ABDOMEN
Pendahuluan
Bayi baru lahir dengan defek pada dinding abdomen sudah pernah
dilaporkan pertama kali oleh Aulus Cornelius Celsus, seorang dokter dari Roma,
kemudian dilaporkan pula oleh Paulus Aegineta pada abad ke lima. Omphalocele
diterangkan oleh Ambrose Pare pada abad 16, Lycosthenes adalah orang yang
pertama menjelaskan tentang gastroschisis pada waktu yang bersamaan. Taruffi
memperkenalkan
istilah
gastroschisis.
Untuk
beberapa
tahun
pertama,
memperbaiki
defek
gastroschisis.
Di
tahun
1899
Ahlfeld
menutup defek dinding abdomen ini, karena semuanya tergantung dari setiap
kasus yang ditemui.
Letak
ng
Isi
Frekuen
yang
Outco
si
terkait
me
liver,
omphaloce
intestine,
le-lateral
spleen,
fold
umbilicus
ada
gonad
chromosomal
sering
, cardiac
baik
cardiac,
sternal cleft,
pericardial
defect,
central
omphaloce
tendon
le-cephalic
superior
fold
umbilicus
liver,
ada
intestine
diaphragma
jarang
defek
buruk
bladder
extrophy,
omphaloce
imperforatus
le-caudal
inferior
fold
umbilicus
anus,
ada
intestine
jarang
epispadia
buruk
tidak sering
baik
umbilical
cord
tidak
hernia
umbilicus
ada
intestine
sering
gastroschi
kanan
sis
umbilicus
tidak
intestine
sering
intestinal
baik
ectopia
midline
tidak
heart
jarang
cardiac
buruk
atresia
cordis
thoracis
sternum
sindrom
(omphalocele,
hernia
diafragma,
anomali
Ultrasound
Saat ini diagnosis dapat diketahui antenatal dengan ultrasound.
Omphalocele dapat dibedakan dengan gastroschisis dari adanya kantung, dan
dibedakan dari hernia umbilicus dengan adanya liver pada defek dinding abdomen
tersebut. Diagnosis dapat ditegakan pada pemeriksaan antenatal, dan biasanya
prognosisnya lebih baik. Pada penelitian dilaporkan bahwa sensitivitas untuk
mendeteksi omphalocele 75 % dan untuk gastroschisis 83 %. Usia minimal yang
dimana omphalocele dapat diketahui adalah 18 6 minggu, dan pada
gastroschisis 20 7 minggu. Hanya 41 % fetus yang dapat didiagnosis
omphalocele antenatal dapat lahir hidup, 22 % fetal-death, 37 % kehamilannya
diterminasi. 59 % fetus dengan gastroschisis dapat lahir hidup, 12 % fetal-death,
29 % kehamilannya diterminasi.
Antenatal USG dapat mengetahui juga anomali yang lain. Pada
gastroschisis seringnya terdapat intestinal atresia. Banyaknya anomali jantung
pada omphalocele maka dilakukan echocardiografi sangat membantu. Saat USG
antenatal melihat keadaan ekstrocardia, sebaiknya kehamilan segera di terminasi
karena angka harapan hidup bayi sagat kecil saat dilahirkan.
Elevasi AFP baik pada serum maternal maupun cairan amnion dan elevasi
acetilcholinesterase (AChE) pada cairan amnion berhubungan dengan adanya
defek pada dinding abdomen jika tidak ada myelomeningocele. Pada penelitian 23
pasien yang hamil dengan fetus gastroschisis dan 17 dengan fetus omphalocele,
pada trimester kedua serum AFP 9.42 kali lebih besar dari normal pada
gastroschisis dan 4.18 kali lebih besar pada omphalocele. Pada penelitian lain
didapatkan 100 % wanita hamil dengan gastroschisis mengalami kenaikan serum
AFP dan hanya 20 % dengan omphalocele. AChE elevasi pada 80 % kehamilan
dengan gastroschisis dan 27 % dengan omphalocele.
