Anda di halaman 1dari 48

Issue 2 November 2015

Enhancing Communication between Indonesians and Australians

Fascinating time in Australia-Indonesia


relations, 70 years ago
see page 10-11

An Australian Company interested to


expand the business into Indonesia.
See pages 7-9

Brisbane is Australias new culturally diverse & vibrant multicultural New World City
Come and explore it!

www.kopibrisbane.com.au

A message from Brisbanes Lord Mayor


Lord
Mayor
Graham
Quirk said Brisbanes small
suburban
multicultural
businesses were vital
to the citys economy.
Promoting the economic
development of our city
is one of my top priorities,
with 343,000 new jobs
forecast to be generated
in Brisbane over the next
10 years, Cr Quirk said.
Businesses in Brisbane are a major backbone of
our citys economy, and investment in our city from
big global companies right through to local coff ee
shops, are all votes of confi dence in Brisbane as we
grow as a New World City.
Council has a number of initiatives to assist
businesses grow, such as the Brisbane Business
Hotline 133BNE, Business Forums and workshops and
digital strategy initiatives to help accelerate the
business uptake of digital opportunities.
Cr Quirk said there were approximately 121,000
businesses in the Brisbane local government area,
around 95 per cent of which were small businesses
employing less than 20 people.
A majority of small businesses operating in Brisbane
are owned and run by our multicultural communities
and I am focused on continuing to support our
multicultural business owners.
Cr Quirk said Brisbane warmly welcomes
international students and he remains focused on
attracting international students to live, study and
work in Brisbane.
Brisbane has world-ranked education providers
and we continue to grow our reputation as
Australias most-inclusive study destination, Cr
Quirk said.
Domestic and international tertiary students play
a pivotal role in the future of our city which is why
were committed to fostering a quality and safe
environment that supports them to study, work and
live.
Having a diverse mix of cultures in Brisbane adds
to its vibrant, cosmopolitan feel and enhances our
citys reputation as Australias New World City and
I encourage anyone who is thinking of studying in
Brisbane to come and live, study and explore our
wonderful city.

Lord Mayor Graham Quirk mengatakan bahwa


pengusaha multikultural di wilayah pinggiran
kota sangatlah penting bagi perekonomian kota
Brisbane.
Mempromosikan pembangunan ekonomi kota
kita adalah salah satu prioritas utama saya,
sejumlah 343,000 pekerjaan baru telah diramalkan
bagi Brisbane dalam 10 tahun mendatang, kata
Cr Quirk.
Bisnis adalah tulang punggung utama ekonomi
kota Brisbane, dan investasi dari perusahaan
global besar maupun warung kopi lokal, semua
itu membentuk keyakinan bahwa Brisbane akan
tumbuh sebagai sebuah Kota Dunia Baru, ujarnya.
Lebih lanjut Cr Quirk mengatakan,Dewan kota
memiliki sejumlah inisiatif untuk merangsang
pertumbuhan bisnis, seperti Hotline 133BNE Bisnis
Brisbane, forum bisnis , berbagai lokakarya dan
inisiatif-inisiatif strategi digital untuk membantu
mempercepat penyerapan peluang bisnis digital.
Cr Quirk menguraikan bahwa saat ini ada sekitar
121,000 bisnis di wilayah pemerintahan kota
Brisbane, sekitar 95 persen merupakan usaha kecil
yang mempekerjakan kurang dari 20 karyawan.
Sebagian besar usaha kecil yang beroperasi di
Brisbane dimiliki dan dijalankan oleh masyarakat
multikultural dan saya mengarahkan perhatian
saya untuk terus mendukung pemilik usaha
multikultural, ujarnya.
Cr Quirk mengatakan Brisbane menyambut hangat
siswa internasional dan beliau tetap ingin terus
menarik siswa internasional untuk tinggal, belajar
dan bekerja di Brisbane.
Brisbane memiliki penyelenggara pendidikan
berperingkat dunia dan kami terus menumbuhkan
reputasi kami sebagai tujuanutamastudi di
Australia, kata Cr Quirk.
Mahasiswa domestik dan internasional memainkan
peran yang penting di masa depan kota kita, itulah
sebabnya kami berkomitmen untuk mendorong
kualitas dan lingkungan aman yang mendukung
mereka untuk belajar, bekerja dan tinggal dengan
tenang, ujarnya.
Perpaduan beragam budaya di Brisbane
menamba gairah kota ini, dengan nuansa
kosmopolitan dan meningkatkan reputasi
kota kami sebagai Australias New World
City dan saya ingin mendukung siapa pun
yang ingin belajar di Brisbane agar datang
dan tinggal, belajar dan menjelajahi kota
kami yang mengagumkan, demikian ujar
Cr Quirk

www.kopibrisbane.com.au

Editors Note

SPRING 2ND EDITION BRISBANES FIRST DUAL LANGUAGE MEDIA


Wow, didnt time fly? Here we are at the second
edition, November and spring is here, soon school
holidays and then the holiday season. The year is
certainly rushing by!
In this edition we move ahead from our start, fresh
ideas and a spring in our step. We have increased
the content, decided to publish both online and
in print in colour with a lot more to read and keep
yourself informed about. We feel we are reaching
out to our audience, for which we have created
Kopi Brisbane, to be able to reach Indonesians
iving in Brisbane and Australians with an interest
in Indonesia. We hope you find the insighful,
provocative and interesting reading in these pages.
Kopi Brisbane received many messages of support
from Indonesians and Australian friends to make
this magazine happen For all of you out there that
supported us and helped to make and keep this
happening, we sincerely thank you.
Some people commented that the recipe section
is not needed and yet other said Great, just what
is needed! so we continue, and hope to give you
more ideas in the future so you can enjoy the tastes
and spices of Indonesia in your cooking at home
too.
We would like to give a special message to whoever
wants to change the world, start with something
small, do it consistently, every me, make it bigger
and slowly let it become a habit.
Thank you !!! This is our change in Australian
Indonesian communications, KOPI BRISBANE!

Wow, terasakah waktu begitu cepat berlalu? Edisi


kedua ini di publikasikan di musim semi, bulan
November 2015, sebentar lagi libur sekolah dimulai
dan juga tentunya libur panjang untuk para pekerja
pada umumnya. Setahun berlalu begitu cepat!
Pada edisi kedua ini kami berkembang jauh di
bandingkan edisi pertama, ide ide cemerlang
bermunculan dengan dukungan musim semi yang
indah, perkembangan ini dimulai dari variasi isi dan
jumlah artikel, edisi cetak berwarna (edisi pertama
hitam puh), dan lainnya. Kopi Brisbane sudah
mencapai tujuan jangka pendek, yaitu untuk
menjangkau masyarakat Indonesia serta tentunya
masyarakat Australia yang memiliki ketertarikan
pada Indonesia. Kami berharap semoga pembaca
bisa menikma dan mendapat manfaat dari materi
yang kami sampaikan.
Kopi Brisbane bisa terus hadir karena banyaknya
dukungan dari teman teman Indonesia maupun
teman teman Australia. Dengan penuh syukur kami
ucapkan banyak terima kasih untuk dukungan ini.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa kolom
resep tidak pelu, sementara lainnya menyatakan
kolom resep sangat menarik, sehingga kami terus
menghadirkan kolom tersebut. Kami harapkan para
pembaca yang hobi memasak dirumah dapat
mencoba berbagai variasi masakan Indonesia.
Pesan khusus kepada pembaca yang memiliki
harapan
untuk
merubah
dunia,
mulailah
dengan melakukan hal kecil, lakukan secara
berkesinambungan, dan lanjutkan melakukan
hal yang lebiih besar.
Terimakasih, inilah perubahan yang kami lakukan di
Australia Melalui media komunikasi, KOPI BRISBANE

Enhancing Communication between Indonesian and Australian Wadah Komunikasi Warga Indonesia-Australia
Edition/Edisi 2/November 2015
Kopi Brisbane is a bilingual independently published to enhanced communication within Indonesian-Australian communities. The Editorial
team expects, Kopi Brisbane will give signifi cant impact to the future of social dynamic between both countries toward improved bilateral
relations that are constructive and consistence.
Kopi Brisbane & Waroeng Kopi Brisbane
Publisher: Kopibrisbane
Journalist/Penulis: Various see Table of contents
Design & layout/Desain & Tata Letak: Kopibrisbane
Photo/Fotografi : Kiwiindo Gallery & others
Editorial: editormanager.kopibrisbane@gmail.com
Advertising: adv.kopibrisbane@gmail.com
ABN 34 305 734 094
Copyright 2015 Kopi Brisbane. All rights reserved.
All advertisements in Kopi Brisbane are the responsibility of advertisers. Advertising is accepted on the understanding that it does not
contravene the Trade Practices Act. The publication of any material or editorial does not necessarily constitute an endorsement of views or
opinions expressed. Reproduction in whole or part is prohibited without the written permission of Kopi Brisbane.

www.kopibrisbane.com.au

2nd Edition

We Live and are Alive in Brisbane!


Contents
3
A message from Brisbanes Lord Mayor

- Small Multicultural Business is vital for
Brisbane
4

Editors Note

Kunjungan Bapak Prof. Mardiasmo,


MBA, Akt, PhD (Wakil Menteri
Keuangan RI) ke Brisbane Iklim investasi
baru dan peluang tumbuh pesatnya
UKM di Indonesia

7-9

Australian Company interested to


expand the business into Indonesia

Authentic Italian Caf in Brisbane

10-11



Fascinating time in Australia-Indonesia


relations, 70 years ago hundreds of
Indonesian servicemen that were held
by the Dutch at Casino, in NSW, between
1942 and 1946 (70 years ago)

12-13 Pesta Rakyat report



A yearly event organized by PPIA
Queensland
14-15 A strong support article from Queensland

Police Service to Indonesian lives in
Brisbane
16-17 A Sea of Colour at Kings Beach

Multicultural Fiesta Festuri sharing story

event from Calaundra, Queensland
18-19 Bahasa Indonesia Today - 87 years after

Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
19-20 REKAYASA Sumpah Pemuda:

a search for the truth
21

Pemerintah Harus Turun Tangan Perkuat

Indonesian Studies

22
Peran Media dalam Hubungan RI-
Australia

23
A diasporas journey from Queensland to
Jakarta
24-25 Wayang Performance in English
25-26 Preserving the Spirit of Minangkabau in
Brisbane
27-30 Profile of a Successful Young Indonesian

Woman in Brisbane
31-32 Sharing a Love of Indonesia through

Balinese Dance
33-34 Building the Australia-Indonesia

Relationship through Alternative Tourism
35

Dedicated Page for Indonesian Writers


Books Review

36-37 Connect, Inform and Inspire with AIYA



(Australian-Indonesian Youth
`
Association)
38-39 The Indonesian Scout Movement of
Brisbane
40

Heritage Educational tour to Yogyakarta,


Indonesia

41

Visit Brisbane and stay in the city center

42

Calender event

43

Distribution information

44-45 Woroeng Kopi Brisbane Directory


46

Indonesian Food _ satay Padang

47

Visit Brisbane and Stay in the city center

www.kopibrisbane.com.au

Iklim investasi baru dan peluang tumbuh


pesatnya UKM di Indonesia
Dalam kunjungannya yang bertema Transformasi
Kelembagaan
Perpajakan,
Bapak
Prof.
Mardiasmo,MBA, Akt, PhD (Wakil Menteri Keuangan
RI) berkesempatan melakukan dialog langsung
dengan para mahasiwa Indonesia pada acara
Discussion Sharing yang diadakan oleh ISAQ,
Asosiasi Pelajar Indonesia di Queensland University
of Technology di Brisbane, Australia.
Mardiasmo menyampaikan bahwa riset yang
dilakukan para mahasiwa Indonesia di luar negeri
merupakan kesempatan langka yang dapat
dimanfaatkan bagi kepentingan Indonesia antara
lain dengan mengkaitkan konten riset dengan
situasi dan kondisi yang ada di Indonesia melalui
pemikiran yang lebih konstruktif dan kerja keras,
sehingga pada akhirnya dapat diaplikasikan bagi
kemajuan dan pengembangan berbagai sektor
di tanah air. Peran serta mahasiwa di bidang
riset yang aplikatif terhadap kondisi Indonesia
diharapkan dapat memberikanalternatif solusi
bagi permasalahan nasional yang telah, sedang
dan akan terjadi di masa mendatang.
Dalam dialog langsung tersebut, Mardiasmo
dan beberapa staf Kementerian Keuangan ini
memaparkan pula mengenai usaha dan kerja
keras yang telah dilakukan Pemerintahan Indonesia
dalam upaya mendorong peningkatan taxratio di Indonesia, porsi penerimaan pajak orang
pribadi dan utilisasi Information, Communication,
& Technology (ICT) yang terintegrasi untuk
meningkatkan penerimaan dan kepatuhan
pembayaran pajak.
Menurut Mardiasmo, sistem self assessment yang
diterapkan dalam sistem perpajakan di Indonesia
saat ini dapat berjalan secara efektif apabila sistem
administrasi yang ada sudah berjalan dengan baik,
diikuti dengan kematangan mentalitas dan tingkat
kedewasaan masyarakat Indonesia serta aparat
penegak hukum yang proper dan order. Kondisi
yang ada saat ini adalah kontribusi pajak orang
pribadi dibandingkan dengan pajak perusahaan
tergolong masih rendah.

Beberapa hal yang dilakukan oleh Pemerintah


sebagai upaya mendukung kerja keras bagi
peningkatan tax ratio adalah dengan merespon
kondisi ekonomi melalui kebijakan moneter dan
fiskal. Respon secara moneter merupakan respon
langsung, seperti kenaikan suku bunga, penarikan
uang, maupun melalui kebijakan baru. Mengingat
kondisi saat ini, respon melalui kebijakan fiskal
dapat dianggap lebih mampu menopang kondisi
perekonomian saat ini, seperti dengan memberikan
insentif perpajakan yang diharapkan dapat
berdampak positif bagi masuknya investasi baru.
Hal ini dapat juga dilakukan dengan memberikan
informasi yang tepat kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, seperti misalnya memberikan
informasi bahwa Indonesia merupakan tempat
yang sangat potensial bagi investasi di sektor
industri di luar natural resources industries dan
trading industries.
Sebagai upaya menambah investasi baru termasuk
mendukung berkembangnya iklim bisnis dan usaha
di Indonesia mulai dari skala kecil di tingkat Usaha
Kecil Menengah (UKM), Pemerintah saat ini tengah
berupaya memberikan perhatian khusus kepada
UKM yang di masa krisis ekonomi periode tahun
1997 telah terbukti membantu Indonesia bangkit
dari krisis keterpurukan ekonomi. Di kondisi saat ini
dengan banyak hal yang berpengaruh terhadap
kondisi perekonomian Indonesia, Pemerintah
sangat menyadari bahwa dengan mendorong
tumbuh kembangnya UKM sebagai salah satu
pilar perekonomian Indonesia, diharapkan dapat
mendukung tumbuh kembangnya investasi baru
yang kelak dapat menambah pemasukan pajak
bagi Pemerintah.
Pada akhirnya, delegasi Kementerian Keuangan
menyampaikan harapannya bahwa orang
indonesia harus bersemangat untuk berkontribusi
positive demi kemajuan bangsa, upaya upaya
menumbuhkan enterpreneurship dalam rangka
meningkatkan kemandirian dalam hal ekonomi
sangatlan penting, terlebih apabila bisa menarik
investasi dari negara lain. (T. Endahyani).

www.kopibrisbane.com.au

Australian Company interested to


expand the business into Indonesia
Tuesday morning, 9 am, October 2015, 2nd fl oor of a building at Wickham Terrace (Morris Towers) Spring
Hill, Brisbane, QLD, Australia, when Kopi Brisbane had a nice chat with the Managing Director of Gilt
Investment Pty Ltd, Alastair Healey and the Business Development Manager, Ronaldus Sutjiadi, a young
Indonesian man that is managing to work at Australian company in Australia. Kopi Brisbane wants to
know more about Gilt Investment Pty Ltd with the expecation that this article will inspire Indonesians to
see the work opportunity in this kangaroo land. Kopi Brisbane wish more Indonesians accepted work in
high level positions with Australian companies.
Following is the conversation between Kopi Brisbane and the Managing Director, Alastair Healey and
Ronaldus Sutjiadi of Gilt Investment Pty Ltd.

Kopi Brisbane : can you tell us a bit about you and your
company?
Alastair Healey : I have been involved in the Queensland
financial markets for over 30 years. From 1994, I was
appointed as the general manager of marketing and
business development for a local merchant bank and helped
establish the three departments of securitisation, corporate
advice and money market. I have also founded and directed
two successful private fixed income businesses in Australia,
which both specialised in providing fi xed income to middle
market and retail clients. My experience in managing these
businesses has provided me with the necessary expertise and
skill to building and developing Gilt Investment Pty Ltd
Kopi Brisbane : What made you employ an Indonesian person
at Gilt Investment Pty Ltd?
Alastair Healey : I believe Indonesia has a great future with
huge potential for our business, by employing an Indonesian
person I hope to capture Indonesian business that will in the
future lead to opening an office in Indonesia.
Kopi Brisbane : What is the challenge that you find to get to
your goal to opening an offi ce in Indonesia?
Alastair Healey : Language is the barrier and challenge
Kopi Brisbane : What other challenge have you found?
Alastair Healey : Indonesian government regulations and
support
Kopi Brisbane : What is your expectation of the Indonesian
government?
Alastair Healey : Hopefully clearer and easy access to
Indonesian business into Australia as a starting point.
Kopi Brisbane : If you manage to get to your goal, to open
an office in Indonesia, will you employ more Indonesian?
Alastair Healey : Definitely

www.kopibrisbane.com.au

Selasa pagi, jam 9 tepatnya, di bulan Oktober tahun 2015, bertempat di lantai 2 gedung Menara Morris
di jalan Wickham Teras, Spring Hill, Brisbane, Queensland, Australia, ketika Kopi Brisbane datang dan
bercakap cakap dengan Direktur Gilt investments Pty Ltd, Alastair Healey beserta Business Development
Manager nya, Ronaldus Sutjiadi, seorang pria muda Indonesia yang bekerja di perusahaan milik orang
Australia. Kopi Brisbane ingin mengetahui lebih banyak mengenai Gilt Investment Pty Ltd, dengan
harapan cerita ini akan menginspirasi orang Indonesia untuk melihat peluang kerja yang terbuka di
Negeri Kanguru ini.
Berikut adalah percakapan antara Kopi Brisbane dengan Managing Director, Alastair Healey dan
Ronaldus Sutjiadi dari Gilt Investment Pty Ltd.

