Anda di halaman 1dari 200

PERCOBAAN I

PENGAMATAN ILMIAH dan STOKIOMETRI: PENGUKURAN KCLO3


Judul
2. Hari, tanggal

: Pengamatan Ilmiah dan Stoikiometri : Pengukuran KclO3


:

1.

Tujuan

1) 1.Memperoleh pengalaman dalam mencatat dan menjelaskan pengamatan


2)
3)
4)
5)
6)
7)

percobaan .
2.Mengembangkan ktrampilan dalam menangani alat kaca dan mengalaihkan bahan
kimia padat maupun cair
3.Membiasakan diri dengan tata cara keselamatan kerja di laboraturium.
Menentukan koefisien reaksi penguraian KCLO3
5.Menghitung volume molar gas oksigen pada keadaan STP
6.Menghitung persentase O2 dalam KCLO3

4. LANDASAN TEORI
Ilmu kimia adalah suatu ilmu pengetahuan kuantitatif dalam ilmu pengetahuan
alam bertanya dan menjawab merupakan proses yang sangat penting .dalam ilmu kimia
pertanyaan yang di ajukan bukan hanya apa hasil nya suatu reaksi ,tetapi juga tentang
berapa banyak nya hasil reaksi yang di hasil kan dari beberapa zat-zat beraksi.
Dalam ilmu kimia stoikiometri adalah bidang yang mempelajari aspek kuantatif
stoikiometri berasal dari kata yunani stoicheon dan metrain.stoicheon bearti unsur dan
metrain bearti mengukur .hal yang berhubungan dengan kuantitas perubahan kimia selain
dari pada massa adalah kuantitas energy seperti kalor ,cahaya atau listrik atau volume
pereaksi jika menyangkut reaksi gas.
(Micheal purba ,2000 :hal 64)
Kajian tentang hubungan bobot dalam reaksi reaksi kimia di sebut stoikiometri
yang bearti mengukur unsur.topik ini merupakan da sar untuk menentukan komponen
senyawa dan campuran dan dapat di gunakan untuk memperkirakan hasil dalam pembuatan
senyawa kimia .perhitungan ini merupakan dasr dari konsep mol dan di gunakan untuk

menyeimbang kan persamaan kimia . zat yang di hasil kan dari penguraian termal KCLO3
adlah zat padat KCL dan gas O2 dengan mengguanakan katalis MNO2
Untuk menentukan stoikiometri pada reaksi ini ,anda perlu memperoleh jumlah mol O2
yang di bebaskan ,yang dapat di hitung dari gas ideal n=P.V/RT.sehingga di perlukan
informasi tentang tekanan ,volume dan suhu dari gas oksigen.
Karena volume oksigen yang di hasil kan di ukur dengan cara pemindahan air,uap
air juga aka nada dalam gas ,percobaan di rancang sedemikian ,sehingga tekanan total
oksigen dan air dapat anda ukur kuantitasnya dengan barometer .tekanan parsial oksigen
dalam labu dapat di hitung dari tekanan total dan tekanan uap air.
PO2=Ptotal-PH2O
Kita juga dapat menentukan koefisien reaksi penguraian KCLO3 dan dapat menetukan
volume gas molar oksigen .
VO2/NO2= volume molar O2
VO2(pada STP)=VO2xPO2(mmHg)/760(mmHg)x273/TO2(k)
Disamping itu ,kita juga dapat menghitung persentase O2 dalam KCLO3
(Drs Epinur,2013 hal 18-19)
Stoikiometri berkaitan dengan hubungan kuantitatif antar unsur dalam suatu
senyawa dan antar zat dalam suatu reaksi .istilah itu berasal dari bahasa yunani,yaitu
stoicheon dan metrain.stoicheon bearti unsur dan metrain bearti mengukur.dasar dari
semua hitungan stoikiometri adalah pengetahuan tentang massa atom dan massa molekul.
Stoikiometri (komposisi ) suatu senyawa dinyatakan dalam rumus kimianya
misalnya garam yang dinyatakan oleh rumus NACL.penetapan rumus kimia senyawa
memerlukan informasi tentang 3 hal

yaitu :
1.Jenis unsur penyusun senyawa
2.perbandingan massa atom unsur penyusun senyawa
3.Perbandingan massa atom unsur penyusun senyawa
(Drs hiskia achmad ,1993 hal 1-2)
Dalam ilmu kimia kita perlu memahami dan mengetahui jumlah partikel dalam
massa atau volum tertentu zat yang kita ukur.konsep mol merupakan jembatan yang
menghubungkan massa zat dengan jumlah partikel nya .artinya dengan konsep mol kita
dapat mengetahui jumlah partikel yang terkandung dalam massa tertentu zat,misalnya
jumlah molekul dalam 1 gram air atau jumlah atom dalam 2 gram besi.
Hubungan kuantatif antara pereaksi dan hasil reaksi dalam suatu persamaan kimia
berimbang memberikan dasar stoikiometri.perhitungan stoikiometri mengharuskan
penggunaan bobot atom unsure dan bobot molekul senyawa .bobot atom molekul biasanya
di papar kan dalam satuan massa atom.dalam 1 gram senyawa terdapat 6,022x10 satuan
massa yang di sebut bilangan Avogadro .banyaknya zat yang mengandung 6,022x10 satuan
(atom molekul dst)zat itu di sebut 1 mol massa (bobot).satu mol zatapa saja di sebut bobot
molar yang dalam gram sama banyak dengan bobot molekul dalam satuan massa
atom.stoikiometri memungkinkan dihitung empiris dari susunan persentase yang di
tentukan dengan exsperimen dua metode klasik untuk melakukan percobaan ini ialah
analisis pengendapan dan analisis pembakaran .
Ilmu kimia mempelajari tentang peristiwa kimia yang di tandai dengan berubah
nya suatu zat menjadi zat lain.langkah umum dalam metode ilmiah adalah mengadakan
pengamatan,merumuskan hipotesis ,melakukan percobaan ,menarik kesimpulan dan
membuat laporan.
1.Mengadakan pengamatan
Dalam mengadakan pengamatan,kita melakukan percobaan dengan keadaan yang
di kendalikan agar di dapat data yang sama bila percobaan di ulang .data yang terkumpul

kemudian di susun sedemikian rupa sehingga ditemukan hal yang menarik pernyataan
umum yang di simpul kan dari fakta percobaan di sebut hokum alam .
2.Merumuskan Hipotesis
Hukum biasanya di ungkapkan dalam pernyataan sederhana atau berupa
hubungan satu besaran dengan besaran lain,tetapi tidak berisi penjelasan kenapa terjadi
demikian penjelasan yang dapat di terima adalah yang masuk akal dan telah teruji
kebenaran nya .oleh sebab itu ,di perlukan penjelasan sementara yang di sebut hipotesis .
3.Melakukan percobaan
Penelitian terhadap suatu objek,untuk mengetahui kebenaran suatu hipotesis
4.Menarik kesimpulan
Menarik kesimpulan untuk mendapatkan suatu teori adalah puncak kegiatan
dalam metode ilmiah
5.Membuat laporan
Langkah terakhir dalam metode ilmiah adalah membuat laporan agar ahli lain
mengetahui hasil temuannya.Salah satu aspek penting dari reaksi kimia adalah hubungan
kuantatif antara zat-zat yang terlihat dalam reaksi kimia.baik sebagai pereaksi maupun
sebagai hasil reaksi stoikiometri merupakan bidang dalam ilmu kimia yang menyangkut
hubungan kuantatif antara zat-zat yang terlihat dalam reaksi kimia.baik sebagai pereaksi
maupun sebagai hasil reaksi.stoikiometri juga menyangkut hubungan perbandingan atom
antar unsure unsur dalam suatu rumus kimia .misalnya perbandingan atom H dan atom O
dalam molekul H2O
(Ralph H petrucci 1985 hal 58)

5. PERTANYAAN PRA PRAKTEK


1.Dengan kata-kata sendiri definisikan istilah berikut:
Kimia ,percobaan,hipotesis ,ilmu,hokum ilmiah ,metode ilmiah ,teori.
JAWAB:
-Kimia adalah cabang ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang materi ,baik itu
tentang susunan,struktur,sifat dan perubahan materi,serta energy yang menyertai perubahan
materi tersebut.
-Percobaan adalah suatu usaha yang di lakukan untuk menguji ,menganalisis suatu masalah
atau hal sehingga di dapat kebenaran nya .
-Hipotesis adalah fakta fakta yang belum teruji kebenarannya secara empiris maka
penjelasan rasional yang di ajukan hanya bersifat sementara .
-Ilmu adalah dasar untuk mempelajari sebuah atau suatu masalah
-Hukum ilmiah adalah data yang terkumpul disusun yang menjadi pernyataan umum yang
di simpulkan dari fakta percobaan .
-Metode ilmiah adalah prosedur atau cara untuk mendapat kan suatu kebenaran yang
berlaku umum dari pengamatan.
-teori adalah suatu penuntun untuk melakukan exsperimen baru yang menghasilkan fakta
baru,hokum baru dan akhir nya teori baru.
2.Mana dari bahan kimia berikut yang perlu di tangani dengan hati-hati dan sebutkan
bahaya nya :
Asam pekat,Alkohol,Amonium nitrat,Kalsium klorida ,Bahan kimia organik,Air suling ?
JAWAB
-Kalsium klorida Bahaya nya: Kulit mengelupas ,dan iritasi
-Asam pekat Bahaya nya: Kulit terbakar dan iritasi

-Alkohol Bahaya nya : Mudah terbakar


-Amonium nitrat Bahaya nya : Iritasi kulit bila terkena mata akan tersa pedih
-Bahan kimia organik Bahaya nya : Pusing dan mual
3.Apa yang anda lakukan bila bahan kimia terpecik ke mata ?
JAWAB
Jika bahan kimia mengenai mata ,segelah mencuci mata dengan air sebanyak banyak nya
dan setelah itu segelah periksa ke dokter mata
4.Tuliskan persamaan reaksi kimia untuk reaksi kimia yang terjadi bila sampel KCLO3
dipanaskan ?
JAWAB:
5.Apa gunanya MNO2 yang di tambah kan pada KCLO3 sebelum di panaskan ?
JAWAB:
Sebagai katalisator yang mempercepat laju reaksi zat tersebut walupun MNO2 tidak ikut
bereaksi
6.Tuliskan kegunaan KCLO3 dalam industri ?
JAWAB:
-Pupuk HCL
-Bidang farmasi
-Pelapis korek api pada pembuatan korek api
-Kembang api
-Bahan peledak

6. ALAT DAN BAHAN


-Pengamatan ilmiah
#Alat

#Bahan

-Sudip

-Amonium klorida (NH4CL)

-Tabung reaksi

-Kalsium klorida (CACL)

-Gelas piala

-Air

-Paku besi

-Larutan tembaga (II) sulfat

(CUSO4)
-Logam

-10 ml merkuri

(II)nitrat(Hg(NO3)2)
-Paku tembaga

-20 ml larutan kalium lodida (KI)

-Gelas ukur

-30 ml larutan kalium lodida (KI)

-Pengaduk

-Alkohol

-Tabung erlemeyer

-Amonium nitrat

-Stoikimetri
#Alat

#Bahan

-Labu Florence

-Air secukupnya

-Klem penjepit

-0,2 g KCLO3

-Selang karet

-0,03 g MNO2

-Pipa kaca
-Tabung reaksi
-Gelas piala

-Timbangan (neraca ) ketelitian 0,0019


-Lampu spritus
-Termometer

7. PROSEDUR KERJA
-Pengamatan ilmiah
A.Demontrasi oleh dosen
1.Warna biru yang sirna .larutan biru (10 g glukosa dalam 300 ml KOH 0,5 M dan 10 ml
larutan biru

metil 0,1g/1) ada di dalam labu Florence tertutup (kapasitas 1000

ml).Angkat lah labu dan kocok satu kali dengan ibu jari tetap memegangi tutup.
2.Asbut (smog) tembaga .masukan sekeping logam tembaga ke dalam erlemeyer
besar.tuangkan asam nitrat pekat ke dalam labu sampai seluruh kepingan logam
terendam ,lalu tutup labu rapat rapat.
3.Busa hitam .Masukan gula pasir ke dalam gelas piala 150 ml sampai setengah
terisi.tambah kan 15 ml asam sulfat pekat dan aduk hati-hati dengan pengaduk kaca .
4.Kalor.Tambah kan 40 ml etanol pada 60 ml air dalam 150 ml gelas piala .ambilah kertas
saring dan rendam dalam larutan alkohol.peras kelebihan larutan,bentang kan pada kaca
arloji,lalu bakar.
5.Bahay air.gerus sekitar 3 g ammonium nitrat dalam lumpang .ahlih kan serbuk ke dalam
cawan penguap.tarbur kan serbuk zink segar pada serbuk ammonium nitrat .mundur
beberapa langkah dan semprotkan air dari botol semprot kepada campuran bahan kimia
tadi.

B.Percobaan oleh pratikum

1.Panas dan dingin.Masukkan seujung sudip ammonium klorida ke dalam tabung reaksi
dan kalsium klorida ke dalam tabung reaksi lain.isilah tabung sampai setengahnya dengan
air .peganglah bagian bawah tabung
2.Aktif dan tidak aktif.isilah gelas piala (250ml) dengan air sampai setengah nya
.masukkan sebuah paku besi dan sekeping logam kalsium dalam air
3.Paku tembaga .isilah setengah gelas piala (250 ml)dengan larutan tembaga (II)
sulfat.masukkan sebuah paku besi kedalam nya .tunggu beberapa menit lalu catat
pengamatan
4.ada dan hilang .masukkan sekitar 10 ml merkuri (II) nitrat ke dalam gelas ukur.
Tambahkan 20 ml larutan kalium iodida ke dalam gelas ukur tersebut .amati dan catat
.Tambah kan lagi 30 ml kalium iodida ke dalam gelas ukur ,dan aduk isi nya .

STOIKIOMETRI: PENGURAIAN KCLO3


A.Persiap alat
1.pasang lah alat
2.tes alat terhadap kebocoran , menggunakan cara dan langkah 3-6.
3.isi lah labu Florence dengan air hingga hampir penuh dan buka klem penjepit.
4.lepaskan selang karet bagian atas labu Florence yang berhubungan dengan tabung
reaksi.tiup lah melalui pipa kaca hingga selang karet terisi penuh air.air akan mengaliar
dari labu ke gelas piala .
5.hubung kan kembali selang karet dengan pipa kaca pendek pada labu Florence,selama
air masih mengalir .
6. jika tidak ada kebocoran ,tidak ada lagi air yang akan mengalir dari labu ke gelas piala .
7.jepit selang karet dengan klem penjepit ,dan kosong kan gelas piala .

B.Percobaan
1.dalam keadaan bersih dan kering ,timbang tabung reaksi pyrex 200 mm dalam keadaan
kosong menggunakan neraca dengan ketelitian 0,001 g.
2. tmbang sekitar 0,2 g KCLO3 dengan ketelitian 0,001 g dalam tabung reaksi lalu
tambah kan 0,03 g MNO2.
3.homogenkan KCLO3 dengan MNO2 dalam tabung reaksi.
4.pasang tabung reaksi yang berisi KCLO3 dan MNO2 menggantikan tabung reaksi
kosong pada alt yang telah di siapkan .
5.dengan api spritus panaskan dasar tabung reaksi yang mengandung campuran KCLO3
dan MNO2 sekitar 1 menit , dan buka klem penjepit .
6.lanjutkan pemanasan hingga tiadak ada lagi air yang mengalir dari selang karet ke
gelas piala (selam pengaliram air , tekanan dalam alat dan udara di usaha kan sama ,dengan
cara mengatur tinggi permukaan air didalam labu dan gelas piala ).
7.setelah tidak ada lagi air yang menentes (sekitar 30 menit pemanasan ) selang karet di
jepit kembali dan padam kan api .
8.Air dari gelas kimia di ukur volume nya dengan gelas ukur,dan catat suhu air ini.
9.setelah tabung reaksi dingin ,lepaskan tabung reaksi dan bersih kan lalu di timbang
dengan ketelitian 0,001 g .
10.catat tekanan dan suhu udara di laboratorium.

8. HASIL PENGAMATAN
1.Pengamatan ilmiah
A.Demontrasi oleh asisten

1.warna biru yang sirna


Pengamatan

Hipotesis

2.Asbut tembaga
Pengamatan

Hipotesis

3.Busa hitam
Pengamatan

Hipotesis

4.Kalor
Pengamatan

Hipotesis

5.Bahaya air
Pengamatan

Hipotesis

B.Percobaan oleh pratikan


1.Panas dan Dingin
Pengamatan

Hipotesis

2.Aktif dan tidak aktif


Pengamatan

Hipotesis

3.Paku tembaga
Pengamatan

Hipotesis

4.Ada dan hilang


Pengamatan

STOIKIOMETRI :PENGUKURAN KCLO3

1.Massa tabung reaksi pyrex +KCLO3


2.Massa tabung reaksi pyrex
3. Massa KCLO3 (g)
4. Massa KCLO3+ MNO2(g)
5.Suhu air (c)

Hipotesis

6.Tekanan uap air (mmHg)


7. Tekanan udara (mmHg)
8.Volume air yang pindah (bobot jenis H2O 1,00g/ml)
9. Volume O2 yang timbul (I)
10. Massa tabung reaksi pyrex dan perlengkapan nya
setelah pemanasan (g)

A.Koefisien reaksi pengurain KCLO3


1.Mol KCLO3
2.Mol O2
3.Mol KCL
4.Persamaan reaksi penguraian KCLO3
KCLO3 KCL+O2
B.Volume molar O2 dan /dalam KCLO3
1.Tekanan dari O2 kering
2.Volume O2 pada STP
3. Mol O2 yng timbul (mol)
4. Volume molar O2(1/mol) pada STP
5. Volume molar rata-rata dari O2 (1/mol) pada STP
6.persentase O2 dalam KCLO3
9. PEMBAHASAN

-Pengamatan ilmiah
Pada percobaan I ini tentang pengamatan ilmiah kami melakukan 9 percobaan percobaan
tersebut terbagi 2 yaitu 5 merupakan demontrasi oleh asisten dan 4 percobaan lainnya lagi
pratikum
* Demontrasi oleh asisten terdiri dari
^ warna biru yang sirna
10 g glukosa dalam 300 ml KOH 0,5 M dan 10 ml larutan biru

metil 0,1g/1 di

campurkan dalam labu Florence lalu di kocok sampai homogen sihingga warna birunya
sirna warnanya yang semula biru pekat setelah di kocok jadi biru muda lalu bening dan
akhirnya kuning
^Asbut atau smog tembaga
Logam tembaga di rendam dengan asam nitrat dalam erlemeyer sehahurnya
percobaan ini di lakukan di lemari asam karena HNO3 merupakan salah satu bahan kimia
berbahaya namun kami melakukan nya hanya di luar ruangan .jika di lemari asam hany
bias di lakukan oleh satu orang hipotesis dari percoban ini yaitu :
Cu+4HNO3 Cu(NO3)2+H2 menurut teori reaksinya : Cu+4HNO3
Cu(NO3)2+2NO2+2h2O
^ Busa hitam
Glukosa di tambahkan dengan H2SO4 pada percobaan yang kami lakukan yang terjadi
hanya glukosanya yang larut sedangkan busa hitamnya tidak terbentuk ,jadi percobaan ini
tidak berhasil.
^ Bahaya air
Amonium nitrat sebanyak 1,5 gr di taburi zink lalu semprotkan air ke dalam campuran
bahan kimia tadi namun percobaan ini juga tidak berhasil karena terjadi hanya gelembunggelembung kecil .dan juga tidak ada terasa panas atau reaksi lainnya.

^ Kalor
Kami tidak melakukan percobaan ini ,kami hanya di minta mencari literature tentang hal
ini dari literatur kami dapat kan alcohol dengan rantai karbon yang panjang semakin sukar
larut dalam air tapi etanol dapat larut dengan sempurna dalam air sehingga kalau di bakar
dapat menghasilkan gas CO2.

Percobaan oleh pratikum


a.Panas dan dingin
NaCl di tambah kan air dalam tabung reaksi sehingga tabung reaksi terasa dingin dan
larutan berwarna putih reaksi melepaskan panas ini di sebut reaksi endoterm .CaCl2 di
tambahkan air dalam tabung reaksi dan terasa panas dan larutan berwarna keruh ,reaksi ini
menghasilkan panas .
b.Aktif dan tidak aktif
Paku besi dan sekeping logam kalsium di rendam dalam air maka pada percobaan ini
akan terjadi gelembung gelembung kecil lama kelamaan paku akan jadi karatan .
c.Paku tembaga
Pada percobaan ini besi di masukkan ke dalam larutan tembaga (II) sifat setelah di
biarkan beberapa menit dari pengamatan kami,paku mengalami karatan .
e.Ada dan hilang
AgNO3 Ki lalu aduk setelah itu amati maka akan Nampak ada endapan .
Percobaan II stoikiometri penguraian KCLO3
Untuk melakukan percobaan ini mula-mula kami menimbang massa tabung reaksi
pyrex ,di dapat kan massa tabung reaksi tersebut 30,9 gr setelahdi dapat massa tabung

reaksi kami menimbang KClO3 sebanyak 2 gr dan MnO2 sebanyak 0,3 gr pada percobaan
ini MnO2 brfungsi sebagai katalis .kemudian kami memasukkan KClO3 dan Mno2 ke
dalam tabung reaksi lalu di kocok sampai homogen. selanjutnya merangkai alat seperti
terlampir pada prosedur kerja bagian persiapan alat ,setelah itu mulai memanas kan dasar
tabung reaksi dengan pemanas spritus sekitar 1 menit campuran KCLO3 dan MnO2 mulai
mendidih dan menimbulkn uap air dalam tabung reaksi dan selang karet.tetapi beberapa
saat ternyata aluminium foil yang digunakan menutup tabung reaksi bocor sehingga uap air
tersebut ada yang keluar dari tabung.
Setelah beberapa lama pemanasan tidak ada air menetes dari tabung reaksi ke gelas piala
melalui selang karet ,hal ini bias terjadi kemungkinan karena adanya kebocoran pada
penutup tabung reaksi tadi,sehingga percobaan kami ini gagal maka untuk mencapai tujuan
pratikum ini kami di mintak untuk meminjam data ,data tersebut di dapatkan
Massa tabung pyrex :39,5 gr
Massa KClO3

: 0,2 gr

Massa KClO3+MnO2: 0,23 gr


Suhu air

: 29

Tekanan uap air


Volume air yang pindah

: 30,04 mmHg
: 45 ml

Massa reaksi setelah pemanasan : 39,6 gr


Secara teori maka dapat di hitung hal-hal yang menyangkut percobaan ini dari data
tersebut.
2KCLO3 2KCl +3 O2
Reaki disetarakan di gunakan cara perbandingan koefisien.
*mol KClO3 =massa/Mr
=0,2/122,5

*Massa O2 = 0,0024 x 32
=0,078 gr

=0,0016 mol

*massa KCl = 0,0016 x 75

*mol O2 = 3/2 x 0,0016

=0,1123 gr

=0,0024 mol
*mol KC l = 2/2 x 0,0016
=0,0016 mol
Persamaan rx penguraian KClO3

Perbandingan mol

2KCLO3 2KCl +3 O2

KCLO3 : KCl : O2
2

*Volume molar o2 dan % dalam KClO3


~Tekanan O2 kering = Ptotal PH2O
= Pudara Psuhu percobaan
= 760 mmHg 30,04 mmHg
= 729,96 mmHg
~Volume O2 Pada STP

~Volume molar O2

PV = nRT

=VO2/nO2

n = PV/RT =0,96047.0,045/0,082.302

=0,039/0,001668

=0,001668 mol
~Persentase O2 dalam KClO3
Massa KClO3 = 0,2 gr
Massa O2 = 0,1 gr
% = 0,1x100%/0,2

=23,38~224

=50 %
DISKUSI
1.Pengamatan ilmiah
Dalam percobaan yang kami lakukan terdapat beberapa kegagalan yang di sebabkan oleh
kurangnya ketelitian dalam pengamatan dalam menimbang zat dan penggunaan alat.
a.Warna biru yang sirna
Larutan biru yang terdapat dalam labu Florence di kocok berubah warna dari biru pekat
menjadi biru muda kemudian bening dan terakhir larutan tersebut berwarna kuning ,hal ini
terjadi karena larutan biru metil bereaksi dengan kolt.
b.Asbut tembaga
Tembaga yang direaksikan dengan HNO3 mengeluarkan asp coklat yang bebau,larutan
menjadi berwarna hijau dan terdapat sedikit gelembung.
Rx Cu + 4HNO3 Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2 H2O
c.Busa hitam
Glukosa yang di tambahkan asam sulfat pekat pada percobaan tidak menghasilkan busa
hitam .hal ini di sebabkan karena pada percobaan ini kami menggunakan glukosa bukan
gula pasir .
d.Kalor
Percobaan ini tidak kami lakukan.
e.Bahaya air
Amonium nitrat yang ditaburkan serbuk zink kemudian di semprotkan air ,menimbulkan
gas seharusnya terjadi ledakan kecil,tetepi pada percobaan itu tidak terjadi,hal ini di
sebabkan kurangnya serbuk zink.
f.Panas dan dingin

Setelah NH4Cl dan CaCl2 di tambahkan dengan air pada bagian bawah tabung reaksi
dingin dan panas .hal ini terjadi karena ada rx endoterm dan eksoterm.
g.Aktif dan tidak aktif
Dalam percobaan ini paku berkarat dan terdapat gelombang dan dapat kami simpulkan
Ca aktif dan paku besi tidak aktif.
h.Paku tembaga
Dalam percobaan ini ,paku berkarat dan terdapat setelah paku di rendam karena paku
tersebut mengalami oksidasi.
i.Ada dan hilang
Setelah AgNo3 di tambahkan KI warna larutan lama kelamaan berubah warna menjadi
kuning kehijauan.
2.Stoikiometri : Penguraian KClO3
Dalam percobaan ini kami mengalami kegagalan yang di sebabkan oleh bberapahal
antara lain:
1.Katalis yang di gunakan dalam reaksi ini terlalu sedikit sehingga reaksi sangat lambat.
2.Aluminium foil yang di gunakan untuk tabung reaksi mengalami kebocoran sehingga uap
yang di hasilkan keluar dan tidak mengalir melalui selang karet.
3.Pemanasan yang dilakukan kurang lama dn sering terhenti .
Pertanyaan pasca praktek
A.Pengamatan ilmiah
1.Benar(B) atau salah (S) kah pernyataan ini ?
a.Kaca mata pelindung tidak berguna bagi pekerja di laboraturium
b.Semua bahan kimia di anggap berbahaya

c.Semua reaksi yang menggunakan bahan kimia yang mengiritasi kulit atau
berbahaya ,harus di
lakukan di lemari asam
d.Bila menyisipkan pipa kaca atau thermometer ke dalam gabus ,gunakan bahan
pelumas mesin
motor.
e.Buang lah sisa reagen cair ke dalam bak cuci dan siram denagn air yang banyak.

2.sesudah menyelesaikan percobaan dan memeriksa data,apalagi yang perlu anda


kerjakan ?Membereskan dan membersihkan alat-alat partikum yang sudah di gunakan dan
juga membersihkan tempat pratikum kemudian membuat laporan sementara setelah itu
barulah membuat laporan pratikum.
3.Anda di beri 9 keping unag logam dan sebuah neraca palang salah satu keeping lebih
ringan dari delapan lainnya yang bobotnya sama .bagaimana anda menetapkan kepingan
mana yang ringan hanya dengan melakukan dua kali penimbangan ? dengan melakukan
penafsiran dan juga dengan melakukan perhitungan rata-rata di hasilkan hasil yang akurat.
B.Stoikiometri : Penguraian KCLO3
1.Gas oksigen sedikit larut dalam air ,Apakah keadaan ini akan mempengaruhi jumlah
KClO3 yang terurai dalam campuran yang sudah anda laporkan ?jelaskan
Ya,apabila gas O2 sedikit larut dalam air maka O2 akan lebih banyak bercampur dalam
KCl di mana mol KClO3 terpengaruh oleh nilai MrO2.
2.a.bila ketinggian air di luar tabung reaksi pengumpul gas lebih tinggi dari pada yang di
luar apakah ini di sebabkan oleh tekanan gas o2 lebih tinggi tau lebih rendah dari pada
tekanan udara ? jelaskan

Tekanan O2 lebih kecil dari tekanan udara karena tekanan O2 di tabung reaksi pengumpul
gas di pengaruhi oleh suhu dan volume air sehingga semakin tinggi volum semakin kecil
tekana O2 dari pada tekanan udara
b.Bila anda menyetarakan tekanan gas pada pertanyaan za apakah volume gas O2
bertambah atau berkurang ?
Berkurang ,karena semakin tinggi tekanan O2 maka volume gas O2 semakin berkurang
dengan persamaan gas ideal : PV = nRT = P V =nRT/P
c.Andaikan anda tidak menyetarakan tekanan tetapi mengambil tekanan O2 sama dengan
tekanan udara luar.apakah jumlah mol O2 yang timbul lebih besar atau llebih kecil dari
pada yang sebenarnya ? jelaskan
Lebih besar karena tekanan udara lebih besar sehingga mol O2 bertambah ,semakin tinggi
tekanan semakin besar nilai molnya .
3. Bila udara memasuki tabung reaksi pengumpul gas ,bagaimana hal ini dapat
mempengaruhi jumlah mol KClO3 yang terurai ? jelaskan ?
Udar yang memasuki tabung reaksi pengumpul reaksi gas itu adalah bagian dari KCLO3
yang terurai

10. KESIMPULAN
Dari percobaan tentang pengamatan ilmiah dan stoikiometri penguraian KClO3 yang
telah di lakukan ,maka dapat di simpulkan sebagai berikut :
1.Pratikan dapat memperoleh pengalaman dalam mencatat dan menjelaskan pengamatan
percobaan .

2.Bisa mengembangkan ktrampilan dalam menangani alat kaca dan mengalaihkan bahan
kimia padat maupun cair
3.Pratikan telah membiasakan diri dengan tata cara keselamatan kerja di laboraturium.
4. Menentukan koefisien reaksi penguraian KCLO3 denagn cara menyetarakan reaksi dan
perbandingan mol
5. Volume molar gas oksigen pada keadaan STP dapat di hitung dengan rumus VO2/nO2
6.Persentase O2 dalam KCLO3 dapat di hitung dengan rumus Masaa O2x100%/Massa
KClO3

DAFTAR PUSTAKA
Epinur,dkk.2013.Penuntun pratikum kimia dasar. Jambi: Universitas Jambi
Hiskia achmad, dkk 1992. Kimia Dasar I. Jakarta: Universitas Terbuka
Micheal, purba, dkk. 2000. Kimia SMA 2B. Jakarta: Erlangga
Ralph H petrucci,dkk 1985.Kimia Dasar Edisi Ke-4 Jilid I. Jakarta: Erlangga

PERCOBAAN 2
GOLONGAN DAN IDENTITAS UNSUR
1. Judul
2. Hari/tgl
Tujuan

: Golongan dan Identifikasi Unsur


:
:

1.Mengkaji kesamaan sifat unsur unsure dalam table berkala


2.Mengamati uji nyala dan reaksi beberapa unsure alkali dan alkali
tanah
3. Mengenali reaksi air klorin dan halida
4.Menganalisis larutan anu yang mengandung unsur alkali atau alkali
tanah atau halide

3. Landasan Teori
Jumlah unsur banyak sekali,baik yang alamiah maupun yang buatan
unsure unsure tersebut di susun dalam tabel periodic unsure-unsur tersebut di
kelompokan dalam kolom kolom yang di sebut dengan golongan ,dan dalam baris
yang di sebut periode.
1.Golongan IA dan alkali
Unsur unsure pada golongan IA dalam tabel periodic di kenal juga dengan
nama unsur alkali ,semua anggota bereaksi dengan air membentuk larutan alkali
2.Golongan IIA atau alkali tanah
Anggota unsure alkai tanah adalah ,berkelium Be, magnesiumMg,kalsium
Ca, stronsium Sr,barium Ba,dan unsure radioaktif radium Ra.
(Drs,Epinur ,2013 hal 25 -26)

Golongan Alkali
a. Sifat Periodik : - Sulit mengalami reduksi dan mudah
mengalami oksidasi
- Termasuk zat pereduksi kuat (memiliki 1 buah elektron)
. Sifat Fisik : Semua unsur berwujud padat pada suhu ruangan.
Khusus Sesium (Cs) berwujud cair pada suhu di atas 28
- Unsur Li, Na, K sangat ringan
- Memiliki warna yang jelas dan khas , seperti :

Litium (Li) merah


Natrium (Na) kuning
Kalium (K) ungu
Rubidium (Rb) merah
Sesium (Cs) biru
c. Sifat Kimia : Sangat reaktif
- Dapat membentuk senyawa basa kuat
- Mudah larut dalam air (kelarutannya semakin ke bawah semakin besar)
d. Sifat Logam dan Sifat Basa :
- Dapat bereaksi dengan air membentuk senyawa basa kuat LOH.
- Semakin ke bawah sifatnya semakin kuat
(Prof.Dr .sukardi 1989 hal 21-23)
Golongan Alkali Tanah
a. Sifat periodik :
- mudah mengalami oksidasi
- sifat fisik :
- Semua unsurnya berwujud padat pd suhu ruangan
- Kerapatan logam alkali tanah lebih besar, shg logam alkali
Tanah lebih keras

Jika garam dari unsur-unsur logam di bakar, akan memberi warna keras, seperti:
- Kalsium (Ca) : jingga, merah
- Stronsium (Sr) : Merah bata
- Barium (Br) : Hijau

c. Sifat kimia :
- Mudah bereaksi dengan unsur non logam
- Bersifat reaktif
d. sifat logam dan sifat basa alkali tanah :
- Semakin kebawah sifat logam dan sifat basa semakin kuat
termasuk zat pereduksi kuat ( memiliki 2 buah elektron,
(Anggota IKAPI 2004 hal 70-72)
Reaksi-reaksi unsur alkali dan alkali tanah
a) Dengan oksigen
Membentuk

oksida
4M + O2 2M2O
2L + O2 2LO
(Be dan Mg harus dipanaskan)
Membentuk

peroksida

2M + O2 M2O2 (dipanaskan dengan udara)


L + O2 LO2
(Ba mudah, Sr dengan tekanan tinggi, CaO2 sulit)
Contoh :
4Na + O2 2 Na2O
2Ca + O2 2 CaO
2Mg + O2 2 MgO
(dipanaskan)
2K + O2 K2O2 Ba + O2 BaO2
b) Dengan Halogen (X2)
Membentuk halida
2M + X2 2MX L + X2 LX2
Contoh
2Na + Cl2 2NaCl Ca + F2 CaF2
c) Dengan Belerang
Membentuk sulfida
2M + X2 2MX L + X2 LX2
Contoh
2Na + S Na2S Mg + S MgS

d) Dengan Air
Air tereduksi menjadi H2 dan hasil lainnya adalah basa
M + H2O H2 + MOH L + H2O H2 + L (OH)2
Contoh
2Na + H2O H2 + NaOH
Ca + H2O H2 + Ca (OH)2
e) Dengan Hidrogen
Membentuk hidrida, bilangan oksida H = -1
2M + H2 2MH L + H2 LH2
Contoh
2K + H2 2KH Mg + H2 MgH2
f) Dengan Nitrogen
Membentuk nitrida
6M + N2 2M3N (hanya Li yang bisa)
3L + N2 L3N2(dengan pemanasan)
Contoh
6Li + N2 2Li3N 3 Mg + N2 Mg3N2
g) Dengan Asam
Larut dengan cepat menghasilkan gas.

