Akuntansi Sosial
OLEH:
1. Herry Dwiyanto Manukoa
( 1215351024 )
A. Pendahuluan
Akuntansi sosial disefenisikan sebagai penyusunan, pengukuran, dan analisis terhadap
konsekuensi-konsekuensi sosial dan ekonomi dari perilaku yang berkaitan dengan pemerintah
dan wirausahawan. Dalam hal ini, akuntansi sosial berarti identifikasi, mengukur dan
melaporkan hubungan antara bisnis dan lingkungannya. Lingkungan bisnis meliputi sumber daya
alam, komunitas dimasa bisnis tersebut beroperasi, orang-orang yang dipekerjakan, pelanggan,
pesaing, dan perusahaan serta kelompok lain yang berurusan dengan bisnis tersebut. Prose
pelaporan dapat bersifat baik internal maupun eksternal.
Model-model akuntansi dan ekonomi tradisional berfokus pada produksi dan distribusi
barang dan jasa kepada masyarakat. Akuntansi sosial memperluas model ini dengan
memasukkan dampak-dampak dari aktivitas perusahaan terhadap masyarakat.
B. Latar Belakang Sejarah
Akuntansi sosial berkepentingan dengan identifikasi dan pengukuran manfaat sosial dan
biaya sosial konsep yang biasanya di abaikan oleh para akuntan tradisional. Untuk memahami
perkembangan akuntansi sosial, sesoeorang harus mengetahui bagaimana manfaat dan biaya
sosial telah diperlakukan dimasa lalu.
Model akuntansi dasar (baik untuk tujuan keuangan dan manajerial) menggunakan teori
ekonomi mikro untuk menentukan apa yang harus dimasukkan atau dikeluarkan dari perhitungan
akuntansi.
Dengan menetapkan undang-undang dibidang ini, pemerintah memaksa individu dan para
pelaku bisnis untuk menjadi lebih responsive terhadap kebutuhan sosial. Walaupun pelaksanaan
undang-undang ini cenderung lemah, fakta bahwa undang-undang tersebut ada dan mengenakan
sanksi mendorong kepatuhan. Secara bertahap, undang-undang tersebut telah membawa dampak
positif. Terdapat banyak perusahaan yang peka akan lingkungan. Hal ini tampak dari munculnya
akun-akun yang terkait dengan kegiatan sosial pada laporan-laporan keuangannya.
C. Permasalahan Sosial Indonesia
Jika dilihat dari kondisi Indonesia pada saat ini, krisis yang berkepanjangan telah
menempatkan bangsa ini pada krisis multi-dimensi yang mencakup hamper seluruh aspek
kehidupan. Jika dilihat secara lebih seksama dari sudut pandang aspek ekonomi, sendi-sendi
perekonomian (investasi, produksi, dan distribusi) lumpuh sehingga menimbulkan kebangkrutan
dunia usaha, meningkatnya jumlah pengangguran, menurunnya pendapatan perkapita dan daya
1
beli masyarakat, dan pada akhirnya bermuara pada meningkatnya angka jumlah penduduk yang
berada dibawah garis kemiskinan.
Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia mengakibatkan timbulnya berbagai hal
yang tidak pasti, sehingga indicator-indikator ekonomi seperti tingkat suku bunga, laju inflasi,
fluktuasi nilai tukar rupiah, indeks harga saham gabungan, dan sebagainya sangat rentan
terhadap masalah-masalah sosial. Hal ini membuktikan bahwa aspek sosial dan aspek politik
dapat mengundang dua sentiment pasar yang bermuara pada instabilitas ekonom
D. Tanggapan Perusahaan
Sebelum tahun 1960-an, beberapa perusahaan telah dianggap sebagai warga Negara
yang baik. Perusahaan-perusahaan tersebut memperoleh reputasi ini dengan menghasilka
produk-produk berkualitas, memperlakukan pekerja dengan rasa hormat, memberikan kontribusi
kepada komunitas, atau membantu fakir miskin.
Dipihak lain, banyak perusahaan dan asosiasi industry berperang untuk mengubah
peraturan pemerintah yang baru atau mencoba untuk mengikisnya melalui ketidak patuhan.
Dalam kasus ini, manajemen mungkin merasa bahwa beberapa dari peraturan tersebut, seperti
undang-undang perlindungan lingkungan, akan memiliki dampak ekonomi negative terhadap
perusahaan mereka karena biaya untuk mematuhi undang-undang tersebut jika tidak sesuai
dengan manfaatnya.
mengurangi kesejahteraan dari orang lain) tidak dapat dicapai selama produk sosial neto dan
produk pribadi neto tidak serata.
Suatu analisis yang serupa dapat dibuat dalam hal biaya. Bagi Pigou, biaya sosial terdiri
atas seluruh biaya untuk menghasilkan suatu produk, tanpa mempedulikan siapa yang
membayarnya. Biaya yang di bayarkan oleh produsen disebut sebagai biaya pribadi. Selisih
antara biaya sosial dan biaya pribadi (disebut sebagai biaya sosial yang tidak
dikompensasikan) dan disebabkan oleh banyak faktor.
Menurut Pigou, optimalitas-Pareto hanya dapat dicapai jika manfaat sosial marginal sama
dengan biaya sosial marginal. Perbedaan antara Pigou dengan model ekonomi tradisionaldimana pendapatan marginal setara dengan biaya marginal- berasal dari perbedaan antara
manfaat sosial dan pribadi dengan biaya sosial dan pribadi.
