PENDAHULUAN
oleh perusahaan dengan hutang atau dengan penjualan saham akan sangat
1
Para manajer dalam menjalankan operasi perusahaan, sering kali
2
terpusat terdapat dua kelompok pemegang saham, yaitu controlling
Hal ini disebabkan dimana dividen yang besar menyebabkan rasio laba
dengan emisi saham baru (floating cost). (Crutchley dan Hansen : 1989).
3
Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa kepentingan manajemen dan
dibiayai oleh utang, tetapi manajer tidak menyukai dengan alasan bahwa
4
payout ratio (Crutley dan Hansen, 1989; Easterbrook, 1989; Leland dan
luar seperti institusional investor dapat mengurangi agency cost. Hal ini
perusahaan. Pandangan tradisional diwakili oleh dua teori yaitu Trade off
5
modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Myers dan Majluf (1984),
equity.
6
akan membuat penghematan pajak dari penggunaan utang lebih rendah
dari pada nilai sekarang dari financial distress dan agency cost (model
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut :
terhadap leverage.
7
C. Pembatasan Masalah
Desember 2006.
D. Perumusan Masalah
leverage?
nilai perusahaan?
perusahaan?
8
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
terhadap leverage.
nilai perusahaan.
1. Bagi Penulis
perkuliahan.
2. Bagi Investor
9
dimanfaatkan oleh para investor dalam pengambilan keputusan
3. Bagi Perusahaan
4. Bagi Akademisi
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan modal sendiri. Ahmad Rodoni dan Indo Yama Nasaruddin (2007).
yang dimiliki perusahaan. Salah satu isi penting yang sering dihadapi oleh
11
terdapat kelebihan antara debt equity ratio dengan average cost of
capital.
apabila harga saham dipasaran terlalu mahal maka perusahaan harus menolak
menerbitkan saham baru karena harga saham tersebut akan turun melalui
proses penilaian.
12
1. Pengertian Struktur Modal
sendiri) dan utang pada suatu perusahaan (Wild et al., 2005). Struktur modal
pada sumber pendanaan serta jenis dan jumlah berbagai aktiva yang dimiliki
Sedangkan menurut Awat (1999) struktur modal adalah proporsi antara utang
jangka panjang dan modal sendiri. Demikian pula menurut Riyanto (2001)
antara lain:
a) Tingkat bunga
modal akan mempengaruhi jenis modal apa yang akan digunakan, apakah
jika tingkat bunga obligasi lebih rendah daripada earning power dari
13
b) Stabilitas earning
dengan beban tetap (utang) atau tidak. Jika perusahaan memiliki earning
c) Susunan aktiva
sebagian besar dari modalnya tertanam dalam aktiva tetap, akan cenderung
d) Risiko aktiva
Risiko yang melekat pada setiap aktiva perusahaan belum tentu sama.
besar. Jika perusahaan memiliki aktiva yang peka terhadap risiko maka
14
e) Jumlah modal yang dibutuhkan
struktur modal. Jika modal yang dibutuhkan sangat besar maka dirasakan
banyak faktor. Oleh karena itu, dalam rangka memperoleh dana melalui
maka pada waktu itu perusahaan lebih baik melakukan penerbitan saham.
g) Sifat manajemen
h) Besarnya perusahaan
15
melakukan penerbitan saham baru untuk memenuhi kebutuhan dananya.
struktur modal atau utang suatu perusahaan ditentukan oleh empat faktor
berikut :
a. Risiko bisnis
b. Pajak perusahaan
c. Fleksibilitas keuangan
16
d. Agresivitas manajemen
meningkatkan laba.
3. Utang
1) Pengertian utang
tuntutan dari pihak luar", yaitu kewajiban ekonomis yang harus dibayar
belum terpenuhi, di mana utang ini merupakan sumber dana atau modal
2) Jenis utang
(a) Utang dagang, yaitu utang yang timbul karena adanya pembelian
17
barang dagangan secara kredit.
(b) Utang wesel, yaitu utang yang disertai dengan janji tertulis untuk
(c) Utang pajak, yaitu utang pajak yang belum disetorkan ke kas
negara.
(d) Biaya yang masih harus dibayar, yaitu biaya-biaya yang sudah
(e) Utang jangka panjang yang segera jatuh tempo, yaitu sebagian
realisir.
dari satu tahun sejak tanggal neraca) (Munawir, 2001). Utang jangka
a. Utang obligasi
tertentu.
18
4. Modal
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik Perusahaan
yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang
ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap
klasifikasi neraca yaitu aktiva, utang dan milik sendiri (modal) sehingga
cadangan pada prinsipnya juga terdiri dari tiga golongan yaitu: (Munawir,
2001).
Cadangan penyusutan itu akan lebih tepat bila diberi nama lain yaitu
dimasukkan dalam utang lancar (current liability), yaitu Utang Pajak atau
19
3. Cadangan yang merupakan surplus, yang betul-betul merupakan hak para
pemisahan sebagian dari laba yang ditahan (retained earning), dan dalam
B. Nilai Perusahaan
(Bringham Gapensi, 1996). Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai
dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari
akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang
terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar
perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai asset
saham, dengan meningkatnya harga saham maka nilai perusahaan pun akan
meningkat.
20
Indikator- indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan diantaranya
adalah :
PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga
Menurut Basuku Yusuf, 2005 dalam Malla Bahagia, 2008, hubungan faktor-
1. Semakin tinggi Pertumbuhan laba semakin tinggi PER nya, dengan kata
lain hubungan antara pertumbuhan laba dengan PER nya bersifat positif.
Hal ini dikarenakan bahwa prospek perusahaan dimasa yang akan datang
profitabilitas dan pertumbuhan laba yang tinggi akan memiliki PER yang
2. Semakin tinggi Dividend Payout Ratio (DPR), semakin tinggi PER nya.
besarnya dividen yang diterima oleh pemilik saham dan besarnya dividen
ini secara positif dapat mempengaruhi harga saham terutama pada pasar
keuntungan yang diperoleh dari investasi tersebut ternyata lebih kecil dari
diharapkan di masa yang akan datang. Semakin besar PER, maka semakin
22
besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat
Kepemilikan Manajerial
23
Proporsi hutang yang besar akan menempatkan manajer di bawah
kepemilikan manajerial.
dijelaskan melalui free cash flow hypothesis (FCF) (Jensen, 1986). Melalui
Kepemilikan Institusional
institusional adalah negatif. Hubungan ini sesuai dengan penelitian Fitri dan
Mamduh (2003).
24
akan mengurangi minat institusi untuk melakukan investasi pada saham
akan lebih tertarik untuk berinvestasi pada saham dengan dividen yang tinggi
dibayarkan pada risiko yang tinggi dalam hal ini berarti kepemilikan
dalam hal ini yaitu biaya yang ditanggung pemilik untuk mengawasi agen
25
Kehadiran kepemilikan institusional memiliki efek subtitusi bagi pembayaran
dengan tingkat hutang yang tinggi akan berusaha untuk mengurangi agency
akan merelakan aliran kas internal yang sebelumnya dapat digunakan untuk
26
D. Faktor Ekstern
adalah :
bunga kredit investasi dan tingkat bunga kredit modal kerja Bank
penggunaan modal kerja dalam bentuk utang jangka pendek dan dana
investasi dalam bentuk hutang jangka panjang pada akhir tahun. Suku
dengan len (ln) dari nilai perdagangan saham di BEI pada akhir tahun.
27
3. Pertumbuhan Pasar
diukur dari nilai rasio selisih volume penjualan pada tahun t dengan
E. Faktor Intern
adalah :
1. Profitabilitas
profit atau laba selama satu tahun yang dinyatakan dengan rasio laba
equity (ROE).
28
Tingkat profitabilitas masa lalu di suatu perusahaan harus
Dengan formula :
29
2. Pembayaran dividen
30
dan pertumbuhan dimasa mendatang sehingga memaksimumkan harga
likuiditas.
31
b. kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus
tersebut.
konstan.
dari laba. Ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang
3. Ukuran Perusahaan
pada neraca akhir tahun yang dilakukan dengan len (ln) dari total
aktiva.
32
aktiva yang bisa dijadikan jaminan untruk memperoleh hutang
perusahaan kecil.
F. Peneliti Sebelumnya
ekstern dan faktor intern terhadap nilai perusahaan di Bursa Efek Jakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah ada
adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sebanyak 134
studi ini menunjukan bahwa struktur kepemilikan, faktor ekstern dan faktor
perusahaan. Studi ini menguji teori keagenan Jensen dan Meckling (1971).
Pecking Order Theory Myers (1984), Trade Off Model dan Signaling Theory,
Bhattacarya (1979).
faktor determinan struktur modal dan price earning ratio serta pengujian
terhadap harga saham studi empiris perusahaan Jakarta Islamic Index dengan
faktor apa saja yang mempengaruhi struktur modal baik secara langsung dan
tidak tidak langsung dalam hal struktur aktiva, operating leverage (DOL),
faktor apa saja yang memperngaruhi price earning ratio (PER) , seperti total
pertumbuhan (grow rates), baik secara langsung dan tidak langsung, untuk
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap price earning ratio (PER) dan
untuk memperoleh bukti empiris tentang faktor apa saja dari kedua faktor,
34
yakni struktur modal dan price earning ratio (PER) yang mempengaruhi harga
saham, serta mencari faktor apa yang dimiliki pengaruh paling dominan.
total leverage dan penjualan maka total leverage mempunyai pengaruh yang
paling dominan terhadap PER dan hasil penelitian selanjutnya yakni antara
pengaruh struktur modal dan PER terhadap harga saham hasil menunjukan
itensitas modal tertimbang serta pangsa pasar terhadap ROA dan ROE
1997 dengan total sampel per tahun sebanyak 41 perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi
berganda dengan menggunakan pooling data. Uji t dan uji F digunakan untuk
35
menguji hipotesis penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa : pertama,
tiga variabel, yaitu ROA industri, intensitas modal tertimbang, dan leverage
keuangan tertimbang.
digunakan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari 8 perusahaan yang bergerak
regresi linier berganda yaitu uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini didapat
tahunan.
36
Peneliti lainnya dilakukan oleh Etty M. Nasser dan Fielyandi F.
equation model) dengan bantuan software Amos 4.0. Penelitian ini bertujuan
hutang terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini didapat bahwa variabel
perusahaan.