Kopi Brisbane : Dapatkah Anda memberitahu kami sedikit


tentang Anda dan perusahaan Anda?
Alastair Healey : Saya bekerja di pasar keuangan Queensland
selama kurang lebih dari 30 tahun. Dari tahun 1994, saya
ditunjuk sebagai general manager pengembangan bisnis
dan pemasaran untuk merchant bank lokal dan membantu
mendirikan tiga departemen sekuritisasi, menjadi penasihat
korporat dan pasar keuangan. Saya juga telah mendirikan dan
menjalankan dua bisnis fix income pribadi di Australia, yang
keduanya khusus dalam menyediakan pendapatan tetap ke
pasar kelas menengah dan nasabah ritel. Pengalaman saya
dalam mengelola bisnis ini telah memberikan saya keahlian
dan keterampilan untuk membangun dan mengembangkan
Gilt Investment Pty Ltd.
Kopi Brisbane : Apa yang membuat Anda mempekerjakan
orang Indonesia di Gilt Investment Pty Ltd?
Alastair Healey : Indonesia memiliki masa depan yang
cerah dengan potensi besar untuk bisnis kami. Dengan
mempekerjakan orang Indonesia saya berharap untuk
menangkap peluang bisnis Indonesia sehingga kedepannya
saya bisa membuka kantor di Indonesia.
Kopi Brisbane : Apakah tantangan yang Anda hadapi dalam
pencapaian dalam tujuan Anda untuk membuka kantor di
Indonesia?
Alastair Healey : Bahasa adalah penghalang dan
kendalanya
Kopi Brisbane : Apakah ada kendala lain yang anda temui?
Alastair Healey : Peraturan dan dukungan pemerintahan
Indonesia

Kopi Brisbane : Apa harapan anda pada pemerintah


Indonesia?
Alastair Healey : Sebagai langkah awal saya mengharapkan
jalur yang jelas dan mudah untuk berbisnis di Indonesia.
Kopi Brisbane : Apabila anda berhasil mencapai tujuan
anda, apakah anda akan mempekerjakan lebih banyak lagi
orang Indonesia?
Alastair Healey : Pasti

www.kopibrisbane.com.au

Gilt Investments Pty Ltd (Gilts) is a privately owned fixed-income broking service based in
Brisbane, QLD, Australia. Gilts provides investors with access to a broad range of fixed
income products, including (but not limited to); Term Deposits, Government Bonds, and
Corporate Bonds.
A distinguishing element of Gilts service, is its impartiality and independence. The
company is not aligned with any other financial institution, allowing it to source and
advise on fixed income products from a broad range of financial institutions, product
providers, and originators. Gilts also provides comprehensive settlement and
administrative support all you need to do is make the call, the rest will be taken care of!
For further information please contact:
Ronaldus Sutjiadi (Ronald) Business Development Manager
+61 7 3123 7132 +61 448 448 330 rsutjiadi@gilts.com.au

La Dolce Vita
Authentic Italian Caf in Brisbane
La Dolce Vita is an authentic Italian caf that is
owned and operated by Italians who now call
Australia home. Located at 20 Park Rd, Milton QLD
4064, since the beginning 1989, La Dolce Vita cafe
provides home style Italian cooking. The caf was
inspired by the Caf Florian of Venezia. A caf
established in Italy 350 years ago. The place where
the 1st espresso was ever made.

its a great place to see your favourite football


match or other trendy sporting event.
The coffee machine is imported from Italy and the
coffee and menu is also pure Italian The cafe
specialises in serving its customers a wide range
of coffees, pastries, gelatos and drinks and also
some very light food (snacks) and salads which are
accompanied by crispy Italian bread rolls.

Well-heeled
Brisbanites
park
their Ferraris or
Porsches out the
front and sip on
espressos as they
watch the world
go by. With the
landmark replica
Eiffel Tower out the
front of the caf, it
is easily found.

La Dolce Vita opens very early every morning for


breakfast at 6am. All ages frequent the caf. At
lunchtime it is visited by many young office workers,
and in the evenings crowds of people young and
old dine there, including families.

La
Dolce
Vita
makes a fantastic
impression at night
time. With the big
screen TV out in
the dining area,

Giuseppe Virzi told us Brisbane has changed a lot in


10 years and so has my business. A lot of cafs have
closed because of the demands of public liability
and also there just isnt enough customers. He is
however optimistic and says Thankfully
the Milton area is growing, and the owners
of all the new apartments will be the next
generation of clients for us to service, so
hopefully we will survive

www.kopibrisbane.com.au

Fascinating time in Australia-Indonesia


relations, 70 years ago
It was a rainy Saturday afternoon on the 24th
October 2015, at Casino Community & Cultural
Centre Rooms, Casino, NSW, Kopi Brisbane
had come to attend the invite of The Australia
Indonesia Association of NSW, for Camp Victory
Memorial Forum.
The event was a commemoration of hundreds
of Indonesian servicemen that were held by the
Dutch at Casino, in NSW, between 1942 and 1946,
70 years ago, during World War II.
When Kopi Brisbane heard of the opportunity
to learn about this fascinating time in AustraliaIndonesia relations, Kopi Brisbane put the event
into their agenda, as a MUST GO EVENT.
The event was attended by The Consulate
General of the Republic of Indonesia, Bapak
Yayan GH Mulyana and his wife; Bapak Frans
Simarmata, Diaspora Indonesia NSW President;
Jan Lingard, Former Lecturer in Indonesian at the
University of Sydney and author of Refugees and
Rebels Indonesian Exiles in Wartime Australia;
Adjunct Fellow Dr Graham Irvine, author of
Casino Victory Camp: Indonesians at Casino
1942-1946 & The Tanah Merah Exiles and 120
Local Residents of Casino, surrounding Suburbs,
Brisbane and Sydney.

10

Casino is not only the name of a place for gambling,


Casino is referring to the name of the town in NSW,
where hundreds of Indonesian servicemen were
held by the Dutch. Over 70 years ago, when the
Indonesian Declaration of Independence was
declared, 500 Indonesians asked for their citizenship
of the new Republic of Indonesia, in this town. The
Casino township residents declared their support for
the detainees. This support subsequently changed
events and the Australian Federal Governments
attitudes and policies, in the first move of support
for the new Indonesia.
The camp near Casino was called Camp Victory
and during Japans occupation of Indonesia to
its closure in 1946 at least 500 Indonesian soldiers
passed through its gates to serve their Dutch
colonial masters while in exile. Today, a series of nine
unmarked graves and a nearby munitions bunker,
the hut is whats left of Camp Victory. This was
started as a Second World War Indonesian soldiers
camp, later turned prison. After the Japanese
surrender in mid-1945 and the ensuing Indonesian
declaration of independence on August 17, 1945,
Australia finally closed the camp in 1946 and
repatriated 260 Indonesians.
Its only now that Camp Victory and the ramifiations
of what happened there are being celebrated
as having a crucial role in the birth of Australias
relationship with Indonesia - as well as Indonesias
post-war fight for independence from their Dutch
colonial masters.

www.kopibrisbane.com.au

Fascinating time in Australia-Indonesia


relations, 70 years ago
Below is the interview between Kopi Brisbane and
Katie Coughlan, an Australian speaking fluently
Indonesian.
Kopi Brisbane: Katie, what is the objective of the
forum organized today?
Katie Coughlan: to be able to reach Indonesians
living in Australia or Australians with an interest in
Indonesia living in Brisbane, this is indeed one of the
objectives of the forum. Just to spread the word of
the camps existence and historical significance to
a wider audience
Kopi Brisbane: What make you organize the
event?
Katie Coughlan: I grew up in Lismore where I
started learning Indonesian at High School, the
language was a form of escape to a wider world.
At the University of Queensland I studied Languages
and History. 15 years later, having lived, worked and
studied in Australian capital cities as well as three
years in Indonesia I moved home with my Javanese
husband to start our family. I was intrigued by the
snippets I had heard in my university years about a
camp full of Indonesians during World War Two
era right on my doorstep. I wanted to know why I
hadnt heard of it while growing up and was keen
to find out more about this place which brought
my love of Indonesian and history together. As I
began uncovering the history and meeting the
people from the local Southern Cross University
and the Casino Historical Society who could tell
me the camps history I wondered if more people
would be interested to find out about this part of
international relations in our backyard. Meeting
fellow Indonesian history obsessive, Neil Smith of
Australia Indonesia Association, in Sydney while I
was working for Australia Indonesia Business Council
was a stroke of good fortune as we were able to
work together to bring the event into reality for the
Casino community and beyond. Including the visit
of the Consul General.
Kopi Brisbane: What do you want to achieve by
creating this event?
Katie Coughlan: Two objectives: Firstly to bring
the history of the campsite and the unmarked
graves of the Indonesians who died whist in Casino
to the attention of the Indonesian Government with
the hope that this will prompt them to take steps to
have it better commemorated and recorded.
Secondly to bring more local awareness in the
Northern Rivers area to the historial significance
of this place and hopefully further afi eld also in
Australia and Indonesia at large. Many of the
Casino locals with memories of this time will not be
with us much longer so it is vital to get these people
together to share memories and memorabilia of
the kite flying Jarvos of the Casino Victory Camp.

Kopi Brisbane: What do you see is happening


now?
Katie Coughlan: The success of the weekends
event was evident through the numbers in
attendance, over 80 dignitaries, locals and members
of the Indonesian community. The feedback from
the Consulate General Office was very positive
- nothing beats having your feet on the ground
for bringing history to life. As many Indonesian
student I have taken to the site from Lismore have
expressed it is indeed strange to imagine hundreds
of Indonesians just like them living in that cow field
for months at a time. At a time before the White
Australia policy was removed it is indeed a wonder
that the community of Casino largely harmoniously
(and sometimes romantically) engaged with the
Indonesians stationed at the camp. This story
resonates with many now in todays world of conflict
and tensions around race and place. The Northern
Rivers Indonesian Kids run were very proud to sing
for the crowd and for the Consul General. It gave
them an opportunity share their culture with the
wider community. Another positive experience in
building up grassroots relations outside the JakartaCanberra monopoly touched on in the Consul
Generals speech.
Kopi Brisbane: What is your short term expectation
and what is your long term expectation?
Katie Coughlan: In the medium term we hope to
have erected some history boards and plaques at
the site as commemoration along with appropriate
ceremony, involving the Indonesian Government
and local dignitaries as appropriate. In this way
visitors to the site will know what it is they are looking
at. We hope some of the remaining artefacts will be
preserved. As mentioned above we hope in future
to spawn more interest in this history be it through
media, school or touring visits, commemorative kite
fl ying competitions and writings of tales from the
camp. Some local theatre makers are currently
looking at the possibility of recreating some of the
camp tales in a more creative format to reach a
wider audience.

Casino Camp Victory Commoration


Ceremony Bapak Yayan GH Mulyana and
his wife talking to Katie Coughlan

11

12

www.kopibrisbane.com.au

Indonesian Pesta Rakyat Report


17 October 2015 @ West End Markets Brisbane

Pesta Rakyat, cukup akrab d telinga saya,


beberapa kali mendengar nama Pesta Rakyat
dari para senior yang terlebih dahulu menempuh
pendidikan di Brisbane.

Perjalanan menuju Pesta Rakyat tahun ini


tidak mudah dan saya percaya tahun-tahun
sebelumnya pun tidak pernah mudah. Memegang
peranan sebagai garda terdepan dari pesta
rakyat ditahun ke-8nya bukanlah hal yang mudah
untuk saya, anak baru di brisbane dan hampir
tidak tahu apa-apa mengenai banyak hal. Pesta
Rakyat, sebuah acara yang dipersembahkan dari
kami para pelajar Indonesia untuk warga Indonesia
di Brisbane dan sekitarnya.
Rangkaian acara Pesta Rakyat, di mulai dengan
perayaan
kemerdekaan
Indonesia
yang
dilaksanakan pada bulan Agustus lalu,nama acara
ini bermakna sebagai wadah untuk semua rakyat
berkumpul. Rangkaian acara di mulai dengan
upacara bendera di pagi hari lalu di lanjutkan
dengan pertunjukan gelar budaya Indonesia.
Pesta Rakyat 2015 diadakan di Boundary St
market, West End. Kami para mahasiswa berusaha
sebaik mungkin menyempatkan waktu disela-sela
sibuknya jadwal kuliah dengan berbagai macam
kerikil yang timbul selama perjalanan menuju Pesta
Rakyat. Diawali dengan susahnya mendapatkan
tempat untuk menggelar acara dan aturan
administrasi dari pemerintah setempat yang
banyak baru kami ketahui.

7bulan yang lalu ketika pertama kali kami berkumpul


untuk memutuskan visi untuk Pesta Rakyat tahun ini.
Mengusung tema Jakarta Tempo Dulu bertujuan
untuk membawa ingatan kembali ke Jakarta,
Ibukota kita tercinta.
Pesta rakyat kali ini menampilkan si Pitung, jawara
asli betawi sebagai ikon. Pitung yang jatuh cinta
pada noni belanda dengan segala rintangan yang
menghadang Pitung akhirnya bisa mendapatkan
pujaan hatinya. Perjalanan Pitung mendapatkan
pujaan hatinya merupakan refleksi perjalanan kami
demi mewujudkan Pesta Rakyat tahun ini. Sebanyak
apapun kerikil dan rintang yang menghadang jika
dilalui bersama semua terasa lebih mudah.
Selama
saya
bekerja
menjadi
panitia
penyelenggara pesta rakyat, banyak hal yang
saya pelajari dan banyak sekali suka dan duka
nya. Cara kerja di Australia berbeda sekali dengan
di Indonesia, di Australia semua serba praktis dan
cepat.
Pesta Rakyat membuat saya bertambah teman dari
universitas yang lain, selain itu juga saya akhirnya
kenal dengan masyarakat Indonesia yang tinggal
di Brisbane. Meskipun banyak up and down nya,
secara keseluruhan menjadi panitia pesta rakyat
menambah banyak ilmu saya kata Aya, salah
satu panitia penyelenggara pesta rakyat (Annisa
Kingkin).

www.kopibrisbane.com.au

Senior Police Constable: Brisbane is home for


Indonesians

We felt a warm feeling of positive support when


Kopi Brisbane paid a visit to Senior Constable, Peter
Davidson at Yamanto Police Station, Queensland
Police Service. He would very much like to be
involved with the Indonesian community to help
provide advice or assistance in any matters relating
to the Queensland Police Service.

Senior Constable Peter Davidson is currently


stationed at the Yamanto Police Station within the
Ipswich District. During the last fi ve years Peter has
served in several places in Queensland, including
Gympie, Ipswich and Yamanto Police Stations. Prior
to joining the Queensland Police He was employed
within Queensland Corrective Services at the
Borallon Correctional Centre. His knowledge about
policing matters as well as the Queensland justice
system is vast.
Interestingly, Peter is also a first year student at the
University of New England and is currently studying
Bahasa Indonesia and therefore has a keen interest
in working with the Indonesian community and Kopi
Brisbane to establish a strong relationship in order to
provide assistance to the Indonesian community. As
part of his role as a Police Officer, Peter has noticed
difficulties for the Indonesian community to obtain
assistance or advice in relation to many aspects of
the criminal justice system including victims of
crime, domestic violence incidents, government
and policing matters and traffic / vehicle related
matters.
Kopi Brisbane took a moment to chat with Senior
Constable Davidson with his interest in helping
the Indonesian community and his motivation for
learning Indonesian:
Kopi Brisbane: What motivated you to want to
help Indonesians in Queensland?
Senior Constable Peter Davidson: Within the
Queensland Police Service we have many Offi cers
or departments that assist with many cultural groups
such as indigenous Australians, Chinese, Sudanese,
etc.; however there is no officer who assists
with enquiries or problems from the Indonesian
community. I have identified this shortcoming in
our service delivery and have made it my business
to rectify this. Through research I have conducted
I have noticed that members of the Queensland
Indonesian community have been victims of crime
and are unsure of how to report this or how to interact
with Police. My aim is to show
the Indonesian community that
Police are here to help. Further
to this language should not be a
barrier between us. That is why
I am learning Indonesian, to be
able to communicate better
with community members who
struggle with English is my main

14

objective

Kopi Brisbane: What made you want to learn the


Indonesian language?
Senior Constable Peter Davidson: The fi rst time I
travelled to Indonesia I went to Bali. On the first day
I fell in love with the place and the kind and gentle
people. From this time I decided I wanted to learn
the Indonesian language. In my work I also wanted
to assist the Indonesian community; however I
found that some Indonesian people struggled with
the English language. So I made it my goal to learn
Indonesian to be able to assist these community
members and hopefully be able to communicate
in a way that makes them comfortable.
Kopi Brisbane: How do you see Indonesian people
who live in Queensland?
Senior Constable Peter Davidson: I see the
Indonesian people as a kind and gentle culture
wherever they reside. Within Queensland I see a
culture that is proud and loves this state. I think that
Indonesian people integrate into Queensland very
well, as we are similar in many ways. However, I do
see that language can be a big barrier. My aim is
to let the Indonesian community know that there is
someone out there that wants to help, regardless
of language skills or background. The Indonesian
culture is strong and beautiful and is a great match
to our Australian culture here in Queensland.
Kopi Brisbane: How do you see the relationship
between Indonesian and Australian?
Senior Constable Peter Davidson: The Australian and
Indonesian relationship is strong. On an international
scale the relationship between our two countries is
based on mutual respect and admiration. Although
a strained relationship at times our two countries
have always overcome adversity to remain strong.
Within Queensland I admire the Indonesian culture
shining though. I was fortunate enough to attend
the Indoz festival here in Brisbane. I was treated with
great respect by every Indonesian person I met. I
was amazed by the display of Indonesian culture
and was inspired to start my relationship with Kopi
Brisbane. I want to help strengthen the relationship
between the Queensland Police Service and the
Indonesian community, as well as our international
relationship between our two countries.
It is inspiring to hear such positive words about
Indonesia from an upstanding member of the
Australian community. If you have any issues
youbelieve you need assistance with please do not
hesitate to contact Peter at the
Yamanto Police Station on (07) 3817 1333 or email
davidson.peterc@police.qld.gov.au
Also if you see Peter at a local Indonesian event
please do stop and introduce yourself.

www.kopibrisbane.com.au

Senior Police Constable: Brisbane is home for


Indonesians

Kopi Brisbane mendapat sambutan hangat


dari Senior Constable Peter Davidson saat
mengunjunginya di kantor polisi Yamanto,
Queensland, Australia.
Peter mengatakan kepada Kopi Brisbane bahwa ia
sangat ingin berkontribusi memberikan saran atau
bantuan kepada anggota masyarakat Indonesia
terkait dengan layanan polisi Queensland atau halhal lain yang di butuhkan.
Senior Constable Peter Davidson adalah seorang
perwira polisi, yang saat ini ditempatkan di kantor
polisi Yamanto, distrik Ipswich. Selama lima tahun
terakhir Senior Constable Davidson pernah menjabat
di beberapa tempat di Queensland, termasuk di
kantor polisi Gympie, Ipswich dan Yamanto. Sebelum
bergabung dengan kepolisian Queensland, Peter
bekerja pada Lembaga Pemasyarakatan Borallon.
Bapak polisi ini memiliki pengetahuan yang luas
tentang kebijakan kepolisian dan sistem peradilan
Queensland.

