II.
III.
IV.
perubahan konsentrasi
satuan waktu
Pereaksi (reaktan)
dalam satuan mol.dm-3.det-1 atau mol/Liter detik. Satuan mol dm-3 atau
molaritas, merupakan satuan konsentrasi larutan.
Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan cara fisika atau kimia.
Dengan cara fisika, penentuan konsentrasinya dilakukan secara tidak
langsung yaitu berdasarkan sifat-sifat fisis campuran yang dipengaruhi
oleh konsentrasi campuran, misalnya daya hantar listrik, tekanan (untuk
reaksi gas). Adsorpsi cahaya dan lainnya. Penentuan secara kimia
dilakukan
dengan
menghentikan
reaksi
secara
tiba-tiba
(reaksi
CH3COOH + C2H5OH
Asam asetat
etanol
Lajureaksi juga dapat ditentukan melalui cara grafik. Laju reaksi sesaat
merupkan
gradient
dari
kurva
antara
waktu
dengan
perubahan
konsentrasi pada selang waktu tertentu. Oleh karena itu, terdapat suatu
bilangan tetap yang merupakan angka faktor perkalian terhadap
konsentrasi yang disebut sebagai tetapan laju reaksi (K). dengan
demikian, laju reaksi sesaat secara umum dapat dinyatakan sebagai :
Laju reaksi K [Konsentrasi Zat]
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu :
1. Konsentrasi
Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi adalah khas untuk
setiap reaksi. Semakin tinggi konsentrasi berarti makin banyak
molekul-molekul
dalam
setiap
satuan
luas
ruangan,
dengan
tumbukan
menghasilkan
yang
tumbukan
terjadi
berarti
efektif
semakin
kemungkinan
besar
dan
untuk
reaksi
reaksi
hanya
berlangsung
pada
bidang-bidang
Makin
halus
suatu
zat
maka
makin
luas
Harga tetapan laju reaksi (K) akan berubah bila suhunya berubah.
Laju reaksi meningkat dengan naiknya suhu. Biasanya kenaikkan
suhu sebesar 100C akan menyebabkan kenaikan laju reaksi dua atau
tiga kali. Kenaikkan laju reaksi ini disebabkan dengan kenaikkan
suhu akan menyebabkan makin cepatnya molekul-molekul pereaksi
bergerak, sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya tabrakan
antar molekul. Energi yang diperlukan untuk menghasilkan tabrakan
yang efektif atau untuk menghasilkan suatu reaksi disebut energi
pengaktifan kinetik.
Vt V0 .2
t t 0
10
Perumusan laju reaksi sebagai berikut:
Dimana:
Vt = laju reaksi akhir
= suhu akhir
reaksi
kimia
yang
berlangsung
lambat
dapat
cepat
reaksinya.
6. Teori tumbukan
Pengaruh
dari
berbagai
faktorterhadap
laju
reaksi
dapat
Temperatur
Luas permukaan
Menambah katalisator
qB
V = K[A]m[B]n
rC
dengan, V
[A]
[B]
Tingkat reaksi total adalah jumlah total dari tingkat reaksi semua
pereaksi. Tingkat reaksi nol (0) berarti laju reaksi tersebut tidak
terpengaruh oleh konsentrasi pereaksi, tetapi hanya tergantung pada
harga tetapan laju reaksi (K). Pangkat konsentrasi pereaksi pada
persamaan laju reaksi disebut orde atau tingkat pereaksi. Pada reaksi
diatas berorde X terhadap A dan berorde Y terhadap B, orde reaksi
keseluruhan X+Y. Jadi, jika disebut orde reaksi maka yang dimaksud
adalah orde reaksi keseluruhan. Orde reaksi juga bisa dikatakan sebagai
besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi. Orde reaksi
memiliki beberapa makna diantaranya :
a. Orde Nol
Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya
apabila perubahan konsentrasi tersebut tidak mempengaruhi laju
reaksi. Artinya, asalkan terdapat dalam jumlah tertentu, perubahan
konsentrasi pereaksi itu tidak mempengaruhi laju reaksi. Reaksi yang
berorde nol dapat dijelaskan juga seperti gambar grafik berikut :
[X]
Untuk reaksi ini jarang ditemukan. Secara matematis hukum kecepatan
reaksi berorde nol ini adalah:
V k A
V = k
b. Orde satu
Suatu reaksi berorde satu dapat dinyatakan dengan:
A
produk
V
Sehingga
A
t
k A
1
dt k dt
C
dt k
dt
0
ln C ln C = - k t
ln
C
k t
C0
C = Co e-k t
Suatu
reaksi
dikatakan
berorde
satu
terhadap
salah
satu
reaksi akan menjadi 31 atau 3 kali lebih besar. Orde satu dapat
dijalaskan dengan grafik dibawah :
V
[X]
c. Orde Dua
Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi
jika laju reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu.
