M DENGAN
GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULAR
HIPERTENSI DI RUANG MENGKUDU
RSU Dr. RM. DJOELHAM
KOTA BINJAI
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
1.
Deni ariansyah
2.
Chairul saleh
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah SWT atas segalanya berkat
limpahan rahmatnya yang mana telah memberikan hidayahnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan yang berjudul Asuhan Keperawatan dengan
Gangguan Sistem Kardiovascular Hipertensi di Ruang Mengkudu RSUD Dr.RM
Djoelham Binjai.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan
baik dari segi penulisan, isi dan juga penggunaan tata bahasa yang baik dalam
penulisan laporan ilmiah ini. Penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, baik dalam bantuan moril maupun materil, maka pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Bapak H. Hasan Basri Nasution,SKM,M.Kes selaku Ketua Yayasan Akademi
Keperawatan Sehat Binjai
2.
Bapak Ilham Syahputra Siregar,S.Kep selaku Direktur Akademi
Keperawatan Sehat Binjai
3.
Bapak Dr.Mahim M.S Siregar Mars selaku Direktur RSUD RM Djoelham Kota
Binjai
4.
Ibu Tukinem AMK selaku Kepala Ruangan Mengkudu yang banyak
membantu dalam proses penyelesaian laporan kasus ini
5.
Ibu Rahayu Kumala Dewi,S.Kep selaku Dosen Pembimbing yang telah
member pengarahan dalam menyusun laporan kasus ini
6.
7.
Kepada orang tua tercinta yang telah member dukungan baik itu moril
maupun materil, serta selalu mendoakan penulisa dalam menjalankan
pendidikan di Akademi Keperawatan Sehat Binjai
8.
Rekan mahasiswa/i Akper Sehat Binjai atas motivasi serta saran dan kritik
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Akhir dengan rendah hati dan hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri.
Semoga laporan karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan
pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT memberi berkahnya bagi kita
semua. Amiin
Binjai,
April 2012
Tim
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I
:................................................................................................................
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Ruang Lingkup Masalah
1.3.
Tujuan Penulisan
1.3.1.
Tujuan Umum
1.3.2.
Tujuan Khusus
1.4.
Metode Penulisan
BAB II :................................................................................................................
TINJAUAN TEORITIS
2.1. .........................................................................................................................
... Hipertensi
2.1.1. . Defenisi
2.1.2. Anatomi Fisiologi
2.1.3. . Etiologi
2.1.4. . Patofisiologi
2.1.5. . Tanda dan gejala
2.1.6. . Komplikasi
2.1.7. . Penatalaksanaan
2.1.8. Pencegahan
2.1.9. Pengobatan
2.1.10. Pemeriksaan penunjang......................................................................
2.2. .........................................................................................................................
... Asuhan Keperawatan
2.2.1. . Pengertian
2.2.2. . Diagnosa keperawatan
2.2.3. . Intervensi
2.2.4. . Implementasi
2.2.5... Evaluasi
BAB
III ................................................................................................................. :
TINJAUAN KASUS
3.1. .... Pengkajian
3.1.1... Identitas pasien
................................................................................................................................
... 3.1.2. Keluhan utama pasien
................................................................................................................................
... 3.1.3 Riwayat kesehatan sekarang
................................................................................................................................
... 3.1.4 Riwayat kesehatan dahulu
................................................................................................................................
... 3.1.5 Riwayat kesehatan keluarga
................................................................................................................................
... 3.1.6. Riwayat / keadaan psikososial
................................................................................................................................
... 3.1.7. Pemeriksaan fisik
................................................................................................................................
... 3.1.8. Pengkajian pola fungsional
................................................................................................................................
... 3.1.9 Data penunjang
................................................................................................................................
... 3.1.10 Analisa data
................................................................................................................................
... 3.1.11 Diagnosa keperawatan
BAB IV :................................................................................................................
PEMBAHASAN
4.1. .........................................................................................................................
... Pengkajian
4.2. .........................................................................................................................
... Diagnosa keperawatan
4.3...........................................................................................................................
... Perencanaan
4.4...........................................................................................................................