37
G. Kerangka pemikiran
dividen yang meningkat akan mengurangi laba yang ditahan sehingga sumber
38
perusahaan berarti semakin besar aktiva yang bisa dijadikan jaminan untruk
sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan
investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Investor
39
semakin tinggi menimbulkan financial distress sehingga nilai perusahaan
utang.
e1 X.
11
Struktur Kepemilikan J
Saham (X 1) Cru e nsen
t ch , e ta
1
1
e2 X.1 2 iey
, e t ll (19
Ste
all 92)
in
(1 9 , ( -
er
92) )
19
Su , I ttu
, (-
)
e9
96
da
rm r ig a
Y1.1
a( &
Struktur Modal
2 3) (-)nz (200
20 Sa
0
Leverage
( ) (Y1)
e3 X.
21 3 (+ )
03) 1) (-)
Y1.2 e10
1)
(20
( +)
a st r i ( 20 0
Sul aw ati
tn
Ra
e4 X.
22 Faktor Ekstern (X2) Su
la st r 4
Trade off Theory (Rubenstein)(1973)
Pecking Order Theory (Myers)(1984)(-)
i (2 0 Steiner (2004)(+)
03
(+)
) (+
)
4)
98
e5 X.2 3
(1
(M (-)
rs)
e11
ry 992)
ye
Y2.1
Th rn ( 1
Nilai Perusahaan
Or g & 5
d er Z o
eo
(+) (Y2)
n g olber
31 1 99 y a
k o ( ch ar
ck i
jo ta
Jen
S u B at
r y
eo
Th
i ng
n al
e7 X.
32 Faktor Intern (X3) S ig
2
e8 X.3 3
Keterangan :
40
X2.3 : Pertumbuhan Pasar
X3.1 : Profitabilitas
variabel endogen
ke variabel endogen
Y1 : γ1 X1 + γ3X2+ γ5 X3+ε1
Y2 : γ2 X1 + γ4X2+ γ6 X3+ε2
Y2 : βY1+ε2
41
struktural kedua X1 (Struktur Kepemilikan Saham), X2 ( Faktor Ekstern) dan X3
endogen, dan γ2,γ4,dan γ6 koefisien jalur yang menjelaskan pengaruh dari variabel
koefisien jalur yang menjelaskan pengaruh dari variabel endogen (Y2)( Nilai
selama empat periode yaitu tahun 2003 sampai dengan tahun 2006. Selanjutnya
dari perusahaan tersebut peneliti mengambil data laporan keuangan akhir tahun
per 31 Desember yang berupa modal saham (share capital), nilai perdagangan
saham (value trade), total sales industry, ROA, DPR, total asset, DER, DAR,
PER dan PBV. Data tersebut akan diolah untuk mendapatkan variabel-variabel
yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini melibatkan variabel latent
dan beberapa indikator sebagai variabel manifest. variabel latent yaitu variabel
yang tidak bisa diukur secara langsung dan memerlukan beberapa indikator
sebagai proksi dan variabel manifest adalah variabel yang secara langsung daoat
diukur.
42
Variabel latent terdiri dari variabel endogen dan variabel eksogen.
(Leverage) (Y1), dan Nilai Perusahaan (Y2), dan variabel eksogennya diantaranya
Struktur Kepemilikan Saham (X1), Faktor Ekstern (X2), Faktor Intern (X2).
Relationships) 8.54.
H. Rumusan Hipotesis
pendanaan atas dasar hirarki risiko (pecking order theory). Pecking Order
Theory adalah salah satu teori yang mendasarakan pada asimetri informasi.
cara membatasi akses pada sumber pendanaan dari luar. Myers dan Majluf
43
theory cenderung akan memilih internal fund, riskless debt, risky debt dan
equity. Myers dan Majluf (1984), dan Myers (1984) mengacu terhadap
44
untuk melakukan peminjaman dan leverage akan menurun. Pembayaran
dividen yang meningkat akan mengurangi laba yang ditahan sehingga sumber
perusahaan berarti semakin besar aktiva yang bisa dijadikan jaminan untruk
sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan
45
prospek perusahaan semakin bagus sehingga investor akan tertarik untuk
investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Investor
utang.
Hipotesis penelitian
perusahaan
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2003 sampai dengan
tahun 2006. Ditetapkan penelitian dimulai tahun 2003 karena pada tahun
Ditetapkan BEI sebagai tempat penelitian karena BEI penulis anggap sebagai
tempat untuk memperoleh data yang diperlukan berupa laporan keuangan dan
harga saham yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Adapun variabel
1. Populasi
terdaftar di BEI tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 melalui proses
screaning.
2. Sampel
47
c. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit
Desember.
dan informasi yang mendukung penelitian ini. Data sekunder dan informasi
tahun 2006.
3. Rata-rata tingkat suku bunga modal kerja akhir bulan dan rata-
rata tingkat suku bunga investor akhir bulan dari Bank Umum
ini.
48
D. Metode Analisis
Identifikasi Variabel
a. Variabel Endogen
b. Variabel Eksogen
49
equity ratio (DER) (Y1.1), debt to asset ratio (DAR) (Y1.2), price
earning ratio (PER) (Y2.1), dan price book value (PBV) (Y2.2).
Selain itu menurut Bollen (1989), SEM juga dapat menguji secara
bersama-sama :
antaranya adalah :
50
1 . Konseptualisasi Model
tetapi juga dapat berasal pengalaman dan praktek yang diperoleh dari
3. Spesifikasi Model
4. Identifikasi Model
dapat memperoleh nilai yang unik untuk seluruh parameter dari data
51
Untuk menentukan apakah model kita mengandung atau tidak
t < s/2
dimana :
52
informasi yang tersisa untuk menguji model ( derajat kepercayaan
adalah 0).
5. Estimasi Parameter
berguna yaitu koefisien regresi standar error dan nilai t. Standar error
nilai t harus lebih besar dari nilai t-tabel pada level tertentu yang
Uji Keseluruhan
menentukan apakah model plausible (masuk akal) atau fit. Suatu model
penelitian dikatakan baik, apaabila memiliki model fit yang baik pula.
53
• Absolute Fit Measures
54
Sedangkan jika ukuran sampel adalah besar, maka uji chi-square
nilai GFI yang lebih besar dari 0,9 menunjukkan fit suatu model
yang baik.
suatu model. Model yang fit adalah yang memiliki nilai AGFI 0.9
apabila memiliki nilai PGFI jauh lebih besar daripada 0.6 (Byrne,
55
d. Root Mean Square Errors of Approximation (RMSEA)
Lind pada tahun 1980. Nilai RMSEA yang kurang daripada 0.05
cukup fit jika RMSEA berkisar 0.08 sampai dengan 0.1 dan jika
menilai fit aatau tidaknya suatu model yang dapat dilihat dari
(2005) cut-off model fit sebesar 5 dan sedikit lebih tinggi daripada
56
yang dianjurkan oleh Carmines dan Melver (1981) dalam Imam
Normed Fit Index (NFI) yang ditemukan oleh Bentler dan Bonetts
dalam sampel yang kecil, sehingga merevisi index ini dengan nama
Comparative Fit Index (CFI). Nilai NFI dan CFI berkisar antara 0
dan 1. Tetapi suatu model dikatakan fit apabila memiliki nilai NFI
0.90.
57
Relative Fit Index (RFI) digunakan untuk mengukur fit dimana
oleh Mulaik et.al. (1998) dalam Imam Ghozali (2005). PGFI telah
berkisar antara 0-1, dimana lebih besar nilai tersebut lebih baik.
58
Tabel 3.1
Standar Penilaian Kesesuaian (Fit )
Nilai Yang Direkomendasikan
Laporan Statistik Holmes- Smith
(2002) Kelloway (1998)
Absolut Fit
χ² p > 0.05 Tidak Signifikan
Normed Chi-Square
(χ²⁄df) 1<χ²⁄df<2 2<χ²⁄df<5
Nilai 2-3 →reasonable
good fit < 2 → over fitting
Nilai < 1 →overfit
RMR < 0.05 < 0.05
RMSEA < 0.05 < 0.10 → good fit
0.05-
0.08→reasonable fit <0.05 → very good fit
< 0.01 →outstanding
fit
GFI > 0.95 >0.90→ good fit
> 0.90 →reasonable
fit
AGFI >0.95 >0.90→ good fit
>0.90 →reasonable
fit
Comparative Fit
NFI - 0.9 → good fit
NNFI >0.95 0.9 → good fit
>0.90 →reasonable
fit
>1 → lack of
parsimony
CFI >0.95 0.9 → good fit
>0.90 →reasonable
fit
RFI - 0.9 → good fit
Parsimonious Fit
0-1 (lebih besar lebih
PNFI - baik)
0-1 (lebih besar lebih
PGFI - baik)
0-1 (lebih besar lebih
AIC Nilai sekecil mungkin baik)
0-1 (lebih besar lebih
CAIC Nilai sekecil mungkin baik)
59
Bila Kecocokan model secara keseluruhan telah terpenuhi,
diperoleh minimal sebesar 1.96 untuk taraf α = 5%, dan 2.58 untuk
taraf α = 1% .
7. Modifikai Model
Model yang tidak fit dapat dilihat dari beberapa indikator goodness of fit
60
yang tidak menunjukan batas dan syarat tertentu misalkan nilai p yang
lebih kecil dari 0.05 sehingga menunjukkan model tidak fit padahal
model dikatakan fit apabila memiliki p yang tidak signifikan (lebih besar
yaitu menguji fit tidaknya model terhadap suatu data baru (validasi sub-
Uji Hipotesis
61
Pengujian hipotesis pada SEM dimulai dengan penyusunan hipotesa
perusahaan
Uji Signifikan
Uji signifikan dapat dilakukan dengan cara melihat jalur-jalur pada model
tingkat signifikan terhadap variabel latennya atau tidak. Uji signifikan pada
62
variabel endogen dan antara variabel endogen dengan variabel endogen.
parsial. Uji secara parsial terhadap koefisien path pada setiap jalur model
berikut :
Jika t-hitung > t-tabel, maka terdapat koefisien jalur yang signifikan.
Jika t-hitung < t-tabel, maka tidak terdapat koefisien jalur yang tidak
signifikan.
1. Variabel Endogen
adalah :
aktiva.
b. Nilai Perusahaan
diantaranya adalah :
2. PBV(Price Book Value) Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar
2. Variabel Eksogen
1) Kepemilikan Istitusional
saham oleh institusi dalam hal ini institusi pendiri perusahaan, bukan
Inst Shrs it
Institusional (X ) = ---------------------------
Total Shrs it
Keterangan :
periode t.
