230110140088
Ruli Aisyah
230110140
Intan Nadifah
230110140
230110140
Alif Rizki
230110140
Rifqi Abdurahman
230110140114
Dewanto Bismantoro
230110140115
Perikanan B
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JATINANGOR
2015
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai salah satu alat untuk
menangkap ikan yaitu jenis Pole and Line. Tidak lupa shalawat serta salam selalu
Penyus
un,
Kelom
pok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Tujuan.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Kontruksi Pole and Line.............................................................................3
2.2. Gambar Pole and Line................................................................................6
2.3. Bahan yang Digunakan Pole and Line.......................................................8
2.4. Jumlah tenaga kerja pada kapal Pole and line ...........................................9
2.5. Ukuran Kapal yang digunakan Pole and Line..........................................10
2.6. Alat Bantu Kapal Pole and Line...............................................................13
2.7. Jenis Umpan Pole and Line......................................................................14
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan..............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
lepas.
Tetapi
sesungguhnya
cukup
kompleks
karena
dalam
umpan hidup dan desain kapal harus sesuai untuk penyimpanan umpan supaya
umpan hidup tersebut dapat bertahan sampai waktu penggunaannya.
Secara umum alat penangkap ikan huhate (pole and line) terdiri dari joran
dari bahan bambo, atau lainnya sebagai tangkai pancing , tali pancing dari bahan
polyethilene, dan mata pancing ( hook) yang tidak berkait balik.
1.2 Tujuan
Mengetahui kontruksi Pole and Line (Huhate)
Mengetahui bagaimana gambar Pole and Line (Huhate)
Mengetahui apa bahan yang digunakan Pole and Line (Huhate)
Mengetahui jumlah nelayan Pole and Line (Huhate)
Mengetahui ukuran kapal yang digunakan Pole and Line (Huhate)
Mengetahui alat bantu penangkapan Pole and Line (Huhate)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kontruksi Pole and Line (Huhate)
Monintja (1968) mengatakan bahwa pada prinsipnya alat tangkap pole and
line terdiri dari tiga bagian yakni : tangkai pancing (pole), tali pancing (line) dan
mata pancing (hookless).Sebagai penangkap ikan alat ini sangat sederhana
desainnya, hanya terdiri dari joran, tali, dan mata pancing.Tetapi sesungguhnya
cukup kompleks karena dalam pengoperasiannya memerlukan umpan hidup untuk
merangsang kebiasaan menyambar mangsa pada ikan (Nedeelec, 1976).
Pole atau tangkai pancing dibuat dari bambu yang ruas-ruasnya banyak
sehingga banyak buku-buku yang memperkuatnya atau dibuat dari fiberglass.Line
atau tali pancing yang dibuat dari nylon multifilament biasanya panjangnya 2/3
dari pada panjang tangkai pancing.Hookless atau mata pancing terdiri dari timah
pemberat, pembungkus, bulu ayam, dan mata pancing yang tidak berkait balik
(Monintja, 1968).
Pole and line yaitu pancing yang digunakan untuk menangkap jenis ikan
cankalang, tuna, tongkol, pancing ini terdiri dari joran, tali pancing dan
umpan.Dioperasikan secara bersama diatas kapal.pole and line biasa disebut
dengan huhate. Sebagai penangkap ikan alat ini sangat sederhana desainnya,
hanya terdiri dari joran, tali, dan mata pancing.Tetapi sesungguhnya cukup
kompleks karena dalam pengoperasiannya memerlukan umpan hidup untuk
merangsang kebiasaan menyambar mangsa pada ikan (Nedeelec, 1976).