... Pelaksanaan
4.5...........................................................................................................................
... Evaluasi
BAB V :................................................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
5.2.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penyakit jantung hipertensi ditegakan bila dapat dideteksi hipertrofi ventrikel kiri
sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembuluh ferifer
dan beban aktif ventrikel kiri. Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri
adalah derajat dan lamanya peningkatan diastolik. Pengaruh faktor genetik disini
lebih jelas.
(Mansjoer, 2001 : h 441)
lebih awal. Pada tahap awal, tekanannya mungkin naik secara berkala, misalnya
pada situasi stress biasanya, ketika mengendarai mobil jarak jauh, dan kembali
ke normal lebih lama dari biasanya. Atau tekanannya mungkin hanya naik saat
bekerja, tidak pada istirahat atau berlibur. Pada kasus-kasus seperti ini kita
membicarakan hipertensi labil. Atau jika angkanya terletak diatas kesasaran
normal, kita menyebutnya hipertensi perbatasan namun, jika angkanya diatas
normal secara konsisten, penyakitnya telah berkembang ketahap stabil
hipertensi kronis bisa memiliki berbagai bentuk. Contohnya sangat banyak,
bahkan setiap rumah sakit mengetahui orang-orang muda dengan tekanan
darah yang sangat tinggi, dari 200/120 samapi 250-140.
(Hans p. wolf. 2006 : h 63)
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang
lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik) angka yang lebih
rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik) tekanan darah kurang
dari 120/80 mmHg di defenisikan sebagai normal pada tekanan darah tinggi
bisanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya
terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau keatas, diukur kedua lengan iga
dalam jangka beberapa minggu.
(weblog, Wikipedia-indonesia/)
1.2
Ruang lingkup
Dalam penulisan kasus ini penulisa akan mengambil kasus yaitu Asuhan
Keperawatan pada Tn.M dengan Gangguan Sistem Kardiovascular Hipertensi di
Ruang Mengkudu di RSUD DR.RM Djoelham Kota Binjai.
1.3
1.3.1
Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
1.3.2
Tujuan Khusus
a.
Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada Tn.M dengan
gangguan sistem Kardiovasculer Hipertensi di ruang mengkudu RSUD Dr.RM
Djoelham kota Binjai
b.
Dapat menegakkan diagnosa keperawatan pada Tn.M dengan gangguan
sistem Kardiovasculer Hipertensi di ruang mengkudu RSUD Dr.RM Djoelham kota
Binjai
c.
Mampu menyusun perencanaan keperawatan pada Tn.M dengan
gangguan sistem Kardiovasculer Hipertensi di ruang mengkudu RSUD Dr.RM
Djoelham kota Binjai
d.
Mampu melaksanakan pelaksanaan keperawatan pada Tn.M dengan
gangguan sistem Kardiovasculer Hipertensi di ruang mengkudu RSUD Dr.RM
Djoelham kota Binjai
e.
Mampu melaksanakan evaluasi pada Tn.M dengan gangguan sistem
Kardiovasculer Hipertensi di ruang mengkudu RSUD Dr.RM Djoelham kota Binjai.
1.4
Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penulisan Karya Ilmiah ini adalah metode
kognitif yang metode ilmiah yang bersifat menggambarkan keadaan yang
sebenarnya dan metode deskriptif yang memaparkan pokok masalah yaitu
dengan cara :
a.
Study kepustakaan
Study kasus
Wawancara
Yaitu melakukan wawancara langsung pada pasien maupun pada kelurga pasien
dan juga perawat yang ada diruangan tersebut untuk memperoleh keterangan
yang jelas, baik subjektif maupun objektif.
-
Dokumentasi
Yaitu penulisan memperoleh data dari status pasien dan medical record.
BAB
II
TINJAUAN TEORITIS
2.1
Hipertensi
2.1.1
Definisi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka lama) penderita yang
mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi
140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi adalah salah satu resiko untuk stroke, serangan jantung,
gagal jantung, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. (weblog,
wikipedia indonesia)
2.1.2
Anatomi Fisiologi
Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah
dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba ditempat arteri temporalis
diatas tulang temporal atau arteri dorsalis pedis di belokan mata kaki. Kecepatan
denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda, dipengaruhi penghidupan,
pekerjaan, makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut sesuai dengan siklus
jantung jumlah denyut jantung 70 berarti siklus jantung 70 kali per menit.
