NANDA EVALIA
212008055
212009021
212009064
EKO RIZQI
212011136
ROBERTUS HERMAWAN
212011621
BAB 1
PENDAHULUAN
Pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta nilai kualitas jasa sangat ditentukan
oleh tingkat kepentingan maupun kepuasan pelanggan sebagai pemakainya. Pelayanan
yang kurang memuaskan akan menyebabkan berkurangnya konsumen atau bahkan hilang
karena konsumen berpindah ke jasa layanan lain. Hal ini merupakan tantangan besar bagi
perusahaan dalam membangun citra perusahaan yang tidak hanya mampu membuat dan
membangun tapi juga dapat memberikan pelayanan yang memuaskan.
Rumah makan itu sendiri memiliki tantangan untuk tetap mempertahankan
usahanya antara lain bagaimana menjaga kualitas pelayanan agar dapat bersaing dengan
produk serupa dan juga produk pengganti lainnya yang saat ini semakin banyak
bermunculan.Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam menjaga kualitas
pelayanan yaitu dengan memberikan pelayanan yang memuaskan,sesuai dengan atau
melebihi harapan pelanggan. Sehingga dirasakan sangat penting untuk mengetahui
pelayanan yang diharapkan oleh pelanggan.
Dari penjelasan diatas maka penulis tertarik melalukan penelitian mengenai
Analisis Jaringan Bisnis Rumah Makan Padang
Tujuan Penulisan
1.Agar dapat mengetahui cara untuk memulai atau membuka usaha rumah makan.
2.Agar dapat mengetahui cara-cara untuk meraih kesuksesan dalam berbisnis rumah
makan.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.
makanan dan minuman untuk umum. Pengusahaan restoran meliputi jasa pelayanan
makan dan minum kepada tamu restoran sebagai usaha pokok dan jasa hiburan didalam
bangunan restoran sebagai usaha penunjang yang tidak terpisahkan dari usaha pokok
sesuai dengan ketentuan dan persyaratan teknis yang ditetapkan.
Dengan usaha yang dilakukan secara serentak ke berbagai daerah,pengusaha
pewaralaba (pemilik brand) dapat menembus pasar dan menyerap serta melipatgandakan
pasar secara cepat, dengan mengalihkan risiko bisnis kepada pihak terwaralaba. Selain
itu, dengan memberi kesempatan pada pihak terwaralaba yang telah mengenal baik
lingkungan bisnisnya, ide-ide inovatif yang sesuai dengan pasar lokal akan muncul. Dan
yang pasti, bisnis waralaba akan menjadi sumber pendapatan rutin bagi pemilik brand
yang didapat dari fee dan royalti.
Sedangkan keuntungan yang didapat oleh adalah hematnya biaya persiapan dan
awal usaha karena konsep bisnis yang mapan telah dirumuskan oleh pihak itu sendiri.
Biaya promosi yang harus dikeluarkan juga sangat minim karena konsumen telah
mengenal brand tersebut sehingga tidak perlu bersusah-payah menaikkan citra produk
atau jasa yang ditawarkan. Bayangkan dan bandingkan berapa biaya promosi dan
marketing yang perlu Anda keluarkan jika harus mempromosikan brand baru dari nol.
BAB III
METOLOGI PENELITIAN
BAB 4
PEMBAHASAN
Menurut hasil wawancara, jaringan bisnis rumah makan padang yang dimiliki
oleh etnis padang memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh jaringan bisnis rumah
makan lainnya. Pada jaringan bisnis ini terdapat komponen perkumpulan etnis yang menjadi
penghubung sebagian besar komponen jaringan kepada pemilik usaha. Terdapat tujuh
komponen utama pembentuk jaringan bisnis rumah makan padang yang dimiliki oleh etnis
padang yaitu komponen suplier bahan makanan, perkumpulan etnis, pihak penyedia
minuman, pihak penyedia makanan kecil, pemilik atau penyewa tempat unit usaha pemilik itu
sendiri dan konsumen. Suplier bahan makanan dan pihak penyedia makanan kecil dibagi
menjadi komponen utama dan alternatif.
Gambar 1.1
Suplier bahan
makanan alternatif
Perkumpulan etnis
Suplier bahan
makanan utama
Suplier makanan
kecil utama
Suplier makanan
kecil alternatif
Suplier minuman
Penyewa/pemilik
lahan usaha
Konsumen
2.
3.
bisnis mereka dapat terganggu secara signifikan. Tanpa adanya peran serta komponen
perkumpulan etnis, maka tidak ada suplier utama dan keuntungan lainnya seperti
limpahan order dan penetapan batas atas harga masakan yang dirasakan oleh pemilik
usaha.
Dari hasil wawancara, ditemukan perbedaan antara jaringan bisnis rumah makan
padang yang dimiliki oleh etnis padang dengan non-padang. Perbedaan tersebut dapat
dilihat dari gambar jaringan bisnis rumah makan padang yang dimiliki oleh etnis nonpadang sebagai berikut.