Kelahiran
Sangat diharapkan pasien dengan kelainan defek dinding abdomen
dilahirkan secara sectio untuk menghindari injuri yang terjadi pada usus,
pecahnya kantung omphalocele. Namun hal ini masih menjadi perdebatan, jadi
proses kelahiran bayi sebaiknya ditentukan juga oleh ahli kebidanan, apakah dapat
lahir secara normal atau sebaiknya dilakukan sectio.
Tanda-tanda Klinik
Omphalocele
Omphalocele adalah defek yang terjadi pada central dinding ambomen,
biasanya lebih besar dari 4 cm diameternya. Selalu ditutupi dengan kantung
translusen dari tempat tali umbilicus. Kantung ini dapat pecah saat proses partus.
Otot pada dinding abdomen biasanya normal, namun otot rektus insersinya di
sebelah lateral dari arkus kosta. Kantung biasanya berisi liver, midgut, spleen,
gonad. Bayi dengan omphalocele biasanya term.
Insidensi
Sebelum tahun 1970 omphalocele adalah defek pada dinding abdomen
yang paling sering terjadi. Saat ini kedua setelah gastroschisis. Insidensi nya 1
2.5 per 5000 kelahiran hidup, dimana laki-laki lebih sering.
Gastroschisis
Defek Gastroschisis biasanya lebih kecil dari 4 cm. kebanyakan defek
dekat dengan umbilicus dan berada di sebelah kanan. Kadang diantara umbilicus
dan defek terdapat kulit yang memisahkan. Namun dinding abdomen dan otot nya
normal. Tidak ada kantung yang menutupi. Midgut biasanya keluar dari defek
tersebut dan kadang juga terdapat gonad. Saat lahir usus yang berada di luar
abdomen tampak normal, namun dalam lebih dari 20 menit setelah lahir usus
tersebut menebal, dan ditutupi oleh fibrin sehingga antara loop usus tersebut agak
sulit untuk dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Gastroschisis pada fetus biasanya berkaitan dengan distress intrauterine.
Bayi dengan gastroschisis kebanyakan lahir premature dan kebanyakan memiliki
masalah pernafasan. Meskipun bayi tersebut dapat lahir term, namun biasanya
kecil untuk masa kehamilannya.
Insidensi
Gastroschisis adalah defek pada dinding abdomen yang paling sering
terjadi dalam 30 tahun terakhir. Hal ini mungkin terkait dengan semakin
banyaknya bayi lahir premature dan kenaikan angka harapan hidup pada bayi
yang lahir premature. Angka insidensinya 2-4.9 per 10.000 kelahiran hidup,
dengan laki-laki lebih banyak
Hernia umbilikalis
Defek yang jarang terjadi ini biasanya kecil dan tepat pada umbilicus.
Diliputi kantung dan kadang mirip dengan omphalocele. Perbedaannya adalah
pada hernia umbilikalis hanya terdapat midgut, tidak pernah berisi liver, dan
dinding abdomen dibawah defek tersebut normal. Otot rektus bertemu di garis
tengah pada prosesus xiphoideus. Sedikit anomali yang dilaporkan menyertai
kelainan ini.
Pengobatan
Omphalocele
Perawatan initial
Meskipun usus pada omphalocele ditutupi kantung, pembedahan untuk
menutup defek harus secepat mungkin dilakukan agar dapat meningkatkan
kemungkinan penutupan primer defek. Nasogastrik tube harus dipasang untuk
dekompresi intestinal. Colok dubur dilakukan sambil melakukan evakuasi
mekonium. Mempertahankan suhu tubuh harus selalu diperhatikan. Pemberian
oksigen ataupun ventilator jika diperlukan.
Karena sering terjadi kelainan jantung, maka pemeriksaan cardiologi dan
echocardiografi harus dilakukan untuk menyingkirkan kelainan tersebut. Kelainan
yang sering terdapat adalah VSD yang biasanya tidak simptomatik sampai
kebutuhan untuk oksigenasi jaringan bertambah yaitu setelah bayi berusia 1
minggu.
