Anda di halaman 1dari 35

Daftar Isi:

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3
2.1 Pengertian Dasar Ilmu Matematika dan Matematika Bisnis.......................3
2.2 Definisi Fungsi Kuadrat......................................................................4
2.3 Definisi Fungsi Kubik.........................................................................6
2.4 Fungsi Eksponensial dan Logaritmik...................................................10
2.5 Definisi Fungsi Permintaan, Penawaran, Dan Keseimbangan Pasar...........13
2.6 Definisi Fungsi Biaya........................................................................21
2.7 Definisi Fungsi Penerimaan................................................................24
2.8

Definisi Keuntungan, Kerugian dan Pulang Pokok.............................24

2.9 Definisi Fungsi Utilitas......................................................................26


2.10 Definisi Fungsi Produksi / Persamaan Produksi....................................29
2.11

Kurva Transformasi Produk..........................................................30

BAB III PENUTUP..................................................................................32


3.1 Kesimpulan..................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 33

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah mathematics (dalam bahasa Inggris) berasal dari perkataan latin
mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang
berarti relating to learning. Perkataan mathematika berhubungan sangat erat
dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti
belajar (berpikir). Jadi, perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang
diperoleh dengan bernalar.
Konsep fungsi merupakan hal yang penting dalam berbagai cabang
matematika. Pengertian fungsi dalam matematika berbeda dengan pengertian
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengertian sehari-hari fungsi bermakna guna
atau manfaat. Kata fungsi dalam matematika sebagaimana diperkenalkan oleh
Leibniz (1646-1716) digunakan untuk menyatakan suatu hubungan atau kaitan
yang khas antara dua himpunan, sehingga fungsi dapat dikatakan hal yang
istimewa dari suatu relasi antara dua himpunan. Penerapan fungsi dalam ekonomi
dan bisnis merupakan salah satu bagian yang sangat penting untuk dipelajari,
karena model-model ekonomi yang berbentuk matematika biasanya dinyatakan
dengan fungsi.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Untuk mengkaji dan mengulas tentang aplikasi fungsi non linear pada
binis, maka diperlukan sub-pokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga
penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
(1) Bagaimana pengertian dasar ilmu matematika dan matematika bisnis?
(2) Bagaimana identifikasi fungsi kuadrat?
(3) Bagaimana identifikasi fungsi kubik?
(4) Bagaimana identifikasi fungsi eksponensial dan logaritmik?
(5) Bagaimana penerapan fungsi permintaan, penawaran, dan keseimbangan
pasar dalam perekonomian?
1

(6) Bagaimana penerapan fungsi biaya dalam perekonomian?


(7) Bagaimana identifikasi fungsi penerimaan?
(8) Bagaimana keuntungan/kerugian dan pulang pokok?
(9) Bagaimana penerapan fungsi utilitas dalam perekonomian?
(10)

Bagaimana penerapan fungsi produksi dalam perekonomian?

(11)

Bagaimana kurva tranformasi produk?

BAB II
PEMBAHASAN
HUBUNGAN NON LINEAR
2.1 Pengertian Dasar Ilmu Matematika dan Matematika Bisnis
James dan James (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa
matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan
konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang
banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.
Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah
pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah
bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan
akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol
mengenai ide dari pada mengenai bunyi. Sementara Reys, dkk. (1984)
mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu
jalan atau pola pikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Berdasarkan
pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa ciri yang sangat penting dalam
matematika adalah disiplin berpikir yang didasarkan pada berpikir logis,
konsisten, inovatif dan kreatif.
Matematika

berfungsi

mengembangkan

kemampuan

menghitung,

mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan


dalam kehidupan sehari-hari melalui pengukuran dan geometri, aljabar, peluang
dan

statistik,

kalkulus

dan

trigonometri.

Matematika

juga

berfungsi

mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model


matematika yang dapat berupa kalimat matematika dan persamaan matematika,
diagram, grafik atau tabel.
Matematika bisnis merupakan salah satu ilmu matematika terapan, dimana
masalah yang muncul dalam ekonomi / bisnis seperti biaya, harga, upah, tenaga
kerja, permintaan dan penawaran, penghasilan dan laba, produksi dan sebagainya
diselesaikan dengan menggunakan analisis matematika untuk mendapatkan
kesimpulan dan keputusan terbaik. Suatu model ekonomi / bisnis hanya
merupakan kerangka teoritis, sehingga model ekonomi / bisnis harus bersifat

matematis. Jika suatu model mempunyai bentuk matematis, biasanya model


tersebut terdiri dari himpunan persamaan persamaan yang dibentuk untuk model
tersebut.

2.2 Definisi Fungsi Kuadrat


Fungsi Kuadrat adalah Fungsi yang pangkat tertinggi dari variabel adalah
dua. Bentuk umum dari fungsi Kuadrat : y = f (x) = ax2 + bx + c
dimana : Y = Variabel terikat
X=Variabel bebas
a, b= koefisien,

Dan a 0

c = konstanta.

Ciri-ciri persamaan kuadrat


1. Jika a positif maka gambar membuka ke atas.
2.

Jika a negatif maka gambar membuka ke bawah.

3. Semakin besar a, maka gambar semakin sempit.


4. Semakin kecil a maka gambar semakin lebar.
5. Titik puncak membelah gambar sama besar.
6. Titik a merupakan titik potong fungsi dengan sumbu y dimana x = 0.
7. Titik b dan c merupakan titik potong fungsi dengan sumbu x dimana y = 0.
8. Titik p disebut titik puncak
9. Jika x = 0 maka c merupakan titik potong dengan sumbu y

CARA MENGGAMBAR FUNGSI KUADRAT

a. Dengan cara sederhana (curve traicing process)


b. Dengan cara matematis (menggunakan ciri-ciri yang penting)
a. CURVE TRAICING PROCESS
Yaitu dengan menggunakan tabel x dan y, dimana kita tentukan dulu nilai x
sebagai variabel bebas, maka dengan memasukkan beberapa nilai x kita akan
memperoleh nilai y.