2) Kepemilikan Manjerial
Sujoko (2007).
D + C Shrs it
Managerial Ownership (X ) = -------------------------
Total Shrs it
Keterangan :
D & C Shrs it = Saham yang dimiliki perusahaan I pada periode t
Total Shrs it = Jumlah total saham beredar perusahaan I pada periode t
65
b. Faktor Ekstern
ekstern adalah:
bunga kredit investasi dan tingkat bunga kredit modal kerja Bank Umum
modal kerja dalam bentuk utang jangka pendek dan dana investasi dalam
Variabel pasar modal diukur dengan len (ln) dari nilai perdagangan saham
3) Pertumbuhan Pasar
dipasar yang harus direbut oleh perusahaan. Pertumbuhan pasar ini diukur
dari nilai rasio selisih volume penjualan pada tahun t dengan volume
66
penjualan pada tahun t-1 dibagi dengan volume penjualan industri pada
tahun t-1.
c. Faktor Intern
1) Profitabilitas
profit atau laba selama satu tahun yang dinyatakan dengan rasio laba operasi
2) Pembayaran Dividen
kepada pemegang saham pada akhir tahun yang juga akan mencerminkan
besarnya laba yang akan ditanamkan pada laba ditahan akhir tahun. Variabel
3) Ukuran Perusahaan
pada neraca akhir tahun yang dilakukan dengan len (ln) dari total aktiva.
67
SIZE = Ln Total Assets it
Keterangan :
periode t
BAB IV
PEMBAHASAN
jangka panjang baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang
68
Yaitu pasar modal memudahkan alternatif investasi untuk memperoleh
berprospek baik.
lebih maju, terciptanya kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan pendapatan
2.Perusahaan (Emiten).
69
SRO adalah organisasi yang mewakili kewenangan untuk membuat peraturan
• Burasa Efek.
trqansaksi bursa agar terlaksana secara teratur, wajar, dan efisien. Setiap
Lembaga yang telah memperoleh izin usaha sebagai LKP oleh BAPEPAM
4. Perusahaan Efek.
70
Perusahaan efek adalah yang mempunyai aktivitas sebagai
perantara pedagang efek yaitu bahwa perusahaan efek melakukan jual beli
saham atas kepentingan pihak lain, atau dirinya sendiri, sebagai penjamin
emisi efek yaitu menjamin agar penerbitan emisi sekuritas yang dilakukan
oleh suatu perusahaan dapat terjual smua, dan sebagai manajer iivestasi
5. Penasehat Investasi
Kegiatan jual beli saham dan obligasi sebenarnya telah dimulai pada abad
cabang bursa di Batavia. Bursa ini merupakan bursa tertua keempat di Asia,
setelah Bombay, Hongkong dan Tokyo. Bursa yang dinamakan Vereniging voor
serta efek perusahaan Belanda lainnya (Rusdin, Pasar Modal, Bandung; Alfabeta,
71
Minat masyarakat terhadap pasar modal mendorong didirikannya bursa di
kota Surabaya (11 Juni 1925) dan Semarang (1 Agustus 1925). Perkembangan
pasar modal pada saat itu, terlihat dari nilai efek yang mencapai NIF 1,4 milyar,
Semarang dan Surabaya. Pada tanggal 17 Mei 1940, secara keseluruhan kegiatan
Uang dan Efek-efeknya (PPUE). Namun pada tahun 1958, terjadi kelesuan dan
untuk membentuk Pasar Uang dan Pasar Modal. Pada tanggal 10 Agustus 1977,
72
tahun 1987-1988, pemerintah menerbitkan paket-paket deregulasi. Paket
deregulasi ini adalah: Paket Desember 1987 (Pakdes 87), Paket Desember 1988
(Pakto 88), dan Paket Desember 1988 (Pakdes 88). Penerbitan paket deregulasi ini
Pakdes 1987 .
biaya pendaftaran emisi efek. Selain itu dibuka pula kesempatan bagi pemodal
asing untuk membeli efek maksimal 49% dari total emisi. Pakdes 87 juga
bursa paralel. Sebagai pilihan bagi emiten yang belum memenuhi syarat untuk
Pakto 88
Lending, Limit), dan pengenaan pajak atas bunga deposito. Pengenaan pajak ini
kebijaksanaan ini berarti pemerintah memberi perlakuan yang sama antara sektor
Pakdes 88
73
Pakdes 88 pada dasarnya memberikan dorongan yang lebih jauh pada pasar modal
Efek Jakarta (BEJ) cenderung menurun. Indeks ditutup pada level 1.216,140 atau
Peningkatan indeks ini antara lain didorong oleh adanya aksi beli para pemodal
atas saham PT Semen Gresik. Hal ini juga dipengaruhi oleh adanya sentimen
positif pasar atas pernyataan dari Bank Indonesia bahwa pertumbuhan ekonomi
akan tumbuh secara cepat dalam semester pertama tahun 2006 ini, dan
pertumbuhan PDB tahun 2006 diperkirakan akan mencapai antara 5% dan 5,7%.
(0,91%) ke level 1.236,089. Para pemodal cenderung melakukan aksi jual atas
saham-saham unggulan seperti saham PT. Astra Int, PT Bank BRI dan PT. Bank
bunga perbankan. Kondisi tersebut tidak terlepas dari rencana pemerintah yang
74
akan menaikkan tariff dasar listrik yang akan berdampak pada naiknya tingkat
inflasi. Aksi jual juga terjadi pada saham PT. Indosat dan PT. Telkom berkenaan
ditutup pada posisi 1.231,250 atau turun 4,839 poin (0,39%). Para pemodal
Amerika Serikat akan mendorong Bank Indonesia menaikkan tingkat suku bunga
sebagai upaya mencegah penurunan nilai tukar rupiah. Kondisi tersebut masih
Pada akhir pekan indeks turun 8, 024 poin ke level 1.215,140 yang dipicu
oleh aksi jual saham PNG yang dinilai harga sahamnya naik terlalu cepat,
perbankan. Nilai rata-rata perdagangan saham perhari di BEJ pada minggu ini Rp.
domestik yang mencapai 73, 60% dibandingkan dengan pemodal asing 26,40%
dari total perdagangan saham. Pemodal asing lebih banyak melakukan penjualan,
75
terlihat dari total posisi jual yang lebih besar daripada posisi belinya sehingga
B. Deskriptif Analisis
• Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (Bursa Efek Indonesia) dan
76
Tabel 4.1
Sampel Data Penelitian
No Nama Perusahaan
1 AKR Corporatian Tbk.
2 Asuransi Bintang Tbk.
3 Asuransi International Tbk.
4 Astra Graphia Tbk.
5 Astra Otoparts Tbk.
6 Berlian Laju Tanker Tbk.
7 Bank UOB Buana Tbk.
8 Ekhadarma International Tbk.
9 Gudang Garam Tbk.
10 Hexindo Adiperkasa Tbk.
11 Indorama Sythentic Tbk.
12 Indosat Tbk.
13 Intel Nickel Indonesia Tbk.
14 Kimia Farma Tbk.
15 Lautan Luas Tbk.
16 Panin Sekuritas Tbk.
17 Ramayana Lestari Tbk.
18 Rig Tenders Tbk.
19 Selamat Sempurna Tbk.
20 Sorini Corporation Tbk.
21 Sepatu Bata Tbk.
22 Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk.
23 Tempo Scan Pasific Tbk.
24 Tunas Baru Lampung Tbk.
Sumber : Bursa Efek Indonesia
77
B.2 Deskripsi Analisis Data
diantaranya adalah :
jumlah saham yang dimiliki investor institusi, adapun rasio yang diperoleh
dari indikator-indikator yang diteliti dapat dilihat dari table yaitu sebagai
berikut :
78
Tabel 4.2
Struktur Kepemilikan Saham (X1).
No. Nama Perusahaan Mjr. Own Inst. Own
2003 2004 2005 2006 2003 2004 2005 2006
0,733 0,712 0,712 0,712
1 AKR Corporatian Tbk. 0,0048 0,0014 0,0014 0,0014 5 4 4 4
0,614 0,812 0,861 0,864
2 Asuransi Bintang Tbk. 0,0448 0,0717 0,0800 0,0950 6 8 3 8
Asuransi International 0,475 0,475 0,501 0,501
3 Tbk. 0,0009 0,0009 0,0044 0,0002 5 5 1 1
0,769 0,768 0,768 0,768
4 Astra Graphia Tbk. 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 5 7 7 7
0,873 0,850 0,867 0,867
5 Astra Otoparts Tbk. 0,0001 0,0004 0,0009 0,0005 1 4 2 2
0,632 0,522 0,454 0,454
6 Berlian Laju Tanker Tbk. 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 5 8 1 2
0,681 0,718 0,878 0,878
7 Bank UOB Buana Tbk. 0,0066 0,0065 0,0061 0,0061 4 5 5 8
Ekhadarma International 0,728 0,728 0,732 0,743
8 Tbk. 0,0505 0,0549 0,0638 0,0588 2 2 6 7
0,721 0,721 0,721 0,721
9 Gudang Garam Tbk. 0,0174 0,0174 0,0206 0,0206 2 2 2 2
0,762 0,813 0,172 0,762
10 Hexindo Adiperkasa Tbk. 0,0021 0,0021 0,0508 0,0001 4 1 1 1
0,451 0,451 0,451 0,537
11 Indorama Sythentic Tbk. 0,1318 0,1318 0,1318 0,1937 6 6 6 9
0,569 0,557 0,550 0,551
12 Indosat Tbk. 0,0002 0,0002 0,0002 0,0003 4 7 4 0
Intel Nickel Indonesia 0,788 0,820 0,820 0,820
13 Tbk. 0,0122 0,0004 0,0004 0,0004 2 7 7 7
0,900 0,900 0,900 0,900
14 Kimia Farma Tbk. 0,0097 0,0097 0,0040 0,0039 3 3 3 3
0,630 0,630 0,630 0,681
15 Lautan Luas Tbk. 0,0364 0,0364 0,0364 0,0364 3 3 3 8
0,334 0,334 0,334 0,334
16 Panin Sekuritas Tbk. 0,0400 0,0400 0,0400 0,0400 4 4 4 4
0,640 0,640 0,637 0,575
17 Ramayana Lestari Tbk. 0,0371 0,0371 0,0370 0,0368 7 7 8 5
0,774 0,774 0,968 0,968
18 Rig Tenders Tbk. 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 6 7 5 4
79
0,680 0,680 0,680 0,613
19 Selamat Sempurna Tbk. 0,0448 0,0649 0,0666 0,0822 2 2 2 6
0,646 0,646 0,646 0,646
20 Sorini Corporation Tbk. 0,0005 0,0005 0,0005 0,0005 2 2 2 2
0,842 0,788 0,841 0,839
21 Sepatu Bata Tbk. 0,0011 0,0001 0,0001 0,0001 0 0 0 0
Tambang Batu Bara 0,837 0,701 0,650 0,650
22 Bukit Tbk 0,0122 0,0125 0,0070 0,0035 4 9 2 2
0,765 0,662 0,663 0,141
23 Tempo Scan Pasific Tbk. 0,0006 0,0010 0,0011 0,0010 6 8 3 3
Tunas Baru Lampung 0,826 0,782 0,782 0,595
24 Tbk. 0,0010 0,0010 0,0010 0,0010 9 0 0 7
0,019 0,020 0,023 0,024 0,695 0,687 0,676 0,672
Rata-rata per tahun 0 5 2 3 0 3 1 1
Sumber : Laporan Keuangan Tiap Perusahaan BEI
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hampir sebagian besar perusahaan
menunjukan jumlah kecil yaitu sekitar 0.0190 (1.90%) pada tahun 2003, 0.0205
(2.05%) pada tahun 2004, 0.0232 (2.32%) pada tahun 2005, dan 0.0243 (2.43%)
pada tahun 2006, dimana struktur kepemilikan saham manajerial tertinggi dimiliki
oleh perusahaan Indorama Synthetic Tbk. yaitu sebesar 0.1937 (19.37%) dan
0.0950 (9.50%) oleh perusahaan Asuransi Bintang Tbk. Tetapi tidak hanya pada
Bintang Tbk. mempunyai struktur saham manajerial yang sama besar pada tahun
2003, 2004, dan 2005 yaitu 0.1318 (13.18%) yang dimiliki perusahaan
IndoramaSynthetic Tbk. dan 0.08 (8%) yang dimiliki oleh perusahaan Asuransi
saham manajerial terendah pada tahun 2003 adalah perusahaan astra Graphia Tbk.
