diazosid dan sodium nitroprusid.
e. Golongan penghambat simpatetik
Penghambatan aktivitas simpatik dapat terjadi pada pusat vasomotor otak
seperti pada pemerian metildopa dan klonidin atau pada ujung saraf perifer
seperti reserpin dan guanetidine.(Susalit, 2001)
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen.
3. Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang
diderita klien
4. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan denganpeningkatan
afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
DAFTAR PUSTAKA
Bare&Smeltzer, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol 2, Jakarta, EGC
Mansjoer, A, dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta, Media Aesculapius
FKUI
Ridwan, M 2009. Mengenal,Mencegah,Mengatasi Silent Killer Hipertensi, Semarang,
Pustaka Widyamara.

Anda mungkin juga menyukai