Misalkan y = x2 - 5x + 6
X

-1

12

12

Kemudian kita plotkan masing-masing pasangan titik tersebut.

-1

1 2 34 5
6

b. CARA MATEMATIS
Yaitu dengan menggambarkan ciri-ciri penting dari fungsi kuadrat,
diantaranya :
1. Titik potong fungsi dengan sumbu y, pada x=0, maka y=d. Jadi titiknya adalah
A(0,d).
2. Titik potong fungsi dengan sumbu x, pada y=0,maka kita harus mencari nilai
Diskriminan (D) terlebih dahulu:
Nilai diskriminan ini akan menentukan apakah parabola vertikal
memotong, menyinggung dan atau tidak memotong maupun menyinggung
sumbu x.
Jika nilai D = b2 4ac adalah negatif maka tidak terdapat titik potong pada
sumbu x.

Jika nilai D = b2 4ac adalah positif maka terdapat dua titik potong pada
sumbu x. yaitu pada titik :
titik : (x1 , 0) dan (x2 , 0)
Jika nilai D = b2 4ac adalah nol maka terdapat satu titik potong dengan
sumbu x. Titik :
3. Titik puncak, yaitu titik dimana arah dari grafik fungsi kuadrat kembali ke arah
semula. Titik puncak :
4. Sumbu simetri adalah sumbu yang membagi/membelah dua grafik fungsi
kuadrat tersebut menjadi dua bagian yang sama besar. Sumbu simetri :
Contoh Soal:
Gambarkan grafik fungsi y = x2 - 5x + 6.
1.Titik potong fungsi dengan sumbu y, pada x=0, maka y=6. Jadi titiknya adalah
A(0,6).
2.Titik potong fungsi dengan sumbu x, pada y=0,
D = b2 4ac = (-5)2 4(1)(6) = 25 24 = 1
Karena D=1 > 0, maka terdapat dua buah titik potong dengan sumbu x.
jadi titiknya B1 (3,0)
jadi titiknya B2 (2,0)

2.3 Definisi Fungsi Kubik


Fungsi kubik atau fungsi berderajat tiga ialah fungsi yang pangkat
tertinggi dari variabelnya adalah pangkat tiga. Setiap fungsi kubik setidak tidaknya mempunyai sebuah titik belok (inflextion point), yaitu titik peralihan
bentuk kurva dari cekung menjadi cembung atau cembung menjadi cekung. Selain
titik belok, sebuah fungsi kubik mungkin pula mempunyai satu titik ekstrim
(maksimum atau minimum) atau titik dua ekstrim (maksimum atau minimum).
Ada tidaknya titik ekstrim dalam suatu fungsi kubik tergantung pada
besarnya nilai-nilai b, c, dan d di dalam persamaannya. Dengan demikian terdapat
beberapa kemungkinan mengenai bentuk kurva suatu fungsi kubik. Fungsi-fungsi
kubik hanya mempunyai titik belok, tanpa titik ekstrim.

Persamaan kubik memiliki bentuk umum:


ax3 + bx2 + cx + d = 0
dengan a tidak nol
Untuk menyelesaikan persamaan ini ada 3 cara yaitu :
1. Memfaktorkan
2. Menyederhanakan Menjadi Bentuk Persamaan Kuadrat
3. Rumus
Penyelesaian Persamaan Kubik dengan Metoda Memfaktorkan
Berikut ini akan dibahas penyelesaian persamaan kubik dengan metoda
memfaktorkan untuk kasus-kasus yang sederhana.
Contoh 1:
Tentukan himpunan penyelesaian dari x3 - x2 - 6x = 0
Jawab :
x3 - x2 - 6x = 0
x(x2 - x - 6) = 0
x(x - 3)(x + 2) = 0
x = 0 atau x = 3 atau x = -2
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {-2, 0, 3}
Contoh 2 :
Tentukan himpunan penyelesaian dari x3 - x2 - x + 1 = 0
Jawab :
x3 - x2 - x + 1 = 0
x2 (x - 1) - (x - 1)= 0
x2 - 1)(x - 1) = 0
x - 1)(x + 1) ( x - 1) = 0
x = 1 atau x = -1 atau x = 1
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {-1, 1}
Contoh 3 :
Tentukan himpunan penyelesaian dari x3 - 2x2 - 9x + 18 = 0
Jawab :
7

x3 - 2x2 - 9x + 18 = 0
x2(x - 2) - 9(x - 2) = 0
(x2 - 9)(x - 2) = 0
(x + 3)(x - 3)(x - 2) = 0
x = -3 atau x = 3 atau x = 2
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {-3, 2, 3}
Contoh 4 :
Himpunan penyelesaian dari x3 - 2x2 - 3x + 6 = 0 adalah
Jawab :
x3 - 2x2 - 3x + 6 = 0
x2(x - 2) - 3(x - 2) = 0
(x2 - 3)(x - 2) = 0
x2 = 3

atau x = 2

x2 = -2 tidak mungkin terjadi, jadi x yang memenuhi hanya 2, dengan demikian


himpunan penyelesaiannya adalah {2}
Contoh 5 :
Himpunan penyelesaian dari 2x3 - x2 + 4x - 2 = 0 adalah ...
Jawab :
2x3 - x2 + 4x - 2 = 0
x2(2x - 1) + 2(2x - 1) = 0
(x2 +2)(2x - 1) = 0
x2 = -2 atau x = 1/2
x2 = -2 tidak mungkin terjadi, jadi x yang memenuhi hanya 1/2, dengan demikian
himpunan penyelesaiannya adalah {1/2}
Penyelesaian Gabungan Antara Pemfaktoran Dan Rumus ABC
Contoh 6
Himpunan penyelesaian dari persamaan x3 - 2x2 - x = 0 adalah
Jawab :
x3 - 2x2 - x = 0
x(x2 - 2x - 1) = 0
x = 0 atau x2 - 2x - 1 = 0
8

