Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Umum
2.1.1
Jenis Kota
Jumlah Penduduk(jiwa)
Metropolitan
P > 1.000.000
rata (l/j/h)
190
Kota besar
170
Kota sedang
150
Kota kecil
130
Kota
P < 20.000
100
kecamatan
Sumber : Dirjen Cipta Karya (1991)
Tabel 2.2
II-2
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
Uraian
Kriteria Perencanaan
IKK
3000<P<20000
1.
Klasifikasi
BNA
20000<P<1000000
2.
Tingkat Pelayanan
80 %
75 %
60 %
3.
Kebutuhan air
- SR (L/o/h)
130
100
100
- HU (L/o/h)
30
30
30
Perbandingan
(80%:20%) s.d.
(60%:40%) s.d.
(50%:50%) s.d.
SR : HU
(100%:0%)
(100%:0%)
(100%:0%)
-Daerah pantai
15% - 30%
10%
-Daerah pedalaman
15% - 25%
10%
6.
Kehilangan air
20%
20%
20%
7.
1,1 1,5
1,1
1,1
8.
1,6 2
1,6
1,6
9.
Jumlah SR/jiwa
57
57
57
10.
Jumlah HU/jiwa
7 100
100 - 200
100 - 200
11.
Kapasitas reservoir
maksimum
maksimum
maksimum
- Pompa
24
12
12
- Gravitasi
24
24
24
30
30
30
10
10
10
10 60 mkl
10 60 mkl
10 60 mkl
Baku mutu
Baku mutu
Baku mutu
Depkes RI
Depkes RI
Depkes RI
4.
5.
Pedesaan
P<3000
12.
13.
Lama operasi
Umur rencana
- Struktur & jaringan
pipa
- Mekanikal
&
elektrikal
14.
15.
Kualitas air
II-3
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
Kebutuhan Air
2.2.1
tergantung dari jenis pemakaian airnya. Jenis pemakaian air terdiri dari pemakaian
air untuk kebutuhan domestik dan kebutuhan non domestik. Contoh dari masingmasing jenis pemakaian air tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Kebutuhan domestik
Timbul akibat aktifitas-aktifitas manusia yang terjadi dalam sebuah
rumah tangga, misalnya mandi, mencuci, memasak dan lain-lainnya.
Termasuk di sini juga adalah kebutuhan air pada hidran-hidran umum.
1.
2.2.2
Begitu juga dengan pemakaian air tiap hari dalam satu bulan atau satu tahun juga
tidak sama. Perbedaan pemakaian air per jam disebabkan oleh perbedaan
kebiasaan hidup dan iklim dari suatu wilayah.
Fluktuasi pemakaian air terdiri dari empat macam, yaitu :
a.
b.
2.2.3
Kualitas Air
Tujuan yang terpenting dari sistem penyediaan air adalah menyediakan air
bersih. Penyediaan air minum dengan kualitas yang tetap baik merupakan
prioritas utama. Banyak negara yang sudah menetapkan standar kualitas untuk
tujuan ini.
Standar dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dimaksudkan terutama untuk
negara-negara yang sedang berkembang, dan juga untuk menyamakan standar
kualitas air minum untuk alat angkut internasional (kapal dan pesawat terbang).
Negara-negara yang masih akan menetapkan standar kualitas air minumnya
diharapkan menggunakan standar WHO tersebut.
Beberapa hal-hal yang dapat menyebabkan pencemaran antara lain,
masuknya kotoran, tikus, serangga ke dalam tangki ; terjadinya karat dan
rusaknya bahan tangki dan pipa ; terhubungnya pipa air minum dengan pipa
lainnya ; tercampurnya air minum dengan air dari jenis kualitas lainnya ; aliranbalik (backflow) air dari jenis kualitas lain ke dalam pipa air minum.
2.3 Distribusi Air Minum
2.3.1
Sistem distribusi
Sistem distribusi air bersih dapat dilakukan dengan cara gravitasi,
pemompaan, ataupun kombinasi dari kedua cara tersebut. Berikut penjelasan dan
gambar dari masing-masing sistem pengaliran distribusi air bersih
(Al Layla,1978)
1. Cara Gravitasi
Cara gravitasi dapat digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai
perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan
yang diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis,
karena hanya memanfaatkan beda ketinggian lokasi.
