Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
Elisabeth
120110120070
Dheika Febry R
120110120073
Grace Silvie
120110120075
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
1.1
Latar belakang............................................................................................... 3
2.1
Identifikasi masalah........................................................................................ 4
3.1
Tujuan makalah.............................................................................................. 4
BAB II..................................................................................................................... 5
2.1
KEWAJIBAN............................................................................................... 5
2.1.1.
2.2
KEWAJIBAN SEWA..................................................................................... 8
2.3
2.4
PROVISI................................................................................................... 17
2.5
2.5.1.
BAB III.................................................................................................................. 23
3.1
Simpulan.................................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Aktivitas binis didanai dengan kewajiban atau ekuitas, atau keduanya. Kewajiban
merupakan utang untuk mendapatkan pendanaan yang membutuhkan pembayran di masa
depan dalam bentuk uang, jasa , atau aset lainnya. Kewajiban pendaan merupakan seluruh
bentuk pendaan kredit seperti wesel bayar jangka panjang dan obligasi, pinjaman jangka
pendek, dan sewa. Kewajiban operasi merupakan kewajiban yang timbul dari operasi
seperti kreditor perdagangan, kredit yang ditangguhkan, dan kewajiban pensiun.
Kewajiban umumnya dilaporakan sebagai lancar dan tidak lancar. Ekuitas merupakan
klaim pemilik atas asrt bersih perusahaan. Klaim pemilik di bawah kreditor, yang berarti
klaimnya dipenuhi setelah klaim kreditur diselesaikan. Pemegang ekuitas dihadapkan pada
risiko maksimum perusahaan, tetapi juga berhak atas seluruh pengembalian residu
perusahaan. Kinerja suatu perusahaan juga dipengaruhi dengan proporsi pendaan yang di
milikinya, jika pendaan terbanyak bersumber dari kewajiban , suatu perusahaan harus
menanggung beban bunga yang besar. Proporsi pendanaan, bagaimana kinerja perusahaan
dalam membayar return kepada kreditur dan menjaga posisi finansialnya juga
mempengaruhi kreditor dalam memberikan pinjaman ke suatu perusahaan. Oleh Karena
itu penulis tertarik untuk menganalisis aktifitas pendaan pada salah satu perusahaan semen
di Indonesia dimana pada tahun 2012 melalakukan penggabungan usaha dengan
perusahaan lain yaitu Pt Semen Gresik yang sekarang menjadi Pt Semen Indonesia.
Profile Perusahaan
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (dahulu PT Semen Gresik (Persero) Tbk)
adalah produsen semen yang terbesar di Indonesia. Pada tanggal 20 Desember 2012, PT S
emen Indonesia (Persero) Tbk resmi berganti nama dari sebelumnya bernama PT Semen
Gresik (Persero) Tbk. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden
RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000ton semen per tahun. Pada tanggal 8 Juli 1
991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya sehingga
menjadikannya BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham
kepada masyarakat. Pada tanggal 20 Desember 2012, melalui Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan, resmi mengganti nama dari PT Semen Gresik
3
(Persero) Tbk, menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Penggantian nama tersebut,
sekaligus merupakan langkah awal dari upaya merealisasikan terbentuknya Strategic
Holding Group yang ditargetkan dan diyakini mampu mensinergikan seluruh kegiatan
operasional. Saat ini kapasitas terpasang Semen Indonesia sebesar 29 juta ton semen per
tahun, dan menguasaisekitar 42% pangsa pasar semen domestik. Semen Indonesia
memiliki anak perusahaan PTSemen Gresik, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa dan
Thang Long Cement.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KEWAJIBAN
Pengakuan
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi, pinjaman dan utang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai
instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai pada saat
pengakuan awal. Perseroan dan entitas anak menentukan klasifikasi liabilitas keuangan
tersebut pada saat pengakuan awal.
Pengukuran setelah pengakuan.
Liabilitas keuangan meliputi utang usaha dan lainnya, bank dan pinjaman lainnya, pada
awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur
pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Penghentian pengakuan liabilitas keuangan
Grup menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Grup telah
dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang
dihentikan pengakuannya dan imbalan yang dibayarkan dan utang diakui dalam laba rugi.