Apabila konsentrasi zat itu dilipat-tigakan, maka laju pereaksi akan
menjadi 32 atau 9 kali lebih besar.orde dua dapat juga dijelaskan
seperti grafik berikut :
[X]
Reaksi berorde dua memiliki dua tipe yaitu:
a. Reaksi umum :
A
produk
V
Maka:
A
t
= k
A 2
b. Reaksi umum:
A + B
produk
Maka :
A
B
t
t
V k A B
d. Orde Negatif
Laju reaksi berbanding terbalik terhadap konsentrasi pereaksi.
[X]
V
[X]
Dalam menentukan orde reaksi dapat dilakukan dengan beberapa
metode, diantaranya
Metode Integral
Dengan metode ini, harga k dihitung dengan persamaan laju
bentuk integral dari data konsentrasi dan waktu. Misal untuk reaksi
orde dua,
k orde dua =
Metode Grafik
1
x
t a ( a x)
metode
ini
awal
dilakukan
yang
sederet
berbeda-beda.
eksperimen
dengan
Kemudian
dengan
+ OH-
CH3COO- + C2H5OH
(1)
atau sebagai:
dx
k1 a x b x
dt
(2)
dimana:
a
k1
dx
k (a x ) 2
dt
dx
k dt
(a x ) 2
1
k t tetapan
(a - x)
1
a
1
1
(a x ) a
x
kt
a (a x )
kt
k1t
Persamaan
x
a (a x)
x / a ( a x)
terhadap t merupakan garis lurus dengan arah lereng sama dengan k1.
2. Jika a b
dx
k (a x ) (b x )
dt
dx
kdt
(a - x)(b - x)
1 1
1
dx k dt
(a b) b x a x
(a b) k t ln (a x) ln (b x ) tetapan
ln
Jika x = 0, t = 0, maka tetapan =
kt
atau
1
b (a x)
ln
(a b)
a (b x)
b
a
ln
(a x)
a
k (a b)t ln
(b x )
b
ln (a x) /(b x )
dialurkan terhadap t
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12
13
14
15
16
Jumlah
1 buah
3 buah
2 buah
5 buah
2 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2buah
2.Bahan
No.
1.
2.
3.
4.
Nama Bahan
Etil asetat p.a
Larutan NaOH 0,02 M
Larutan HCl 0,02 M
Indikator fenolftalein
Jumlah
5 gram
250 mL
150 mL
Secukupny
5.
6
Akuades
a
Secukupny
Asam oksalat
a
20 mL
VI.
Cara kerja
Sebanyak 0,44 gram etil asetat ditimbang danalam botol
timbang kemudian dilarutkan dengan aquades 250 mL. HCl
standar 0,02M sebanyak 20 mL dimasukkan Kedalam 5
erlenmeyer. Larutan campuran (60mL NaOH + 40 mL etil asetat)
ditambahkan pada menit ke 3, 8, 15, 25, dan 40. Indikator
phenolptalein ditambahkan sebanyak 3 tetes sebelum dititrasi.
Kemudian larutan dititrasi dengan NaOH standar 0,02M.
VII.