M + 2H+ M+ + H2 L + 2H+ L2+ + H2


Contoh
2K + 2HCl 2 KCl + H2
Mg + 2HCl MgCl2 + H2
(Ir.Daniel msc 2006 hal 17 )
Kesadahan Air
1) Pengertian
Air Sadah : air yang mengandung kation alkali tanah seperti : Mg 2+, Ca2+ atau
bermuatan 2+, (Fe2+, Mn2+).

2) Penyebab
Karena Kation Logam multivalen dapat bereaksi dengan sabun membentuk suatu
endapan sehingga mengurangi kemampuan sabun. Dan kation tersebut dengan adanya
anion yang terlarut dalam air akan menyebabkan terjadinya kerak.
Pasangan Kation Penyebab kesadahan & Anion Utama

Kation

Penyebab

Anion

Kesadahan

Ca2+

HCO3-

Mg2+

SO42-

Sr2+

Cl-

Fe2+

NO3-

Mn2+

SiO32-

Ciri-ciri air sadah :


- Sabun sukar berbusa
- Terjadinya pembentukan kerak pada ketelkap dan pipa uap pada saat menguapkan air
3) Jenis Kesadahan Air
Kesadahan Sementara (Air sudah bikarbonat)

Jika

mengandung ion bikarbonat (HCO3-)


Senyawa Ca(HCO3)2 atau Mg(HCO3)2
Dapat

dihilangkan secara fisika dengan pemanasan sehingga air terbebas dari ion Ca2+
atau Mg2+
Ca(HCO3)2 (aq) dipanaskan CaCO3(s) + H2O (aq) + CO2(q)

Kesadahan Tetap (Air sudah non bikarbonat)

Jika

mengandung anion bikarbonat


(dari kation Ca2+ atau Mg2+ ), berupa : Cl-, NO3-, dan SO42-

Dapat

dihilangkan melalui reaksi kimia dan pereaksi yang digunakan adalah larutan
karbonat, yaitu : Na2CO3(aq)
Atau K2CO3(aq)
Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3(aq) MgCO3(s) + 2KNO3(aq)
(Purba ,penuntun ilmu kimia 1992 hal 234)
4. Pertayaan PraPraktek
1.Tulislah unsur unsure yang termasuk golongan IA (Alkali) dan Golongan IIA (alkali
tanah )
JAWAB:
Golongan IA

Golongan IIA

-LI (Litium)

-Be(Berelium)

-Na(Natrium)

-Mg(Magnesium)

-K(Kalium)

-Ca(Kalsium)

-Rb(Rubidium)

-Sr(stronsium)

-Cs(sesium)

-Ba(Barium)

-Fr(Fransium)

-Ra(Radium)

2.Selesaikan Persamaan reaksi Berikut


a.Cacl2+(NH4)2CO3
b.Bacl+(NH4)2CO3

c.Nacl+(NH4)2CO3
d.Nacl+cl2
e.NaBr+cl2
f.NaI+cl2
3.Apakah fungsi penambahan ccl4 dalam percobaan C?
JAWAB:
Untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang ada di dalam larutan .
6. ALAT DAN BAHAN
*Alat

*Bahan

-6 buah tabung reaksi

-BaCl 0,5 m

-Rak

-CaCl 0,5 m

-Kawat nikrom

-LiCl 0,5 m

-Bunsen

-KCL 0,5 m

-Serbet

-NaCl 0,5 m

7.Prosedur Kerja
A.Uji nyala untuk unsur alkali dan alkali tanah

6 larutan masing masing BaCl2


0,5M;CaCl 0,5M;LiCl 0,5 M;KCL
0,5 M;NaCl 0,5;SrCl M.

Dimasukkan masing-masing ke dalam


Tabung reaksi

Kawat nikrom dipanaskan padanya biru Bunsen


sampai tidak ada lagi warna yang timbul

Kawat dicelupkan dalam tabung berisi larutan


Dipanaskan ujung kawat
pada nyala

Dicatat
pengamat
an

Kawat dibersihkan dengan cara mencelupkan


kawat kedalam
Larutan HCl pekat (12M) dan dipanaskan
sampai merah

Di ulangi uji nyala untuk larutan yang


mengandung kalsium,kalium,natrium,dan
stronsium
B.Reaksi-reaksi unsur alkali dan alkali tanah
2ml

2ml

2ml

2ml

2ml

BaCl2

CaCl

LiCl

NaCl

SrCl

0,5M

0,5 m

0,5 m

0,5 m

0,5M

Ditambah 2ml larutan (NH4)2CO3 0,5 ke dalam setiap

tabung

Dicatat pengamatan terbentuk


endapan (EDP) atau tidak CTR
Tabung di bersihkan dan di bilas dengan air
suling
2ml

2ml

2ml

2ml

2ml

BaCl2 0,5

CaCl

LiCl 0,5

NaCl

SrCl

0,5 m

0,5 m

0,5M

Ditambahkan 1 ml larutan(NH4)2PO4 0,5 ke dalam


Setiap tabung
H
A
S
I
L

C.Raksi reaksi halida


3 Tabung
reaksi
dimasukkan
1 Ml
NaCl 0,5
M

1 Ml
NaBr 0,5
M
1 Ml NaL
0,5 M

Tiap
tabu
ng

Ditambah
1 Ml Ccl4
1 ml air klorin
Ccl2
5 tetes HNO3
encer 6 M

8. Data Pengamatan
A.Uji nyala unsuralkali dan alkali tanah
Zat
1.CaCl2
2.BaCl2
3.SrCl2
4.KCl
5.NaCl
6.LiCl

Warna nyala
Meah -jingga
hijau
Merah bata
ungu
kuning
merah

Keterangan
Gol II
Gol II
Gol II
Gol I
Gol I
Gol I

B.Reaksi reaksi unsur alkali dan alkali tanah


Zat

Pereaksi

EDP

TR

1.CaCl2
2.BaCl2
3.SrCl2
4.KCl
5.NaCl
6.LiCl
Zat
1.CaCl2
2.BaCl2
3.SrCl2
4.KCl
5.NaCl
6.LiCl
Zat
1.CaCl2
2.BaCl2

(NH4)2CO3

Pereaksi
(NH4)3PO4

EDP

TR

Peraksi
(NH4)3PO4

EDP

TR

3.SrCl2
4.KCl
5.NaCl
6.LiCl

C.Reaksi-reaksi halide
Zat
1.NaCl + Cl2
2.NaBr + Cl2
3.Nal + Cl2

D.Analisis larutan Anu


a.Zat X
-Warna nyala zat X bening
-X + (NH4)2CO3 TR
-X + (NH4)3PO4 TR
-X + (NH4)3PO4 TR
Kesimpulan zat x NaCl

Warna nyala
Putih
kuning
Merah

b.Zat Y
-Zat y +CCl4 +HNO3 bening
-Warna lapisan Ccl4 bening
-kesimpulan zat y Na I

9. Pembahasan
A. Uji nyala alkali dan alkali tanah
Sebelum percobaan di lakukan ,kita harus mempersiapkan alat dan bahan yang
akan di perlukan dan melakukan percobaan sesuai dengan prosedur kerja yang telah di
tentukan.Dari percobaan kedua ini kita melaksanakan percobaan bagian A yaitu uji
nyala setiap sampel yang di butuhkan di masukkan kedalam masing-masing tabung
sampel tersebut adalah CaCl2,BaCl2,KCl,NaCl,LiCl,masing-masing sampel ini di tetes
uji nyala nya sesuai prosedur kerja bagian A dari hasil percobaan di peroleh hasil warna
setiap sampel yaitu :
CaCl 2

merah

BaCl2

Hijau

KCl

Ungu

NaCl

Kuning

LiCl

Merah

B.Reaksi reaksi unsur alkali dan alkali tanah

Pada percobaan bagian B dari sampel bagian A di campurkan dengan


(NH4)2CO3.dan hasil yang di dapat perubahan dari setiap sampel yang di campurkan
adalah adanya endapan dan adanya sampel yang tidak bereaksi .
CaCl 2 Ada nya endapan reaksi : CaCl 2 + (NH4)2CO3CaCO3 +
2NH4 Cl
BaCl2 Ada nya endapan reaksi : BaCl 2 + (NH4)2CO3BaCO3 +
2NH4 Cl
SrCl2 Ada nya endapan reaksi : SrCl 2 + (NH4)2CO3SrCO3 + 2NH4
Cl
KCl Tidak ada endapan : tidak terjadi reaksi
NaCl Tidak ada endapan : tidak terjadi reaksi
LiCl Tidak ada endapan : tidak terjadi reaksi
Percobaan berikut :
Sampel Ba,k,Li,Ca,Na,dan Sr dimasukkan dalam masing-masing tabung ,setiap
sampel di campurkan larutan (NH4)3 HpO4 0,5M dan akan terjadinya adanya

CaCl 2 Ada nya endapan reaksi : CaCl 2 + (NH4)3HPO4CaPO4 + 3NH4 Cl


BaCl 2 Ada nya endapan reaksi : BaCl 2 + (NH4)3HPO4BaPO4 + 3NH4 Cl
KCl Tidak ada endapan : tidak terjadi reaksi
NaCl Tidak ada endapan : tidak terjadi reaksi
LiCl Tidak ada endapan : tidak terjadi reaksi
D. Anlisis larutan Anu
a.Zat X

~ Warna nyala zat x = bening


~ x + (NH4)2CO3 Tidak terbentuk endapan
~ x + (NH4)3 HpO4 Tidak terbentuk endapan
Kesimpulan
Senyawa yang terkandung dalam larutan x adalah
b.zat Y
~ Zat Y +Ccl4 + HNO3 bening
~ Warna lapisan Ccl4 bening

10. Kesimpulan
1.Sifat kimia Halogen
Kereaktifan halogen (dari f2 ke I2 ) makin berkurang dan bertambah nya jari-jari
atom atau bertambah nya nomor atom
*Reaksi Halogen
Karena bersifat reaktif ,halogen dapat bereaksi dengan unsure-unsur misalnya
beraksi dengan logam membentuk garam ,dengan hidrogen membentuk asam halida.
2.Sifat fisika Halogen
*Wujud Halogen
Dari atas kebawah titik leleh dan titik didih bertambah pada suhu kamar (21 c atm
) F2 dan cl2 berwujud gas
*Warna

Molekul Halogen berwarna karena menyerap sinar tampak sebagai hasil eksitasi
e ke tingkat yang lebih tinggi.

11. Diskusi
A.Uji nyala unsur alkali dan alkali tanah
Percobaan uji nyala menggunakan sampel larutan garam dari unsure alkali dan
alkali tanah ,untuk unsure alkali yaitu,LICl,NaCl,danKClsedangkan unsur alkali tanah
yaitu CaCl2 dan BaCl2.warna yang sama dengan teori yang ada di buku namun ada satu
unsure yang tidak sesuai dengan teori yaitu unsure dari alkali tanah yang berupa larutan
CaCl dari percobaan uji nyala yang di lakukan larutan CaCl2 warna nyala nya merah
sesuai dengan pada teorinya
Dari 5 reaksi nyala
CaCl 2

merah

BaCl2

Hijau

KCl

Ungu

NaCl

Kuning

LiCl

Merah

B.Reaksi reaksi unsure alkali dan alkali tanah


* Pada percobaan B bagian I
CaCl ,BaCl mengalami pengendapan ,pada logam alkali tanah di campurkan
dengan (NH4)2CO3 akan memberikan endapan putih .sedangkan KCl ,NACl,Dan LiCl
tidak mengalami reaksi KCl ,NaCl,dan LiCl di campurkan dengan (NH4)2CO3
membuat logam alkali tidak beraksi

*Pada B bagian 2
CaCl ,BaCl KCl ,NACl,Dan LiCl di campurkan dengan (NH4)3PO4 akan
menghasilkn endapan pada logam alkali tanah dan tidak beraksi pada logam alkali.
D.Analisis larutan Anu
Untuk Zat x mempunyai endapan Warna putih warna nyala di hasilkan adalh
merah .
Untuk zat y yaitu x + (NH4)2CO3 tidak bereaksi oleh zat y +(NH4)3PO4

12. Pertanyaan Pasca Praktek


1.Apakah reaksi nyala saja dapat di gunakan untuk mengidentifikasi unsure ?
Tidak hanya reaksi nyala saja tetapi dapat juga di identifikasi dengan penambahan
reagen-reagen .
2.Mengapa reaksi air klorin dengan NaCl,NaBr dan Nal memberikan hasil yang
berbeda beda ?
Karena perbedaan tingkat beraktifan yaitu dari Cl ke l makin reaktif ,meskipun samasama unsure golongan halida tetapi tingkat kerektifan dan energy ionisasinya jug
berbeda.
3.Mengapa unsure golangan IA memberikan hasil yang berbeda dengan golongan IIA
pada percobaan BI,II,dan III ?
Karena tingkat kereaktifan antara alkali dan alkali tanah berbeda alkali lebih rektif
sehinnga pada percobaan BI,II,III tidak terbentuk endapan sedangkan unsure alkali
tanah terbentuk endapan.

13. Kesimpulan

Dari percobaan di ats dapat di ambil kesimpulan


1.Dengan adanya pengamatan ilmiah ini pratiku dapat Mengkaji kesamaan sifat unsur
unsure dalam table berkala
2.Mengamati uji nyala dan reaksi beberapa unsure alkali dan alkali tanah dalam
percobaan tersebut
3. Mengenali reaksi air klorin dan halida ,halide adalah garam hasil reaksi unsure logam
dengan halogen
4.Menganalisis larutan anu yang mengandung unsur alkali atau alkali tanah atau
halide

DAFTAR PUSTAKA
.Anggota IKAPI.2004 bank soal kimia ,bandung ima
Daniel Ir,msc .2006 .kimia,SPMB,Jakarta ,primagama
Epinur,Drs dkk 2013 Penuntun pratikum kimia dasar ,jambi : unja
Purba,1997 Penuntun ilmu kimia . Jakarta : Erlangga
Skardjo,1989. Ikatan kimia Jakarta : Rineka cipta

PERCOBAAN 3
RUMUS EMPIRIS SENYAWA
1. Judul

: Pemisahan Komponen dari Campuran dan Analisis Melalui

Pengendapan
2. hari/tanggal

Tujuan

1.Mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan menetapkan rumus molekul senyawa
tersebu .
2.Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara memakai data untuk
menghitung rumus empiris.
3.Mempelajari sifat sifat senyawa berhidrat.
4.Mempelajari reaksi bolak balik reaksi.

5.Menentukan persentase.
3. Pertanyaan prapraktek
1.Apakah yang disebut rumus empiris dan rumus molekul
2.jika dalam 5g tembaga klorida terdapat 2135g tembaga dan 2165g klorida.Tentukan
rumus yang paling sederhana dari tembaga klorida tersebut.
3.definisikan apa yang dimaksud dengan hidrat.
4.Suatu sampel diketahui pa hidrat berupa hidrat yaitu zink sulfat (Zn SO4).Bila 300g
sampel dipanaskan hingga bobotnya tetap,Bagaimana garam hidrat ini ?
Jawaban
1. Apakah yang disebut rumus empiris dan rumus molekul ?
2. Rumus empiris adalah rumus kimia suatu zat yang menyatakan jenis dan perbandingan
paling sederhana (bilangan bulat terkecil) dari atom atom penyusunannya dalam suatu
molekul suatu zat rumus molekul adalah rumus kimia suatu zat yang menyatkan jenis
dan banyaknya atom yang sebenarnya dalam suatu molekul suatu zat.
2.Dik : massa Cuxclx : 5g

Ar Cu=63,5

Massa Cu=2135 gram

Ar CL=35,5

Massa CL=2165 gram


Mol Cu = 2135:6135=0,37 mol

mol cl=2165:3515=0,074 mol

Perbandingan mol Cu : 0,37 mol : 0,074 mol


RE : CUCL2
3.Hidrat adalah at padat yang mengikat beberapa molekul sebagai bagian dari struktur
Kristal.
4.ZnSO4 X H2O Zn SO4 + x H2O
Massa sampel (Zn SO4) =300 gr

Massa sisa

=1,692 gr

Mr Zn SO4 = 161
Massa H2O yang dilepas = 300 1692 = 298 308 gr
ZnSO4 X H2O Zn SO4 + H2O
Mol Zn SO4 = 300/161 = 1,86 Mol
Mol H2O

=298,308/18=16,6 Mol

Mol Zn SO4= Mol H2O


1,86=16,6
1=9
Jadi rumus garam hidrat ini adalah Zn SO4 9H2O Zn 9H2O Zn SO4 + 9H2O

4. Landasan Teori
Rumus kimia menunjukan jenis atom unsure dan jumlah relative masing masing unsure
yang terdapat dalam zat ditunjukkan angka indeks.
Rumus kimia dapat berupa rumus empris dan molekul ,rumus empiris adalah rumus
perbandingan jumlah mol unsur unsur dalam suatu senyawa sedangkan rumus molekul
merupakan rumus kimia yang menggambarkan jumlah atom dan unsure yang menyusun
dalam suatu senyawa.zat yang mempunyai rumus molekul adalah unsure atau senyawa
yang partikel terkecilnya molekul.
Menetapkan rumus empiris dari percobaan penentuan susunan senyawa dengan
melakukan perbandingan massa unsure unsure dalam suatu senyawa berdasarkan
massa.Rumus empiris a.dalah rumus yang paling sederhana dan dapat digunakan untuk
menghitung bobot rumus senyawa. Titik bawah (subseripts) dalam rumus empiris
dengan bilangan pengali menghubungkan bobot molekul dengan bobot rumit.

Contoh : senyawa meti l benzoate yang digunakan dalam industry farfum mengandung
70,58%C,5,93H,dan 23,49%O.berdasarkan massa.Berdasarkan percobaan ,bobot
molekul aya adalah 136.Bagaimana rumus empiris dan rums molekul metil benzoate ?
Jawab :
Langkah 1.Tentukan massa tiap unsur dalam 100,0 gram contoh menjadi jumlah mol
Jumlah Mol C =70,58 gram C x 1Mol C:12 gram=5,8e mol C
Jumlah Mol H = 5,93 gram H x 1mol H:16 gram=5,47 mol H
Jumlah mol O =23,49 gram O x 1Mol O:16 gram=1,47 mol O
Langkah 3.Tulis rumus sementara yang didasarkan jumlah Mol yang baru ditentukan
(5,88,H5,87,O1,47 atau C 4H7O (rumus empiris)

Langkah 4.Tentukan rumus molekul


(C4H4O)n=136
(68)n=136
n=2
jadi rumus molekulnya adalah C8H8O2
(ir.Daniel.2006 Hal 1-2)
Suatu senyawa kimia ditandai dengan rumusnya.Ada tiga rumus yaitu rumus
empiris,rumus molekul dan rumus struktur rumus empiris suatu senyawa menunjukan
perbandingan yang sederhana dari atom unsure dalam senyawa itu,Jadi hanya
menunjukan jumlah relative atom setiap unsure.
Mula mula ahli kimia menyangka bahwa untuk mengenal suatu senyawa cukup dengan
menggunakan rumus empirisnya.Namun setelah dianalisis beberapa senyawa dibuktikan

bahwa dengan rumus empiris saja belum cukup untuk mengenal suatu
senyawa.Misalnya pada tahun 1825 Michial Faraday menemukan suatu senyawa butane
yang telah dianalisis ternyata bahwa rumus empirisnya sama dengan rumus empiris
etilenan CH2 rumus kedua senyawa ini dikenal sebagai C4He dan C2H4.
Ada kalanya senyawa yang berbeda,memiliki rumus molekul yang sama.Dua senyawa
yang mempunyai rumus molekul yang sama tetapi mempunyai sifat fisik dan sifat kimia
yang disebut isomer (iso=sama,meros=bagian).
Rumus molekul hanya menunjukan jumlah atom setiap unsur dalam molekul tetapi
tidak menemukan bagaimana susunan atom dalam molekul.
Rumus yang menunjukan bagaimana atom atom yang bergabung membentuk molekul
disebut rumus struktur.
Contoh dibawah menunjukan suatu unsure senyawa yang rumus empirisnya CH2 dan
rumus molekulnya C2H6(Ir.respati.1986 hal 45-46)
Dalam kimia dikenal tiga macam macam rumus yaitu rumus empiris (RE) Rumus
molekul (RM) dan struktur molekulnya dalam dalam etana terdapat karbon dan
hidrogen dengan perbandingan atomnya 1:3 sedangkan glukosa mengndung karbon
oksigen dan oksigen dan hidrogen dengan perbandingan 1:1:1 dengan demikian RE
kedua senyawa adalah
<CH3>
RE Etana

<CH2O>
RE glukosa

(S,Syukri 1989 hal 47-48)


Rumus molekul memberikan jumlah mol setiap jenis atom dalam satu mol molekul
senyawa data yang diperlukan untuk menentukan rumus molekul:
a.Rumus empiris
b.Masa molekul relatif <kira-kira>

Data yang diperlukan untuk menentukan rumus empiris:


a.macam unsure dalam senyawa (analisis kualitatif)
b.persen komposisi unsure
c.Massa atom relative unsure unsure yang bersangkutan.
(Achmad Hiskia 2001 hal 123)

5. Alat dan bahan


~Rumus Empiris Senyawa
Cawan krus dan tutpnya
Neraca
Kertas tisu
Kaki tiga
Penjepit krus
Arloji
Pipet tetes
Gelas arloji
Pita mg <10-15>
AU tetes air
Mg
10 ml asam hitrat 4m

Hidrasi air
Cawan porseli dan tutupnya
Segitiga penyagga
Kaki tiga
Arloji
Neraca
~Bahan
Deterjen , air
Air suling
HNO3 6m
1g sempel
~Reaksi bolak balik Hidrat
Alat
Cawan porselin
Kaca arloji
Bunsen
6. Produser Kerja
*Rumus empiris senyawa
Cawan krus dan tutup
Di,ambil di bersih kan dan di keringkan
Di timbang hingga ketelitian 0,001 gr di catat bobotnya

Pit
a
M
g

Di ambil 10-15cm ,di bersihkan dengan kertas tisu untuk


Untuk menghilangkan kotorannya
Di gulung hingga dapat masuk sesuai dengan dasar krus
Di masukkan lalu di timbang
Krus
dan
isi

Di letakan di atas kaki tiga yang di lengkapi dengan segitiga


Porselen
Dipanaskan dengan pembakar Bunsen api biru hingga dasar
Krus berpijar
Setelah di panaskan 20 menit ,ambil penjepit dan buka tutup
Sedikit agar udara dapat masuk
Pemanasan di lanjutkan 20 menit lagi
B
u
n
se
n

Di matikan ,dibiarkan dingin sekitar 15 menit


Cawan krus dan pipet
tetes

Di teteskan 40 tetes air kedalam cawan


Di panaskan dalam keadaan tertutup dengan api yang kecil
Selama 5 menit hingga tidak ada asap yang timbul
Bunsen di matikan ,dan didinginkan 15 menit ,lalu ditimbang
Dilanjutkan pemanasan dengan api kecil 20 menit lalu di
Dinginkan
Timbang hingga ketelitian 0,001 gr

Cawan
penguap
Di bersihkan ,dipanaskan ,didinginkan ,ditimbang sampai
Bobot tetap
Ditambahkan 0,5 gr logam,campur dengan 10 ml asam nitrat
4 m da tutup dengan gelas arloji
Setelah semua logam tembaga larut ,dipanaskan lagi hingga
Terbentuk Kristal hitam
Pemanasan di lanjutkan hingga terbentuk Kristal kuningKuningan
Dinginkan dalam suhu kamar

Ditimbang hingga bobot tetap


Ditentukan rumus
empiris

Catat
hasil

*Hidrasi Air

Cawan porselen dan


tutup
Dicuci dengan detergen dan air
Bilas dengan air suling
Dicuci dengan larutan HNO3 6 M
Bilas dengan air suling
Dikeringkan dan diletakan pada segitiga penyagga
K
ak
i
tig
a

Di atur ketinggian hingga bagian tengah cawan tetap pada


Bagian yang panas

Ca
w
an

Dipanaskan sampai bagian tengah terlihat membara tunggu


Sampai 5 menit
Dihentikan pemanasan dan didinginkan pada suhu kamar
Selama 10-15menit
Tutupnya selalu dalam keadaan bersih
Dikeringkan dan di tempatkan cawan pada segitiga
Penyagga
Kesetimbangan kaki tiga di atur sehinggga bagian tengah
Cawan tepat di bagian panas pembakar
Penutup di buka saat di panaskan
Cawan di panaskan sempai bagian tengah membara
,dipanaskan 5 menit
*Reaksi bolak-balik hidrasi
spatula tembaga (II)sulfat
pentahidrat (CuSO4 .5H2O)

Sampel di masukkan ke dalam cawan porselen


Di amati sampel tersebut dan warnanya dicatat
Cawan di tutup dengan kaca arloji

Di panaskan pada pembakaran


Pemanasan di hentikan
Setelah dingin air di tetes kan pada kaca arloji
Di amati
7. Data pengamatan
1.Senyawa magnesium
Bagaima

Ulang

Ulan

na

an 1

gan

mendapa
1.Bobot cawan krus +tutup

tkannya
menimba

2. Bobot cawan krus+magnesium

ng
menimba

3.bobot magnesium
4.Bobot cawan krus + tutup

ng
(2)(1)
menimba

+magnesium oksida
5.Bobot magnesium oksia

ng
(4)(1)

6.bobot oksida
7.Bobot atom magnesium

(4)(2)
Table

8.Bobot atom oksida

berkala
Table
berkala

9.Jumlah mol atom oksigen


10.Jumlah mol atom magnesium
11.Rumus empiris magnesium
oksida

Senyawa tembaga
* Bobot cawan penguap

II

* Bobot cawan penguap + tembaga


* Bobot cawan penguap + oksida tembaga
*Bobot oksida yang diperoleh
A.Air Hidrat
1.Massa cawan kosong + tutup
2. Massa cawan kosong + tutup + contoh
3. Massa cawan kosong + tutup + contoh +pemanasan I
4. Massa cawan kosong + tutup + contoh +pemanasan II
5. Massa cawan kosong + tutup + contoh +pemanasan III
6.Massa contoh setelah pemanasan (bobot tetap )
7.Massa contoh setelah pemanasan
8.Massa air yang hilang dari contoh
9.Persentase air yang hilang dari contoh
10.Massa molar senyawa anhidrat
11.Rumus hidrat
12.Jumlah zat anu
B.Reaksi bolak balik hidrasi
a.Warna CuSO4.5H2O
b.Pada pemanasan CuSO4.5H2O terdapat/tidak terdapat air pada kaca arloji
c.Warna contoh setelah pemanasan adalah
d.Setelah pemanasan dan penambahan H2O terjadi warna

e.Persamaan reaksi
CuSO4.5H2O
CuSO4+5H2O

8. Pembahasan
Pada percobaan ini kami melakukan 3 macam percobaan yaitu percobaan untuk
menentukan rumus empiris,percobaan hidrasi air dan percobaan reaksi bolak balik
hidrasi
1.rumus empiris senyawa
Pertama,sebelum melakukan percoban,kami menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan pada percobaan ini ,semua alat di pastikan dalam keadaan bersih
,kemudian mengambil pita Mg dan menggulng nya lalu masukkan kedalam krus dan
timbang kembali setelah krus dan isi timbang bakar krus dan isinya dengan pembakar
spritus selama 15 menitsetelah itu buka tutup krus sedikit dan lanjutkan pemanasan 15
menit lagi setelah itu matikan spiritus dan biarkan ingin selama 10 menit ,lalu teteskan
40 tetes air ke dalam krus kemudian panaskan dalam keadaan tertutup selama 2,5 menit
.matikan spiritus dingin kan selama 10 menit lalu timbang ,lanjutkan lagi pemanasan 15
menit lalu dinginkan kemudian timbang krus dan isi serta tutupnya.
Data yang kami peroleh dari percobaan ini yaitu bobot cawan krus dan tutupnya
35,6 gr cawan krus dan magnesium35,8 gr bobot MgO dan cawan krus + tutupnya 36 gr.
Mol Mg : mol O
0,0083

0,00125

0,0083

0,00125

Jadi rumus empiris dari percobaan yang kami lakukan yaitu: Mg2o3

Massa molarnya =(63,5 + 22 + 4,16 + 5(2,1 + 16)gr/mol


= (63,5 + 32 + 64+ 9)
= 249,5 gr/mol
Air hidrar
Sebelum melakukan percobaan kami membersihkan cawan dan tutupnya dengan
mencuci dengan air detergen .
Massa sampel = (bobot cawan + tutup + contoh sebelum pemanasan)
(bobot cawan+ tutup)
= 102 gr 101 gr
= 1 gr
Massa setelah pemanasan =( Massa cawan + tutup+ contoh setelah
pemanasan )-(massa cawan + tutup )
= 101,6 gr 101 gr
= 0,6 gr

Bobot air yang hilang = 102 gr 101,6 gr


= 0,4 gr
Jadi % air yang hilang = 0,4 gr x 100 %
= 1 gr
= 0,4 x 100 % = 40 %
CuSO4 x H2O CuSO4 + xH2O
A.Rumus empiris senyawa

Dalam percobaan ini kami akan menghitung rumus empiris dari senyawa
magnesium oksida secara prakteknya penentuan rumus empiris senyawa ini di lakukan
dengan memanaskan pita Mg dalam krus ,sehinnga diperoleh massa MgO beserta massa
molar nya masing- masing kemudian dapat di hitung mol Mg dan O Kemudian di
bandingkan menjadi bilangan yang sederhana di dapatlah rumus empiris suatu senyawa.
Langkah langkah menetukan rumus empiris suatu senyawa.
1.Tentukan massa atau persen massa tiap unsure maka di dapat Mr
2. Membagi massa tiap unsur dengan Mr di dapat mol
3. Mengubah perbandingan mol menjadi perbandingan sederhana
B. Hidrasi air
Pada percobaan yang kami lakukan senyaw hidrat yang di gunakan adalah CuSO4
5H2O ,kenyataannya senyawa hidrat yang di gunakan adalah CuSO4 5H2O Dari sini
terlihat bahwa dalam percobaan ini terdapat kesalahan ,kesalahan dapat berupa kurang
teliti dalam menimbang massa-massa yang dI tentukan kurang teliti melihat waktu
dalam pemanasan selain itu kesalahan juga berasal dari pemanasan yang belum
sempurna sehinga air tidak terurai semuanya .

C.Reaksi bolak-balik hidrasi


Percobaan yang kami lakukan ini berhasil membuktikan reaksi bolak-balik hidrasi
pada senyawa hidrat .bukti ini dapat di lihat dari perubahan warna zat sebelum di
panaskan dan penambahan air senyawa hidrat yang kami gunakan pada percobaan ini
yaitu CuSO4 5 H2O yang warna sebelum di panaskan nya biru kemudian di panaskan
berubah jadi putih dan di tambah air berubah lagi jadi biru dengan reaksi
CuSO4 . 5H2O CuSO4 + 5H2O
Biru

Putih

CuSO4 . 5H2O CuSO4 + 5H2O


Putih

Biru

Jadi reaksi menjadi :


CuSO4 . 5H2O CuSO4 + 5H2O
9. Pertayaan Pasca Praktek
*Rumus empiris senyawa
1.Bila logam Mg yang di gunakan bobotnya berbeda-beda apakah rumus empiris nya
sama ? jelaskan
2.Hitung Rumus empiris senyawa suatu senyawa sulfur dengan bobot 50 gr di panaskan
dengan kondisi tertentu untuk menghasilkan senyawa sulfur oksigen ,bobot senyawa
sulfur oksigen 100 gr bagaimana rumus empiris tersebut ?
Jawab

Massa s = 50 gr

Mol s

Mol o

Massa 50 = 100 gr

50/32

50/16

Massa o = 50 gr

1,6

3,1

Ar s = 32

Ar o = 16

Jadi rumus empiris SO2


3.Suatu senyawa setelah di analisis ternyata mengandung 24,06 % oksigen dan sisanya
nitrogen tentukan rumus empiris ?
Jawab
% o = 74,06 %

Ar o = 16

% N = 100 % - 74,06 %

Ar N = 14

= 25,94 %
Mol N : Mol o
25,94

74,06

14

16

1,9

4,6

Jadi rumus empiris NO2


4.Berapa gr logam zink yang akan larut dalam 1,5 kg HCl 37% dan berapa volum gas
hidrogen yang di bebaskan pada keadaan standar ?
Jawab
Massa HCl 37/100 = 1500gr

Mol HCl = 555/36,5=15,2

Zn + 2HCl Zn Cl2 + H2
Mol Zn = mol HCl = 7,6 mol
Massa Zn = mol Ar = 76 mol
65 gr /mol = 494 gr
Mol H2= 1/2 mol HCl = 7,6 mol
Vol H2 ( STP ) = mol.22,4
= 7,6 mol .22,4
= 170,24 L
10. Kesimpulan
Dari percobaan tentang rumus empiris dan hidrasi air yang telah di lakukan ,dapat
di simpulkan :

1. Rumus empiris suatu senyawa dapat di tentukan dengan menetapakan perbandingan


mol ,unsu-usur dalam senyawa rumus molekul dapat di tentukan oleh rumus RM (RE)n
dimana n bergantung pada Mr suatu senyawa
2. Data- data dari percobaan dapat di gunakan untuk menentukan Rumus empiris
senyawa yang berperan dalam penetuan RE adalah massa senyawa
Ini di olah dan di jadikan dalam bentuk bilangan sederhana
3. Sifat sifat senyawa berhidrat.
- Berbentuk Kristal
- Mengandung molekul
- Reaksi pemanasan
4. Reaksi bolak balik hidraksi adalah hasil reaksi dapat beraksi kembali membentuk zat
peraksi
5. Persentase dalam hidrat

Daftar pustaka
Achmad hiskia 2001,stoikiometri energitika,bandung citra aditya bakti
Daniel Ir msc 2006 kimia SPMB Jakarta : primagama
Epinur,Drs dkk 2012 penuntun pratikum kimia dasar jambi : unja
Raspati,Ir 1986 Dasar-dasar ilmu kimia
S,syukury 1989 kimia dasar bandung :ITB

PERCOBAAN 4
1. Judul
2. Hari / tanggal
3. Tujuan

: TERMOKIMIA DAN HUKUM HESS


:
: 1. Mengukur kalor reaksi dengan alat yang sederhana
2. Mengumpulkan dan menganalisis data termokimia
3. Menerapkan hukum Hess

4. Pertatayaan Prapraktek
1) Berikan pengertian tentang:
A. Entalpi : jumlah total energi kalor yang terkandung dalam suatu materi dan diukur
pada tekanan tetap.
B. Sistem terisolasi : sistem yang dengan lingkungannya tidak dapat
mempertukarkan energi maupun materi.
C. Sistem terbuka : sistem yang dengan lingkungannya dapat mempertukarkan energi
dan materi.
D. Sistem tertutup : sistem yang dengan lingkungannya hanya bisa melakukan
pertukaran materi.
E. Lingkungan : segala sesuatu yang berada diluar sistem.
F. Kalorimeter : alat yang digunakan untuk menentukan/mengukur kalor reaksi.
G. Eksotermik : reaksi yang berlangsung dengan disertai perpindahan kalor dari
sistem ke lingkungan.