140
120
110
96-100
80-90
60-80
(Pearce. 2009 : h 151)
Tekanan Darah
sistem vena sehingga terbentuk aliran darah yang menetap. Jantung bekerja
sebagai pemompa darah dapat memindahkan darah dari pembuluh vena ke
pembuluh arteri. Pada sirkulasi tertutup aktivitas pompa jantug berlangsung
dengan cara mengadakan kontraksi dan relaksasi sehingga menimbulkan
perubahan tekanan darah dan sirkulasi darah. Pada tekanan darah didalam arteri
kenaikan arteri pada puncaknya sekitar 120 mmHg tekanan ini disebut tekanan
stroke. Kenaikan ini menyebabkan aorta mengalami distensi sehingga tekanan
didalamnya turun sedikit. Pada saat diastole ventrikel, tekanan aorta cenderung
menurun sampai dengan 80 mmHg. Tekanan ini dalam pemeriksaan disebut
dengan tekanan diastole.
Kecepatan Tekanan
2.1.3
Etiologi
2.1.4
Patofisiologi
2.1.5
2.1.6
Komplikasi
2.1.7
Penatalaksanaan
2.1.8
1.
Pencegahan
2.
Melakukan antisipasi fisik secara teratur atau berolaraga secara teratur
dapat mengurangi ketegangan pikiran (strees) membantu menurunkan berat
badan, dapat membakar lemak yang berlebihan.
3.
Diet rendah garam atau makanan, kegemukan (kelebihan berat badan
harus segera di kurangi)
4.
Latihan ohlaraga yang dapat seperti senam aerobic, jalan cepat, dan
bersepeda paling sedikit 7 kali dalam seminggu.
5.
6.
Memeriksakan tekanan darah secara normal / berkala terutama bagi
seseorabg yang memiliki riwayat penderita hipertensi.
7.
Menjalani gaya hidup yang wajar mempelejari cara yang tepat untuk
mengendalikan stress.
(Bambang Sadewo, 2004)
2.1.9
Pengobatan
Jenis-jenis pengobatan
1.
b.
c.
Kurangi alkohol
d.
Menghentikan merokok
e.
Olaraga teratur
f.
g.
2.
a.
b.
c.
Antoganis kalsium
d.
e.
f.
g.
Vasodilatov
3.
Dilain pihak gaya hidup yang baik untuk menghindari terjangkitnya penyakit
hipertensi dan berbagai penyakit digeneratif lainnya.
Menjaga kestabilan BB
2.2
Asuhan Keperawatan
2.2.1
Pengkajian
Aktivitas istirahat
Gejala
Tanda
2.
Sirkulasi
3.
Integritas ego
4.
Eliminasi
5.
Makanan/Cairan
6.
Neurosensori
Gejala
: - Keluhan pening/pusing
7.
Nyeri/Ketidak nyamanan
Gejala
: -
8.
Pernapasan
Gejala
: -
Tanda
: -
- Sianosis
9.
Keamanan
Gejala
: -
Tanda
: -
10. Pembelajaran/Penyebab
Gejala :
DM
2.2.2
Diagnosa Keperawatan
2.2.3
Perencanaan
Diagnosa keperawatan I
Intervensi :
Pantau TD
Catat keberadaan
Rasionalisasi
Adanya pucat, dingin, kulit, lembab dan masa pengisian kapiler lambat
mungkin keterkaitan dengan kosokentreksi atau mencerminkan
kekomposisi/penurunan curah jantung
Diagnosa Keperawatan II
Nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler selebral d/d
melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada regium suboksipital.
Terjadi pada saat bangun dan hilang secara spontan setelah beberapa waktu.
Intervensi :
Rasionalisasi :
Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum b/d laporan verbal tentang kelebihan
atau kelemahan.