Untuk bentuk x2 - 2x - 1 = 0 bisa kita selesaiakan dengan rumus ABC


Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {0,1}
Untuk bentuk bentuk yang sulit difaktorkan, tetapi akar-akarnya masih rasional
maka kita bisa menggunakan metoda horner, sedangkan jika akar-akarnya
irasional maka kita gunakan metoda penyelesaian umum yang me
ngubah persamaan kubik menjadi persamaan kuadrat. Fungsi Kubik
Mencari :
1. Titik Ekstrims
2. Titik Belok
Y = f (X)

Titik Ekstrims pada saat Y = 0

Titik Maksimum : Y < 0, pada Y =0

Titik Minimum : Y > 0, pada Y = 0

Titik belok : Y = 0 , kemudian substitusikan ke fungsi asal, yi Y = f(X)

Contoh Soal:
C =1/3Q3 -3Q2 +8Q +5
C = Y dan Q = X (analogi rumus)
Penyelesaian :
C = 0 , maka 0 = Q2 -6Q +8
0 = (Q 4) (Q 2)
Q1 = 4 dan Q2 = 2
C = 0 , maka 0 = 2Q 6
Q1 = 4, maka 0 = 2 (4) 6 = 2 ;(2>0)
Pada Q1 = 4 merupakan titik minimum
Q1 = 4 ;C=1/3(4)3 3(4)2 +8(4) +5 =10,33
Jadi pada Q1 =4,merupakan titik minimum pada (4 ; 10,33)
Q2 = 2 , pada C = 2(2)-6 = -2 ;(-2<0)
Sehingga pada Q2 = 2 merupakan titik maksimum .
9

Q2 = 2, maka C = 1/3(2)3 3(2)2 +B(2)+5 = 11,67


Titik maksimum pada (2 ; 11,67)
Mencari titik belok
Titik belok pada saat C = 0
C = 2Q -6 ; 2Q -6 = 0, maka Q =3
Q = 3 , maka C =1/3(3)3 3(3)2 =*(3) +5 = 11
Titik belok pada (3 ; 11)

2.4 Fungsi Eksponensial dan Logaritmik


1. Fungsi Eksponen
Bentuk an diebut sebagai bentuk eksponenial atau perpangkatan, dengan a disebut
basis atau bilangan pokok dan n disebut eksponen atau pangkat. Eksponen
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
ap x aq = ap+q
p

a
q
a

= ap-q

(ap)q = apxq
ap x bp = (a x bp)
-p

a =

1
p
a

Bentuk umum dari fungsi eksponen yaitu y = ax dimana a 0 dan a 1


Grafik fungsi y = ax, untuk 0 < a < 1
contoh kasus: y =

( 12 )

Mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :


1. Terdefinisi untuk semua x R
2. Jika x mempunyai nilai kecil dan negatif maka sebaliknya y bernilai besar
dan positif.
3. Jika x mempunyai nilai besar dan positif maka y mendekati nol dan
positif.
4. untuk x = 0 maka kita peroleh y = 1.
10

Gambar Grafik Fungsinya sebagai berikut :

2. Fungsi Logaritma
Bentuk eksponen atau perpangkatan dapat kita tulis dalam bentuk logaritma.
Secara umum dapat ditulis sebagai berikut :
Jika ab = c dengan a > 0 dan a 1 maka alog c = b dalam hal ini a disebut basis
atau pokok logaritma dan c merupakan bilangan yang dilogaritmakan. Logaritma
memuliki sifat-sifat sebagai berikut :

11

Bentuk umum dari fungsi logaritma yaitu Jika ay = x dengan a 0 dan a 1 maka
y =alog x
a. Grafik Fungsi y =alog x untuk 0 < a < 1
contoh :
y=

1
2 log x

mempunyai sifat-sifat :
1. semua x > 0 terdefinisi
2. jika x mendekati no maka nilai y besar sekali dan positif
3. untuk x=1 maka y=o
4. untuk x > 1 maka y negatif sehingga jika nilai x semakin besar maka nilai
y semakin kecil.
Berikut ini gambar grafiknya.

12

b. Grafik Fungsi y =alog x untuk a > 1


contoh :
y = 2log x
mempunyai sifat sifat sebagai berikut :
1. untuk semua x > 0 terdefinisi
2. jika x mendekati no maka y kecil sekali dan negatif
3. untuk x=1 maka y=0
4. untuk x > 1 maka y positif sehingga jika x semakin besar maka y semakin
besar.
Berikut ini gambar grafiknya :

PENERAPAN DALAM EKONOMI


2.5 Definisi Fungsi Permintaan, Penawaran, Dan Keseimbangan Pasar
Fungsi Permintaan ( D )

13

Fungsi Permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara


jumlah suatu barang yang diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
fungsi permintaan adalah suatu kajian matematis yang digunakan untuk
menganalisa perilaku konsumen dan harga. fungsi permintaan mengikuti hukum
permintaan yaitu apabila harga suatu barang naik maka permintaan akan barang
tersebut juga menurun dan sebaliknya apabila harga barang turun maka
permintaan akan barang tersebut meningkat. jadi hubungan antara harga dan
jumlah barang yang diminta memiliki hubungan yang terbalik, sehingga gradien
dari fungsi permintaan (b) akan selalu negatif.
Bentuk umum fungsi permintaan dengan dua variabel adalah sebagai berikut :
Qd = a - bPd

atau Pd = -1/b ( -a + Qd)

Dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai negative
b

= Qd / Pd

Pd

= adalah harga barang per unit yang diminta

Qd

= adalah banyaknya unit barang yang diminta

Syarat, P 0, Q 0, serta dPd / dQ < 0


Contoh soal:
Pada saat harga Jeruk Rp. 5.000 perKg permintaan akan jeruk tersebut sebanyak
1000Kg, tetapi pada saat harga jeruk meningkat menjadi Rp. 7.000 Per Kg
permintaan akan jeruk menurun menjadi 600Kg, buatlah fungsi permintaannya ?
Pembahasan :
Dari soal diatas diperoleh data :
P1 = Rp. 5.000

Q1 = 1000 Kg

P2 = Rp. 7.000

Q2 = 600 Kg

untuk menentukan fungsi permintaannya maka digunakan rumus persamaan garis


melalui dua titik, yakni :
y - y1
-----y2 - y1

x - x1
=

-------x2 - x1

14

dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,


P - P1

Q - Q1

-------

P2 - P1

-------Q2 - Q1

mari kita masukan data diatas kedalam rumus :


P

5.000

Q - 1000

----------------------- = ---------------7.000 - 5.000


P - 5.000

600 - 1000
Q - 1000

----------------------- = ---------------2.000
P - 5.000 (-400)

-400
= 2.000 (Q - 1000)

-400P + 2.000.000 = 2000Q - 2.000.000


2000Q = 2000.000 + 2.000.000 - 400P
Q = 1/2000 (4.000.000 - 400P)
Q = 2000 - 0,2P
============
Jadi Dari kasus diatas diperoleh fungsi permintan Qd = 2000 - 0,2P

Fungsi Penawaran ( S )
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan harga

barang di pasar dengan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Fungsi
penawaran digunakan oleh produsen untuk menganalisa kemungkinan2 banyak
barang yang akan diproduksi. Menurut hukum penawaran bila harga barang naik,
dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap), maka jumlah
barang yang ditawarkan akan naik, dan sebaliknya apabila harga barang menurun
jumlah barang yang ditawarkan juga menurun. jadi dalam fungsi penawaran
antara harga barang dan jumlah barang yang ditawarkan memiliki hubungan
posifit, karenanya gradien (b) dari fungsi penawaran selalu positif.

15

Bentuk umum dari fungsi penawaran linear adalah sebagai berikut:


Qs = a + bPs
dimana :
a

dan

adalah

konstanta,

dimana

harus

bernilai

positif

b = Qs/ Ps
Ps= adalah harga barang per unit yang ditawarkan
Qs= adalah banyaknya unit barang yang ditawarkan
Ps 0, Qs 0, serta dPs/ dQs > 0
Contoh Soal:
Pada saat harga durian Rp. 3.000 perbuah toko A hanya mampu menjual Durian
sebanyak 100 buah, dan pada saat harga durian Rp. 4.000 perbuah toko A mampu
menjual Durian lebih banyak menjadi 200 buah. Dari kasus tersebut buatlah
fungsi penawarannya ?
Jawab:
Dari soal diatas diperoleh data sebagai berikut:
P1 = 3.000

Q1 = 100 buah

P2 = 4.000

Q2 = 200 buah

Langkah selanjutnya, kita memasukan data-data diatas kedalam rumus persamaan


linear a:
P - P1

Q - Q1

-------- = --------P2 - P1

Q2 - Q1

P - 3.000

Q - 100

-------------- = ------------4.000 - 3.000


P - 3.000

200 - 100
Q - 100

-------------- = ------------1.000

100
16

(P - 3.000)(100) = (Q - 100) (1.000)


100P - 300.000 = 1.000Q - 100.000
1.000Q = -300.000 + 100.000 + 100P
1.000Q = -200.000 + 100P
Q = 1/1000 (-200.000 + 100P )
Q = -200 + 0.1P
============
Jadi dari kasus diatas diperoleh Fungsi penawaran : Qs = -200 + 0,1Pd

Keseimbangan Pasar ( E )

1. Keseimbangan pasar satu macam produk


Syarat untuk mencapai ini adalah jumlah produk yang diminta oleh konsumen
harus sama dengan jumlah prosuk yang ditawarkan oleh produsen (Qd = Qs) atau
harga produk yang diminta sama dengan produk yang ditawarkan ( Pd = Ps )
Contoh soal :
Fungsi permintaan ditunjukan oleh persamaan Qd = 10 5p dan fungsi
penawarannya adalah Qs = 7 2p
a. Berapakah harga dan jumlah keseimbangan pasar ?
b. Tunjukkan secara geometri !
Jawab :
a.

Qs

b.)