Gambar 1. Sketsa
Konstruksi Pole
and
Line (Sumber:
Google)
Pelemparan umpan dilakukan oleh boi-boi setelah diperkirakan ikan telah berada
dalam jarak jangkauan pelemparan, kemudian ikan dituntun kearah haluan
kapal.Pelemparan umpan ini diusahakan secepat mungkin sehingga gerakan ikan
dapat mengikuti gerakan umpan menuju haluan kapal.Pada saat pelemparan
umpan tersebut, mesin penyomprot sudah difungsikan agar ikan tetap berada
didekat kapal.Pada saat gerombolan ikan berada dekat haluan kapal, maka mesin
kapal dimatikan.Sementara jumlah umpan yang dilemparkan kelaut dikurangi,
mengingat terbatasnya umpan hidup.Selanjutnya, pemancingan dilakukan dan
diupayakan secepat mungkin mengingat kadang-kadang gerombolan ikan tibatiba menghilang terutama jika ada ikan yang berdarah atau ada ikan yang lepas
dari mata pancing dan jumlah umpan yang sangat terbatas.Pemancingan biasanya
berlangsung 15 30 menit.
-
Waktu pemancingan tidak perlu dilakukan pelepasan ikan dari mata pancing
disebabkan pada saat joran disentakkan ikan akan jatuh keatas kapal dan
terlepas sendiri dari mata pancing yang tidak berkait. Berdasarkan
pengalaman
atau
keahlian
memancing
nelayan,
pemancing
kadang
Gambar 7. Posisi Kapal yang salah dan Benar pada Saat Mendekati Geromobolan
Ikan
Gambar 10. Kondisi Fishing Ground di Lokasi Penelitian dan rumpon sebagai alat
bantu penangkapan
Gambar 11. Jenis dan Bentuk Kail dan Tali yang digunakan pada Pole and
line
1) Joran (galah). Bagian ini terbuat dari bambu yang cukup tua dan
mempunyai tingkat elastisitas yang baik. Yang umum digunakan adalah
bambu yang berwarna kuning. Panjang joran berkisar 2 - 2,5 m dengan
diameter pada bagian pangkal 3 4 cm dan bagian unjuk sekitar 1 1,5 cm.
Jabatan
Jumlah
Tugas
.
1
Kapten
(orang)
1
Muallim
3
4
Juru mudi
Kepala
keuangan kapal
Mengemudikan kapal
Bertanggung jawab terhadap kamar mesin,
1
1
kamar
5
6
mesin
Oilman
Boi-boi
1
1-2
pada
saat
Juru masak
1-2
Papalo
1-2
8-10
3-5
Memancing
Memancing, tidak bertanggung jawa terhadap
dan
9
10
manoma
Pemancing
Kuli jalan
kapal
waktu
operasi
penangkapan
ikan,
dimana
fungsinya
untuk
memecahkan permukaan air dan mengaburkan penglihatan ikan sehingga ikanikan yang dipancing akan terkonsentrasi pada umpan (Tampubolon, 1980).
Biaya pengelolaan kapal tergolong besar dan sifatnya rutin, oleh karena itu
perlu dilakukan pertimbangan teknis yang bertujuan terhadap efisiensi ekonomis
sehingga dapat menjamin daya tahan serta memperpanjang penggunaan kapal dan
dapat menekan biaya operasional.Harga kapal ikan relatif lebih mahal dari kapal
dagang dan umumnya diartikan sebagai jumlah tahun selama kapal di
pelabuhan.Perhitungan umur kapal ini dimulai saat peluncuran sampai dengan
waktu kapal ikan tidak mampu dipakai atau dipelihara.Umur atau ketahanan kapal
dapat ditinjau dari beberapa faktor yaitu kekuatan fisik, faktor ekonomis dan
peraturan pemerintah (Monintja dkk, 1986).
Kapal ukuran kecil yakni 7 15 GT, jarak operasinya kurang dari 30 mil
dan tanpa pengawetan.
Kapal ukuran besar yakni 100 GT ke atas, lama operasinya bias sampai 40
hari atau lebih.