Peter ini juga sedang belajar Bahasa Indonesia


di University of New England. Dengan perannya
sebagai seorang perwira polisi, dia sangat
menyadari kesulitan yang dihadapi masyarakat
Indonesia untuk mendapatkan bantuan atau saran
terkait berbagai aspek dari sistem peradilan pidana
termasuk juga ketika menjadi korban kejahatan,
insiden kekerasan dalam rumah tangga, layanan
pemerintah dan kepolisian, peraturan lalu lintas atau
hal hal yang berhubungan dengan kendaraan.
Jika Anda memiliki masalah apapun yang
memerlukan bantuan beliau, jangan ragu untuk
menghubungi Peter di kantor polisi Yamanto pada
nomor telepon (07) 3817 1333 atau email davidson.
peterc@police.qld.gov.au, pesan ini Peter kepada
Kopi Brisbane untuk di sampaikan pada Masyarakat
Indonesia di Brisbane.
Di bawah adalah beberapa percakapan yang di
lakukan antara Kopi Brisbane dan Senior Constable
Peter Davidson :
Kopi Brisbane : Mengapa anda berbaik hati ingin
menolong masyarakat Indonesia di Queensland?
Senior Constable Peter Davidson : Melalui penelitian
saya sebelumnya, saya perhatikan banyak anggota
masyarakat Indonesia di Queensland yang menjadi
korban kejahatan. Mereka tidak mengetahui
bagaimana cara melaporkan hal ini atau
bagaimana berinteraksi dengan polisi. Selanjutnya
permasalahan bahasa ini seharusnya tidak menjadi
penghalang antara kita. Ini mengapa saya belajar
Indonesia, agar dapat berkomunikasi lebih baik
dengan anggota masyarakat yang mengalami
kendala dalam berbahasa Inggris
Kopi Brisbane ; Apakah yang memotivasi
anda belajar Bahasa Indonesia?
Senior Constable Peter Davidson :Pertama kali saya

bepergian ke Indonesia, saya pergi ke Bali. Pada hari


pertama saya di sana, saya langsung jatuh cinta
dengan tempat dan keramahan masyarakatnya.
Pada saat itu saya memutuskan ingin belajar Bahasa
Indonesia. Dalam pekerjaan yang saya lakoni,
saya juga ingin membantu masyarakat Indonesia,
namun saya paham sebagian orang Indonesia
mengalami kendala dalam berbahasa Inggris.
Sehingga dengan situasi tersebut saya memutuskan
untuk belajar bahasa Indonesia sehingga saya bisa
membantu kelompok masyarakat ini dan harapan
saya adalah untuk dapat berkomunikasi dengan
cara yang membuat mereka nyaman.
Kopi Brisbane ; Bagaimana pandangan anda
mengenai masyarakat Indonesia yang tinggal di
Queensland?
Senior Constable Peter Davidson : Saya melihat
masyarakat Indonesia selalu ramah dimanapun
mereka berada. Di Queensland, saya melihat
masyarakat Indonesia mencintai negara ini. Saya
berpikir bahwa orang-orang Indonesia bisa berbaur
dengan baik di Queensland ini, karena kita memiliki
banyak persamaan. Namun saya menyadari
bahwa bahasa dapat menjadi hambatan besar.
Tujuan saya adalah untuk memberitahu masyarakat
Indonesia bahwa ada seseorang yang ingin
membantu, terlepas dari kemampuan bahasa atau
latar belakang. Budaya Indonesia sangat kuat dan
indah dan sebanding dengan kuatnya budaya
Australia di Queensland.
Kopi Brisbane ; Bagaimana menurut anda
mengenai hubungan antara masyarakat Indonesia
dan masyarakat Australia ?
Senior Constable Peter Davidson : Hubungan
Australia dan Indonesia baik dan kuat. Pada
skala internasional hubungan antara kedua
negara didasarkan pada saling menghormati
dan menghargai . Meskipun kadang kala ada
perselisihan pendapat antara kedua negara,
namun, pada akhirnya jalan keluar tetap di
temukan dan hubungan kedua negara tetap kuat.
Saya merasa beruntung bisa menghadiri festival
Indoz di Brisbane, Queensland. Saya diperlakukan
dengan hormat oleh setiap orang Indonesia yang
saya temui. Saya kagum pada tampilan budaya
Indonesia dan terinspirasi untuk memulai hubungan
dengan Kopi Brisbane. Saya ingin membantu
memperkuat hubungan antara layanan polisi
Queensland dan masyarakat Indonesia, serta
hubungan internasional antara kedua negara.

15

* Kopi Brisbane dengan senang hati akan terus


bekerja sama dengan lembaga-lembaga
lain nya di kota Australia untuk mendukung
masyarakat yang belajar dan tinggal di
Australia.

www.kopibrisbane.com.au

A Sea of Colour at Kings Beach Multicultural


Fiesta Festuri

Red is the global colour of passion. Red was also the


colour worn by the army of volunteers at the recent
Multicultural Festival at Kings Beach, Caloundra
on the Sunshine Coast, and passion was the key
ingredient needed to catapult the event into its
15th consecutive year. To ensure it continues to be
an important date on the coastlines annual events
calendar. Its been named FESTURI - and it is simply
a celebration of all cultures.

While each is completely unique in their country of


origin, events such as Festuri provide the platform
for performers and a space for all people from all
ethnic backgrounds to join harmoniously together in
a celebration of humankind and experience things
outside their own daily lives. The perfect setting to
compliment that objective is a beautiful Australian
beachside parkland on a beautiful sunny springtime
weekend. Choose between a BBQ burger or a
spicy noodle dish modern Aussies now call that,
paradise on earth!
The leader of this vibrant army of red soldiers,
Dominique Cisis, was sort of hard to track down. Only
because, camoufl aged in his army fatigues, he was
busy racing from one end of the festival to the other
checking that all performing stages were running
to schedule and that the festival was all going to
plan. Dominique stepped up this year to lead the
festival committee as there was a definite possibility
that it may not go ahead this year. But having lived
in the area now with his family for the last 25 years
and being an integral part of the diverse range of
people, young and aging, now living along the
coastline, failure of the festival was not an option
for Dominique. So rise to the occasion he did and
the festival has been reborn with conviction and
purpose.
Dominique has a strong and impassioned desire to
show the vibrant and positive side to multicultural

Dominac from Festuri

Australia that is sometimes politicised and reported


negatively through the images of commercial
television. What better way then, to place it right in
the heart of the community and encourage direct
interaction through education of the cultural arts.
Now more than ever as the worlds population
becomes bigger but globalisation makes it smaller,
we need to all pull together and understand and
appreciate our neighbours both close and far
away. By placing the festival in the backyard of
the community, it makes it easily accessible for the
residents and visitors to the area.
The central stage of the festival flanked by a smaller
one showcased singers, dancers and musicians from
many cultural backgrounds, including the Philippines,
Indonesia, Japan and Columbia just to name a few.
There was even a band of enthusiastic local Ukulele
players that took the audience on a trip down
memory lane with some old time tunes followed by
a brightly attired choir sharing the tribal sounds of
South Africa. It was truly a feast for the ears. If you
wanted to do, and not just listen, you could sit
cross legged on the sand and learn how to weave
a basket from tree twining or test your skills as a
Jamaican drummer and jam with other fellow
festival goers. There was something for everyone.
All in all, the whole weekend was a sea of colour,
endless activity and a smorgasbord of sound from
start to finish. Dominiques vision is to have the festival
repeated in all major centres along the Sunshine
Coast throughout the year so that as many people
as possible are easily able to partake in this amazing
experience. His wish is that it continues for another
15 years and beyond.
So come along next year and share that vision. If you
think you may have something to off er the festival,
contact us here at KOPI BRISBANE and we will pass
your details on to the festival committee.
(Jacky Hill)

www.kopibrisbane.com.au

Pesta Seni dan Budaya di Kings Beach


Festuri
Merah adalah warna yang melambangkan
semangat. Merah juga warna yang dipakai oleh
para relawan Festival multikultural yang bertempat
di Kings Beach, Caloundra, Sunshine Coast, dan
semangat adalah kunci utama yang mendorong
terlaksananya acara yang sudah berlangsung
selama 15 tahun ini. Untuk menjadikanfestival ini
menjadi sebuah tanggal penting pada kalender
acara tahunan di wilayah pesisir pantai ini, acara
ini di namakan FESTURI yang artinya adalah
perayaan berbagai seni dan budaya.
Setiap budaya merupakah keunikan dari masing
masing negara. Acara-acara seperti Festuri
menyediakan ruang bagi pelaku seni dan semua
orang dari berbagai latar belakang etnis untuk
bergabung bersama dengan harmonis dan
bersama sama menikmati hal-hal di luar kebiasaan
yang dijalani sehari-hari. Tempat yang sempurna
untuk acara ini, sebuah taman di tepi pantai
Australia yang indah, pada akhir pekan di musim
semi yang cerah. Pengunjung bisa memilih antara
BBQ burger atau masakan mie pedas, yang bagi
orang australia disebut sebagai, surga di bumi!
Koordinator dari relawan berseragam merah
merah ini, bernama Dominique Cisis, tidak mudah
menemukannya di tengah keramaian acara.
Ia sibuk berlari dari satu titik ke titik lainnya pada
festival ini untuk memastikan bahwa semua rencana
pementasan berjalan sesuai jadwal dan keseluruhan
festival berjalan
sesuai rencana. Dominique
tergerak untuk memimpin kepanitiaan festival ini
karena ada hambatan sehingga festival nyaris
tidak dapat dilangsungkan tahun ini. Tetapi ia dan
keluarganya telah menetap di daerah ini dalam 25
tahun terakhir dan menjadi bagian tak terpisahkan
dari beragam masyarakat, muda dan tua, yang
hidup di sepanjang pesisir pantai, kegagalan
Festival bukanlah pilihan bagi Dominique. Sehingga
ia akhirnya bangkit menerima tanggung jawab ini
dan festival Festuri telah terlahir kembali dengan
keyakinan dan tujuan baru.
Dominique memiliki keinginan yang kuat dan
semangat yang besar untuk menunjukkan gairah
dan sisi positif budaya Australia yang multikultural,
yang cenderung dipolitisir dan digambarkan negatif
melalui jaringan televisi komersial . Maka tidak ada
cara yang lebih baik untuk membuat acara di pusat
kota dan mendorong terjadinya interaksi langsung
melalui interaksi seni budaya . Terlebih lagi saat
ini, sejalan dengan semakin besarnya jumlah
penduduk dunia, dimana globalisasi membuatnya
lebih kecil , kita semua perlu bekerja sama dan
saling memahami dan menghargai tetangga
kita baik dekat maupun jauh, ujarnya . Dengan
menempatkan festival di tengah masyarakat ,
membuatnya mudah ditemui oleh warga maupun
pengunjung di daerah ini.

Pentas utama festival diapit oleh pentas yang


lebih kecil yang diperuntukkan bagi penyanyi,
penari dan musisi dari berbagai latar belakang
budaya, termasuk Filipina, Indonesia, Jepang
dan Kolombia. Bahkan ada kelompok yang terdiri
dari pemain Ukulele lokal yang dengan antusias
mengingatkan penonton akan beberapa lagu
lama, diikuti oleh paduan suara dengan pakaian
cerah yang melantunkan lagu-lagu khas sukusuku di Afrika Selatan . Acara yang benarbenar
memanjakan telinga! . Jika Anda tidak ingin hanya
mendengarkan , anda bisa duduk bersila di atas
pasir dan belajar bagaimana menenun keranjang
atau menguji kemampuan Anda sebagai penabuh
drum Jamaika dan berkolaborasi dengan sesama
pengunjung lainnya. Ada sesuatu bagi setiap orag.
Secara keseluruhan, seluruh akhir pekan pada
festival ini adalah lautan warna , berbagai aktivitas
dan beragam suara dari awal sampai akhir . Visi
Dominique adalah menyelenggarakan festival
di sepanjang Sunshine Coast sepanjang tahun,
sehingga semakin banyak orang dengan mudah
dapat mengambil bagian dalam pengalaman luar
biasa ini. Ia berharap festival ini terus berlangsung
selama 15 tahun ke depan dan seterusnya . Jadi
berkunjunglah tahun depan dan bantu ia untuk
mewujudkan visi tersebut.

* Jika Anda merasa memiliki sesuatu yang dapat


ditawarkan bagi festival ini, hubungi kami di KOPI
BRISBANE dan kami akan meneruskan informasi
anda kepada panitia festival. (Jacki Hill)

17

www.kopibrisbane.com.au

Bahasa Indonesia Today - 87 years after


Sumpah Pemuda - 28 Oktober 1928

Sumpah Pemuda (Youth Pledge) was a historical


moment in Indonesian history. On the 28 October
1928, a group of brave and visionary youths
gathered to discuss the future of the Indonesian
Independence movement from Dutch Colonial
Rule. At the end, they allegedly swore three oaths
and one of them was respect for Bahasa Indonesia,
the language of unity.
Like all the worlds languages, the Indonesian
language is also dynamic. Since that historic moment
in 1928, Changes and advances in technology
for example, have required Indonesians to add
vocabulary that we never used previously. For
example, everyone uses a mobile phone, WhatsApp,
SMS, imel (email) and as such, new words enter our
vocabulary. Through the effects of globalization,
foreign words are adopted and adapted into our
language. Sometimes words are used ambiguously,
as their original meaning has already been lost. Why
are words once in common use displaced by new
ones? Is it because slipping words taken from English
are supposed to give an impression that the person
is clever?
For the Indonesian community in Australia and
those seeking to know more about Indonesia,
learning and maintaining Bahasa Indonesia is
still vital as it ever was. Some might insist that in a
country such as Australia, it is enough to maintain
the English language; however, being bilingual is a
massive advantage to an individual. The history of
the Indonesian language is interesting and it serves
the country well. Let as look into some reasons for its
importance:
1. Indonesian Language is a unifying language. In a
country with more than 500 languages and dialects,
imagine if we had to learn them all to communicate
with the population of Indonesia. We shouldnt
forget the important efforts of our national heroes
who, upon declaring Independence, also decided
upon Bahasa Indonesia as the language to connect
Indonesian people. Why is the Indonesian language
important? because without the common
language, we will never be united. That was the
opinion of the national heroes back then.
2. The language defi nes a nation. Indonesian is an
important part of culture and
national identity. If we learn
a dance, song (including
dangdut!), wouldnt it be
rather strange if we couldnt
speak Indonesian. How can
we enjoy the beauty of poetry
and a story if we dont know
the language?

18

3. Indonesian in the official language of Indonesian


government. All the letters and documents between
offi ces and bureaucracy is officially in Indonesian.
In Singapore, Indian, Pakistan, and many other
commonwealth countries, English is the official
language for communication between governments
thanks to the legacy of Colonialism. Some parts of
Africa formerly ruled by France, still use France as the
official language. Historically, the choice in national
language defines national identity. In not selecting
Dutch as the official language, as such, Indonesia
rejected the legacy of colonial rule.
4. Indonesian is a beautiful-sounding language
through the use of intonation and diff erent accents
of the words. Regional variation in pronunciation
does occur, thus adding another rich layer to the
national language.
As such, Indonesian is a powerful language that
is part of our history and serves a vital function in
unifying the nation and expressing an independent
national identity. Let us carry on the legacy of
Bahasa Indonesia and the spirit of Independence.
Malia Banten (thanks to Methasari Damayanti, Indri
Holmsquist, Diana Betts, Yogi andHamid Mawardi)

www.kopibrisbane.com.au

REKAYASA
Sumpah Pemuda: a
search for the truth

October in Indonesia is often described as Youth


Month. That is because every 28th of October,
Indonesia celebrates the day the Sumpah Pemuda
(Youth Pledge). However, in these last few years,
doubt has started to form over the authenticity
of
the
Sumpah
Pemuda.
Indonesian historians including
Anhar Gonggong Rizal, JJ
Nasution, Asvi Warman Adam,
and Erond Damanik have started
reviewing this historic moment
from a new perspective. This
begs the question, is it true
that
Indonesians
heart-felt
celebration of Sumpah Pemuda
could actually be made up? Let
us have a look at the history.

form of deviance against the Sumpah Pemuda of


1928. Finally, during the New Order era and reforms,
the term Sumpah Pemuda fell into increasingly
popular use and was then commemorated each
year on a regular basis. How should we then address

A youth congress did indeed take


place on October 27-28 1928 at
the Indonesische Clubgebouw
building, located at Kramat Raya
106, Jakarta. The meeting was
held for the purpose of building
a common ideology against the
longterm Dutch rule of Nusantara.
Nevertheless, the congress did
not produce a declaration or
result in what is widely known
as Sumpah Pemuda. The
congress only ended with some
decisions as a resolution that
could not be considered as a
common agreement.
The original text of the Sumpah Pemuda is also
different to what we know today. According to Asvi
Warman Adam, the addition of word satu (one)
and the change of the name on behalf of Congress
was as the result a search for simplicity. According
to JJ Rizal, the first words of Sumpah Pemuda were
announced by journalist, Sutan Takdir Alisjahbana.
Furthermore, Indonesias first president, Soekarno
began to celebrate national youth unity at the
Presidential Palace of Yogyakarta on October 28,
1949. However, this was in order to introduce the
national anthem Indonesia Raya, and was not
at all associated with the Sumpah Pemuda. At the
commemoration of the 25th Youth Forum in 1953,
the term Sumpah Pemuda was used officially. The
question is, why did the term, Sumpah Pemuda
suddenly appear? According to Nasution, territorial
integrity at that time Indonesia was under the threat
of separatism. Therefore, the term Youth Oath
was coined as a shield for the nation, providing
ideological unity while fostering the spirit of the
nationalist movement.
To strengthen the strategy, in his address on October
1956, Soekarno even said that separatism was a

these new facts related the history of Sumpah


Pemuda? Debate and deeper searches about the
authenticity and history of Sumpah Pemuda need
to continue.
Among historians, there remains ongoing difference
in opinions about the historical facts and explanations
of the Sumpah Pemuda.
We deserve to know what actually happened,
but we do not need to become obsessed with the
controversy that has ensued. Let historians work
together and compare findings to come up with an
answer.