2. Cara Pemompaan
II-5
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
Total energy
Reservoi
r
W
TP
Ci
ty
(a
)
Total energy
W
TP
Ci
ty
Pu
mp
(b
er
tow
er
Total energy
)
Ci
ty
Pu
mp
U
C
D
Wat
Reserv
oioir
Gambar 2.2
Sistem ini bekerja dengan baik jika memiliki tekanan yang cukup untuk
sampai ke konsumen terakhir. Dibutuhkan tekanan yang besar. Kerugian dari
sistem ini adalah besarnya headloss yang terjadi. cocok digunakan untuk daerah
yang berpenduduk sedikit dan di kota linier (kota yang keramaiannya disepanjang
jalur utama). Untuk menambah jaringan dapat langsung menyambung dari pipa
primer dan sekunder selama tinggi tekan masih memenuhi kriteria. Jika tinggi
tekan kurang dapat di gunakan pompa untuk menaikkan tekanannya.
2. Sistem Grid (Loop)
Gambar 2.3
Dalam sistem ini terdapat titik-titik pengambilan air (node) yang melayani
daerah per blok yang kebutuhan airnya sudah diketahui. Aliran bersifat tertutup.
Cocok digunakan untuk daerah yang pembangunannya sudah direncanakan dan
untuk kota yang keramaiannya konsentris. Jika menggunakan sistem ini dapat
dideteksi titik yang mengalami kebocoran. Terdiri dari jaringan pipa primer dan
sekunder. Tiap titik pengambilan (node) melayani kebutuhan per blok. Jika
tekanan kurang maka digunakan pompa untuk menaikkannya.
3. Sistem Gabungan
II-7
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
Sistem transmisi
A. Sistem gravitasi
B. Sistem pompa
C. Sistem gabungan
Penjelasan dari ketiga sistem tersebut seperti dijabarkan dibawah ini :
A. Sistem Gravitasi
Prinsip dasar sistem gravitasi adalah mendesain sistem penyediaan air
minum berdasarkan kontur topografi, sehingga pada sistem ini, distribusi air
dilakukan tanpa pompa. Cara ini digunakan apabila daerah pengambilan sumber
air berada lebih tinggi dari daerah layanan sehingga air dapat dialirkan secara
gravitasi. Beberapa keuntungan dan kerugian dari sistem ini adalah sebagai
berikut :
Keuntungan :
Kerugian :
B. Sistem Pompa
Sistem penyediaan air dengan pompa dapat dilakukan dengan reservoir
additional pada sistem distribusi. Cara ini digunakan bila daerah pengambilan
sumber air berada lebih rendah dari daerah pelayanan sehingga air harus dipompa
naik agar dapat melayani permintaan. Jika menggunakan cara ini, terdapat
beberapa kendala antara lain mahal karena terjadi banyak kehilangan tinggi tekan
(headloss) akibat perbedaan tinggi.
II-8
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
Saluran terbuka
Merupakan saluran yang terbuka dan biasanya berukuran besar untuk
sekunder,
dan
tersier.
Memerlukan
perencanaan
yang
matang
dalam
2.4
Sistem Pemompaan
2.4.1
Tujuan
Pada sistem penyediaan air bersih, pompa digunakan dalam :
II-9
(KWatt)................................................................Pers 2.8
e
dimana: S = daya pompa (KWatt)
Q = kuantitas atau debit air (m3/detik)
H = head total (m)
e = efisiensi pompa (antara 70% 80 %)
2.4.3
pompa harus sesuai, agar dapat dioperasikan pada kapasitas yang telah
direncanakan. Pompa harus efisien dan menguntungkan, dimana membutuhkan
energi konsumsi rendah untuk kuantitas pengaliran dan dalam jangka waktu
pengoperasian yang lama.
II-10
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
II-12
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
sistem, yaitu :
1. Penyediaan air minum individual (individual water supply system)
adalah sistem untuk penggunaan individual pelayanan yang terbatas.
2. Penyediaan air minum komunal (community water supply system)
ditujukan pada pelayanan bagi suatu komunitas dengan pelayanan
yang menyeluruh, berikut kebutuhan domestik dan non domestik.
Sistem penyediaan air bersih terdiri atas beberapa komponen yang
digunakan keseluruhan atau sebagian, yaitu :
1.
2.
dengan
menggunakan
suatu
sistem
saluran
dalam
reservoir
distribusi
untuk
selanjutnya
2.7 Reservoir
2.7.1
Penyimpanan untuk ;
a. melayani fluktuasi pemakaian per jam.
b. cadangan air untuk keadaan darurat, misal : kebakaran,
terputusnya aliran.
2.
3.
Ground Reservoir
2.