80
dan Astra Otoparts Tbk. yaitu sama-sama sebesar 0.0001 (0.01%). Selanjutnya
perusahaan Astra graphia Tbk. dan Sepatu BataTbk. yaitu sama-sama sebesar
saham manajerial terendah adalah perusahaan Astra Graphia Tbk. dan Sepatu
Bata Tbk. yaitu sama-sama sebesar 0.0001 (0.01%), dan tahun 2006 yang
menunjukan jumlah yang besar yaitu sekitar 0.6950 (69.5%) pada tahun 2003,
0.6873 (68.73%) pada tahun 2004, 0.6761 (67.61%) pada tahun 2005, dan 0.6721
(67.21%) pada tahun 2006. Dimana struktur kepemilikan saham institusi tertinggi
dmiliki oleh perusahaan Rig Tenders Tbk. yaitu sebesar 0.9685 (96,85%) pada
tahun 2005, dan perusahaan Kimia Farma Tbk. yaitu sebesar 0.9003 (90.03%).
institusional terendah pada tahun 2003, 2004, dan 2005 adalah perusahaan panin
Sekuritas Tbk. yaitu sebesar 0.3344 (33.44%), selanjutnya pada tahun 2006
(bahkan seluruh) perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia periode 2003-
2006 mempunyai jumlah kepemilikan saham manajerial yang kecil atau kurang
81
dari 5%, ini menunjukan bahwa dengan kepemilikan manajerial yang rendah,
kekuasaan yang dimiliki oleh pihak manajemen atas perusahaan yang semakin
rendah. Hal ini juga menyebabkan segala tindakan dan keputusan yang dilakukan
Institusioanal yang besar akan menimbulkan usaha pengawasan dan kontrol yang
lebih besar oleh pihak investor Institusi terhadap opportunistic manajer sehingga
b. Faktor Ekstern
variabel yang tidak dapat dikendalikan perusahaan. Variabel yang termasuk dalam
faktor ekstern adalah tingkat suku bunga, keadaan pasar modal, dan pertumbuhan
pasar.
bunga kredit investasi dan tingkat bunga kredit modal kerja Bank Umum
modal kerja dalam bentuk utang jangka pendek dan dana investasi dalam
82
Keadaan pasar modal merupakan besarnya nilai transaksi
Variabel pasar modal diukur dengan len (ln) dari nilai perdagangan saham
dipasar yang harus direbut oleh perusahaan. Pertumbuhan pasar ini diukur
dari nilai rasio selisih volume penjualan pada tahun t dengan volume
penjualan pada tahun t-1 dibagi dengan volume penjualan industri pada
tahun t-1.
Tabel 4.3
Faktor Ekstern (X2).
No
. Nama Perusahaan Tingkat Suku Bunga
2003 2004 2005 2006
1 AKR Corporatian Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
2 Asuransi Bintang Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
Asuransi International
3 Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
4 Astra Graphia Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
5 Astra Otoparts Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
6 Berlian Laju Tanker Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
7 Bank UOB Buana Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
Ekhadarma International
8 Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
9 Gudang Garam Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
10 Hexindo Adiperkasa Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
11 Indorama Sythentic Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
12 Indosat Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
Intel Nickel Indonesia
13 Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
14 Kimia Farma Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
83
15 Lautan Luas Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
16 Panin Sekuritas Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
17 Ramayana Lestari Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
18 Rig Tenders Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
19 Selamat Sempurna Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
20 Sorini Corporation Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
21 Sepatu Bata Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
Tambang Batu Bara
22 Bukit Tbk 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
23 Tempo Scan Pasific Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
Tunas Baru Lampung
24 Tbk. 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
Rata-rata per tahun 0,1699 0,1440 0,1413 0,1585
Sumber : Data diolah
Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat suku
bunga per tahun yaitu pada tahun 2003 tingkat suku bunga sebesar 0.1699
(16.99%), pada tahun 2004 sebesar 0.1440 (14.4%), pada tahun 2005
sebesar 0.1413 (14.13%), dan pada tahun 2006 sebesar 0.1585 (15.85%).
Dimana tingkat suku bunga tertinggi yaitu pada tahun 2003 sebesar 0.1699
(16.99%), dan tingkat suku bunga terendah yaitu pada tahun 2005 sebesar
akan menurun, begitu juga sebaliknya semakin rendah suku bunga akan
Indonesia , yang diukur dengan len (ln) dari nilai perdagangan saham di
Tabel 4.4
Faktor Ekstern (X2).
No
. Nama Perusahaan Value Trade
2003 2004 2005 2006
1,098 6,660
1 AKR Corporatian Tbk. 6 5,1417 6,1356 6
1,757 0,182
2 Asuransi Bintang Tbk. 9 2,3514 0,6931 3
Asuransi International 9,330 10,16
3 Tbk. 4 9,7491 9,9166 28
6,021 5,505
4 Astra Graphia Tbk. 0 5,3660 6,2005 3
5,823 5,187
5 Astra Otoparts Tbk. 0 6,4968 5,6312 4
5,327 9,634
6 Berlian Laju Tanker Tbk. 9 6,9147 8,4451 6
4,779 3,828
7 Bank UOB Buana Tbk. 1 7,0792 7,8120 6
Ekhadarma 1,609 0,693
8 International Tbk. 4 2,5649 1,6094 1
1,609 0,693
9 Gudang Garam Tbk. 4 2,5649 1,6094 1
Hexindo Adiperkasa 3,258 5,379
10 Tbk. 1 5,7683 5,0626 9
85
5,147 3,295
11 Indorama Sythentic Tbk. 5 5,3033 4,4659 8
8,740 9,942
12 Indosat Tbk. 7 9,3927 9,6366 6
Intel Nickel Indonesia 5,886 8,400
13 Tbk. 1 7,8002 7,8364 2
5,433 4,219
14 Kimia Farma Tbk. 7 4,9488 4,7362 5
4,644 4,499
15 Lautan Luas Tbk. 4 5,0814 6,3613 8
3,091 2,484
16 Panin Sekuritas Tbk. 0 2,1972 2,0794 9
7,084 7,550
17 Ramayana Lestari Tbk. 2 7,2392 7,2004 1
4,276 0,693
18 Rig Tenders Tbk. 7 3,4340 6,2558 1
3,850 1,386
19 Selamat Sempurna Tbk. 1 1,9459 1,9459 3
1,791 1,945
20 Sorini Corporation Tbk. 8 3,8501 2,8904 9
2,828 2,532
21 Sepatu Bata Tbk. 5 2,2439 2,1211 1
Tambang Batu Bara 4,110 6,413
22 Bukit Tbk 9 4,9345 4,3438 5
6,350 7,341
23 Tempo Scan Pasific Tbk. 9 6,5425 5,6168 5
Tunas Baru Lampung 4,110 6,413
24 Tbk. 9 4,9345 4,3438 5
4,498 5,122 4,793
Rata-rata per tahun 4 5,1602 9 6
Sumber : Data diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata per tahun keadaan
pasar modal yang diukur dari besarnya nilai transaksi perdagangan di BEI
pada akhir tahun sebagai cermin perkembangan BEI. Variabel pasar modal
diukur dengan len (ln) dari nilai perdagangan saham di BEI pada akhir
tahun, pada tahun 2003 sebesar 4.4984, pada tahun 2004 rata-rata per
tahun sebesar 5.1602, pada tahun 2005 rata-rata per tahun sebesar 5.1229,
dan pada tahun 2006 rata-rata per tahun 4.7936. Dimana rata-rata pertahun
tertinggi yaitu pada tahun 2004 sebesar 5.1602, dan rata-rata pertahun
terendah yaitu pada tahun 2003 sebesar 4.4984. Semakin tinggi keadaan
86
pasar modal akan mengurangi minat perusahaan untuk melakukan
yang harus direbut oleh perusahaan. Pertumbuhan pasar ini diukur dari
nilai rasio selisih volume penjualan pada tahun t dengan volume penjualan
pada tahun t-1 dibagi dengan volume penjualan industri pada tahun t-1.
Tabel 4.5
Faktor Ekstern (X2).