19

www.kopibrisbane.com.au

REKAYASA
Sumpah Pemuda: a
search for the truth
Bulan Oktober di Indonesia sering dilekatkan sebagai
bulan kepemudaan. Pasalnya, setiap tanggal 28
Oktober, bangsa Indonesia selalu memperingati Hari
Sumpah Pemuda. Namun beberapa tahun terakhir
ini, Sumpah Pemuda mulai diragukan keasliannya
oleh para sejarawan Indonesia, antara lain, JJ
Rizal, Anhar Gonggong Nasution, Asvi Warman
Adam, dan Erond Damanik. Benarkah Sumpah
Pemuda yang kita peringati selama ini merupakan
hasil rekayasa? Mari kita menilik sekilas perjalanan
sejarahnya.
Pada 27-28 Oktober 1928 diselenggarakan
Kerapatan Pemuda II atau Kongres Pemuda di
gedung Indonesische Clubgebouw yang berlokasi
di Jalan Kramat Raya 106, Jakarta. Pertemuan ini
ditujukan untuk membangun gerakan ideologi
bersama melawan kolonialisme Belanda yang telah
bercokol lama di bumi nusantara. Namun demikian,
Kongres tersebut sebenarnya tidak menghasilkan
deklarasi ataupun ikrar bersama yang selama
ini kita kenal dengan istilah Sumpah Pemuda.
Kongres hanya melahirkan putusan berupa resolusi
yang tidak dibacakan serentak sebagai sumpah
bersama.
Teks asli Sumpah Pemuda juga berbeda dengan
apa yang saat ini sering kita lihat dan baca. Menurut
Asvi Warman Adam, adanya penambahan kata
satu dan pengubahan nama atas hasil Kongres
merupakan upaya untuk menyederhanakan
rumusan hasil Kongres. Berdasarkan penelusuran JJ
Rizal, penyebutan istilah Sumpah Pemuda pertama
kali pada tahun 1931 dalam sebuah tulisan jurnalistik
karya Sutan Takdir Alisjahbana.
Selanjutnya,
Soekarno
mulai
memperingati
peristiwa Kerapatan Pemuda secara nasional di
Istana Presiden Yogyakarta pada 28 Oktober 1949.
Namun, peringatan ini untuk memperkenalkan lagu
nasional Indonesia Raya, dan tidak terkait sama
sekali dengan Sumpah Pemuda. Dalam peringatan
Kerapatan Pemuda ke-25 pada tahun 1953, istilah
Hari Sumpah Pemuda secara resmi digunakan
menggantikan istilah Hari Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya atas prakarsa Muhammad Yamin.
Agar terkesan sakral, istilah Sumpah Pemuda dipilih
agar secara historis sejajar
dengan Sumpah Palapa yang
pernah diucapkan oleh Patih
Gajah Mada. Soekarno pun
turut menyetujui perubahan
istilah tersebut.

20

Pertanyaannya,
mengapa
tiba-tiba
dimunculkan
istilah
Sumpah
Pemuda?

Menurut Anhar Gonggong Nasution, pada saat itu


keutuhan wilayah Indonesia mengalami ancaman
separatisme. Oleh karenanya, istilah Sumpah
Pemuda dicetuskan untuk menjadi tameng
ideologis guna mempersatukan bangsa sekaligus
menumbuhkan semangat pergerakan nasional.
Untuk memperkuat strategi tersebut, Soekarno
bahkan berpidato pada Oktober 1956 dengan
mengatakan bahwa separatisme merupakan
bentuk penyimpangan terhadap Sumpah 1928.
Akhirnya, selama masa Orde Baru dan Reformasi,
istilah Sumpah Pemuda semakin populer digunakan
dan diperingati secara rutin setiap tahunnya.
Lalu bagaimana sebaiknya kita menyikapi faktafakta baru terkait sejarah Sumpah Pemuda
ini? Perdebatan dan penelusuran lebih dalam
terhadap keaslian dan perjalanan sejarah Sumpah
Pemuda perlu terus dilakukan. Sebab, di antara
para sejarawan Indonesia pun masih terdapat
perbedaan fakta dan penjelasan tentang Sumpah
Pemuda. Kita patut untuk mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi, namun tak perlu terpaku dan
larut dalam kontroversi yang terjadi. Biarkanlah para
sejarawan saling melengkapi dan membandingkan
temuan dan kebenarannya. Sepanjang kita
mampu menyerap dan merekonstruksi semangat
Sumpah Pemuda dengan berbagai sikap dan
tindakan yang positif sesuai dengan zamannya,
maka sesungguhnya kita telah mampu memahami
makna yang terkandung di dalamnya.
Apabila Kerapatan Pemuda tahun 1928 dimaknai
sebagai
gerakan
melawan
kolonialisme,
sedangkan Sumpah Pemuda pada tahun 1950an dicetuskan untuk melawan separatisme,
maka Sumpah Pemuda saat ini seyogianya juga
perlu direkayasa secara positif. Rekayasa ini
bertujuan untuk memupuk kembali semangat dan
kebersamaan dalam melawan berbagai tantangan
riil yang tengah dihadapi Indonesia. Misalnya,
problematika kemiskinan, praktik-praktik korupsi,
kesenjangan akses pendidikan dan kesehatan,
hingga bagaimana memperkuat posisi Indonesia di
pentas dunia.
Berapa pun seringnya peringatan Sumpah Pemuda
digelar, tetap tidak akan cukup bermakna tanpa
adanya realisasi dan kontribusi sungguh- sungguh
untuk menyelesaikan permasalahan bangsa, baik
secara kolektif maupun individu. Sumbangsih kita
terhadap ibu pertiwi akan mencerminkan seberapa
jauh kemajuan bangsa Indonesia. perbuatanku.
Pan Mohamad Faiz
PhD Candidate, Constitutional Law, School of Law
University of Queensland
Coordinator, PPI Dunia, President, PPIA 2013-2014

www.kopibrisbane.com.au

Pemerintah Harus Turun Tangan Perkuat


Indonesian Studies

BRISBANE Keprihatinan kian menurunnya


popularitas progam Indonesian Studies dibanding
pada era 1990an harus menjadi perhatian serius
pemerintah Indonesia. Hal ini tidak hanya akan
berimbas pada penurunan kualitas hubungan
diplomatik Indonesia- Australia pada jangka
panjang, melainkan juga berpotensi mempengaruhi
stabilitas politik kawasan Asia Pasifi k secara general.
Untuk itu, partisipasi aktif pemerintah RI melalui
kantor-kantor perwakilannya bersama masyarakat
Indonesia di Australia diharapkan dapat menjadi
motor penggerak utama untuk meningkatkan
popularitas studi ke-Indonesiaan di Australia.
Marlia, salah seorang pengajar Bahasa Indonesia di
kota Brisbane mengharapkan, pemerintah dapat
meningkatkan koordinasi sekaligus dukungan
terhadap
lembaga-lembaga
pendidikan
di
Australia yang memiliki program Indonesian Studies
di dalamnya. Hemat saya pemerintah hendaknya
lebih aktif, dengan memberikan perhatian dan
resources untuk membantu kelangsungan programprogram ini, ujarnya. Komunikasi antara perwakilan
pemerintah RI dan para pengajar Indonesian Studies
itu diharapkan tidak hanya dapat mensinergikan
strategi pengembangan studi ke-Indonesiaan yang
ada, melainkan juga dapat memperlancar urusan
birokrasi terkait keimigrasian.
Selain itu, intensitas komunikasi pemerintah dengan
para pengajar dan lembaga-lembaga yang
menyediakan program Indonesian Studies itu dapat
dimanfaatkan sebagai sarana untuk membantu
program-program dalam negeri pemerintah
RI. Misalnya, kementerian pariwisata Indonesia
yang kini tengah gencar mencari pangsa pasar
wisatawan mancanegara, dapat memanfaatkan
jaringan Indonesian studies yang telah ada di
Australia sebagai media promosi yang sangat
strategis. Kalau itu dimanfaatkan, ujungnya
bukan hanya urusan people to people diplomacy,
tetapi bisa juga meningkatkan business to business
diplomacy ujar perempuan yang juga aktif di
Persatuan Indonesia Queensland (PIQ) tersebut.
Komitmen serupa hendaknya juga dilakukan
oleh aktor-aktor bisnis Indonesia yang berada di
Australia. General Manager Garuda Indonesia di
Perth Aryo Wijoseno mengatakan, pihaknya kini kian
intensif memberikan dukungan terhadap program
Indonesian Studies di kawasan Barat Australia
tersebut. Sebagai wakil BUMN, kami punya
tanggung jawab moral untuk turut memikirkan dan
memperkuat studi ke-Indonesiaan di sini, ujar pria
asal Surakarta tersebut. Sinergitas itu diwujudkan
dalam bentuk perhatian dan dukungan sponsorship
terhadap program-program Indonesian Studies di
beberapa universitas di Perth.
Sejumlah pertemuan telah digelar dengan
mengundang para tokoh Indonesianis di Perth
untuk mengetahui perspektif dan aspirasi mereka
guna memperkuat Indonesian Studies di masing-

masing kampusnya. Jika memungkinkan, tentu kita


bantu. Tapi kalau belum, kita pasti bantu sampaikan
aspirasi mereka kepada perwakilan pemerintah kita
agar menemukan solusi yang tepat, ujar mantan
GM Garuda Indonesia Brisbane ini.
Sementara itu, salah seorang WNI yang berdomisili
di Brisbane Mohammad Nasir menyarakan,
penguatan Indonesian Studies hendaknya dimulai
dari komunitas Indonesia sendiri. Anak-anak dari hasil
perkawinan para warga Indonesia dengan warga
Australia merupakan aset besar yang menjadi ujung
tombak diplomasi Indonesia-Australia kedepan.
Anak-anak itu merupakan aset berharga. Jangan
sampai mereka melupakan salah satu bahasa
ibunya, yakni bahasa Indonesia, ujar pria asal
Jogjakarta itu. Karena lahir dan besar dalam
lingkungan keluarga yang setengah Indonesia,
anak-anak itu memiliki bekal besar untuk lebih
dapat memahami wilayah-wilayah sensitif dalam
relasi diplomatik Indonesia-Australia.
Jangan sampai mereka dibiarkan hanya bisa
berbahasa Inggris, para orang tua hendaknya
dapat mengarahkan mereka untuk tetap mahir
berbahasa Indonesia, katanya. Penguasaan
bahasa itu merupakan pintu gerbang pehamaman
yang lebih komprehensif. Sehingga kelak, lahir
para pakar Indonesianis di lingkungan Australia
yang memiliki akar budaya dan pemahaman yang
kuat pula tentang Indonesia. Hal ini merupakan
fondasi penting bagi peningkatan kulitas hubungan
diplomatik Indonesia dalam jangka panjang. Kita
harus memikirkannya dari sekarang, ini investasi
jangka panjang, pungkas Nasir. (A.K.Umam).

21

www.kopibrisbane.com.au

Peran Media dalam Hubungan


RI-Australia

BRISBANE Media merupakan aktor penting


dalam menentukan kualitas hubungan bernegara.
Perhatian besar terhadap dinamika itu ditunjukkan
oleh Griffi th Asia Institute, Griffi th University yang pada
medio September 2015 lalu menyelenggarakan
program Asian Century Futures Initiative: AustraliaIndonesia Dialogue. Program yang dijalankan atas
kerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahua
Indonesia (LIPI) itu dihadiri puluhan pakar dan
pemerhati hubungan Indonesia-Australia. Acara
yang berlangsung di jantung kampus Nathan
tersebut menganalisa perkembangan dinamika
relasi kedua negara dari aspek militer, ekonomi,
politik, media hingga lingkungan.
Di tengah menghangatnya dinamika RI-Australia
belakangan ini, media dianggap sebagai aktor
penting yang mempengaruhi persepsi public
terhadap kualitas hubungan kedua negara. Ahmad
Khoirul Umam, salah satu pembicara dalam
program tersebut menyatakan, media di masingmasing negara memiliki corak pemberitaan yang
cenderung tendensius. Ketika mengangkat berita
tentang hubungan RI-Australia, karakter sejumlah
media mainstream di Indonesia cenderung
nasionalistik, ujar mahasiswa doktoral di School
of Political Science and International Studies, The
University of Queensland tersebut.

Hal senada disampaikan Tom Switzer, Host ABC


Radio National Between the Lines, yang menyatakan
kecenderungan senada juga muncul di Australia.
Switzer menyontohkan, ketika proses eksekusi mati
terpidana Bali Nine beberapa waktu lalu, sejumlah
media Australia lebih mengedepankan beritaberita yang cenderung menyudutkan Indonesia.
Saya menilai karakter pemberitaan di Australia
juga cenderung provokatif dan jingoistic, ujarnya.
Switzer menilai bahwa pemberitaan sejumlah media
Australia cenderung tidak sensitif terhadap kondisi
psikologis bangsa Indonesia. Media Australia
cenderung lupa bahwa masyarakat Indonesia
memiliki memori kolonialisme yang cukup panjang,
sehingga sikap-sikap pemerintahan Abbott yang
cenderung provokatif, justru potensial memantik
sikap antipati yang lebih kuat, ini yang tidak disadari

22

oleh media-media disini, katanya.


Kendati demikian, Profesor Ikrar Nusa Bakti dari LIPI
memberikan pesan agar semua pihak di Indonesia
dan Australia lebih berhati-hati dalam mencerna
materi berita yang berkembang. Seringkali materi
berita yang provokatif lebih menarik untuk di-blow
up oleh media di masing-masing negara, sehingga
terkesan menjadi opini besar dan merepresentasikan
sikap negara dan masyarakat masing-masing. Kita
harus cermat memahami sumbernya. Jangan
sampai terjebak dalam perdebatan wacana yang
tidak produktif, ujarnya. Untuk itu, Profesor Ikrar
mengingatkan kedepan akan pentingnya adanya
program pertukaran para pekerja media untuk
dapat meningkatkan kualitas pemahaman masingmasing pihak. Sikap saling memahami itu akan
menjadi landasan bagi terbangunnya sikap saling
menghormati, pungkasnya. (A.K.Umam).

www.kopibrisbane.com.au

A diasporas journey from Queensland to


Jakarta

Several members of Queenslands Indonesian


Diaspora community returned to Indonesia to
participate in the Third Congress of Indonesian
Diaspora (CID) in Jakarta on August 12th-14th, 2015.
Christy McMillan, Thia Taylor (Seharum Nusantara),
Noel Pranoto (President of Indonesian Diaspora
Network Queensland) took time off work and
left our family and friends in behind in Australia to
participate in this prestigious event.
The CID has become a historical milestone in the
Indonesian diaspora movement in the last decade.
The theme of the Third Congress was Diaspora
Bakti Bangsa (Diasporas Serving the Nation). It
was offi cially opened by Vice President Jusuf
Kalla. According to the CID spirit, it aimed to inspire
Indonesian Diaspora communities to connect
and to unite themselves as one big community
and create a tangible force in order to achieve a
better Indonesia. The ultimate goal was to foster
and implement concrete initiative to empower
Indonesian communities worldwide.
The Third CID was held at Bidakara Hotel and
Convention Centre and consisted of 34 topics of
discussion, a charity gala dinner, four side events,
and a Wonderful Indonesia gala dinner as a closing
ceremony to celebrate a successful 3 day event. In
the session Promoting Indonesias Tourism Sector
Using Cultural and Culinary as Soft Diplomacy , Thia
Taylor represented Indonesian Diaspora Network
Australia performed a Balinese dance Merak
Angelo to show her commitment to preserving
Indonesias cultural heritage in her new adopted
country. In the Wonderful Indonesia Gala Dinner
Christy McMillan and Thia Taylor performed
Nandak Betawi , a popular fl ash mob dance from
Jakarta. As an ice breaker audience members were
encouraged to join the dance and experience the
dynamic movement of their traditional dance. A
Nandak Betawi flash mob dance happened at
the closing ceremony.
Overall, attending the 3rd CID gave members a new
perspective and ideas on the diasporas tangible
and intangible potency. Participants obtained
knowledge, networked ideas and embraced the
diasporas spirit of contributing to the development
of the Indonesian people and the nation through a
cultural approach. Vice President Jusuf Kalla in his

speech suggested that the concrete contribution


manifested itself in the form of experience, networks,
capital, and access to foreign markets.
For fellow Indonesian diasporas in Queensland,
what are they able to contribute to their homeland?
For students of some wellknown universities in
Queensland, they are able to return to Indonesia
and apply the knowledge, experiences, skills, and
advanced methods of academic enquiry to the
Indonesian education system, influence decision
makers and wider society on how to build a better
and stronger Indonesia. As for Indonesian diasporas
living permanently in Queensland, they are able to
improve our quality and character to work hand
in hand with other Diasporas that come from diff
erent cultures, languages, and nationalities as well
as the local Australian community. Diasporas need
to maintain a sustainable network, hand in hand
with the wider Australian communities to strengthen
bonds and achieve the common interests of
an advanced Australia, a friendly neighbour to
Indonesia.
For Indonesian diaspora, Australia has been home
for the last few years. Nevertheless, diasporas still
maintain their traditions and display their culture
within Australias multicultural community. Diasporas
maintain strong emotional ties and a sense of
nationalism with their homeland. As diasporas
living in the new adopted country, many celebrate
their identity and to share it with our community
through various cultural pursuits such as, traditional
cuisine, dance and music in order to maintain our
cultural heritage. Through Gold Coast-based dance
group, Seharum Nusantara, for example members
perform at various multicultural festivals throughout
Queensland. It has become their passion to
showcase, unique Indonesian dance and costumes
on the stage with other
performers to promote our
culture and to participate in
the celebration of Australias
cultural
diversity.
(Christy
McMillan).

23

www.kopibrisbane.com.au

Wayang Performance in English


Pesta Rakyat which is an
annual event held every
October in Brisbane, and
organized by the local
student
organization,
PPIA Queensland and
was recently held on
17 October 2015. There
were
many
unique
activities on display
which had not been
represented in previous
years. Amongst these
was The Wayang Puppet
Show (Wayang) which
was held in the ASOKA
AUSTRALIA
exhibition
stall. Asokas focus is
tourism
and
travel,
student education and
cultural exchange within
Brisbane.
Wayang
Kulit
(the
puppet body) is made from Buff alo skin and the
handles are made from buff alo horn. Sometimes
with the scarcity of buff alo skin, cowhide can also
be used. There are many diff erent kinds of puppets
characters that make up the artistry of the Wayang
puppet family. The philosophy behind this art form is
the interpretation created by the shadows and refl
ections of the puppets and the relevance to the soul
of man. In the past, the audience saw the shadow
puppets refl ected from behind the screen so only
the shadows were visible. But modern performances
now place the puppets and the Puppet Master
(Dalang) in front of the stage so we can also enjoy
the colour of the Skin Puppets.
ADalang is someone who has special skills to
manoeuvre the Wayang and create the characters
required from each figure in a play. The Dalang must
be able to make sounds that vary in accordance
with the puppet characters. He must have good
stamina to sit crossed legged for a very long time
as a traditional performance runs from 7pm in the
evening, through the night until 5am the following
morning. This expertise and talent is usually passed
down from his ancestors or acquired from learning.
The Dalang who performed at Pesta Rakyat 2015
was Bapak Agustinus Jogiyono, known as Yogi. Yogi
is an artist originating from Yogyakarta and he now
is lives in Brisbane, Australia with his Australian wife
and family.

24

Yogi is a creative artist, who


not only brings the traditional
story of Mahabharata, the
Pandavas and Kurawa, but
creates new stories about our
modern lifestyle today. He
merges this creatively with the
Punakawan series (Gareng,
Petruk, Semar and Bagong).

Yogi also draws additional figures like animals, fish,


hand phones and trees to support the storyline
displayed on a white screen in the Wayang show.
Asoka Australia showcased Wayang in the English
language at the exhibition and was proactive in
promoting Indonesian culture in Australia. Due to the
decline of Australian tourist numbers to Indonesia,
Asokas expectation was that by encouraging the
Australian public to know more or to learn more, will
improve tourist numbers to Indonesia.
Wayang is also used as a medium for changing
the view of particular groups of people within his
audience and focusing towards specific problems
that arise in that community. With the creative and
entertaining way the messages are delivered, the
message of Dalang is usually easily accepted by the
audience. It is just another way in which art changes
the way people communicate and interact within
our global multicultural world.