Reservoir Menara
Dalam menentukan besar reservoir distribusi, perlu diperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi, yaitu :
1.
pengaliran
secara
gravitasi,
reservoir
yang
Waktu Pemompaan
II-15
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
dengan kapasitas supply air tiap jam rata-rata = 100% / 24 jam = 4,17% dari debit
rata-rata per hari. Untuk perhitungan fluktuasi pemakaian air, dapat digunakan
standar dari Proyek Air Bersih Jawa Barat karena diasumsikan fluktuasinya sama.
Perhitungan volume reservoir dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.3
Fluktuasi Pemakaian Air Dalam Sehari
Waktu
Jumlah Pemakaian
Total
Defisit Surplus
( Jam )
( Jam ) tiap jam (%) Pemakaian (%) ( % )
(%)
00 04
4
1,65
6,60
10,08
04 05
1
2,85
2,85
1,32
05 06
1
3,60
3,60
0,57
06 07
1
5,44
5,44
1,27
07 09
2
6,80
13,60
5,26
09 10
1
6,03
6,03
1,86
10 11
1
5,50
5,50
1,33
11 13
2
4,90
9,80
1,46
13 16
3
5,20
15,60
3,09
16 17
1
6,03
6,03
1,83
17 18
1
5,50
5,50
2,91
18 20
2
4,40
8,80
0,46
20 21
1
3,20
3,20
0,97
21 22
1
2,30
2,30
1,87
22 24
2
1,80
3,60
4,74
Jumlah
24
19,47 19,55
Sumber : Proyek Air Bersih Jawa Barat, November 1988
% Volume Reservoir
II-16
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
2.
Diameter
Tekanan
Kualitas air
Kemudahan pemasangan
Tabel 2.4
Usulan Bahan Pipa Sesuai dengan Diameter
Kondisi
Tertanam
Tak
Tertanam
PVC
PVC
>100
GIP
STEEL/GIP
GIP
STEEL/GIP
II-17
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
150
PVC
STEEL/GIP
STEEL/GIP
200
AC
STEEL
STEEL
Pipa Transmisi
Penanaman Pipa
Perpipaan transmisi sedapat mungkin dipasang di dalam tanah.
Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan rusaknya
pipa secara fisik baik oleh tumbuhnya pohon atau kerusakan fisik
lainnya. Kedalaman penanaman pipa dihitung dari permukaan
tanah terhadap bagian atas pipa bergantung kepada kondisi
lapangan. Untuk kondisi lapangan biasa ditentukan minimum 50
cm, sedangkan pipa yang dipasang di bawah jalan ditentukan 100
cm.
Tabel 2.5
Kedalaman Penanaman Pipa
Kondisi Penanaman Pipa
Kondisi biasa
Kedalaman (cm)
80
Dibawah jalan :
- Biasa
100
- Raya
120
Sumber : Dirjen Cipta Karya, 1999
Perlengkapan Pipa
a. Air Valve
Air valve berfungsi untuk melepaskan/mengeluarkan udara
dari dalam pipa, biasa dipasang di titik tertinggi pada jalur pipa.
Untuk jalur pipa yang relatif datar dimana dipasang dua buah
valve, maka perlengkapan ini diletakkan dekat gate/stop valve
yang lebih tinggi. Tipe air valve yang digunakan dapat berupa
II-18
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
ini
berfungsi
untuk
menguras
atau
yang
dipilih,
dipertimbangkan
berdasarkan
maksimum
2000m,
hal
ini
dimaksudkan
untuk
II-19
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
Pipa Distribusi
a.
Galian Pipa
Perpipaan induk distribusi sedapat mungkin akan dipasang
di dalam tanah. Kedalaman tanah penutup pipa minimum
ditentukan 80 cm pada kondisi biasa dan 100 cm untuk pipa di
bawah jalan. Untuk kemudahan pemasangan dan pemeriksaan
perpipaan ini dipasang pada sepanjang pinggir jalan yang
diperlukan. Secara terperinci ketebalan lapisan penutup pipa
sesuai kondisi lapangan dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6
Tebal Penutup Pipa
Tebal Penutup Pipa (cm)
50
80
100
80
80
80
Kondisi
Kondisi biasa
Di bawah jalan
100
100
100
Sumber : Dirjen Cipta Karya 1999
b.
150
80
100
Air Valve
Kecuali pada jembatan pipa dan pada jalur distribusi utama
yang relatif panjang, pada umumnya peralatan ini tidak
diperlukan pada perpipaan distribusi. Hal ini disebabkan karena
selain pada umunya jalur pipa tidak terlalu panjang, juga
sambungan rumah dapat berfungsi sebagai pelepas udara yang
ada di dalam pipa.
c.
Penguras
Perlengkapan penguras diperlukan untuk mengeluarkan
kotoran/endapan yang ada di dalam pipa. Biasa dipasang di
tempat yang paling rendah pada perpipaan distribusi pada
jembatan
pipa.