No
. Nama Perusahaan Pertumbuhan Pasar
2003 2004 2005 2006
10,54 10,709 11,011 11,159
1 AKR Corporatian Tbk. 43 9 5 0
11,17 11,248 11,108 11,663
2 Asuransi Bintang Tbk. 94 8 7 0
Asuransi International 10,81 11,056 11,352 11,237
3 Tbk. 90 6 6 7
87
10,54 10,709 11,011 11,159
4 Astra Graphia Tbk. 43 9 5 0
10,81 11,056 11,352 11,237
5 Astra Otoparts Tbk. 90 6 6 7
10,38 10,647 10,909 11,077
6 Berlian Laju Tanker Tbk. 66 0 0 1
11,17 11,248 11,108 11,663
7 Bank UOB Buana Tbk. 94 8 7 0
Ekhadarma International 10,98 10,894 11,041 11,074
8 Tbk. 04 6 8 7
10,98 10,894 11,041 11,074
9 Gudang Garam Tbk. 04 6 8 7
10,54 10,709 11,011 11,159
10 Hexindo Adiperkasa Tbk. 43 9 5 0
10,81 11,056 11,352 11,237
11 Indorama Sythentic Tbk. 90 6 6 7
10,38 10,647 10,909 11,077
12 Indosat Tbk. 66 0 0 1
Intel Nickel Indonesia 9,421 10,033 10,368 10,487
13 Tbk. 2 0 6 3
10,76 11,227 11,309 11,458
14 Kimia Farma Tbk. 49 4 3 2
10,54 10,709 11,011 11,159
15 Lautan Luas Tbk. 43 9 5 0
11,17 11,248 11,108 11,663
16 Panin Sekuritas Tbk. 94 8 7 0
10,54 10,709 11,011 11,159
17 Ramayana Lestari Tbk. 43 9 5 0
10,38 10,647 10,909 11,077
18 Rig Tenders Tbk. 66 0 0 1
10,81 11,056 11,352 11,237
19 Selamat Sempurna Tbk. 90 6 6 7
10,98 10,894 11,041 11,074
20 Sorini Corporation Tbk. 04 6 8 7
10,81 11,056 11,352 11,237
21 Sepatu Bata Tbk. 90 6 6 7
Tambang Batu Bara 10,76 11,227 11,309 11,458
22 Bukit Tbk 49 4 3 2
10,54 10,709 11,011 11,159
23 Tempo Scan Pasific Tbk. 43 9 5 0
Tunas Baru Lampung 10,76 11,227 11,309 11,458
24 Tbk. 49 4 3 2
10,69 10,901 11,096 11,227
Rata-rata per tahun 65 2 1 0
Sumber : Data diolah
88
10.6965, dimana pertumbuhan pasar yang tinggi menunjukan peluang
c. Faktor Intern
a. Profitabilitas (X3.1)
profit atau laba selama satu tahun yang dinyatakan dengan rasio laba
kepada pemegang saham pada akhir tahun yang juga akan mencerminkan
besarnya laba yang akan ditanamkan pada laba ditahan akhir tahun.
c. Ukuran Perusahaan
89
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerminan besar
pada neraca akhir tahun yang dilakukan dengan len (ln) dari total aktiva.
Tabel
Faktor Intern 4.6
No. Nama Perusahaan ROA(Return On Asset)
2003 2004 2005 2006
0,097 0,092
1 AKR Corporatian Tbk. 0,0880 5 5 0,0796
0,019 0,012
2 Asuransi Bintang Tbk. 0,0304 8 7 0,0031
Asuransi International 0,204 0,174
3 Tbk. 0,2569 6 6 0,1014
0,104 0,105
4 Astra Graphia Tbk. 0,0367 0 4 0,1395
0,135 0,141
5 Astra Otoparts Tbk. 0,1512 1 6 0,1278
0,056 0,082
6 Berlian Laju Tanker Tbk. 0,0513 8 6 0,1479
0,025 0,030
7 Bank UOB Buana Tbk. 0,0223 5 8 0,0348
Ekhadarma International 0,098 0,086
8 Tbk. 0,0887 9 2 0,0862
0,124 0,122
9 Gudang Garam Tbk. 0,1516 8 5 0,0738
0,207 0,132
10 Hexindo Adiperkasa Tbk. 0,1075 7 5 0,0481
0,013 0,005
11 Indorama Sythentic Tbk. 0,0132 0 0 0,0049
0,085 0,071
12 Indosat Tbk. 0,0600 5 8 0,0591
Intel Nickel Indonesia 0,252 0,234
13 Tbk. 0,1151 2 1 0,3509
0,105 0,070
14 Kimia Farma Tbk. 0,0560 3 0 0,0536
0,060 0,051
15 Lautan Luas Tbk. 0,0195 4 8 0,0344
0,085 0,069
16 Panin Sekuritas Tbk. 0,0693 9 6 0,0834
0,161 0,167
17 Ramayana Lestari Tbk. 0,1603 8 7 0,1584
18 Rig Tenders Tbk. 0,0697 0,103 0,089 0,0242
90
4 6
0,150 0,153
19 Selamat Sempurna Tbk. 0,1299 6 9 0,1470
0,117 0,099
20 Sorini Corporation Tbk. 0,0952 2 9 0,0694
0,201 0,125
21 Sepatu Bata Tbk. 0,2339 9 8 0,1194
Tambang Batu Bara Bukit 0,241 0,230
22 Tbk 0,1553 9 0 0,2153
0,203 0,172
23 Tempo Scan Pasific Tbk. 0,2236 5 6 0,1475
Tunas Baru Lampung 0,021 0,012
24 Tbk. 0,0407 7 8 0,0386
0,120 0,105 0,097
Rata-rata per tahun 0,1011 0 7 8
Sumber : data diolah
Dari tabel 4.6 tersebut dapat kita lihat bahwa rata-rata pertahun
ROA pada tahun 2003 sebesar 0.1011 (10.11%), pada tahun 2004 sebesar
0.1200 (12%), pada tahun 2005 0.1057 (10.57%), dan pada tahun 2006
pada tahun 2006 sebesar 0.0978 (9.78%). Pada tahun 2003 ROA tertinggi
(25.69%), untuk tahun 2004, 2005, dan 2006 ROA tertinggi dimiliki oleh
0.2522 (25.22%) untuk tahun 2004, 0.2341 (23.41%) untuk tahun 2005,
dan 0.3509 (35.09%) untuk tahun 2006. Pada tahun 2003, 2004, dan 2005
0.0132 (1.32%) untuk tahun 2003, 0.0130 (1.3%) untuk tahun 2004, dan
0.0050 (0.5%) untuk tahun 2005. Pada tahun 2006 ROA terendah dimiliki
91
Profitabilitas yang meningkat akan meningkatkan laba ditahan sehingga
besarnya laba yang akan ditanamkan pada laba ditahan akhir tahun.
Tabel 4.7
Faktor Intern (X3)
No. Nama Perusahaan DPR(Dividen Payout Ratio)
2003 2004 2005 2006
0,19 0,327 0,313 0,316
1 AKR Corporatian Tbk. 31 9 9 7
0,40 0,832 0,502 0,676
2 Asuransi Bintang Tbk. 83 8 2 0
Asuransi International 0,00 0,005 0,004 0,005
3 Tbk. 51 0 8 4
0,75 2,817 0,934 1,165
4 Astra Graphia Tbk. 50 9 9 1
0,18 0,206 0,276 0,205
5 Astra Otoparts Tbk. 30 5 4 1
0,20 0,127 0,128 0,138
6 Berlian Laju Tanker Tbk. 80 8 9 0
0,36 0,300 0,300 0,300
7 Bank UOB Buana Tbk. 49 1 2 0
Ekhadarma International 0,10 0,500 0,539 0,291
8 Tbk. 30 1 1 0
92
0,31 0,537 0,509 0,477
9 Gudang Garam Tbk. 39 4 1 3
0,35 0,395 0,395 0,362
10 Hexindo Adiperkasa Tbk. 56 1 2 2
0,25 0,256 0,481 0,506
11 Indorama Sythentic Tbk. 61 0 0 8
0,09 0,499 0,492 0,500
12 Indosat Tbk. 53 1 6 0
Intel Nickel Indonesia 0,35 0,412 0,372 1,023
13 Tbk. 76 3 5 1
0,40 0,298 0,300 0,299
14 Kimia Farma Tbk. 00 2 0 2
0,20 0,255 0,252 0,210
15 Lautan Luas Tbk. 40 4 9 3
0,18 0,146 0,171 0,172
16 Panin Sekuritas Tbk. 56 9 3 9
0,55 0,134 0,511 0,495
17 Ramayana Lestari Tbk. 53 7 7 0
1,05 0,528 0,675 0,786
18 Rig Tenders Tbk. 04 6 5 6
0,94 0,452 0,863 3,216
19 Selamat Sempurna Tbk. 90 7 8 3
0,13 0,205 0,303 0,388
20 Sorini Corporation Tbk. 61 2 5 7
0,54 0,556 0,518 0,499
21 Sepatu Bata Tbk. 27 1 2 7
Tambang Batu Bara Bukit 0,50 0,474 0,500 0,500
22 Tbk 32 2 9 0
0,55 0,554 0,454 0,041
23 Tempo Scan Pasific Tbk. 78 8 8 3
Tunas Baru Lampung 0,31 0,294 0,202 0,298
24 Tbk. 94 5 5 1
0,37 0,463 0,416 0,536
Rata-rata per tahun 51 3 9 5
Sumber : data diolah
0.3751 (37.51%), pada tahun 2004 sebesar 0.4633 (46.33%), pada tahun
2005 sebesar 0.4169 (41.69%), dan pada tahun 2006 sebesar 0.5365
terendah pada tahun 2003 sebesar 0.3751 (37.51%). Pada tahun 2003
tahun 2004 DPR tertinggi dimiliki oleh perusahaan Astra Graphia Tbk.
(93.49%), dan DPR tertinggi untuk tahun 2006 dimiliki oleh perusahaan
2003 yaitu sebesar 0.0051 (0.51%), tahun 2004 sebesar 0.0050 (0.5%),
tahun 2005 sebesar 0.0048 (0.48%), dan pada tahun 2006 sebesar 0.0054
(0.54%).
dengan 2006 memiliki rata-rata DPR yang cukup tinggi sekitar (44.7%).
laba yang ditahan sehingga sumber dana intern akan menurun dan
94
menunjukkan prospek perusahaan semakin bagus sehingga investor akan
pada neraca akhir tahun yang dilakukan dengan len (ln) dari total aktiva.
Tabel 4.8
Faktor Intern (X3).