Gambar keseimbangan pasar

10 5 p = 7 2p
3p

Q = 10

Q
P

0
2

10
0

5p

Q = 10 5p
Q = 5
Harga
pasar

Q = 7 2p
Q
P

0
2

danjumlah keseimbangan

10
0

adalah E ( 5,1 )

2. Keseimbangan pasar dua macam produk

17

Fungsi permintaan dan penawaran dapat perluas menjadi fungsi yang


memiliki dua variable bebas yaitu harga produk itu sendiri dan harga produk lain
yang saling behubungan. Misalnya ada dua produk x dan y yang saling
behubungan dimana;
Qdx = Jumlah yang diminta untuk produk x
Qdy = Jumlah yang diminta untuk produk y
Px

= Harga barang x

Py

= Harga barang y

Contoh soal :
Diketahui fungsi permintaan dan penawaran dua macam produk yang memiliki
hubungan subsitusi :
Qdx = 4 2Px + Py
Qdy = -4 + Px + 5Py
Qsx = -8 + 3Px 5Py
Qsy = 5 Px Py
Carilah keseimbangan pasarnya!
Jawab :
Qdx

Qsx

4 2Px + Py = -8 + 3Px 5Py


12

= 5Px 6Py ( 1 )
Qdy

Qsy

-4 + Px + Py = 5 Px Py
9

= 2Px + 6Py

(2)

12 = 5Px 6Py
9

= 2Px + 6Py +

21 = 7Px
Px = 3
9 = 2Px + 6Py
9 = 2 (3) + 6 Py
18

9 = 6 + 6 Py
6Py = 3
Py =
Qdy = -4 + Px + 5Py
= 46+
= -1

Pengaruh Pajak ( t ) Pada Keseimbangan Pasar


Jika sesuatu produk dikenakan pajak oleh pemerintah, maka akan terjadi

perubahan keseimbangan atas produk tersebut. Pada produk tertentu akan


menyebabkan harga produk tersebut naik karena produsen membebankan
sebagian pajak pada konsumen, sehingga jumlah produk yang diminta pun
berkurang. Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah kena pajak dapat
digambarkan sebagai berikut.
TG = Pajak total oleh pemerintah = d, b, Et, Pt
TK = Pajak yang ditanggung oleh konsumen = Pt, Po, C, Et
TP = Pajak yang ditanggung oleh produsen = Po, C, B, d
Maka :

TK = ( Pt Po ) Qt
TG = t.Qt
TP = TG TK

Qt = Jumlah kseimbangan setelah kena pajak.


Contoh soal :
Diketahui suatu produk ditunjukan fungsi permintaan P = 8 + Q dan fungsi
penawaran P = 16 2Q. Produk tersebut dikenakan pajak sebesar Rp. 3,-/unit
a. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak ?
b. Berapa besar penerimaan pajak oleh pemerintah ?
c. Berapa besar pajak yang ditanggung kosumen dan produsen ?
Jawab ;
a.

Pd

Ps

7 + Q = 16 2Q

P = 7+Q

19

3Q
Q

= 9

P = 7+3

= 3

P = 10

Jadi keseimbangan pasar sebelum pajak E ( 3,10 )


Pt = 16 2Q + t
= 16 2Q + 3
= 19 2Q

Pt

Pd

19 2Q = 7 + Q
3Q

12

Pt = 19 2Q
= 19 8
= 11
Jadi keseimbangan pasar setelah pajak E ( 4,11 )
b.

TG = t.Qt
= 3.4
= 12 ( Besarnya penerimaan pajak oleh pemerintah Rp. 12,- )

c.

TK = ( Pt Po ) Qt
= ( 11 10 ) 4
= 4

( Besar pajak yang ditanggung konsumen Rp. 4,- )

Tp = TG TK
= 12 4
= 8

( Besar pajak yang ditanggung produsen Rp. 8,- )

PENGARUH SUBSIDI PADA KESEIMBANGAN PASAR


Subsidi ( s ) adalah bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen

terhadap produk yang dihasilkan atau dipasarkan, sehingga harga yang berlaku
dipasar lebih rendah sesuai dengan keinginan pemerintah dan daya beli
masyarakat meningkat. Fungsi penawaran setelah subsidi adalah F ( Q ) = P + S
atau P = F ( Q ) S
Contoh Soal ;

20

Permintaan akan suatu komoditas dicerminkan oleh Q = 12 2P sedangkan


penawarannya Q = -4 + 2P pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp. 2,setiap unit barang.
a. berapakah jumlah dan harga keseimbangan sebelum subsidi ?
b. berapakah jumlah dan harga keseimbangan sesudah subsidi ?
c. berapa bagian dari subsidi untuk konsumen dan produsen ?
d. berapa subsidi yang diberikan pemerintah ?
Jawab :
a.

Qd =

Qs

Q = 12 2P

12 2P = -4 + 2P
4P

= 16

= 4

= 4
( Keseimbangan pasar sebelum subsidi So ( 4, 4 )

b. Qd = 12 2P =>
Qs = -4 + 2P

= 12 8

=>

P = Qd + 6
P = Qs + 2

Pd

Pss

-Q+6 = Q

Pss = Q + 2 2

Pss = Q

P = Q
P = 3

(Keseimbangan pasar setelah subsidi Ss ( 6, 3 )


c. SK = ( Po Ps ) Qs

SP = S (( Po Ps ) Qs)

= (43)6

= 12 (( 4 3 ) 6 )

SK = 6

= 12 - 6

SG = Qs . s

= 6

= 6 . 2 = 12
(Besar subsidi untuk produsen Rp. 6,-)
(Besar subsidi untuk konsumen = Rp. 12,- )
d. Subsidi yang diberikan pemerintah
SG = s . Qs
= 2.6
= 12