Kapal ikan adalah salah satu jenis dari kapal laut, karena itu syarat-syarat
yang diperlukan oleh suatu kapal laut juga diperlukan kapal ikan.Namun berbeda
dengan jenis kapal umum lainnya seperti kapal penumpang atau kapal barang,
kapal ikan mempunyai fungsi operasional yang lebih rumit dan berat. Kapal ikan
dipakai untuk menangkap, menyimpan dan mengangkut ikan serta kegiatan lain
yang berhubungan dengan tujuan usaha perikanan. Mengingat fungsi operasional
kapal ikan ini, diperlukan suatu persyaratan khusus yang merupakan
keistimewaan dan karakteristik kapal ikan. Keistimewaan pokok yang dimiliki
kapal ikan, antara lain ialah tentang kecepatan kapal, kemampuan olah gerak,
kelaik lautan, luas lingkup area pelayaran, tenaga penggerak, peralatan kapal dan
lain lain. Dengan demikian desain konstruksi kapal ikan memerlukan
pertimbangan khusus agar kapal yang dibangun dapat mengakomodasi keinginan
operasional usaha penangkapan ikan (Ayodhyoa, 1972).
Ayodhyoa (1972) mengemukakan bahwa kapal ikan mempunyai jenis dan
bentuk yang beraneka ragam, dikarenakan tujuan usaha keadaan perairan dan lain
sebagainya, yang dengan demikian bentuk usaha itu akan menentukan bentuk dari
kapal ikan. Ukuran utama kapal terdiri dari panjang kapal (L), lebar kapal (B),
tinggi kapal (D), dan draft (d). Besar kecilnya ukuran utama kapal berpengaruh
pada kemampuan (ability) suatu kapal dalam melakukan pelayaran atau operasi
penangkapan, dimana :
adalah kapal ikan yang tujuan usahanya menangkap ikan cakalang (Katsuwonus
Pelamis), tapi dalam pengoperasiannya tidak menutup kemungkinan ikan lain ikut
tertangkap.
Bentuk kapal pole and line memiliki bebrapa kekhususan antara lain ;
Bagian atas dek kapal bagian depan terdapat plataran (flat form) yang
digunakan sebagai tempat memancing.
Dalam kapal harus tersedia bak-bak untuk penyimpanan ikan umpan yang
masih hidup
Pada kapal pole and line ini harus dilengkapi dengan sistem semprotan air
(water splinkers system) yang dihubungkan dengan satu pompa.
Pole and line terdiri dari gandar yang bisanya terbuat dari bambu (
bamboes pole ), tali pancing dan mata pancing. Bentuk kapal pole and
line memiliki beberapa kekhususan antara lain :
1. Bagian atas dek kapal bagian depan terdapat plataran ( flat form
) yang digunakan sebagai tempat memancing.
2. Dalam kapal harus tersedia bak-bak untuk penyimpanan ikan
umpan yang masih hidup.
3. Pada kapal pole and line ini harus dilengkapi sistem semprotan air (water
splinkers system) yang dihubungkan dengan suatu pompa.
BAB III
KESIMPULAN
Monintja (1968) mengatakan bahwa pada prinsipnya alat tangkap pole and
line terdiri dari tiga bagian yakni : tangkai pancing (pole), tali pancing (line) dan
mata pancing (hookless). Secara umum alat tangkap pole and line terdiri dari joran
(bambu atau lainnya) untuk tangkai pancing, polyethylene untuk tali pancing dan
mata pancing yang tidak berkait terbalik (Dinas Perikanan Jawa Barat,
2008).Untuk kapal pole and line yang beroperasi menggunakan tenaga kerja 13
20 orang. Yang terdiri dari 1 kapten, 1 orang muallim, 3 orang masinis, 1 orang
boi-boi, 1 orang juru masak dan selebihnya pemancing.