Gambar 1.2
Suplier bahan
makanan
Suplier makanan
kecil
Suplier minuman
Penyewa/pemilik
lahan usaha
konsumen
Pemilik rumah makan padang non-padang tidak dapat masuk kedalam persatuan
etnis padang, akibatnya mereka tidak memiliki komponen suplier utama serta kehilangan
segala kuntungan yang dapat diperoleh darinya, termasuk ketika pengusaha tergolong
baru dalam bisnis rumah makan padang. Tanpa adanya dukungan perkumpulan etnis,
semua proses dimulai dari nol. Bentuk jaringan ini mirip dengan bentuk jaringan yang
dimiliki oleh rumah makan-rumah makan nonetnisitas lainnya. Semua komponen yang
ada terhubung secara langsung kepada bisnis itu sendiri sebelum sampai ke konsumen
dalam bentuk produk.
Dengan demikian dari segi gambaran jaringan bisnis rumah makan padang
yang dimiliki oleh etnis padang memiliki kompleksitas lebih tinggi dibandingkan
dengan gambaran jaringan bisnis rumah makan padang yang dimiliki oleh etnis nonpadang, namun kerumitan jaringan tersebut diikuti dengan berbagai keuntungan
sehingga bisnis mereka dapat memenangkan persaingan pasar.
Dilihat dari sisis rekruitmen dan seleksi, pada rumah makan padang nonpadang proses pemilihan karyawan tergolong sama dengan rumah makan non etnis
lainnya. Siapa saja dapat masuk dan bekarja ditempat tersebut asalkan mereka
memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan. Namun, menurut nara sumber
dikarenakan ukuran rumah makan padang non-padang yang biasanya kecil (kaki lima)
membuat mereka tidak membutuhkan karyawan luar selain dari keluarga sendiri yang
membantu usaha.
1.
diperoleh dari perkumpulan etnis padang tadi memberikan harga yang lebih
murah dan bersedia mengantar bahan makanan ketempat usaha masing-masing.
2.
yang
besarannya
telah
ditetapkan.
Selain
itu,
biaya
seperti
3.
4.
pemasokan bahan makanan secara khusus oleh salah satu suplier alternatifnya,
namun ia menolah karena lebih memilih untuk memberikan sebagian besar
orderannya pada suplier utama yang notabene beretnis sama.
Namun, untuk komponen yang tidak berhubungan melalui komponen
perkumpulan etnis seperti pihak penyedia minuman dan pemilik lahan sewa tidak
terdapat kompetisi antar jaringan, hal ini disebabkan karena ketidak tersediaan
pengusaha beretnis padang yang bergerak dibidang ini.
BAB 5
KESIMPULAN
Etnisitas memiliki peranan kuat dalam menjalankan sebuah usaha, bisnis yang
jaringannya
memiliki
komponen
etnisitas
didalamnya
memiliki
keuntungak
extra
dibandingankan dengan jaringan yang tidak memilki komponen etnisitas pada suatu jenis bisnis
yang sama. Hal ini dibuktikan dari gambaran dan manfaat yang didapat dari jarinagan bisnis
rumah makan padang yang dimiliki oleh etnis padang dibandingkan dengan bisnis rumah makan
padang yang dimiliki oleh etnis non-padang. Memang secara kasat mata bisnis rumah makan
padang yang dimiliki oleh etnis padang memilki kekomplesitasan yang lebih tinggi namun
keuntungan yang didapat juga lebih sejalan. Tak heran jika banyak bermunculan organisasiorganisasi berbasis etnis di Indonesia.
Sering kali peredaman persaingan bisnis antar pemilik padang dilakukan melalui
organisasi ini, seperti kebijakan penetapan harga dan penyaluran tenaga kerja yang dilakukan
oleh perkumpulan mesjid padang Al-taqwa. Selain dari faktor bisnis, keikutsertaan mereka dalam
perkumpulan etnis mampu meningkatkan rasa persaudaraan antar sesama perantau dari satu
daerah. Kegiatan seperti pengajian, arisan dan tukar informasi rutin dilakukan guna
mempertahankan kondisi keadaan jaringan yang sudah terbentuk sejak lama.
Dampak negatif dari adanya perkumpulan ini dirasakan oleh pelaku usaha terkait,
contohnya seorang suplier bahan makanan yang tidak beretnis padang akan dinomor duakan oleh
bisnis rumah makan padang yang dimiliki oleh etnis padang ketika ia telah menemukan suplier
bahan makanan dengan etnis yang sama. Hal seperti inilah yang kemudian berkembang menjadi
kompetisi dalam jaringan, namun kompetisi seperti ini tidak memberi dampak negatif bagi
pemilik usaha karena posisi tawar suplier non-padang yang lemah.
Keunikan seperti inilah yang seharusnya menjadi pertimbangan oleh seorang yang
beretnis non-padang ketika ia berkeinginan untuk membangun bisnis rumah makan padang,
karena permasalahan persaingan bisnis bukan saja terkait rasa dan kualitas namun juga
bagaimana ia mampu menghadapi gempuran dari kelompok kelompok etnis tersebut.