2.1.1.
Pendanaan Pt Semen Indonesia sebagian besar di danai oleh pemegang saham ( ekuitas )
dapat di lihat dari Debt to equity ratio yang tidak lebih dari 100%. Debt to equity ratio (DER)
dihitung dengan cara membandingkan total kewajiban terhadap total modal. Oleh karena itu
DER yang tidak melebihi nilai 100% menjelaskan bahwa kewajiban lebih kecil dari pada
modal yang dimiliki Semen Indonesia. Walaupun secara garis besar setiap tahun utang Semen
Indonesia meningkat namun modal yang dimiliki juga ikut meningkat.
Total Hutang
Total modal
DER
2010
Rp 3,423,246,058
Rp 12,139,752,888
28.20%
Rp
Rp
2011
5,046,505,788
14,615,096,979
34.53%
2012
Rp 8,414,229,138
Rp 18,164,854,648
46.32%
2013
Rp 8,988,908,217
Rp 21,803,975,875
41.23%
Pada tahun 2010 DERnya adalah 28.20% yang menjelaskan bahwa kewajiban Semen
Indonesia 28.20% dari Modal yang dimiliknya, maka dari itu Debt to Equity ratio dibawah
angka 100% juga menjelaskan bahwa kewajiban yang dimiliki semen Indonesia termasuk
dalam golongan wajar karena jumlah utang lebih kecil dari modalnya. Namun bukan berarti
perusahaan yang utangnya lebih besar dari modalnya, hutangnya sudah pasti tidak wajar
karena ada beberapa perusahaan yang mempunyai hutang yang besar untuk tujuan bisnis
tertentu, yang terpenting adalah hutang yang dimiliki tidak berbahaya. Utang yang
berbahaya adalah utang jangka panjang yang membutuhkan pembayaran bunga karena dapat
mempengaruhi laba bersih perusahaan . Perusahaan yang mempunyai kewajiban jangka
panjang yang besar, biasanya memiliki kewajiban yang besar pula untuk membayar bunganya
karena pembayaran bunga hanya ada dalam utang jangka panjang. Contoh utang tersebut
adalah utang bank dan utang obligasi . maka dari itu perusahaan yang mempunyai hutang
jangka panjang yang besar biasanya memiliki resiko finansial yang besar.
Kewajiban Pt Semen Indonesia dapat digolongkan ke dalam kewajiban yang tidak berbahaya,
karena kewajiban lancarnya lebih besar dari pada kewajiban jangka panjangnya sehingga
kewajiban semen Indonesia untuk membayar bunga tidak terlalu tinggi.
Current Liabilities
Pada Pt Semen Indonesia, proporsi utang jangka pendek lebih besar dari pada hutang jangka
panjang yang berarti Semen Indonesia sebagian besar mempunyai utang dengan jatuh tempo
lebih pendek .
2010
Rp
2011
Rp
2012
Rp
2013
Rp
2,517,518,619
Rp
2,889,137,195
Rp
4,825,204,637
Rp
5,297,630,537
Rp
905,727,439
2,157,368,593
3,589,024,501
3,691,277,680
Sudah dijelaskan sebelumnya, Kewajiban yang jangka pendeknya lebih besar dari pada
jangka panjangnya dapat menjelaskan bahwa pendanaan dari kewajiban tersebut tidak
berbahaya karena tidak harus membayar bunga dan denda yang terlalu banyak. Meskipun
Semen Indonesia mempunyai kewajiban yang akan jatuh tempo atau jangka waktu yang
pendek dalam jumlah yang besar, namun kemampuan perusahaan dalam membayar utang
jangka pendeknya tergolong baik. Dapat dilihat dari current ratio yang menjelaskan
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya menggunakan harta
lancarnya :
Current Ratio
2010
2011
2012
2013
291.790%
264.651%
170.590%
188.237%
mngintrepetasikan bahwa kewajiban yang jatuh tempo (jangka pendek) dapat di bayar
menggunakan aset lancar perusahaan dan perusahaan dapat dikatakan liquid.
kewajibannya
baik
atau
tidak.