Pesta Rakyat, 17 oktober 2015 baru saja selesai di


selenggarakan, di kota Brisbane, Australia. Ada
banyak hal menarik dan berbeda yang di tampilkan
oleh acara tahunan yang di adakan oleh organisasi
PPIA cabang Queensland ini, salah satunya adalah
pertunjukan Wayang interactive memakai bahasa
Inggris di tenda pameran ASOKA AUSTRALIA. Asoka
focus pada Tourism dan Travel, pertukaran siswa
untuk edukasi dan budaya antara Indonesia dan
Australia.
Wayang terbuat dari kulit kerbau, tanduknya untuk
pegangan dan membuat wayang bisa tegak
lurus. Wayang ada berbagai jenis, salah satu nya
adalah Wayang kulit. Jika di lihat dari fi lsafatnya,
Wayang bisa di artikan sebagai bayangan atau
pencerminan sifat sifat yang ada dalam dalam jiwa

www.kopibrisbane.com.au
manusia. Kulit berasal dari kulit binatang, terutama
kerbau, namun saat ini tentunya kulit sapi bisa juga
di pakai. Pada jaman dahulu kala, tuan rumah dan
para tamu undangan khusus melihat Wayang kulit
ini dari belakang layar (kelir) sehingga hanya melihat
bayangan saja, namun dalam perkembangan
jaman, kita bisa melihat Wayang kulit dari belakang
dalang, sehingga bisa melihat warnanya.
Dalang dalam dunia pewayangan diartikan sebagai
seseorang yang mempunyai keahlian khusus
memainkan Wayang dan menghidupkan karakter
dari masing masing tokoh/ fi gur dalam suatu lakon.
Dalang juga harus membuat suara yang berbeda
beda sesuai dengan karakter Wayang itu, seorang
dalang harus mempunyai stamina yang kuat untuk
duduk bersilang dari petang sampai pagi. Keahlian
ini biasanya di peroleh oleh bakat turun temurun
dari leluhurnya atau didapat dari belajar.
Pada Pesta Rakyat 2015 yang lalu, dalang yang
memainkan Wayang kulit ini adalah Bapak
Agustinus Jogiyono, atau lebih akrab dan mudah
di panggil Yogi. Yogi adalah pecinta seni, asli dari
Yogjakarta Indonesia yang saat ini berdomisili di
Brisbane, Australia.
Yogi ternyata adalah seniman yang sangat kreatif
dan bisa menyesuaikan cerita Wayang dengan
kehidupan nyata. Yogi tidak membawakan cerita
mahabarata, Pandawa dan Kurawa, namun
membawakan cerita tentang kehidupan sehari
hari yang sering kita dengar, kita jumpai dan kita
lakukan sendiri meskipun tokohnya Punakawan
(Semar, Gareng, Petruk dan Bagong). Yogi juga
membuat sendiri, menggambar tokoh tambahan
untuk mendukung cerita yang akan disampaikannya
dalam
pertunjukan Wayang kepada anak anak, seperti
binatang, ikan, telephone genggam, pohon, dll.
Semuanya akan menjadi bagian cerita di layar
putih yang di terbentang dari pertunjukan Wayang.
Tujuan Asoka Australia menampilkan Wayang
berbahasa inggris dalam proses penjualan
program program tour edukasinya adalah untuk
menimbulkan kembali rasa tertarik masyarakat
Australia kepada budaya Indonesia. Tindakan
proaktif mempromosikan budaya Indonesia ini di
nilai perlu oleh Asoka Australia karena di rasakan
turunnya minat orang Australia untuk berpergian
dengan tujuan wisata ke Indonesia.
Tujuan Asoka Australia menampilkan Wayang
berbahasa inggris dalam proses penjualan
program program tour edukasinya adalah untuk
menimbulkan kembali rasa tertarik masyarakat
Australia kepada budaya Indonesia. Tindakan
proaktif mempromosikan budaya Indonesia ini di
nilai perlu oleh Asoka Australia karena di rasakan
turunnya minat orang Australia untuk berpergian
dengan tujuan wisata ke Indonesia.
Wayang biasa di pakai juga sebagai media
untuk merubah pandangan sekelompok orang
terhadap suatu permasalahan yang yang timbul
di masyarakat. Karena penyampaian pesan
melalui kreativitas dalang bercerita dinilai secara
menghibur sehingga pihak penonton bisa dengan
santai menerima masukan masukan yang di berikan
oleh Dalang.

Preserving the Spirit


of Minangkabau in
Brisbane

Original Jam Gadang:- COLLECTIE TROPEN MUSEUM

Minang Maimbau of Brisbane, or MMB Inc. for short is


a community ethnic group of Minangkabau people
originating from West Sumatra, Indonesia. Formed in
2011 when a number of Mianangkabau people living
in Brisbane came up with the idea to form a formal
organisation. The idea received positive responses
and since then MMB has been going strong. The
residence of Bu Uni Isna and Pak Syafri in Indooroopilly
became the venue of the first meeting of MMB Inc.
An organisational structure was then formed. In
January 2013, the MMB fi led a successful application
to the Queensland Government to become an
Incorporated Association on the Australian Business
Register (ABR). The objectives of the organisation
are to provide social activities for Minangkabau
people living in Brisbane, Queensland, and to
promote Minangkabau culture and language in the
region. Since then, MMB has carried out a number of
activities including Minangkabau traditional dance
performances, fundraising for the Mosque, selling
Padang food at Indonesian community cultural
events, and collecting donations to help Indonesian
community members in need.

The Members of MMB come and go. Some key


persons from the previous periods moved to other
states, and some others moved back to Indonesia.
Nevertheless, new comers always come and join
the organisation and certain original members still
remain. Thus, the spirit of Minangkabau remains strong
in Brisbane. The current members now are trying to
preserve Minang culture
and language in the hope
that their children, the next
generation of Minangkabau
people can carry on the
culture,
language
and
customs of their people
even though they live far
and away from the beloved
land, the Ranah Minang.

25

www.kopibrisbane.com.au

Preserving the Spirit of Minangkabau in


Brisbane (MMB) Inc.
MMB.Inc adalah singkatan dari Minang Maimbau of
Brisbane, sebuah komunitas dari etnis Minangkabau,
Sumatra Barat, Indonesia. Komunitas ini dibentuk
tahun 2011. Beberapa orang dari etnis Minangkabau
di Brisbane mengusulkan untuk membentuk sebuah
organisasi resmi yang menaungi komunitas etnis ini.
Ide ini mendapat sambuatan positif. Pertemuan
perdana dari MMB.inc dilaksanakan di kediaman

tarian tradisional Minangkabau, penggalangan


dana untuk pembangunan masjid, penjualan
masakan Padang di acara-acara komunitas
Indonesia, serta turut membantu seorang mahasiswa
asal Indonesia yang mendapat perawatan medis.
Anggota MMB Inc datang dan pergi. Beberapa
tokoh penting di komunitas ini dari periode yang lalu
ada yang pindah ke negara bagian lain, ada pula
yang kembali ke Indonesia sementara beberapa
pendatang baru kemudian
bergabung dengan organisasi ini. Jadi, semangat
dan jiwa Minangkabau masih ada disini, di Brisbane.

Uni Isna dan Pak Syafri di Indooroopilly. Struktur


organisasi pun kemudian disusun. MMB.Inc telah
terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan resmi
pada Queensland Government tahun 2013, dan
tercatat sebagai Australian Business Registrar (ABR).
Tujuan dari organisasi ini adalah untuk memberikan
sarana kegiatan sosial bagi perantau yang berasal
dari Minangkabau di
Brisbane, dan untuk
mempromosikan
budaya dan Bahasa
Minangkabau.
Sejak
berdiri, sudah banyak
kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh MMB, Inc
antara lain penampilan

26

Anggota-anggota saat ini terus berupaya


untuk mempertahankan budaya dan Bahasa
Minang dengan harapan anak-anak keturunan
Minangkabau yang besar di rantau ini masih
mempertahankan budaya, bahasa, dan adat
Minangkabau, meskipun saat ini mereka tinggal
jauh dari tanah tercinta, Ranah Minang.
(Dewi Andriani, Chair Person MMB. Inc, PHD
Candidate at University of Queensland)).

www.kopibrisbane.com.au

Profile of a Successful Young Indonesian


Woman in Brisbane

The new younger generations gain inspiration and


motivation from others before them. The inspirational
article below tells the story about the road of
Success of Dr. Diaswati (Asti) Mardiasmo, Director
of the Research Division at property company,
PRDnationwide, in Brisbane, Australia.
The education journey has been long for Asti,
starting in USA, continue to UK, then Yogyakarta and
Australia.
She choose to move to Brisbane in 2002. Brisbane
is a quiet, small, state capital city, not as busy as
Melbourne and Sydney. By this the city is more

suitable for students like Asti. The distance between


Indonesian-Australian is not as far as IndonesiaUK or Indonesian-USA. Asti parents prefer Australia
as an education destination, on the other hand,
as a lot of Indonesian are living in Australia, so Asti
parents feel more comfortable to let Asti learn to
be independent there.
Her academic journey was quite long at Kangaroo
land, as Australia is known by Indonesians. She
started as an undergraduate at Economic and
international business at the Queensland University of
Technology (QUT). With GPA of 6 and above resulted
in Asti receiving a scholarship offer for the Masters
program. Asti took the offer with pleasure. During
the Master program at QUT, Asti began to work as

a Tutor. As Tutor of Asti started first with one lecture


subject, then developed into two subjects, and so
on, until before completing the research master, Asti
received the next offer for a PHD scholarship from
Queensland University of Technology (QUT).
Asti realized that she faced a major challenge
when the field which she took to gain her PHD, is
a field that is was not familiar with, Engineering
asset management. Her master subject was about
good governance and corporate governance in
Indonesia. The challenge didnt stop Asti to find a
solution and finally with the proposed combination

of engineering asset management and the


governance case study of Indonesia, Asti managed
to find supervisors who were interested to guide
her. Asti was moved to the Faculty of Law at QUT.
During her time as PHD candidate, Asti was very
active in academic life, tutoring and lecturing,
as well as writing conference papers, journal, etc.
She obtained her PHD in
2012, she continued to work
full time at QUT on her goal
of combining the best from
Indonesia and Australia. Asti
decided that this goal can
be achieved with support
from an institution. Asti
shared her plans to build a

27

www.kopibrisbane.com.au
close relationship between Australia and Indonesia
academics with a Dean at QUT,
however was no job opportunities were open
at Faculty of Law in QUT. Asti was allowed to do
volunteer work and in return received the job title
to still appear to be a part of the institution. Even
though Asti didnt received the income from QUT,
she could introduce herself as Asti with the business
card stating Dr. Asti Mardiasmo, research fellow,
Faculty of Law QUT; she started to publish her
writings and developing networking relations with
other parties.
Asti worked at Tutoring and Lecturing to be able to
finance her life in Australia. As a Tutor she would teach
up to 8 courses which is hard work, because tutoring
not only teaching, but also including preparation,
marking and answering email and questions. At the
same Asti had a high workload from her academic
work, of another 20 hours per week. Generally a
tutor has maximum four (4) academic lectures,
but Asti chose to teach more because she didnt
have a full time position as academic. By teaching
eight (8) lectures I could pay all my living costs in
Australia which was required because my parents
had stopped financing me since I graduated with
my Bachelor degree.
To be unpaid research fellow for 2 years, has taught
Asti to think out of the box, as Researcher that are
capable to process data into something real, is a skill
that can be applied in any industry. Supported by
her experience, Asti start searching for a job in seek.
com for full-time job vacancies as a Researcher in all
industries, including mining and Government offices.
Asti then got a chance to have an interview with
PRDnationwide (Property Research Development),
who liked the style of research of Asti. As it turns out,
the researcher such as Asti who has no experience
in real estate are very in demand due to the need
for being none biased.
Having a background in economics also became a
valuable asset for Asti to work in the property world,
because it helped her to associate some of the
factors in the world property, like house prices and
interest rate factors with economic influence from
another part of the world. Asti has already worked
for 1.5 year with PRDnationwide, Asti is known more
and more, as is evidenced by the large number
of publications and articles about Asti and her
activities.
Looking ahead, with the above achievements,
Dr. Diaswati (Asti) Mardiasmo, as the younger
generation and potential leader, Asti would still like to
do something for Indonesia. Asti is keen to contribute
to the people of Indonesia, she has plans to return to
the University, becoming a consultant or get involved
with things related perhaps to
a centre of excellence about
Indonesia. Asti also has the
interest to connect industry or
companies for mutual benefit.
Asti has a strong Nationalism,
the same nationalism is
inherited from Astis parents
and
grandparents.
Astis
father is the Vice Minister of

28

Finance to President Jokowi.


During her stay in Australia, Asti observed that there
are still many Indonesian that are not brave enough
to express their opinions compared to Australians,
despite being in the same position level.
She think that a mix culture society is a wonderful
opportunity to expand insight as well as mindset.
Dont just hang out and be busy with activities of
Indonesian, but start to get along with the culture
and people of other countries she said to close
conversation.
Asti share a little bit about the trend of the property
world. Property Industry in Brisbane is increasing
because of Sydney and Melbourne becoming
unaffordable in terms of price. Smart investors will try
to maximize the possibility to make an investment
in the form of property. While not owned outright,
but by the bank deposit (20%), Investors are able to
have the Capital growth in the long term, of the full
property value.
Dynamic population also becomes the consideration
of investors in buying the property. Sydney and
Melbourne have more visitors, while it is observed
from the trend that many people have moved to
Brisbane. In this case, the Investor will prefer to invest
in an area that has a population that is growing and
not stagnant.
Some reputable media in China has requested
to work closely with PRDnationawide because
of their research department. Research results
from PRDnationwide are published now in China
and Chinese investors are considering investment
decisions backed on facts made available by this
research data published in this reliable media.
PRDnationwide has the same size market share as
another property agent, the major difference is
PRDnationwide has a dedicated research team,
so it moving in different lines compared with
other property agents. This is opening different
opportunities and markets for PRDnationwide, and
Asti.

www.kopibrisbane.com.au

Profile Wanita Muda yang Sukses di


Brisbane, Australia

Tokoh muda sukses selalu menjadi bahan inspirasi


dan motivasi bagi generasi muda lainnya. Artikel
inspiratif di bawah ini bercerita mengenai jalan yang
di tempuh oleh Dr Diaswati (Asti ) Mardiasmo, menuju
kursi suksesnya, sebagai direktur Research Division
di PRDnationwide, perusahaan yang bergerak di
bidang properti, di kota Brisbane, Australia.
Perjalanan pendidikan Asti sangat luas dan
panjang yang di mulai dari pendidikan di Amerika
kemudian berlanjut di Inggris, kemudian Yogjakarta
(Indonesia), serta terakhir di Australia.
Brisbane menjadi kota pilihan Asti di tahun 2002.
Kota kecil yang tenang, tidak seramai Melbourne
dan Sydney namun sangat tepat bagi pelajar
seperti Asti. Dengan jarak lokasi tidak sejauh Amerika
atau Inggris, Australia menjadi tujuan pendidikan
yang lebih di minati oleh orang tua Asti. Selain itu di
Australia banyak orang Indonesia, sehingga orang
tua Asti merasa nyaman melepaskan putrinya untuk
belajar hidup mandiri di negeri orang.

Saat itu disampaikan bahwa walaupunFaculty of Law


QUT, belum membuka kesempatan kerja, namun
masih dapat memberikan naungan dalam bentuk
rumah dan prestige institusi,.Dengan demikian,
walaupun tidak menerima penghasilan dari QUT,
tujuan awal Asti yang ingin memperkenalkan diri
sebagai Asti dari Faculty of law QUT tercapai
sudah Asti kemudian memanfaatkan kartu nama
yang menyatakan Dr. Asti Mardiasmo, research
fellow, Faculty of Law, QUT untuk mempublikasikan
tulisan dan menjalin hubungan dengan pihak lain.
Dengan bermodalkan kartu nama tersebut Asti
kemudian di terima mengajar di Fakultas of Business
QUT dan mulai mendapatkan penghasilan sejak
saat itu.

Perjalanan akademik Asti yang cukup panjang


di benua Kanguru inidimulai dengan mengambil
strata 1 jurusan ekonomi dan international business
di Queensland University of Technology (QUT). Hasil
GPA 6 ke atas membuat Asti mendapat tawaran
beasiswa untuk melanjutkan studi di program
master. Tawaran ini di sambut Asti dengan senang
hati. Sementara mengambil program Master di QUT,
Asti mulai bekerja sebagai Tutor yang dimulai dari 1
mata kuliah, dan seterusnya, sampai akhirnya Asti
kembali mendapatkan tawaran untuk menerima
beasiswa PhD dari QUT, tepat sebelum program
Master diselesaikannya.
Tantangan mulai di hadapi Asti ketika bidang
yang diambil untuk meraih gelar PHD adalah
Engineering asset management, bidang yang
sangat asing baginya mengingat program master
yang digelutinya terkait dengan Governance
(good governance dan corporate governance
in Indonesia). Tantangan ini tidak membuat Asti
putus asa, bahkan dengan mengajukan proposal
kombinasi antara engineering asset management
dan governance case study Indonesia, Asti
berhasil menemukan supervisor yang tertarik untuk
membimbingnya, walau akhirnya Asti harus pindah
ke Faculty of Law, QUT,. Selama menyelesaikan
pendidikan PHD di Faculty of Law ini, Asti sangat
aktif di kehidupan akademik seperti melakukan
pekerjaan tutoring dan lecturing serta aktif menulis
conference paper, journal dan lainnya.
Gelar PHD didapat Asti di tahun 2012 namun
sementara itu Asti masih tetap melanjutkan
pekerjaan full time dengan tujuan melakukan
kombinasi antara excellence of Indonesia (?) dan
Australia. Asti berpikir bahwa tujuan tersebut bisa
di capai bila ada institusi yang menaungi. Sebagai
upaya mewujudkan tujuan tersebut, Asti berbagi
cerita dengan salah seorang dekan di QUT tentang
rencananya untuk membangun hubungan yang
erat antara akademisi Indonesia dan Australia.

