Anda di halaman 1dari 4

Perbandingan Metode Berat Jenis dan Kromatografi Gas pada

Analisis Kadar Etanol dalam Minuman Anggur

Metode yang dapat digunakan untuk menetapkan kadar etanol antara


lain metode berat jenis yang merupakan metode konvensional dan
kromatografi gas yang merupakan metode instrumental.

• Metode Berat Jenis

Untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan sebagai


perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume air
yang sama pada suhu 4° atau temperatur lain yang tertentu. Angka yang
pertama menunjukkan temperatur udara saat zat ditimbang, angka yang
berikutnya menunjukkan temperatur air yang digunakan (Martin dkk., 1983).
Berat jenis larutan etanol dapat diukur dengan piknometer. Berat jenis
larutan etanol semakin kecil, maka kadar etanol di dalam larutan tersebut
semakin besar. Hal ini dikarenakan etanol mempunyai berat jenis lebih kecil
daripada air sehingga semakin kecil berat jenis larutan berarti jumlah / kadar
etanol semakin banyak. Kelebihan dari metode ini adalah peralatan yang
sederhana sedangkan kekurangannya adalah waktu yang relatif lama dan
kurang akurat dalam menganalisis senyawanya.

Yang pertama dilakukan adalah piknometer dibersihkan secara hati-hati


dengan menggunakan aseton, kemudian dikeringkan dan ditimbang.
Akuades didinginkan sampai di bawah suhu percobaan (± 15°C). Piknometer
diisi dengan akuades secara hati-hati hingga penuh dan termometer
dimasukkan. Suhu akuades dalam piknometer ditunggu hingga mencapai
suhu percobaan (20°C), kelebihan akuades pada puncak pipa kapiler
dibersihkan. Piknometer yang berisi akuades segera ditimbang dan beratnya
dicatat. Cara yang sama dilakukan untuk larutan baku etanol lalu berat
jenisnyua dihitung. Kemudian pengukuran kadar etanol dalam metode berat
jenis, cara kerjanya sama dengan pada pengukuran larutan baku etanol
dengan piknometer dan yang digunakan adalah larutan sampel.

• Metode Kromatografi Gas

Kromatografi gas adalah teknik kromatografi yang bisa digunakan untuk


memisahkan senyawa organik yang mudah menguap. Senyawa-senyawa
yang dapat ditetapkan dengan kromatografi gas sangat banyak, namun ada
batasan-batasannya. Senyawa-senyawa tersebut harus mudah menguap dan
stabil pada temperatur pengujian, utamanya dari 50 – 300°C. Jika senyawa
tidak mudah menguap atau tidak stabil pada temperatur pengujian, maka
senyawa tersebut bisa diderivatisasi agar dapat dianalisis dengan
kromatografi gas. Ada beberapa kelebihan kromatografi gas, diantaranya
kita dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi
pemisahan yang tinggi. Gs dan uap mempunyai viskositas yang rendah,
demikian juga kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung
cepat, sehingga analisis relative cepat dan sensitifitasnya tinggi. Fase gas
dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase
diam dan zat-zat terlarut. Kelemahannya adalah tehnik ini terbatas unruk zat
yang mudah menguap.

Pengukuran kadar etanol dalam metode kromatografi gas yaitu dengan


cara larutan sampel minuman anggur yang telah didestilasi masing-masing
diambil 1,0 ml menggunakan mikropipet dan dimasukkan ke dalam labu ukur
50 ml, kemudian ditambahkan 0,1 ml n-butanol dan diencerkan dengan
akuades. Larutan ini masing-masing diambil 1μl dan disuntikkan ke dalam
kolom melalui tempat injeksi. Luas puncak etanol dan n-butanol dari
kromatogram dihitung kemudian dicari rasio luas puncak etanol/n-butanol.
Kadar etanol dalam minuman anggur ditentukan menggunakan persamaan
kurva baku.

Perbandingan Metode calorimeter Klasek dan Kalorimeter Bom pada


Penetapan Kalor Jenis
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Merupakan suatu
sistem terisolasi ( tidak ada perpindahan materi maupun energi dengan
lingkungan di luar kalorimeter ).

• Kalorimeter Klasik / Sederhana

Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang


reaksinya berlangsung dalam fase larutan ( misalnya reaksi netralisasi asam
– basa / netralisasi, pelarutan dan pengendapan ). Pada kalorimeter ini, kalor
reaksi = jumlah kalor yang diserap / dilepaskan larutan sedangkan kalor
yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan. Beker aluminium dan
gelas plastik jenis polistirin (busa) dapat digunakan sebagai kalorimeter
sederhana dengan termometer dan pengaduk. Pengukuran kalor dilakukan
dengan menentukan perubahan suhu yang terjadi selama proses perubahan
kimia atau fisika berlangsung. Keuntungan menggunakan gelas plastik
sebagai kalorimeter adalah murah harganya dan setelah dipakai dapat
dibuang. Sedangkan kelemahannya adalah memerlukan waktu yang lama
karena dilakukan secara manual.

• Kalorimeter Bom

Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah


kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2
berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Kalorimeter ini
terdiri dari sebuah bom ( tempat berlangsungnya reaksi pembakaran,
terbuat dari bahan stainless steel dan diisi dengan gas oksigen pada
tekanan tinggi ) dan sejumlah air yang dibatasi dengan wadah yang kedap
panas. Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan menghasilkan
kalor dan diserap oleh air dan bom. Sejumlah sampel ditempatkan pada
tabung beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor
(kalorimeter) dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam
terpasang dalam tabung. Untuk menentukan perubahan entalpi dilakukan
dengan cara yang sama dengan penentuan perubahan kalor yang dilakukan
pada tekanan konstan. pAda metode ini memilliki kelebihan yaitu waktu
yang dibutuhkan singkat, tidak repot karena dikerjakan secara modern.
Sedangkan kelemahannya adalah harga yang terlalu mahal.

Anda mungkin juga menyukai