Sehubungan
dengan
diperlukannya
II-20
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
kemungkinan
terjadinya
clogging
atau
dengan aliran Steady Uniform Flow. Sedangkan kehilangan energi pada pipa
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Mayor losses (pada pipa)
2. Minor losses (pada perubahan pipa, belokan, dsb).
Penggambaran sketsa EGL dan HGL seperti pada gambar 2.4
H hf i hf1 hf 2 hf 3 ... hf n
i 1
II-22
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
V 2
1
hf 2 X 2
hf 3 X 3
hf n X n
2g
, misal :
X1
fx1
D
V1 2
2g
V1 2
2g
V1 2
2g
V
2g
X 1 , X 2 , ..., X n
. Hubungan antara
V1
V2
V3
Q A1 V1 A2 V2 A3 V3 dan seterusnya.
A V
0.25 D1 V1 D1
V2 1 1
2
A2
0.25 D2
D2
2
A V
0.25 D1 V1 D1
V3 1 1
2
A3
0.25 D3
D3
V1 m1 V1
V1 m2 V1
H X1
i 1
V1
2g
Untuk menghitung tinggi air pada pipa kaca vertikal, hampir sama seperti
tersebut di atas, yaitu elevasi muka air di hulu pipa (reservoir atas) dikurangi
kehilangan energi dari awal sampai pada pipa kaca vertikal.
Kehilangan energi pada masing-masing tempat (pipa hubungan seri) dapat
dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu :
o Mayor Losses (kehilangan energi primer)
II-23
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
Z1
P1 V1
P V
Z2 2 2
2g
2g
Tabel 2.7
Perbandingan Titik 1 dan 2 pada Mayor Losses
Titik
Kecepatan
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Elevasi
Tekan
Air
V1
Z1
P1
Kecepatan
2
V1
2g
V2
Z2
P2
Penampang
Energi
Z1
Losses
-
Z2
V2
2g
f L V2
D
2g
Dimana : hf
= kehilangan energi
= diameter pipa
II-24
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
Re,
k
.
D
Rumus : Re
V D
v
Dimana : V
= diameter
V2
2g
Gambar 2.6 Sketsa EGL dan HGL pada awal pipa persegi/tegak
II-25
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
V
Rumus : hf 1.0 1
2g
V
Rumus : hf k
V2
2g
II-26
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
A2 V2 V2
Ak
Ck
dimana : hf
sehingga :
hf
1
jika :
Ck
2
k
V2
2g
V2
V2
Ck
2g
2
1
1 2
2g
Ck
2
A2
V2
maka : hf k
, dan nilai k tergantung
A1
2g
Tabel 2.8
Harga koefisien k berdasarkan Weisbach
A2
k
A1 0.0
0.5
0.1
0.48
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.45 0.41 0.36 0.29 0.21 0.13
Sumber: Soeryono,Ir,Dipl HE,1985
0.8
0.07
0.9
0.01
1
0
A V2 1 4 D1 V1
Vk 2
2
Ak
1 4 D2
2
II-27
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
V1
V1
V
2
2g
2g
Z1
P1 V1
P V
Z 2 2 2 hf
2g
2g
Z1
P1 V1
P V
Z 2 2 2 hf . . . . Persamaan I
2g
2g
P2 P1 A
Q V1 V2
P2 P1
V1 V2
g A2
V2
V1 V2
g
P2 P1
P1 P2 V12 V2 2
2
2
P2 P1 V1 V2
V1 V2
2 V2 V1 V2
2g
2g
V1 V2 2V1V2 2V2
2g
V1 2V1V2 V2
2g
2g
2g
V2 V1 V2 V1 V2
g
2g
2
II-28
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
V1 V2 2
2g
Vk V 2
2g
Jika aliran dalam pipa adalah steady uniform flow, maka berlaku
persamaan kontinuitas, yaitu :
Q V0 A0 Vk Ak V1 A1
sehingga Vk
Ao V0 V0
Ak
Ck
dimana : Q V0 A0 V1 A1
V0
sehingga Vk
A1 V1
A0
A1 V1
V
A
1 1
A0 C k C k A0
Vk
V
2g
II-29
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
hf
V
C k A0
2g
V2
A
1
2 g C k A0
V2
2g
A
dimana : k
C k A0
A2
Ck
2.10
A1 0.1
0.62
228.8
0.2
0.63
47.5
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.64 0.66 0.68 0.71 0.76
17.5 7.8
3.75 1.8
1.8
Sumber: Soeryono,Ir,Dipl HE,1985
0.8
0.81
0.29
0.9
0.89
0.06
1
1
0
Bangunan Pelengkap
B. Ketentuan Teknis
a. Peralatan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
- sesuai dengan ketentuan yang berlaku
- jenis peralatan yang tersedia sebagai berikut: kunci pipa, gergaji, palu,
peralatan untuk pembersih, peralatan untuk adukan pasangan, water pass,
meteran, ayakan pasir,benang, ember.
b. Perlengkapan harus sesuai dengan spesifikasi teknis.
c. Bahan yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi teknis.