Infus diberikan dengan dosis maintenance, sebaiknya diberikan pada
ekstremitas atas. Antibiotik profilaksis dan vit K sebaiknya diberikan. Jika defek
tersebut sudah diketahui pada pemeriksaan antenatal, sebaiknya defek tersebut di
perbaiki sesaat setelah bayi dilahirkan, seperti yang dilakukan untuk gastroschisis,
hal ini meningkatkan angka prognosis.
9
10
menggunakan mesh yang dapat diabsorbsi lalu setelah timbul granulasi dilakukan
graft kulit maupun skin flap.
dilakukan untuk menambah ruanganan utuk jantung. Pada defek lekukan cephalic
(pentalogy of Cantrell). Celah sterna dan defek pericardium, kita lakukan
penutupan kulit secepatnya untuk omphalocele dan menutup defek cardium
belakangan. Gore-tex dapat digunakan untuk menutup tendon sentral diafragma
tanpa tegang, sehingga jantung dapat berada dalam rongga abdomen untuk
sementara. Dengan perlahan jantung akan terangkat dan menjadi di dalam rongga
thorak. Fascia dari abdomen ditutup ketika cardiovascular system sudah baik dan
dapat beradaptasi dengan baik.
Gastroschisis
Perawatan pertama
Penanganan lain sama dengan pada omphalocele. Pasien dengan
gastroschisis biasanya prematur, suhu tubuh pasien harus selalu diperhatikan,
bantuan nafas, dan penutupan usus yang terekspose, hal ini dapat mengurangi
penguapan dan kehilangan suhu tubuh. Sebaiknya defek segera ditutup degan
menggunakan bahan plastik steril. Secepat mungkin defek dapat ditutup primer
memberikan hasil yang lebih baik karena edema usus dan pembentukan fibrin
pada usus lebih sedikit.
Tindakan operasi sesaat setelah bayi lahir adalah keputusan yang sangat
baik. Karena gastroschisis dapat diketahui antenatal dan biasanya bayi dilahirkan
secara sectio, maka saat bayi keluar kita langsung lakukan penutupan primer
defek.
Tindakan operatif
Jika tidak ada respiratori distress, pemberian cairan intravena, monitoring
ketat vital sign harus dilakukan dan intubasi kemudian dilakukan. Sambil
menunggu pasien di anestesi, ahli bedah sebaiknya mempersiapkan usus dan
12
abdomen yang akan ditutup, lalu memasukkan usus yang ada diluar perlahanlahan, jadi saat pasien sudah di anestesi maka tinggal dinding abdomen yang akan
kita tutup sedangkan seluruh usus sudah ada di dalam rongga abdomen. Tindakan
perawatan yang lain hampir sama dengan pada omphalocele. Jahitan subcutikuler
dapat dilakukan. Pada beberapa senter reduksi dari usus kedalam rongga abdomen
dapat dilakukan bedside dan penutupan dinding abdomen baru dilakukan di kamar
operasi.
Hernia umbilikalis
Defek ini mudah untuk diperbaiki dengan mengangkat kantung ke atas dan
memijit seluruh isinya ke dalam rongga abdomen. Fascia selalu dapat ditutup
secara primer dan umbilicus dapat diperbaiki secara kosmetik.