Menjadi Tutoring dan Lecturing ternyata


mampu membiayai hidup Asti di Australia. Tutor
yang mengajar sampai 8 mata kuliah artinya
adalah melakukan kerja keras, karena tutoring
bukan hanya mengajar, melainkan juga termasuk
preparation, marking dan
answering semual email
dan pertanyaan. Saat itu
total jam kerja Asti termasuk
sangat tinggi bagi alokasi
akademik, yaitu mencapai
20 jam, bekerja. . Umumnya
seorang akademik mengajar
maksimum 4 mata kuliah,

29

www.kopibrisbane.com.au
namunAsti memilih untuk mengajar lebih banyak
karena tidak memiliki full time position seperti
akademic yang lain. Dengan mengajar 8 mata
kuliah tersebut saya bisa membayar semua biaya
hidup saya di Australia karena orang tua sudah
berhenti membiayai saya sejak saya lulus S1
Ungkap Asti kepada Kopi Brisbane.
Menjalanisebagai research fellow unpaid selama2
tahun, telah mengasah Asti untuk berpikir think out of
the boxsebagai researcher yang mampumengolah
data menjadi sesuatu yang nyata, yang merupakan
skill yang dapat di terapkan di industri manapun.
Berbekal pengalamannya tersebut, Asti memulai
pencarian pekerjaan di seek.com serta pekerjaan
full time lainnya dari lowongan researcher di semua
industri, termasuk mining dan kantor pemerintahan.
Asti kemudian mendapat kesempatan diinterview
oleh PRDnationwide (Property Research and
Development), yang menyukai gaya research Asti.
Ternyata, researcher seperti Asti yang tidak memiliki
pengalaman di real estate sangat di perlukan
dengan pertimbangan non bias Di kemudian hari
hal inilah yang menjadi kekuatan PRDnationwide di
industri properti.
Latar belakang di bidang Ekonomi juga menjadi nilai
tambah bagi Asti untuk bekerja di dunia properti,
karena dengan latar belakang tersebut Asti mampu
mengkaitkan beberapa faktor di dunia properti,
seperti harga rumah dan factor rate dengan
pengaruh ekonomi dari dunia lain. Sampai saat ini
Asti sudah bekerja 1,5 tahun di PRDnationalwide,
dan sepak terjang Asti makin di kenal pihak luar, hal
ini di buktikan dengan banyaknya publikasi artikel
tentang Asti dan aktivitasnya.
Terlepas dari pencapaian di atas, Dr Diaswati (Asti)
Mardiasmo, generasi muda dan calon pimpinan
bangsa ini, ternyata tetap ingin melakukan sesuatu
untuk Indonesia. Asti berkeinginan kuat untuk
berkontribusi bagi bangsa Indonesia dan berharap
bahwa pekerjaan yang sedang dijalaninya saat ini
dapat menjadi wadah baktinya bagi Indonesia.
Asti memiliki rencana untuk kembali ke universitas
, menjadi konsultan maupun terlibat dengan hal
yang terkait dengan center of excellence tentang
Indonesia. Sedangkan ketertarikan Asti lainnya
adalah menjadi penghubung dalam industri
maupun perusahaan. Nasionalisme yang dimiliki Asti
merupakan nasionalisme sejati yang dimiliki pula
oleh orang tua Asti dan generasi pendahulunya.
Kakek Asti adalah tangan kanan Soekarno, (Presiden
Indonesia pertama), sedangkan ayah Asti adalah
wakil menteri keuangan untuk presiden Jokowi.
Selama bermukim di Australia, Asti mengamati
bahwa masih banyak orang Indonesia yang kurang
berani mengungkapkan pendapat dibandingkan
dengan orang Australia walaupun berada di level
posisi yang sama.

30

Asti mengamati pula bahwa


kesempatan berada di luar
negeri yang memiliki mix culture
adalah kesempatan baik untuk
meluaskan wawasan serta pola
pikir. Jangan hanya bergaul
dan sibuk dengan kegiatan
Indonesia,
tapi
mulailah
bergaul dengan budaya dan

orang orang dari Negara lain Lugasnya menutup


pembicaraan.
Terkait dengan tempat bekerja nya Asti membagi
sedikit cerita tentang tren dunia properti. Industri
properti di Brisbane sedang mengalami kenaikan
karena Sydney dan Melbourne semakin tidak
terjangkau dari segi harga. Investor smart akan
berusaha seoptimal mungkin untuk melakukan
investasi dalam bentuk properti tidak di miliki oleh
bank (deposit 20%). Investor juga akan berpikir untuk
bisa mempunyai Capital growth in the long term.
Dynamic populasi juga menjadi pertimbangan
dari investor dalam membeli properti. Sydney dan
Melbourne lebih banyak pendatang, sementara jika
diamati dari tren, banyak orang pindah ke Brisbane.
Dalam hal ini, Investor akan lebih memilih untuk
berinvestasi di daerah yang memiliki populasi yang
bertumbuh dan tidak stagnant PRDnationwide di
minta bekerja sama dengan media di Cina karena
PRDnationwide memiliki research department. Hasil
penelitian dari PRDnationwide akan di publikasikan
di media di Cina. Hal ini dilatarbelakangi mengingat
keputusan investasi yang dilakukan oleh investor
Cina umumnya
berdasarkat fakta/ research/
present data yang constant yang dipublikasi di
media yang terpercaya PRDnationwide memiliki
market share yang sama besarnya dengan agen
properti yang lain, hanya perbedaan utamanya
adalah
PRDnationwide memiliki tim peneliti
berdedikasi yang sangat besar jumlahnya, sehingga
dapat bergerak di jalur berbeda di bandingkan
dengan agen properti yang lain.

www.kopibrisbane.com.au

Sharing a Love of Indonesia through Balinese


Dance

One nice afternoon at the end of the weekday,


when Kopi Brisbane visited a small group of students
at University of Queensland. Kopi Brisbane saw a very
enthusiastic mimic, when Jane teach them how to
move their hand and body accordingly at Balinese
dance. What is unusual about this group is that their
Balinese dance teacher is in fact an Australian. Jane
Ahlstrand spent two years in Bali learning the dance
intensively, at the Institute of Art, Denpasar Bali and
at a family-run sanggar (dance school) in the rural
heartland of Bali.
Jane was so moved by her experience of learning
Balinese dance that upon her return, she began
teaching the dance. Gradually, she has established
a small group of talented dancers based at the
University of Queensland. These students are mostly
from Indonesia who have found their calling for
Balinese dance while overseas.

It brings me so much joy to not only dance but to


share my love of dance with others. It is the process
of sharing and connecting with others through
dance that makes me feel alive. Sometimes after
I finish a lesson, I feel as if I am one step closer to
discovering the meaning of life! Jane exclaimed to
Kopi Brisbane.
Below are some discussions between Kopi Brisbane
and Jane Ahlstrand
Kopi Brisbane : Jane, wondering if you know what is
Sumpah Pemuda
Jane Ahlstrand : Yes, it is a historic event in
Indonesian independent movement
Kopi Brisbane : According to you, what can we
do together, Indonesian and Australian in Brisbane/
Queensland, that bring the spirit into the action that
is valuable for others?

Jane Ahlstrand: We need to have more personal


courage to get involved with the community and
form genuine relationship based on common goals
and interests, too many people live in their comfort
zone.

Kopi Brisbane; Can you give me the example of


action that we can do?
Jane Ahlstrand: One grass root example is to invite
someone to your home for dinner. It is the kind of
intimacy that can build stronger network based on
trust and familiarity. Plus it is great to try another style
of food
Kopi Brisbane: Do you have another example?
Jane Ahlstrand: I am an artistic person and wish we
could get involved in artistic projects together eg.
Australian fashion design students learning about
batik
Kopi Brisbane: Thats a good idea, need to be

supported by the businesses, government and


Education sector, dont you think?
Jane Ahlstrand: Yes but doesnt stop someone
taking the first step
Jane teaches the Friday class on a voluntary basis
and says that she does not want to make a business
out of Balinese dance. That would undermine its
artistic value if I were to do it for commercial gain,
she said. Besides, I do not have enough time on
my hands to run a business. Jane is currently
undertaking a PhD in Indonesian studies at the
University of Queensland.

31

www.kopibrisbane.com.au

Sebarkan cinta Indonesia melalui Tari Bali


Pada suatu sore yang cerah di penghujung hari
kerja, Kopi Brisbane mengunjungi sekelompok kecil
mahasiswa di Universitas Queensland St Lucia.
Mereka sedang berkumpul untuk mempelajari tari
Bali. Tampak jelas mimik antusias di wajah mereka
ketika Jane, sang guru tari bali mengarahkan mereka
untuk melakukan gerakan gerakan dalam tari bali.
Yang menarik dari kelompok ini adalah, guru tari
bali mereka bukan orang bali atau bahkan bukan
orang Indonesia, melainkan orang Australia, Jane
Ahlstrand namanya. Jane, nama kecil guru tari ini,
menghabiskan dua tahun di Bali dan belajar tarian
intensif di Institute of Art, Denpasar Bali tepatnya di
sanggar yang dikelola oleh keluarga (tari sekolah)
di pusat kota Bali.
Jane begitu tersentuh oleh pengalamannya
belajar tari Bali di Denpasar tersebut, sehingga
Sekembalinya ke Australia, ia mulai mengajar tarian
Bali kepada orang orang yang tertarik belajar tari.
Secara bertahap, Jane telah mendirikan sebuah
kelompok kecil yang terdiri dari penari berbakat
di dalam Universitas Queensland. Siswa-siswa ini
sebagian besar adalah mahasiswa Indonesia
yang memiliki panggilan untuk mempromosikan
kebudayaan Indonesia (bali) ketika mereka berada
di luar negeri.
Berbagi dan terhubung dengan orang lain melalui
tari memberikan saya kebahagiaan dan membuat
saya merasa hidup. Kadang kadang setelah
mengajar saya merasa makin dekat dengan
pencarian saya terhadap arti dari hidup yang
sesungguhnya, di ungkapkan Jane kepada Kopi
Brisbane.
Berikut dialog interaktif Kopi Brisbane dengan Jane
Ahlstrand di sore itu,
Kopi Brisbane : Jane, apakah anda pernah
mendengar tentang Sumpah Pemuda?
Jane Ahlstrand : Ya, sumpah pemuda adalah
peristiwa bersejarah dalam perjalanan menuju
kemerdekaan indonesia

32

Kopi Brisbane : Menurut Jane, terkait dengan


semangat
Sumpah
Pemuda
tersebut,
hal
bermanfaat apa yang bisa dilakukan oleh pemuda
Indonesia dan pemuda Australia secara bersama
sama di Brisbane/ Queensland ini?
Jane Ahlstrand: Terlalu banyak orang merasa
nyaman hidup dalam dunianya sendiri. Kita perlu
lebih banyak terlibat dengan masyarakat dan
membentuk hubungan yang tulus berdasarkan
minat dan tujuan yang sama
Kopi Brisbane; Bisakah di berikan contoh jelas dari
apa yang Jane sampaikan itu?
Jane Ahlstrand: Salah satu contoh mudah adalah
dengan mengundang seseorang ke rumah Anda
untuk makan malam. Hal ini akan membangun
hubungan baik yang akan berkembang menjadi
jaringan yang lebih kuat dengan dasar kepercayaan
dan keakraban. Tentunya sangat menyenangkan
mencoba masakan dengan gaya yang berbeda
beda.
Kopi Brisbane: Apakah ada contoh lainnya?
Jane Ahlstrand: Saya penyuka seni, dan akan
senang sekali berhubungan dengan artistic project
Misalnya dengan Australian fashion design,
mahasiswa belajar tentang batik.
Kopi Brisbane: Ide yang baik sekali Jane, semoga
pemerintah Indonesia, bidang pendidikan akan
Cepat tanggap dan mengakomodasi ide baik
Jane ini
Jane Ahlstrand: Semoga, tapi tanpa menunggu
pemerintah bergerak, sebenarnya seseorang bisa
memulai ide ini dengan langkah kecil

www.kopibrisbane.com.au

Building the Australia-Indonesia Relationship


through Alternative Tourism
Relationships between Australia and Indonesia
are indeed interesting when viewed from different
perspectives, including through the lens of tourism.
Australian tourists are a common sight throughout
the archipelago. Data from the Indonesian Central
Bureau of statistics (BPS) showed that the number of
tourists visiting from Down Under tends to fluctuate.
In 2014 the number of Australian tourists who came
to Indonesia reached 1.1 million. Unfortunately
this figure falls below that of Australian visitors to
neighbouring countries such as Malaysia (1.4 million)
and Singapore (1.7 million).
Australia is a country that has major potential as
a source of foreign tourism for Indonesia. Sadly,
political tensions that have occurred lately have
had an impact on the relationship between the two
countries with the potential to reduce Australian
interest in visiting Indonesia. While this concern has
been raised at the level of the tourism industry, it is not
necessarily felt at the community level between the
two countries. Indonesia still beautiful at Australian
eyes, especially for those who love travelling.
Traveling. Who doesnt dream of seeing the world
and take joy in visiting areas off the beaten track?
It seems that traveling has now become a lifestyle
choice for everyone, from young backpackers to
working professionals, as well as those who have
already retired. The trend is becoming something of
a global sensation due to the easy access to travel
information as well as the rise of budget airlines. This
unique travel trend calls for unique expectations
on the behalf of the traveller. Travel researcher,
Stephen Wearing said in his journal and his book that
a demand exists for tourists to have direct interaction
with the local population, and no more only look for
the comfort of travel. More and more tourists have a
desire to make a contribution to the locals, and this
is what we call alternative tourism.
Alternative tourism not new a thing in the tourism
world, but many people had not yet recognised
it. Several travellers have revealed in interviews
that they had previously participated in alternative
tourism without even realising it! Aaron HeadstromWiggins, a Brisbane student and Chair of AIYA told
of his experience in learning the language while
enjoying a holiday in Lombok. He spent 6 weeks
interacting with local people, living at host house,
actively helping the locals with a yearly event, Bau
Nyale (Catching Seaworms in Sasak dialect).
Aaron also taught English at local schools which was
a really unforgettable memory for Aaron. Until then,
Aaron never thought that a school could just be a
building with 2 rooms, but when he heard children
were still happy and laughing, embracing the spirit
of learning, he realized, that to be happy you didnt
need a big building. These experiences opened
my eyes to feel grateful and do more good things,
he said about his experience in Lombok. Aarons
story is just one of many other stories from other
tourists that not only look for the comfort, but also
look for interaction with the local people.

When special interaction happens between tourists


and local people at the alternative tourism, it can be
create a good atmosphere between the Australians
andIndonesian. The opportunity to interact can
have a direct impact on ones understanding of
a culture, and learn to respect each other despite
all our differences. The things that we consider
simple, are the basic building blocks of a nation.
For the local people, the respect shown by the
tourist towards the beauty of the Indonesian society
andenvironment becomes a motivation and pride
to be part of Indonesia, bringing a awareness
protect the environment as well as the culture and
heritage of Indonesia (Putri Sortaria).

ASOKA
AUSTRALIA

Travel to the

heart of

INDONESIA
Rahma: (0448) 505 299
Asokaaustralia@gmail.com

EXPERIENCE

EXPLORE

EDUCATE

www.kopibrisbane.com.au

Membangun hubungan Indonesia - Australia


via Alternative Tourism
Hubungan Australia dan Indonesia memang
menarik jika ditinjau dari berbagai sisi, termasuk
pariwisata. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
tentang kunjungan wisatawan mancanegara ke
Indonesia memperlihatkan bahwa jumlah turis
asal Australia berfluktuasi selama kurun waktu 2002
hingga 2014. Pada tahun 2014, jumlah kunjungan
wisatawan asal negeri kanguru ini mencapai 1,1 juta
jiwa. Sayangnya jumlah turis Australia tersebut masih
dibawah negara tetangga lainnya seperti Malaysia
(1,4 juta jiwa) dan Singapura (1,7 juta jiwa) yang
berkunjung ke Indonesia pada tahun yang sama.
Australia merupakan salah satu negara potensial
sebagai sumber wisatawan mancanegara bagi
pariwisata Indonesia, namun ketegangan politik
yang terjadi akhir-akhir ini antara kedua negara
berpotensi meluruhkan minat warga negara
Australia berkunjung ke Indonesia. Tetapi kondisi
politik yang memanas di antara kedua negara,
belum tentu mempengaruhi hubungan orang
per orang terutama di antara masyarakatnya.
Indonesia masih menjadi pesona tersendiri bagi
masyarakat Australia, terutama bagi mereka yang
hobi traveling.
Traveling. Siapa yang tidak suka berjalan-jalan
melihat daerah lain? Sepertinya traveling atau jalanjalan sudah menjadi sebuah gaya hidup, baik untuk
kalangan muda, professional, dan bahkan mereka
yang sudah memasuki usia pensiun. Wabah
ini menjadi sesuatu yang mengglobal terutama
disebabkan semakin mudahnya mendapatkan
akses informasi wisata. Kini informasi semakin mudah
diakses lewat internet. Globalisasi telah membuka
sekat-sekat batas dan membuat negara negara
membuka pintu lebar-lebar bagi turis mancanegara.
Teknologi membuat transportasi menjadi lebih
terjangkau dan masih banyak lagi faktor-faktor lain
yang mendukung kenyamanan berwisata. Tidak
pelak lagi, traveling menjadi sebuah trend masa
kini. Uniknya, peneliti pariwisata Stephen Wearing,
melihat kecenderungan bahwa turis mancanegara
yang berwisata ke sebuah negara berkembang
tidak hanya mencari kenyamanan atau leisure
(conventional mass-tourism) namun juga ingin
secara langsung berinteraksi dengan masyarakat
dan berkontribusi bagi pembangunan lokal daerah
tersebut atau disebut juga alternative tourism.
Alternative tourism bukan hal baru di dunia
pariwisata tetapi belum banyak yang mengenalnya.
Bahkan, pada beberapa kesempatan bincangbincang dengan para pelancong, ternyata
mereka tanpa sadar telah melakukan alternative
tourism tersebut. Seorang
teman yang tergabung
dalam Asosiasi Pemuda
Australia-Indonesia (AIYA) di
Brisbane, Aaron HeadstromWiggins,
bercerita
tentang
pengalamannya
belajar Bahasa Indonesia
sekaligus berlibur di Pulau
Lombok.
Selama
enam

34

minggu ia berinteraksi dengan masyarakat lokal,


tinggal di kos-kos-an, berpartisipasi membantu
penyelenggaraan festival tahunan Bau Nyale
(dalam Bahasa Sasak berarti menangkap cacing
laut, yang merupakan upacara adat Suku Sasak). Ia
bahkan mengajar Bahasa Inggris di sebuah sekolah
di daerah Lombok, yang menjadi pengalaman
yang tidak terlupakan baginya. Tidak terbayangkan
sebelumnya bagi pemuda Australia seperti Aaron
bahwa sekolah hanya terdiri dari bangunan
dengan dua ruangan saja, namun tawa ceria anakanak dan semangat belajar mereka membuat
ia sadar bahwa bangunan mewah dan fasilitas
lengkap tidak diperlukan untuk bisa bergembira
dan bersukacita. Pengalaman ini membuka mata
saya untuk lebih bersyukur dan melakukan hal
baik ujarnya saat menceritakan pengalamannya
selama tinggal di Pulau Lombok bersama dengan
masyarakat. Cerita Aaron merupakan satu dari
sekian banyak pengalaman turis-turis lainnya yang
tidak hanya mencari kenyamanan, tetapi juga
berinteraksi langsung membantu masyarakat lokal.
Interaksi khusus yang terjadi antara turis dan
penduduk lokal melalui alternative tourism dapat
membawa angin segar bagi hubungan AustraliaIndonesia. Kesempatan berinteraksi secara langsung
dapat melahirkan pemahaman akan keragaman
budaya, menumbuhkan rasa saling menghormati,
dan sikap saling menghargai atas perbedaan
yang ada. Hal-hal yang sering dianggap sepele
ini sebetulnya adalah modal sosial dari sebuah
pembangunan karakter berbangsa dan bernegara
(Mostafanezhad, 2004). Bagi masyarakat lokal
sendiri, penghargaan dari turis asing terhadap
indahnya alam Nusantara dan keragaman budaya
yang ada, menjadi sebuah motivasi untuk bangga
(pride) menjadi bagian dari bangsa Indonesia
sehingga menumbuhkan kesadaran melestarikan
alam dan warisannya. Putri Sortaria, 1 Oktober,
2015.
Putri Sortaria
Postgraduate Student in Development Practice
Faculty of Humanities and Social Sciences | The
University of Queensland

www.kopibrisbane.com.au

Dedicated Page for Indonesian Writers


Books Review Beauty is a wound
Brisbane Writer Festival 2015 invited several
Indonesian writers, one of them is Eka Kurniawan, the
author of novels, short stories, essays, movie scripts
and graphic ovels. He was born on the day when
East Timor declared its independence in 1975at
West Java, Indonesia. Eka has been described by
some media as the one of the few influential writers
in Indonesia.
Beauty Is a Wound combines history, satire, family
tragedy, legend, humour, and romance in a novel,
in which the beautiful Indo prostitute Dewi Ayu and
her four daughters are beset by every monstrosity.
Compulsively readable novel.
Was a great moment for Kopi Brisbane to meet
this Indonesian rising stars writer in Sunnybank Hills
Library, at September 04 2015. All the best for your
future career Eka Kurniawan, wish to see more
Indonesian writers in the coming Brisbanes writer
festival.