2.10.2 Reservoir
Reservoir yang digunakan dalam rencana disesuaikan dengan kondisi
topografi dari daerah layanan. Untuk daerah layanan yang lebih tinggi, digunakan
pompa untuk mengalirkan air dari sumber menuju ke reservoir dengan elevasi
lebih tinggi dari daerah layanan, baru kemudian dialirkan secara gravitasi.
Kapasitas tersebut digunakan untuk mengaliri daerah layanan pada saat
pemakaian jam-jam puncak. (Zwan.1989)
Reservoir dapat diletakkan di bermacam-macam tempat yaitu:
a) Reservoir di instalasi pengolahan air
Reservoir ini terletak antara supply (instalasi pengolahan air) dan demand
(stasiun pompa). Reservoir ini juga digunakan untuk proses bakwash dan
kebutuhan internal. Di reservoir ini juga dilakukan klorinasi dan terdiri
dari dua kompartemen.
b) Reservoir di akhir sistem transmisi
Tanpa menggunakan reservoir pada akhir sistem transmisi, debit pada
transmisi harus mengikuti kebutuhan konsumen dan akan terjadi fluktuasi.
Dengan menggunakan reservoir debit air akan konstan.
c) Reservoir di dekat konsumen
Reservoir yang diletakakan di dekat konsumen akan menyebabkan hal-hal
seperti berikut:
II-31
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
sungai/saluran
atau
sejenis,
diatas
permukaan
tanah/sungai.
b. Pipa yang digunakan untuk jembatan pipa disarankan menggunakan
pipa baja atau pipa Ductile Cast Iron (DCIP).
c. Sebelum bagian pipa masuk dilengkapi gate valve dan wash out.
d. Dilengkapi dengan air valve yang diletakkan pada jarak 1/4 bentang dari
titik masuk jembatan pipa.
2.10.4 Rumah Pompa
Rumah pompa merupakan salah satu bangunan pelengkap yang berfungsi
sebagai tempat pompa ditempatkan. Dalam perencanaan teknik konstruksi rumah
pompa dan sumber daya energi yang harus diperhatikan adalah:
ventilasi;
struktur bangunan;
perlengkapan.
II-32
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
Titik-titik tertentu pada pipa transmisi, yang mempunyai beda tinggi antara
penempatan BPT adalah 70 meter. Untuk pipa jenis baja atau DCIP, beda tinggi
maksimum untuk penempatan BPT adalah 100 meter. Untuk jenis pipa lainnya
dapat mengikuti standar nasional maupun standar internasional yang berlaku.
b. Waktu detensi (td) adalah (1-5) menit.
c. Ditempatkan pada:
Tempat-tempat dimana air dalam pipa kurang, dari kriteria tekanan air minimum
2.11
2.11.1 Epanet
Epanet adalah program komputer yang menggambarkan simulasi hidrolis
dan kecenderungan kualitas air yang mengalir di dalam jaringan pipa. Jaringan itu
sendiri terdiri dari Pipa, Node (titik koneksi pipa), pompa, katub, dan tangki air
atau reservoir. EPANET menjajaki aliran air di tiap pipa, kondisi tekanan air di
tiap titik dan kondisi konsentrasi bahan kimia yang mengalir di dalam pipa selama
dalam periode pengaliran. Sebagai tambahan, usia air (water age) dan pelacakan
sumber dapat juga disimulasikan. EPANET di design sebagai alat untuk mencapai
dan mewujudkan pemahaman tentang pergerakan dan nasib kandungan air minum
II-33
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079
2.11.2 ArcGIS
ArcGIS adalah paket perangkat lunak yang terdiri dari produk perangkat
lunak sistem informasi geografis (SIG) yang diproduksi oleh Esri.
ArcGIS meliputi perangkat lunak berbasis windows sebagai berikut:
perlu
memberi
beberapa
petunjuk
serta
cara
yang
mudah.
ini
mampu
membawa
pengguna
mengautomasikan
kerja-kerja
tambahan
tersendiri.
II-36
AKHMAD MASYKUR HADI M
21080113130079