Kemampuan perusahaan membayar bunga dapat dilihat dengan rasio times interest earned, di
bawah ini :
2010
2011
2012
2013
179.9328875
183.4124025
58.99874561
19.34403059
Time Interest
Earned
Rasio ini digunakan untuk mengukur besar jaminan keuntungan yang digunakan untuk
membayar bunga hutang jangka panjang. Semakinn besar angka yang dihasilkan semakin
bagus perusahaan dalam membayar beban bunga nya .
Interest expense dari tahun 2011 ke 2012 naik secara significant hal ini menyebabkan times
interest earnednya turun dari 183 ke 58 .
Kami juga mengukur kemampunya perusahaan dalam membayar total hutangnya
menggunakam debt ratio di bawah ini :
Debt ratio
2010
2011
2012
2013
21.996%
25.667%
31.657%
29.192%
Debt ratio dapat dihitung dengan membandingkan total kewajiban dengan total Aktiva Pt
Semen Indonesia. Semakin kecil rasio ini semakin baik kemampuan perusahaan dalam
membayar semua hutangnya. Persentase harta yang di danai oleh hutang tidak lebih dari 50%
yang berarti kewajiban perusahaan masih wajar. Ini berarti risiko financial perusahaan
mengembalikan pinjaman juga semakin kecil. Dan Pt Semen Indonesia dapat dikatakan
perusahan
yang
solvable.
Jadi dapat kami simpulkan bahwa PT semen Indonesia mempunyai liabilities yang wajar dan
tidak berbahaya. Kemampuan perusahaan dalam membayar bunga kepada kreditur juga baik .
jadi, Risiko financial perusahaan mengembalikan pinjaman dan membayar bunga kecil. Pt
Semen Indonesia tidak memiliki masalah yang significant dalam mengelola kewajibannya.
2.2 KEWAJIBAN SEWA
Sewa (lease) adalah perjanjian kontraktual antara pemilik (leasor) dan penyewa (lease)
.perjanjian tersebutmemberi hak kepada lease untuk menggunakan aset yang di miliki leasor,
selama masa sewa.sebagai balasannya lesee membayar sewa yang disebut pembayaran sewa
minimum leaseepayment.
Ada 2 jenis sewa :
1. Sewa pedanaan yang mana lessor mencatat sewa sebagai penjualan dan transaksi
pendanaan Jika di klasifikasikan sebagai sewa guna usaha ini baik aset yang di sewakan
maupun kewajiban sewa diakui dalam neraca
2. Sewa operasi, diakui sebagai beban sewa.
8
Terdapat transfer kepemilikan aset kepada lease Pada Akhir masa sewa
Terdapat opsi untuk membeli aset pada harga murah
Masa sewa 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomi aset
Nilai sekarang pembayarn sewa minimum lainnya sebesar 90% atau lebih dari nilai
wajar aset dikurangi dengan kredit pajak investasi yang dikurangi oleh lessor.
Sewa dapat di klasifikasikan sebagai operating leasse jika tidak ada satupun kriteria tersebut
terpenuhi.
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya,
yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Dalam menentukan jenis sewa pada Pt Semen Indonesia, kita dapat melihatnya dalam laporan
keuangan neraca dan laporan laba rugi , terdapat akun liabilitas sewa pembiayaan dalam
laporan neraca yang menunjukan perusahaan mempunyai sewa pembiayaan.
Pengakuan dan pengukuran
Perseroan dan entitas anak mengakui aset dan libilitas dalam laporan keuangan pada awal
masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa
minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa di pisahkan antara
bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban
sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa sehingga
menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas.
Menurut analisis kami Semen Indonesia menjadi lesse dimana menyewa aset kepada
perusahaan lain dan tidak menjadi lessor karena tidak menyewakan aset kepada perusahaan
lain. dapat dilihat juga pada laporan neraca dimana terdapat liabilitas sewa pembiayaan
namun tidak terdapat piutang sewa pembiayaan atau pendapatan sewa.