2) Apa perbedaan antara entalpi dengan energi dalam ( E) ?

Jawab :Entalpi yaitu jumlah total energi yang terkandung dalam suatu materi dan
diukur pada tekanan tetap.
Energi dalam ( E) yaitu jumlah dari kedua energi kinetik dan energi potensial
yang dimiliki suatu zat yang bergantung pada suhu tapi tidak bergantung pada volume
dan tekanan.

5. LANDASAN TEORI
Dalam kimia, salah satu sumber energi yang penting adalah kalor yang dihasilkan
atau diserap selama reaksi berlangsung.Studi perubahan kalor yang menyertai reaksi
kimia dinamakan termokimia. Energi yang menyertai reaksi kimia lebih disukai
dinyatakan dalam bentuk entalpi , sebab banyak reaksi-reaksi kimia yang dilakukan pada
tekanan tetap,bukan pada volume tetap. Suatu besaran yang sangat berguna dalam reaksi
kimia adalah perubahan entalpi molar standar, dilambangkan dengan H, yang
menyatakan perubahan entalpi.Jika satu mol pereaksi diubah menjadi produk pada
keadaan standar.
Persamaan termokimia adalah persamaan kimia yang sudah setara berikut
perubahan entalpi reaksi yang dituliskan secara langsung.Setelah persamaan kimia.
Untuk reaksi natrium dan air,persamaan termokimianya dapat ditulis sebagai berikut :
2Na(s)+2H2O(l) 2NaOH(aq) +H2(g)
H = -367,5 kj.
Persamaan ini menyatakan bahwa dua mol natrium bereaksi dengan dua mol air
menghasilkan menghasilkan dua mol natrium hidroksida dan satu mol hidrogen serta
kalor dilepaskan sebanyak 367,5 Kj.
Sebagai contoh, reaksi antara gas hidrogen dan gas oksigen membentuk air. Jika
air yang dihasilkan berwujud cair akan dilepaskan kalor sebesar 483,7 Kj, tetapi jika air
yang diproduksi berupa uap, kalor yang dilepaskan sebesar 571,7 Kj. Persamaan
termokimianya adalah :
2H2O(g)+O2(g) 2H2O(l)
H= -571,1 Kj
2H2(g)+O2(g) 2H2O(l)
H= -483,7 Kj
Perbedaan kalor menunjukkan bahwa ketika uap air mengembun menjadi cair
melepaskan kalor sebesar selisih H kedua reaksi atas(Yayan Sunarya : 2010)

Termodinamika adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari perubahan energi


secara kimia atau fisis. Dalam percobaan ini, kita akan menyelidiki perubahan energi
secara kimia dalam bentuk kalor. Yang mengiringi reaksi kimia (termokimia).
Menurut hukum termodinamika, perubahan energi yang menyertai perubahan wujud
dinyatakan dalam rumus.
E = Q W
Dengan : Q= kalor yang diserap oleh sistem
W= kerja yang dilakukan oleh sistem
Kebanyakan reaksi kimia berlangsung pada tekanan tetap. Kerja dirumuskan dengan
persamaan : W = PV
Dengan P= tekanan gas, dan V= perubahan volume untuk sistem gas. Oleh karenanya
pada tekanan tetap : E = Q - PV
Bila V=0, maka E=Q .Kuantitas kalor yang diserap pada tekanan tetap disebut entalpi
(H). Untuk reaksi kimia, H adalah kalor reaksi . Untuk reaksi eksotermik, kalor
diberikan oleh sistem reaksi ke sekeliling , tanda Qrks negatif , untuk reaksi endotermik ,
Qrks positif. Sama halnya untuk reaksi eksotermik, Hrks negatif dan untuk reaksi
endotermik Hrks positif.
Perhatikan bahwa dalam percobaan ini kalor yang diukur diserap oleh sekeliling (yaitu air
dan kalorimeter) sehingga tanda harus diubah sebelum mencari Hrks. Isilah eksotermik
dan endotermik di kaitkan dengan aliran kalor dari sistem reaksi sehingga :
Qrks = - Qsekeliling(Drs. Epinur, dkk : 2012)
Hampir semua reaksi kimia menyerap atau menghasilkan (melepas)
energi.Umumnya adalah bentuk kalor.Kalor (heat) adalah perpindahan energi termal
antara dua benda yang suhunya berbeda.Kita sering mengatakan aliran kalor dari benda
panas ke benda dingin. Walaupun kalor itu sendiri mengandungarti perpindahan energi
kita biasanya menyebut kalor diserap atau kalor dibebaskan ketika menggambarkan
perubahan energi yang terjadi selama proses tersebut. Ilmu yang mempelajari perubahan
kalor yang menyertai reaksi kimia disebut termokimia(Raymond chang : 2006)
Sistem adalah sejumlah zat atau campuran zat-zat yang dipelajari sifat-sifat dan
perilakunya.Segala sesuatu diluar sistem disebut lingkungan.Suatu sistem terpisah dari
lingkungannya dengan batas-batas tertentu yang dapat menyatu atau tidak menyatu.
Antara sistem dan lingkungan dapat terjadi pertukaran energi dan materi. Berdasarkan
pertukaran ini dapat dibedakan menjadi 3 jenis sistem :
1. Sistem tersekat : yang dengan lingkungannya yang tidak dapat mempertukarkan baik
energi maupun materi. Sistem jenis ini mempunyai energi tetap .

2. Sistem tertutup : yang dengan lingkungan hanya dapat mempertukarkan energi.


3. Sistem terbuka : yang dengan lingkungannya dapat memepertukarkan baik energi
maupun materi(Hiska,achmad : 2001)
Hukum hess versi lama yaitu kalor reaksi tidak bergantung pada jalannya (tahapan) reaksi
tetapi hanya ditentukan keadaan awal dan akhir. Hukum hess versi modern yaitu untuk suat
reaksi keseluruhan, kalor reaksi selalu sama, tidak dipengaruhi apakah reaksi itu dilaksanakan
secara langsung atau tidak langsung dan lewat tahap-tahap berlainan.
Penentuan kalor reaksi secara kalorimatric.Penentuan kalor reaksi secara kalorimetris
dilakukan dengan satu alat yang disebut kalorimeter.Ada 2 metode dalam penentuan kalor reaksi
secara kalorimetris yaitu kalorimetris pembakan dan kalorimeter reaksi. Kalori metis terdiri atas
penangas air dengan dinding isolasi dan bejana reaksi yang terendam dalam air. Kenaikan suhu
diukur dengan termometer. Penentuan kalor reaksi secara kalorimetris di dasarkan pada prinsip
perpindahan kalor, yaitu jumlah kalor yang diberikan sama dengan kalor yang diserap.
Untuk reaksi eksotermik, kalor yang dilepaskan dari reaksi digunakan untuk menaikkan
suhu larutan dan kalori meter.
Ho = - (Qlarutan + Qkalorimeter)
Jika kalor yang diserap oleh kalorimeter diabaikan maka :
Ho = - Qlarutan
Untuk reaksi endoterm Ho = (Qlarutan + Qkalorimeter)
Ho = Qlarutan(Parning :2002)
Termodinamika menjelaskan hubungan antara kalor dengan bentuk-bentuk energi lain.
Pengembangannya yaitu yang merupakan pencapaian ilmiah penting dalam abad ke19,disebabkan oleh usaha-usaha para fisikawan dan insyinyur-insyinyur yang ingin mencapai
efesiensi tinggi dalam mesin kalotr
Kalor.Minat untuk memperbaiki mesin kalor sekali lagi menjadi penting karena perlunya
menggunakan bahan bakar fosil secara efektif.Namun dalam 75 tahun terakhir penerapan penting
termodinamika adalah dalam bidang kimia.Salah satu segi dari termodinamika yaitu termokimia

yakni pengaruh kalor yang menyertai reaksi kimia.Hukum termodinamika pertama menadi dasar
bagi termokimia.Hukum termodinamika kedua dapat menjelaskan arah dan banyaknya reaksi
kimia terutama menjadi dasar untuk menurunkan tetapan-tetapan kesetimbangan dari sifat-sifat
termodinamika. Hukum ketiga akan disingkapkan titik awal untuk menilai sifat-sifat
termodinamika secara percobaan(Petrucci dan suminai : 1987)

6. Alat dan Bahan


Alat
Gelas ukur
Kalorimeter
Termometer
Alat pengaduk
Gelas piala
Statif
Klem penjepit
Gabus
Bahan

Air suling
40 ml HCl 1 M
40 ml NaOH 1 M
Asam asetat 1M-Natrium hidroksida 1M
Asam nitrat 1M Natrium hidroksida 1M
Natrium asetat 1M HCl 1M
HCl 1M Amonia 1M

7. Prosedur Kerja
A. Penentuan tetapan kalorimeter
Dengan menganggap bobot 40 ml air suling adalah 40 gr dan kalor jenis air adalah
4,184J/gc, maka tetapan kalorimeter dapat dihitung dari persamaan
cMP (Tp-Tm)= cMd(Tm-Td) + W(Tm-Td)

dengan
c=kalor jenis air 4,184 J/gc
Mp= bobot air panas
Md= bobot air dingin
Tp= suhu air panas sebelum bercampur
Td= suhu air dingin sebelum bercampur
Tm= suhu campuran
W= tetapan kalorimeter, J/c
Dari persamaan ini, W dapat dicari.Ulangi prosedur ini, lalu rata-ratakan
hasilnya.Tunjukkan hasilnya kepada asisten sebelum anda melanjutkan ke prosedur B.
B. Penentuan H netralisasi untuk reaksi asam basa
Kalor netralisasi diperoleh dari
Q= cM(Tf-Ti) + W (Tf-Ti)
Q= 4,184 J/gc(80 g) (Tf-Ti) + W (Tf-Ti)
Dengan
Tf= suhu campuran
Ti= suhu pereaksi sebelum dicampur
Q= kalor yang diserap oleh sekeliling
H dinyatakan dalam J/mol, karena tekanannya tetap maka H dicari dengan membagi
Q oleh jumlah mol yang bereaksi (0,0401 x 1,0 mol/10 0,40 mol).
Hrks= -Qsekeliling/0,040
Beberapa pasangan asam-basa dapat dicoba oleh praktikan lain, yaitu :
a. Asam asetat 1M natrium hidroksida 1M
b. Natrium asetat 1M HCl 1M
c. Asam nitrat 1M natrium hidroksida 1M
d. HCl 1M amonia 1M
Bandingkan harga H yang diperoleh.Cobalah hubungkan harga H dengan
kekuatan asam dan basa yang digunakan.

8. Data Pengamatan
A. Penetuan tetapan kalorimeter

Suhu air panas c


Suhu air dingin c
Suhu campuran c

Ulangan 1
34c
28c
36c

Ulangan 2
35c
28c
32c

Rata-rata
34,5c
28c
34c

B. Penetuan H netralisasi untuk asam-basa

Suhu larutan asam () 1M c


Suhu larutan basa () 1M c
Suhu campuran c

Ulangan 1
26c
29c
31c

Ulangan 2
27c
29c
31c

Rata-rata
26,5c
29c
31c

1. Suhu awal = 20c


Suhu larutan asam asetat = 28c
Suhu larutan basa (NaOH) = 24c
Suhu campuran = 31c
2. Suhu awal = 29c
Natrium asetat = 28c
HCl = 27c
Suhu campuran = 28c
3. Suhu awal = 28c
Suhu larutan asam (HNO3) = 30c
Suhu larutan basa (NaOH) = 28c
Suhu campuran = 31c

9. Pembahasan
A. Penentuan tetapan kalorimeter
Pada percobaan kali ini digunakan air suling sebanyak 20 ml,kemudian dilakukan
pengukuran suhu didalam kalorimeter,sehingga diperoleh suhu air tersebut (Td) =
25c,kemudian diambil lagi air sebanyak 20 ml lalu dipanaskan dengan gelas ukur
pada suhu 34c,setelah panas air tersebut dimasukkan kedalam kalorimeter yang
didalamnya air dingin tadi. Sehingga diperoleh suhu campuran (Tm) = 36c.
Tetapan kalorimeter dapat diukur dengan menggunakan rumus :
Diketahui : Md= 20 gr
bobot air panas = 20 x 1 gr
Mp = 20 gr
Td = 25c
Tp = 34c
Tm = 36c
Ditanya : W= ???
Jawab :
cMP(Tp-Tm) = cMd (Tm-Td) + W (Tm-Td)
4,184 J/gc . 20 gr (34c -36c) = 4,184 J/gc . 20 gr (36c-25c)+W (36c 25c)
83,68 J/c (2c) = 83,68 J/c (11c) + W (11c)

167,36 J = 920,48 J + 14c W


14c W = 167,36 920,48
14c W = 753,12
W= 753,12/14c
W= 53,7 J/c.
Harga tetapan kalorimeter tidak sesuai dengan teori yaitu 0J/c,sedangkan pada
percobaan di dapatkan tetapan kalorimeter (53,7). Hal itu disebabkan karena kalorimeter
yang digunakan yaitu kalorimeter sederhana sehingga data yang diperoleh yang kurang
akurat.
B. Penentuan H netralisasi untuk asam-basa
Pada percobaan ini kalorimeter dikeringkan setelah itu dibersihkan sampai
kering.Lalu dimasukkan sampel yaitu kami menggunakan sampel 20 ml NH3 dan 20
ml HNO3. Setelah melakukan percobaan sesuai dengan prosedur kerja dan hasil yang
didapatkan yaitu :
Suhu larutan asam HNO3 = 23,5 c
Suhu larutan basa NH3 = 23c
Suhu campuran = 24,5c
Untuk mendapatkan Qreaksi dengan menggunakan persamaan :
Qreaksi = cMtot (Tf.Ti) + W (Tf-Ti)
c= 4,184 J/gc
dengan :
Tf = suhu campuran
Ti = suhu pereaksi sebelum dicampur
Qrx = 4,184 J/gc.40 gr.(24,5-23,5c) + 47,8 J/c (24,5-23,5c)
=4,184 J.40 (1) + 47,8 J/c (1c)
= 167,36 + 47,8
= 215,16 J
Qrx = -Qsekeliling
-Qsekeliling = - 215,16 J
Mol yang bereaksi : n=M.V
= 1 mol/liter.0,04 l = 0,04 mol
Pers. Rx :
NH3 + HNO3
Hrx = 5379 J/mol
Hrx = -Qsekeliling/n yang bereaksi
=215,16 J/0,04 mol = 5379 J/mol

10. Diskusi
Sistem yang digunakan pada percobaan ini adalah sistem terisolasi.Dimana volumenya
tidak berubah. W di dapat dari perkalian antara tekanan dan perubahan volume

(W=P.V). Oleh karena itu,seharusnya nilai W=0. Kalorimeter yang digunakan


merupakan alat sederhana yang menggunakan sistem terisolasi sehingga tidak terjadi
pertukaran energi atau materi dengan lingkungan.
Qlepas = Qterima
cMp (Tp-Tm) = cMd (Tm-Td) + W (Tm-Td)
4,184 J/gc.20 gr (36c-34c) = 4,184 J/gc.20 gr (36c-34c) + W (36c-34c)
83,68 J/c (2) = 83,68 J/c (2c) + W (2c)
1840,96 J = 167,36 J + 2c . W
2c W = 1840,96 J 167,36 J
2c 1673,6 J
W = 1673,6 J/2c
W= 836,8 J/c
C. . Penentuan H netralisasi untuk reaksi asam-basa
H netralisasi untuk reaksi asam dan basa akan bernilai nol,apabila kalor reaksi tersebut
bernilai nol. Adapun perhitungannya adalah
H = -Q/0,04
= 2/0,04 = 50
Semakin besar konsentrasi zat bereaksi, maka H akan semakin kecil sebagai reaksi
eksterm.
Penentuan tetapan kalorimeter merupakan reaksi eksoterm. Dimana reaksi eksoterm adalah
sistem melepaskan kalor ke lingkungan,ta[I dalam hal ini sebenarnya kalorimeter merupakan
sistem terisolasi sehingga tidak terjadinya pertukaran energi ataupun materi dengan lingkungan.

10. Pertanyaan pasca praktek


1. Untuk reaksi asam-basa dalam prosedur B. Berapa H netralisasi bila anda secara
salah menganggap bahwa kalor yang diterima kalorimeter adalah 0 (nol) ? Tunjukkan
hitungan dengan menggunakan data anda !
Jawab :
Dik: W=0
mtotal = 40 gr

Tf = 24,5c
Ti = 23,5c
c = 4,184 J/gc
dit :
jwb: Qrx = -Qsekeliling = 167,36 J
Hrx = -Qsekeliling/mol yang bereaksi
= 167,63 J/ 0,04 = 4190,75 J/mol
NH4OH + HNO3
NH4NO3 + H2O H = 4184 J/mol,terdapat perbedaan
dengan hasil H rx yang memakai tetapan kalorimeter (W) = 47,8 J/c yaitu 5379
J/mol.
2. Apa perbedaan terhadap H netralisasi bila yang direaksikan dengan NaOH 0,1 M
ialah HCl dengan konsentrasi lebih dari 0,1 M ?
Jawab : tidak berpengaruh,karena H reaksi digunakan yaitu mol yang bereaksi, dan
yang bereaksi adalah mol NaOH yaitu 0,04 mol, jadi H reaksi dengan HCl 1M :
Hrx HCl = 1M.
3. Tuliskan bahwa kalor rx dari pasangan berikut :
a. NaOH + HCl
b. NaOH + CH3COOH
c. HCl + NaOH
Jawab :
a. NaOH + HCl NaCl + H2O
H = -64,329 J/mol
b. NaOH + CH3COOH
Dik :
Tp = 28c
Ti = 27,5c
Q = cM (Tp-Ti) + W (Tp-Ti)
=4,184 J/gc.80 gr (28-27,5)c + 94,14 (28-27,5)c
=167,36 + 47,07
= 214,43
Hrx = -Qsekeliling/ 0,04 mol
= 214,43/0,04 = 5360
c. CH3COOH + HCl
Dik :
Q= cM (Tp-Ti) + W (Tp-Ti)
=4,184 J/gc.80 gr (29-28)c + 94,14 ( 29-28)c
=334,72 + 94,14
=428,86
H= -Qsekeliling/0,04 mol
= -428,86/0,04 mol
= - 10721,5 J/mol
NaOH + CH3COOH
CH3COONa + H2O
H2= -5360
J/mol

CH3COONa + HCl

CH3COOH + NaCl

H3=

NaCl + H2O

H1=

-10721,5 J/mol
NaOH + HCl
-16082,25 J/mol
= -16,082
KJ/mol
Gabungan untuk reaksi Ca
NaOH + HCl

NaCl + H2O

H= -64,329

J/mol
4. Simpulan harga H netralisasi untuk asam dan basa dengan kekuatan yang berbedabeda.

Jawab : Semakin kuat asam dan basa yang bereaksi,maka semakin besar entalpi (H)
reaksi tersebut. Dapat dilihat bahwa reaksi HCl dengan NaOH menghasilkan H
reaksi yang paling besar dibandingkan dengan yang lain.
11. Kesimpulan
1. Dapat mengukur kalor reaksi dengan menggunakan kalorimeter sederhana.
2. Untuk menentukan tetapan kalorimeter maka dibutuhkan data bobot suatu zat,kalor
jenis zat tersebut, dan temperature zat tersebut. Persamaan menentukan tetapan
kalorimeter berdasarkan asas Black,yaitu :
Qlepas = Qterima
cM(Tp-Tm) = c M d (Tm-Td) + W (Tm-Td)
dengan: c= kalor jenis cair
Mp= bobot air panas
Md= bobot air dingin
W= tetapan kalorimeter
Tp= suhu air panas sebelum bercampur
Td= suhu air dingin sebelum bercampur
Tm= suhu campuran
3. Untuk Hrx digunakan persamaan
Hrx = -Qsekeliling/mol yang bereaksi
Dimana Qsekeliling = Qrx
= Qlarutan + Qkalorimeter
=Cmtot (Tf-Ti) + W (Tf-Ti)
Satuan: Q= joule
H= joule/mol

W= joule/c
4. Perhitungan kalor reaksi dapat dilakukan dengan menggunakan :
a. Hukum Hess banyak kalor yang diserap sama banyak dengan kalor yang dilepas
suatu benda atau zat.
b. Data entalpi pembentukan standard.
c. Energi ikatan rata-rata.

Daftar Pustaka

Achmad,hiskia.2001.Stoikiometri Kimia.Bandung:Citra Aditya Bakti


Chang,raymond.2005.KIMIA DASAR I.Jakarta:Erlangga
Drs.Epinur,dkk.2012.Penuntun Pratikum Kimia Dasar.Jambi:Universitas Jambi
Supomo,titus.2007.Ringkasan KIMIA.Yogyakarta:Pustaka Widyatama
Sunarya,yayan.2010.KIMIA DASAR I.Bandung:Yrama Widya

PERCOBAAAN 5
PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN DAN MELALUI PENGENDAPAN
1. Judul

: Pemisahan Komponen dari Campuran dan Analisis Melalui


Pengendapan

2. Hari, tanggal:
3. Tujuan

:
1) Memisahkan campuran dengan cara sublimasi, ekstraksi, dekantasi,
kristalasi dan kromatografi.
2)Mengendapkan barium klorida dan menentukan persentase hasildari
barium kromat.
3)Menentukan persentase barium klorida dari campuran.
4)Mendalami dan menggunakan hukum stoikiometri dalam reaksi kimia.
5)Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan.

4. Pertayaan prapraktek
1) Apa yang dimaksud dengan pemisahan komponen dari campuran?
Jawab: Pemisahan komponen dari campuran adalah memisahkan komponen yang
menyusun suatu campuran (zat terlarut) dengan pelarutnya (dapat berupa zat padat,
cair dan gas)
2) Sebutkan cara-cara pemisahan yang anda ketahui dan jelaskan prinsipnya?
Jawab:

Sublimasi adalah pemisahan padatan dari campuran berbentuk padatan dengan


cara penguapan.

Ekstrasi adalah proses pemisahan komponen zat dari suatu campuran


berdasarkan perbedaan kelarutan.

Dekantasi adalah proses

pemisahan cairan dari padatannya

dengan

menuangkan aupernatan9perlahan).

Kristalisasi adalah proses pemisahan cairan dari padatannya berdasarkan


kelarutan.

Kromatografi adalah pemisahan zat padat dari campurannya berdasarkan


perbedaan migrasi seyawa.

Destilasi adalah cara pemisahan pada campuran zat-zat yang didasarkan pada
per bedaan titik didihnya.

3) Apakah yang disebut Rf dan apa peranannya dalam proses pemisahan?


Jawab: Rf merupakan perbandingan dari jarak yang ditempuh zat dan jarak yang
ditempuh pelarut. Rf digunakan untuk keperluan identifikasi, noda-noda sering
ditentukan coraknya dengan harga Rf.
4) Berikan definisi untuk: flitral, %komposisi, endapan, stoikiometri, supernatan dan
hasil teortitis!
Jawab:
Flitral adalah zat hasil filtrasi (penyaringan) dari suatu campuran
%komposisi adalah persentase setiap unsur dalam senyawa.
Endapan adalah komponen yang tidak larut dan biasanya terdapat pada bagian
bawsah suatu campuran.
Stoikiometri adalah kajian tentang pengukuran partikel-partikel/ unsur-unsur
yang terdapat dalam senyawa dalam reaksi kimia.
Supernatan adalah perlahan-lahan (hati-hati)
Hasil teoritis adalah banyaknya produk yang diperoleh dari reaksi yang
berlangsung sempurna.
5) Bagaimana menguji apakah endapan telah sempurna?
Jawab: Dengan memasukkan beberapa tetes larutan yang kita ujikan/reaksikan
sehingga tidak lagi terlihat pengendapan.
6) Masalah apa yang terjadi jika endapan yang tejadi tidak sempurna?
Jawab: Jika endapan yang terjadi tidak sempurna, maka sebagian bobot yang
seharusnyan Mengendap terpaksa harus menguap karena masih menyatu dengan
bagian Larutan yang paling atas.
7) Apakah yang anda larutan jika partikel endapan kelihatan dalam filtrat?
Apakah sumber utama dari kesalahan percobaan tersebut?
Jawab:

Apabila

partikel

endapan

kelihatan

dalam

filtrat

maka

harus

dilakukanpenyaringan kembali sampai tidak ada lagi partikel dalam filtrat. Sedangkan

sumber utama dari kesalahan tersebut adalah kertas saring yang digunakan tidaksesuai
atau praktikan yang kurang teliti dalam menyaring.
5. Landasan Teori
Bahan kimia dapat terdiri atas beberapa komponen yang bergabun, biasanya disebut
campuran, pemisahan campuran dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: ekstraksi,
dekantasi, kristalisasi dan kromatografi.
a) Ekstraksi yaitu proses pemisahan komponen zat dari suatu campuran berdasarkan
perbedaan kelarutan.
b) Dekantasi yaitu proses pemisahan cairan dari padatannya dengan menuangkan supernatan
(perlahan).
c) Kristalisasi yaitu proses pemisahan cairan dari padatannya berdasarkan kelarutan.
d) Kromatografi yaitu pemisahan zat padat dari campurannya berdasarkan perbedaan
migrasi senyawa.
Dalam percobaan ini digunakan kromatografikertas atau jenis kromatografi partisi
yang proses pemisahanya didasarkan pada perbedaan kecepatan migrasi setiap komponen
campuran melalui medium stasioner. Pemisahan dipengaruhi oleh jenis fase gerak atau
pemisahan terjadi karena adanya perbedaan kepolaran senyawa yang dianalisis terhadap
pelarut.
Dalm sistem kromatografi, perbandingan gerakan zat terhadap aliran pelarut adalah
tetap dan merupakan sifat yang khas. Hal ini dinyatakan sebagai harga Rf, yang didefinisikan
sebagai:
Rf

jarak yang ditempuh zat


jarak yang ditempuh pelarut (Epinur, dkk.2011:40-41).

Campuran adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan masih
memiliki sifat-sifat zat asalnya. Jika kita mencampur minyak dengan air, terlihat ada batas di
antara kedua cairan tersebut. Jika kita mencampur dengan alkohol, batas antara keduanya
tidak terlihat. Minyak dan air membentuk campuran heterogen.
Campuran heterogen adalah campuran yang tidak serbasama, membentuk dua fasa
atau lebih, dan terdapat batas yang jelas di antara fasa-fasa tersebut. Alkohol dan air

membentuk campuran homogen. Campuran homogen adalah campuran yang serbasama di


seluruh bagiannya dan membentuk satu fasa.
Contoh campuran heterogen :

campuran tepung beras dengan air,

campuran kapur dengan pasir,

campuran serbuk besi dengan karbon.


Contoh campuran homogen :

campuran gula atau garam dapur dengan air,


air teh yang sudah disaring,
campuran gas di udara.
Campuran homogen biasa disebut larutan. Larutan adalah campuran homogen antara zat
terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent). Larutan dapat berwujud padat, cair, dan gas.
1) Larutan berwujud padat. Larutan berwujud padat biasa ditemukan pada paduan logam.
contohnya, kuningan yang merupakan paduan seng dan tembaga.
2) Larutan berwujud cair. Contohnya, larutan gula dalam pelarut air.
3) Larutan dalam wujud gas. Contohnya, udara yang terdiri atas bermacam-macam gas,
diantaranya adalah nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida (winarti, 1994:19)
Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau
memurnikan suatu senyawa atau skelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang
berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri. Metode
pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran,
sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat dalam suatu
sampel (analisis laboratorium).
Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan menjadi dua golongan,
yaitu metode pemisahan sederhana dan metode pemisahan kompleks.
Metode Pemisahan Sederhana
Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu tahap. Proses ini
terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatif sederhana.
Metode Pemisahan Kompleks

Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja, diantaranya penambahan


bahan tertentu,pengaturan proses mekanik alat, dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan.
Metode ini biasanya menggabungkan dua atau lebih metode sederhana. Contohnya,
pengolahan bijih dari pertambangan memerlukan proses pemisahan kompleks.
Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus diperhatiakn untuk
menghindari kesalahan pemilihan metode pemisahan yang akan menimbulkan kerusakan hasil
atau melainkan tidak berhasil. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada di dalam sel makhlukhidup,
apakah bahan terikat secara kimia, dan sebagainya.
b. Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya kecil atau besar.
c. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat tidak tahan panas,mudah
menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik didih, dan sebagainya.
d. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan tahap yang berbeda
dengan 96%.
e. Zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya.
f. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan (Parning harale, 2003: 94).
Suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena mempunyai perbedaan sifat. Hal ini
dinamakan dasr pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut :
1) Ukuran partikel
Bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak diinginkan
(zat pencmpur) dapat dipisahkan dengan metode filtrasi (penyaringan). jika partikel zat hasil
lebih kecil daripada zat pencampurnya, maka dapat dipilih penyring atau media berpori yang
sesuai dengan ukuran partikel zat yang diinginkan. Partikel zat hasil akan melewati penyaring
dan zat pencampurnya akan terhalang.
2) Titik didih
Bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang jauh berbeda dapat
dipishkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat hasil lebih rendah daripada zat
pencampur, maka bahan dipanaskan antara suhu didih zat hasil dan di bawah suhu didih zat
pencampur. Zat hasil akan lebih cepat menguap, sedangkan zat pencampur tetap dalam
keadaan cair dan sedikit menguap ketika titik didihnya terlewati. Proses pemisahan dengan
dasar perbedaan titik didih ini bila dilakukan dengan kontrol suhu yang ketat akan dapat

memisahkan suatu zat dari campuranya dengan baik, karena suhu selalu dikontrol untuk tidak
melewati titik didih campuran.
3) Kelarutan
Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat selalu
memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat mungkin larut dalam pelarut A
tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjadi dua,
yaitu pelarut polar, misalnya air, dan pelarut nonpolar (disebut juga pelarut organik) seperti
alkohol, aseton, methanol, petrolium eter, kloroform, dan eter.Dengan melihat kelarutan suatu
zat yang berbeda dengan zat-zat lain dalam campurannya, maka kita dapat memisahkan zat
yang diinginkan tersebut dengan menggunakan pelarut tertentu.
4) Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu campuran
atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yng lebih besar daripada pelarutnya akan
segera mengendap. Jika dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan
kecepatan pengendapan yang berbeda dan kita hanya menginginkan salah satu zat, maka
dapat dipisahkan dengan metode sedimentasi atau sentrifugasi. Namun jika dalam campuran
mengandung lebih dari satu zat yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi.
Metode presipitasi biasanya dikombinasi dengan metode filtrasi.
5) Difusi
Dua macm zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi (bergerak
mengalir dan bercampur) satu sama lain. Gerak partikel dapat dipengaruhi oleh muatan listrik.
Listrik yang diatur sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan
menarik partikel zat hasil ke arah tertentu sehingga diperoleh zat yang murni. Metode
pemisahan zat dengan menggunakan bantuan arus listrik disebut elektrodialisis. Selain itu kita
mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida
(satuan penyusun DNA) dapat dilakukan dengan elektroforesis menggunakan suatu media
agar yang disebut gel agarosa.
6) Adsorbsi
Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi secara kuat
sehingga menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini
diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau organisme (Hendayana, 2006:1-2)

a) Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat
padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan
metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring
akan menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori saringan
dan meneruskan pelarut.
Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau
berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang
tertinggal dipenyaring disebut residu. (ampas).
Metode ini dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan
air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen (pengotor) pada
air suntik injeksi dan obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada
pada gula. Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan penyaring
buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang kuat
dilengkapi dengan alat penghisap.
b) Dekantasi
Dekantasi yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara
dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair
dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling campur (suspensi).Contoh:
Pemisahan campuran air dan pasir.
c) Sentrifugasi
Sentrifugasi adalah pemisahan dengan menggunakan gaya putaran atau gaya
sentrifugal. Partikel dipisahkan dari liquid dengan adanya gaya sentrifugal pada berbagai
variasi ukuran dan densitas campuran larutan.
Pada operasi sentrifugasi dengan cara pengendapan, kecepatan pengendapan
dipengaruhi oleh : kecepatan sudut () disamping faktor-faktor lain seperti pada
perhitungan kecepatan sedimentasi. laju alir volumetrik umpan dipengaruhi oleh kecepatan
sudut (), diameter partikel (Dp), densiti partikel dan cairan, viskositas dan diameter
tabung centrifuge.
d)

Kristalisasi

Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang


terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut
dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan
kristalisasi pendinginan.
Contoh proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam
dapur dari air laut. Mula-mula air laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan
bantuan sinar matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam
dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk
mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi (pengkristalan kembali)
Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu dihancurkan dan
diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara sehingga
air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh, dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini
kemudian dikeringkan sehingga diperoleh gula putih atau gula pasir.
e) Destilasi
Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang
berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih
yang berbeda. Dasar pemisahan adalah titik didih yang berbeda. Bahan yang dipisahkan
dengan metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan
perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat.
Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu
diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap,
uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam
wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu.
Contoh destilasi adalah proses penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu
putih, dan memurnikan air minum.
f) Ekstraksi
Metoda ekstraksi pelarut didasarkan pada perbedaan kelarutan komponen campuran
pada pelarut tertentu dimana kedua pelarut tidak saling melarutkanBila. suatu campuran
cair,m komponen A dan B, larut dalam air A tidak larut dalam kloroform sedangkan B larut
baik dalam kloroform. Maka untuk memisahkan campuran ini digunakan ekstraksi pelarut
dengan menggunakan pelarut kedua kloroform yang tidak saling melarutkan dengan air.

