Anda di halaman 1dari 20

KULIAH I

Tugas I B
Pengembangan Bahan Kuliah
MEKANIKA BATUAN
Prof. DR. Ir. H. Munirwansyah, M.Sc
Hari selasa
Tanggal 11 Februari 2014
Ruang A 25-203
Oleh
Nova Ilhafni
1204108010070

TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2014

Tugas I B
Pengembangan Materi
Tentang Mekanika Batuan

MEKANIKA BATUAN
A. DEFINISI BATUAN
Mekanika Batuan adalah ilmu yang mempelajari sifat dan perilaku batuan apabila pada
batuan tersebut dikenakan gaya dan tekanan.
Definisi Mekanika Batuan telah diberikan oleh beberapa ahli atau komisikomisi yang
bergerak di bidang ilmu-ilmu tersebut. Seperti beberapa tokoh di bawah ini:
1. Menurut Talobre
Mekanika batuan adalah sebuah teknik dan juga sains yang tujuannya adalah mempelajari
perilaku (behaviour) batuan di tempat asalnya untuk dapat mengendalikan pekerjaan-pekerjaan
yang dibuat pada batuan tersebut (seperti penggalian dibawah tanah dan lain-lainnya).

2. Menurut Coates
Mekanika adalah ilmu yang mempelajari efek dari gaya atau tekanan pada sebuah benda.
Efek ini bermacam-macam, misalnya percepatan, kecepatan, perpindahan dan mekanika batuan
adalah ilmu yang mempelajari efek dari pada gaya terhadap batuan.
Efek utama yang menarik bagi para geologiwan adalah perubahan bentuk. Para ahli
geofisika tertarik pada aspek dinamis dari pada perubahan volume dan bentuk yaitu gelombang
seismik.
Bagi para insinyur, mekanika batuan adalah :

Analisis daripada beban atau gaya yang dikenakan pada batuan,


Analisis dari dampak dalam yang dinyatakan dalam tegangan (stress), regangan (strain)

atau energy yang tersimpan,


Analisis akibat dari dalmpak dalam tersebut, yaitu rekahan (fracture), aliran atau
deformasi batuan.

3. Menurut Us National Committee On Rock Mechanics (1984)


Mekanika batuan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku (behaviour)
batuan baik secara teoritis maupun terapan, merupakan cabang dari ilmu mekanika yang dengan
sikap batuan terhadap medan-medan gaya pada lingkungannya.

4. Menurut Budavari
Mekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari mekanika perpindahan padatan untuk
menentukan distribusi gaya-gaya dalam dan deformasi akibat gaya luar pada suatu benda padat.
Hampir semua mekanika perpindahan benda padat didasarkan atas teori kontinum. Konsep
kontinum adalaf fiksi matematik yang tergantung pada struktur molekul material yang digantikan
oleh suatu bidang kontinum yang perilaku matematiknya identik dengan media aslinya.

5. Menurut Hudson dan Harrison


Mekanika

batuan

adalah

ilmu

yang

mempelajari

reaksi

batuan

yang

apabila

padanya dikenai suatu gangguan. Dalam hal material alam, ilmu ini berlaku untuk masalah
deformasi suatu struktur geologi, seperti bagaimana lipatan, patahan, dan rekahan berkembang
begitu tegangan terjadi pada batuan selama proses geologi. Beberapa tipe rekayasa yang
melibatkan mekanika batuan adalah pekerjaan sipil, tambang, dan perminyakan. Topik utama
mekanika batuan adalah batuan utuh, struktur batuan, tegangan, aliran air, dan rekayasa.
6. Definisi mekanika Batuan Secara Umum
Adalah ilmu yang mempelajari sifat dan perilaku batuan apabila pada batuan tersebut
dikenakan gaya dan tekanan.
Mekanika Batuan mempelajari mengenai :

Mekanisme deformasi kristal-kristal mineral yang mengalami tekanan tinggi


pada temperatur tinggi
Perilaku triaksial batuan di laboratorium
Stabilitas dinding terowongan, bahkan :

Mekanisme pergerakan-pergerakan kerak bumi sendiri, dalam hal ini jelas


geologi berperan, antara lain material-material yang terlibat :
- masa batuan yang keberadaannya tidak dari lingkungan geologi atau dihasilkan dari
-

lingkungan geologi
karakter fisiknya, yang merupakan fungsi dari cara terjadinya dan dari semua proses

yang terlibat
stabilitas dinding terowongan, bahkan - sejarah geologi pada lokasi kejadian

Klasifikasi Batuan Beku


Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan
indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun
dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya.
Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya
Menurut Rosenbusch (1877-1976) batuan beku dibagi menjadi:

Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.

Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.

Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang (1962),
jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.

Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2


Menurut (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:

Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah riolit.

Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%. Contohnya adalah
dasit.

Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya adalah andesit.

Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah
basalt.

Klasifikasi berdasarkan indeks warna


Menurut ( S.J. Shand, 1943), yaitu:

Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.

Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.

Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.

Sedangkan menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan indeks
warnanya sebagai berikut:

Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.

Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.

Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.

Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.

B. Prinsip Dasar Mekanika Batuan


- Konsep Gaya (Force)
Merupakan suatu vector yang dapat merubah gerak dan arah pergerakan suatu benda.
Gaya dapat bekerja secara seimbang terhadap suatu benda (seperti gaya gravitasi dan
elektromagnetik) atau bekerja hanya pada bagian tertentu dari suatu benda (misalnya gaya-gaya
yang bekerja di sepanjang suatu besar permukaan bumi).

Tekanan Litostatik

Tekanan yang terjadi pada suatu benda yang berada di dalam air dikenal sebagai tekanan
hidrostatik. Tekanan yang dialami oleh suatu benda yang beada di dalam air adalah berbanding
lurus dengan berat volume air yang bergerak keatas atau volume air yang dipindahkannya.
Sebagaimana tekanan hidrolistik suatu benda yang berada di dalam air, maka batuan yang
terdapat di dalam bumi juga mendapat tekanan yang sama seperti benda yang berada di dalam
air, akan tetapi tekanannya jauh lebih besar ketimbang benda yang ada di dalam air, dan hal ini
disebabkan karena batuan yang berada di dalam bumi mendapat tekanan yang sangat besar
dikenal tekanan litostatik. Tekanan litotastik ini menekan kesegala arah dan akan mengangkat
kearah dalam Bumi.

Tegasan (Stres Forces)


Tegasan adalah gaya yang bekerja pada suatu luasan permukaan dari suatu benda, tegasan

juga dapat di defenisikan sebagai suatu kondisi yang terjadi pada batuan sbg respon dari gayagaya yang berasal dari luar, tegasan dapat di defenisikan sebg gaya yang bekerja pada luasan
suatu permukaan benda dibagi dengan luas permukaan benda tersebut: tegasan (p)= Daya
(F)/Luas (A)

Gaya Tarikan (Tensional Forces)


Gaya tegangan merupakan gaya yang dihasilkan oleh tegasan dan melibatkan perubahan

panjang, bentuk (distortion) atau dilatasi (dilation) atau ketiga-tiganya.


Bila terdapat perubahan tekanan lipostatik, suatu benda (homogen) akan berubah
volumenya (dilatasi) tetapi bukan bentuknya. Misalnya, batuan gabro akan mengembang bila
gaya hidrostatiknya diturunkan.

C. Struktur dan Tekstur Batuan


Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang
jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat
dilapangan saja, misalnya:

Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut,
membentuk struktur seperti bantal.

Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara
teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh
batuan (hand speciment sample), yaitu:

Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan
adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam
tubuh batuan beku.

Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada
waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.

Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar
dan menunjukkan arah yang tidak teratur.

Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral
sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.

Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang
masuk dalam batuan yang mengintrusi.

Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada
pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan
magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).

Struktur batuan adalah gambaran tentang kenampakan atau keadaan batuan, termasuk di
dalamnya bentuk atau kedudukannya berdasarkan keterjadiannya, struktur batuan dapat di
kelompokkan menjadi:
-

Struktur Primer : Struktur yang terjadi pada saat proses pembentukan batuan. Misalnya:
bidang pelapisan silang (cross bedding) pada batuan sedimen atau kekar akibat pendinginan

(cooling joint) ada bakuan beku.