Penyusutan
Pt Semen Indonesia menggunakan metode garis lurus untuk menghitung penyusutan aset
sewa pembiayaan. Dari catatan atas laporan keuangan Semen Indonesia kami mendapatkan
informasi bahwa Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat
ekonomis yang sama dengan aset yang dimiliki sendiri atau disusutkan selama jangka waktu
yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya.
10
Dalam sewa pembiayaan, aset dan kewajiban sewa setiap tahun tidak sama, kecuali pada
permulaan dan akhir masa sewa. Perbedan ini timbul karena aset menurun sebesar
penyusutan sementara kewajiban sewa menurun sebesar amortisasi pokok. Proses ini terus
berlanjut selama masa sewa, aset sewa akan selalu lebih rendah dari kewajiban sewa selama
masa sewa karena akumulasi penyusutan selalu lebih besar dari jumlah pokok kumulatif.
Terlihat dalam tabel berikut :
Rp
2013
150,933,453
Rp
2012
162,393,915
Rp
2011
94,771,221
Rp
2010
75,568,299
Aset sewaan
akumulasi
Rp
257,554,395
Rp
204,404,197
Rp 179,206,203
Rp
143,967,850
penyusutan
aset sewaan, bersih
Rp
Rp
112,751,703
144,802,692
Rp
Rp
71,344,091
133,060,106
Rp
Rp
Rp
Rp
80,744,109
63,223,741
95,380,114
83,826,089
Dari sudut pandang neraca, akutansi sewa pembiayaan mengakui manfaat (aset) dan
kewajiban yang timbul dari transaksi sewa. Sebaliknya, metode operating lease mengabaikan
manfaat dan kewajiban tersebut dan sepenuhnya mencerminkan dampaknya hanya di akhir
masa sewa. Neraca dalam sewa operasi gagal mencerminkan aset dan kewajiban sewa
perusahaan maka dari itu sifatnya off balance sheet.
Pengungkapan Sewa
Aturan akuntansi mensyaratkan perusahaan dengan sewa pembiayaan untuk melaporkan aset
sewa maupun kewajiban sewa dalam neraca. Pt semen Indonesia sudah melakukan hal
tersebut, aset sewa di laporkan dalam aset tetap yang diungkapan secara terperinci dalam
catatan atas laporan keuangan dan kewajiban sewa yang dilaporkan dalam non-current
liabilities dan current liabilities untuk yang jatuh tempo tahun depan.
11
yang telah ditentukan sebelumnya sejak pekerja pensiun sampai pekerja meninggal.
Program iuran pasti (defined contribution), menentukan jumlah kontribusi pemberi
kerja pada program pensiun, program iuran pasti segera mewajibkan pemberi kerja
untuk membayar sebesar proporsi tetap dari kompensasi pekerja saat ini.
Standart akuntansi saat ini mensyaratkan pengakuan beban manfaat pasca pension saat
pekerja aktif memberikan jasa, bukan saat manfaat di bayarkan. Estimasi nilai sekarang
manfaat pensiun yang di akui, di laporkan sebagai biaya manfaat pascapensiun ( dan
kewajibannya) perlu di estimasi berdasarkan asumsi aktuaria atas harapan hidup, perputaran
gaji, tingkat kenaikan kompensasi, biaya perawatan kesahatan, tingkat pengembalian yang di
harapkan, dan tingkat bunga.
Pt semen Indonesia sudah mengikuti standart tersebut, dari catatan atas laporan keungan di
dapatkan informasi bahwa Imbalan kerja sehubungan dengan imbalan pascakerja, cuti jangka
panjang, penghargaan masa kerja dan imbalan-imbalan lainnya diakui selama masa kerja
karyawan yang bersangkutan sesuai dengan imbalan yang lebih tinggi antara Undang-undang
Ketenagakerjaan No. 13/2003 atau Peraturan Grup. Grup memiliki program imbalan
pascakerja yang terdiri atas program pensiun imbalan pasti dan iuran pasti.
2.5.1.
IMBALAN PASCAKERJA
A. IURAN PASTI
Iuran pasti Pt Semen Indonesia dapat berupa
a.
b.
c.
d.