Komponen B akan larut dalam fasa kloroform sedangkan komponen A akan tetap dalam fasa
air.
Untuk memilih jenis pelarut yang sesuai harus diperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut:
Harga konstanta distribusi tinggi untuk gugus yang bersangkutan dan konstanta distribusi
rendah untuk gugus pengotor lainnya.
Kelarutan pelarut organik rendah dalam air.
Viskositas kecil dan tidak membentuk emulsi dengan air
Tidak mudah terbakar dan tidak bersifat racun.
Mudah melepas kembali gugus yang terlarut didalamnya untuk keperluan analisa lebih
lanjut.(Hostettmann.1995: 3-5).
6. ALAT DAN BAHAN
Pemisahan komponen dari campuran:
A. Alat:
1. Cawan penguap
2. Timbangan
3. Kaca arloji
4. Bunsen
5. Bejana kromatografi
6. Kertas saring
7. Pipa kapiler
8. Gunting
9. Kaki tiga dan kasa
B. Bahan:
1. NH4Cl 0,1 gram
2. NaCl 0.1 gram
3. SiO2 0,1 gram
4. Air
5. Tinta hitam
6. Pelarut eluen

Analisis melalui pengendapan:


A. Alat:
1. Gelas piala 250 mL
2. Timbangan
3. Sudip + pengaduk
4. Bunsen
5. Kaki tiga + kasa
6. Kertas saring
B. Bahan:
1. BaCl2 1 gram
2. Air 25 mL
3. K2CrO4 0,2 mL
7. PROSEDUR KERJA
A. Pemisahan komponen dari campuran
1) Pemisahan dengan cara konvensional
Ditimbang NH4Cl 0,1 gram, NaCl 0,1 gram dan SiO2 0,1 gram dan cawan penguap
Cawan penguap + contoh dipanaskan dengan hati-hati sampai asap putih habis
Didinginkan kemudian ditimbang
25 mL air suling ditambahkan pada padatan yg terbentuk
Di aduk selama 5 menit
Cawan penguap lainnya ditimbang dan dicuci dgn air smpai padatan bebas NaCl
NaCl + cawan penguap + kaca arloji ditimbang dan dipanaskan sampai terbentuk
kristal NaCl kering
Ditimbang ditunggu sampai terjadi penguapan
Hasil pengamatan
SiO2 dikeringkan dengan dibakar
SiO2 + cawan penguap +kaca arloji ditimbang, dipanaskan sampai SiO 2 kering dan
tidak terjaddi penguapan

Didinginkan sampai mencapai suhu kamar


Ditimbang lagi dan dicatat hasil pengamatan
2) Pemisahan dengan kromatografi
Disediakan Bejana kromatografi atau gelas piala 150 mL
Diisikan pelarut eluen ke dalam bejana dan ditutup dengan kaca
Kertas saring digunting dan dibuat seperti pola
Digantung dalam bejana kromatogrfi dengan noda harus berada diatas permukaan
pelarut
Dibiarkan sampai diperoleh pemisahan yang baik
Ditentukan harga RF
B. Analisis melalui pengendapan
1) Persentase hasil barium kromat
Ditimbang dan dicatat bobot gelas piala 250 mL
1 gr BaCl2 dimasukkan kedalam gelas piala
Gelas piala + BaCl2 ditimbang
25 mL air suling ditambahkan dan di aduk sampai larutan homogen
25 mL K2CrO4 0,2 mL dimasukkan kedalam gelas piala
Diaduk-aduk dan diamati endapan yang terbentuk
Diuji laruta dengan beberapa tetes larutan K 2CrO4 , samapai endapan tidak
terbentuk lagi
Endapan sempurna dipanaskan sampai mendidih
Dialaihkan dari api, disaring dengan kertas saring yang bobotnya telah diketahui
Kertas saring + endapan di ambil, kemudian dikeringkan
Ditimbang dan catat bobotnya.
Dihitung hasil pengamatan
2) Persentase barium klorida dalam campuran
Campuran barium klorida dicatat bobotnya dan ulangi prosedur 1
Dihitung massa barium klorida
Dicari persentase barium klorida dalam campuran semula

8. DATA PENGAMATAN
A. Pemisahan komponen dari campuran
1) Pemisahan dengan cara konvensional
1. Bobot cawan penguap dan contoh semula

: 63,3 gr

Bobot cawan penguap

: 63,6 gr

Bobot contoh

: 0,3 gr

Bobot cawan penguap setelah NH4Cl menyublim : 63,2 gr


Bobot NH4Cl

: 0,1 gr

Persentase NH4Cl

: 33,3 %

2. Bobot cawan + kaca arloji + NH4Cl

: 35, 5 gr

Bobot cawan + kaca arloji

: 35,4 gr

Bobot NH4Cl

: 0,1 gr

Persentase SiO2

: 100%

3. Bobot cawan + SiO2

: 63,1 gr

Bobot cawan

: 63,0 gr

Bobot SiO2

: 0,1 gr

Persentase SiO2

: 100%

4. Bobot sampel

: 0,3 gr

Bobot NH4Cl + Na4Cl + SiO2


Selisih bobot

: 0,3 gr
: 0 gr

Persentase bahan yang dipisahkan

: 100 %

2) Pemisahn dengan kromatografi


No noda
1
2
3
4
5
6
7

Rf (cm)
0,52
0,12
0,36
0,6
0,36
0,7
0,29

B. Analisis melalui pengendapan

Warna
Coklat
Biru
Ungu
Biru
Ungu
Merah muda
Ungu

Noda
Hitam
Hitam
Hitam
Biru
Biru
Merah
Merah

1) Persentase hasil b arium kromat


Bobot piala + BaCl2

: 101 gr

Bobot piala

: 100 gr

Bobot BaCl2

: 1 gr

Bobot kertas saring + endapan BaCrO4: 4,8 gr


Bobot kertas saring

: 2,1 gr

Hasil nyata endapan BaCrO4

: 3,7 gr

Bobot endapan BaCrO4

: 3,7 gr

Persen hasil BaCrO4

: 341,8 %

9. PEMBAHASAN
Percobaan yang ke-5 adalah tentang pemisahan komponen dari campuran dan
analisis melalui pengendapan.
1) Pemisahan komponen dari campuran
A. Pemisahan dengan cara konvensional
Percobaan ini dilakukan dengan cara terlebih dahulu menimbang cawan
penguap yang kering dan bersih dengan ketelitian 0,01 gr sehingga didapatkan 6,3 gr,
sedangkan untuk berat zat atau contoh semula 0,3 gr masing masing NH 4Cl 0,1 gr ,
Na4Cl 0,1 gr dan SiO2 0,1 gr. Kemudian cawan dan bobot contoh dipanaskan sampai
asap putih betul-betul habis, dan setelah dingin ditimbang kembali dan didapatkan
berat sebesar 63,2 gr. Sehingga dari hasil tersebut bobot NH 4Cl dapat diketahui yaitu
0,1 gr.
Sambil menungbu penguapan, SiO2 dikeringkan dengan pembakar bunsen
yang sebelumnya ditimbang terlebih dahulu. Bobot cawan + SiO 2 = 63,1 gr. Setelah
SiO2 kering dan cawan dingin maka ditimbang kembali, sehingga beratnya menjadi
63,0 gr. Jadi berat SiO2 adalah 0,1 gr.
B. Pemisahan dengan kromatografi
Percobaan dilakukan dengan cara memasukkan pelarut eluen yaitu campuran
butanol, asam asetat, dan air dengan perbandingan 1 : 1 : 4 kedalam bejana
kromatografi atau gelas piala 150 gr. Kemudian kertas saring yang telah diberi noda

dimasukkan kedalam gelas piala denagan noda harus berada diatas permukaan pelarut.
Biarkan sampai diperoleh pemisahan yang baik. Sehingga didapatkan perbandingan
gerakan zat terhadap aliran pelarut yang tetap. Hal ini dinyatakan sebagai harga Rf

yang di definisikan sebagai : Rf =

jarak yang ditempuh zat


jarak yang ditempuh pelarut . dari hasil

percobaan, didapatkan hasil sebagai berikut:


Noda warna hitam
Nilai Rf =

2,2
4,2

= 0,52 cm

Dengan warna yang diperoleh coklat


Noda warna hitam
Nilai Rf=

0,5
4,2

= 0,12 cm

Dengan warna yang diperoleh adalah biru


Noda warna biru
Nilai Rf =

2,6
4,2

= 0,6

Warna yang diperoleh biru


Noda warna merah
Nilai Rf =

0,5
4,2

= 0,29 cm

Warna yang diperoleh adalah kuning


2) Analisis melalui pengendapan
A. Persentase hasil barium kromat
Pada percobaan ini dilakukan dengan cara menimbang gelas piala 250 mL
sehingga didapatkan beratnya 100gr, kemudian kedalam gelas piala dimasukkan
BaCl2 1 gr , sehingga berat gelas piala + BaCl 2 adalah 101 gr. Setelah itu
ditambahkan 25 mL air suling, larutan diaduk samapai homogen, kemudian
dimasukkan K2CrO4 0,2 M sebanyak 25 mL.

Laruatan diamati apakah masih ternbentuk endapan atau tidak, pada


percobaan ini endapan masih terbentuk sehingga ditambahkan K 2CrO4 kembali
sebanyak 3 mL. Jadi total K2CrO4 yang digunakan sebanyak 28 mL. Sedangkan
reaksi yang terjadi yaitu:
BaCl2 + K2CrO4 BaCrO4 + 2KCl
Setelah tidak terjadi endapan, larutan dipanaskan sampai mendidih. Setelah
mendidih larutan disaring menggunakan kertas saring terlebih dahulu ditmbang
yaitu 2,1gr. Kemudian endapan yang tersaring di keringkan dengan cara dibakar di
atas bunsen atau menggunakan pemanasan di bawah sinar matahar. Setelah kering,
endapan ditimbang kembali dan beratnya 3,7gr.
gr
Mol BaCl2 = mr

Mol k2CrO4

1 gr
208,5 gr /mol

= 4,8 x 10-3 mol

= M.V

= 0,2 M . 0,28 Ml
= 0,056 mol
BaCl2 + k2CrO4

BaCrO4 + 2KCl

m: 0,0048

0,056

b:

0,0048

0,0048

0,0048

0,0512

0,0048

0,0048

s:

0,0048
-

mol BaCrO4= 0,0048 mol


gr BaCrO4

= mol x Mr

= 0,0048 mol x 225,5


= 1,0824 gr
Persen hasil BaCrO4
% hasil BaCrO4 =

gr praktek
gr teoritis

x 100%

3,7 gr
= 1,0824 gr

x 100% = 341,8%

10. DISKUSI
Pada percobaan ini, ada beberapa kesalahan yang terjadi sehingga yang didapatkan
tidak sesuai, terutama pada analisis melalui pengendapan. Dari hasil percobaan, seharusnya
berat yang didapatkan dari hasil praktek sama hasil teoritis sama. Tetapi dari hasil yang
diperoleh tidak sama. Yaitu hasil praktek sebesar 3,7gr sedangkan berat BaCrO 4 dihitung
secara teoritis beratnya adalah 1,0824gr.
Dari hasil yang diperoleh ini, berarti terdapat kesalahan pada saat prosedur kerja.
Seharusnya pada penambahan K2Cr04 sampai tidak terjadi endapan. Tetapi karena
terbatasnya ketersedian zat k2CrO4 maka digunakan secukupnya saja. Sehingga berat
BaCrO4 hasil praktek tidak sama dengan berat secara teoritis.
11. PERTANYAAN PASCA PRAKTEK
1.a. Bagaimana cara anda memisahkan HiCO3 dari Na2CO3?
Jawaban: dengan memasukkan Na2CO3 ke dalam air aduk hingga homogen dan
nantinya akanterbentuk endapn. Endapan tersebut adalah NiCO3. Campuran tersebut
kemudian didekantasi sebagai tidak ada lagi Na2CO3 yang tertinggal dalam endapan
NiCO3.
b. Bagaimana cara anda memisahkan AgCl dari BaCl2?
Jawaban: dengan cara memasukkan campuran kedalam air, setelah itu campuran
diekstraksi untuk mendapatkan AgCl.
c. Bagaimana cara anda memisahkan TeO2 dari SiO2?
Jawaban: dengan cara memasukkan campuran ke dalam air, lalu ditambahkan O 2+
dalamcampuran sebagai akibat ion sejenis akan memperkecil kelarutan dan dipisahkan
dengan cara dekantasi.
2. apakah ada cara pemisahan selain yang disebutkan dalam percobaan ini?
Jawaban: ada, yaitu filtrasi, sentrifungsi, destilasi, sedimentasi, evaporasi, eksraksi zat
cair dan destilasi bertingkat.
3. Mengapa contoh NaCl perlu ditutup selama pemanasan?

Jawaban: karena pada saat pemanasan, terdapat uap yang keluar, sehingga apabila tidak
ditutup akan mempengaruhi berat contoh NaCl.
4. Apa kekurangan dan kelebihan cara kromatografi sebagai alat analisis?
Jawaban: Kelebihannya yaitu dapat memisahkan campuran secara kompleks, bahan yang
digunakan sedikit atau tidak terlalu rumit dan dapt mengetahui dengan mudah warna
penyusun menggunakan noda.sedangkan kekurangannya yaitu prosesnya lama dan sukar
menambahkan warna yang tampak pada noda tinta.
5. Contoh magnesium klorida sebanyak 0,552gr dilarutkan dalam air dan diendapkan dengan
larutanperak nitrat. Jika endapan perak klorida bobotnya 1,631gr, berapa persentase hasil?
MgCl2 + 2AgNO3 2AgCl + Mg(NO3)2
Jawaban:
Diket: Ms MgCl2 = 0,552gr
Ms endapan AgCl 1,631gr
Dit : % AgCl?
0,552
95,3

Mol MgCl2 :

Mol AgCl

2
1

= 0,0058 mol

x 0,0058 = 0,0116 mol

Massa AgCl = mol AgCl x Mr


= 0,0116 mol x 143,4
= 1,66344 gr

% AgCl

Ms praktek
= Ms endapan
1,631 gr
1,6634

= 98,05%
12. KESIMPULAN

x 100%

x 100%

Berdasarkan percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa;


1) Pemisahan komponen dari campuran dapat dilakukan dengan cara sublimasi, ekstraksi,
dekantasi, kristalasi dan kromatografi.
2) Suatu zat akan mengendap apabila hasil kali kelarutan ion-ionnya lebih besar daripada
harga Ksp.Persentase hasil suatu zat dapat ditentukan dengan rumus;
% hasil zat =
3)

gr praktek
gr teoritis

x 100%

Dapat mengalami dan menggunakan

hukum stoikiometri dalam reaksi kimia.

Misalnya: menghitung persentase hasil menyaring.


4) Dapat mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia.dkk.1993. Kimia Dasar I. Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud.
Epinur, dkk. 2011. Penuntun Pratikum Kimia Dasar. Jambi: Universitas Jambi
Hendayana, sumar. 2006. Kimia Pemisahan. Bandung: Rasda
Horale, Parning. 2005. Kimia. Jakarta: yudhistira
Hostettmann,k.dkk. 1995. Cara Kromatografi Preparatif. Bandung :ITB

PERCOBAAN 6
REAKSI REAKSI KIMIA DAN REAKSI REDOKS
1. Judul

: Reaksi-Reaksi Kimia dan Reaksi Redoks

2. Hari, tanggal

3. Tujuan

:
1) Mempelajari jenis reaksi kimia secara sistematis
2) Mengamati tanda-tanda terjadinya reaksi
3) Menulis persamaan reaksi dengan benar
4) Menyelesaikan reaksi redoks dari setiap percobaan

4. Pertanyaan prapraktek
A. Berikan definisi dari istilah-istilah berikut ;
Jawab:
Katalis adalah suatu zat yang dapatmempercepat jalannya laju reaksi

Deret elektromagnetik adalah suatu deret yang menyatakan susunan unsur-unsur


berdasarkan kemampuan mereduksi dari yang paling kuat sampai yang lemah
Reaksi eksotermik adalah reaksi yang melepaskan kalor dari sistem ke lingkungan
Endapan adalah komponen campuran yang tidak ikut larut dan biasanya terdapat
di bagian bawah larutan
Produk adalah zat hasil reaksi
Pereaksi adalah zat-zat yang bereaksi
B. Terangkan arti lambang-lambang berikut: , WR, (s), (L), (g) dan (aq)
Jawab:

: reaksi diberi panas

WR : jumlah energi dalam reaksi

(S) : solid umtuk fase padat

(L) : liquid untuk fase cair

(g) : gas untuk fase gas

(aq): aqudes untuk fase larutan

C. Berapa kira-kira volume dalam tabung reaksi yang berisi sepersepuluh bagian?
Jawab:

1
10

x 250 = 25 ml

D. Apakah warna indikator PP dalam larutan asam?


Jawab: tidak berwarna
E. Hitung massa atom Cu dari sebagai berikut:
Bobot cawan penguap + logam M yang tidak diketahui 45,82gr
Bobot cawan penguap 45,361gr
Bobot cawan penguap + logam Cu 45,781gr
Jawab:

bobot logam Cu = ( bobot cawan penguap + logam Cu) (bobot


cawanpenguap)
= ( 45,781 45,361) gr
= 0,42 gr

F. Jelaskan apa yang dimaksud dengan oksidasi dan reduksi!


Jawab:

Oksidasi adalah melepaskan elektron


Reduksi adalah menangkap elektron
G. Jelaskan apa yang dimaksud dengan oksidator dan reduktor.
Jawab:
Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi (penurunan biloks)
Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi (kenaikan biloks)
5. Landasan Teori
Sejumlah reaksi yang mana keadaan oksidasinya berubah, yang disertai dengan
pertukaran elektron antara pereaksi disebut sebagai reaksi oksidasi-reduksi atau dengan
pendek disebut reaksi redoks. Istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana
oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen
diambil dari dalam suatu zat . Atau dengan kata lain oksidasi adalah suatu proses yang
mengakibatkan

hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom,ion atau

molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih
positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh elektron, dan dalam proses
itu zat tersebut direduksi. Berlaku untuk zat padat,lelehan maupun gas.
Reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau
lebih oleh zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi
berubah menjadi lebih negatif. Jadi, suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan
elektron, dalam proses ini zat tersebut dioksidasi. Berlaku untuk zat padat,lelehan
maupun gas.
Oksidasi dan reduksi selalu berlangsung serempak, karena elektron yang dilepas
oleh suatu zat harus diambil oleh zat yang lain. Jadi, proses-proses oksidasi dan reduksi
berubah menjadi hasil reaksi, contoh :
2 Cl- + MnO2+ 4 H+ Cl2 + Mn2+ + 2 H2O

Reaksi di atas telah memenuhi hukum kekekalan muatan dan hukum kekekalan
massa, pada reaksi tersebut pereaksi Cl- mengalami kenaikan bilangan oksidasi menjadi
hasil pereaksi Cl2, sedangkan Mn dan MnO2 mengalami penurunan bilangan oksidasi

menjadi Mn2+. Pada suatu reaksi redoks zat mereduksi zat lain disebut oksidator,
sedangkan zat yang mengoksidasi zat lain disebut reduktor(Epinur, dkk. 2011. 47-48).
Reaksi redoks yang terjadi oleh suatu spesi disebut disproporsionasi atau reaksi
autooksidasi. Spesi ini mengandung unsur yang mempunyai bilangan oksidasi di antara
bilangan oksidasi tertinggi dan terendah yang saling bereaksi satu sama lain.
Metode percobaan langsung

untuk menentukan potensial elektroda yaitu

berdasarkan penentuan percobaan potensial. Antara dua elektroda, bila dibuat suatu
hubungan listrik antara dua daerah yang mempunyai rapatan muatan yang berbeda maka
muatan listrik akan mengalir dari daerah yang mempunyai rapatan muatan yang lebih
tinggi atau potensial listrik yang lebih tinngi menuju daerah dengan potensial listrik yang
lebih rendah. Gabungan dua setengah sel disebut sel elektokimia (chang.2003.92).
Hubungan listrik antara dua setengah sel harus dilakukan dengan cara tertentu,
kedua elektroda logam dan larutannya harus berhubungan secara sederhana elektroda
saling dihubungkan dengan kawat logam yang memungkinkan aliran elektroda.
Aliran listrik di antara dua larutan harus berbentuk migrasi ion. Hal ini hanya
dapat dilakukan melalui larutan yang menjembatani kedua setengah sel. Hubungan ini
disebut jembatan garam. Jembatan garam ini terdiri dari pipa U terbaik yang diisi dengan
elektrolit yang menghantarkan listrik seperti kalium klorida, dan disumbat dengan kapas
pada kedua ujungnya untuk mencegah aliran mekanis. Jembatan ini menghubungkan
kedua cairan tanpa mencampurnya. Elektrolit dalam jembatan garam selalu dipilih
sedemikian rupa sehingga tidak bereaksi dengan masing-masing larutan yang
dihubungkan nama alat ini biasa disebut sel Galvani atau Sel Volta.
Angka yang biasanya tertera di pengukuran lingkar arus listrik menunjukan
perbedaan potensial di antara dua setengah sel tersebut. Karena perbedaan potensial ini
merupakan daya dorong elektron, maka sering disebut daya elektromotif (eruf) sel atau
potensial sel satuan yang digunakan untuk mengukur potensial listrik adalah Volt, jadi
potensial sel disebut juga Voltase Sel(Petrucci. 1989 : 96-97).
Dua aturan yang cocok untuk menghitung daya gerak listrik suatu sel penentuan
reaksi sel, dan untuk menentukan apakah reaksi sel seperti tertulis berlangsung spontan
daya gerak listrik sel E0 adalah daya gerak listrik bila semua konstituen terdapat pada
keaktifan satu.

1) Daya gerak listrik suatu sel sama dengan potensial elektroda standar elektroda katode
dikurangi potensial elektroda anode.
E0 sel = E0 katode - E0anode
Hasil E0 sel > 0 menyatakan reaksi berlangsung spontan, dan E 0 sel < 0 maka
menyatakan reaksi berlangsung tidak spontan.
2) Reaksi yang berlangsung pada anode ditulis sebagai reaksi oksidasi dan reaksi yang
berlangsung pada anode ditulis sebagai reaksi oksidasi dan reaksi yang berlangsung
pada katode adalah reaksi reduksi.
Reaksi sel adalah jumlah dari kedua reaksi ini. Untuk mengetahui reaksi redoks
spontan atau tidak juga bisa dilihat dalam deret keaktifan logam yaitu : Li K Ba Ca
Na Mg Al Mn (H2O) Zn Cr Fe Ni Co Sn Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au, semakin kekanan
maka potensial reduksinya semakin meningkat sehingga semakin mudah untuk
direduksi, dan semakin ke kiri makin mudah untuk dioksidasi.
Elektroda acuan untuk mengukur potensial elektroda dipilih elektroda hidrogen
baku. Potensial elektroda standar suatu elektroda diberi nilai positif bila elektroda ini
lebih positif dari pada elektroda hidrogen standar, dan tandanya negatif bila lebih
negatif daripada elekrtoda hidrogen standar.
Penulisan dengan lambang kerap kali digunakan untuk menggambarkan sebuah
sel. Penulisan ini disebut diagram sel, untuk sel elektrokimia :
Zn /Zn2+ Ag+ Ag
Berdasarkan konvensi, maka sebelah kiri merupakan elektroda dimana terjadi
oksidasi dan disebut anode. Sedangkan kanan merupakan elektroda dimana terjadi
reduksi disebut katode. Garis tegak lurus tunggal merupakan batas antara suatu
elektroda dan fase lain. Garis tegak lurus ganda menekankan bahwa larutan tersebut
dihubungkan oleh jembatan garam(achmat, dkk. 1993.82-85).
Dengan menghubungkan elektroda dengan sumber energi luar (berupa suatu
generator atau baterai timbal), elektroda dapat dibuat mengalir dalam arah yang
berlawanan. Dalam reaksi elektrolisis, energi listrik digunakan untuk menghasilkan
suatu perubahan kimia yang tidak akan terjadi secara spontan (E sel bernilai negatif).
Dalam beberapa hal tegangan yang diperlukan untuk menjalankan reaksi
elektroda tertentu dapat melampaui hitungan secara teori, interaksi yang disebut

polarisasi mungkin terjadi antara permukaan elektroda yang terdapat direaksi


elektrolisis.
Hukum Faraday adalah hukum dasar untuk elektrolisis dan elektroanalisis.
Hukum ini digunakan untuk menjelaskan pemakaian sel elektrolitik dalam
pemeriksaan kimia. Sehubungan dengan ini, Faraday merumuskan dua hukum dasar
yang dikenal hukum elektrolisis, yaitu :
a) Massa zat yang bereaksi pada elektroda sebanding dengan jumlah kelistrikan
yang mengalir melalui sel.
b) Massa ekivalen zat yang berbeda dihasilkan atau dipakai pada elektroda dengan
melewatkan sejumlah tertentu muatan listrik melalui sel (asikin,dkk.1986: 170172).
6. ALAT DAN BAHAN
I.

ALAT:
1) Sudip
2) Cawan krus + tutup
3) Bunsen
4) Kaki tiga +kasa
5) Tabung reaksi
6) Pipet tetes

II.

BAHAN:
1) Magnesium 0,1gr
2) Kristal CuSO4. 5H2O
3) 1 ml latutan AgNO3 0,01 M
4) 0,1 gr serbuk Cu
5) 1 ml larutan HCl 0,1 M
6) 1ml larutan Hg(NO3)2 0,1 M
7) 1ml larutan Al(NO3)3 0,1 M
8) 3ml KI 0,1 M
9) Larutan Na3PO4 0,1M
10) Larutan HNO3 0,1 M

11) Larutan H2SO4 0,1 M


12) Larutan H3PO4 0,1 M
13) NaOH 0,1 M
14) NaHSO4 0,1 M
15) N2C2O4 0,1 M
16) NaOH 10 M
17) Larutan KmnO4
18) Cuso4 0,5 m
19) Logam Zn dan logam Cu
20) ZnSO4 0,5M
21) Pb (No3)2 0,5 M
22) NaNO3 0,5 M
23) 5 tetes H2O2 0,1 M
24) FeCl3 0,1 M
7. PROSEDUR KERJA
a) Reaksi penggabungan
Masukkan seujung sudip Mg ke dalam krus dan bakar pada nyala bunsen, amati dan
catat hasilnya.
b) Reaksi penguraian
Masukkan seujung sudip kristal CuSO4 . 5H2O kedalam tabung reaksi, kemudian
panaskan dengan bunsen, amati dan catat hasilnya.
c) Reaksi penggantian tunggal
Isi sebuah tabung reaksi dengan 1 ml larutan AgNO3 0,01 M dan masukkan kirakira 0,1 gr serbuk Cu kemudian kocok, amatin dan catat hasilnya.
Isi sebuah tabung reaksi dengan 1 ml larutan HCl 0,1 M dan masukkan kira-kira
0,1 gr serbuk Mg, amati dan catat hasilnya.
d) Reaksi penggantian rangkap
Sediakan 3 buah tabung reaksi, diisi dengan 1 ml Hg(NO3)2 0,1 M, 1ml larutan
Al(NO3)3 0,1 M dan 1 ml latutan AgNO3 0,01 M, Kedalam tabung reaksi,
masing-masing tambahkan 1ml KI 0,1 M, amati dan catat hasilnya.

Sediakan 3 buah tabung reaksi lagi, diisi sama seperti 3 tabung yang
tadi.Kedalam tabung reaksi, masing-masing tambahkan 1 ml larutan Na 3PO4 0,1
M, amati dan catat hasilnya.
e) Reaksi redoks serta perubahan warna

Siapkan 3 buah tabung reaksi.

Tabung reaksi X; isi dengan 0,5 ml larutan H 2SO4 6M dan 0,5 ml larutan KmnO 4
0,1 M.Tetesi degan larutan Na2C2O4 0,1 M sampai terjadi perubahan warna.

Tabung reaksi XI; isi dengan 3ml larutan NaHSO 3 0,1 M dan 1ml NaOH 10 M
sambil dikocok.Teteskan larutan KMnO4 0,1 M kedalam tabung reaksi XI dan
amti setiap tetes penambahan KMnO4 sampai terjadi perubahan warna yang
stabil dan catat jumlah KMnO4 yang terpakai.

Tabung reaksi XII : isi 1ml HCl 6 M dan tambah kira-kira 1 g kristal KMnO 4
panaskan dalam lemari asam, amati apa yang terjadi.

8. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini kita mengamati perubahan kimia pada reaksi kimia.
Perubahan kimia yang terjadi berupa sifat-sifat fisik pada reaksi kimia seperti bentuk
gas ,perubahan warna dan bentuk endapan.
1) Percobaan Reaksi yang menghasilkan gas
Hasil Larutan Na2CO3 + HCl terdapat sedikit gelembung dan setelah dikenakan
batang pengaduk terdapat banyak gelembung di batang pengaduk yang diolesi
Ca(OH)2. Penyebab adanya gelembung:Gelembung gas ini dihasilkan dari gas H2
dari hasil reaksi antara Na2CO3 + HCl.
Hasil larutan HCl + Zn logam terdapat gelembung di sekitar logam Zn
penyebabnya logam Zn mengalami reaksi redoks spontan sehingga ada
gelembung.

Hasil larutan garam amonium + NaOH encer tercium bau bedak powder dan
kertas lakmus merah berubah warna menjadi warna biru ini membutikan larutan
ini bersifat basa.
Kami tidak melakukan percobaan ini dikarenakan bahan larutan KlO3 tidak
tersedia.
2) Percobaan Reaksi yang menghasilkan warna
Hasil larutan FeCl3 + H2SO4 encer yaitu berubah warna menjadi kuning karena
FeCl3 tidak bewarna dan larutan H2SO4 bewarna kuning. Dan hasil dari
campuran FeCl3 + H2SO4 yang bewarna kuning + KSCN yang bewarna merah
dan hasil akhir dari reaksi FeCl3 + H2SO4 + KSCN adalah bewarna merah tua di
karenakah warna merah dari larutan KSCN lebih dominan terhadap warna
campuran yang lain.
Hasil larutan CuSO4 + NH4OH tetes demi tetes tidak bewarna

tapi sedikit

menghasilkan bau amonia .karena larutan CuSO4 tidak bewarna dicampur larutan
NH4OH tidak bewarna jadi jika di campur larutan tidak bewarna, dan bau
amoniak yang dihasilka dari larutan NH4OH.
Percobaan Reaksi yang menghasilkan endapan
a) Hasil larutan NaCl + larutan AgNO3 beberapa tetes .Awalnya keduaLarutan ini
tidak bewarna dan setelah dicampur bewarna putih susuPenyebab :Adanya
larutan AgNO3 yang mengendap di larutan NaCl karena AgNO3mempunyai
sifat padat jadi mengendap
b) Hasil larutan AgNO3 +larutan K2CrO4 Awalnya kedua Larutan ini tidak
bewarna dan setelah dicampur bewarna kuning keputihanPenyebab :Karena
adanya larutan AgNO3 yang mengendap di larutan K2CrO4. KarenaAgNO3
mempunyai sifat padat jadi mengendap dan bewarna kuning dariK2CrO4
c) Hasil larutan HgCl2 + larutan Kl encer . Awalnya kedua Larutan ini tidak
bewarna dan setelah dicampur bewarna oranye keputihanPenyebab :Karena
adanya larutan HgCl2 yang mengendap di larutan Kl encer. KarenaHgCl2
mempunyai sifat padat dari Kl encer jadi mengendap.

9. DATA PERCOBAAN
Reaksi reaksi kimia dan reaksi redoks
Persamaan reaksi
A. Reaksi penggabungan

Bukti terjadinya reaksi

Mg + O2 MgO

Kaca arloji berembun, tidak berbau, Mg


menjadi kering, berubah menjadi abu-abu.

B. Reaksi penguraian
CuSO4 . 5H2O

Berembun dan terdapat asap putih, kristal


CuSO4 +

berwarna putih.

5H2O
Ada endapan, tetapi terpisah
C. Reaksi penggantian tunggal
1. Cu + 2AgNO3

berbusa,

berwarna

putih

dan

terjadi

Cu (NO ) + endapan.
3 2

2Ag
2. Mg + 2HCl MgCl2 + H2

Ada endapan,larutan berwarna putih susu


Ada endapan, larutan berwarna orange
Larutan berwarna kuning

D. Reaksi penggantian rangkap


1. AgNO3+ KI KNO3 +AgI
2. Hg(NO3)2 + 2KI

2KNO3 +

HgI2
3. Al(NO3)3 + 3KIN

Ada endapan, berwarna kuning bening


Ada endapan, berwarna putih, larutan
berwarna kuning

3KNO3 +

ALI3

Ada endapan, larutan berwarna putih susu

4. 3AgNO3+ Na3PO4 Hg3PO4


+3NaNO3

Warna menjadi merah muda, 14 tetes

5.3Hg(NO3)3+2Na3PO4
Hg3(PO Warna menjadi merah muda, 22 tetes
)+

4 2

6NaNO3

Warna menjadi merah muda, 18 tete

6. Al(NO3)3 + Na3PO4 AlPO4 +


3NaNO3
Reaksi netralisasi
1. HNO3 + NaOH NaNO3 +
H2O
2. H2SO4 + NaOH

Na2SO4 +

2H2O
3. H3PO4 + NaOH

Na3PO4 +

3H2O

Beberap reaksi redoks


No
1.

Percobaan
CuSO4 + logam Zn

pengamatan
Terjadi endapan coklat

2.

ZnSO4 + logam Cu

Ada

endapan,

warna

coklat kemerahan
3.

Serbuk Mg + Pb(NO3)2

Ada gelembung, terasa


panas dan mengendap

4.

5.

Serbuk Mg + Zn(NO3)2

Tidak bereaksi

Serbuk Mg + NaNO3

Ada endapan

H2O2 + H2SO4 + KI + Warna


kanji

orange,

setelah

ditambah kanji berwarna


coklat

6.

FeCl3 + H2SO4+ KI + Asap


kanji

putih,

berbau.

Setelah dibakar berwarna


coklat dan ditambah kanji

Reaksi

berwarna kuning.