Beberapa penulis Indonesia di undang untuk


menghadiri acara Brisbane Writer Festival 2015.
Salah satu tokoh yang di undang adalah Eka
Kurniawan, penulis novel, cerita pendek, esai,
skrip film, dan juga novel novel graphic . Tahun
kelahirannya sama dengan tahun kemerdekaan
East Timor, yaitu di tahun 1975, di Jawa barat,
Indonesia. Eka di sebut sebut oleh beberapa
media sebagai penulis yang cukup mempunyai
pengaruh di Indonesia.
Novel yang berjudul Cantik itu Luka (Beauty Is a
Wound) merupakan cerita kombinasi dari sejarah,
sindiran, tragedi keluarga, legenda, humor dan
cinta dari seorang pelacur Indonesia yang cantik
dan bernama Dewi Ayu beserta keempat anak
perempuannya yang di landa oleh kemalangan
demi kemalangan. Novel yang harus di baca!
Kopi Brisbane mendapat kesempatan bertemu
langsung dengan penulis Indonesia yang sedang
menanjak ini, bertempat di perpustakaan
Sunnybank Hills, di tanggal 4 September 2015.
Semoga selalu sukses Eka Kurniawan, kami
berharap untuk menjumpai lebih banyak penulis
Indonesia datang ke Brisbane di Brisbane writer
festival tahun depan.

Extraordinary Book Ciam Si


Ciam Si is usually done in the Temple, to get an
answer, the fate of being asked.
Tan Lioe Ie, is Indonesian 1st writer whose explore
Ciam Si, Tiongkok based culture, that exist since
Dinasti Tang, in China.
Kopi Brisbane received the book
that Tan Lioe le sent from Bali, where
he lives right now.
Kopi Brisbane like Tan Lioe Ie style
of writing. Unfortunately the books
still only available in Indonesian,
no translation yet. Yoki (Tan Lioe le
nick name) wish to find australian
publisher that are willing to work with
him to publish his book overseas.
Ciam Si can be found at : Obed
Wewo,
TMbookstore
Jakarta,
Togamas & Bandung Book Center
(BBC), Bandung, BBC Lampung,
BBC Palembang, Togamas Malang,
Jogja, Semarang, Solo, Madiun,
Jombang, Jember, Surabaya, Bali.
Or direct selling via Mnc, hub. +6282232121888

Ciam Si adalah tradisi yang di lakukan sejak jaman


dinasti Tang, di China. Tradisi ini masih dilakukan
sampai saat ini, biasanya di klenteng klenteng.
Ciam Si di pakai untuk mencari jawaban atas hal
yang belum terjadi dalam kehidupan sehari hari.
Tan Lioe Ie mengirimkan bukunya
kepada kopi Brisbane dari Bali,
tempat ia tinggal saat ini. Lewat
buku ini, Yoki (nama kecil Tan Lioe Ie)
juga ingin mengeksplor Ciam Si lebih
luas lagi, yang mana tidak terpaku
sebagai bentuk sakral dalam satu
kepercayaan tertentu saja.
Kopi Brisbane menyukai gaya tulisan
Yoki. Sayangnya buku ini masih
hanya dalam versi Bahasa Indonesia,
Yoki berharap untuk menemukan
penerbit dari Australia yang mau
bekerja sama dengan nya.
Saat in Ciam Si bisa di peroleh di :
Obed Wewo, TMbookstore Jakarta,
Togamas & Bandung Book Center
(BBC), Bandung, BBC Lampung, BBC
Palembang, Togamas Malang, Jogja, Semarang,
Solo, Madiun, Jombang, Jember, Surabaya, Bali.
Bisa direct selling via Penerbit Mnc,+6282232121888

www.kopibrisbane.com.au

Connect, Inform and Inspire with AIYA


(Australian-Indonesian Youth Association)

RImprovement of the bilateral relationship between


Australia and Indonesia occurs at varying levels and
in a number of contexts, but one avenue of particular
value and promise is youth-to-youth relationships.
The Australia-Indonesia Youth Association (AIYA) is
committed to strengthening and enhancing bonds
between young members of the community at an
individual, grassroots level.
The Queensland Chapter of AIYA is guided by three
important objectives: to connect, to inform and to
inspire. The recent third anniversary of AIYA QLD on
20th September provided a worthwhile opportunity
for retrospection and future thinking it was a time
to look back on and appreciate our roots, while
looking forward to and making plans for energised
and successful years to come.
Our first guiding principle of connecting individuals,
groups and organisations is realised through social
gatherings, professional networking sessions and
online relationship building. On the 20th September,
for example, the Sunshine Coast was host to a social
barbeque for AIYA QLD members, held in a relaxed
and natural setting near the beach. It was an
informal yet productive get-together that improved
the connections between members, with everyone
meeting a number of new faces.
Events like this allow for increased youth-to-youth
interaction and for the meeting of similarly-minded
Aus-Indo enthusiasts from across Brisbane and the
Sunshine Coast. This gathering also brought attention
to AIYA QLDs birthday and a focus on our important
roots.

Therein lies one of our most fruitful attempts at


enhancing the person-to-person relationship in
such a way that improve the relationship on a
larger-scale: connecting individuals to perpetuate
ongoing mutual interest and positivity.

36

AIYA
QLD
further
endeavours to lead and set
an example by informing
our members of valuable
and relevant information
that ranges from in-country
study
opportunities
to
professional
avenues
that allow engagement
with both Australia and

Indonesia. This endeavour encompasses informing


members of what is actually occurring with the
Australia-Indonesia relationship, without any predetermined agenda apart from a genuine desire to
enlighten and encourage.
The AIYA QLD Forum on Friday 16th October was
another extremely positive event. Academics and
representatives of the Business community engaged
in close discussion with members on stories of mutual
interest for Australians and Indonesians. The evening
provided new and enlightening perspectives on
the phenomena that affect us all as we attempt to
strengthen our relationship at a grassroots level.

Lastly, one of the most important parts of the AIYA


QLD mission is fostering a sense of communal
inspiration. This incorporates inspiring third parties
such as businesses and academia to support
bilateral youth engagement, as well as inspiring the
youth of AIYA QLD to engage themselves with other
individuals and organisations. Ultimately, we work to
remove externally-imposed barriers from true and
honest youth interaction.
If youd like to know more about AIYA QLD, get
involved, or become a member, email us at
qld@aiya.org.au.

www.kopibrisbane.com.au

Asosiasi Pemuda Australia Indonesia


(AIYA)

Peningkatan hubungan bilateral antara Australia


dan Indonesia terjadi pada beberapa tingkatan
serta dalam konteks yang berbeda. Salah satu
peningkatan hubungan yang akan sangat besar
dampaknya adalah apabila terjadi hubungan
yang baik Antara pemuda Indonesia dan pemuda
Australia.
Asosiasi pemuda Australia-Indonesia
(AIYA) berkomitmen untuk memperkuat dan
meningkatkan hubungan antara individu kedua
Negara (Indonesia dan Australia).
AIYA cabang Queensland memiliki tiga tujuan utama
yaitu : untuk menghubungkan, menginformasikan
dan menginspirasi. Pada peringatan ke 3 tahun
di bentuknya AIYA QLD, di tanggal 20 September
2015 yang lalu, anggota AIYA berkumpul untuk
merayakan hari jadi ini sambil memikirkan kembali
tentang apa yang sudah di lakukan dan juga apa
yang akan di lakukan AIYA dan anggota nya untuk
masa depan.
AIYA Queensland mengadakan acara berkumpul
sambil menikmati BBQ di taman (cara berkumpul
khas orang Australia). Acara di adakan di Sunshine
Coast, dalam suasana yang santai dan alami di
pinggir pantai. Acara itu informal namun produktif,
berkumpul sambil berkenalan dengan wajah wajah
baru dan juga untuk lebih meng-eratkan hubungan
bagi anggota yang lama.
Di sinilah letak pentingnya hubungan antara
individu, karena kedekatan antara individu tersebut
akan berkembang menjadi hubungan pada skala
yang lebih besar, dengan tujuan baik dan untuk
kepentingan bersama.
AIYA QLD mengarahkan dengan memberikan
contoh-contoh serta informasi pada anggotanya
mengenai variasi program belajar yang terkait
dengan kesempatan bekerja di bidang professional.
Pentunjuk ini memberikan arahan pada anggota
AIYA tentang hal hal yang terjadi pada Indonesia

dan Australia tanpa lari dari tujuan awal untuk


mengarahkan and mendorong untuk kemajuan.
Acara yang di selenggarakan AIYA pada tanggal
16 october 2015 yang lalu, sebagai contoh,
mengangkat profil akademisi untuk berkomunikasi
dengan dengan anggota anggotanya mengernai
cerita cerita yang terjadi pada kesamaan visi dan
semangat dari Australia dan Indonesia.

Sebagai penutup, AIYA QLD menginformasikan


mengenai bagian yang paling penting dari misinya
, yaitu mendorong untuk memiliki inspirasi kelompok
yang sejalan. Hal ini bisa terbentuk dengan
menggabungkan inspirasi pihak ketiga seperti pelaku
bisnis dan akademisi untuk mendukung keterlibatan
bilateral pemuda, serta memberi inspirasi pada
pemuda AIYA QLD untuk terlibat dengan orang lain

dan organisasi.

37

Ingin mengetahui lebih jauh


mengenai AIYA, hubungi kami
di qld@aiya.org.au.

www.kopibrisbane.com.au

The Indonesian Scout Movement of Brisbane


Originally initiated by the former Consulate General
of Indonesia, Gary Rachman Makmun Jusuf, the
Indonesian Scout movement in Brisbane was
established as an extracurricular activity for the
Indonesian youth of Brisbane while offering a way
to cultivate a sense of passion and pride towards
their homeland. The Indonesian Scout Movement
of Brisbane is a branch of the Sydney headquarters
and is open to students from primary to high school
age. In contrast to those already at university,
there is a definite need for a structured activities to
help school-aged children to create and interact
together. Involvement in this movement is not
restricted by differences in religion, beliefs, ethnic or
socioeconomic background. As such, Scouts of all
backgrounds throughout Indonesia come together
as one in Brisbane.

The Youth Act as officers of the flag ceremony at a


ceremony
commemorating the independence day of the REPUBLIC of
INDONESIA which is also held in Sherwood State School, by 2015.

For the coordination of the implementation of this


Scout activities, the Consulate General involved
former General Manager of Garuda Indonesia
Aryo Wijoseno as a Scout mentor. Unfortunately,
due to the closure of the Brisbane office of Garuda
Indonesia, their scout mentor reluctantly had to
leave Brisbane resign from his position as mentor in
mid-2015; however, he still maintains his involvement,
providing ongoing support for the movement from
his base in Perth. Local Brisbane resident, Indrawan
takes up the role of daily Coordinator of the Brisbane
scouting movement.
The Official Flag Raising Ceremony that
commemorates Indonesias Independence Day
is one of the major activities for Indonesian Scout
members. As part of the annual Independence
Day ceremony conducted as part of the regular
agenda of the Indonesian Student Association
(PPIA), teenage Scout members have participated
in this ceremony for the last 2 years (2014 and 2015).
Scouts are trained under the guidance and tutelage
of members of PPIA Queensland.

The youth members of Scouts photographed along with Garuda


Indonesia GM Aryo Wijoseno on the anniversary of the Independence
of the Republic of Indonesia held at Sherwood State School, 2014.

In addition to the annual activities, members


conduct regular meetings and have get-togethers
to cultivate friendships and strengthen bonds within
the Indonesian community. The scouting movement
is strongly connected with PPIA Queensland and is in
fact officially placed in the organisational structure
of PPIA Youth. Meanwhile, scouting for coaching
remains under the guidance and coaching of the
Sydney headquarters.
As a developing organisation, the movement aims
to become a base for creativity and interaction
among the Indonesian
teenagers
of
Brisbane
while also building a sense
of love and pride for the
homeland of Indonesia.
(Wangsit S.)

38

Indonesian youth members of Scouts with Bapak Gary Rachman


Makmun Jusuf and PPIA Queensland

www.kopibrisbane.com.au

Gerakan Pramuka Brisbane, Gudep 001/002


Gerakan Pramuka Brisbane merupakan cabang
dari gerakan Pramuka yang sudah berdiri di Sydney.
Gerakan ini diprakarsai oleh Bapak Gary Rachman
Makmun Jusuf yang ketika itu menjabat sebagai
Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Sydney
(saat ini beliau menjabat sebagai Duta Besar dan
Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik
Kepulauan Fiji). Beliau memandang bahwa perlu
diadakan suatu kegiatan yang dapat menjadi
wadah remaja Indonesia beraktivitas di Brisbane
sekaligus untuk memupuk rasa kecintaan dan
kebanggaan kepada tanah air Indonesia.
Kegiatan ini menyasar para remaja yang duduk
di bangku sekolah (Primary School hingga High
School). Berbeda dengan kakak-kakak mereka
yang sudah duduk di bangku kuliah, para remaja ini
memang belum mempunyai wadah untuk berkreasi
dan berinteraksi. Keterlibatan remaja di dalam
gerakan ini bersifat universal dan tidak dibatasi oleh
perbedaan agama, kepercayaan, suku dan latar
belakang pendidikan. Dengan demikian, gerakan
ini diharapkan dapat menjangkau sebanyak
mungkin remaja Indonesia yang berada di Brisbane
agar bergabung dan terlibat secara aktif.
Untuk wilayah Brisbane kegiatan pramuka ini sempat
dibina oleh Bapak Aryo Wijoseno. Ketika itu Pak
Aryo menjabat sebagai General Manager Garuda
Indonesia Queensland. Sayangnya, seiring dengan
ditutupnya kantor Garuda Indonesia di Brisbane
awal tahun ini. Pak Aryo dengan berat hati harus
meninggalkan Brisbane dan melepas posisinya
sebagai pembina terhitung sejak pertengahan
tahun 2015. Walaupun demikian, beliau secara tidak
langsung tetap memberikan dukungan kepada
gerakan ini. Beliau di dampingi Bapak Indrawan
sebagai koordinator harian gerakan pramuka di
Brisbane.

Salah satu kegiatan yang melibatkan para


remaja anggota pramuka adalah pelaksanaan
Upacara Bendera dalam rangka memperingati
Hari Kemerdekaan Indonesia yang diadakan di
Brisbane. Dalam upacara yang dilakukan setiap
tahun dan merupakan bagian dari agenda rutin
Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA)
cabang Queensland ini, para remaja anggota
pramuka telah berpartisipasi sebagai petugas
upacara selama 2 tahun terakhir (2014 dan 2015).

Para remaja ini berlatih di bawah bimbingan dan


pembinaan dari mahasiswa yang tergabung di
dalam PPIA Queensland.
Selain kegiatan rutin setahun sekali tersebut, para
anggota sesekali juga melakukan pertemuan dan
silaturahmi untuk meningkatkan keakraban. Saat
ini, gerakan pramuka secara organisasi mendapat
pembinaan dan bimbingan dari PPIA Queensland
melalui divisi PPIA Youth. Sementara itu, untuk
pembinaan kepramukaan tetap berada di bawah
bimbingan dan pembinaan dari gerakan Pramuka
di Sydney sehingga menjadi bagian dari Gugus
Depan 001/002.
Sebagai sebuah organisasi yang masih berusia
muda dan belum mempunyai struktur dan program
yang kuat, gerakan ini tetap berusaha eksis sebagai
wadah berkreasi dan berinteraksi para remaja
Indonesia di Brisbane sekaligus menumbuhkan rasa
cinta dan bangga kepada tanah air Indonesia.
(Wangsit.S)
Para remaja bertindak sebagai petugas upacara
pada upacara bendera memperingati Hari
Kemerdekaan Republik Iindonesia ke-69 yang
diadakan di Sherwood State School, tahun 2015.

39

www.kopibrisbane.com.au

Heritage Educational tour to Yogyakarta, Indonesia for


family, Indonesian study students and coorporate team
building
Heritage education is an approach to teaching
and learning about history and culture, which
uses information available from the tangible and
intangible sources as primary instructional materials.
YOGYAKARTA (Yogya/Jogja) is the city in Java,
the smallest province of Indonesia. It is the only
province in Indonesia that is still formally governed
by a precolonial Sultanate, the Sultanate of
Ngayogyakarta Hadiningrat. Yogyakarta is well
known as one of the mains tourist destinations in
Indonesia, is referred to as an Arts and Culture City.
Borobudur temple is the biggest buddhist temple
bulit at 9th century compound by 3 levels simbolize
of humen spiritual life in buddhist philosophy,

Learn how to plant padi directly at padi field.