No. Nama Perusahaan Total Asset
2003 2004 2005 2006
13,44 14,340 14,498 14,681
1 AKR Corporatian Tbk. 77 4 5 5
12,16 12,019 12,070 12,114
2 Asuransi Bintang Tbk. 35 1 7 7
Asuransi International 17,12 17,482 17,482 17,665
3 Tbk. 62 8 8 4
4 Astra Graphia Tbk. 13,46 13,255 13,159 13,279
95
55 2 3 1
14,48 14,706 14,923 14,923
5 Astra Otoparts Tbk. 71 1 6 5
14,91 15,288 15,883 15,883
6 Berlian Laju Tanker Tbk. 76 4 5 5
16,47 16,610 16,588 16,640
7 Bank UOB Buana Tbk. 82 0 1 2
Ekhadarma International 11,01 11,052 11,227 11,220
8 Tbk. 58 3 4 5
16,66 16,840 16,912 16,894
9 Gudang Garam Tbk. 85 4 4 3
13,27 13,363 13,882 14,001
10 Hexindo Adiperkasa Tbk. 85 1 7 2
15,32 15,412 15,520 15,493
11 Indorama Sythentic Tbk. 63 4 9 0
17,07 17,143 17,305 17,348
12 Indosat Tbk. 95 1 5 6
Intel Nickel Indonesia 16,20 16,459 16,598 16,768
13 Tbk. 75 2 0 2
14,12 13,975 13,975 13,979
14 Kimia Farma Tbk. 80 4 4 0
14,02 14,169 14,291 14,420
15 Lautan Luas Tbk. 15 7 0 1
12,61 12,611 13,081 13,568
16 Panin Sekuritas Tbk. 69 5 5 9
14,73 14,755 14,664 14,742
17 Ramayana Lestari Tbk. 67 0 9 9
13,02 13,325 13,415 13,758
18 Rig Tenders Tbk. 93 4 6 6
13,35 13,386 13,404 13,482
19 Selamat Sempurna Tbk. 76 2 7 4
13,18 13,187 13,372 12,355
20 Sorini Corporation Tbk. 25 2 8 6
12,35 12,478 12,630 12,511
21 Sepatu Bata Tbk. 56 1 6 6
Tambang Batu Bara Bukit 14,52 14,684 14,859 14,949
22 Tbk 36 8 2 4
14,47 14,577 14,668 14,723
23 Tempo Scan Pasific Tbk. 99 0 1 5
Tunas Baru Lampung 13,95 14,117 14,188 14,532
24 Tbk. 64 2 1 9
14,25 14,38 14,52 14,58
Rata-rata per tahun 21 50 52 08
Sumber : data diolah
asset pada tahun 2003 sebesar 14.2521, pada tahun 2004 sebesar 14.3850,
tahun 2005 sebesar 14.5252, dan tahun 2006 sebesar 14.5808. Rata-rata
total asset tertinggi pada tahun 2006 yaitu sebesar 14.5808, dan rata-rata
96
terendah pada tahun 2003 yaitu sebesar 14.2521. Pada tahun 2003, 2004,
2005, dan 2006 total asset tertinggi dimiliki oleh perusahaan Asuransi
17.4828 untuk tahun 2004 dan 2005, dan sebesar 17.6654 untuk tahun
2006. Pada tahun 2003, 2004, 2005, dan 2006 total asset terendah dimiliki
untuk tahun 2003, sebesar 11,0523 untuk tahun 2004, sebesar 11,2274
untuk tahun 2005, dan sebesar 11,2205 untuk tahun 2006. Ukuran
Semakin besar ukuran perusahaan berarti semakin besar aktiva yang bisa
diantaranya Debt to Equity Ratio (DER), dan Debt to Asset Ratio (DAR).
97
Tabel
Leverage 4.9
No
. Nama Perusahaan DER
2003 2004 2005 2006
0,450 0,860
1 AKR Corporatian Tbk. 0 0,7800 0 1,0900
1,380 1,350
2 Asuransi Bintang Tbk. 0 1,1300 0 1,1100
Asuransi International 1,190 1,110
3 Tbk. 0 1,1800 0 1,4100
1,120 0,820
4 Astra Graphia Tbk. 0 0,7200 0 0,9800
0,520 0,710
5 Astra Otoparts Tbk. 0 0,6200 0 0,5700
1,780 2,940
6 Berlian Laju Tanker Tbk. 0 1,6200 0 1,6200
7,520 6,380
7 Bank UOB Buana Tbk. 0 7,6000 0 4,1600
Ekhadarma International 0,220 0,370
8 Tbk. 0 0,1800 0 0,2900
0,580 0,690
9 Gudang Garam Tbk. 0 0,6900 0 0,6500
1,830 2,100
10 Hexindo Adiperkasa Tbk. 0 1,2500 0 2,4800
25,61 48,10 50,680
11 Indorama Sythentic Tbk. 00 25,6000 00 0
1,130 1,280
12 Indosat Tbk. 0 1,1000 0 1,2400
Intel Nickel Indonesia 0,500 0,270
13 Tbk. 0 0,4000 0 0,2600
0,810 0,390
14 Kimia Farma Tbk. 0 0,4400 0 0,4500
1,940 2,100
15 Lautan Luas Tbk. 0 1,9700 0 2,4300
1,930 2,150
16 Panin Sekuritas Tbk. 0 1,4200 0 2,7300
0,650 0,330
17 Ramayana Lestari Tbk. 0 0,5400 0 0,3000
0,040 0,040
18 Rig Tenders Tbk. 0 0,0400 0 0,6600
0,590 0,610
19 Selamat Sempurna Tbk. 0 0,7100 0 0,5300
0,710 0,670
20 Sorini Corporation Tbk. 0 0,6000 0 0,7200
0,470 0,730
21 Sepatu Bata Tbk. 0 0,5000 0 0,4300
Tambang Batu Bara Bukit 0,340 0,380
22 Tbk 0 0,4100 0 0,3500
0,190 0,260
23 Tempo Scan Pasific Tbk. 0 0,2000 0 0,2300
Tunas Baru Lampung 1,280 1,830
24 Tbk. 0 1,6500 0 1,3700
2,199 3,186
Rata-rata per tahun 2 2,1396 3 3,1975
Sumber : data diolah
ratio (DER) pada tahun 2006 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun
98
2003, 2004, dan 2005. Tahun 2003 rata-rata debt to equity ratio (DER)
Indorama Sythentic Tbk. yaitu sebesar 25.6100 dan terendah dimiliki oleh
perusahaan Rig Tenders Tbk yaitu sebesar 0.0400, sedangkan tahun 2004
rata-rata debt to equity ratio (DER) mencapai 2.1396 dimana nilai DER
25.6000 dan terendah dimiliki oleh perusahaan Rig Tenders Tbk yaitu
sebesar 0.0400, sedangkan tahun 2005 rata-rata debt to equity ratio (DER)
Indorama Sythentic Tbk. yaitu sebesar 48.1000, dan terendah dimiliki oleh
perusahaan Rig Tenders Tbk yaitu sebesar 0.0400,dan tahun 2006 rata-rata
debt to equity ratio (DER) mencapai 3.1975, dimana nilai DER tertinggi
dan terendah dimiliki oleh perusahaan Tempo Scan Pasific Tbk. yaitu
sebesar 0.2300.
(leverage) (Y1). Adapun rasio yang diperoleh dari indikator yang diteliti
99
Tabel
Leverage 4.10
No
. Nama Perusahaan DAR
2003 2004 2005 2006
1 AKR Corporatian Tbk. 0,3000 0,4000 0,4200 0,4800
2 Asuransi Bintang Tbk. 0,5700 0,5300 0,5700 0,5300
Asuransi International
3 Tbk. 0,5100 0,5000 0,4800 0,5400
4 Astra Graphia Tbk. 0,5300 0,4200 0,4500 0,4900
5 Astra Otoparts Tbk. 0,5700 0,5300 0,5700 0,5300
6 Berlian Laju Tanker Tbk. 0,6400 0,6200 0,7500 0,6200
7 Bank UOB Buana Tbk. 0,8800 0,8800 0,8600 0,8100
Ekhadarma International
8 Tbk. 0,1800 0,1500 0,2700 0,2200
9 Gudang Garam Tbk. 0,3700 0,4100 0,4100 0,3900
10 Hexindo Adiperkasa Tbk. 0,6500 0,5500 0,6800 0,7100
11 Indorama Sythentic Tbk. 0,5700 0,5600 0,5800 0,6000
12 Indosat Tbk. 0,5300 0,5200 0,5600 0,5500
Intel Nickel Indonesia
13 Tbk. 0,3300 0,2900 0,2200 0,2100
14 Kimia Farma Tbk. 0,4500 0,3100 0,2800 0,3100
15 Lautan Luas Tbk. 0,6300 0,6300 0,6500 0,6700
16 Panin Sekuritas Tbk. 0,6600 0,5900 0,6800 0,7300
17 Ramayana Lestari Tbk. 0,3900 0,3500 0,2500 0,2300
18 Rig Tenders Tbk. 0,0400 0,0400 0,0400 0,4000
19 Selamat Sempurna Tbk. 0,3400 0,3800 0,3400 0,3300
20 Sorini Corporation Tbk. 0,3800 0,3600 0,3800 0,4000
21 Sepatu Bata Tbk. 0,3200 0,3300 0,4200 0,3000
Tambang Batu Bara Bukit
22 Tbk 0,2500 0,2900 0,2700 0,2600
23 Tempo Scan Pasific Tbk. 0,1600 0,1600 0,2000 0,1800
24 Tunas Baru Lampung Tbk. 0,5600 0,6200 0,6500 0,5800
Rata-rata per tahun 0,4504 0,4342 0,4575 0,4613
Sumber : data diolah
100
Dari tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa rata-rata debt to asset
ratio (DAR) pada tahun 2006 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun
2003, 2004, dan 2005. Tahun 2003 rata-rata debt to asset ratio (DAR)
Bank UOB Buana Tbk. yaitu sebesar 0.8800 dan terendah dimiliki oleh
perusahaan Rig Tenders Tbk yaitu sebesar 0.0400, sedangkan tahun 2004
rata-rata debt to asset ratio (DAR) mencapai 0.4342 dimana nilai DAR
tertinggi dimiliki oleh perusahaan Bank UOB Buana Tbk. yaitu sebesar
0.8800 dan terendah dimiliki oleh perusahaan Rig Tenders Tbk yaitu
sebesar 0.0400, sedangkan tahun 2005 rata-rata debt to asset ratio (DAR)
Bank UOB Buana Tbk. yaitu sebesar 0.8600, dan terendah dimiliki oleh
perusahaan Rig Tenders Tbk yaitu sebesar 0.0400,dan tahun 2006 rata-rata
debt to asset ratio (DAR) mencapai 0.4613, dimana nilai DAR tertinggi
dimiliki oleh perusahaan Bank UOB Buana Tbk. yaitu sebesar 0.8100, dan
terendah dimiliki oleh perusahaan Tempo Scan Pasific Tbk. yaitu sebesar
0.1800.