10. DISKUSI
Dlam percobaan yang ke-6 ini, dalam melakukan percobaan tedapat beberapa
kesalhan yang terjadi sehingga menyebabkan hasil pengamatan tidak sesuai dengan
landasan teori.
Untuk percobaaan tentang reaksi penggabungan, reaksi penguraian, reaksi
penggantian tunggal, reaksi penggantian rangkap dan reaksi netralisasi. Hasil pengamatan
sudah sesuai dengan teori, tetapi pada percobaan beberapa reaksi redoks terdapat
kesalahan, diantaranya yaitu:
Pada percobaan memasukkan Cu ke dalam larutan ZnSO4, menurut teori tidak dapat
bereaksi karena Cu tidak dapat mendesak logam Zn dan pada deret volta logam Cu
terletak disebelah kanan, tetapi pada percobaan ini Cu dapat bereaksi dengan ZnSO 4, jadi
dapat disimpulkan bahwa percobaan tidak berhasil dikarenakan terdapat kesalahan yang
disebabkan karena kurangnya ketelitian dalm melakukan percobaan.
Kesalahan percobaan juga terjadi pada reaksi serbuk Mg dimasukkan ke dalam
larutan Zn(NO3)2 dan serbuk Mg dimasukkan kedalam larutan NaNO3.
Pada reaksi Mg dan Zn(NO3)2, hasil pengamatan menunjukkan tidak terjadi reaksi,
tetapi seharusnya menurut teori Mg dan Zn(NO3)2 dapat bereaksi. Sedangkan pada reaksi
Mg danNa2NO3 hasil pengamatannya dapat bereaksi, tetapi menurut teori Mg dan Na
tidak bereaksi karena Mg terletak di sebelah kanan logam Na sehingga Mg tidak dapat
bereaksi dengan Na. Apabila dilihat dari hasil yang diperoleh tersebut, terdapat
kekeliruan hasil, mungkin praktikan lupa mana tabung yang berisi Mg + Zn (NO 3)2 dan
tabung berisi Mg + NaNO3. Sehingga hasilnya seperti kebalikannya.
11. Pertayaan pascapraktek
a) Identifikasi zat-zat berikut ini. Lihat kembali hasil pengamatan
Asap putih : reaksi penggabungan NH4Cl = O2
Cairan tak berwarna : reaksi penggantian rangkap = H2O
Gas yang dapat memadamkan api = reaksi penguraian H2

Padatan kelabu = reaksi rangkap tunggal Cu


Gas yang tak berwarna = reaksi penggantian tunggal MgCl2
Endapan jingga = reaksi penggantian rangkap KNO3endapan kuning= reaksi
penggantian rangkap NaNO3
Yang mengubah warna indikator = reaksi netralisasi NaOH
b) Buatlah persamaan reaksinya
Tembaga logam + oksigen tembaga (II) oksida
Jawab: Cu + O2 CuO
Merkuri (II) nitrat + kalium bromida

merkuri (I) bromida + kalium

nitratHg(NO3)2 +2KBr 2HgBr + 2KNO3


c) Lengkapi persamaan reaksi berikut. Bila tidak ada reaksi, tulis TR.

Hg + Fe(NO3)2 TR

Zn + Ni(OH)2 Zn(OH)2 + Ni

Pb(NO3)2 +K2CrO4 TR

12. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada 5jenis reaksi kimia biasa yaitu reaksi penggabungan, reaksi penguraian, reaksi
penggantian tunggal, reaksi penggantian rangkap dan reaksi netralisasi serta reaksi
reduksi oksidasi (redoks) yang sering terjadi.
2. Tanda-tanda reaksi kimia dapat berupa timbulnya gas, endapan, perubahan warnadan
perubahan suhu.
3. Menulis persamaan reaksi yang paling penting adalah penyetaraan unsur-unsur yang
ikut bereaksi.
4. Reaksi redoks dapat disetarakan dengan dua cara, yaitu:
a. Cara perubahan biloks
b. Cara setengah reaksi

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. dkk.1993. Kimia Dasar I. Jakarta
Asikin, Zainal. dkk. 1986. Penuntun Belajar Kimia Teori dan 44 soal. Jakarta
Chang, Roymond.2003.Kimia Dasar Edisi ke-3 jilid I. Jakarta : Erlangga
Epinur, dkk. 2011. Penuntun Pratikum Kimia Dasar. Jambi : Universitas Jambi
Petrucci, Ralph H. 1989. Kimia Dasar Edisi Ke-4 Jilid I. Jakarta : Erlangga.

PERCOBAAN 7
PENETAPAN MASA MOLAR BERDASARKAN PENURUNAN TITIK BEKU
Hari
Tanggal
Tujuan

:
:
: 1. Menetapkan titik beku cairan murni dan titik beku larutan dalam pelarut
Yang bersangkutan.
2. Mendapatkan masa molar dan senyawa yang tidak diketahui perdasarkan
penurunan titik beku.

1.1. Pertanyaan Prapraktek


1. Sebanyak 1,20 gr senyawa yang rumusnya C8H8O dilarutkan dalam 15 ml
sikloheksana C6H12 ?(rapatan sikloheksana 30,744 g/mol) untuk molalitas larutan ini.
2. Hitunglah penurunan titik beku, TF larytan pada saat 1. Tetapan titik beku molal
( kf ) untuk sikloheksana adalah 20 km-1.
3. Asam akibat HC2H3O4 terurai dalam air menjadi H+ C2H3O2 larutan tersebut di lebel
0,1 M HC2H3O2, yang mempunyai titik beku hasil pengukuran -0,190C hitung %
penguraian HC2H3O4.
1.2. Jawaban pertanyaan
1. @ Mol C8H8O = gr = 1,2 gr
= 0,01 Mol
Mr 120gr/mol
@ Molalitas = Mol C8H8O = 0,01
= 0,67 M
Volume
0,015 L
2. * Masa C6H12 = X V
= 0,744 g/mol x 15 ml
= 11,985 gr.(p)
Tf = Kf X M
= 20 mol x 1000

= 20 . 0,1 x 1000/11,985
= 16,680C
3. CH3COOH H+ +CH3COOTf = -0,190C
Tf = Tf pelarut Tf larutan
= 0 (-0,19)
=0,19
Tf = Kf x M x i
0,19 =1,86 x 0,1 {(1+12-1) alfa)}

0,19 = 0,186 (1+ alfa)


1+alfa = 1,02
Alfa = 1,02- 1
Alfa = 0,02
% =0,02 x 100
=2%
2.1

LANDASAN TEORI
Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat: tekanan uap larutan, titik didih, titik beku dan
tekanan osmotik larutan, yaitu sifat-sifat yang bergantung paada konsentrasi (jumlah butiran
solute) dalam larutan (hizkia 2011).
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi
tergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan (Syukri, 1999).
Sifat koligatif larutan dapat dibedakan menjadai dua macam, yaitu sifat larutan nonelektrolit
dan elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambah jumlahnya
karena terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada larutan nonelektrolit jumlahnya tetap
karena tidak terurai menjadi ion-ion, sesuai dengan hal-hal tersebut. Maka sifat koligatif larutan
nonelektrolit lebih rendah daripada sifat koligatif larutan elektrolit. Larutan merupakan suatu
campuran yang homogen dan dapat berwujud padatan, maupun cairan. Akan tetapi larutan yang
paling umum dijumpai adalah larutan cair, dimana suatu zat tertentu dilarutkan dalam pelarut
berwujud cairan yang sesuai hingga konsentrasi tertentu (raipth 1987).
Suhu dimana fase padat dan fase cair suatu zat dapat berada dalam keadaan seimbang pada
tekanan satu atmosfer disebut titik beku cairan, atau titik mencair padatan, atau suhu di mana
bentuk padatan dan cairan suatu zat mempunyai tekanan uap sama. Titik beku larutan lebih
rendah daripada titik beku pelarutnya yang murni. Perbedaan titik beku larutan dan pelarut
murninya (Tf) disebut depressi titik beku
Tf solven Tf larutan = Tf
Depressi titik beku larutan nonelektrolit sebanding lurus terhadap molalitas larutan.
Tf = Kf . m
Kf = konstanta depresi titik beku molal
Harga Kf untuk air adalah -1,86 oC kg mol-1
Air murni akan bergerak melaui membran semipermeabel ke dalam larutan gula sampai
tercapai kesetimbangn. Air akan bergerak dari larutan gul aynag encer melalui membran
semipermeabel ke dalam larutan gula yang lebih pekat. Bila solven bergerak melalui membran
semipermeabel dari daerah konsentrasi solut yang lebih tinggi, proses tersebut disebut osmosis.
Bila tekanan hidrostatik pada larutan diperbesar di atas tekanan osmotik, mak laju air yang
mengalir dari larutan kepad air murni bertambah besar daripada air murni ynag mengalir

kedalam larutan. Hasil netto proses demikian adalah memisahkan molekul air dari larutan atau
mengakibatkan larutan menjadi lebih pekat (sukardjo 2002)
Ada empat sifat koligatif larutan, yaitu :
1. Tekanan osmotik
2. Penurunan tekanan uap jenuh
3. Penurunan titik didih
4. Penurunan titik beku
Sifat sifat koligatif larutan tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih dan
tekanan osmotik dari larutan tergantung pada jumlah partikel yang ada dalam larutan. Pada
larutan nonelektrolit seperti gula, sifat-sifat koligatif berbanding lurus dengan molalitas larutan
menurut hukum Raoult dan Henry. Larutan elektrolit memperlihatkan penurunan titik beku lebih
besar, kenaikan titik didih lebih tinggi dan lain-lain. Dalam larutan elektrolit terurai menjadi ionion sehingga molalitas pertikel menjadi bertambah. Meskipun jumlah partikel dalam larutan
elektrolit bertambah besar, tetapi perubahan sifat-sifat koligatif larutan tidak sebanding dengan
perhitunagn jumlah partikel. Hal ini disebabkan terjadinya gaya tarik menaik antarionik. Ion-ion
yang bermuatan positif tidak sepenuhnya merupakan satuan-satuan bebas. Setiap ion positif dari
larutan akan dikelilingi oleh ion negatif, begitu pula sebaliknya.
Pada suatu suhu, tekanan uap suatu komponen dari suatu larutan ideal adalah sama dengan
hasil kali fraksi mol komponen tersebut dalam larutan dengan tekanan uap pada keadaan
murninya pada suhu yang sama (disebut hukum Raoult).
PA = xA . PoA
PA = tekanan uap kompenen A di atas larutan atau tekanan parsial komponen A di dalam
campuran uap dalam keadaan seimbang dengan larutan.
XA = fraksi mol komponen A dari larutan.
PoA = tekanan uap komponen A murni pada suhu yang sama.
Larutan ideal adalah larutan dimana molekul solute dan solven dalam larutan mengalami
gaya-gaya yang tidak berbeda dari gaya-gaya yang bekerja pada molekul dalam keadaan
murninya komponen. Artinya tidak ada perubahan volume total dan efek panas bila komponenkomponen dicampur. Larutan ideal berkelakukan menuruti hukum Raoult pada seluruh rentang
konsentrasi, suhu dan tekanan. Hanya sedikit sekali dijumpai larutan ideal. Tetapi bila
komponen-komponen tidak berbeda besar polaritas dan tidak ada interaksi kimia, atau bila
konsentrasi solute cukup rendah, kelakuan larutan mendekati sekali kelakuan larutan ideal.
Pada titik didih larutan encer, titik didih larutan solute nonvolatil selalu lebih tinggi daripada
pelarut murni. Perbedaan suhu mendidih (Tb) disebut elevasi titik didih.
Tb larutan Tb solven = Tb

Dalalm larutan encer elevasi titik didih berbanding lurus dengan molalitas larutan.
Tb = Kb . m
Kb = konstanta elevasi titik didih molal
Kb air = 0,513 oC mol-1 kg
Suatu larutan dalam air yang berisi 1 mol solut nonvolatil dan non elektrolit dalam 100 g air
akan mendidih pada suhu 100,513 oC pada tekanan satu atmosfer.
>
Tekanan uap suatu larutan tergantung pada konsentrasi larutan. Penguapan dari suatu larutan
dengan demikian tergantung konsentrasi larutan dan tekanan parsial uap air dalam udara
(kelembaban udara)
Apabila suatu senyawa nonelekrolit terlarut di dalam pelarut. Sifat-sifat pelarut murni
berubah dengan adanya zat terlarut. Sifat-sifat fisika seperti titik didih, titik beku, tekanan uap
berbeda dengan pelarut murni. Adanya perubahan ini tergantung pada jumlah partikel-partikel
pelarut yang terdapat di dalam larutan. Makin berat larutan, makin rendah titik beku, makin
tinggi titik didih. Perubahan hampir sebanding dengan perubahan konsentrasi (Petrucci,1985).
Sifat koligatif adalah sifat yang disebabkan oleh kebersamaan jumlah partikel dan bukan
ukurannya. Zat terlarut mempengaruhi sifat larutan dan besar pengaruh itu bergantung pada
jumlah partikel. Sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan berat molekul dari zat
terlarut, yaitu dengan menggunakan rumus :
m =
Jumlah mol zat terlarut
Kg pelarut
Penurunan titik beku dari suatu larutan,

Tf berbanding lurus dengan konsentrasi molal

(m) dari suatu larutan. Setiap pelarut mempunyai konstanta tertentu yang spesifik. Konstanta ini
disebut tetapan krioskopik atau tetapan penurunan titik beku (Kf), sehingga didapatkan rumus :
Untuk menentukan massa molar (BM) dari suatu zat terlarut, jumlah mol harus diubah
menjadi gram zat terlarut / BM. Sehingga Besarnya penurunan tiitk beku larutan begantung pada
konsentrasi zat terlarut. Semakin berat larutan, maka semakin rendah titk bekunya dan
perubahannya hampir sebanding dengan perubahan konsentrasi. Penurunan titik beku juga
bergantung pada jumlah pertikel zat terlarut dalam laru(hazkia 2001).

3.1

ALAT DAN BAHAN


1. ALAT
Tagung Reaksi
Termometer
Statif
Klem

2. Bahan

Kawat kasa
Batang Pengaduk
Gelas Piala
Gabus
25ml p-xilena
0,5 air
Garam
Senyawa x

4.1.

PROSEDUR KERJA
A. Penetapan Titik Beku Pelarut Murni
Tabung Reaksi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Dimasukkan 25 ml p-xilena
Disumbat dengan gabus,dipasang termometer dan kawat pengaduk
Dimasukkan kedalam gelas piala yang berisi Es
Aduk p-xilena dengan kawat pengaduk
Tunggu hingga suhu 180c
Catat setiap 15 detik sampai p-xilena membeku
Angkat tabung dari cairan pendinginnya,biarkan mencair kembali

Catat Hasil
B. Penetapan Masa Molar Senyawa Yang Tidak Diketahui
2-2,5 gr senyawa
1.
2.
3.
4.
5.

Ditimbang dengan ketelitian tinggi


Dimasukkan kedalam tabung yang berisi p-xilena
Diaduk dengan kawatpengaduk sampai larut
Tetapkan titik beku dalam lartan p-xilena
Catat suhusetiap 15 detik

Catat Hasil
5.1

DATA PENGAMATAN
A. Penetapan Titik Beku Pelarut Murni
1. Pembacaan buret akhir
Pembacaan buret awal

13 ml
15 ml

Volume p-xilena yang


digunakan
2. waktu
15
30
45
60
75
90

15 ml
Suhu0C
50C
120C
10C
0,50C
00C
00C

B. Penetapan Massa Molar Senyawa Yang Tidak Diketahui


1. Masa tebung dan senyawa
Massa tabung
Massa senyawa
2. Waktu
15
45
60
75
90
105

27,38
2
Suhu0C
90C
80C
20C
10C
10C
00C

6.1.

PEMBAHASAN
A. Penetapan titik beku pelarut murni
Pada percobaan ini,penentuan titik beku pelarut murni dilakukan dengan
menuangkan tabung reaksi berisi pelarut kedalam gelas piala berisi bongkahan es.
Bongkahan es ditaburi oleh garam agar es dapat membeku lebih lama di dalam tabung
reaksi dimasukkan termometer lalu catat suhu pada setiap 15 detik sampai pelarut beku.
Berdasarkan percobaan diatas dapat dihitung titik beku p-xilena
Mr = 108 g/mol
Massa =3 gr
Tf = kf . m
= 4,3 . 3 . 1000
108 15
= 4,3 x 0,03 x66,7
=7,690C

Tf =Tf pel Tf lar


Tf lar = Tf pel - Tf
= 00C 7,960C
= -7,960C
B. Penetapan masa molar senyawa yang tidak diakui
Untuk menentukan mr senyawa dilakukan dengan menambahkan 2gr senyawa kedalam
berisi p-xilena lalu di buat suhu dalam 15 detik. Masa molar ditentukan dalam persmaan.

Tf = kf . m
= kf .mr/mol .1000/p
7,96
= 1,86.mr/180 .1000/13
7,96
= 1,86. Mr/180 . 76,9
180.7,69 =143 . mr
Mr = 180,7/143 =10,02

7.1.1 DISKUSI
A. Titik beku larutan berubah warna ketika suatu larutanditentukan yang membeku adalah
pelarutnya. Ketika sebagian pelarut murni membeku maka zat terlatut akan memasuki
pelarut membeku dan dengan demikian larutan makin padat. Makin padat larutan makin
padat titik bekunya. Jadi proses pembekuan titak terjadi peda suhu tetap.
B. Pada percobaan ini digunakan campuran p-xilena dan glukosa yang didinginkan,pada
percobaan ini berhasil karna terpisahnya larutan dalam tabung.
8.1PERTANYAAN PASCA PRAKTEK
1. Apa efek yang akan terjadi pada perhitungan massa molar dari tiap kemungkinan
kesalahan berikut :
Sejumlah kecil p-xilena menguap selama percoban
Zat asing dalam p-xilena
2. Diketahui 3,39g urea bila dilarutkan kedalam 98g pelarut,titik beku pelarut lebih rendah
7,80C hitung tetapan titik beku molal dari pelarut.
3. Sebanyak 88,0g zat dilarutkan ke dalam 393 ml benzena. Larutan membeku pada -0,50 0C
titik beku benzena 5,50C dan tetapan titik beku molalnya 5,210C/m. Rapatan benzena
0,879g/ml. Hitung masa molar dari zat pelarut.
4. Ketika 3,50g zat dilarutkan dalam 20,0 ml air,titik beku air turun hingga -,25 0C. Kf
air=1,860C/m. Hitung massa molar zat terlarut.
9.1 JAWABAN PERTANYAAN
1. Jika terjadi demikian volume akan berkurang sehingga masa molar akan bertambah.
Maka masa zat tersebut akan menjadi larut sehingga masa molarnya berkurang.
2. kf = kf.gr/mr.1000/p
7,8 =kf 3390/5880
Kf =13,520C
3. Masa benzen =345,447 gr
kf = kf x m
6 =5,12 . 88/mr . 1000/345,477
Mr =217,9 g/m
tf = t pel t lar
= 5,5 (-0,5)
=60C
4. Tf = Tf x m
1,250C= 1,860C/M x 3,59/MR x 1000/20g
Kfr = 260,4 g/mol
10.1 KESIMPULAN

1. Titik beku cairan murni dan larutkan dapat ditentukan dari penurunan suhu zat. Keadaan
stasioneri menunjukkan keadaan yang dimaksud.
2. Dapat menentukkan titik beku pelarut dengan menggunakan persamaan.

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.

Achmed,Nezkia.2001.Kimia Larutan.Bandung:Citra Aditiya Bakti


Petuci,Ralph.1987.Kimia Dasar.Jakarta:Erlangga
Sukardjo.2002.Kimia Fisika,Jakarta:Rineka Cipta
Timpenyusun.2011.Penuntun Pratikum.Jambi:Unja

PERCOBAAN 8
SKALA PH DAN PENGGUNAAN INDIKATOR
Hari

Tanggal

Tujuan

:
1.
2.
3.
4.

Membuat larytan standar asam dan basa dalam berbagai konsentrasi.


Mengukur PH larutan dengan berbagai indikator.
Memeilih indikator yang sesuai dengan PH.
Mengukur PH larutan dengan menggunakan PH meter.

1. Pertanyaan Prapraktek
1.1. Fenolfatelin adalah salah satu indikator yang lazim. Bagaimana warnanya dalam larutan
asam ? dalam larutan basa?
1.2. Apa yang dimaksud dengan PH ? Berapa ph larutan netral ?
1.3. Apabila 0,01 mol HCl ada dalam 10 liter larutan, berapa konsentrasi H+ dan berapa
PHnya ?
1.4. Bagaimana hubungan antara [ H+ ] dan [ -OH] dalam larutan air,jika [H+] =10-4
Jawab
1.1. Larutan asam : tidak berwarna
Larutan basa : berwarna merah muda
1.2. PH adalah suatu angka ketetapan yang menyatakan kekuatan keasaman atau kebasahan
suatu larutan. PH netral = 7
1.3. M HCl = mol = 0,01 = 10-3 M
V(L)
10
+
[H ] = a x ma
= 1 x 10-3
-3
= 10
PH = -Log [H+]
= -Log 10-3
=3

1.4. Hubungan [H+] dengan [-OH] adalah membentuk H2O dengan reaksi H+ +- OH, H2O
dengan PH = 7
KW = [H+][-OH]
10-4 = [10-9][-OH]
[-OH] = 10-10
2. LANDASAN TEORI
Konsep asam dan basa didasarkan pada beberapa sifat yang ditunjukkan oleh sekelompok
senyawa dalam larutannya dalam air. Berdasarkan sifat-sifat yang ditunjukkan
tersebut, asam adalah senyawa yang mempunyai rasa asam, dan memerahkan lakmus
biru. Basaadalah senyawa yang mempunyai rasa pahit, dan membirukan lakmus merah. Dalam
larutan air, asam menghasilkan H+ dan basa menghasilkan OH-. Ion H+ dari asam dan ion
OH- dari basa dapat bereaksi membentik H2O sehingga larutan yang terjadi bersifat netral.(epinur
2011)
Ionisasi air
Air murni hanya mengion 0,00001 %. Ionisasinya dapat dilihat pada persamaan reaksi:
H2O + H2O H3O+ + OHIon hidronium, H3O+, sering ditulis H+, sehingga ionisasi air adalah:
H2O H+ + OHDari persamaan reaksi air murni kita lihat sejumlah ion H+ dan ion OH-, yang disebut konsentrasi
ion H+ dan konsentrasi ion OH, yang biasa ditulis dengan [H+] dan [OH-]. Berdasarkan percobaan
pada suhu 250C air murni diperoleh [H+]=[OH-]=1x10-7 mol/L.(bird 1985)
Dalam suasana asam [H+]>10-7 mol/L, jadi [H+]>[OH-].
Dalam suasana basa terdapat keadaan sebaliknya, [OH-]>[H+].
Disosiasi air dapat dipandang sebagai suatu reaksi kesetimbangan sehingga dapat ditulis
H2O H+ + OHTetapan keetimbanggan air, Kw diperoleh dengan mengalikan [H+] dengan [OH-] sehingga
diperoleh persamaan:
Kw = [H+][OH-] = [1x10-7]2 = 1x10-14 (sukardjo 1990)
Pada suhu kamar 250C perkalian [H+][OH-] selalu 1x10-14.
Keasmaan atau kebasaan suatu larutan tergantung pada ion mana yang menonjol dalam larutan,
jika [OH+] = [H+] maka larutan bersifat netral, [OH-]>[H+] larutan bersifat basa dan [H+]>[OH-]
larutan bersifat asam, apabila:

[H+] = 10-3 mol/L


Dari persamaan untuk kesetimbangan air diperoleh :
Kw = [H+][OH-] = 1.10-14
10-3 x [OH-] = 10-14
Jadi, [OH-] = 10-11 mol/L
Skala pH
Berdasarkan pengertian [H+] dan [OH-] kita dapat mengetahui skala pH.
pH adalah logaritma negatif [H+] atau secara matematika ditulis : pH = -log [H+]
Contoh:
[H+] = 10-3 mol/L
pH = 3
Bila yang diketahui [OH-] = 10-2 mol/L
Maka, [H+] =10-12
pH = 12(petrucci 1987)
3. ALAT DAN BAHAN
Alat :
Tabung Reaksi
Batang Pengaduk
Pipet Tetes
Bahan :

HCl 0,01 M
Air Suling
Air Mendidih
NaOH 0,01 M
Jingga Metil
Fenolfatelin
Biro Bromtimol
Kuning Alizarin
Merah Metil
Soda Kue
Larutan Cuka
Sari Buah
Minuman Berkarbonat
Shampo

Detergen Cair
Amonia
Tablet Aspirin
4. PROSEDUR KERJA
A. Daerah Asam PH=2-6
Tabung Reaksi
1. Diisi dengan HCl 0.01 M
2. Diisi dengan larutan lain dengan PH 3-6 pada tabung lain
3. Di amati perubahan yang terjadi
Hasil
B. Daerah Netral PH =7
Tabung Reaksi
1. Masukkan air yang telah didihkan
Hasil

C. Daerah Basa PH 6-12


Tabung Reaksi
1. Diisi dengan NaOH 0,01M PH 12
2. Encerkan NaOH ( 1ml dengan 9ml air ) untuk membuat PH 1-8
3. Masukkan larutan yang sebelumnya pada tabung berbeda
4. Ditetesi satu tetes indikator pp setiap tabung reaksi
5. Catat hasil
Hasil

D. Penunjuk PH berbagai zat


Tabung Reaksi
1.
2.
3.
4.
5.

Dimasukkan 2ml larytan cuka


Ditetesi indikator yang disediakan
Bandingkan warnanya
Tentukan PH
Ulangi percobaan untuk(sari buah,minuman berkarbonat,shampo,detergen

amonia,soda kue dan aspirin).


6. Catat hasil
Hasil

E. Penentuan PH dengan PH-meter

PH-meter
1. Demonstrasi oleh asisten
2. PHmeter dikalibrasi
3. Dicelupkan kedalam larutan standar
4. Catat hasil pembacaan Phmeter
5.
DATA PENGAMATAN
Hasil

Hasil
pengukuran
standar PH
HCl
HCl
HCl
HCl
HCl
NaOH
NaOH
NaOH
NaOH
NaOH
NaOH

PH
Standar

Alizarin

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Bening
Pink muda
Bening
Bening
Bening
Pink
Ungu
Ungu
Ungu
Pink pudar
Pink pudar

Metil
jingga
Merah
Pink
Pink
Pink
kuning
kuning
kuning
kuning
kuning
kuning
kuning

Jenis Indikator
Metil biru

Metil

Biru
Biru
Biru
Biru
kuning
kuning
kuning
kuning
kuning
kuning
kuning

merah
Pink
Pink
Pink
Pink
Pink
Pink
Pink
Pink
Pink
Pink
Pink

PP
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Pink
Pink
Pink
Pink
Pink

Trayek PH Indikator PP

= 8,3 - 10

Trayek PH Indikator Metil Jingga

= 3,1 - 4,4

Trayek PH Indikator Metil Merah

= 4,4 6,2

Trayek PH Indikator Bromtimol Biru = 6 - 7,6


Trayek PH Indikator Alizarin

10 12
Jenis Indikator

NO
1
2
3
4
5
6
7

Nama Zat

Jingga

Cuka
Sari Buah
Shampo
Detergen
Amonia
Soda Kue
Aspirin

Metil
Merah
Orange
Orange
Kuning
Kuning
Kuning
Pink

Metil Biru

Alizarin

3
11
12
5
2
4
8

3
4
5
3
4
5
7

Metil
Merah
3
4
5
3
4
5
7

BTB
3
5
8
5
4
6
7

6 Pertanyaan pasca praktek


1. Mengapa larutan soda kue bersifat asam? Jelaskan!
2. Setelah anda melakukan percobaan,kelompokkanlah zat pada percobaan D menjadi
kelompok zat asam,netral dan basa!
7 Jawab pertanyaan
1. Karena PH dari soda kue < 7.
2. Asam : cuka,minuman berkarbonat,pulpy orange,soda kue.
Basa : shampo,detergen, aspirin.
Netral : 8. HASIL PEMBAHASAN
a. Indikator PP
Trayek ph 8,3-10 warna bening merah untuk cuka,warna ungu ph 8 sahmpo ungu ph
9,rinso warna ungu ph 10,sprite bening ph 4,pulpy orange bening ph 2,aspirin bening ph
4,soda pink ph 7.
b. Indikator metil jingga
Trayek ph 3,1-4,4 warna merah-jingga-kuning. Untuk cuka pink ph 3,shampo kuning ph
11,rinso kuning ph 12,sprite kuning ph 5.pulpy orange kuning ph 2,aspirin ph 8,soda kue
kuning ph 4.
c. Indikator metil merah.

Trayek ph 4,4-6,2 warna merah -kuning. Untuk cuka merah ph 3,shampo kuning ph
4,rinso kuning ph5,sprite merah ph 3.pulpy orange kuning ph 4,aspirin ph 6,soda kue
kuning ph 5.
d. Indikator
Trayek ph 10-12 warnakuning-merah. Untuk cuka bening ph 3,shampo bening ph 5,rinso
bening ph 8,sprite bening ph 5.pulpy orange bening ph ,aspirin bening ph 7,soda kue
bening ph 6.
e. Indikator bromtimol biru
Trayek ph 6-7,6 warna kuning-biru. Untuk cuka kuning ph 3,shampo kuning ph 4,rinso
biru ph 5,sprite kuning ph 3.pulpy orange kuning ph 4,aspirin ph 6,soda kue biru ph 5.
Dari hasil tersebut maka sampel-sampel tersebut bisa dibedakan mana larutan asam mana larutan
basa.
9. DISKUSI
Pada percobaan ini hasil yang diperoleh sebagian besar sydah sesuai dengan teori. Karena ada
sedikit kesalahan dalam mengamati percobaan inidi lihat hasil pengamatan warnanya kurang
tepat. Dikarenakan larutan sampel pada setiap tabung reaksi tidak sama banyaknya,artinya
warnaya berbeda-beda sehingga warna sampel dibandingkan dengan zat pembanding tepat.
Kesalahan juga bisa terjadi dikarenakan ketelitian praktikan dalam melihat warna karena
perbedaan warna pada setiap tabung percobaan tipis.
Hampir semua sampel hasilnya sesuai dengan teori. Tetapi terdapat kesalahan pada sampel cuka
dengan indikator pp percobaan yang didapat warna ungu dan ph 8 seharusnya warna bening ph
7,karena cuka bersifat asam.

10. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan,maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam membuat larutan dapat menggunakan rumus pengenceran
M1V1 =M2V2
2. Ph larutan bisa diukur menggunakan indikator dan ph-meter
3. Larutan dapat dibedakan menjadi 3
Larutan asam ph < 7
Larutan basa ph > 7
Larutan netral ph = 7

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.

Bird.tony.1985.Kimia Fisika.Jakarta:Gramedia
Epinur,dkk.2011.Penuntun pratikum.Jambi:Unja
petrucci,Relph.1987.Kimia Dasar.Bogor :Erlangga
Sukardjo.1997.Kimia Dasar 1. Jakarts:PT. Rinrka Cipta

PERCOBAAN 9
TITRIMETRI DAN PENGENDALIAN PH
Hari
Tanggal
Tujuan

:
:
: 1. Mempelajari dan menerapkan teknik titrasi untuk menganalisis contoh
Yang mengandung asam.
2. Menstandarisasi larutan penitrasi
3. Menstandarisasi larutan NaOH
4. Menggambarkan kurva titrasi
5. Menentukan tetapan kesetimbangan asam lemah
6. Menjelaskan pentingnya pengendalian PH,terutama dalam siste fisiologi
tubuh.
7. Menguraikan cara mempertahankan PH dalam bebagai macam
penggunaan

8. Mengenal dengan baik beberapa larutan bufer dalam sistem tertentdan


bagaimana mereka berfungsi
1.1. Pertanyaan Prapraktek
1. Apa yang di maksud dengan asam,basa,titik ekivalen,indikator ?
2. Jelaskan perbedaan titik ekivalen dan titik akhir titrasi ?
3. Sebanyak 0,7742 gr kalium hidrogen sitrat dimasukkan kedalam erlenmeyer dan
dilarutkan dengan air suling, kemudian dititrasi dengan larutan HaOH. Bila terpakai
33,6 ml larutan NaOH,berapa molaritas NaOH tersebut ?
4. Jelaskan apa yang di maksud dengan kurva titrasi asam basa,titik
ekivalen,standarisasi,larutan standar primer,PH,PH-meter !
5. Hitung masa kalium hidrogen ftalat (KHP) untuk menetralisasi 25 ml NaOH 0,1 m
dan tulis persamaan reaksinya ?
6. Bagaimana membuat 50 ml larutan HCl dengan PH=1 dari larutan HCl 1 M ?
7. Apakah larutan bufer itu? dan mengapa larutan bufer itu penting?
8. Berilah definisi untuk sam lemah dan basa lemah?
9. Jelaskan dengan persamaan reaksi ,bagaimana larutannatrium sianida (NaCN)
dengan hidrogen sianida(HCN) berfungsi sebagai larutan bufer ?
10. Sebutkan beberapa pasangan larutan bufer yang sifat fisiologisnya sama benar ?
1.2. Jawaban pertanyaan prapraktek
1.
Asam adalah senyawa yang bersifat asam dan menghasilkan ion H + apabila
larut dalam air.
Basa adalah senyawa yang mempunyai rasa pahit dan menghasilkan ion OH bila
dilarutkan dalam air.
Titik ekivalen adalah titik dimana pada titik tersebut mol H + sama dengan mol OHyang ditunjukkan sama dengan nilai.
Indikator adalah senyawa yang di larutkan dalam asam maupun basa yang
mempunyai warna yang berbeda.
2. Titik akhir titrasi adalah suatu titik dimana indikator yang digunakan dalam titrasi
mulai berubah,sedangkan titik ekivalen adalah titik dimana pada titik tersebut mol H+
sama dengan mol OH- yang ditunjukkan sama dengan nilai.
3. KHC6H7O7 + NaOH NaKC6H7O7 + H2O
Mol = 0,7742 gr
mol = 1 x 0,003
232
1
=0,0033 MOL
=0,003 MOL
M NaOH = MOL
V
= 0,0033 MOL
0,0336 L
= 0,07 M
4.
Kurva titrasi asam basa adalah grafik percobaan PH dari titrasi asm lemah
oleh basa kuat
Titik ekivalen adalah titik dimana pada titik tersebut mol H + sama dengan mol
OH- yang ditunjukkan sama dengan nilai.