Kapal pole and line adalah kapal yang penggunaannya untuk menangkap
ikan cakalang dengan pancing.Ukuran kapal diantara 5 300 GT yang dianggap
potensial. Kapal ini dilengkapi dengan bak umpan hidup yang dapat menyimpan
dan membawa umpan dengan baik, dan penyemprot air pada flying deck yang
diperlukan
waktu
operasi
penangkapan
ikan,
dimana
fungsinya
untuk
memecahkan permukaan air dan mengaburkan penglihatan ikan sehingga ikanikan yang dipancing akan terkonsentrasi pada umpan (Tampubolon, 1980). Kapal
pole and line memilki alat bantu penangkapan dalam operasi penangkapan ikan
cakalang, yaitu Pila-Pila, Pipa Penyemprot Air, Bak umpan, Jaring tangguk / seser
dan Rumpon.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Amar. 2011. Analisis Aspek Teknis Unit Penangkapan Pole And Line
Di Perairan Teluk Bone Kabupaten Luwu. Skripsi Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan. Universitas Hassanudin. Makassar
Adna. 1977. Buletin Penelitin Perikanan, Juli 1981 No. 3 Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Balai Ketrampilan penangkapan Ikan. 1981. Buku Pegangan Peserta Latihan di
Balai Ketrampilan Penangkapan Ikan, Direktoran Jenderal Perikanan,
Ambon.
Balai Penelitian Perikanan Laut. 1983. Laporan Penetian Perikanan Laut. Jakarta
Badan Riset Perikanan Tangkap. 2006. Buletin Teknik Litkayasa Sumber Daya
dan Penangkapan.Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Direktorat Jendral Perikanan. 1994. Paket Teknologi Kapal Pole and
Line.Departemen Pertanian. Jakarta.
http://www.djpt.kkp.go.id/index.php/arsip/file/89/penangkapan-ikan-denganpoleline.pdf/
(Diakses pada tanggal 02 Oktober 2015)
http://www.eafm-indonesia.net/public/files/penelitian/3455a-Status-PerikananHUHATE-(Pole- and-Line)-di-Bitung-Sulawesi-Utara.pdf (Diakses pada
tanggal 02 Oktober 2015)
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JITPT/article/download/1301/1055 (Diakses
pada tanggal 05 Oktober 2015)
Sudirman, dkk. 2000. Teknik Penangkapan Ikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Tampubolon, S.M. 1980. Persiapan dan Pengoperasian Pole and Line . Ikatan
Alumni Fakultas Pertanian Bogor.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Amar. 2011. Analisis Aspek Teknis Unit Penangkapan Pole And Line
Di Perairan Teluk Bone Kabupaten Luwu. Skripsi Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan. Universitas Hassanudin. Makassar
Adna. 1977. Buletin Penelitin Perikanan, Juli 1981 No. 3 Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Balai Ketrampilan penangkapan Ikan. 1981. Buku Pegangan Peserta Latihan di
Balai Ketrampilan Penangkapan Ikan, Direktoran Jenderal Perikanan,
Ambon.
Balai Penelitian Perikanan Laut. 1983. Laporan Penetian Perikanan Laut. Jakarta
Badan Riset Perikanan Tangkap. 2006. Buletin Teknik Litkayasa Sumber Daya
dan Penangkapan.Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Direktorat Jendral Perikanan. 1994. Paket Teknologi Kapal Pole and
Line.Departemen Pertanian. Jakarta.
http://www.djpt.kkp.go.id/index.php/arsip/file/89/penangkapan-ikan-denganpoleline.pdf/
(Diakses pada tanggal 02 Oktober 2015)
http://www.eafm-indonesia.net/public/files/penelitian/3455a-Status-PerikananHUHATE-(Pole- and-Line)-di-Bitung-Sulawesi-Utara.pdf (Diakses pada
tanggal 02 Oktober 2015)
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JITPT/article/download/1301/1055 (Diakses
pada tanggal 05 Oktober 2015)
Sudirman, dkk. 2000. Teknik Penangkapan Ikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Tampubolon, S.M. 1980. Persiapan dan Pengoperasian Pole and Line . Ikatan
Alumni Fakultas Pertanian Bogor.
Waluyo Subani, 1982. Ikan Umpan Hidup Sebagai Penunjang Perikanan
Cakalang.LIPI.No. 30. Jakarta.