21

2.6 Definisi Fungsi Biaya


Biaya atau ongkos pengertian secara ekonomis merupakan beban yang harus
dibayar produsen untuk menghasilkan barang dan jasa sampai barang tersebut siap
untuk dikonsumsi. Biaya merupakan fungsi dari jumlah produksi, dengan notasi C
= f(Q).
C = biaya total
Q = jumlah produksi.
Fungsi biaya merupakan hubungan antara biaya dengan jumlah produksi yang
dihasilkan, fungsi biaya dapat digambarkan ke dalam kurva dan kurva biaya
menggambarkan titik-titik kemungkinan bsarnya biaya di berbagai tingkat
produksi. Dalam membicarakan biaya ada beberapa macam biaya, yaitu:
a. Biaya Total ( Total Cost = TC = C)
b. Biaya Variabel (Variable Cost = VC)
c. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
d. Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost = AC)
e. Biaya Variabel Rata Rata ( Average Variable Cost = AVC)
f. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC)
g. Biaya Marginal
Rumus :
1. C = AC x Q atau C = FC + VC
2. FC = AFC X Q
3. VC = AVC X Q
Dalam menganalisa biaya umumnya tidak terlepas dari analisa penerimaan
atau revenue atau total revenue. Pengertian revenue atau penerimaan adalah
seluruh pendapatan yang diterima dari hasil penjualan barang pada tingkat harga
tertentu. Secara matematik total revenue dirumuskan sebagai berikut:
TR = PQ.

TR = Penerimaan Total, P = Harga Barang dan Q = Jumlah

barang yang dijual.


Penerimaan Rata-rata (AR) adalah penerimaan rata-rata tiap unit produksi,
dapat dirumuskan :
AR = TR/Q
Penerimaan Marginal atau Marginal Revenue adalah tambahan
penerimaan sebagai akibat dari tambahan produksi, dirumuskan"
22

MR = TR/Q

atau turunan dari TR

MR = Marginal Revenue, TR = Tambahan penerimaan, Q = Tambahan


Produksi. Berdasarkan konsep penerimaan dan biaya (TR dan TC) dapat
diketahui beberapa kemungkinan diantaranya:
TR < TC = keadaan untung / laba
TR= TC = keadaan Break Even Point
TR > TC = Keadaan rugi.
Dilambangkan dengan C (Cost) atau TC (Total Cost)
Terdiri atas dua jenis fungsi biaya, yaitu : Fixed Cost
Fixed cost atau fungsi biaya tetap (FC) merupakan fungsi yang tidak
bergantung pada jumlah produk yang diproduksi.
Jadi fungsi biaya tetap adalah fungsi konstanta.
FC = k
Dengan k: konstanta positif
Contoh Soal:
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp. 100.000.000
Bagaimanakah fungsi biaya tetapnya dan gambarkan fungsi tersebut pada grafik
kartesius.
Jawab: FC = 100.000.000
Variabel Cost

Variabel cost atau fungsi biaya yang berubah-ubah atau biaya variabel (VC)
merupakan fungsi biaya yang besarnya bergantung dari jumlah produk yang
diproduksi.

Jadi: VC = F(Q) merupakan hasil kali antara biaya produksi per unit dengan
jumlah barang yang diproduksi.

Jika P adalah biaya produksi per unit, dimana biaya produksi per unit
senantiasa lebih kecil dibandingkan harga jual perunit barang, maka :
VC = P x Q
Dengan: P = biaya produksi per unit
Q = jumlah produk yang diproduksi

23

Contoh Soal:
Suatu produk diproduksikan dengan biaya produksi Rp. 3.000 per unit.
Bagaimana fungsi biaya variabelnya dan gambarkan fungsi tersebut pada grafik.
Jawab: VC = P x Q VC = 3.000 Q
Gambar Grafik:
Karena intersepnya tidak ada (nol) maka fungsi biaya variabel digambarkan
melalui titik (0,0) dengan gradien positif
Total Cost

Fungsi Total Cost (TC) merupakan penjumlahan antara biaya tetap dengan
biaya variabel.

TC = FC + VC

Contoh:
Dari contoh 2 dan contoh 3 diatas, dimana biaya tetap yang dikeluarkan
sebuah perusahaan sebesar Rp. 100.000.000,- dan biaya variabelnya : 3.000 Q,
maka TC = 100.000.000 + 3.000 Q.
Ternyata intersep dari fungsi total biaya adalah sama dengan biaya
tetapnya dan gradiennya sama dengan gradien fungsi biaya tetap. Hal ini
mencerminkan bahwa penggambaran fungsi total biaya haruslah melalui titik
(0,FC) dan sejajar dengan grafik VC.

2.7 Definisi Fungsi Penerimaan


Fungsi penerimaan disebut juga fungsi pendapatan atau fungsi hasil
penjualan, dilambangkan dengan R (Revenue) atau TR (Total Revenue)

Fungsi Penerimaan merupakan fungsi dari output :


R = f(Q) dengan Q = jumlah produk yang laku terjual.

Fungsi penerimaan merupakan hasil kali antara harga jual per unit dengan
jumlah barang yang diproduksi dan laku dijual.

Jika P adalah harga jual per unit, maka :


R=PxQ
dengan :

P = harga jual per unit

24

Q = jumlah produk yang dijual


R = total penerimaan

Contoh 1
Misalkan suatu produk dengan harga Rp. 5.000 per unit barang bagaimanakah
fungsi penerimaannya? Gambarkan fungsi penerimaan tersebut pada grafik.
Jawab: Fungsi Penerimaan:
R = P x Q R = 5.000Q
Gambar Grafik:
Karena intersepnya tidak ada (nol) maka fungsi penerimaan digambarkan
melalui titik (0,0) dengan gradien positif
2.8 Definisi Keuntungan, Kerugian dan Pulang Pokok

Keuntungan (profit positif, > 0) akan didapat apabila R > C .

Kerugian (profit negatif, < 0) akan dialami apabila R < C .