Standarisasi adalah pengukuran konsentrasi yang konsentrasinya diketahui


secara tepat
Larutan standar primer adalah larutan yang di buat dengan ketelitian tinggi
PH adalah konsentrasi ion H+ dalam larutan
PH-meter adalah alat yanmg di gunakan untuk mengukur PH larutan
5. KHC8H4O4 + NaOH NaKC8H9O4 + H2O
Mol NaOH = M x V
= 0,1 M x 25x10-3
= 2,5x10-3 mol
Mol NaOH = Mol KHC8H4OH =2,5x10-3
Jadi masa KHC8H4OH = Mol x Mr
= 2,5x10-3 x 209
= 0,51 gr
6. HCl H+ + ClVHCl =50 ml
M1 = 1M
PH2 = 1

PH =-Log [H+]
1 = -Log [H+]
[H+] = 10-1

M1V1 = M2V2
1. V1 = 0,1.50 ml
V1 = 5 ml

7. Larutan bufer adalah larytan yang di tambah sedikit asam maupun basa tidak
merubah Phnya. Larutan bufer sangat penting karena dapat mempertahankan Phnya
sebab mengenai ion garam kesetimbangan asam lemah dan kesetimbangan air.
8. Asam lemah yaitu asam yang dalam air mengalami ionisasi sebagian ( X= kecil ).
Sedangkan basa lemah adalah basa yang dalam air mengalami ionisasi sebagian (X=
kecil ).
9. NaOH + HCN NaCN + H2O
10. NH4OH + HCl NH4Cl + H2O
HC2H3O2 + NaOH HC2H3O2 + H2O
CH3COOH+ NaOH CH3COONa + H2O
KH2PO4OH + HCl H2KPO4 + H2O

2.1 LANTASAN TEORI


Larutan buffer adalah larutan yang terdiri dari garam dengan asam lemahnya atau
garam dengan basa lemahnya. Komposisi ini menyebabkan larutan memiliki kemampuan untuk
mempertahankan pH jika kedalam larutan ditambahkan sedikit asam atau basa. Hal ini
disebabkan larutan penyangga memiliki pasangan asam basa konyugasi (ingat konsep asam
Lowry-Bronsted)

Kita ambil contoh pasangan antara asam lemah CH3COOH dengan garamnya
CH3COONa. Di dalam larutan
CH3COONa CH3COO- + Na+ (Garam)
CH3COOH CH3COO- + H+ (Asam lemah)
Dalam larutan terdapat CH3COOH merupakan asam dan CH3COO- basa konyugasi. Kehadiran
senyawa dan ion ini yang dapat menetralisir adanya asam dan basa dalam larutan. Jika larutan ini
ditambahkan asam, terjadi reaksi netralisasi,
H+ + CH3COO- CH3COOH
Kehadiran basa dinetralisir oleh CH3COOH
OH- + CH3COOH CH3COO- + H2O (Hizkia.1993)
Untuk larutan buffer dengan komposisi lain adalah campuran antara garam dengan basa
lemahnya, seperti campuran NH4Cl dengan NH4OH. Garam terionoisasi
NH4Cl NH4+ + ClNH4OH NH4+ + OHDalam larutan garam terdapat pasangan basa dan asam konyugasi dari NH4OH dan
NH4+, adanya molekul dan ion ini menyebabkan larutan mampu mempertahankan pH larutan.
Tambahan H+ dapat dinetralisir oleh NH4OH sesuai dengan reaksi :
NH4OH + H+ NH4+ + H2O
Demikian pula adanya tambahan basa OH- dinetralisir oleh ion amonium dengan reaksi :
NH4+ + OH- NH4OH
Larutan buffer yang terdiri dari garam dan asam lemahnya atau basa lemahnya memiliki
harga pH yang berbeda dari garamnya ataupun dari asam lemahnya, karena kedua larutan
terionisasi.
Untuk menetapkan pH larutan buffer dapta kita uraikan sebagai berikut(aminah.2002).
Larutan penyangga di sebut juga larutan buffer atau larutan dapar. Larutan peyangga
adalah larutan yang tersusun dari asam atau basa lemah dengan asam atau basa konjugatnya.

Fungsi larutan penyangga adalah untuk menjaga dan mempertahankan nilai pH suatu larutan.
Mekanisme kerja larutan peyangga sangat sederhana, yaitu menetralkan asam atau basa dari luar.
Reaksi larutan buffer dengan asam dan basa dari luar disebut reaksi asam-basa konjugasi.
Ketika suatu reaksi kimia berlangsung, zat yang bereaksi biasanya mengalami penurunan
dan kenaikan pH tergantung pada jenis reaksi yang berlangsung. Dalam kondisi tertentu,
penurunan dan kenaikan pH yang terjadi akan dapat menyebabkan hasil reaksi yang tidak
diinginkan, karena itu kestabilan pH harus dipertahankan. Disinilah peran larutan penyangga di
perlukan. Susunan larutan penyangga yang seperti ini memungkinkan larutan penyangga untuk
menetralkan asam atau basa dari luar .Larutan buffer atau larutan penyangga sangat penting.
Terutama dalam kelangsungan hidup manusia. Darah dalam tubuh kita juga mengandung larutan
penyangga. Darah manusia harus selalu berada pada kisaran pH 7,35 7,45 untuk bisa berfungsi
normal. Suatu kondisi tertentu yang ekstrim dapat menyebabkan pH darah menurun dan naik
secara mendadak. Jika sampai hal itu terjadi maka akan menyebabkan organ tubuh mengalami
kerusakan. Untuk mencegah kerusakan itu maka darah dilengkapi dengan larutan penyangga.
(Epinur.dkk.2011)
JENIS- JENIS LARUTAN PEYANGGA
pada dasarnya larutan peyangga terdiri dari 2 jenis, yaitu;

Larutan peyangga basa, contohnya: NH3 dan NH4+

larutan peyangga asam, contohnya: CH3COOH dan CH3COOLarutan penyangga dapat ditemui pada banyak benda yang masing-masing mempunyai fungsi
yang sangat penting. Aplikasi larutan peyangga dapat kita lihat pada berbagai bidang industri
antara lain industri fotografi, industri kulit dan zat warna. Contoh larutan penyangga yang lain
adalah:
1. Larutan peyangga dalam darah
Larutan peyangga dalam darah terdiri dari 3 macam, yaitu larutan penyangga kabonat, larutan
peyangga hemoglobin dan larutan peyangga fosfat. Larutan peyangga karbonat dan Larutan
peyangga fosfat berfungsi untuk mengontrol dan mengatur pH darah agar tetap stabil. Larutan
peyangga hemoglobin berperan dalam proses mengikatan oksigen oleh darah.( Parning
Horole.2005)
2. Larutan peyangga dalam air ludah
Air ludah selain berfungsi untuk menjaga kelembaban mulut ternyata berperan sebagai larutan
peyangga. Air ludah dapat mempertahankan pH dalam mulut tetap berada pada kisaran 6,8. Air
ludah mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat menjaga kerusakan gigi dari kikisan
asam-asam yang terbentuk dari sisa-sisa makanan disela-sela gigi yang membusuk.
3. Larutan peyangga pada obat-obatan
Larutan peyangga pada obat-obatan di gunakan untuk mencegah penurunan atau kenaikan pH
dalam perut akibat dari reaksi obat tersebut. Contohnya larutan peyangga yang ditambahkan
dalam obat aspirin, dll.
4. Larutan peyangga pada tanaman
larutan peyangga pada tanaman berfungsi untuk melindungi tanaman dari perubahan pH yang
mungkin terjadi akibat penambahan pupuk dll (sukardjo 1997).
3.1 ALAT DAN BAHAN
A. Penyiapan Larutan NaOH 0,1 M

B.

C.

D.

E.

F.

Botol 500 ml
Larutan NaOH
Botol plastik
Timbangan
Air suling
Standarisasi larutan NaOH 0,1 M
Buret 50 ml
Erlenmeyaer 250 ml
Pipet tetes
Stopwatch
Air suling
Larutan NaOH
Larutan HCl 0,1 M
Indikator fenolfatelin
Kalium hidrogen ftalat (KHP)
Menentukan presentse asam asetat dalam cuka
Erlenmeyer
Pipet tetes
Cuka dapur ( asam 4-6 %)
Air suling
Larutan NaOH
Indikator fenolfatelin
Potensiometri
PH-meter
Neraca
Labu Ukur
Pipet tetes
Gelas piala
Statif
Larutan bufer PH 5
Kalium hidrogen ftalat (KHP)
Air suling
Larutan NaOH
Larutan bukan buffer
Tabung reaksi
Air suling
Larutan HCl 0,0001 M
Larutan NaOH 0,0001 M
Indikator Universal
Larutan buffer
Tabung reaksi
Asam asetat 1M
Natrium asetat 1M

NH4Cl 1M
Larutan HCl 1M
Larutan NH4OH 1M

4.1 PROSEDUR KERJA


A. Penyiapan Larutan NaOH 0,1
Botol 500m
1.
2.
3.
4.

Dicuci dan dibilas


Masukkan NaOH 1,6 g
Tanbahkan 400 ml air suling
Kocok sampai larut

Hasil pengamatan
B. Standarisasi larutan NaOH 0,1 M
Buret 50 ml
1.
2.
3.
4.
5.

Dicuci dan dibilas


Masukkan 5ml NaOH
Miringkan dan putar buret untuk membasahi bagian dalam
Masukkan NaOH sampai angka nol pada buret
Alirkan larutan untuk mengeluarkan gelembung udara
3 erlenmeyer250 ml
1. Dicuci dan dibilas
2. Diisi 25ml HCl 0,1 M + 25 air suling +3 tetes indikator PP
3. Catat volume awal NaOH pada buret
4. Alirkan sedikit demi sedikit NaOH
5. Catat perubahan warna
6. Catat volume NaOH pada buret
3 erlenmeyer

1.
2.

Dicuci dan dibilas


Diisi 0,35 g (KHP)

3.
4.
5.
muda
6.

Ditambah 25 ml air suling dan kocok sampai larut


Tambahkan 3 tetes PP
Titrasi larutan dengan larutan NaOH sampai terbentuk warna

merah

Catat volume NaOH yang terpakai


Catat hasil pengamatan

C. Menentukan presentse asam asetat dalam cuka


3 Erlenmeyer 250 ml
1. Dicuci dan dibilas
2. Tambahkan 2ml asam cuka pada tiap tabung
3. Tambahkan 20ml air suling dan 3 tetes pp pada masing-masing
tabung
4. Titrasi dengan larutan NaOH sampai terbemtuk warna merah muda
5. Hitung % massa pada tiap-tiap tabung
6. Ulangi percobaan apabila dari 3 contoh hasil yang didapat > 0,05%
Hasil pengamatan
D. Potensiometri
Alat PH-meter
1. Disiapkan
2. Dika;librasi dengan PH 5
Labu ukur
1. Masukkan 5,1g KHP
2. Larutan dengan air suling
3. Masukkan 50 ml larutan dalam gelas piala
Buret
1.
2.
3.
4.
5.

Masukkan NaOH 0,1 M


Rangkai alat
Catat PH
Buat kurva titrasi
Diulangi percobaan

Hasil pengamatan

E. Larutan bukan buffer


1. Penentuan PH larutan buffer
3 Tabung reaksi
Isi tabung dengan ( 1ml air suling,1ml HCl 0,0001,2ml
larutan NaOH 1M)
Catat ph larutan dengan indikator PP
Hasil pengamatan
2. Penentuan PH larutan bukan buffer setelah ditambah asam
3 Tabung reaksi
Isi tabung seperti prosedur 1
Tambahkan 1 tetes HCl 1 M pada masing-masing tabung
Catat PH larutan
Hasil pengamatan
F. Larutan buffer
1. Penentuan PH larutan
2 Tabung reaksi

Tabung 1 diisi 5ml HC2H2O2 1M dengan 5ml NaC2H2O2 1M


Catat PH menggunakan indikator universal
Tabung 2 diisi dengan larutan NaOH 5ml dengan 5ml NH4Cl 1M
Catat dan tentukan PH larutan

Catat hasil pengamatan


2. Penentuan PH setelah ditambah asam
2 Tabung reaksi

Tabung 1 diisi 2ml larutan buffer


Tabung 2 diisi 2ml larutan buffer
Tambahkan 1 tetes HCl 1M ke tiap tabung
Catat PH larutan dan bandingkan dengan Phlarutan buffer

Hasil pengamatan
3. Penentuan PH setelah ditambah basa

2 tabung reaksi
Tambah 2ml larutan buffer pada tiap tabung
Teteskan 1 tetes NaOH 1M pada tiap tabung
Catat PH dan bandingkan dengan PH larutan buffer
Hasil

5.1 DATA PENGAMATAN


A. standarisasi dengan larutan HCl
No

Keterangan

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Volum larutan HCl


Molaritas larutan HCl
Mol HCl yang di pakai
Mol NaOH yang didiapatkan
Volume NaOH awal
Volume NaOH akhir
Volume NaOH yang ditambahkan
Molaritas larutan NaOH
Molaritas larutan NaOH rata-rata

1
25ml
0,1ml
mol
mol
50 ml
29 ml
21 ml
M

Ulangan
2
25ml
0,1ml
mol
mol
50 ml
29 ml
ml
M
M

1
44,84 gr
46,044 gr
0,35gr
0,0017
mol
0,0017
mol
50 ml
32 ml
18 ml
0,09 M

Ulanagn
2
44,84 gr
46,044 gr
0,35gr
0,0017
mol
0,0017
mol
50 ml
21 ml
11 ml
0,15 M
0,12 M

3
25ml
0,1ml
mol
mol
50 ml
28,2 ml
21,8 ml
M

B. Standarisasi Dengan KHP


No

Keterangan

1
2
3
4

Massa botol timbang berisi KHP


Massa botol timbang setelah KHP
Massa KHP
Mol KHP

Mol NaOH dibutuhkan

6
7
8
9
10

Volume NaOH awal


Volume NaOH akhir
Volume NaOH terpakai
Molaritas larutan NaOH
Molaritas larutan NaOH rata-rata

C. Menentukan presentase asam asetat dalam cuka

3
44,84 gr
46,044 gr
0,35gr
0,0017
mol
0,0017
mol
32 ml
32 ml
11ml
0,15 M

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Keterangan

ulangan
2
2ml
1,008 g/m
2,16 g
50 ml
31 ml
19 ml
0,089 M
0,017 mol
0,017 mol
0,102 g
5,05 %
5,05 %

1
2ml

Volume cuka
Rapatan cuka
Massa cuka
Volume NaOH awal
Volume NaOH akhir
Volume NaaOH terpakai
Molaritas larutan NaOH
Molaritas NaOH ditambahkan
Mol asam asetat
Bobot asam asetat
% massa asam asetat dalam contoh
% massa rata-rata asam asetat

2,16 g
50 ml
31 ml
19 ml
0,017 mol
0,017 mol
0,102 g
5,05 %

3
2ml
2,16 g
50 ml
31 ml
20 ml
0,017 mol
0,017 mol
0,102 g
5,05 %

D. Percobaan Pengendalian Buffer


PH(keasaman)
No

Larutan

Larutan bukan buffer


1. Air
2. Natrium klorida
3. Asam klorida
Larutan buffer
1. Campuran asam
asetat & natrium
asetat
2. Campuran
amonium
hidroksida &
amonium klorida

Awal

Setelah
penambahan
Asam klorida

6
13
1

1
1
1

Setelah
penambahan
Natrium
hidroksida

6.1 PEMBAHASAN
A. Standarisasi dengan larutan HCl
Pada percobban kali ini diperlukan NaOH yang distandarisasikan,percobaan ini
menggunakan 2 erlemeyer diisi dengan larutan HCl 0,1M sebanyak 25 ml kedalam
erlemeyer lalu ditambahkan indikator PP kemudian ;larutan di titrasi dengan HCl.
B. Standarisasi larutan NaOH 0,1M dengan KHP
Pada percobaan ini diperlukan NaOH yang telah distandarisasikan. Percobaan dilakukan
dengan menggunakan dengan 3 tabung erlenmeyer,diisi dengan 0,35% KHP. Lalu

ditambahkan dengan 25ml aquades dan selamjutnya ditambahkan 3 tetes indikator PP


setelah itu larutan dititrasi dengan NaOH sampai berubah menjadi merah muda.
C. Presentase Asam Cuka
Pada percobaan ini menggunakan 2 buah erlenmeyer. Erlenmeyer tersebut diisi dengan
2ml asam cuka pada masing-masing erlenmeyer lalu ditambahkan 10ml air dan 3 tetes
indikator PP setelah itu larytan di titrasi dengan NaOH. Setelah 19-20 ml warna mulai
berubah menjadi merah muda.
D. Standarisasi dengan larutan buffer
Pada percobaan ini di lakukan percobaan untuk larutan buffer dan larytan bukan
buffer.pada percobaan laruten buffer digunakan 1ml air suling,1ml HCl dan 1ml NaOH
yang masing-masing dimasukkan kedalam tabung reaksi untuk air suling di ukur dengan
indikator universal warnanya tidak berubah dan didapat ph 1 setelah penambahan HCl.
Kemudian untuk larutan bukan buffer mula-mula asam asetat di campur dengan natrium
asetat dan diukur dengan indikator universal didapat ph 2 kemudian larutan bukan buffer
ditambah HCl didapat ph 1 dan pada saat ditambah NaOH ph menjadi buffer tetap 1.
7.1 DISKUSI
A. Standarisasi denagn larytan HCl
Pada percobaan ini praktikan telah berkerja sesuai dengan prosedur kerja,dan didapat
hasil:massa KHP
Volume larutan HCl
: 25 ml
Molaritas larutan HCl
: 0,1 m
Volume NaOH awal
: 30 ml
Volume NaOH akhir
: 29 ml
Volume NaOH yang di tambah : 21 ml
B. Standarisasi larutan NaOH 0,1 M dengan KHP
Pada percobaan ini parktikan telah melakukan percobaansesuai prosedur dan didapat
hasil :
massa KHP
: 0,35g
mol KHP
: 0,0017 mol
MOL NaOH
: 0,0017 m0l
Volume NaOH awal
: 50 ml
Volume NaOH akhir
: 12 ml
Volume NaOH yang terpakai : 18 ml
Molaritas NaOH
: 0,04M
NaOH rata-rata
: 0,12
C. Presentase asam asetat dalam cuka
Pada percobaan ini parktikan telah melakukan percobaansesuai prosedur dan didapat hasil
:
Volume cuka
: 2 ml
Rapatan cuka
: 1,008
Massa cuka
:2,016 g
Volume NaOH awal
: 33 ml
Volume NaOH akhir
: 31 ml
Volume NaOH yang terpakai : 18ml
Volume NaOH yang di tambah:0,0017

Mol asam asetat


: 0,0017
bobot asam asetat
: 0,129
%masa asam asetat
: 5,05%
D. Penengalian larututan buffer
Pada percobaan larutan bukan buffer warna yang terlihat setelah pencelupan indikator
universal dan larutan buffer kuning keras sesuai dengan ph yang sebenarnya. Seperti air
suling ph 7 dalam percobaan ph 6 dan pada NaOH ph 7 pada percobaan ph 13 dan hal ini
sesuai dengan literatur.
8.1 PERTANYAAN PASCA PRELTEK
1. Apakah hasil standarisasi larutan NaOH dengan menggunakan larutan HCl dan KHP
memberikan hasil yang sama?bila tidak berikan komentar anda?
2. Komentari hasil analisis asam asetat dalam contoh cuka yang anda kerjakan.
3. Agar titrasi untuk contoh kedua dan ketiga dapat berjalan dengan cepat,tindakan apa yang
anda lakukan?
4. Agar titik akhir titrasi mendekati titik ekivalen,bagaimana caranya?dan bagaimanapula
pengamatannya untuk titrasi ini?
5. Dari semua prosedur percobaan, mengapa indikator begitu penting dalam titrasi ?
jelaskan dengn singkat alasan anda?
6. Jika ftalat pada bagian B titrasinya berlebihan dengan NaOH,apakah kekeliruan dalam
bobot KHC8H4O4 pada bagian B atau asam asetat pada cuka menghasilkan hasil yang
positif atau negatif? Jelaskan pendapat anda.
7. Selesaikan persamman reaksi berikut:
KHC8H4O4 + NaOH ....................................
9.1 JAWABAN PERTANYAAN
1. Tidak karena pada larutan HCl,NaOH dibutuhkan semakin banyak sebab HCl asam kuat
2. Analisis asam asetat dalam contoh yang kami gunakan semakin besar % massa asam
asetat maka semakin NaOH yang dibutuhkan
3. Dengan terus digoyang,tabung erlenmeyaer dan memperbesar lubang kran NaOH yang
digoyang
4. Dengan cara memperlambat /memperkecil larutan NaOH yang keluar dari buret,dan tetap
menggoyang tebung.pemgamatannya apabila larutan telah berubah menjadi merah muda
dan titrasi dihentikan
5. Karena indikator tersebut pemberi warna pada saat ekivalen,dalam proses titrasi
6. Jika percobaan berlebihan maka,tidak ada kaitannya dengan bobot asam pada cuka
7. KHC8H4O4 + NaOH NaKC8H4OH + H2O
10.1 KESIMPULAN
Suatu contoh larutan yang mengandung asam dapat diketahui dari uji titrasi.
Pada proses titrasi,perlu digunakan suatu indikator yang berfungsi sebagai penentu
perubahan warna.
3 jenis titrasi
Titrasi asam kuat dan basa kuat
Titrasi asam lemah dan basa kuat
Titrasi basa lemah dan asam kuat

Larutan penyangga terdiri dari campuran :


Asam lemah dengan asam konjugasi
Basa lemah dengan basa konjugasi
Larutan buffer sangat penting dalam pengendalian Ph terutama dalam sistem fisiologi
tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
1. Achmed. Hizkia.1993.Kimia Dasar 1. Jakarta :Depdikbud
2. Epinur,Dkk.2011.Penuntun Praktikum Kimdas. Jambi :UNJA
3. Ghany,aminah.2002.Penuntun Belajar Kimia.Jakarta:Yudistira
4. Parning Horole.2005. Kimia SMA. Jakarta : Yudistira
Sukardjo.1997.kimia fisika .Jakarta: Aneka Cipta

PERCOBAAN 10
KINETIKA KIMIA
I. HARI / TANGGAL

II. TUJUAN
:
1. Mengukur perubahan kosentrasi pereaksi menurut waktu
2. Mengamati pengaruh kosentrasi, suhu dan katalis pada laju reaksi
3. Menentukan hukumlaju suatu reaksi dalam larutan buffer
Pernyataan prapraktek
1. Apa definisi ringkas dari (a) hukum laju, (b) tetapan laju, (c) orde reaksi, (d) energi
aktivasi
Jawab : a. hukum laju

persamaan yang menghubungkan laju reaksi dengan

konstantalaju dan kosentrasi reaktan


b. tetapan laju

tetapan perbandingan antara laju reaksi dan hasil kali

kosentrasi spesi yang mempengaruhi laju reaksi


c. orde reaksi

bilangan pangkat kosentrasi pada persamaan suatu laju

reaksi
d.

energy aktivasi

energi kinetik minimum yang diperlukan oleh

partikel-partikel agar dapat bereaksi membentuk kompleks teraktivasi


2. Apakah satuan tetapan reaksi untuk (a) reaksi orde nol, (b) reaksi orde satu, (c) reaksi
orde dua

1 1
Jawab : a) reaksi orde nol = mol l S
1
b) reaksi orde Satu = S
1 1
c) reaksi orde dua = m S

H 1 O3

3. Belerang dioksida mereduksi


S

O2

H2

+3

(g)

O (i)+ HI

O3

O3

(aq)

Pada akhir reaksi, jika terdapat HI


kanji.Senyawa HI dan HI

dalam larutan asam dengan reaksi

O3

H 2 SO 4

(aq)

+ HI (aq)

berlebih.Zat ini dapat di ambil dengan larutan

segera bereaksi membentuk

I2

yang diserap oleh

kanji dan menimbulkan warna biru. Dari percobaan dapat diperoleh data :
SO

)M

( HI

O3

3,60
4

14,6 x 10
7,31 x
14,6 x

3,60
4

10

t (detik)
x

103

10

)M

103
7,21

x 25,8
52,8
12,6
x

103
Tentukan orde reaksi untuk setiap pereaksi dan orde keseluruhannya
Jawab : t

1
r =
t

r1
r2 =

SO

HI O3 y

SO

HI O3 y

52,8
52,8

3,60.10

7,31. 103

3,60.103 y

4 x
(14,6.10 ) .

= 1

r1
r2

SO

HI O 3 y

SO

HI O 3 y

13,6
25,8

3,60.10

14,6.104

7,2.103 y

(14,6.104 )x .

1
2

1
( )
2

y
= 1
maka orde keseluruhannya = 1 + 1
= 2
III.DASAR TEORI
Pengukuran laju merupakan bidang kimia yang menabjubkan dari kajian kinetika,
mekanisme reaksi dapat dideduksi.Informasi tentang reaksi katalisis maupun penghambatan
hanya dapat diperoleh melalui pengkajian kinetika. Laju reaksi kimia dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor : kosentrasi reaksi (dan kadang-kadang produk), suhu dan katalis.
Pengukuran laju biasanya dilakukan dibawah kondisi percobaan yang tetap, dengan satu
faktor tetap sedangkan factor lain diragamkan. Bila pengaruh factor ini terhadap laju telah
ditentukan. Factor ini dibuat tetap dan factor lain diragamkan pengkajian secara sistematika
mengenai ketergantungan laju pada pada perubahan laju reaksi dilanjutkan sampai prilaku
kinetika dari reaksi yang bersangkutan menjadi lengkap.
Cara mengukur laju reaksi, salah satu segi penting dari pengkajian kinetika ialah
merancang teknik yang mudah untuk memantau jalannya reaksi menurut waktu. Analisa
kimia dengan cara volumetria atau gravimetric relative lambat, sehingga cara seperti ini tidak
digunakan kecuali bila reaksinya lambat, atau dapat dihentikan dengan pendinginan tiba-tiba,
atau dengan penambahan pereaksi yang menghentikan reaksi.
Beberapa cara yang harus digunakan ialah dengan menggunakan sifat warna dan hantaran
lisrik. Laju reaksi yang melibatkan gas dengan mengukur volume gas persatuan waktu.
Dalam percobaan ini, dapat menggunakan perubahan warna untuk suatu reaksi hipotesi
2A + 3B C + 5D
Hukum lajunya dapat berupa
(c )
n
m
Laju = t
= K ( A) (B)
Dengan K adalah tetapan laju, n adalah orde reaksi untuk A, dan m adalah orde reaksi
untuk B. orde reaksi keseluruhan adalah n+m. orde reaksi hanya dapat ditentukan lewat
percobaan, karena angka-angka ini tidak selalu sama dengan koefisien reaksi (stoikiometri).
Dalam percobaan inianda akan melakukan reaksi antara natrium tiosulfat dengan asam
hidroklorida

2
+ SO 2

+
S 2 O3 + 2
H

H2

Laju reaksi ini hanya bergantung pada kosentrasi

2
S 2 O3 , tetapi tidak pada kosentrasi

2
asam. Hal ini dibuktikan dari grafik i/t terhadap ( S 2 O3

) yang memberikan garis

lurus.grafik inimenyiratkan bahwa orde orde reaksi adalah satu untuk tiosulfat dank arena
kosentrasi asam tidak mempengaruhi laju. Ordenya nol.
( Tim Kimia Dasar. 2010 : 71-72 )
Suatu reaksi kimia ada yang berlangsung cepat, ada pula yang berlangsung lambat.
Ledakan bom berlangsung cepat, sedangkan proses besi berkarat berlangsung lambat. Cepat
lambatnya suatu reaksi kimia dinyatakan sebagai laju reaksi.Laju berhubungan dengan
waktu.

Hasil reaksi ( C+D )

Pereaksi ( A+B )
Waktu
Laju reaksi menyatakan perubahan kosentrasi zat-zat yang terlibat dalam suatu
reaksi.Hubungan antaralaju reaksi secara keseluruhan dalam suatu reaksi dan kosentrasi zatzat yang terlibat dalam realisi dapat dituliskan dalam bentuk persamaan laju reaksi. Orde
reaksi hanya dapat diperoleh dari percobaan
pA + qB rE + sD
persamaan laju reaksi untuk reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
x
y
V = K ( A) (B)

Keterangan :
V

= laju reaksi ( ms

( A)

= kosentrasi zat A (m)

(B)

= kosentrasi zat B (m)

= konstanta laju reaksi

= orde reaksi zat A

= orde reaksi zat B

x + y = orde reaksi total


( Sutresna. 2007 : 100-10 )
Dalam persamaan laju reaksi terdapat variabel orde reaksi.Orde reaksi merupakan
bilangan pangkat kosentrasi pada persamaan laju reaksi.Orde reaksi dapat berupa bilangan
bulat positif, nol, atau bilangan pecahan pada umumnya, reaksi kimia memiliki orde reaksi
berupa bilangan bulat positif.

Nilai orde reaksi tidak selalu sama dengan koefisien reaksi zat yang bersangkutan. Orde
suatu rteaksi merupakan penjumlahan dari orde reaksi setiap zat yang bereaksi. Jenis-jenis
orde reaksi, persamaan laju reaksi, dan grafik orde reaksi dari suatu persamaan reaksi
sebagai berkut :
1. Reaksi orde nol
2. Reaksi orde Satu

0
V = k ( A) = k

V= k (A)

3. Reaksi orde dua

V = k ( A)2

4. Reaksi orde tiga

V= k

atau V = k ( A ) ( B )

( A)2 ( B ), V = k ( A ) ( B)2 , V = k (C)3

atauV = k ( A ) ( B ) ( C )
grafik laju reaksi terhadap kosentrasi pereaksi bergantung pada nilai orde reaksi
tersebut.
a. Grafik reaksi orde nol
0
Persamaan laju reaksi : V = k ( A) = k

Pada reaksi orde nol, perubahan kosentrasi tidak akan mengubah laju reaksi dengan
demikian, nilai laju reaksi sama dengan konstanta laju reaksi.
1
Laju ( ms )

k
Kosentrasi A (m)

b. Grafik reaksi orde satu


1
Persamaan laju reaksi : V = k ( A)

= k ( A)

Pada reaksi orde satu, persamaan laju reaksi merupakan persamaan linear sehingga
perubahan kosentrasi satu kali, laju reaksi naik satu kali dan setiap perubahan kosentrasi
dua kali, laju reaksi pun naik dua kali.
1
Laju ( ms )

Kosentrasi A (m)
c. Grafik reaksi orde dua
2

Persamaan laju reaksi : V = k ( A)

Pada reaksi orde dua, persamaan laju reaksi merupakan persamaan kuadrat reaksi
sehingga setiap perubahan kosentrasi dua kali laju reaksi naik empat kali.
Laju ( ms

Kosentrasi A (m)
( Chng, Raymond. 2004 : 157-159 )
IV. ALAT DAN BAHN
ALAT
1. Erlenmpyer
2. Amplas Baja
3. Labu takr
4. Stopwatch
5. Bunsen
6. Gelas Piala
BAHAN

1. Larutan Flosultas
2. Air
3. Asam hidroklorida

6. Asam Oksalat 0,1M


7. Asam
8. Asam Sulfat 6M
O
9. KMn 4 0,1M

4. Pita Mg
5. HCl 2M

V. PROSEDUR KERJA
A. Orde reaksi dalam reaksi Natrium Tiosulfat dengan Asam Hidroklorida
Zat-zat
Pereaksi
Tiosulfat
+
(dihomogenkan)

air

Asam Hidrokloirida

Waktu dicatat mulai di


tambahkan sampai timbul
kekeruhan

Percobaan dilakukan lagi dengan


komposisi campuran seperti pada
tabel

Grafik (

2
S 2 O3

) terhadap

Tabel komposisi dalam penentuan orde reaksi untuk Natrium Tiosulfat


Na2 S2 O3
(ml)
25
20
15
10
5

Na2 S2 O3 M
0,15
0,12
0,09
0,06
0,03

H 2 O (ml)
5
10
15
20

HCl (ml)
4
4
4
4
4

B. Orde reaksi dalam reaksi antara magnesium dengan Asam Hidroklorida


Pita Mg dibersihkan dengan
amplas baja
Dikerat menjadi 16 potong dengan
panjang 2 cm
8 potong dimasukkan kedalam 8
erlenmeyer
Larutan HCl 2M
diencerkan
Erlenmeye
r
Mg
larut
Percobaan diulang
kembali
Grafik 1/t terhadap
(HCl) dan 1/t terhadap

(HCl) (m)

Volume

HCl

(ml)
0,6
100
0,8
100
1,0
100
1,2
100
1,4
100
1,6
100
1,8
100
2,0
100
C. Pengaruh Suhu terhadap laju reaksi

Di isi masing-masing dengan 8


ml asam oksalat 0,1 N + 2 ml
asam sulfat 6 N

Air

Air

Air
Diisi

dengan air
Dididihkan

dipanaskan 50

tidak dipanaskan

Dimasukkan 2 tabung
kedalam setiap piala

Ditambahkan 3 tetes KMn

D. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi

O4

1
2

vol

6ml as.oksalat+6ml as.Oksalat+6ml as.Oksalat + 6ml as.Oksalat + 6 ml as.oksalat + 6ml


as.oksalat
2ml

H 2 SO 4

1M

2ml

H 2 SO 4

1M

4ml

H2

Setiap tabung dittesi 3


tetes KMn

O4

Perubahan warna

VI. DATA PERCOBAAN


diamati
A. Orde reaksi dalam Reaksi Natrium tiosulfat dengan Asam Hidroklorida
Na2 S2 O3
25 ml
15 ml
5 ml

Na 2 S2 O3
0,15 M
0,09 M
0,03 M

H2 O
10 ml
20 ml

HCl

1/t

4
4
4

47 S
60 S
519 S

0,021
0,166
0,004

HCl

1/t (s)

3M
1,8 M
0,6 M

22
28
98

0,045
0,035
0,010

Pengamatan terhadap pengaruh kosentrasi as. Klorida


Na2 S2 O3
25 ml
15 ml
25 ml

H2 O
2 ml
4 ml

HCl
5 ml
3 ml
1 ml

B. Orde reaksi dalam reaksi magnesium dengan asam hidroklorida


Pengamatan terhadap pengaruh kosentrasi as. Klorida
HCl
)
M
0,6
1,0
1,6
2,0

HCl (ml)

t (s)

1/t (s)

100
100
100
100

244
63
25
12

0,004
0,016
0,04
0,083

( HCl)2 log (HCl)

0,36
1
2,56
4

-0,222
0
0,204
0,301

log (1/t)

-2,397
-1,796
-1,398
-1,08

C. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi


Waktu reaksi pada bebagai suhu (detik)
Suhu

100 Suhu

50 Suhu

Ulangan

1
65 s
305 s
2
56 s
350 s
Rata-rata
60,5 s
327,5 s
D. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi

25

1140 s
1140 s
1140 s

Waktu reaksi pada bebagai suhu (detik)


2
Ulangan
1
2
Rata-rata
VII.

ml 1
H 2 SO 4

339
330
334,5

ml 0
H 2 SO 4

614
598
606

ml
H 2 SO 4

294
295
294,5

PEMBAHASAN
A. Orde reaksi dalam reaksi natrium tiosulfat dengan asam hidroklorida.
Pada percobaan ini, kami mengamati pengaruh kosentrasi natrium tiosulfat dengan
asam hidroklorida dengan berbagai macam kosentrasi. Kosentrasi yang kami gunakan
adalah 0,15 M, 0,09 M dan 0,03 M. selain itu volume yang digunakan juga berbeda yaitu
25 ml, 15 ml, dan 5 ml. dalam percobaan ini, setiap percobaan yang kami lakukan
didalam tabung reaksi dengan kosentrasi dan volume yang berbeda, menghasilkan waktu
yang berbeda pula dalam bereaksi.
Untuk mencari orde reaksi zat, berdasarkan table kita menggunakan data no dan no.
3. Sehingga orde reaksi natrium tiosulfat adalah

r1
r2

HCl

HCl

Na2 S2 O3 x
k
Na2 S2 O3 x
k

519
60

0,09 x

0,03 x

3x

= 2 orde reaksi

Na 2 S2 O3

1
Laju ( ms )

Kosentrasi A (m)
-

Pengamatan terhadap pengaruh kosentrasi HCl


Pada percobaan ini, cara kerjanya hamper sama dengan prosedur kerja pengaruh

kosentrasi natrium tiosulfat. Pada percobaan ini yaitu dengan mengubah kosentrasi HCl
dan volume HCl dengan kosentrasi
Na 2 S2 O3

Na 2 S2 O3

adalah 25 ml.pada percobaan ini, 25 ml

15M ditambahkan dengan HCl 5 ml 3M memiliki waktu 22 sekon dengan

laju 0,045. Pada percobaan kedua, dengan volume


dengan 2 ml

H2

Na 2 S2 O3

yang sama ditambahkan

O dan 3ml HCl 1,8M dihasilkan waktu 28s dengan laju reaksinya

0,035 sedangkan dengan penambahan 4ml


Na 2 S2 O3

H2

O dan 1ml HCl 0,6M kedalam

25ml 0,15M membutuhkan waktu 98 sekon dengan laju reaksinya 0,01

B. Orde reaksi dalam reaksi antara magnesium dengan asam hidroklorida


Pada percobaan ini, menggunakan pita Mg. pita Mg dimasukkan kedalam tabung
Erlenmeyer, kemudian dimasukkan larutan HCl 2M 100ml. Erlenmeyer digoyang-goyang
hingga pita Mg larut.Dalam percobaan ini, pita Mg yang dilarutkan dalam HCl 0,6M
menggunakan waktu yang lama yaitu 244s dengan kecepatan laju reaksinya 0,004.Pada
pita Mg yang dilarutkan dalam HCl 1M membutuhkan waktu sebanyak 63 detik dengan
kecepatan laju reaksinya 0,016.Pada pita Mg yang dilarutkan dalam HCl 2M
membutuhkan waktu yang singkat yaitu 12 detik dengan kecepatan laju reaksinya 0,083.
C. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
Pada percobaan ini, kedalam tabung reaksi dimasukkan 8ml asam oksalat 0,1 N dan
2ml asam sulfat 6 N. kemudian tabung reaksi yang berisi air dengan suhu 100 ,
yang lainnya lagi kedalam 50 dan yang satunya lagi dimasukkan kedalam 25
. Setelah 10 menit kami memasukkan 3 tetes KMn

O4

0,1 N. pada suhu 100

waktu yang dibutuhkan untuk berubah warna selama 65 sekon, pada air dengan suhu 50
305 sekon, sedangkan pada air dengan suhu 25 adalah 1140 s.
D. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi
Pada percobaan ini, kami memasukkan 6 ml larutan asam oksalat kedalam tabung
reaksi. Dimana 2 tabung ditambahkan dengan 2 ml
ditambahkan 2 ml

H 2 SO 4

H 2 SO 4

1 M, 2 tabung

1 Mdan 2 tabung ditambahkan dengan 4 ml

H2

O. dalam

percobaan ini, yang paling cepat bereaksi adalah tabung yang ditambahkan 4 ml
yaitu setelah ditambahkan 3 tetes KMn
1M membutuhkan waktu 339 s.