Stay and live at local house, at the village.
Experience the diversity

Yogyakarta the the right place for studying


Indonesian language
Great cross-cultural understanding to foreigners
seeking to work, travel and study in Indonesia.
This tour is purposely for primary and secondary
Indonesian language students who will improve
language skills, gain a better understanding of and
more respect for other cultures, gain confidence
and improve team bonding.
The outcome
experiences.

is

life-changing

Start from $2300 (depending on the booking season)


for 4 night 3 days Package trip Bne-Jog (Including airfair and B&B)
email : Asokaaustralia@gmail.com

and

enriching

www.kopibrisbane.com.au

Visit Brisbane and Stay in the city center


for family and students short term stay
- Airport Pick Up Service Available
Fully Furnished Room - Direct bus to UQ and
City. Walk to Indooroopilly Mall
This
Indooroopilly
budget/
student
accommodation House is ideally located
within 10mins walk to one of the largest
shopping mall in Brisbane, Indooroopilly
shopping. It suits employed person or student
who loves convenience to UQ, Brisbane CBD
and Indooroopilly shopping centre.
The house comes fully furnished with a huge
recreational TV area, a large backyard and a
well equipped kitchen and common laundry
area.
The room is fully furnished and it comes with
bed, mattress, bar fridge, study desk, study
lamp, study chair & wardrobe. The weekly rent
includes all utilities (water, gas & electricity)
and 20GB per month of internet connection.
There is a weekly housekeeping for all common
areas like the kitchen, toilets and hallways.
Come live in this friendly and social environment!
There are rooms without ensuite starting at
$140/wk and $195/wk with ensuite.
Pay no more and move into a secure and
friendly students shared house!
* May consider short-term or holiday rental
Spacious room with huge built-in cupboard to
yourself
* Room is fully furnished. However, it can be
partly furnished or unfurnished to suit
* More than one room may become available
* Ceiling fan
* Fast internet included, also water and normal
use electricity
* Very quiet household residence
* Approx. 1kms to Indooroopilly shopping centre
and 10 min to University of Queensland (UQ)
* Easy access to major motorways

Contact : asokaaustralia@gmail.com

41

www.kopibrisbane.com.au

Calendar of Upcoming Events


Whats on next Waroeng Calendar
27 Nov. 31 Dec.

Christmas in the City and South Bank

Starts on 27 Nov. 6.30pm with Lighting of the Xmas trees, the Lord Majors various Xmas Parties, Scouts, Xmas markets, parades and much
more.
27 Dec. 1 Jan. 16 Woodford Folk Festival 2016 (www.woodfordfolffestival.com)
Woodfordia, 87 Woodrow, Woodford, Qld 4514
The Woodford Folk Festival, an event of international standing, is held
annually over six days and six nights from Dec 27th through to January
1st. More than 2000 performers and 438 events are programmed featuring local, national and international guests.This year will be the 30th
Woodford Folk Festival and the 22nd held at Woodfordia
10 Nov. 10 Jan.
16

Les Miserables (http://www4.qpac.com.au/event/les_miserables_15.


aspx)
Set against the backdrop of 19th-century France,Les Misis an unforgettable story of heartbreak, passion, and the resilience of the human
spirit that has become one of the most popular musicals in history.
Featuring the timeless score and beloved songs such asI Dreamed a
Dream,On My Own,Bring Him Home, andOne Day More,Les Mishas
been seen by over 70 million people, won over 125 awards and is still
breaking box office records around the world.

19 Nov. 29 Nov.

TheBrisbane Asia Pacific Film Festival(BAPFF) is a must-see 16-day international event screening more than 80 films from across the region.

27 November

Christmas Tree lighting; King George Square and much more


(http://www.brisbane.qld.gov.au/whats-on/featured/christmas-2015in-brisbane)
Many popular events organised and supported by Brisbane City Council

14 November
4.55pm 10pm

Diwali Festival, Chinatown Mall

9 Nov. 15 Nov.

Bulimba Festival

The ever-popular night-time Diwali festival, or festival of lights, is back


for another year and will be celebrated in the Chinatown Mall. Come
and check out the festive lights and enjoy the energetic music and
dance performances. Local food and markets will be on offer for a
night the whole family will enjoy!
A week-long celebration of life in Bulimba. From Monday 9 Nov. Bulimba shows itself off with fine food, art displays, kids interactive activities,
historical evenings and visiting authors. The festival finishes with Lunch
on the Lawn on Sunday15 Nov. where there will be food, wine, family
fun, market stalls and live music.

15 November

Steve Irwin Day (http://www.steveirwinday.org/) Australian Zoo


International & Annual Event to celebrate the extraordinary life of the
one and only Crocodile Hunter, Steve Irwin

20 November

8th Asia Pacific Triennial of Contemporary Art from 7pm till 10pm GOMA
(Queensland Art Gallery, Gallery of Modern Art) South Brisbane

21 Nov.,
5.30 8.30pm

Talkshow Batik, fashion show and entertainment;


A night in Java by Ratu Soiree
St Lucia Uniting Church upper HALL, Corner of Hawken Drive and
Swann Road, St Lucia, Brisbane

5 Dec

Taylor Swift Concert Brisbane

Every Sunday
9.30am

Indonesian Multicultural Church at 237 Milton Road, Milton, QLD 4064


(http://www.imcbrisbane.org)

www.kopibrisbane.com.au

Distribution

Where to find KOPI BRISBANE?

Online: www. Kopibrisbane.com.au


Facebook: Kopi Brisbane
Printed copies:




Queensland Libraries
o
Brisbane city
o Indooropilly
o Toowong
o
Commonweath Bank Toowong

Restaurants:
o Shalom

o
Satay Club






Coffee Shop
o
La Dolce Vita, Milton
o
Mantra Charlotte St. Coffee Shop
o
Regatta Coffee Shop, Toowong
o
Newsroom Cafe, Toowong
o
Coffee club, city
o
Bunker Coffee, Milton

43

www.kopibrisbane.com.au

Waroeng Kopi Brisbane


Bank - Bank

ANZ Bank
Phone: 13 13 14 (+61 3 9683 9999)
www.anz.com.au
Commonwealth Bank
Phone: 13 22 21 (+61 2 9999 3283)
www.commbank.com.au

Commonwealth Bank
Phone: +61 (7) 3070 1461
www.commbank.com.au
Toowong Village Shopping
Toowong, Brisbane
NAB Bank
Phone: 13 22 65 (+61 3 8641 9083)
www.nab.com.au
Westpac Bank
Phone: 13 20 32 (+61 2 9293 9270)
www.westpac.com.au
Bookkeeping
EM Bookkeeping Toowong
Rahmawati.s@embookkeeping.com.
au
www.expressmobilebookkeeping.
com.au
Community
Diaspora RI
Indonesians Around the world
www.facebook.com/diaspora.ri.1/
Indonesian Diaspora Network
www.facebook.com/idn.queensland/
Indonesian Islamic Society of Brisbane
www.facebook.com/iisb.brisbane/
MMB-Minang Maimbau Brisbane
www.facebook.com/
groups/191120594284006/
Dentist - Health
Dental on Blackwood
Phone: +61 (7) 3355 2222
www.dentalonblackwood.com
Level 5-HSBC Building
300 Queen St, Brisbane
Queen Street Dental
Phone: +61 (7) 3221 6427
www.queenstreetdental.com.au
Doctor - Health
Brisbane City Doctors
Phone: +61 (7) 3221 3366
www.brisbanecitydoctors.com.au
Medical Centre Brisbane
Phone: +61 (7) 3211 3611
www.cbdmedical.com.au
Manor Apartment
289 Queen St, Brisbane

Waroeng Kopi Brisbane


Education - University

Australian Catholic University (ACU)


Brisbane, North Sydney, Strathfield,
Melbourne, Canberra, Ballarat,
Adelaide*
Phone: +61 3 8676 7040
www.acu.edu.au
Bond University (Bond)
Gold Coast, QLD
Phone: +61 7 5595 1024
www.bond.edu.au
CQUniversity Australia (CQU)
Adelaide, Brisbane, Bundaberg,
Gladestone, Mackay, Melbourne,
Noosa, Rockhampton, Sydney
Phone: +61 3 8676 7028
www.cqu.edu.au
Griffith University (GU)
Brisbane (Mt Gravatt, Logan, Nathan,
Sth Bank) & Gold Coast
Phone: +61 7 3735 6425
www.griffith.edu.au
James Cook University (JCU)
Cairns, Townsville, Brisbane, Singapore
Phone: +61 7 4781 5601
www.jcu.edu.au
Queensland University of Tech. (QUT)
Brisbane (Gardens Point), Kelvin
Grove
Phone: +61 3 9627 4853
www.qut.edu.au
Southern Cross University (SCU)
Gold Coast, Lismore, Coffs Harbour,
Sydney
Phone: +61 2 6620 3876
www.scu.edu.au
University of Queensland (UQ)
St Lucia, Herston, Ipswich, Gatton
Phone: +61 3 8676 7004
www.uq.edu.au
University of Southern Qld (USQ)
Toowoomba, Springfield, Fraser Coast
Phone: +61 7 4631 5543
www.usq.edu.au
University of the Sunshine Coast (USC)
Sunshine Coast, QLD
Phone: +61 7 5430 2843
www.usc.edu.au
Electrician - Home maint.
All Custom Electrical
Phone: +61 (403) 773 364
Electronic - Home Appliance
Harvey Norman
www.harveynorman.com.au
JB Hifi
Phone: 3037 6000
www.jbhifi.com.au

Waroeng Kopi Brisbane


Embassy - Consulate General

Consulate-General Melbourne
Melbourne
Phone: (03) 9525 2755
http://melbourne.kemlu.go.id
Konsuler KJRI Melbourne
72 Queens Rd
Melbourne, VIC 3004
Consulate-General Sydney
Phone: (02) 9344 9933
http://sydney.kemlu.go.id
Konsuler KJRI Sydney
236-238 Maroubra Road
Maroubra, Sydney, NSW 2035
Indonesian Embassy Canberra
Phone: (02) 6250 8600
http://canberra.kemlu.go.id
9 Darwin Avenue
Canberra, ACT 2600
English course - Short course
Browns English Language School
Phone: +61 (7) 3262 1808
https://brownsenglish.edu.au/englishcourses
EF International Language Centre
Phone: +61 (7) 3846 4544
www.ef-australia.com.au
164 Melbourne St, South Brisbane
Home maint. - Handyman
Let Us Fix It
Services (qualified carpenter)
Phone: +61 (419) 744 556
Liquid Plumbing solutions
Plumber service
Phone: 1300 657 805 +61 413 599 754
Home Stores - Home Stores
Big W
www.bigw.com.au
K Mart
www.kmart.com.au
Salvos Stores
Home Stores - Home stores (vintage &
new items)
Phone: +61 (7) 3368 6380
www.salvosstores.salvos.org.au
80 Glenrosa Rd
Red Hill, QLD 4059
Super A Mart
www.superamart.com.au
Insurance - Insurance
Allianz
www.allianz.com.au
Medibank
www.medibank.com.au

www.kopibrisbane.com.au

Waroeng Kopi Brisbane


Investment - Investment

Gilt Investments Pty Ltd


Rsutjiadi@gilts.com.au
Phone: +61 (7) 3123 7132
www.giltinvestments.com
149 Wickham Terrace
Spring Hill, Brisbane, QLD 4000
Moving - Cargo
Arana Removals
mj.yore@bigpond.com
Phone: +61 (488) 336 633
28 Blackwood St
Mitchelton, QLD 4053
Uniair
Phone: +61 (413) 445 835
www.uniaircargo.com.au
Brisbane City Mall
Level 1-245 Albert St, Brisbane
Reference
Aussie Muslims Network
info@aussiemuslims.net
www.aussiemuslims.net
halaltrip
www.halaltrip.com/downloadablehalal-travel-guides/
Indonesian Trade Promotion Centre
Trade promotion in Sydney by Min. of
Trade
trade@itpcsydney.com
www.itpcsydney.com
Level 2, 60 Pitt Street, Sydney, NSW
Living In Indonesia
A site for Expatriates in Indonesia
www.expat.or.id
Study & Education in Queensland
ietu@tiq.qld.gov.au
Phone: +61 7 3514 3148
www.studyqueensland.qld.edu.au/
Religion - Masjid-Mushalah
Algester (Islamic Society of Algester)
www.isoa.com.au/
48 Learoyd Road
Algester, Brisbane
Bald Hills (Islamic Society of Bald Hills)
www.isbh.org.au
119 Telegraph Road
Bald Hills, Brisbane
Buranda (Darul Uloom)
6 Agnes Street
Buranda, Brisbane
Capalaba
26 Veronica Street
Capalaba, Brisbane
Kuraby
ww.kurabymosque.org.au/
1408 Beenleigh Road
Kuraby, Brisbane

Waroeng Kopi Brisbane

Logan City (Marsden)


Third Avenue and Curtisii Court
Marsden, Brisbane
Lutwyche
33 Fuller Street
Lutwyche, Brisbane
Moorooka Musallah
10/204 Beaudesert Road
Moorooka, Brisbane
West End Musallah
12 Princhester Street
West End, Brisbane

Restaurant - Indonesian
Afanti Uyghur Restaurant
www.facebook.com/Afanti-Uyghurrestaurant-806411449446201/
95 Mains Road
Sunnybank, QLD
Jakarta Indonesia Restaurant
www.jakarta.com.au/
702 Brunswick Street
New Farm, Brisbane
Makanan Indonesia
www.facebook.com/
MakananWestEnd/
Shop 4, 59 Hargrave Road
West End, Brisbane
Sambal Oelek
www.facebook.com/
sambaloelekindonesianrestaurant/
Shop 3, 2933-2925 Logan Road
Springwood, Brisbane
Satay Club Noodle House
www.facebook.com/satayclub.
noodlehouse
66 Charlotte Street
Brisbane CBD
Sendok Garpu (Coopers Plains)
www.sendokgarpu.com.au
Shop 40, 284 Musgrave Road
Sendok Garpu (Indooroopilly)
www.sendokgarpu.com.au
Crn Lambert & Clarence Street
Shalom Indonesian Restaurant
Phone: (07) 3344 1242
www.shalomrestaurant.com.au
Pinelands Plaza Shopping Centre
Shop 53, Corner Beenleigh Road &
Mains Road
Sunnybank Hills, QLD
Shopping - Shopping
Brisbane Saturday & Sunday Market
www.mustdobrisbane.com/shop/
markets
Eagle Farm, Brisbane
Campus Travel
www.campustravel.com.au

Waroeng Kopi Brisbane


Shopping - Indonesian Groceries

Happy Online Groceries


Phone: +61 433 763 685
www.happyonlinegroceries.com.au/
Shop3/172 Clarence Road,
Indooroopilly
Laris Indonesia Online Groceries
www.facebook.com/
larisonlineindonesiangroceries
Southport, QLD
Shopping - Asian Groceries
Malindo Asian Groceries
Phone: +61 (423) 085 139
www.facebook.com/malindo.grocery
113 Ditton Road
Ditton, Brisbane
Online Groceries
admin@AsianGroceryStore.com.au
www.asiangrocerystore.com.au
Leighton Park Business Centre
45/51 Leighton Place
Hornsby, NSW 2077
Student Association
Australia Indonesia Youth Association
Student - AIYA
www.aiya.org.au
Indonesian Students Association of
Australia
Student - PPIA
www.ppi-australia.org
Indonesian Students Association of
Australia
Student - PPIA Queensland
www.facebook.com/ppia.qld/
Indonesian Students Association of
Australia
Student - PPIA NSW
www.facebook.com/ppiansw/
Pesta Rakyat
Student - Pesta
www.facebook.com/
pestarakyatbrisbane/
Supermarket - Supermarket
Aldi
Phone: 13 25 34
www.aldi.com.au
Coles
Phone: 1800 061 562
www.coles.com.au
Woolworths
Phone: 1300 767 969
www.woolworths.com.au
Travel - Travel

Asoka Australia Travel


asokaaustralia@gmail.com
Phone: +61 (448) 505 299
STA Travel
www.statravel.com.au

www.kopibrisbane.com.au

Indonesian Food

Padang Cuisine Satay Padang


Here are the Basic Satay Padang Ingredients:
1 kg chuck steak beef
50 grams of rice flour
1/2 liter of water
Satay Padang Seasoning:
12 shallots / red onions
6 garlic
6 red chillies
4 cm turmeric, chopped
4 cm ginger, minced
4 pieces of orange leaves
2 cm galangal, chopped
2 teaspoon salt
3 stalks lemongrass, crushed
1 tablespoon coriander powder
1 turmeric leaves
1 pcs asam kandis (dried fruit from Indonesia, can
substitute with tamarind)
cooking oil to taste

Padang cuisine is the food of the Minangkabau people


of West Sumatra, Indonesia. It is among the most popular
foods in the Southeast Asia. It is known across Indonesia
as Masakan Padang (Padang food) Throughout
Indonesia, Padang restaurants are mostly owned by
migrating Minangkabau people who have settled in
different parts of the archipelago. Padang food is also
well-known is Malaysia and Singapore.
The most interesting aspect of Masakan Padang is that
the food is served in great abundance. The waiter will
arrive at your table carrying so many plates in their hand,
you may wonder how she manages to balance them!
It is always interesting to see the reaction on peoples
faces when they try Padang food for the first time. With
such a vast array of different dishes covering the table,
most newcomers may think they have to finish all the
food and begin to panic slightly. In fact, the will relax to
find that they only pay for what they eat and they can
freely choose want.
Padang food is famous for its rich taste thanks to succulent
coconut milk (santan) and spicy chili (cabe). Among the
cooking traditions of Indonesia, most Sumatran cuisine,
including Padang cuisine demonstrate Indian and
Middle Eastern influences, with dishes cooked in curry
sauce with the pervasive coconut milk and heavy use of
spices mixture.
Satay Padang is one of most famous of all Padangnese
dishes. It is made from beef cuts and broth, turmeric,
ginger, garlic, coriander, galangal root, cumin, curry
powder and salt.

How to make Satay Padang:


Saut all the spices (seasoning) in a pan or wok until
fragrant.
Place large chunks of meat, leave it cook with the
seasoning. Cook using low/medium heat until the water is
released from the meat and the meat becomes tender.
After removing the tender meat, cut into medium or
small pieces according to taste and thread onto skewers.
Rub the meat with oil and seasoning mixture, then grill it
(grilled meat should not get too dry), then set aside in a
serving dish.
Satay Padang Sauce
A mixture of rice flour and water are added into the rest
of the seasoning.
Cook over stove and simmer, then add a little salt.
Top skewers that have been set aside earlier with the
freshly prepared sauce
After that, top with fried onions.
Satay Padang is ready to be served. Selamat Makan!
Bon appetit!

www.kopibrisbane.com.au

Visit Brisbane and Stay in the city center


for family and students short term stay
- Airport Pick Up Service Available
Fully Furnished Room in Brisbane City - Rent
Includes Bills & Internet
WANT YOUR OWN ROOM IN THE CITY?
Available NOW
Renovated house in Petrie Terrace
2 mins walk to the famous Caxton St and
the Barrack Shopping Centre (with Coles
Supermarket, Palace Cinema, cafes and
restaurants).
Mins walk to public transport 7 mins to Roma
Station or Milton Station, 3 mins to bus stops.
Walking distance to Brisbane CBD and QUT
(Kelvin Grove and Gardens Point)
The room is fully furnished with a good quality
bed, desk package, wardrobe and ceiling
fan. The rent includes electricity and internet.
All these for only $180/wk.
Suitable for professional or uni student.
Clean, tidy and non-smoking tenants only.

Contact : asokaaustralia@gmail.com

47

Anda mungkin juga menyukai