12
Program iuran pasti diakui dalam beban dan kewajiban pada periode tersebut sebesar beban
atau iuran yang harus di bayarkan oleh perusahaan. Pt Semen Indonesia menentukan
persentase dari gaji bulanan karyawan untuk diakui sebagai kewajiban dan beban iuran pasti.
Seperti yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan di bawah ini :
Karyawan Perseroan mengikuti program pensiun iuran pasti yang meliputi semua karyawan
tetap. Program ini dikelola oleh
Indonesia (Persero) Tbk (DPLK BNI) dan DPLK AllianzIndonesia yang akta pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan masingmasing No. KEP-1100/ KM.17/1998 dan No. KEP129/KM.10/2007, tanggal 23 Nopember
1998
dan 9 Juli 2007. Imbalan pensiun akan diberikan apabila karyawan tersebut pensiun, cacat
atau meninggal dunia. Iuran untuk program pensiun tersebut adalah sebesar 20% dari gaji
bulanan karyawan dan menjadi beban Perseroan.
Entitas anak (SP dan ST) memberikan imbalan
diselenggarakan masing-masing oleh DPLK Avrist Assurance dan DPLK Jiwasraya. SP dan
ST memberikan kontribusi bulanan kepada DPLK masing-masing sebesar 15% dari gaji
prestasi optimal dan 5% dari gaji dasar pensiun. Entitas anak mengakui utang iuran pada
DPLK pada tahun dimana karyawan memberikan jasanya. Untuk SP terdapat tambahan
kontribusi sebesar 19,9% dari gaji dasar pensiun untuk karyawan tetap yang diangkat setelah
tanggal 1 Oktober 2007. Beban iuran ini dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian kecuali PSAK lain membolehkan pencatatan beban iuran tersebut sebagai
harga perolehan suatu aset.
Entitas anak (UTSG dan IKSG) menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk semua
karyawan tetapnya yang dikelola masing-masing oleh Dana Pensiun Astra Dua dan Dana
Pensiun Lembaga Keuangan Tugu Mandiri.
Iuran pensiun yang ditanggung karyawan UTSG dan IKSG masing-masing adalah 3,2% dan
35% dari penghasilan dasar pensiun (PhDP), sedangkan yang ditanggung UTSG dan IKSG
masing-masing adalah 6,4% dan 65% dari PhDP.
Pelaporan
13
2010
utang iuran
Rp
2011
712,855
Rp
1,051,446
2012
Rp
1,223,934
2013
Rp
1,680,168
Semakin tahun utang yang di akui semakin besar. Ini menjelaskan bahwa terdapat beban
yang di akui setiap tahun yang akan menambah nilai kewajiban.
B. MANFAAT PASTI
Pengakuan
Imbalan pasca kerja diakui sebagai kewajiban kini dan beban jasa kini .Liabilitas yang diakui
di laporan posisi keuangan konsolidasian sehubungan dengan program pascakerja imbalan
pasti adalah nilai kini dari liabilitas imbalan pasti pada akhir periode pelaporan dikurangi
nilai wajar aset program, jika ada, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian
aktuarial serta biaya jasa lalu yang belum diakui. Liabilitas imbalan pasti lainnya dihitung
oleh aktuaria independen menggunakan metode projected unit credit.
Biaya jasa kini diakui sebagai beban tahun berjalan. Akumulasi keuntungan dan kerugian
aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari
nilai kini imbalan pasti dan nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama
rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut
(pendekatan koridor). Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi
hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama
periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
Pengukuran
Dalam informasi yang terdapat di catatan atas kaporan keuangan Pt Semen Indonesia , Nilai
kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa
depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah dalam mata uang Rupiah
dengan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang
bersangkutan. Kenaikan kewajiban dari tahun sebelumnya diakui sebagai biaya jasa kini.
Nilai kini liabilitas pascakerja tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar
aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untuk menentukan biaya
bersih imbalan pascakerja mencakup tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji, dan tingkat
pengembalian investasi. Perubahan asumsi-asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat
liabilitas imbalan pascakerja.