O4

. Tabung yang diisi dengan 2 ml

H2
H 2 SO 4

VIII. Diskusi
A. Ordee reaksi natrium tiosulfat dengan asam hidroklorida, orde reaksi dalam reaksi antara
magnesium dengan asam hidroklorida
Melalui percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa salah satu yang mempengaruhi laju
reaksi adalah kosentrasi.Karena pada percobaan ini, laju reaksi setiap percobaan berbedabeda karena kosentrasinya besar, waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi sedikit sehingga
laju reaksinya semakin cepat.

B. Orde reaksi dalam reaksi antara magnesium dengan asam hidroklorida


Pada percobaan ini, semakin besar molaritas larutan HCl yang digunakan untuk
melarutkan pita Mg semakin cepat waktunya untuk bereaksi sehingga laju reaksinya juga
semakin cepat sedangkan larutan HCl yang mempunyai kosentrasi kecil yang digunakan
untuk melarutkan pita Mg membutuhkan waktu yang lama untuk bereaksi, sehingga laju
reaksinya juga lambat
C. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
Melalui percobaan ini dapat diketahui bahwa suhu uga mempengaruhi kecepatan laju
reaksi.Semakin tinggi suhu, laju reaksi semakin cepat dan waktu yang dibutuhkan untuk
bereaksi singkat, semakin rendah suhu, laju reaksi semakin lambat dan waktu yang
dibutuhkan untuk bereaksi lama.
D. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi
Dalam percobaan ini, katalis gunanya untuk mempercepat reaksi namun katalis itu
sendiri tidak ikut bereaksi. Katalis bermacam-macam seperti pada percobaan ini,
digunakan

H 2 SO 4

1M,

H2

O. berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa semakin banyak katalis yang diberikan atau ditambah, maka reaksi akan
berlangsung cepat.
Mekanisme kerja katalis

+ R PR (cepat)
PR + Q PQ + R (cepat)
P+Q+R PQ + R (cepat)
P

Katalis

IX. Kesimpulan
1. Pengaruh waktu dalam suatu perubahan kosentrasi pereaksi adalah semakin besar waktu
yang digunakan, semakin kecil laju reaksi sebaliknya, semakin kecil waktu yang
digunakan, semakin besar laju reaksinya.
2. Dalam laju reaksi kosentrasi, suhu dan katalis mempengaruhi.
Semakin besar kosentrasi, maka laju reaksi semakin cepat, sebaliknya semakin kecil

kosentrasi, maka laju reaksi semakin lambat


Semakin tinggi suhu yang digunakan, laju reaksinya juga semakin cepat. Sebaliknya

semakin rendah suhu yang digunakan laju reaksinya juga semakin lambat.
Semakin banyak katalis yang digunakan semakin cepat laju reaksi. Sebaliknya
semakin sedikit katalis yang digunakan semakin lambat laju reaksi, namun katalis itu
sendiri tidak ikut beeaksi.

Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
Herlin : 2006. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
Petruci.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Jakarta : Erlangga
Sutresna, Nana. 2007. Kimia Menarik. Jakarta : Erlangga
Tim Kimia Dasar. 2011. Penuntun Pratikum Kimia Dasar. Jambi : UNJA

PERCOBAAN 11
PERBANDINGAN SENYAWA KOVALEN dan IONIK

Hari

Tanggal

Tujuan:
1. Mengenal perbedaan antara senyawa kovalen dan ionik
2. Mempelajari jenis ikatan dan struktur molekul yang mempengaruhi senyawa secara
langsung
3. Membandingan sifat fisis dan kimia beberapa pasang isomer
4. Mempersiapkan diri untuk memasuki pratikum kimia organik

Pertanyaan Prapraktik
1. Apa sebabnya air disebut molekul polar?jelaskan dwikutub air berdasarkan bentuk
molekulnya.
Jawab:karena air dapat melarutkan senyawa ionik. Air membentuk ikatan yang kuat
dengan ion
a)OH2
OH2 M+ OH2
OH2

B)H
O

H
O

H X-

2. Tuliskan beberapa perbedaan antara senyawa ionik dan kovalen


Jawab:Senyawa ionik:--mempunyai titik didih dan titik leleh tinggi
--pada suhu kamar berwujud padat
--dalam keadaan murni bersifat konduktor
-- larut dalam pelarut polar
--terjadi antara unsur logam dengan unsur non logam
Senyawa kovalen:--mempunyai titik didih dan titik leleh rendah
--mempunyai tiga wujud yaitu padat,cair,dan gas
--dalam keadaan murni bersifat isolator
--larut dalam pelarut non polar
-- terjadi antara unsur non logam dan non logam
3. Gambarkan struktur isomer dari C3H612.Apakah setiap isomer mempunyai jumlah
ikatan yang sama?berapa jumlahnya?
Jawab:
CL
CH3

CH2

CH

CL
CH3

CH

CL
CH2

CL
1,1 dikloro propana
CH3

CL
C

1,2 dikloro propana

CL

CL
2,2 dikoro propane
4. Diantara senyawa-senyawa berikut ini:Mgcl2, C4H10, SO3, Li2O, C3H8, PCl3, HCl.
Tentukan mana senyawa ionik dan mana senyawa kovalen.
Jawab:ionic:MgCl2 dan Li2O
Kovalen:C4H10,SO3,C3H8,PCl,HCl
5. Gambarkan ikatan rantai lurus dan siklik dari C4H8.
Jawab:
CH3
CH = CH
CH3 (2- butena)
Rantai lurus
CH2
CH2
CH2
CH2
Rantai siklik
DASAR TEORI

Perbedaan fisik yang paling mencolok antara senyawa kovalen ionik terdapat pada titik
leleh,kelarutan, dan hantaran listriknya. Ketiga perbedaan ini umumnya

disebabkan oleh

kekuatan ikatan ionik yang lebih besar daripada ikatan kovalen.


Senyawa ionik sebagian besar larut dalam air karena molekul air yang polar membentuk
ikatan yang kuat dengan ion-ion. Bagian negatif dari oksigen pada molekul air berinteraksi
dengan kation(M+) dan bagian dari hidrogen berinteraksi dengan anion(X-) seperti gambar:
H
sO

H2O
HS+

OH2
M+
OH2

OH2
O

X-

Sejalan dengan bertambahnya interaksi antara molekul air dengan ion banyak ikatan
antara ion dengan ion tetangganya dalam struktur kristal semakin lemah, dan akhirnya ion hidrat
terlepas kedalam larutannya. Senyawa kovalen larut dalam pelarut non polar, tetapi tidak dalam
air kecuali apabila molekulnya membentuk ikatan hidrogen dengan air. Senyawa organik
mengandung oksigen dengan 4 atom karbon atau kurang biasanya larut dalam air karena
terbentuk ikatan hidrogen seperti dibawah ini:
O-H
H

CH3

H
CH 2 =O . . .H

CH3

CH3

Unsur karbon sangat unik,karena adanya ikatan y berulang dengan sesamanya


membentuk senyawa berantai lurus atau lingkar y stabil. N-heksana,C6H12 dan
sikloheksana,C6H12,merupakan contoh-contoh dari molekul rantai lurus dan lingkar
beranggotakan 6 atom C.
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
n-heksana
satu senyawa rantai lurus

Isomer adalah molekul dengan rumus molekul yang sama tetapi berbeda struktur
molekulnya(maksudnya,penataan atom-atom dalam molekulnya berbeda).
(Tim Kimia Dasar.2010:77-78)
Dalam kristal ion,setiap ion menimbulkan gaya tarik dengan beberapa ion
disekelilingnya. Demikian pula ion dengan muatan yang sejenis akan saling bertolakan.
Sulit menentukan kekeuatan bersih gaya-gaya di dalam kristal ion. Besarnya gaya ini
berhubungan energi kisi(catice energi). Energi kisi adalah besarnya energi yang
dilepaskan. Jika ion-ion positif dan negatif yang terpisah di ionkan untuk berdekatan
membentuk kristal ion yang tersusun dari 1 mol unit rumus suatu senyawa.
Gaya tarik dianatara sepasang ion yang bermuatan berlawanan meningkat dengan
semakin meningkatnya muatan ion atau semakin menurunnya ukuran ion. Energi kisi
pada kebanyakan senyawa ion cukup besar sehingga ion-ion tidak mudah melepaskan diri
begitu saja dan berubah kefase gas. Padatan ion tidak menyublim pada suhu kamar.
Semua padatan ion dapat melekat jika diberi cukup energi panas untuk menghancurkan
struktur kristal. Pada umunya semakin tinggi energi kisi, semakin tinggi titik lelehnya.
(Petruci.1987:27)
Ikatan kovalen dihasilkan oleh sejumlah atom yang berpasangan elektron.
Molekul adalah spesies netral yang terdiri dari dua atau lebih atom yang sama atau
berbeda yang dihubungkan oleh ikatan kovalen.
1. Ikatan kovalen tunggal
Ikatan kovalen tunggal dihasilkan oleh pasangan elektron valensi patungan. Kadangkadang pasangan elektron pada ikatan tunggal ditunjukan dengan garis. Sebagaimana
dalam H-H untuk hidrogen.Notasi untuk jenis dinamakan rumus struktur,yaitu rumus
kimia yang menunjukan susunan atom dengan molekul.
2. Ikatan kovalen ganda dua atau ganda tiga
Atom dapat berpatungan dari sepasang elektron untuk mencapai konfigurasi. Elektron
gas mulia yang mantap. Atom karbon mempunyai 4 elektron valensi dan perlu 4 lagi
untuk mencapai konfigurasi gas mulia.Molekul C02 mengandung 2 elektron oksigen
yang masing-masing berpatungan sebanyak 2 elektron dengan karbon membentuk
dua ikatan ganda dua karbon-oksigen.

atau

(Antony.1992:8-10)

Yang dimaksud dengan ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dengan ion
negatif dalam pembentukan suatu persenyawaan. Gaya tarik menarik ion positif dan ion
negatif itu disebabkan oleh adanya gaya elektrostatik.
Contoh:Na+ + clBa2+ + S2-

NaCl
BaI

Umumnya senyawa ion terdiri dari logam sebagai kation(ion positif) dari sisa asam atau
hidroksil sebagai anion(ion negatif). Misalnya, Ni(OH)2, Fe(No)3, CaF2. Senyawa ion yang
padat terbentuk dari gaya tarik menarik yang kuat antara muatan listrik yang berlawanan disebut
ikatan ion.
Oleh karena itu senyawa ion memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Senyawa ion yang padat tidak mudah menguap dan memunyai titik didih yang tinggi(600
sampai 200C)
2. Senyawa ion yang padat tidak menghantar listrik karena ion-ion yang bermuatan listrik
itu telah terpaku kokok dalam posisi tertentu didalam ksis-kisi
3. Umumnya(tidak semua) senyawa ion larut dalam pelarut polar, sebaliknta senyawa ion
tidak larut dalam pelarut non polar.
(Achmad,Hiskia.1993:257-259)

Bergabungnya atom dengan atom tidk selalu melalui terbentuknya ion seperti telah
diterangkan dalam ikatan ion. Atom satu dengan atom lainnya dapat pula bergabung melalui
kerja sama atau pemakaian elektron valensi bersama dalam upayanya membentuk konfigurasi
gas mulia(kaidah duplet dan oktet).
Contoh:
Cl + Cl

Masing-masing atom karbon telah memenuhi kaidah oktet dan masing-masing hidrogen
telah memenuhi kaidah duplet.
Senyawa kovalen mengalami pengutipan jika:
a. Terdiri dari dua atom y tak senama
b. Terdiri dari tiga atom atau lebih yang memiliki pasangan elektron bebas dalam struktur
yang tak seimbang
Suatu senyawa kovalen tidak mengalami pengutipan jika:
a. Terdiri dari atom-atom senama
b. Mempunyai struktur molekul yang seimbang
(Sutresna,2007:111-112)

ALAT dan BAHAN


ALAT :
1.
2.
3.
4.
5.

Tabung kapiler
Termometer
Tabung reaksi
Sudip
Bunsen

BAHAN:
1. NaCl
2. KI
3. MgSO4
4. (CH3)2CHOH
5. C10H8
6. C6H4Cl2
7. CaCl4
8. Naftalen
9. P-dikloro benzena
10. Logam natrium
11. Isopropil alkohol
12. N-heksana

13. Siklo heksana


14. N-dekana
15. N-dekana
16. N-butil alkohol
17. 0- dikloro benzena
18. Air
19. Eter

IV.

PROSEDUR KERJA
A.

Perbandingan Titik Leleh

1. Sejumlah kecil urea ( 1-2 sudip) dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dimasukkan termometer
ke dalam tabung reaksi tersebut.
2. Tabung reaksi dipanaskan dengan menggunakan lampu spritus, diamati perubahan yang terjadi
pada sampel urea di dalam tabung reaksi.
3. Suhu tepat pada saat urea mulai meleleh dicatat, dan dicatat suhu pada saat seluruh sampel urea
dalam tabung reaksi meleleh. Kisaran suhu ini merupakan kisaran titik l eleh dari sampel urea.
4. Dilakukan percobaan ini sebanyak 3 kali.
5. Dilakukan prosedur yang sama untuk senyawa naftalena.
6. Prosedur diatas tidak dapat dilakukan untuk senyawa NaCl, Kl, dan MgSO 4. Cari data titik leleh
dari senyawa-senyawa tersebut berdasarkan buku refrensi.
B.

Perbandingan Kelarutan

1. Sebuah tabung reaksi diisi dengan air (Tabung 1) dan tabung reaksi lain dengan karbon
tetraklorida (Tabung 2).
2. Ditambahkan sedikit urea kedalam masing-masing tabung, kocok campuran dalam setiap
tabung.
3. Diamati apakah urea larut dalam tabung 1 maupun tabung 2.
4. Dilakukan prosedur yang sama untuk naftalena, isopropil alkohol, NaCl, Kl dan MgSO4.
5. Diamati kelarutan dari setiap senyawa dalam masing-masing tabung.
C. Perbandingan Daya Hantar
1. Gelas piala diisi dengan 50 mL akuades.
2. Elektroda karbon dihubungkan dengan arus listrik dan lampu.

3. Elektroda yang telah dihubungkan tersebut dimasukkan ke dalam gelas piala berisi akuades.
Amati perubahan yang terjadi.
4. Prosedur 1 3 diulangi, kali ini dengan ditambahkan beberapa tetes isopropil alkohol. Diamati
perubahan yang terjadi
5. Dilakukan prosedur yang sama, masing-masing dengan menambahkan urea, naftalena, NaCl, Kl
dan MgSO4.

PEMBAHASAN
A. Perbandingan kelarutan

Dalam percobaan ini,kami menyediakan 6 tabung reaksi yang masing-masing berisi isopropil
alkohol(CH3)2CHOH, C10H8, C6HCl2, NaCl,KI dan MgSO4.Kemudian,kami memasukkan 1
ml air dan diaduk-aduk. Melalui proses ini, kami dapat melihat bahwa ketika air dimasukkan
kedalam tabung reaksi isopropil alkohol, zat ini larut. Kemudian, kami memasukkan air kedalam
tabung berisi C10H8, zat ini juga larut. Demikian halnya dengan zat C6HCl2, NaCl, KI dan
MgSO4, ketika air dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi, semua zat-zat itu larut
dalam air.
Dalam percobaan yang kedua kami menyediakan 6 tabung reaksi yang masing-masing
berisi isopropil alkohol, C10H8, C6HCl2, NaCl,KI, dan MgSO4. Kemudian, kami memasukkan
karbon tetraklorida. Ernyata semua zat yang berisi dalam tabung reaksi larut semuanya.
B. Senyawa karbon berantai lurus dan lingkar

Melalui percobaan ini, dapat diketahui beberapa perbedaan antara heksana dan sikloheksana.
n-heksana
1.
2.
3.
4.

Golongan :termasuk alkana(hidrokarbon alifanki,rantai lurus dan bercabang)


Titik didih: mendidih pada suhu 65-70 C
Reaksi kimia:bereaksi dengan Br2 membentuk sikloheksana
Struktur molekul: berupa gas ikatan

5. Jumlah isomer: jumlahnya ada 5, yaitu n-heksana, 2metil pentana, 3metil pentana,
2,2metil butana, 2,3 dimetil butana
6. Fungsi:pelarut organik yang baik bagi senyawa kovalen
Sikloheksana
1. Golongan:termasuk alkana ramai melingkar(hidrokarbon,siklik,rantai tertutup dan
bercabang
2. Titik didih: mendidih pada suhu diatas 200-300 c
3. Struktur molekul: berupa ikatan yang terbentuk kursi
4. Jumlah isomer:jumlahnya ada 3 yaitu heksana, 2 metil siklopentana, 3 metil siklo pentane
Komposisi minyak bumi adalah:
Hidrokarbon 90-90%
Senyawa belerang 0,01-0,7%
Senyawa oksigen 0,01-0,4%
Organa logam sangat kecil
Dalam percobaan ini, kami juga membandingkan kekentalan n-heksana, n dekana
dan minyak bumi dengan meneteskan masing-masing senyawa.Pada percobaan
membandingkan sifat fisik dari n heksana dan sikloheksana,kami memperoleh data:
n heksan berwarna bening dan mempunyai bau yang menyengat
sikloheksana memiliki warna yang sama dengan n heksana

D.ISOMER
Senyawa dietil eter memiliki bau yang lebih menyengat dibandingkan dengan
alcohol. Sifat-sifat kimi alcohol adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bersifat polar
Bersifat netral
Mudah menguap
Mudah terbakar
Larut dalam air
Dapat bereaksi dengan Na

DISKUSI
B. Perbandingan kelarutan
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan ,isopropilcohol, C10H8, C6HCl2,
NaCl, KI dan MgSO4 larut dalam air.hal ino dapat terjadi karena air bersifat polar.
C. Senyawa karbon berantai lurus dan melingkar
Pada percobaan ini,kamo mendapatkan hasil bahwa n heksana dan sikloheksana samasama berwarna bening.namun bau keduanya berbeda. Heksana lebih baunya menyengat
dibandingkan dengan sikloheksana.maka disimpulkan bahwa senyawa karbon yang
berantai lurus memiliki bau yang sangat menyengat dari pada senyawa karbon
melingkar.karena senyawa karbpn berantai merupakan senyawa terbuka yang akan lebih
mudah bereaksi dengan unsure lainnya.
D. ISOMER
Melalui percobaan ini kami mendapatkan data,bahwa dietil eter memiliki bau yang
lebih menyengat dibandingkan dengan alcohol karena eter memiliki ikatan o diantara
atom c sedangkan alcohol todak memiliki ikaytan o diantara atom c
Contohnya: 1 propanal
CH3
CH2
CH2
OH (Alkohol)
Dimetil eter
CH3
O
CH3
(eter)

PERTANYAAN PASCA PRAKTEK


1.Manakah yang lebih tinggi titik lelehnya,kalsium klorida CaCl3 atau asetil krolida
CH3C(O)Cl?
Jawab: kalium klorida lebih tinggi titik didihnya karena adanya ikatan antar molekul
ion yang kuat dengan struktur molekul tertentu.
2. Mengapa naftalen tidak larut dalam air?
Jawab: karena naftalen merupakan senyawa kovalen dan bersifat non polar sedangkan
air bersifat polar
3. Mengapa senyawa ionic tidak dapat larut dalam heksana?
Jawab: karena ionic bersifat polar,sehingga larut dalam senyawa polar
4. Dietil eter sedikit larut dalam air.jelaskan peranan air dalam pelarut eter.

Jawab:Etil sukar larut dalam air karena molekul eter tidak terlalu polar serta tidak ada
ikatan hidrogennya.
5. Gambarkan 2 isomer dari dietil eter?
Jawab:C5H5
O
C2H3
dietil eter
CH2
C
C3H7
metil propel eter

KESIMPULAN
1. Dapat membedakan senyawa kovalen dan ionic. Senyawa kovalen mempunyai titik didih
dantitikleleh yang rendah,larut dalam pelarut non polar,terjadi antara unsure non logam
dengan non logam.senyawa ion mempunyaititik didih dan titik leleh yang tinggi,larut
dalam pelarut polar,terjadi antara unsure logam dan non logam.
2. Dapat mempelajari jenis ikatan dan struktur molekul y mempengaruhi senyawa secara
langsung karena ikatan pada setiap senyawa berbeda-beda baik molekul maupun
kepolaran.
3. Dapat membandingkan sifat fisik dan kimia beberapa pasang isomer y berbeda sesuai
dengan bentuk ikatan.
4. Dapat mempersiapkan diri untuk memasuki pratikum kimia organic

DAFTAR PUSTAKA
Antony.1992.Perinsip-Prinsip Kimia.Jakarta:Erlangga
Achmad, hiskia.1993.Kimia Dasar I. Jakarta:Universitas Terbuka
Petruci.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Jakarta:Erlangga

Sutresna, Nana.2007.Kimia Menarik. Jakarta:Erlangga


Tim Kimia Dasar.2011.Penuntun Pratikum Kimia Dasar.Jambi:Universitas Jambi

Percobaan 12
IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI
# Hari/Tanggal

# Tujuan
: 1.
Mengenal sifat fisis dan kimia alkohol, aldehida, keton, asam karboksilat,
halida,senyawa nitro, dan ester.
2. Melakukan uji yang khas untuk gugus fungsi.
II
LANDASAN TEORI
Banyak senyawa organik yang mengandung satu atom atau gugus atom yang
mensubstitusi hidrogen atau karbon dari senyawa hidrokarbon. Atom atau gugus atom tersebut di
sebut gugus fungsi. Setiap gugus fungsi mempunyai seperangkat sifat khusus.
Air merupakan senyawa hidrokarbon dengan satu atom H disubstitusi oleh satu gugus
OH.Alkohol juga dapat dianggap berasal dari air,H-OH, dengan atom H dig anti oleh gugus

alkil.Misalnya,C2H5OH dapat di anggap berasal dari H-OH dengan H diganti oleh gugus C2H5
(etil).
Berdasarkan letak OH- pada rantai hidrokarbon, alkohol dapat dibagi atas tiga golongan yaitu:
1. Alkohol primer.
2. Alkohol sekunder.
3. Alkohol tersier.
Aldehida dan Keton
Kelarutan aldehida dan keton dalam larutan berair natrium bisulfit dapat membedakannya dari
golongan senyawa organik lainnya ion sulfit akan mengoksidasi ikatan ganda dua karbon
oksigen, misalnya:
R = C = O + Na + HSO3 R2C OR
|
SO3 Na+
Tidak larut dalam air
larut dalam air
Asam dan basa
Asam organik dapat diperoleh dengan mengoksidasi alkohol atau aldehida dengan bahan
pengoksidasi kuat, miasalnya KMnO4. Penambahan asam mineral kuat pada garam organik
menghasilkan asam organik. Asam organik bereaksi cepat dengan NaHCO3 menghasilkan gas
O2.
R CO2 + Na+HCO3- RCO2-Na+ + HO2 + CO2
Basa organik pada umumnya mengandung gugus fungsi NH2.Pasangan elektron bebas pada
nitrogen menunjukkan sifatnye sebagai basa lewis .senyawa-senyawa organik yang larut dalam
air bersifat netral (pH=7).Asam mempunyai pH rendah sedangkan basa pH-nya tinggi.

Alkil Halida
Ion iodin aseton dapat mensubtitusi klorida atau bromida dari alkil halide.Natrium Iodida larut
dalam eseton, tetapi garam klorida dan bromida tidak.
RCl + Na+I- RI + NaCl(S)
RBr + Na+I- RI + NaBr(S)
Senyawa Nitro
Senyawa nitro sangat mudah direduksi oleh ferohidroksida,Fe(OH)2.Bahan pereduksi ini
tereduksi menjadi ferihidroksida Fe(OH)3.Terjadi perubahan endapan hijau menjadi merah
coklat, menandakan senyawa nitro tereduksi menjadi amina.
Ester
Ester dapat terbentuk dari reaksi asam anorganik dan asam organik dengan alkohol. Ester
biasanya mudah menguap dan mempunyai bau yang enak.Bau alami dari banyak bunga-bungan
dan aroma dari buah-buahan merupakan aroma dan salah satu atau beberapa ester.
( Drs.Epinur,dkk.2011.83-84 )

Dalam mempelajari senyawa organik selalu dimulai dari senyawa hidrokarbon. Senyawa
ini terbagi atas:
1. Hidrokarbon Alifatik
Adalah senyawa hidrokarbon yang tidak mengandung inti benzena baik dalam senyawa
yang berantai lurus dan bercabang maupun siklik.
2. Hidrokarbon Aromatik
Adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung inti benzena yaitu enam rantai karbon
yang melingkar tetapi stabil.
Hidroalifatik yang tidak mengandung ikatan rangkap disebut hidrokarbon jenuh
(alkana) dan yang mengandung ikatan rangkap disebut hidrokarbon tak jenuh (alkena dan
alkuna),Hidrokarbon siklik yang jenuh disebut sikloalkana.
( Syukri,1999:686-687 )
Banyaknya ragam dalam senyawa organik adalah hasil daro keterlibatan unsur-unsur lain
atau pengelompokan atom-atom (gugus fungsi) dam struktur hidrokarbon.
Alkana dibuat dari adisi H2 pada alkena dan alkuna dan reaksi antara alkil halida yaitu natrium.
Alkana dapat dibuat melalui reaksi eliminasi alkuna yang penting yaitu asetilena, dihasilkan
melalui reaksi kalsium karbosida dengan air. Alkuna yang lain di buat dari asetilena dengan
memanfaatkan keasaman ikatan C-H pada HC=CH.
( Petrucci,1987:69 )
Aldehida dan keton
Aldehida adalah senyawa organik yang karbon-karbonnya selalu berikatan dengan paling sedikit
satu hidrogen.
O
||
Rumus umum aldehida ialah: R-C-H

Keton adalah senyawa organik yang karbon-karbonnya dihubungkan dengan dua karbon
lain.
O
||
R-C-R
Karena keduannya mengandung gugus karbonil,sifat kimia aldehida dan keton serupa. Baik
aldehida maupun keton sangat reaktif. Tetapi aldehida biasannya lebih reaktif disbanding keton.
Aldehida dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul karena tidak adanya gugus
hidroksil. Dengan demikian titik didihnya lebih rendah dibandingkan alkohol pendonornya.
Tetapi aldehida dan keton dapat saling tarik-menarik melalui antaraksi pola-pola, sehingga titik
didihnya lebih tinggi dibandingkan alkana padatannya. Gaya tarik tersebut menjelaskan bahwa
semua aldehida dan keton berwujud cair/padat pada suhu kamar kecuali formaldehid, yaitu gas
yang berbau menyengat.

Kelarutan dalam air.


Aldehida dan keton membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air yang polar, semakin panjang
rantai karbon, kelarutan dalam air semakin menurun, bila rantai karbon melebihi lima atau enam
karbon,kelarutan aldehida dan keton dalam air sangat rendah.
( Will braham,1992:83-86 )
Asam karboksilat
Pada kondisi-kondisi yang sesuai baik alkohol maupun aldehida dapat dioksidasi menjadi asam
karboksilat, asam yang mengandung gugus karboksil, COOH.Asam karboksilat tersebut luas
dialam, asam ini ditemukan baik dalam tumbuhan maupun binatang. Semua molekul protein
terbuat dari asam amino,jenis khusus asam karboksilat yang mengandung gugus amino (-NH2)
dan gugus karboksilat
(-COOH) .Asam karboksilat pada umumnya merupakan asam lemah, asam karboksilat bereaksi
dengan alkohol untuk membentuk ester yang baunya sedap.
Ester
Ester mempunyai rumus umum RCOOR dimana R dapat berupa H, suatu gugus alkil atau suatu
gugus hidrokarbon dan R adalah gugus alkil / gugus hidrokarbon aromatik.
Gugus fungsi pada ester adalah COOH dengan adanya katalis asam karboksilat dan
alkohol.istilah penyabunan (safonification) mula-mula digunakan untuk menjelaskan reaksi antar
ester dan natrium hidroksida menghasilkan natrium steorat. Penyabunan kini telah menjadi
istilah umum untuk hidrolisis basa dari semua jenis ester. Reaksi hidrokarbon mudah larut dalan
zat berminyak. Sedangkan gugus karboksilat tetapi diluar permukaan non polar minyak.
( Chang,2004:301-303 )

III
PERTANYAAN PRA PRAKTEK
1. Bagaimana membedakan alkohol dengan hidrokarbon?
Jawab:-alkohol : turunan hidrokarbon yang satu atau lebih atom H-nya diganti dengan
gugus
hidroksil.
-hidrokarbon:senyawa yang tersusun atas atom H dan atom C.
2. Mengapa alkohol mempunyai sifat diantara hidrokarbon dan air?
jawab: karena alkohol merupakan turunan hidrokarbon dan alkohol mempunyai rumus
molekul
R-OH, strukturnya serupa dengan air, tetapi satu atom hidrogennya
deganti dengan
gugus alkohol.
3. a. Bagaimana cara membuat ester dilaboratorium?
Jawab:
O
O
||
||
R OH + R C OH

R C OR + H2O
Alkohol
asam karboksilat
ester
air

b. Bagaimana cara membuat asam karboksilat di laboratorium?


Jawab:
O
O
||
||
[O]
[O]
R CH2 O R C H R C OH
4. Tulislah rumus molekul aldehida yang terbentuk dari oksidasi alkohol.
Jawab:
O
||
[O]
R CH2 OH R C H
Alkohol primer
aldehid
5. Bagaimana membedakan asam organik dari basa organik?
Jawab: untuk membedakan asam organik dan basa organik dapat diketahui dari atom
penyusunnya ,bila mengandung H+ maka termasuk asam organik.
6. Tulis rumus molekul asam yang terbentuk dari oksidasi etanol?
Jawab:
C2H5OH + 2[O] CH3COOH + H2O
IV
ALAT DAN BAHAN
ALAT :
Tabung reaksi
Kertas lakmus
Pengaduk
Pipet tetes
Bunsen
Kaki penyangga
BAHAN:
Alkohol
5ml NaOH 10%
I2/KI 10%
Akuades
2 ml K2Cr2O4 0,1M
1 ml H2SO4
Aldehida
NaHSO3 40%
CH3OH

Keton
Asam salisilat
NaHCO3 10%
KMnO4 0,1M
Etanol
Nitrobenzene
KOH
Fe(NH4)2(SO4)2 15%

I.A. ALKOHOL

0,5 ml alkohol
Dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml air.
5 ml NaOH 10%
Ditambahkan kedalam campuran (I)
Digoyangkan tabung reaksi
Diteteskan I2/KI 10% sampai jelas warna coklat dari I2.
Tabung reaksi
Dipanaskan dalam penangas air yang suhunya tidak lebih dari 60%
Ditambahkan lagi I2/KI sehingga warna coklat tuabertahan selama 2
menit.
Tabung reaksi
Dibiarkan isinya menjadi dingin.
Ditambahkan beberapa tetes NaOH 10% untuk mengeluarkan yang
berlenih sambil tabung di goyang.
Diisi dengan akuades dan dibiarkan selama 15 menit.
Diamati

B. OKSIDASI ALKOHOL

V
PROSEDUR KERJA

2 ml K2Cr2O7 0,1 M
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 150 mm
1 ml H2SO4 pekat
.ditambahkan perlahan-lahan
Diaduk sampai larut dan dinginkan
2 ml alkohol
Ditambahkan kedalam campuran
Diamati dan dicatat hasilnya

II.ALDEHIDA DAN KETON


3 ml NaHSO3 40%
Dimasukkan dalam tabung reaksi 150 mm yang berisi 1 ml aldehid
2 tetes alkohol
Ditambahkan sambil tabung digoyang
Jika terbentuk senyawa padat, ditambah 3 ml air suling.