Komplikasi
Komplikasi sering berhubungan dengan prematuritas (pada gastroschisis),
dengan anomali yang lain (pada omphalocele), GIT anomali (pada gastroschisis),
dan penutupan defek yang terlalu ketat. Memberikan asupan cairan yang cukup
dan mengistirahatkan usus sementara adalah sangat baik. Penting untuk
menangani premature pada bayi, termasuk kehilangan suhu tubuh, gagal nafas,
hiperbilirubinemia, hipoglikemi, hiperglikemi, hipokalemi. Pada penanganan
gagal nafas penting untuk dilakukan monitoring analisis gas darah yang diambil
dari ekstremitas atas, karena ekstremitas bawah biasanya edema, dan darah
biasanya mengandung rendah oksigen dan tinggi karbondioksida. Pasien dengan
gastrischisis dan rupture omphalocele kebanyakan hipovolume. Philippart dan
kawan-kawan meneliti kekurangan cairan pada pasien dengan gastroschisis dan
omphalocele dengan melihat pH otot sebagai indikator yang adekuat perfusi dan
resusitasi cairan. Mereka menemukan bahwa kebutuhan cairan paling tidak 25 %
dari perkiraan volume darah bayi saat operasi (17 80 cc/KgB pada 45 120
13
menit) dan 82 -312 cc/KgBB pada 24 jam pertama. Urine output adalah monitor
yang sangat baik. GIT anomali yang lain diperbaiki belakangan. Baik pada
omphalocele maupun gastroschisis bila terjadi atresia usus dapat diperbaiki
dengan reseksi usus yang atresia tersebut lalu membuat stoma dan dilakukan
anastomosis 3 6 minggu kemudian setelah dinding abdomen sembuh.
Jahitan yang terlalu kuat dapat menyebabkan gagal nafas, penurunan
venous return dan low cardiac output, oligouria. Penangannanya pasien harus
langsung dibawa kembali ke kamar operasi dan jahitan tersebut dibuka kembali
dan hanya dilakukan penjahitan kulit saja. Jika penutupan dilakukan dengan
prosthesis maka prosthesis harus sedikit dilonggarkan. Pada omphalocele post
operatif asidosis dapat terjadi karena kingking dari vena hepatica. Semua pasien
ini biasanya mengalami gangguan fungsional dari GIT, tidak tergantung dari
berapa cepat usus di masukkan dan defek diperbaiki. Fungsi GIT kembali normal
lebih cepat pada omphalocele daripada gastroschisis.
Prognosis
Jangka pendek
Angka harapan hidup 90 % pada semua kasus. Di Texas angka harapan
hidup pada pasien gastroschisis adalah 93 % pada tahun 1995-1997. Di
Menchester 94 % pada gastroschisis. Penutupan fasia secara primer pada 80 %
dari semua pasien, median waktu untuk pemberian feeding adaah 30 hari (5-60
hari), rata-rata lama perawatan 42 hari (11-183 hari). Pada pasien yang
memerlukan silo untuk penutupan defek (8 dari 91 pasien) memerlukan waktu
untuk feeding lebih lama, dan perawatan lebih lama, namun tidak menambah
angka mortalitas.
Angka harapan hidup untuk omphalocele 70 95 %, dengan angka
kematian disebabkan karena kelainan jantung dan kelainan kromosom yang
lainnya. Mabogunje dan Mahour melaporkan tidak ada pebedaan pada angka
14
mortalitas omphalocele berdasarkan berat badan lahir, besarnya defek, dan cara
penutupan defek. Mereka juga melaporkan tidak ada perbedaan yang bermakna
dari angka kematian dari tahun 1960 1970 (23%) dan tahun 1970 1980 (19%).
Kematian biasanya berhubungan dengan anomali yang lainnya.
Pada pasien dengan gastroschisis angka harapan hidup meningkat
sekarang ini menjadi 91% dan kematian berhubungan dengan prematuritas,
komplikasi saluran cerna, sepsis karena candida yang dihubungkan dengan
parenteral nutrisi.
Sedikit pasien yang dapat bertahan dengan ektopic cordis, namun Groner
melaporkan 1 pasien yang dapat hidup normal pada anak usia 12 tahun yang
menggunakan penutup plastik untuk menutup jantung dan tulang thorak.
Angka harapan hidup secara keseluruhan adalah 97%, 99 % untuk
gastroschisis dan 94 % untuk omphalocele, dengan kematian biasanya disebabkan
karena kelainan jantung dan kelainan kromosom yang menyertainya. Komplikasi
post operatif terjadi pada 9 % pasien dengan gastroschisis (masalah penyebuhan
luka operasi, volvulus, sepsis, adhesi) dan 17 % pasien dengan omphalocele
(terlambat dalam mentoleransi feeding, obstruksi usus, oligouria, hemodinamik
tidak stabil, asidosis metabolic, cardiac arrest).