14
Tingkat diskonto ditentukan pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga untuk
menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang diharapkan untuk
menyelesaikan liabilitas imbalan pascakerja. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang
sesuai,
Grup
mempertimbangkan
tingkat
suku
bunga
obligasi
pemerintah
yang
didenominasikan dalam mata uang Rupiah, mata uang yang mana imbalan akan dibayar, dan
yang memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas imbalan pascakerja
yang terkait.
Aset dana pensiun terutama terdiri dari deposito berjangka, surat-surat berharga dan investasi
jangka panjang dalam bentuk saham, reksadana, obligasi, tanah dan bangunan. Estimasi
liabilitas aktuarial adalah sebagai berikut:
Pengukapan
1. Asumsi aktuaria
2010 - 2011
2012-2013
Tidak terdapat perbedaan yang significant antara asumsi aktuaria pada tahun 2010 hingga
2013. Tingkat diskonto selalu berubah setiap tahun.
15
2010
Rp
2011
Rp
2012
Rp
2013
Rp
68,734,978
Rp
96,199,044
Rp
74,783,377
Rp
41,650,929
Rp
148,246,921
173,177,880
196,629,712
216,652,656
2011
2012
Rp
2013
Rp
Rp
Rp
572,485,640
Rp
774,818,374
Rp
216,981,899
269,376,924
271,413,089
271,599,689
Tahun 2010 dan 2011 tidak dilaporkan imbalan jangka pendek dan tahun 2012 liabilitas
imbalan naik secara significant, dapat diperkirakan karena efek penggabungan usaha dari Pt
Semen Gresik.
Tingkat diskonto akan mempengaruhi nilai kini kewajiban pada tahun tersebut. tingkat
diskonto yang rendah menyebabkan meningkatkan kewajiban pensiun dan meningkatkan
biaya manfaat ekonomi selama tahun tersebut.
3. Jumlah yang di bebankan imbalan pensiun
2010 - Jumlah neto beban imbalan kerja yang dibebankan pada laporan laba rugi
konsolidasian adalah Rp 51.187.361. Dari jumlah yang dibebankan, Rp 30.712.416 termasuk
dalam beban pokok pendapatan dan Rp 20.474.945 dalam beban usaha.
2011- Jumlah neto beban imbalan kerja yang dibebankan pada laporan laba rugi
konsolidasian adalah Rp 51.187.361. Dari jumlah yang dibebankan, Rp 47.275.923 termasuk
dalam beban pokok pendapatan dan Rp 36.511.619 dalam beban usaha.
2012- Jumlah yang dibebankan di 2012 adalah Rp 20.137.443 di dalam beban pokok
pendapatan dan Rp 15.552.328 dalam beban usaha.
2013- Jumlah yang dibebankan di 2013 adalah Rp 11.950.554 di dalam beban pokok
pendapatan dan Rp 9.229.521 dalam beban usaha.
16
2.4 PROVISI
pengakuan
Provisi diakui ketika Grup memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat
konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Grup diharuskan
menyelesaikan kewajiban dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat
dibuat.
Pengukuran
Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan, dengan
mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi kewajibannya. Apabila suatu
provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan kewajiban
kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas.
Ketika beberapa atau seluruh manfaat ekonomi untuk penyelesaian provisi yang diharapkan
dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian
bahwa penggantian akan diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara andal.
17
saat ini. Jumlah provisi pada akhir periode pelaporan merupakan estimasi terbaik manajemen
atas nilai kini dari biaya restorasi masa mendatang yang diperlukan. Penjelasan lebih rinci
diungkapkan dalam Catatan 28.
Restorasi tanah tambang dilakukan setiap tahun sesuai dengan rencana reklamasi yang
disampaikan kepada otoritas terkait. Pembongkaran aset tetap akan dilakukan pada saat
selesainya masa sewa lahan terkait aset tetap tersebut.
Namun pada tahun 2010 dan 2011 provisi restorasi ini dilaporkan dalam kewajiban lain-lain,
tidak dilaporkan secara terpisah seperti catatan berikut
18
Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang saham) perusahaan. Ekuitas
dipandang klaim pemilik atas aset bersiih perusahaan. Klaim pemegang sekuritas ekuitas
umumnya berada dibawah kreditor, yang berarti klaim kreditur dipenuhi terlebih dahulu.