Intervensi :
Rasionalisasi :
Diagnosa IV
Intervensi :
Rasionalisasi :
Diagnosa V
Intervensi :
Rasionalisasi :
Fokus perhatian pasien pada realitas situasi yang ada relative terhadap
pandangan pasien tentang apa yang diinginkan
Diagnosa keperawatan IV
Intervensi :
Rasionalisasi :
Pemahaman bahwa TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah ini untuk
memungkinkan pasien melanjutkan pengobatan meskipun ketidak merasa sehat
2.2.4
Implementasi
Diagnosa keperawatan I :
Memantau TD
Mencatat keberadaan
Diagnosa keperawatan II :
Diagnosa keperawatan IV
Diagnosa keperawatan V
Diagnosa keperawatan VI :
2.2.5
Evaluasi
Diagnosa I
Diagnosa II
Diagnosa III
Diagnosa IV
Diagnosa V
Diagnosa VI
BAB
III
TINJAUAN KASUS
3.1
Pengkajian
3.1.1
Identitas Pasien
a.
Identitas Pengkajian
Nama
: Tn.M
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 60 Tahun
Status Perkawinan
Agama
: Kawin
: Islam
Pendidikan
Pekerjaan
: SMA
: Pensiun
Alamat
Tanggal Masuk
: 16 April 2012
No.Register
: 06-46-47
Ruangan/Kamar
: Mengkudu (K2B2)
Golongan Darah
: O
Tanggal Pengkajian
: 17 April 2012
Tanggal Operasi
: -
Diagnosa Keperawatan
: Hipertensi
b.
Penanggung Jawab
Nama
: Tn.D
Pekerjaan
: PNS
Umur
: 25 Tahun
Alamat
3.1.2
Keluhan Utama
3.1.3
3.1.4
Pasien pernah dirawat dirumah sakit selama 4 hari pada tahun 1987
dengan kasus yang sama, pasien dirawat dan diberi obat untuk proses
penyembuhan
3.1.5
3.1.6
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
3.1.7
Pemeriksaan Fisik
TD
: 170/100 mmHg
Pols
: 90 x/i
RR
: 22 x/i
Temp : 350c
Keadaan umum
: Lemah
Penampilan
Kesadaran
: Compos mentis (conscious) yaitu kesadaran normal
(dengan prevalensi 15) sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan
tentang keadaannya
TB
: 178 cm
BB
: 94 Kg
Ciri Tubuh
: Gemuk
3.1.8
a.
Kepala
Bentuk kepala bulat, rambut hitam lurus kulit kepala bersih tidak terdapat
ketombe
b.
Penglihatan
Baik, tidak ada ikterus, konjungtiva tidak anemis pupil isokor dan slekta baik
tidak dijumpai
c.
Penciuman
Bentuk dan posisi, anatomis tidak dijumpai kelainan dapat membedakan baubauan
d.
Pendengaran
Pendengaran baik serumen ada dalam batas normal tidak ada dijumpai adanya
peradangan dan pendarahan
e.
Mulut
Tidak ada masalah pada rongga mulut, gigi bersih, tidak ada pendarahan
maupun peradangan
f.
Pernafasan
g.
Jantung
Frekwensi denyut jantung dibawah normal 100x/i, bunyi jantung berirama, tidak
adanya dijumpai nyeri pada dada
h.
Abdomen
Pada abdomen tidak dijumpai kelainan begitu juga pada palpasi hepar
i.
Ekstremilasi
Pola Kebiasaan
1.
Nutrisi
Sebelum masuk Rumah Sakit pola makan biasa 3 x 1 hari, makanan kesukaan
yang berlemak, sedangkan makanan pantangan tidak ada.
Sesudah masuk Rumah Sakit pola makan 3 x 1 hari. Porsi yang disajikan habis
1/3 porsi dengan diet M2, pasien dilarang makan makanan yang banyak
mengandung minyak dan lemak.
2.
Eliminasi
BAB
:
lembek
lembek
BAK
3.
Pola Istirahat
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien tidur malam + 8 jam dan tidur siang + 1-2
jam,
Sesudah masuk Rumah Sakit tidur malam hanya + 2 jam pada siang hari
pasientidak bisa tidur karena suasana yang tidak tenang, kurang nyaman,
sehingga klien tampak kusam dan pucat.