Jangka panjang
Di Austria pada penelitian yang dilakukan oleh Lunzer dan kawan-kawan,
4 dari 7 pasien yang menderita omphalocele memiliki anomali yang lainnya (2
dengan Beckwith-Wiedemann sindrom, 1 dengan porenchepalic cyst, dan 1
dengan defek pada skeletal). 3 pasien sisanya tumbuh dengan normal. 1 dari 11
pasien dengan gastroschisis menunjukan retardasi mental, sedangkan sisanya
tumbuh normal.
Davies dan Stringer mewawancara 25 dari 35 pasien yang dilakukan
pembedahan karena gastroschisis antara tahun 1972-1984 dan angka harapan
15
hidup lebih dari 1 tahun. Umur mediannya adalah 16 tahun. 96% dalam keadaan
baik, 35 % memerlukan operasi ulang untuk gastroschisisnya, 2% operasi ulang
untuk obstruksi usus halus, 3% untuk revisi scar operasi. 57% dilaporkan tidak
adanya umbilicus menyebabkan mereka depresi di masa anak-anak.
Pada 25 orang anak usia sekolah dengan gastroschisis yang dilaporkan
oleh Swartz dan kawan-kawan, 7 orang harus turun kelas atau masuk kelas
khusus, namun semuanya dapat melakukan aktivitas fisik secara normal dengan
baik. 84 % memiliki pergerakan usus yang baik. 22 pasien yang memerlukan
reseksi usus pada operasi pertama, 10 orang mengalami komplikasi, hanya 2 dari
68 tanpa memerlukan reseksi usus yang memiiki komplikasi seperti diatas. 10 %
dari pasien memerlukan operasi lanjutan untuk hernia dinding abdomen, revisi
scar, undesensus testis.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Tunell mengenai gastroschisis dan
omphalocele, dari 94 pasien, 88 % hidup. Dalam follow up jangka panjang pada
61 pasien dengan umur rata-rata 14,2 tahun. 31 memerlukan operasi ulang untuk
hernia dinding abdomen dan atresia usus. 8 % kualitas hidupnya baik, namun 40%
memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas social dan olahraga. Banyak
diantara mereka juga mengeluh karena tidak memiliki umbilicus.
Koivusalo dari Finland mewawancara 75 pasien dengan defek pada
dinding abdomen, usia diatas 17 tahun (16 dengan omphalocele, 11 dengan
gastroschisis), keluhan yang lebih sering dikeluhkan bila dibandingkan dengan
populasi normal adalah rheumatoid arthritis 7 %. 37% morbiditas karena scar
operasi dan tidak adanya umbilicus, 51 % gangguan fungsi GIT, 12 % tidak
percaya diri. 88 % dari mereka kesehatannya baik, kualitas hidup dan edukasi
tidak ada perbedaan dengan populasi normal.
Efek samping jangka panjang cardiovascular dan pulmonary jarang
ditemukan pada pasien baik omphalocele maupun gastroschisis. Kebanyakan
pasien kemudian mengeluhkan karena mereka tidak memiliki umbilicus.
Meskipun prognosis jangka pendek dan jangka panjang untuk pasien dengan
16
ektopia cordis, lipatan cephalic dan lipatan cauda tidak dapat diharapkan, pasien
dengan lateral omphalocele, hernia umbilikalis, gastroschisis memiliki angka
harapan hidup yang cukup baik dan prognosis jangka panjangnya baik.
Kebanyakan masalah terkait dengan kelainan lainnya yang ada, tidak berkaitan
dengan defek pada dinding abdomen.
Sumber :
Grosfeld, Jay L. Oneill, James A, Jr. Congenital Defect of Abdominal Wall
in Pediatric Surgery. Elsevier. Sixth Edition. 2006. P 1157-1171
17