Pemegang saham dihadapkan pada risiko tertinggi perusahaan. Pada saat yang sama,
pemegang saham memiliki kemungkinan pengembalian maksimum karena mereka berhak
atas seluruh pengembalian setelah hak kreditor terpenuhi.
a. Modal Saham
Pelaporan Modal Saham
Pelaporan modal saham meliputi penjelasan atas perubahan jumlah lembar modal. Informasi
tersebut diungkapkan dalam laporan keuangan atau catatan terkait. Daftar berikut ini
menunjukkan alsan perubahan modal saham, terpisah menurut kenaikan dan penurunan.
Sumber kenaikan modal saham yang beredar :
Penerbitan saham
Konversi utang dan saham preferen
Penerbitan dividen saham dan pemecahan saham (stock split)
Penerbitan saham dalam akuisisi dan penggabungan usaha
Penerbitan untuk opsi saham dan waran
b. Saldo Laba
Saldo laba (retained earnings) merupakan modal yang dihasilkan sebuah perusahaan. Akun
saldo laba mencerminkan akumulasi laba atau rugi yang tidak dibagikan sejak berdirinya
perusahaan. Akun ini berlawanan dengan modal saham dan tambahan modal disetor yang
berasal dari setoran modal pemegang saham. Saldo laba merupakan sumber utama distribusi
dividen. Walaupun beberapa negara memperbolehkan distribusi dari tambahan modal disetor,
distribusi tersebut mencerminkan distribusi modal, bukan distribusi laba.
c. Pembatasan Saldo Laba
19
Saldo laba dapat dibatasi pada pembayaran dividen sebagai akibat kontrak perjanjian, seperti
perjanjian pinjaman, atau melalui tindakan dari dewan direksi.Pembatasan atau persyaratan
saldo laba (restriction or covenant of retained earnings) merupakan pembatasan atau
ketentuan saldo laba sejumlah tertentu. Pembatasan penting meliputi pembatasan distribusi
dividen. Ketentuan obligasi dan kesepakatan pinjaman merupakan sumber utama pembatasan
tersebut. Apropriasi saldo laba (appropriation of retained earnings) merupakan reklasifikasi
saldo laba untuk tujuan sesuai dengan ketentuan hukum, perusahaan dapat mengapropriasikan saldo laba. Apropriasi saldo laba (kadang kala disebut cadangan) merupakan
pengakuan bahwa perusahaan tidak berniat untuk mendistribusikannya sebagai dividen,
melainkan untuk tujuan khusus. Pembatasan ini sama sekali bukan penyisihan kas melainkan
hanya ditujukan sebagai peringatan bagi investor bahwa pembayaran dividen dimasa depan
bagaimanapun juga akan dibatasi.
2.5.1.
Kepemilikan (ownership) pada PT Semen Indonesia Tbk terbagi atas 2 bagian yaitu 51,01%
dimiliki oleh Pemerintah dan sisanya dimiliki oleh masyarakat dengan presentasi masingmasing dibawah 5%. Nilai nominal saham dari PT Semen Indonesia Tbk ini adalah Rp100/
lembar saham. Tidak ada perubahan tatanan kepemilikan maupun nilai per lembar saham
yang dimiliki oleh PT Semen Indonesia sebelum maupun setelah melakukan penggabungan
usaha.
20
ROE (Return on Equity) adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan modal
sendiri dalam memberikan keuntungan bagi para pemilik sahamnya.
2012
Rp 4.926 .639 .847
= Rp 18.164 .854 .648
2011
Rp 3.955 .272.512
= Rp 14.615 .096.979
=27,12%
=27,06%
Untuk setiap Rp1 yang diinvestasikan pada PT Semen Indonesia Tbk pada tahun 2012,
pemegang saham memperoleh tambahan nilai ekuitas Rp0,2712. Bisa juga dikatakan, dari
total investasi pada PT Semen Indonesia Tbk, pemegang saham memperoleh kenaikan nilai
ekuitas 27,12%. Hal ini merupakan peningkatan bagi para pemegang saham yang hanya
memperoleh tambahan nilai ekuitas sebesar Rp0,2706 untuk setiap Rp1 yang mereka
investasikan di PT Semen Indonesia Tbk pada tahun 2011. Tetapi hal ini bukan satu-satunya
yang dipertimbangkan oleh para pemegang maupun para calon pemegang saham, mereka
juga akan melihat fakta pembagian dividen oleh PT Semen Indonesia tbk.