Konsep berkenaan dengan R dan C adalah konsep break-even, yaitu


konsep untuk menentukan jumlah minimum produk yang harus dihasilkan
atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

Keadaan break-even (profit nol, = 0) terjadi apabila R = 0; perusahaan


tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula mengalami kerugian
Secara grafik, hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan
kurva C.
Analisis Pulang Pokok (break-even) yaitu suatu konsep yang digunakan

untuk menganalisis jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual
agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Keadaan pulang pokok (profit nol, =
0) terjadi apabila R = C; perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak
pula menderita kerugian. Secara grafik hal ini ditunjukkan oleh perpotongan
antara kurva R dan kurva C.
Tingkat produksi Q1 dan Q4 mencerminkan keadaan pulang pokok, sebab
penerimaan total sama dengan pengeluaran (biaya) total, R = C. Area disebelah
kiri Q1 dan sebelah kanan Q4 mencerminkan keadaan rugi, sebab penerimaan total
lebih kecil dari pengeluaran total, R < C. Sedangkan area diantara Q1 dan
Q4 mencerminkan keadaan untung, sebab penerimaan total lebih besar dari

25

pengeluaran total, R > C. Tingkat produksi Q3 mencerminkan tingkat produksi


yang memberikan penerimaan total maksimum. Besar kecilnya keuntungan
dicerminkan oleh besar kecilnya selisih positif antara R dan C. Keuntungan
maksimum tidak selalu terjadi saat R maksimum atau C minimum.
Contoh soal:
Penerimaan total yang diperoleh sebuah perusahaan ditunjukkan oleh persamaan
R = -0,1Q2 + 20Q, sedangkan biaya total yang dikeluarkan C = 0,25Q3 3Q2 +
7Q + 20. Hitunglah profit perusahaan ini jika dihasilkan dan terjual barang
sebanyak 10 dan 20 unit?
Jawab;
= R C = -0,1Q2 + 20Q 0,25Q3 + 3Q2 7Q 20
= 0,25Q3 + 2,9Q2 + 13Q 20
Q =10 = 0,25(1000) + 2,9(100) + 13(10) 20
= 250 + 290 +130 20 = 150 (keuntungan)
Q = 20 = 0,25(8000) + 2,9(400) + 13(20) 20
= 2000 + 1160 +260 20 = 600 (kerugian)
Contoh Soal:
Penerimaan total yang diperoleh suatu perusahaan ditunjukkan oleh fungsi R =
0,1Q2 + 300Q, sedangkan biaya total yang dikeluarkannya C = 0,3Q2 720Q +
600.000. Hitunglah:
1. Tingkat produksi yang menghasilkan penerimaan total maksimum?
2. Tingkat produksi yang menunjukkan biaya total minimum?
3. Manakah yang lebih baik bagi perusahaan, berproduksi menguntungkan
berproduksi pada tingkat produksi yang menghasilkan penerimaan total
maksimum atau biaya total minimum.
Jawab:
R = 0,1Q2 + 300Q
C = 0,3Q2 720Q + 600.000
R maksimum terjadi pada
C minimum terjadi pada
pada R maksimum
Q = 1500 = 0,4Q2 + 1020Q 600.000
26

= 0,4 (1500)2 + 1020(1500) 600.000


= 30.000
1. pada C minimum
2. Q = 1200 = 0,4Q2 + 1020Q 600.000
= 0,4(1200)2 + 1020(1200) 600.000
= 30.000

2.9 Definisi Fungsi Utilitas


Fungsi utilitas ialah fungsi yang menjelaskan besarnya utilitas yang berupa
kepuasan, dan kegunaan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi suatu
barang atau jasa. Pada umumnya semakin banyak jumlah suatu barang
dikonsumsi, maka akan semakin besar utilitas yang diperoleh, kemudian mencapai
titik puncaknya (titik jenuh) pada jumlah konsumsi tertentu, sesudah itu justru
menjadi berkurang atau bahkan negatif jika jumlah barang yang dikonsumsi terus
menerus ditambah. Fungsi utilitas bersifat relative, dimana barang atau jasa yang
memiliki utility bagi orang tertentu belum tentu bagi orang lain. Penerapan fungsi
dalam ekonomi dan bisnis merupakan salah satu bagian yang sangat penting untuk
dipelajari, karena model-model ekonomi yang berbentuk matematika biasanya
dinyatakan dengan fungsi.

Konsep Utilitas
Pada umumnya semakin banyak jumlah suatu barang dikonsumsi semakin
besar utilitas yang diperoleh, kemudian mencapai titik puncaknya (titik jenuh)
pada jumlah konsumsi tertentu, sesudah itu justru menjadi berkurang atau bahkan
negatif jika jumlah barang yang dikonsumsi terus-menerus ditambah. Utilitas total
merupakan fungsi dari jumlah barang yang dikonsumsi. Persamaan utilitas total
(total utility, U) dari mengkonsumsi suatu jenis barang berupa fungsi kuadrat
parabolik, dengan kurva berbentuk parabola terbuka ke bawah.
Utilitas marginal (marginal utility, MU) ialah utilitas tambahan yang
diperoleh dari setiap satu unit barang yang dikonsumsi. Secara matematik, fungsi
utilitas marginal merupakan derivatif pertama dari fungsi utilitas total. Jika fungsi
utilitas total dinyatakan dengan U = f (Q) dimana U melambangkan utilitas total
dan Q jumlah barang yang dikonsumsi atau tingkat kepuasannya tetapi terikat
27

pada fungsi pendapatan, atau sebuah perusahaan yang ingin memaksimumkan


labanya namun terikat pada fungsi produksi. Maka suatu cara yang dapat
digunakan untuk menentukan titik ekstrim dari suatu fungsi yang bersyarat adalah
dengan menggunakan Pengali Lagrange, yakni dengan cara membentuk sebuah
fungsi baru yang merupakan penjumlahan dari fungsi yang hendak dioptimumkan
di tambah hasil kali pengali Lagrange dengan fungsi kendalanya.
Total Utility atau kepuasan total adalah seluruh kepuasan yang diperoleh
konsumen / seseorang dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu. Sedangkan
marginal Utility atau kepuasan tambahan adalah tambahan kepuasan yang
diperoleh seseorang akibat adanya tambahan mengkonsumsi satu unit barang
tertentu. Berikut adalah suatu contoh total utility dengan marginal utility dalam
angka:
Tabel 1.
Total Utility dan Marginal Utility Dalam Angka