e. Nilai Perusahaan
101
Nilai perusahaan dapat diukur dari beberapa indicator diantaranya
Tabel
Nilai Perusahaan 4.11
No
. Nama Perusahaan PER
2003 2004 2005 2006
13,280
1 AKR Corporatian Tbk. 3,4800 9,4300 7,7400 0
19,780 11,800 67,600
2 Asuransi Bintang Tbk. 5,0400 0 0 0
Asuransi International 17,120
3 Tbk. 4,5600 7,1900 7,5700 0
11,560 11,030
4 Astra Graphia Tbk. 20,7600 0 0 7,4000
5 Astra Otoparts Tbk. 5,6700 6,6200 7,7400 8,0000
11,930
6 Berlian Laju Tanker Tbk. 13,8700 0 6,7000 6,0000
14,510 15,840 15,770
7 Bank UOB Buana Tbk. 12,3700 0 0 0
Ekhadarma International 12,250 14,660 15,520
8 Tbk. 9,7800 0 0 0
14,560 11,860 19,470
9 Gudang Garam Tbk. 14,2300 0 0 0
19,170
10 Hexindo Adiperkasa Tbk. 3,6600 5,6500 8,2500 0
15,070 17,380
11 Indorama Sythentic Tbk. 8,4000 8,8900 0 0
12 Indosat Tbk. 9,8500 4,6300 4,9400 6,6500
Intel Nickel Indonesia
13 Tbk. 9,8500 4,6300 4,9400 6,6500
14,640 15,240 20,830
14 Kimia Farma Tbk. 27,1700 0 0 0
10,640
15 Lautan Luas Tbk. 29,0700 5,5600 7,1400 0
16 Panin Sekuritas Tbk. 5,1500 4,7000 3,0300 2,6800
17,400 18,840 19,660
17 Ramayana Lestari Tbk. 20,1300 0 0 0
11,150 39,330
18 Rig Tenders Tbk. 12,8200 8,7200 0 0
19 Selamat Sempurna Tbk. 7,1800 6,5600 6,5900 6,8700
11,660
20 Sorini Corporation Tbk. 4,0800 5,5100 5,7700 0
21 Sepatu Bata Tbk. 5,1000 5,1900 7,5100 9,0300
22 Tambang Batu Bara 7,5900 7,7500 8,8800 16,720
0
102
Bukit Tbk
10,540 14,860
23 Tempo Scan Pasific Tbk. 8,2300 0 8,5700 0
Tunas Baru Lampung 22,580 51,950 18,720
24 Tbk. 10,2200 0 0 0
10,032 11,367 16,292
Rata-rata per tahun 10,7608 5 1 1
Sumber : data diolah
pada tahun 2006 lebih tinggi dibandingkan tahun 2003, 2004, dan 2005.
Tahun 2003 rata-rata PER dari semua industri sebesar 10.7608, dimana
nilai tertinggi PER dimiliki oleh perusahaan Lautan Luas Tbk. yaitu
Corporation Tbk. yaitu sebesar 3.4800. Sementara itu rata-rata PER tahun
2004 rata-rata PER dari semua industri sebesar 10.0325, dimana nilai
Tbk. dan Intel Nickel Indonesia Tbk. yaitu sebesar 4.6300. Sementara itu
rata-rata PER tahun 2005 rata-rata PER dari semua industri sebesar
perusahaan Indosat Tbk. dan Intel Nickel Indonesia Tbk. yaitu sebesar
4.9400. Selanjutnya rata-rata PER tahun 2006 rata-rata PER dari semua
PER dapat mempresentasikan aliran laba masa depan. Semakin besar PER,
(Y2). Adapun rasio yang diperoleh dari indikator yang diteliti dapat
Tabel
Nilai Perusahaan 4.12
No. Nama Perusahaan PBV
2003 2004 2005 2006
1 AKR Corporatian Tbk. 0,4000 0,8400 0,9500 1,6400
2 Asuransi Bintang Tbk. 0,3700 0,4900 0,5100 1,0100
Asuransi International
3 Tbk. 1,7200 2,3600 2,0600 2,8400
4 Astra Graphia Tbk. 1,3400 1,3000 1,4000 1,3900
5 Astra Otoparts Tbk. 0,9800 1,0600 1,3200 1,2100
6 Berlian Laju Tanker Tbk. 1,9100 1,7400 2,1500 2,3100
7 Bank UOB Buana Tbk. 1,6300 2,1600 2,5300 1,9700
Ekhadarma
8 International Tbk. 0,8500 1,0200 1,3900 1,5500
9 Gudang Garam Tbk. 2,3900 2,1400 1,7100 1,4900
Hexindo Adiperkasa
10 Tbk. 0,7500 1,8200 2,3400 2,1900
11 Indorama Sythentic Tbk. 0,1800 0,1900 0,1300 0,1500
12 Indosat Tbk. 1,2700 2,3000 2,0800 2,4100
Intel Nickel Indonesia
13 Tbk. 1,1900 1,1400 1,0300 2,0300
14 Kimia Farma Tbk. 1,5500 1,4000 0,9500 1,0500
15 Lautan Luas Tbk. 0,5600 0,6300 0,7500 0,6200
16 Panin Sekuritas Tbk. 0,9500 0,9300 0,6300 0,8000
17 Ramayana Lestari Tbk. 3,9900 3,2700 3,2300 3,1600
18 Rig Tenders Tbk. 0,8500 0,8500 0,9400 1,0700
19 Selamat Sempurna Tbk. 0,9600 1,1000 1,0700 1,0100
20 Sorini Corporation Tbk. 0,4800 0,6200 0,6000 0,9100
104
21 Sepatu Bata Tbk. 1,1600 1,0400 1,0700 0,9600
Tambang Batu Bara
22 Bukit Tbk 1,2300 1,9300 2,0200 3,5400
23 Tempo Scan Pasific Tbk. 1,7000 2,0000 1,4200 2,0900
Tunas Baru Lampung
24 Tbk. 0,5100 0,7300 0,6300 1,1500
Rata-rata per tahun 1,2050 1,3775 1,3713 1,6063
Sumber : data diolah
pada tahun 2006 lebih tinggi dibandingkan tahun 2003, 2004, dan 2005.
Tahun 2003 rata-rata PBV dari semua industri sebesar 1.2050, dimana
nilai tertinggi PBV dimiliki oleh perusahaan Ramayana Lestari Tbk. yaitu
Sythentic Tbk. yaitu sebesar 0.1800. Sementara itu rata-rata PBV tahun
2004 dari semua industri sebesar 1.3775 dimana nilai tertinggi dimiliki
0.1900. Sementara itu rata-rata PBV tahun 2005 dari semua industri
rata-rata PBV tahun 2006 dari semua industri sebesar 1.6063, dimana nilai
tertinggi dimiliki oleh perusahaan Tambang Batu Bara Bukit Tbk. yaitu
Sythentic Tbk. yaitu sebesar 0.1500. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa
dimasa depan.
105
C. Pengujian dan Pembahasan
Tabel 4.13
Uji kecocokan pada beberapa Kriteria Goodness of Fit Index
model dengan tingkat kecocokan yang baik. Dari beberapa indikator yang
digunakan dalam menilai kecocokan model ini, seluruhnya terpenuhi dengan baik.
Hal ini dapat ditujukan dari beberapa indikator fit diantaranya adalah :
106
• Normed Chi-Square (X²⁄df) yang mempunyai nilai sebesar 1.25, karena
nilai tersebut mendekati nilai yang direkomendasikan yaitu 1 < X²⁄df < 2,
maka dapat dikatakan bahwa model tersebut Over fitting. Hal ini
beberapa peneliti yaitu Holmes Smith (2002) dalam Didi Achjari (2003)
fit jika 2 < X²⁄df < 5 dan dikatakan overfitting nilai normed chi-square < 2.
• RMR ( Root Mean Square Residual ) yang menunjukkan good fit karena
bahwa model adalah good fit, karena RMSEA mempunyai nilai 0.040
• GFI ( Goodness of Fit Index ) yang mempunyai nilai sebesar 0.92, yang
menunjukkan bahwa model adalah good fit karena mendekati nilai yang
0.86 lebih kecil dari nilai yang direkomendasikan yaitu 0.90, sehingga
107
• NFI ( Normed Fit Index ) menunjukkan bahwa model adalah good fit. Ini
dapat dilihat dari nilai NFI yaitu sebesar 0.90, nilai tersebut sama dengan
• NNFI / Tucker Lewis Index (TLI) yang mempunyai nilai sebesar 0.97,
• CFI ( Comparative Fit Index ) mempunyai nilai sebesar 0.98 lebih besar
• RFI ( Relative Fit Index ) mempunyai nilai sebesar 0.86 lebih kecil dari
cukup fit, ini dapat dilihat dari nilai PNFI yang sebesar 0.60, nilai tersebut
cukup fit.
sehingga dikatakan bahwa model cukup fit karena nilai tersebut berkisar 0-
baik.
108
2. Pengujian Jalur Individual – Measurement Model
masing jalur memiliki tingkat signifikansi yang tinggi atau tidak dilakukan
signifikans jika nilai t-hitung untuk jalur tersebut lebih besar dari 1,96.