4.
Pola Aktivitas
Pada aktivitas sebagai kepala rumah tangga yang tiap waktu sedikit dirumah dan
jumlah jam kerja yang tiada henti, istirahat yang hanya sebentar adanya
hospitalisasi suasana dirumah sakit tidak terlaksana optimal karena badrest
5.
Personal Hygine
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien mandi 3 x sehari, cuci rambut 2 hari sekali
kulit kepala bersih, sikat gigi 2 x sehari.
6.
Therapy
Infus RL
: 20 gtt/i
Furosemide
: 1 amp/12 jam
Amlodepine
: 2 x 10 mg
Dulculax syrp
:3x1
Cotrimoxazole
: 3x4 80 mg
B.Laxadine
: 3x1
Ludios
: 2x1
Sohobion
: 2x1
3.1.9
Data Penunjang
No
Kimia Darah
Hasil
Normal
Unit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Bil.total
Bil.Direk
SGOT
SGPT
Ureum
Kreatinim
Uric acid
Cholesterol total
Mglyceride
HDL
LDL
1,35
0,59
30,5
38,4
27,2
1,08
7,8
129
93
38
72
<1
<0,25
<37
<40
10-15
0,6-11
3,4-70
<200
<150
>55
<150
Mg/dL
Mg/Dl
U/I
U/I
Mg/dL
Mg/dL
Mg/dL
Mg/dL
Mg/dL
Mg/dL
Mg/dL
No
Gula Darah
Hasil Normal
1
2
3
Puasa
2 Jam pp
dd random
serologi
75-115
<120
92
NO
DATA
PENYEBAB
MASALAH
1
DS:
: 170/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR
: 22 x/i
Temp : 370C
Efek Hospitalisasi
kelemahan fisik
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peningkatan tekanan darah d/d pasien
tampak meringis kesakitan, kondisi badan lemah.
TD : 170/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR
: 22 x/i
Temp : 370C
2. Gangguan pola nutrisi b/d perubahan jenis diet d/d Makanan yang di sajikan
habis 1/3 porsi
3. Gangguan istirahat tidur b/d efek hospitalisasi d/d pasien tampak pucat, mata
cekung, tidur malam + 2 jam, pasien susah tidur siang
4. Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik di tandai
dengan aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan perawat.
: Tn.M
Umur
: 60 Tahun
Ruang
: Mengkudu
No.Reg
: 06-46-47
DATA
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN
PERENCANAAN
IMPLEMENTASI
EVALUASI
INTERVENSI
RASIONALISASI
1
DS:
: 170/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR
: 22 x/i
Temp : 370C
Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peningkatan tekanan darah d/d pasien tampak
meringis kesakitan, kondisi badan lemah.
TD : 170/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR
: 22 x/i
Temp : 370C
Gangguan pola nutrisi b/d perubahan jenis diet d/d Makanan yang di sajikan
habis 1/3 porsi
DO: pasien tampak pucat, mata cekung, tidur malam + 2 jam pasien susah tidur
siang
Gangguan istirahat tidur b/d efek hospitalisasi d/d pasien tampak pucat, mata
cekung, tidur malam + 2 jam susah tidur siang
Sore 16-17
Malam 19-21
Hindari keributan
Membatasi jamberkunjung
Menghindari keributan
Gangguan pola aktivitas b/d kelemahan fisik d/d pasien tampak susah melakukan
aktivitas, semua aktivitas dibantu oleh keluarga dan perawat
BAB
IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan, yang penulis
temukan dalam praktek tentang kasus implementasi antara tinjauan teoritis
dengan tinjauan kasus di Rumah Sakit Umum DR.RM.Djoelham Kota Binjai. Pada
pembahasan ini penulis akan menguraikan mulai dari tahap pengkajian sampai
dengan evaluasi.
4.1
Pengkajian
4.2
Diagnosa Keperawatan
1.
Curah jantung, penurunan resiko tinggi terhadap b/d peningkatan after lood
vasoontriksi, iskemia miokardia, hipertrapi d/d tidak dapat diterapkan adanya
tanda dan gejala yang menetapkan diagnosa
2.