Dengan demikian, ketika akuntan mengukur manfaat pribadi (pendapatan) dan biaya
pribadi (beban) serta mengabaikan yang lainnya, mereka bersikap konsisten dengan teori
ekonomi tradisional. Gerakan kearah akuntansi sosial, sebagian besar terdiri dari usaha-usaha
untuk memasukkan biaya sosial dan biaya sosial yang tidak terbagi kedalam model akuntansi.
1. Teori Akuntansi Sosial
Berdasarkan analisis
Pigou
dan
gagasan
mengenai
suatu
kontrak
sosial,
K.V.Ramanathan (1976) mengembangkan suatu kerangka kerja teoritis untuk akuntansi atas
biaya dan manfaat sosial.
Terdapat dua masalah utama dengan pendekatan Ramanathan. Pertama, untuk
menentukan kontribusi neto kepada masyarakat, beberapa jenis system nilai harus ditentukan.
Bagaimana entitas tersebut menentukan apa yang merupakan kontribusi atau apa yang
merupakan kerugian bagi masyarakat?. Beberapa kerugian seperti polusi secara universal dibenci
dan memasukkannya dalam suatu laporan akuntansi dan dibenarkan dengan relative mudah.
Masalah utama kedua berkaitan dengan pengukuran. Adalah teramat sulit untuk
menguantifikasi jumlah pos yang akan dimasukkan dalam laporan kontribusi neto kepada
masyarakat.
2. Pengukuran
Salah satu alasan utama dari lambatnya kemajuan akuntansi sosial adalah kesulitan dalam
1)
2)
3)
3.
mengukur kontribusi dan kerugian. Proses tersebut terdiri atas tiga langkah, yaitu :
Menentukan apa yang menyusun biaya dan manfaat sosial.
Mencoba untuk menguantifikasi seluruh pos yang relevan.
Menempatkan nilai moneter pada jumlah akhir.
Menetukan Biaya dan Manfaat Sosial
3
Cara lain untuk mengidentifikasi asal dari biaya dan manfaat sosial adalah dengan
memeriksa proses distribusi dan produksi perusahaan individual guna mengidentifikassi
bagaimana kerugian dan kontribusi serta menentukan bagaimana hal itu terjadi. Jika satu bagian
dari proses produksidan distribusi diperiksa mungkin ditemukan produk sampingan yang
negative diciptakan bersama-sama dengan produk yang berguna.
4. Kuantifikasi terhadap Biaya dan Manfaat
Ketika aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial ditentukan dari kerugian
serta kontribusi tertentu diidentifikasikan, maka dampak pada manusia dapat dihitung. Untuk
mengukur suatu kerugian dibutuhkan informasi mengenai variable-variabel utama, yaitu waktu
dan dampak.
1) Waktu
Beberapa peristiwa yang menghasilkan biaya sosial membutuhkan waktu beberapa tahun untuk
menimbulkan suatu akibat. Dalam hal pengukuran, adalah penting untuk menentukan lamanya
waktu tersebut. dampak jangka panjang sebaiknya diberikan bobot yang berbeda dengan dampak
jangka pendek.
2) Dampak
Orang-orang dapat dipengaruhi secara ekonomi, fisik, psikologis, dan sosial oleh berbagai
kerugian. Untuk mengukur biaya sosial tersebut adalah perlu untuk mengidentifikasikan
kerugian-kerugian tersebut dan menguantifikasikannya.
Biaya-biaya tersebut dapat diklasifikasikan sebagai kerugian ekonomi, fisik, psikologis, atau
sosial.
1) Kerugian ekonomi
Biaya-biaya ini meliputi tagihan pengobatan dan rumah sakit yang tidak dikompensasi,
hilangnya produktivitas, dan hilangnya pendapatan yang diderita oleh pekerja. Jelaslah,
perhitungan ganda atas hilangnya pendapatan dan produktivitas harus duhindari.
2) Kerugian fisik
Menghitung nilai dari kehidupan atau kesehatan manusia adalah hal yang sulit untuk dilakukan,
tetapi seringkali dicoba dalam analisis biaya-manfaat yang tradisional.
3) Kerugian psikologis
Kerugian-kerugian ini juga sulit untuk dikuantifikasi dan harus didiskontokan pada tingkat bunga
yang sesuai.
4) Kerugian sosial
Dalam keluarga pekerja, perubahan peran dapat terjadi sebagai akibat dari penyakit tersebut.
keluarga tersebut dapat menjadi begitu trauma sehingga terjadi perpecahan. Nilai sekarang dari
seluruh dampak ini bagaimanapun juga harus dihitung.
Riset dalam akuntansi sosial telah cukup ekstensif dan berfokus pada berbagai subjek
yang berkisar dari pengembangan kerangka kerja teoretis sampai mensurvei pngguna potensial
dari data akuntansi sosial bagi investor.
Studi mengenai kegunaan informasi sosial bagi investor dapat dibagi menjadi dua bidang
utama, yaitu :
1) Survey atas investor potensial
2) Pengujian empiris terhadap dampak pasar dari pengungkapan akuntansi sosial.
Studi mengenai reaksi pasar modal terhadap pengungkapan informasi sosial
menyarankan agar investor menyesuaikan perkiraan mereka terhadap pengungkapan informasi
akuntansi sosial. Tidak terdapat kesimpulan yang jelas dari riset mengenai hubungan antara
kinerja sosial, kinerja ekonomi, dan pengungkapan sosial.