Struktur Skunder: Struktur yang terjadi kemudian setelah batuan terbentuk akibat adanya
proses deformasi atau tektonik.
Misalnya: lipatan (fold), patahan (fault) dan kekar (joint) bidang diskontinu dapat ditemukan
pada struktur primer maupun struktur sekunder.
Sedangkan pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang

ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan
hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan
mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya.
Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum,dan sesudah kristalisasi.
Secara Sederhana, tekstur batuan itu dapat kita ketahui hanya dengan memperhatikan sampel
batuan dalam lingkup kecil contohnya jika ada sebuah hand speciment batuan maka, teksturnya
dapat dideskripsikan dengan ketelitian sampai dengan 75%. Sedangkan, struktur batuan dapat
kita perhatikan dalam lingkup yang lebih luas seperti tempat batuan itu berasal. Untuk beberapa
jenis batuan seperti batuan sedimen sebongkah batuan belum bisa menentukan apa jenis struktur
batuan tersebut; maka, harus dilihat massa batuan langsung di lapangan. Termasuk struktur
(batuan sedimen) di antaranya:bedding (perlapisan), laminasi (perlapisan tipis-tipis), crossbedding (silang-siur)

Tekstur dan Struktur pada Batuan Beku


Tekstur Pada Batuan Beku

Umumnya ditentukan oleh beberapa hal yang penting, yaitu:

a. Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya
batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa
banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat
mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya
berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung
cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan
cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.

Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:


-

Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur
holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah

membeku di dekat permukaan.


Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian

lagi terdiri dari massa kristal.


Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur
holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai
fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.

b. Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya
dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:

o Fanerik, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain
secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat
dibedakan menjadi:

Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.

Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 5 mm.

Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 30 mm.

Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30
mm.

o Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan
mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur
afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya.
c. Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara
keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:
o

Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.

o Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
o Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.

d. Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara
kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi
dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
o Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk
batuan berukuran sama besar, Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka
equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:

Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya


terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.

Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya


terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.

Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya


terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.

o Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan


tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa
dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.
Struktur Pada Batuan Beku

Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku extrusive dan
intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur masing masing
batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal pertama yang
harus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai struktur batuan beku
1. Struktur batuan beku ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung
dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia struktur
yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut.
Struktur ini diantaranya:

a. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat
seragam.
b. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
c. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal
seperti batang pensil.
d. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpalgumpal. Hal
ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
e. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku.
Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
f. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain
seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
g. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral
pada arah tertentu akibat aliran
2. Struktur Batuan Beku Intrusif
Batuan beku Instrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung
dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan
diskordan.
Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis jenis
dari tubuh batuan ini yaitu :
a. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan
disekitarnya.
b. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana
perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan
tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih
berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.
c. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu
bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter
yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan
kedalaman ribuan meter.
d. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah
terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai
ribuan kilometer.

Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenisjenis tubuh batuan ini yaitu:
a. Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan
memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa
sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
b. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu
> 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
c. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya
lebih kecil

Tekstur dan Stuktur Pada Batuan Sedimen

Tekstur Pada Batuan Sedimen


o Ukuran butir
Dalam pemerian ukuran butir digunakan pedoman ukuran dari Skala Wentworth
yaitu

o Sortasi atau Derajat Pemilahan


Derajat pemilahan adalah tingkat keseragaman dari butiran pembentuk batuan
pembentuk batuan sedimen. Derajad pemilahan inipun hanya dapat diamati secara
megaskopis pada batuan yang bertekstur kasar. Tingkat-tingkat dalam derajad
pemilahan ini adalah :

Pemilahan baik

Pemilahan sedang (moderately sorted)

Pemilahan buruk (poorly sorted)

(well sorted)

o Derajat Pembundaran (Roundness)


Yaitu nilai membulat/meruncingnya fragmen pembentuk batuan sedimen, dimana
untuk ini diberikan 5 kategori, yaitu:
Angular (menyudut)
Sub-Angular (menyudut tanggung)
Sub-Rounded (membulat tanggung)
Rounded (membulat)
Well Rounded (membulat baik)
Kebundaran/roundness: menyatakan kebundaran atau ketajaman sudut butiran, yang
mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi.

Merupakan sifat permukaan dari butiran

Disebabkan oleh pengaruh transport terhadap butiran

o Kemas (Fabric)
Kemas/fabric: merupakan sifat hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi
butir dan packing, secara umum dapat memberikan gambaran tentang arah aliran
dalam sedimentasi serta keadaan porositas dan permeabilitas batuan. Di dalam
batuan sedimen klastik dikenal dua macam kemas, yaitu:

Kemas Terbuka, Butiran tidak saling bersentuhan (mengambang di dalam


matrik).