Pada laporan keuangan tepatnya pada Statement of Financial Position dari PT Semen
Indonesia Tbk dilaporkan bahwa jumlah lembar saham yang dimiliki oleh PT Semen
Indonesia Tbk berjumlah 5.931.520.000 lembar saham. Jumlah ini tidak berubah khususnya
pada tahun 2011 dan 2012 dimana tahun 2011 perubahan ini masih bernamakan PT Semen
Gresik (belum penggabungan usaha dengan 2 perusahaan semen lainnya yaitu PT Semen
Padang dan PT Semen Tonasa) dan pada tahun 2012 perusahaan ini mengubah namanya
menjadi PT Semen Indonesia (merupakan hasil penggabungan usaha). Hal ini menandakan
bahwa PT Semen Indonesia Tbk tidak melakukan issued saham yang menyebabkan jumlah
lembar saham berubah.
Pada Statement of Financial Position PT Semen Indonesia Tbk tahun 2012 dilaporkan bahwa
nilai saldo laba yang dimiliki oleh perusahaan pada tahun 2012 adalah sebesar
Rp15.291.927.190 yang merupakan akumulasi dari 2 bagian yaitu : saldo laba dicadangkan
(retained earnings-appropriated) sebesar Rp253.338.000 dan saldo laba tidak dicadangkan
(retained earnings-inappropriated) sebesar Rp15.038.589.191. Hal ini menunjukkan bahwa
pada tahun 2012 PT Semen Indonesia Tbk akan menggunakan saldo laba tidak dicadangkan
tersebut sebagai sumber utama distribusi dividen kepada pemegang saham. Saldo laba yang
dimiliki PT Semen Indonesia Tbk mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2011
21
dimana PT Semen Indonesia Tbk belum melakukan penggabungan usaha. Pada tahun 2011,
PT Semen Indonesia Tbk (dahulu bernama PT Semen Gresik) hanya memiliki saldo laba
tidak dicadangkan (retained earnings-inappropriated) sebesar Rp12.154.058.233.
PT Semen Indonesia Tbk tidak memiliki saham preferen dan hanya memiliki saham biasa
dengan jumlah 5.931.520.000 lembar saham dan bernilai par Rp100.
2012
Rp593.152.000
Saham biasa
Saldo laba
yang
dicadangkan
2011
Rp593.152.000
belum
dapat Rp15.038.589.191
Rp12.154.058.233
Rp12.747.210.230
5.931.520.000
Rp2,149
Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham
PT Semen Indonesia Tbk dengan memiliki satu lembar saham. Maka pada tahun 2012 setelah
dilakukannya penggabungan usaha nilai satu lembar saham yang dimiliki oleh pemegang
saham PT Semen Indonesia Tbk meningkat dari Rp2,149 menjadi Rp2,635.
22
BAB III
SIMPULAN
3.1 Simpulan
Pendanaan Pt Semen Indonesia lebih di dominasi oleh ekuitas, Kewajiban yang dimiliki
perusahaan tergolong wajar dan tidak berbahaya karena kewajiban tidak lancarnya masih
lebih kecil dari kewajiban lancarnya sehingga perusahaan tidak menanggung beban bunga
terlalu banyak. Kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban lancarnya juga baik.
Setelah Pt Semen Gresik Penggabungan usaha pada tahun 2012 tidak terdapat perubahan
yang significant dalam proporsi pendaanaanya.
Return on Equity pada perusahaan dari tahun 2011 ke tahun 2012. Tidak terdapat perubahan
jumlah saham beredar dari tahun 2011 ke 2012 yang meunjukan tidak ada penerbitan saham
ketika penggabungan usaha. pada tahun 2012 setelah dilakukannya penggabungan usaha nilai
satu lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham PT Semen Indonesia Tbk meningkat
dari Rp2,149 menjadi Rp2,635.
23