III. ASAM DAN BASA


A.Keasaman
satu asam organik dan basa
Disediakan
Ditambahkan 0,1gr/1,2ml larutan kedalam tabung 75mm

Yang berisi 1ml air suling


Contoh tidak larut air
Ditambahkan beberapa tetes alkohol sampai larut
Dicatat hasil pengamatan
B.Dekarboksilasi

2ml 0,1M KMnO4


Dimasukkan kedalam tabung reaksi 150mm
1ml etanol
Ditambahkan kedalam larutan
Diperhatikan perubahan yang terjadi
Dicatat hasil pengamatan

IV. SENYAWA NITRO

0,1gr Kristal asam salisilat


Dimasukkan dalam tabung reaksi 150mm
Ditambahkan 2ml NaHCO3 10%
Diperhartikan apakah timbul gas O2
Dicatat hasil pengamatan

C.Oksidasi

Diulangi percobaan 1,2,3 dengan menggunakan keton.


Dicatat hasil pengamatan

10mg nitrobenzena
Dimasukkan dalam tabung reaksi 150mm
Dicampur dengan 1,5ml Fe(NH4)2(SO4)2 15%
1ml KOH 15%
Ditambahkan dalam suasana alkohol
Diaduk kuat-kuat
Diamati dan dicatat hasilnya

V. ESTER
Pembuatan minyak gandapura

asam salisilat HOC6H4COOH


Dimasukkan kedalam tabung reaksi 75mm
5 tetes H2SO4 3M & 3 tetesair
Ditambahkan
Setelah 1,5 menit, ditambahkan 3 atau 4 tetes

Metanol CH3OH
Tabung reaksi
Dipanaskan selama 20-30 menit
Diamati dan dicatat hasilnya

# DATA PENGAMATAN #
I. AlKOHOL
A. Uji iodoform

Nama

Nama
alkohol
golongan
1. Metanol

2. Etanol
3. I-propanol
4. T-butanol
Kesimpulan pengamatan:

B. Oksidasi alkohol

Nama

Nama
alkohol
golongan
1. Metanol

2. Etanol

3. I-propanol

4. T-butanol

II.ALDEHIDA DAN KETON

pengamatan

Hasil
iodoform

Pengamatan

Berbau menyengat,
berwarna hijau pekat, tidak
mengendap.

Bau menyengat,
warna hijau, tidak terlalu
pekat.

Bau menyengat, ada


2 lapisan,atas bening, bawah
hijau kehitaman.

Bau menyengat,dan
larutan berpisah, atas
kuning bawah hijau
kehitaman.

Hasil
oksidasi

Uji natrium bisulfit


Nama senyawa

1. Benzaldehid + NaHSO3

2. Benzaldehid + 1 tetes metanol


3. Benzaldehid + 1,5 ml air suling
dst.

III. ASAM DAN BASA


a. pH

Nama senyawa
1. asam salisilat
2. NaOH

b. Uji natrium bikarbonat

Nama senyawa
1. Kristal asam
Salisilat

Perubahan akibat uji

Terdapat 2 lapisan atas


minyak, dibawah bening
kuning.
Warna bening,terbentuk
padatan.
Warna putih susu, tidak larut.

Asam/basa
Asam (pH 2)
Basa (pH 13)

Perubahan akibat uji

Tetes 10, terjadi gas, tetes 20


larutan bening , tetesan terakhir larutan
bening

Dan gas hilang.

Str
uk
tur
ki
mi
a
pr
od
uk

Struktur kimia
Padatan
larutan

Struktur
kimia produk

c. Oksidasi
Reaksi : CH2 CH2 OH + KMnO4 KOH + KH3 CH2 MnO4
Pengamatan : warna ungu semakin pekat, berbau alkohol yang menyengat.
Kesimpulan : warna ungu menjadi pekat dan berbau alkohol dikarenakan reaksi
antara KMnO4 dan etanol.

IV.SENYAWA NITRO
Uji ferohidroksida
Nama senyawa

Perubahan akibat uji

Struktur kimia produk

V. PEMBUATAN MINYAK GANDAPURA


Reaksi : HOC6H4COOH + H2SO4
Pengamatan : terbentuk bau mint / mentol.
Kesimpulan :

VI
PEMBAHASAN

Pada percobaan ke-12 ini tentang identifikasi gugus fungsi, bertujuan untuk
mengenal sifat fisis dan kimia alkohol, aldehida, keton, asam karboksilat, halida, senyawa
nitro dan ester.serta dilakukan uji yang khas untuk gugus fungsi.

Pada percobaan ini, kami hanya melakukan beberapa percobaan, hai ini
dikarenakan tidak tersediannya alat dan bahan. Setelah dilakukan percobaan sesuai
dengan prosedur kerja, maka di dapatkan hasil sebagai berikut:
I. B. Oksidasi Alkohol
Pada percobaan ini adalah untuk mengetahui oksidasi yang terjadi pada beberapa alkohol.
Metanol ( CH3OH) mempunyai bau yang menyengat, berwarna hijau pekat dan
tidak mengendap.
Etanol (C2H5OH) mempunyai bau yang menyengatberwarna hijau tetapi tidak
terlalu pekat.
I-propanol (alkil alkohol), baunya menyengat dan terdapat 2 lapisan yang
berpisah.lapisan atas berwarna bening, sedangkan lapisan bawah berwarna hijau
kehitaman.
T-butanol memiliki bau yang menyengat juga dan terdapat lapisan yang berpisah,
lapisan atas berwarna bening, dan lapisan bawah berwarna hijau kehitaman.

II. Aldehida dan keton


Pada percobaan ini, yaitu benzaldehid + NaHSO3 menghasilkan perubahan yaitu terdapat
2 lapisan, yang di atas minyak dan dibawah bening kuning.selanjutnya benzaldehid + 1
tetes methanol, perubahan yang terjadi yaitu warna berubah menjadi bening dan
terbentuk padatan atau endapan.dan yang terakhir adalah benzaldehid + 1,5ml air suling,
Perubahan yang terjadi yaitu warna berubah menjadi putih susu dan tidak larut.


III. Asam dan basa
A. pH
Pada percobaan ini, senyawa yang digunakan adalah asam salisilat dan NaOH.
Pada senyawa asam salisilat yaitu asam (pH 3) mempunyai struktur kimia
padatan.sedangkan pada senyawa NaOH yaitu basa (pH 13) dengan struktur kimia
larutan.
B. uji natrium bikarbonat
Setelah 0,1 gr Kristal asam salisilat dimasukkan dalam 150 mm ke dalam tabung
reaksi dan ditambah 2 ml NaHCO3 10% maka timbul gas CO2 yang berasal dari
natrium karbonat.

C. Oksidasi
2 ml KMnO4 yang dimasukkan dalam tabung reaksi 150mm, setelah ditambah
1ml etanol warnanya dari ungu berubah semakin pekat dan berbau alkohol,
dikarenakan terjadinya reaksi antara KMnO4 dan etanol dengan persamaan reaksi:
CH3 CH2 KmnO4 KOH + KH3 CH2 MnO4

IV. Pembuatan minyak gandapura


Pada percobaan ini, asam salisilat dimasukkan kedalam tabung reaksi 75mm, kemudian
ditambahkan 5 tetes H2SO4 3M dan 3 tetes air, dibiarkan selama 1,5 menit, setelah itu
ditambahkan 4 tetes methanol CH3OH dan didapatkan hasil pengamatan, terdapat bau
mint/mentol dari reaksi tadi yang telah dicampurkan.

VII
DISKUSI

Pada percobaan ke-12 ini, mengenai identifikasi gugus fungsi, percobaan tidak
sepenuhnya dilakukan, dikarenakan tidak adanya alat dan bahan, sehingga percobaan
hanya di lakukan beberapa saja.

Pada percobaan oksidasi alkohol, senyawa methanol, etanol,i-propanol dan tbutanol setelah di uji sama-sama memiliki bau yang menyengat, Hal ini disebabkan
karena senyawa-senyawa tersebut termasuk senyawa alkohol, sehingga baunya hampir
sama seperti bau alkohol.sedangkan untuk percobaan aldehida dan keton terdapat
perbedaan yang mencolok, yaitu senyawa aldehid terbentuk endapan, sedangkan keton
tidak terbentuk endapan.
Selanjutnya percobaan tentang asam dan basa, kristalasam salisilat setelah dicampur
dengan NAHCO3 menimbulkan gas CO2 yang berasal dari senyawa natrium karbonat.
Sedangakn untuk percobaan oksidasi,percobaan terjadi reaksi antara etanol dan KMNO4
yang ditandai dengan warna ungu berubah semakin pekat dan berbau alkohol. Percobaan

terakhir yaitu pembutan minyak gandapura, disini terjadi reaksi antara asam salisilat
H2SO4 dan metanol sehingga menimbulkan bau mentol/mint.

# PERTANYAAN PASCA PRAKTEK #

1. Tuliskan rumus molekul propanol dan isopropanol?


Jawab:
Propanol : CH3 CH2 CH2 OH
CH3 + OH
Isopropanol : CH3 CH OH
C3H + OH

CH3

2. Ester apa yang dikaitkan dengan bau yang khas dari ..


Jawab:
a. Nenas : C3H + COOH3 (metal butanol/ metal butirot)
b. Jeruk: C2H3COOC2H5 (etil etanoat/etil asetat)
c. Anggur: NH3C6H4COOCH3

3. Bagaimana membedakan senyawa-senyawa berikut.


a. CH3NH2 dengan CH3OH
- CH3NH2 mempunyai gugus amino.
- CH3OH mempunyai gugus hidroksil (alkohol)
b. C2H6 dengan t-C4H4OH
- C2H6 termasuk senyawa hidrokarbon,tidak bereaksi dengan natrium,PCl3 & PCl5.
- t-C4H4OH termasuk senyawa alkohol, bereaksi dengan NA,PCl5 dan PCl3.
c. CH3CHO dengan CH3CH2OH
- CH3CHO termasuk senyawa aldehid , tidak bereaksi dengan I2 dan NaOH, bila
diuji dapat bereaksi dengan pereaksi fehling dan tollens.
- CH3CH2OH termasuk senyawa alkohol, dapat bereaksi dengan I2 dan NaOH,serta
tidak dapat bereaksi dengan pereaksi fehling dan tollens.
d. CH3COOH
dengan CH3CH3
- CH3COOH (asam asetat) termasuk senyawa asam karboksilat , dapat diuji dengan
kertas lakmus, bersifat asam, bereaksi dengan alkohol membentuk ester.
- CH3CH3 termasuk senyawa hidrokarbon (alkohol), berwujud gas dan tidak
bereaksi dengan alkohol.
e. CH3CH2Cl dengan CH3CH2CH3
- CH3CH2Cl termasuk alkil halide dan haloalkanal.
- CH3CH2CH3 termasuk senyawa hidrokarbon (alkana), berwujud gas, dan tidak
dapat bereaksi dengan alkohol.
f. CH3CH2CHO dengan CH3CH2CH2Cl
- CH3CH2CHO (propanol) termasuk senyawa alkohol, bereaksi dengan pereaksi
fehling dan Tollens dan dapat direduksi.
- CH3CH2CH2Cl (propel klorida), tidak dapat bereaksi dengan pereaksi Fehling dan
Tollens dantidak dapat direduksi.

4. Asam asetat dapat dibuat dengan mengoksidasi etanol dengan ion pemanganat dalam
suasana asam.Tulislah reaksi reduksi yang terjadi.
Jawab:
C2H5OH(aq) + KMnO4(aq) + H2SO4
CH3COOH(aq) + K2SO4(aq) + H2O(aq)

||
CH3 CH2 OH
CH3 C OH

VIII
KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang di dapat, maka dapat disimpulkan bahwa:


1. Gugus fungsi seperti alkohol, aldehid, keton, asam karboksilat, halida,senyawa nitro dan
ester.antara satu dengan yang lain mempunyai sifat fisis dan sifat kimia yang berbedabeda, sehingga dapat di bedakan antar satu sama lain.
2. Gugus fungsi dapat dilakukan uji idoform, uji natrium bikarbonat, uji ferohidroksida
untuk mengetahui tingkat keasaman (pH) maupun sifat khas lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

# Chang,Raymond.2004.Kimia Dasar Konsep-Konsep inti Edisi ke-3.Jakarta: Erlangga


# Epinur,dkk.2013.Penuntun Pratikum Kimia Dasar.Jambi.UNJA
# Petrucci,Ralp H.1987.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Jakarta: Erlangga

# Syukri.1999.Kimia Dasar 2.Bandung: ITB


# Willbraham,C.Antony.1992.Pengantar Kimia Organik dan Hayati.Bandung:ITB

PERCOBAAN 13

Hari/Tanggal :

ESTER

Tujuan Praktikum :

1. Mensintesis sekuranng-kurangnya 3 macam ester


2. Mengetahui pengaruh konsentrasi alkohol terhadap reaksi kesetimbangan pada
pembuatan ester.
3. Mengetahui pengaruh konsentrasi asam karboksilat terhadap reaksi
kesetimbangan pada pembuatan ester

4.

Mengenal bau khas dari beberapa macam ester.

5. Menggunakan ester sebagai bahan pembuatan sabun.


6. Mengetahui prinsip saponifikasi.
7. Membuat berbagai macam sabun untuk bahan pencuci dan untuk kosmetik.
8. Menguji daya kerja sabun dalam air sadah.

A. LANDASAN TEORI

Dalam sistem IUPAC dan nama trivial, ester dan garam karboksilat

diberi nama yang terdiri dari 2 kata. Kata pertama adalah nama substitusi yang diikat
pada O2 gugus karboksilat. Kata kedua yaitu nama aslinya dengan menghilangkan kata
asam.

CH3

Etil etanoat, etil asetat

OC2H3

(Matsjah Sabirin, 1992 : 4142)

Ester memiliki rumus umum R


OR dimana R dapat berikatan dengan gugus alkil atau gugus hidrokarbon

aromatic. Ester bereaksi dengan air untuk menghasilkan asam karboksilat dan alkohol.

CH3COOC2H5

H2O

CH3COOH + C2H5OH

(Raymond, 2004 : 352-354)

Reaksi-reaksi pada ester

1. Alkoholisis, yaitu terbentukya ester yang lain (Transesterification)

OO

C + ROH

asam

C + ROH

OR

basa

OR

2. Hidrolisis menjadi Asam Karboksilat

H+

RCOOH + ROH

OR

RCOOH- + ROH

OH-

3. Reaksi dengan senyawa Grignard terbentuk alkohol tersier

C + H 2O

R
C

C + OR + 2RMgX

OH
4. Reaksi menjadi alkohol

a. Hidrogenasi katalik

C + 2H 2

Cu.CuCrO 4

RCH2OH + ROH

OR

b. Reduksi kimia

OR

+ Na

RCH2OH + ROH

(Respati, 1986 : 168-169)

Keisomeran pada ester

Keisomeran pada ester dimulai

dari ester yang tersusun atas 4 atom karbon, yaitu ester dengan rumus molekul C 4H802. Ini
merupakan isomer struktural.

Isomer

fungsional

senyawa dengan rumus molekul sama tetapi berbeda gugus fungsinya.

yaitu

dua

Sifat-sifat ester

Bersifat polar pada umumnya,

sehingga menyebabkan senyawa ester dengan atom karbon sedikit larut dalam air.

(Sutresna, 2007: 225)

Ester-ester karboksilat

Alkohol dengan asam karboksilat

dan turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Reaksi ini disebut
Esterifikasi. Esrterifikasi anorganik dari alkohol ialah senyawa yang dihasilkan oleh
reaksi antara alkohol dengan asam mineral

Sulfonat

Reaksi antara asam sulfat pekat

dapat menghasilkan ester sulfat monoalkil / dialkil. Monoester diberi nama alkil hidrogen
sulfat, asam alkil sulfat / bisulfat.

Sulfanoat

Yaitu

suatu

ester

anorganik

dengan rumus RSO2OR memiliki gugus alkil atau alkil yang terikat langsung pada atom
belerang.

B. PERTANYAAN PRA PRAKTEK

(Fessenden, 1986 : 281)

1. Tuliskan rumus umum dari

senyawa ester !

Jawab : R

2. Tulislah struktur umum dari :

a) Alkohol primer, b) Alkohol sekunder,

c) Alkohol tersier !

3. Tuliskan persamaan reaksi

antar :

a. Alkohol primer dengan asam

karboksilat

OH + R

OH

OR + H2O

b. Alkohol

sekunder

OH + R

dengan

asam karboksilat

OH

CH

CH

R + H2O

c. Alkohol tersier dengan asam

karboksilat

R R
R

CH

R + R C

OH

CH

OH

4. Tuliskan reaksi pembuatan

aspirin (Asetil salisilat)

5. Apa bedanya Esterifikasi dan

netralisasi ?

Jawab : Esterifikasi yaitu suatu metode untuk menghasilkan ester dengan cara
mereaksikan asam karboksilat denngan alkohol pada suasana asam.

Netralisasi yaitu reaksi antara

asam dengan basa yang menghasilkan garam dan air.

6. Apa bahan dasar pembentukan sabun ?


Jawab : Basa kuat dan ester

7. Gambarkan satu molekul khas lemak dan tulislah persamaan saponifikasi untuk
menghasilkan sabun natrium !

Jawab :

molekul khas lemak :

O
CH2

R1

O
CH

R2

R3

O
CH2

Persamaan reaksi saponifikasi :

O
CH2

R1

O
CH

CH2
R2 + 3NaOH

3R

COONa + CH2

O
CH2

CH2
C

R3

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat

2. Bahan

Tabung reaksi

Asam asetat glacial

Pipet tetes

150 ml Alkohol

Penangas air

Asam sulfat

Kaca arloji

Asam benzoate

OH
OH
OH

Bunsen

n- Butanol

Gelas piala

larutan panas NaCl jenuh

Batang pengaduk

Asam salisilat

Sudip

Metanol

Minyak kelapa

NaOH

Etanol

D. PROSEDUR KERJA

A. Sintesis dan identifikasi ester

1ml CH3COOH + 1ml Isoamil


alkohol

Dimasukan kedalam tabung reaksi


10 tetes H2SO4
6M

Ditambahkan kedalam tabung reaksi lalu diaduk

Tabung reaksi dimasukan kedalam penangas air 10 menit sampai terbentuk 2


lapisan

Dipindahkan lapisan atas yang terbentuk kedalam kaca arloji menggunakan pipet
tetes

Diidentifikasi zat tersebut dengan dicium baunya

Hasil
pengamatan

B. Esterifikasi dengan alkohol berlebih


3ml

asam

Dimasukan kedalam masing-masing 3 tabung reaksi


Alkohol 2ml, 3ml,
D
4ml

Ditambahkan berturut-turut kedalam tabung reaksi 1, 2, dan 3

10 tetes H2SO4
6M

Ditambahkan kedalam masing-masing 3 tabung reaksi lalu dipanaskan 10 menit

Hasil
C. Sintesis beberapa ester
pengamatan
Asam
benzoat
250ml + 3ml
metanol +
15 tetes

Asam asetat
1ml + nbutanol 1ml
+ 10 tetes
H2SO4

Asam butirat
1ml + nbutanol 1ml
+ 10 tetes
H2SO4

Dilakukan dengan cara yang sama seperti pada percobaan A

Hasil
pengamatan

D. Esterifikasi dengan asam berlebih


4ml, 6ml, 8ml
asam

Dimasukan kedalam 3 tabung reaksi

3ml
alkohol

Ditambahkan kedalam masing-masing tabung reaksi

15 tetes H2SO4

Ditambahkan kedalam masing-masing tabung reaksi, lalu dikocok merata dan


dipanaskan

Hasil
pengamatan

E. Saponifikasi ester
1ml NaOH 10%

Dimasukan kedalam tabung reaksi


3ml NaOH 10%

Ditambahkan kedalam penangas air sampai bau ester hilang, lalu dipanaskan
tabung reaksi 25 menit

Didinginkan tabung reaksi tersebu dibawah aliran air dingin


1ml HCl 10%

Ditambahka kedalam tabung reaksi yang telah dingin lalu diaduk

Diperiksa keasamannya dengan kertas lakmus

Hasil
pengamatan

F. Pembuatan sabun
5ml minyak

kelapa +

15ml NaOH

3M + 20ml
etanol

Dimasukan kedalam gelas piala 500ml lalu diaduk. Dipanaskan pada suhu 90C
selama 20 menit dan didinginkan

Diambil sedikit padatan yang terbentuk dan dimasukan ke tabung reaksi, lalu
dilarutkan dengan air panas dan dikocok kuat-kuat

2ml larutan panas NaCl


jenuh

Ditambahkan kedalam gelas piala, lalu diuji nyala dalam berbagai larutan

Hasil
pengamatan

E. TABEL PENGAMATAN

A. Sintesis dan Identifikasi Ester

* Tuliskan persamaan reaksi

esterifikasi

Jawab :

OH + R OH

OR + H2O

OO

* Apakah reaksi berjalan seperti

yang dituliskan ?

Jawab : Tidak,

* Bukti-bukti terjadinya reaksi ?

Jawab : Tidak ada, karena tidak

terjadi reaksi

* Ester yang dihasilkan berbau

seperti apa ?

Jawab : Tidak menghasilkan bau

karena tidak terjadi reaksi

B. Esterifikasi dengan alkohol

berlebih

Volu

Te

me

bal

asam

lap

(ml)

isa

Ba
u

n
a

est

er

c
o
h
o
l

0,5

cm

on

0,3

Bal

cm

on

Bal

C. Reaksi beberapa Ester

0,2

Bal

cm

on

Persamaan

Be

Reaksi

Ciri-ciri fisis produk

rea
ksi
/Ti
da
k
ber
ea
ksi

a.

- bau menyengat

- terdapat endapan

Be
rea
ksi

b.

- bau menyengat

- terdapat endapan

- terbentuk 2 lapisan

Be
rea
ksi

c.

- berubah warna dari pink


Be
rea
ksi

menjadi bening

- terdapat 3 lapisan

- tidak ada endapan

D. Esterifikasi dengan asam

berlebih

Vo

lu

me

asa

(m

(ml)

Tebal

Bau

lapisan

Alkoh

ester

ol

l)

2 lapis

Mente
ga

2 lapis

Minya
k
zaitun

2 lapis

Bunga

E. Saponifikasi ester

* Gambarlah rumus bangun metil salisilat dan buatlah persamaan reaksinya dengan
NaOH

Jawab : HOC6H4COOH + NaOH

HOC6H4COONa + H2O
* Tuliskan persamaan reaksi dari produk di atas dengan HCl !

Jawab : HOC6H6COONa + H2O

+ HCl

HOC6H4COOH+ NaCl + H2O

* Bagaimana hasil pemeriksaan dengan kertas lakmus ?

Jawab : HOC6H6COONa + 1ml

HCl 10%

HOC6H4COOH+ NaCl + H2O

pH larutan 11 ( basa kuat).

F. PEMBAHASAN

A. Sintesis dan Identifikasi ester

Percobaan ini dilakukan dengan

cara memasukan 1ml asam asetat glacial kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1ml
isoamil alkohol ( bisa diganti etanol ). Setelah itu masukan 10 tetes asam sulfat 6M lalu
diaduk. Kemudian masukan tabung reaksi kedalam penangas air 10 menit lalu perhatikan
terbentuknya 2 lapisan. Pindahkan beberapa tetes lapisan atas ( lapisan ester) kedalam kaca
arloji lalu identifikasi baunya.

Berdasarkan

hasil

percobaan,

dituliskan persamaan reaksi esterifikasi sebagai berikut :

R
OR + H2O

OH + R

OH

OO

O
Ternyata reaksi tidak berjalan

sebagaimana yang telah dituliskan. Dikarenakan reaksi tidak berjalan, maka bukti-bukti
terjadinya reaksipun tidak ditemukan, dan juga karena lapisan ester tidak terbentuk maka
aroma buah seperti apa juga tidak tahu. Sehingga disimpulkan bahwa percobaan ini gagal.

B. Esterifikasi dengan alkohol

berlebih

Esterifikasi

dilakukan

dengan

memasukan 3ml asam masing-masingnya ke dalam 3 tabung reaksi. Lalu tambahkan


berturut-turut alkohol 2ml, 3ml, dan 4ml kedalam tabung reaksi tersebut. Kemudian teteskan
10 tetes asam sulfat 6M ke dalam setiap tabung dan panaskan selama 10 menit di atas
penangas air.

Berdasarkan

percobaan,

diperoleh hasil bahwa pada tabung pertama tebal lapisan ester yang terbentuk adalah 0,5cm,
sedangkan pada tabung kedua tebal lapisan esternya yaitu 0,3cm dan tebal lapisan ester pada
tabung ketiga yaitu 0,2cm. Ketiga lapisan yang terbentuk pun sama-sama beraroma seperti
balon.

C. Sintesis beberapa ester

Percobaan ini dilakukan dengan

cara yang sama dengan percobaan A. Pengujian pertama dengan cara mencampurkan asam
benzoate 250ml dengan methanol 3ml dan 15 tetes asam sulfat 6M. Pengujian kedua dengan
menggunakan CH3COOH 1ml dengan n-Butanol 1ml dan 10 tetes H2SO4. Serta pengujian
ketiga dengan mencampurkan asam butirat 1ml dengan n-Butanol 1ml dan 10 tetes H2SO4.

Berdasarkan percobaan diperoleh

hasil pada pengujian pertama dimana asam benzoat 250ml dicampurkan dengan metanol 3ml

dan H2SO4 10 tetes ternyata bereaksi dan menghasilkan bau yang menyengat disertai adanya
endapan. Pada pengujian kedua dimana CH3COOH 1ml dicampurkan dengan n-Butanol dan
10 tetes H2SO4 ternyata juga bereaksi. Bukti-bukti terjadinya reaksi yaitu timbulnya bau yang
menyengat dan terdapat endapan serta terbentuk 2 lapisan. Sama halnya pada dua pengujian
sebelumnya, pengujian ketiga juga ternyata bereaksi dan menghasilkan perubahan warna dari
pink menjadi bening , selain itu juga terbentuk 3 lapisan akan tetapi tidak menimbulkan
endapan.

D.

Esterifikasi

dengan

asam

berlebih

Kedalam

tiga

tabung

reaksi

masing-masing dimasukan 4ml, 6ml, dan 8ml asam. Lalu tambahkan kedalam masingmasing tabung 3ml alkoholnya. Kemudian tetskan 15 tetes H 2SO4 kedalam setiap tabung, lalu
dikocok dan dipanaskan diatas penangas air.

Berdasarkan percobaan diperoleh

hasil bahwa pada tabung pertama menghasilkan 2 lapisan dengan beraroma seperti mentega.
Pada tabung kedua menghasilkan 2 lapisan juga akan tetapi aromanya seperti minyak zaitun,
dan pada tabung ketiga mengahasilkan 2 lapisan dengan aroma seperti bunga.

E. Saponifikasi ester

Mula-mula

1ml

NaOH

10%

dimasukan ke dalam tabung reaksi kemudian 3ml NaOH 10% ditambahkan ke dalam
penangas air sampai bau ester menghilang sejalan dengan berkurangan lapisan ester.
Kemudian dipanaskan 25 menit lalu didinginkan. Setelah itu 1ml HCl 10% ditambahkan.
Lakukanlah uji coba keasamannya menggunakan kertas lakmus. Selanjutnya tambahkan lagi
HCl 10% 15-20 tetes sampai campuran bersifat asam.

Dari percobaan dapat dituliskan

bahwa persamaa reaksi dari campuran diatas yaitu sebagai berikut :

HOC6H4COOH

NaOH

HOC6H4COONa + H2O
Kemudian

produk

yang

dihasilkan dari persamaan reaksi diatas bereaksi lagi dengan HCl, sehingga persamaan
reaksinya menjadi :

HOC6H6COONa + H2O + HCl

HOC6H4COOH+ NaCl + H2O

Dan

ketika

diujikan

dengan

kertas lakmus, pH larutan tersebut yaitu 11, artinya termasuk basa kuat ( ketika ditambahkan
NaOH) dan ketika ditambahkan HCl larutannya bersifat asam.

G. PERTANYAAN PASCA PRAKTEK


1. Gambarlah struktur Trigliserida yang anda gunakan dalam percobaan ini, lalu tulis
persamaan penyabunan !

Jawab : Struktur trigliserida :

O
CH2

R1

O
CH

R2

R3

O
CH2

Reaksi penyabunan :


COONa + R

COO

R + NaOH

OH

2. Jelaskan mengapa penambahan campuran reaksi kedalam air dapat digunakan sebagai uji
kesempurnaan penyabunan ?

Jawab : karena pada saat dilakukan penambahan campuran reaksi ke dalam air
akan terbentuk busa yang banyak, yang artinya reaksi penyabunan terbentuk
sempurna. Namun sebaliknya, jika penambahan campuran reaksi ke dalam air
hanya menghasilkan sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali busa , berarti
reaksi penyabunan tidak berjalan sempurna.

3. Setelah pengasaman sabun, anda memperoleh endapan, yaitu asam lemak. Apakah asam
lemak ini murni atau campuran ? jelaskan !

Jawab : murni, sebab asam lemak tersebut berasal dari asam karboksilat tertentu
yang murni dan jika direaksikan dengan ester dan gliserol akan menghasilkan
lemak dan minyak.

4. Mengapa sabun tidak bekerja baik dalam air sadah?

Jawab : karna air sadah mengandung ion- ion Ca2+ dan Mg2+ dan jika bereaksi
dengan HCO3- Cl-

dan SO4-

menyebabkan sabun sukar berbuih bahkan

mengendapkan sabun.

5. Apakah air di laboratorium anda tergolong air sadah? Bagaimana


pembuktiaanya ?

Jawab : bukan tergolong air sadah, karena ketika sabun dimasukkan kedalam air
tersebut menghasilkan busa yang banyak.

6. Jika pada pabrik sabun tersedia minyak kelapa 1ton, berapa kilo kah NaOH yang
diperlukan untuk membuat sabun ?

Jawab : berdasarkan produk yang

dihasilkan dari persamaan di bawah, dibutuhkan sekurang-kurangnya 3 ton NaOH atau


setara dengan 3000 Kg.

O
CH2

CxHy

CH

CxHy + 3NaOH

O
CH2

CH2OH

CH + 3CxHC

Na+

CH2OH
C

CxHy

H. DISKUSI
A. Sintesis dan Identifikasi Ester

Persamaan reaksi :

OH + R OH

OR + H2O
OO

O
Percobaan ini gagal, sehingga

tidak menghasilkan aroma dan bukti-bukti terjadinya reaksi yang lain. Kegagalan ini
dikarenakan ketidaktelitian praktikan pada saat praktikum.

B. Esterifikasi dengan alkohol

berlebih

Ester

dihasilkan

jika

asam

karboksilat direaksikan dengan alkohol dan katalis H2SO4, dari ketiga reaksi yang telah
dilakukan, ketiganya menghasilkan aroma seperti balon. Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan, hasilnya telah mendekati sempurna terhadap teori yang bersangkutan, meskipun
tidak dapat dipungkiri tentunya masih terdapat kekeliruan sekecil apapun.

C.

Esterifikasi

dengan

asam

berlebih

Sama halnya dengan percobaan

B, percobaan ini juga menghasilkan aroma sebagai tanda terjadinya reaksi, akan tetapi aroma
yang dihasilkan berbeda-beda. Penambahan asam berlebih bertujuan untuk mendapatkan ester
yang banyak, karena kesetimbangan bergeser kearah produk, sehingga ester yang dihasilkan
juga banyak.

D. Sintesis beberapa ester

Pada sintesis ini, semua ester

bereaksi. Sehingga menghasilkan tanda-tanda terjadinya reaksi seperti timbulnya endapan,


terjadinya perubahan warna, dan menimbulkan bau. Sebagaiman teorinya yang menjelaskan
bahwa tanda-tanda terjadinya reaksi yaitu timbulnya gelembung gas, adanya endapan, terjadi
perubahan warna, serta menghasilkan aroma tertentu.

D. Saponifikasi ester

Berdasarkan

analisis

terhadap

hasil percobaan, ternyata sabun merupakan minyak yang dihidrolisis dengan basa, maka dari

itu didapatkan gliserol dan garam atau yang disbut sabun. Selain itu saponifikasi ester juga
menghasilkan persamaan reaksi sebagai berikut :

HOC6H4COOH

NaOH

HOC6H4COONa + H2O

E. Pembuatan sabun

Dikarenakan keterbatasan bahan,

percobaan ini tidak dilakukan.

I. KESIMPULAN

Berdasarkan

percobaan

yang

telah dilakukan, disimpulkan bahwa :

1. Praktikan mampu mensintesa sekurang-kurangnya 3 macam ester.


2. Praktikan dapat mengetahui mengetahui pengaruh konsentrasi alkohol terhadap reaksi
kesetimbangan pada pembuatan ester.

3. Praktikan mampu mengetahui pengaruh konsentrasi asam karboksilat terhadap reaksi


kesetimbangan pada pembuatan ester.

4. Praktikan mampu mengenal bau khas dari beberapa macam ester.

5. Praktikan mampu menggunakan ester sebagai bahan pembuatan sabun.

6. Praktikan dapat mengetahui prinsip saponifikasi.

7. Praktikan dapat membuat berbagai macam sabun untuk bahan pencuci dan kosmetik.

8. Praktikan mampu menguji daya kerja sabun dalam air sadah.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2004.Kimia

Dasar. Jakarta: Erlangga

Fessenden. 1986. Unsur Kimia.

Jakarta: Erlangga

Matsjah, Sabirin. 1992. Kimia

Organik Dasar I. Yogyakarta. UGM

Sutresna. 2007. Kimia Dasar

Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga

Jakarta: Erlangga

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar II.

PRATIKUM KIMIA DASAR

NAMA
( RRA1C113017 )

: 1. AMRIANINGSIH
2. RINDY ZULIATANDHY

( RRA1C113024 )

3. DISSA AMALIAH
( RRA1C113022 )

4. EFRI MINDA YULA


( RRA1C113024 )

5. EKA YUNI ANDRIYANI


( RRA1C113003 )

6. ELVA FEBRIYANTI
( RRA1C113009 )

7. RIZKY AULIA KHUMAIROH


( RRA1C113023 )

8. TENNY INSYAFANI MENDROFA


( RRA1C113011 )

KELOMPOK

:1

DOSEN PENGAMPU

Drs. Epinur,M.Si

Afrida,S.Si,M.Si

ASISTEN DOSEN

: ADE GUSNITA,S.Pd

MUHAMMAD AL-MUTTAQII,S.Pd

PMIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS JAMBI
2013

Anda mungkin juga menyukai