Nyeri (akut) sakit kepala b/d peningkatan tekanan paskuler serebral d/d
melaporkan tentang nyeri berdenyut yang teletak region selebral terjadi pada
saat bangun tidur dan tulangn secara spontan
3.
Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik d/d laporan verbal tentang keletian
dan kelemahan
4.
Nutrisi perubahan lebih dari kebutuhan tubuh d/d masukan berlebihan
dengan kebutuhan matabolik d/d berat badan 10-20% lebih dari ideal untuk
tinggi dan bentuk tubuh
5.
Koping individual, infektif b/d krisis situasional imaturrasional, perubahan
hidup beragam d/d menyatakan ketidak mampuan untuk mengatasi atau
meminta bantuan
6.
Kurang pengetahuan mengenai kondisi rencana pengobatan b/d kurang
pengetahuan/daya ingat d/d menyatakan masalah meminta informasi.
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peningkatan tekanan darah d/d pasien
tampak meringis kesakitan, kondisi badan lemas.
TD : 170/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR
: 22 x/i
Temp : 370C
2. Gangguan pola nutrisi b/d perubahan jenis diet d/d Makanan yang di sajikan
habis 1/3 porsi
3. Gangguan istirahat tidur b/d efek hospitalisasi d/d pasien tampak pucat, mata
cekung, tidur malam + 2 jam pasien susah tidur siang
4. Gangguan pola aktivitas b/d kelemahan fisik d/d aktivitas pasien dibantu oleh
keluarga dan perawat.
1.
Curah jantung, penurunan resiko tinggi terhadap b/d peningkatan arteroid
vasa kontriksi, iskemia intruksi d/d tidak dapat diterapkan adanya tanda dan
gejala yang menetapkan diagnosis aktual. Ini tidak dijumpai pada tinjauan kasus
karena px tidak ada penurunan resiko tinggi terhadap curah jantung
2.
Mekanisme koping b/d krisis situasional d/d ketidak nyamanan untuk
mengatasi atau meminta bantuan. Ini tidak dijumpai pada tinjauan kasus karena
px mempunyai mekanisme koping yang baik
3.
Kurangnya pengetahuan mengenai rencana pengobatan b/d kognitif. Ini
tidak baik dijumpai pada tinjauan karena px memahami prosedur pengobatan
yang diberikan oleh tim medis.
1. Gangguan istirahat tidur b/d efek hospitalisasi d/d pasien tampak pucat, mata
cekung, tidur malam + 4 jam susah tidur siang
4.3
Perencanaan
4.4
Pelaksanaan
4.5
Evaluasi
Merupakan proses pencapaian tujuan yang baik antara penulis dengan keluarga
px, dokter dan perawat ruangan, sehinigga hasil yang ditetapkan dapat diamati
dengan jelas, disamping itu px memberikan respon yang positif terhadap
tindakan keperawatan yang diberikan oleh perawat.
BAB
5.1
Kesimpulan
Kesimpulan
Penyakit hipertensi adalah tekanan darah sistolik < 140 mmHg dan
tekanan distolik > 90 mmHg
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak di jumpai
pada orang yang lanjut usia
Pada penerapan asuhan keperawatan pada kenyataannya hampir
seluruhnya ada pada tinjauan kasus
Pada tahap evaluasi dan diagnosa keperawatan tertentu memerlukan
tindakan keperawatan dalam proses penyembuhan.
5.2
Saran
Pendekatan yang baik pada pasien hendaknya dilakukan oleh semua tim
kesehatan terutama perawatan sehari-hari, hubungan yang dekat pasien agar
pasien merasa diperhatikan
Didalam proses keperawatan perlu adanya motivasi atau bimbingan dan
perawat, berharap px agar keperawatan berjalan efektif dengan menggunakan
tujuan pelaksanaan dari tindakan yang dibuat seperti hasil dari tujuan yang
diberikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
Catatan perawatan di dokumentasikan dengan menggunakan
implementasi dan tindakan tersebut
Perlu adanya peningkatan kerjasama yang baik antara perawat dan
keluarga pasien, tim medis dalam proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA