PENDAHULUAN
1.1; Latar Belakang
Sesuai rumusan masalah yang dibuat dari makalah ini yaitu untuk mengetahui asal
dan usul terbentuknya batuan sedimen, struktur batuan sedimen, dan jenis batuan
sedimen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sedimentasi dan Batuan Sedimen
Sedimentasi merupakan pengendapan material yang dibawah oleh angin, air, atau
gletser. Semua hasil erosi akan di endapkan disuatu tempat, baik di sungai, lembah, lereng
pegunungan ataupun dasar laut yang dangkal. Kadang pula hasil sedimentasi tersebut
kembali mengalami erosi. Proses sedimentasi dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
1; Sedimentasi Fluvial, yaitu proses pengendapan materi yang diangkut oleh sungai dan
di endapkan disepanjang aliran sungai, danau, waduk, atau muara sungai. Hasil
bentuknya antara lain delta dan bantaran sungai.
2; Sedimentasi Eolis (sedimentasi teresterial), merupakan proses pengendapan materi
yang diangkut oleh angin. Bentuknya antara lain berupa gugus pasir dan gundukan
pasir yang sering dijumpai di pantai.
3; Sedimentasi Laut (marine sedimentation), merupakan hasil abrasi pantai yang
kemudian diendapkan kembali disepanjang pantai. Hasil bentukannya antara lain,
endapan puing karang (beach), endapan gosong pasir (bar), dan endapan pasir yang
menghubungkan dua pulau (tombolo).
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan yang
berupa bahan lepas. Menurut ( Pettijohn, 1975 ) batuan sedimen adalah batuan yang
terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya
atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada
permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan. Menurut Tucker (1991), 70 %
batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari
volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan
bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.
Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan
antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari sangat
halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang termasuk kedalam
batuan sedimen. Disbanding dengan batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan
tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang
terdapat dikerak bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan
batu gamping kira-kira 80% (Pettijohn, 1975).
Sedimen tidak hanya bersumber dari darat saja tetapi dapat juga dari yang
terakumulasi di tepi-tepi cekungan yang melengser kebawah akibat gaya gravitasi.
Meskipun secara teoritis dibawah permukaan air tidak terjadi erosi, namun masih ada
energy air, gelombang dan arus bawah permukaan yang mengikis terumbu-terumbu karang
di laut dan hasil kikisannya terendapkan di sekitarnya. Material sedimen dapat berupa:
1; Fragmen dan mineral-mineral dari batuan yang sudah ada. Misalnya kerikil di
gunung tersebut dan dapat juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batupasir bisa
terjadi dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke
dalam golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan
lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada
umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam.
Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis maupun secara
kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan.
Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, prosess- proses
yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah
litifikasi. Contohnya; Breksi, Konglomerat, Standsstone (batu pasir), dan lain-lain.
Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan
batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri.
(Pettjohn, 1975).
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan
besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan
tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun
dilingkungan laut. Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan
langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga
diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batu pasir bisa terjadi dilingkungan laut, sungai
dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan detritus kasar.
Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan batua lempung
dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya di endapkan di lingkungan
laut dari laut dangkal sampai laut dalam (Pettjohn, 1975). Fragmentasi batuan asal tersebut
dimulaiu darin pelapukan mekanis maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan
tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan (Pettjohn, 1975).
Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, proses
proses-proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama
dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah suatu sedimen menjadi
batuan keras ( Pettjohn, 1975).
2.3.1. Struktur Batuan Sedimen Klastik
Unsur-unsur tekstur batuan sedimen klastik, adalah sebagai berikut :
Nama Butiran
Nama batuan
> 256
Breksi
64 256
Cobble (kerakal)
4 64
Pebble
24
Granule (kerikil)
1/16 2
Sand (pasir)
Batupasir
1/16 1/256
Silt (lanau)
Batulanau
< 1/256
Clay (lempung)
Batulempung
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran butir. Faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut :
1;
2;
3;
4;
Jenis Pelapukan
Jenis Transportasi
Waktu / jarak Transport
Resistansi
kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut. Contohnya; Limestone (batu
gamping), Coal (batu bara), dan lain-lain.
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan
organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik
(Pettjohn, 1975). Menurut R.P. Koesoemadinata, 1981 batuan sedimen dibedakan menjadi
enam golongan yaitu :
a; Golongan Detritus Kasar
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini
antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat
pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan danau atau laut.
b; Golongan Detritus Halus
Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal
sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu
lempung dan Nepal.
c; Golongan Karbonat
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan
foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan
yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa
terjadi di lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan
pada lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali
macamnya tergantung pada material penyusunnya.
d; Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi
untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian
dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.
e; Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang
cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang
tertutup, sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsure-unsur tertentu.
Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu
endapan dari larutan tersebut. Batuan-batuan yang termasuk kedalam batuan ini
adalah gip, anhidrit, batu garam.
f; Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-tumbuhan.
Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan
yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan.
Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak
sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat
tersebut.
2.4.1. Struktur Batuan Sedimen Non Klastik
Pada umumnya batuan sedimen non-klastik terdiri atas satu jenis mineral atau yang
biasa disebut monomineralik. Pembagian jenis-jenis tekstur pada batuan sedimen nonklastik biasanya dengan memperhatikan kenampakan kristal penyusunnya. Macam-macam
tekstur batuan sedimen non-klastik adalah sebagai berikut :
1; Amorf, partikel-partikel umumnya berukuran lempung atau berupa koloid, non-
kristalin
2; Oolitik, tersusun atas kristal-kristal yang berbentuk bulat atau elipsoid. Berkoloni atau
Tabel. Penamaan batuan sedimen non klastika secara megaskopis (Huang, 1965).
Tekstur/Struktur
Komposisi
mineral/fragmen
Nama batuan
Ciri-ciri khas
Breaksi dengan HCl,
Terutama kalsit
Batugamping
mengandung organik,
bioklastika,
Dolomit
Berbutir halus
Putih abu-abu
Kapur
Abu-abu terang,
Karbonat dan lempung
Napal
rapuh, pecahan
konkoidal
Warna beragam,
Rijang
Terutama gips
Anhidrit
Gips
Terutama malit
dengan
mineral/batuan lain.
Dijumpai kristal yang
mengelompok
Fosforit
Batubara, lignit
Diperlukan penentuan
kadar P2O3
Warna coklat,
pecahan prismatik
Dari klasifikasi tersebut, beberapa struktur yang umum ditemukan pada batuan sedimen
antara lain :
1; Bedding
Atau biasa dikenal sebagai Struktur Berlapis. Struktur ini merupakan ciri khas batuan
sedimen yang memperlihatkan susunan lapisanlapisan (beds) pada batuan sedimen
dengan ketebalan setiap lapisan 1 cm.
2; CrossBedding
BAB III
PENUTUP
3.1; Simpulan
1; Sedimentasi merupakan pengendapan material yang dibawah oleh angin, air, atau
gletser. Semua hasil erosi akan di endapkan disuatu tempat, baik di sungai,
lembah, lereng pegunungan ataupun dasar laut yang dangkal.
2; Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan
yang berupa bahan lepas atau batuan yang terjadi akibat pengendapan materi hasil
erosi.
3; Proses sedimentasi batuan ada dua cara yaitu secara mekanik dan secara
organik/kimiawi.
4; Batuan sedimen secara umum dikelompokkan menjadi dua yaitu batuan sedimen
klastik dan batuan sedimen non klastik.
DAFTAR PUSTAKA
Pettijohn, FJ, PE Potter, dan R Siever. 1975. Sand and Sandstone. New York: Springer.
618 h.
Pettijohn, FJ dan PE Potter. 1964. Atlas and Glossary of Sedimentary Structures. New York:
Springer. 370 h.
Wentworth, CK. 1919. A laboratory and field study of cobble abrasion. Journal. Geology.
27:507-521.
Tucker, M. 1991. Sedimentary Petrology. Oxford: Blackwell Scientific Publication.
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/05/batuan-sedimen.html diakses pada tanggal 31 oktober
2015
https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_sedimen diakses pada tanggal 31 oktober 2015
http://learnmine.blogspot.co.id/2013/05/batuan-beku-sedimen-metamorf.html diakses pada
tanggal 31 oktober 2015
http://devoav1997.blog.com/ diakses pada tanggal 31 oktober 2015
http://arifkamahita-untan2014.blogspot.co.id/2015/04/makalah-batuan-sedimen.html diakses
pada tanggal 31 oktober 2015
https://wingmanarrows.wordpress.com/2012/03/07/batuan-sedimen-pettyjohn-1975-bab-ipendahuluan/ diakses pada tanggal 31 oktober 2015