Data Pengamatan
1. Standarisasi NaOH dengan Asam oksalat
Vawal
Vakhir
2,10
20,80
0,00
20,70
Vrata-rata
Vpemakai
an
18,70
20,70
19,70
Perubahan Warna
Tidak Berwarna Merah muda
seulas
Vakhir
21,50
30,50
30,50
39,70
Vrata-rata
Vpemakai
an
9,00
9,20
9,10
Perubahan Warna
Tidak Berwarna Merah muda
seulas
3. Campuran Dititrasi
Menit
Vawal
Vakhir
Vpemakaian
ke3
0,00
17,10
17,10
8
17,10
34,70
17,60
15
0,00
18,20
18,20
25
18,20
37,00
18,80
40
0,00
19,70
19,70
M botol kosong : 111,08 gram
Etil asetat + botol timbang: 0,44 gram
Perubahan
warna
Tidak
berwarna
merahmuda
seulas
VnaOH (Vb)=60mL
Vetil asetat(Va)=40mL
Vcampuran(100 mL) = VnaOH (60mL) + Vetil asetat (40mL)
VIII. Perhitungan
1. Pembuatan larutan
H2C2O4 0,02M 100mL
g=
M . Mr . V
=
1000
g
.100 mL
mol
=0,126 gram
1000
0,02 M .63
250 mL . 0,02 M
=0,625 mL
8M
g
. 250 mL
mol
=0,2 gram
1000
0,02 M . 40
M . Mr . V
=
1000
g
.250 mL
mol
=0,44 gram
1000
0,02 M .88,11
10 mL .0,02 M
=0,0203 M
19,70 mL
M 1=
10 mL .0,0203 M
=0,0223 M
9,10 mL
OH
V
[ V titran ) . campuran
10 mL
20
V x =V b
Pada t = 3 menit
20 [ 0,0223 ]
100 mL
V x =60 mL
17,10 mL .
10 mL
[ 0,0203 ]
V x = 11,296 mL
Pada t = 8 menit
20 [ 0,0223 ]
100 mL
V x =60 mL
17,60 mL .
10 mL
[ 0,0203 ]
60 mL43,704
V x = 16,296 mL
Pada t = 15 menit
20 [ 0,0223 ]
100 mL
V x =60 mL
18,20 mL .
10 mL
[ 0,0203 ]
60 mL3,7704 .10
60 mL37,704
V x = 22,296 mL
Pada t = 25 menit
20 [ 0,0223 ]
100 mL
V x =60 mL
18,80 mL .
10 mL
[ 0,0203 ]
60 mL31,704
V x = 28,296 mL
Pada t = 40 menit
20 [ 0,0223 ]
100 mL
V x =60 mL
19,70 mL .
10 mL
[ 0,0203 ]
V x = 37,296 mL
5. NaOH saat bereaksi
[ NaOH ] .V x
x=
V campuran
Pada t= 3 menit
0,0203 M . 11,296 mL 0,2293
x 1=
=
=2,2930 x 103 M
100 mL
100
Pada t= 8 menit
0,0203 M .16,296 mL 0,3308 M
x 2=
=
=3,3080 x 103 M
100 mL
100
Pada t= 15 menit
0,0203 M .22,296 mL 0,4526
x 3=
=
=4,5260 x 103 M
100 mL
100
Pada t= 25 menit
x 4=
Pada t= 40 menit
0,0203 M .37,296 mL 0,7571
x 5=
=
=7,5710 x 103 M
100 mL
100
6. Perhitungan a dan b
[ etil asetat ] .V a
a=
V Total
a=
0,02 M . 40 mL
3
=8 x 10 M
100 mL
b=
0,0203 M .60 mL
=1,218 x 102 M
100 mL
b=
[ NaOH ] .V b
V Total
7. Perhitungan y
b ( ax )
1
y=
ln
ab a ( bx )
y 1=
y 1=
( 6,9511 . 105 )
1
ln
4,18 .103 M ( 7,9096 .105 )
y 1=239,2344 . ln 0,8788
y 1=239,2344 .0,1292
y 1=37,8859
y 2=
y 2=
( 5,7149 .105 )
1
ln
4,18 .103 M ( 7,0976 .105 )
y 2=239,2344 . ln 0,8052
y 2=239,2344 .0,2167
y 2=51,8421
y 3=
y 3=
( 4,2313 . 105 )
1
ln
4,18 .103 M ( 6,1232 .105)
y 3=239,2344 . ln 0,6910
y 3=239,2344 .0,3696
y 3=88,420
( 2,7478 . 105 )
1
ln
4,18 . 103 M ( 5,1488 . 105 )
y 4 =239,2344 . ln0,5337
y 4 =239,2344 .0,6279
y 4 =150,2153
y 5=
y 5=
( 5,22522. 10 )
1
ln
3
4,18 .10 M
( 3,6872. 105 )
5
y 5=239,2344 . ln 0,1417
y 5=239,2344 .0,1,9540
y 5=467,4648
8. Tabel hasil perhitungan
T
Menit
3
Sekon
180
Vx (mL)
X (M)
11,296
2,2930
10-3
Y
x 37,8859
480
16,296
15
900
22,296
25
1500
28,296
40
2400
37,296
9. Perhitungan harga k
y=k . t
Maka,
k=
y
t
k 1=
37,8859
=0,2105
180
m-1 s-1
k 2=
51,8421
=0,1080
480
m-1 s-1
k3 =
88,4210
=0,0982
900
m-1 s-1
k 4=
150,2153
=0,1001
1500
m-1 s-1
k5 =
467,4640
=0,1948
2400
m-1 s-1
10.