Kemas Tertutup, Butiran saling bersentuhan satu sama lain.

Struktur Pada Batuan Sedimen


Studi struktur Sedimen paling baik dilakukan di lapangan ( Pettijohn, 1975 ), dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam struktur, yaitu :
o Struktur Sedimen Primer
Struktur ini merupakan struktur sedimen yang terbentuk karena proses
sedimentasi dapat merefleksikan mekanisasi pengendapannya. Contohnya seperti
perlapisan, gelembur gelombang, perlapisan silang siur, konvolut, perlapisan
bersusun, dan lain-lain. (Suhartono, 1996 : 47) Struktur primer adalah struktur
yang terbentuk ketika proses pengendapan dan ketika batuan beku mengalir atau
mendingin dan tidak ada singkapan yang terlihat. Struktur primer ini penting
sebagai penentu kedudukan atau orientasi asal suatu batuan yang tersingkap,
terutama dalam batuan sedimen.

o Struktur Sedimen Sekunder


Struktur yang terbentuk sesudah proses sedimentasi, sebelum atau pada waktu
diagenesa. Juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya
keadaan dasar, lereng dan lingkungan organisnya. Antara lain : beban, rekah
kerut, jejak binatang.
o Struktur Sedimen Organik
Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme, seperti molusca, cacing atau
binatang lainnya. Antara lain : kerangka, laminasi pertumbuhan.
Struktur batuan sedimen yang penting antara lain struktur perlapisan dimana struktur ini
merupakan sifat utama dari batuan sedimen klastik yang menghasilkan bidang-bidang sejajar
sebagai hasil proses pengendapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya struktur perlapisan
adalah:

Adanya perbedaan warna


Adanya perbedaaan ukuran butir
Adanya perubahan struktur sedimen
Adanya perbedaan komposisi mineral
Adanya perubahan macam batuan
Adanya perubahan kekompakan

Struktur batuan sedimen:


Perlapisan: - Lapisan: tebal > 1 cm
- Laminasi: tebal < 1 cm
Jenis perlapisan: Paralel lamination, Cross lamination / cross beds, Convolute lamination,
Gradded bedding, Injection structures (sandstones dykes).
Struktur di bidang perlapisan :
Di bagian bawah : load cast, flute cast
Di bagian atas : ripple marks, mud cracks, organic marks (tracks & trails, burrow)
Macam-macam struktur:

1. Masif, Bila tidak menunjukkan struktur dalam atau ketebalan lebih dari 120 cm.
2. Perlapisan sejajar, Bila bidang perlapisan saling sejajar. Ketebalannya lebih dari 1 cm
3. Laminasi, Perlapisan sejajar yang ukuran atau ketebalannya lebih kecil dari 1 cm.
Terbentuk dari suspensi tanpa adanya mekanik.
4. Perlapisan pilihan (graded bedding), Bila perlapisan disusun atas butiran yang berubah
teratur dari halus ke kasar pada arah vertikal, terbentuk pada arus pekat.
5. Perlapisan silang siur, Perlapisan yang membentuk sudut terhadap bidang lapisan yang
berada di atas atau di bawah dan dipisahkan oleh bidang erosi, terbentuk intensitas arus
yang berubah-ubah.
Struktur dan Tekstur Pada Batuan Metamorf
Tekstur Pada Batuan Metamorf
Tekstur batuan metamorf tidak didasarkan pada besarnya butir-butir batuan melainkan atas
dasar orientasi atau kecenderungan berlapis. Tekstur batuan metamorf dibedakan atas Foliasi
dan Non-Foliasi.
o Tekstur Foliasi, yaitu tekstur yang berlapis-lapis dimana butir-butir batuan
penyusunnya pipih sehingga memperlihatkan lapisan atau belahan kearah mana
batuan cenderung membelah, yang termasuk dalam tekstur foliasi adalah: Slaty,
Phyllitic, Schistose, Gneissic
o Tekstur Non-Foliasi, yaitu tekstur yang tidak menunjukkan kecenderungan berlapis,
yang termasuk dalam tekstur foliasi adalah: Marmer, Serpentinit, Antrasit.
Secara umum pada batuan metamorf dikenal mempunyai 3 macam struktur, yaitu :
o Gneis, yang terdiri dari gabungan mineral-mineral pipih (mika) dengan mineral bulat
(Kuarsa, Garnet, Silimanit, dll).
o Sekis, yang terdiri dari susunan mineral-mineral pipih (terutama Mika).
o Filit, yang terdiri dari mineral-mineral sangat halus (batu sabak).
Tekstur Pada Batuan Metamorf
Tekstur pada batuan metamorf digolongkan menjadi :