Gambar 4.1
T-Value
109
Gambar 4.2
Koefisien Path
110
Dari path diagram diatas dapat menunjukkan hubungan indikator
ini dapat ditujukan dari koefisien jalur yang sebesar 0.91 dan nilai-t hitung
yang sebesar 6.28 yang lebih besar dibandingkan dengan t-tabel sebesar
111
Kepemilikan institusional mempunyai koefisien path (jalur) positif
ini dapat ditujukan dari koefisien jalur yang sebesar 0.75 dan nilai-t hitung
yang sebesar 5.62 yang lebih besar dibandingkan dengan t-tabel sebesar
kepemilikan saham.
hubungan yang signifikan terhadap faktor ekstern, hal ini dapat ditujukan
dari koefisien jalur yang sebesar 0.97 dan nilai-t hitung yang sebesar 12.51
112
Keadaan Pasar Modal merupakan indikator dari Faktor Ekstern,
signifikan terhadap faktor ekstern, hal ini dapat ditujukan dari koefisien
jalur yang sebesar 0.94 dan nilai-t hitung yang sebesar 11.99 yang lebih
pasar modal mempunyai koefisien path sebesar 0.94 (94%) terhadap factor
ekstern.
hubungan yang signifikan terhadap faktor ekstern, hal ini dapat ditujukan
dari koefisien jalur yang sebesar 0.75 dan nilai-t hitung yang sebesar 8.56
koefisien path (jalur) positif dan hubungan yang signifikan terhadap faktor
intern, hal ini dapat ditujukan dari koefisien jalur yang sebesar 0.81 dan
nilai-t hitung yang sebesar 8.19 yang lebih besar dibandingkan dengan t-
113
tabel sebesar 1.96, sehingga indikator probabilitas mempunyai tingkat
hubungan yang signifikan terhadap faktor intern, hal ini dapat ditujukan
dari koefisien jalur yang sebesar 0.52 dan nilai-t hitung yang sebesar 5.02
hubungan yang signifikan terhadap faktor intern, hal ini dapat ditujukan
dari koefisien jalur yang sebesar 0.86 dan nilai-t hitung yang sebesar 8.77
114
mempunyai koefisien path (jalur) positif dan hubungan yang signifikan
terhadap leverage, hal ini dapat ditujukan dari koefisien jalur yang sebesar
0.92 dan nilai-t hitung yang sebesar 5.84 yang lebih besar dibandingkan
dimana indikator ini paling mewakili variabel latennya. Price Book Value
terhadap nilai perusahaan, hal ini dapat ditujukan dari koefisien jalur yang
sebesar 0.87 dan nilai-t hitung yang sebesar 3.32 yang lebih besar
Dari gambar 4.1 diatas terlihat bahwa jalur dari indikator terhadap
latennya yang dihipotesiskan nilai t-hitung yang lebih besar dari 1.96 dan
kecuali indikator Y1.1 dan Y2.2 tidak memiliki t-value, karena didalam
SEM indikator pertama dari variabel endogen tidak memiliki nilai t (t-
value).
115
Langkah berikutnya adalah menguji struktural model. Ada dua hal yang
Tabel 4.14
Hubungan Beta dan Gamma
Koefisien Path
Hipotesis Variabel indipenden Variabel Dependen (t-value)
Struktur Modal
H₁ Struktur Kepemilikan Saham (leverage) -0.30 (-2.47)
H₂ Struktur Kepemilikan Saham Nilai Perusahaan 0.12 (0.94)
Struktur Modal
H₃ Faktor Ekstern (leverage) -0.24 (-2.16)
H₄ Faktor Ekstern Nilai Perusahaan 0.05 (0.49)
Struktur Modal
H₅ Faktor Intern (leverage) -0.38 (-2.95)
H₆ Faktor Intern Nilai Perusahaan 0.18 (1.28)
H₇ Struktur Modal (leverage) Nilai Perusahaan -0.52 (-2.61)
Sumber : data diolah
sebagai berikut :
struktur modal, ini dapat dilihat dari koefisien path sebesar -0.30 dan nilai
t-hitung sebesar -2.47 lebih besar dari 1.96, hubungan tersebut menyatakan
116
saham perusahaan, maka pengawasan yang dilakukan pemilik terhadap
(leverage).
nilai perusahaan. Pengaruh positif tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien
path (pengaruh) yang diperoleh yaitu sebesar 0.12 dan hubungan yamg
tidak signifikannya dapat dilihat dari nilai t-tabel sebesar 0.94 lebih kecil
117
kepemilikan saham mempunyai pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
(leverage). Pengaruh negatif tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien path
signifikannya dapat dilihat dari nilai t-tabel sebesar -2.16 lebih besar dari
tinggi faktor ekstern maka leverage akan menurun, faktor ekstern dapat
dilihat dari indikatorrnya yaitu tingkat suku bunga yang tinggi berarti
lainnya yaitu keadaan pasar modal yang tinggi, akan mengurangi minat
118
Tabel 4.14 diatas menunjukkan adanya koefisien path positif dan
perusahaan. Pengaruh positif tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien path
(pengaruh) yang diperoleh yaitu sebesar 0.05 dan hubungan yamg tidak
signifikannya dapat dilihat dari nilai t-tabel sebesar 0.49 lebih besar dari
1.96.
faktor ekstern maka nilai perusahaan akan meningkat, faktor ekstern dapat
dimasa yang akan datang, prospek bagus tersebut akan direspon positif
119
Tabel 4.14 diatas menunjukkan adanya koefisien path negatif dan
(leverage). Pengaruh negatif tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien path
signifikannya dapat dilihat dari nilai t-tabel sebesar -2.95 lebih besar dari
tinggi faktor intern maka leverage akan menurun, faktor intern dapat
(leverage).
perusahaan. Pengaruh positif tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien path
(pengaruh) yang diperoleh yaitu sebesar 0.18 dan hubungan yamg tidak
signifikannya dapat dilihat dari nilai t-tabel sebesar 1.28 lebih besar dari
1.96.
120
intern maka nilai perusahaan akan meningkat, faktor intern dapat dilihat
semakin bagus sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham dan
merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Hasil ini sesuai
path (pengaruh) yang diperoleh yaitu sebesar -0.52 dan hubungan yamg
signifikannya dapat dilihat dari nilai t-tabel sebesar -2.61 lebih besar dari
tinggi leverage maka nilai perusahaan akan menurun, karena leverage yang
121
semakin tinggi akan menimbulkan financial distress sehingga nilai
Pada tabel 4.14 Gamma di atas, terlihat bahwa pada model yang
ditunjukkan dengan nilai t-hitung nya masing-masing yang lebih besar dari
nilai t-hitng yang lebih kecil dari 1,96. Sementara pada tabel Beta terlihat
Ini diperlihatkan oleh nilai t-hitung yang lebih besar dari 1,96.
Tabel 4.15
Squared Multiple Correlations (R²)
122
Variabel Laten Indikator R²
Struktur X₁.₁ 0.83
Kepemilikan Saham X₁.₂ 0.56
X₂.₁ 0.93
Faktor Ekstern X₂.₂ 0.89
X₂.₃ 0.57
X₃.₁ 0.65
Faktor Intern X₃.₂ 0.27
X₃.₃ 0.74
Struktur Modal Y₁.₁ 0.52
(leverage) Y₁.₂ 0.85
Nilai Y₂.₁ 0.25
Perusahaan Y₂.₂ 0.76
Sumber : data diolah
Dari tabel 4.15 diatas, dapat dilihat bahwa X₂.₁ (tingkat suku bunga)
memiliki R² tertinggi yaitu sebesar 0.93, artinya faktor ekstern (variabel laten
endogen) berkontribusi besar terhadap varians tingkat suku bunga yaitu sebesar
dapat dikatakan bahwa tingkat suku bunga merupakan indicator yang paling baik
dari variable latennya yaitu factor ekstern, sedangkan Y₂.₁ (price earning ratio)
merupakan indiaktor yang paling kurang baik dari variable laten endogennya yaitu
nilai perusahaan karena mempunyai nilai R² yang paling kecil dibanding dengan
D. Interpretasi
struktur kepemilikan saham terhadap struktur modal. Hal ini terjadi karena
lterhadap tindakan dan keputusan yang dibuat oleh pihak manjemen sedangkan
(leverage), artinya semakin tinggi faktor ekstern maka leverage akan menurun,
faktor ekstern dapat dilihat dari indikatorrnya yaitu tingkat suku bunga yang
tinggi berarti biaya penggunaan dana semakin tinggi sehingga perusahaan enggan
lainnya yaitu keadaan pasar modal yang tinggi, akan mengurangi minat
artinya semakin tinggi faktor ekstern maka nilai perusahaan akan meningkat,
faktor ekstern dapat dilihat dari indikatorrnya yaitu keadaan pasar modal
124
menunjukkan bahwa para pemodal secara umum akan mempertimbangkan faktor
(leverage), artinya semakin tinggi faktor intern maka leverage akan menurun,
faktor intern dapat dilihat dari indikatorrnya yaitu Profitabilitas yang meningkat
perusahaan untuk melakukan peminjaman dan leverage akan menurun. Hasil ini
sesuai dengan penelitian Sujoko (2007) yang membuktikan bahwa variabel faktor
artinya semakin tinggi faktor intern maka nilai perusahaan akan meningkat, faktor
intern dapat dilihat dari indikatorrnya yaitu Profitabilitas yang tinggi akan
positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan meningkat. Pembayaran dividen yang
investor akan tertarik untuk membeli saham dan nilai perusahaan akan meningkat.
perkembangan sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan
meningkat.
perusahaan artinya, semakin tinggi leverage maka nilai perusahaan akan menurun,
125
BAB V
A. Kesimpulan
126
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dijelaskan
pada bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat diambil kesimpulan yaitu
sebagai berikut :
mayoritas.
127
perusahaan akan meningkat, dengan peningkatan kepemilikan saham
nilai perusahaan.
ekstern dapat dilihat dari indikatorrnya yaitu tingkat suku bunga yang
melalui pasar modal sehingga leverage akan menurun. Hasil ini sesuai
128
dengan penelitian Sujoko (2007) yang membuktikan bahwa variabel
129
leverage akan menurun. Hasil ini sesuai dengan penelitian Sujoko
laba yang ditahan , kemudian hutang dan yang terakhir adalah emisi
saham baru.
130
(2007) yang membuktikan bahwa variabel faktor intern berpengaruh
penelitian ini mendukung teori struktur modal Trade off Model yang
B. Implikasi
diantaranya :
1. Bagi Perusahaan
131
Adanya pengaruh-pengaruh yang terjadi antara struktur
2. Bagi Investor
depan.
3. Bagi Akademisi
software lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana Spica, dan Meliza Silvy, ”Analisis Kebijakan Dividen dan
Kebijakan Leverage Terhadap Prediksi Kepemilikan Manajerial Dengan
Tehnik Analisis Multinomial logit”, Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.6,
No. 1, hal. 1 – 19, 2006.
132
Achjari, Didi. “Pelaporan statistic Structural Equation Modeling : Temuan Tiga
Jurnal Bisnis”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 6, No.
3,September 2003.
Nasser, Etty M., dan Fielyandi F., “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, dan Hutang Sebagai Variabel Intervening
Terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal Ekonomi STEI, No.2. 2006.
134