Grafik s terhadap y
3,3080
10-3
4,5260
10-3
5,7440
10-3
7,5710
10-3
x 51,8421
x 88,4210
x 150,2153
x 467,4640
grafik s terhadap y
500
400
300
y 200
grafik
Linear (grafik)
100
0
180
480
900
1500
2400
IX.
Pembahasan
Laju reaksi adalah cepat lambatnya suatu reaksi berlangsung atau
pereaksi
terhadap
laju
reaksinya.tumbukan
efektif
+ OH-
CH3COO- + C2H5OH
itu.
penyabunan
Untuk
tersebut,
mengetahui
dilakukan
tetapan
laju
percobaan
reaksi
dengan
pada
reaksi
menggunakan
metode titrasi yaitu titrasi asam basa. Reaksi yang akan diamati dalam
percobaan kali ini adalah reaksi penyabunan etil asetat oleh ion
hidroksida.
Langkah pertama adalah eti asetat ditimbang sebanyak 0,44 gram.
Kemudian dilarutkan dengan aquades sebanyak 250mL. Setelah didapat
larutan etil asetat kemudian dilanjut dengan pembuatan lrutan standar
NaOH 0,02 M, yang kemudian di standarisasi oleh asam oksalat
tujuannya untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari NaOH. Setelah
NaOH distandarisasi kemudian disiapkan
grafik s terhadap y
500
400
300
y 200
grafik
Linear (grafik)
100
0
180
480
900
1500
2400
(waktu)
Berdasarkan grafik yg dihasilkan dan dibandingkan dengan grafik
literatur reaksi orde 2 memiliki kesamaan yaitu cenderung naik maka
dapat disimpulkan bahwa reaksi ini merupaka reaksi orde 2.
Dalam percobaan ini ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
laju reaksi antara ion hidroksida dengan etil asetat yaitu konsentrasi, luas
konsentrasi zat maka laju reaksinya akan semakin cepat pula, sehingga
waktu yang diperlukan pun lebih sedikit dibandingkan dengan kecilnya
konsentrasi suatu zat. Karena zat yang konsentrasinya kecil atau rendah
mengandung jumlah pertikel yang lebih sedikit, sehingga partikelpartikelnya lebih renggang dibandingkan dengan zat yang konsentrasinya
besar.
X.
XI.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa:
1. reaksi yang terjadi merupakan reaksi orde 2
2. tetapan laju reaksi yg didapat
k 1=1,29 m-1 s-1
k 2=1,8527
m-1 s-1
k 3 =0,1958
m-1 s-1
k 4=0,0792
m-1 s-1
k 5 =2,2798
m-1 s-1
Daftar Pustaka
Atkins, P.W. 1986. Physical Chemistry. 3rd edition. Oxford: Oxford
University Press.
Castelan, G.W. 1983. Physical Chemistry. 3rd edition. Amsterdam:
Addison Wesley Publishing Company
Day, R.A. Jr and Underwood,A.L. , 1986, Kimia Analisis Quantitatif,
Jakarta:Erlangga.
Laidler, Keith, J., dan Meisler, John H. 1982. Physical Chemistry.
California: The Benjamin/Cuming Publishing Company, Inc
Sudiarti, tety. 2015. Penuntun praktikum kimia fisika II. Bandung:
UIN Bandung.