o Kristaloblastik, Tekstur yang terjadi pada saat tumbuhnya mineral dalam suasana
padat (tekstur batuan asalnya tidak tampak lagi) dalam pembentukan batuan beku
mineral tumbuh pada suasana cair.
o Palimpsest (tekstur sisa)
o Blastopofiritik, suatu tekstur sisa dari batuan asal yang bertekstur porfiritik
o Blastoopotitik, suatu tekstur sisa dari batuan asal yang bertekstur opotik.
D. Bidang Diskontinu
Secara umum, bidang diskontinu merupakan bidang yang memisahkan massa batuan
menjadi bagian yang terpisah. Menurut Priest (1993) dalam Sitohang (2008), pengertian bidang
diskontinu adalah setiap bidang lemah yang terjadi pada bagia yang memiliki kuat tarik paling
lemah dalam batuan. Menurut Gabrielsen (1990) dalam Sitohang (2008), perubahan Stress
(tegangan), temperatur, strain (regangan), mineralisasi dan rekristalisasi yang terjadi pada massa
batuan dalam waktu yang panjang.

Beberapa jenis bidang diskontinu yang di golongkan berdasarkan ukuran dan


komposisinya adalah sebagai berikut:
1. Fault (patahan) adalah bidang yang diskontinu yang secara jelas memperlihatkan tanda-tanda
bidang tersebut mengalami pergerakkan. Tanda-tanda tersebut diantaranya adanya zona
hancuran maupun slicken sided atau jejak yang terdapat di sepanjang bidang fault. Fault
dikenal sebagai weakness zone karena akan memberikan pengaruh pada kestabilan massa
batuan dalam wilayah yang luas.
2. Joint (kekar). Bidang diskontinu yang telah pecah namun tidak mengalami pergerakkan atau
waaupun bergerak pergerakkan tersebut sangat sedikit sehingga bisa diabaikan. Joint
merupakan jenis bidang diskontinu yang paling sering hadir dalam batuan.

3. Bedding (bidang pelapisan). Bedding terdapat pada permukaan batuan yang mengalami
perubahan ukuran dan orientasi butir dari batuan tersebut serta perubahan mineralogi yang
terjadi selama proses pembentukan batuan sedimen.
4. Fracture dan Crack. Fracture diartikan sebagai bidang diskontinu yang pecah tidak pararel
dengan struktur lain yang tampak pada batuan. Beberapa rock mechanic engineer
menggunakan istilah fracture dan crack untuk menjelaskan pecahan atau crack yang terjadi
pada saat pengujian batuan, peledakan dan untuk menjelaskan mekanisme pecahnya batuan
brittle.
5. Fissure. Ada banyak ahli yang menjelaskan pengertia fissure, salah satunya adalah menurut
Fookes dan Denness (1969) dalam Sitohang (2008) yang mendefinisikan fissure sebagai
bidang diskontinu yang membagi suatu material utuh tanpa memisahkannya menjadi bagian
terpisah.

E. Sifat-sifat Batuan
-

Heterogen
Jenis material pembentuk batuan-batuan berbeda dan ukuran bentuk partikel atau butir
berbeda dalam batuan, juga ukuran bentuk, dan penyebaran void berbeda di dalam batuan.

Diskontinu
Massa batuan di atom tidak kontinu (diskontinu) karena adanya bidang-bdang lemah
(erack, joint, fault, fissure) dimana kekerapan, perluasan dan orientasi dari bidang-bidang
lemah tersebut tidak kontinu.

Anisotrop
Karena sifat batuan yang heterogen doiskontinu, onisotrope maka untuk dapat
menghitung secara matematis maka sifat batuan diasumsikan memiliki sifat:
a. Homogen (homogeneous)
b. Kontinu (continuous)
c. Isotrop (isotropic)

F. Amplifikasi

Merupakan proses penggetaran sebuah gelombang pada suatu medium. Berasal dari kata
amplitude. Gelombang akan terus merambat dengan baik pada batuan, akan tetapi bila tersebut
menghampiri pasir, maka gelombang tersebut akan menghilang.

Sumber:
http://learnmine.blogspot.com/2013/04/tegangan-dan-regangan-batuan.html
http://thegoldenjubilee.blogspot.com/2012/03/konsep-massa-batuan-struktur-batuan-dan.html
http://www.scribd.com/doc/52067515/STRUKTUR-BATUAN
http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_beku

Anda mungkin juga menyukai

  • Konsumsi Rokok Dan Dampak Psikologis Terhadap Remaja
    Konsumsi Rokok Dan Dampak Psikologis Terhadap Remaja
    Dokumen23 halaman
    Konsumsi Rokok Dan Dampak Psikologis Terhadap Remaja
    Nova Ilhafni Mawquta
    0% (1)
  • Lentigo Refrat
    Lentigo Refrat
    Dokumen7 halaman
    Lentigo Refrat
    Nova Ilhafni Mawquta
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Bencana
    Manajemen Bencana
    Dokumen17 halaman
    Manajemen Bencana
    Nova Ilhafni Mawquta
    Belum ada peringkat
  • Ulfa Nabilla
    Ulfa Nabilla
    Dokumen18 halaman
    Ulfa Nabilla
    Nova Ilhafni Mawquta
    Belum ada peringkat
  • Lentigo Refrat
    Lentigo Refrat
    Dokumen7 halaman
    Lentigo Refrat
    Nova Ilhafni Mawquta
    Belum ada peringkat
  • Sistem Penambangan Ore
    Sistem Penambangan Ore
    Dokumen23 halaman
    Sistem Penambangan Ore
    Nova Ilhafni Mawquta
    Belum ada peringkat
  • Proposal Kewirausahaan Nova Ilhafni
    Proposal Kewirausahaan Nova Ilhafni
    Dokumen9 halaman
    Proposal Kewirausahaan Nova Ilhafni
    Nova Ilhafni Mawquta
    0% (1)
  • APCD Baru
    APCD Baru
    Dokumen14 halaman
    APCD Baru
    Nova Ilhafni Mawquta
    Belum ada peringkat
  • Apcd
    Apcd
    Dokumen11 halaman
    Apcd
    Nova Ilhafni Mawquta
    Belum ada peringkat
  • Apcd 1
    Apcd 1
    Dokumen8 halaman
    Apcd 1
    Nova Ilhafni Mawquta
    Belum ada peringkat
  • KLP 5
    KLP 5
    Dokumen15 halaman
    KLP 5
    Nova Ilhafni Mawquta
    Belum ada peringkat
  • Apcd 1
    Apcd 1
    Dokumen8 halaman
    Apcd 1
    Nova Ilhafni Mawquta
    Belum ada peringkat
  • Mekanika Batuan
    Mekanika Batuan
    Dokumen16 halaman
    Mekanika Batuan
    Nova Ilhafni Mawquta
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Bencana Tambang Di Soma Turki
    Manajemen Bencana Tambang Di Soma Turki
    Dokumen14 halaman
    Manajemen Bencana Tambang Di Soma Turki
    Nova Ilhafni Mawquta
    Belum ada peringkat
  • Endapan Primer
    Endapan Primer
    Dokumen14 halaman
    Endapan Primer
    Nova Ilhafni Mawquta
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Nova Ilhafni Mawquta
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen10 halaman
    Bab I
    Nova Ilhafni Mawquta
    Belum ada peringkat
  • Ripper & Rope Houlage
    Ripper & Rope Houlage
    Dokumen24 halaman
    Ripper & Rope Houlage
    Nova Ilhafni Mawquta
    Belum ada peringkat
  • STRUKTUR BATUAN
    STRUKTUR BATUAN
    Dokumen13 halaman
    STRUKTUR BATUAN
    Nova Ilhafni Mawquta
    Belum ada peringkat
  • Batuan Sedimen
    Batuan Sedimen
    Dokumen18 halaman
    Batuan Sedimen
    Nova Ilhafni Mawquta
    Belum ada peringkat
  • Mekanika Batuan
    Mekanika Batuan
    Dokumen20 halaman
    Mekanika Batuan
    Nova Ilhafni Mawquta
    Belum ada peringkat