Jumlah barang x yang

Total Utility

Marginal Utility

dikonsumsi (Qx)

(TUX)

(MUX)

10

10

18

24

28

30

30

28

-2

Aplikasi Fungsi Utilitas


Dalam analisis ekonomi, utilitas sering digunakan untuk menggambarkan

urutan preferensi sekelompok barang, contohnya seorang konsumen bernama


Anton merasa lebih puas membeli 3 buah buku fiksi ilmiah jika dibandingkan
28

dengan membeli sehelai kemeja, hal ini berarti buku-buku tersebut memberikan
utilitas yang lebih besar dibandingkan dengan kemeja tadi.
Fungsi utilitas dapat ditunjukkan dengan sekumpulan kurva indiferensi,
yang masing-masing mempunyai indikator numerik. Pada Gambar 1. berikut ini
menunjukkan 3 kurva indiferensi dengan tingkat utilitas sebesar 25, 50 dan 100.
Perlu diingat bahwa ketika kita menggunakan fungsi utilitas, yang kita
tekankan adalah konsep ordinal bukan kardinal. Dengan demikian yang perlu kita
perhatikan dari gambar di atas, bukan angka numerik seperti 25, 50 dan 100 tetapi
bahwa kurva indiferensi dengan utilitas (U) = 100 memberikan kepuasan yang
lebih besar dibandingkan dengan utilitas sebesar 50, demikian juga kurva
indiferensi dengan utilitas sebesar 50 memberikan kepuasan yang lebih besar dari
utilitas sebesar 25.
Syarat utama dalam menetapkan suatu fungsi utilitas adalah bahwa
persoalan nilai maksimum dan minimum dari persoalan yang dihadapi harus
mencakup persoalan tersebut. Karena itu harus dapat ditentukan terlebih dahulu
batasan nilai maksimum dan minimum dari besaran yang akan ditetapkan
fungsinya. Untuk menjaga konsistensi, maka batasan nilai jangan terlampau jauh
dari batasan nilai yang ada dalam persoalan yang dibahas, sehingga pengambil
keputusan benar-benar menghayati nilai tersebut.

2.10 Definisi Fungsi Produksi / Persamaan Produksi


Kegiatan produksi menyangkut dua persoalan yang mempunyai hubungan
fungsional atau saling memengaruhi, yaitu:
1. Berapa output yang harus diproduksikan, dan
2. Berapa factor-faktor produksi (input) yang akan dipergunakan.
Dengan demikian, yang disebut fungsi produksia adalah hubungan
fungsional (sebab akibat) antara input dan output.
Dalam hal ini input sebagai sebab, dan output sebagai akibat. Jadi, fungsi
produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara
tingkat output dengan tingkat (kombinasi) penggunaan input-input. Secara
matematis fungsi produksi dapat meumuskan sebagai beikut.

29

Q: Quantity (jumlah barang yang dihasilkan)


F: Fungsi (symbol persamaan fungsional)
C: Capital (modal atau sarana yang digunakan)
L: Labour (tenaga kerja)
R: Resources (sumber daya alam)
T: Technology (teknologi dan kewiraushaan)
Dari persamaan tersebut dapat dikatakan bahwa output merupakan fungsi
dari input, artinya setiap barang yang dihasilkan merupakan akibat dari input yang
dimasukkan.
Keterangan:
Grafik yang menunjukkan total product (TP)
Grafik AP dan MP pada berbagai tingkat input
Tampak bahwa penggunaan input X menunjukkan produksi total selalu
memgalami peningkatan. Adanya penambahan input, mula-mula meningkatkan
marginal product dan average product akan tetapi pada titik tertentu akan semakin
menurun.
Perilaku sorang produsen atau pengusaha dituangkan dalam mengambil
keputusan tentang beberapa input yang akan dipergunakan dan berapa output
yang akan dihasilkan, untuk mencapai keuntungan yang maksimum. Proses
produksi dapat diartikan sebagai proses urutan kegiatan yang harus dilaksanaan
dalam usaha untuk menghasilkan barang maupun jasa. Agar proses produksi
mencapai titik optimum, maka diperlukanadanya peningkatan produktivitas
dengan jalan menambah factor-faktor produksi.
Akan tetapi menurut david Ricardo penambahan factor produksi tidak
selalu dapat memberikan hasil yang sebanding seperto yang digambarkan dalam
hokum hasil lebih yang semakin berkurang atau The law of dimishing returns
yang berbunnyi Dengan suatu teknik tertentu, maka mulai titik tertentu
penambahan factor produksi tidak lagi memberikan penambahan hasil produksi
yang sebanding. Atau dengan kata lain tambahan hasil lama kelamaan akan
menurun, meskipun factor produksi terus bertambah.
Contoh:
30

Tanah: 1 Ha, modal Rp 5.000.000,00

Pekerja

Hasil Total

Tambahan Hasil

1
2
3
4
5
6

(Total Product)
10
21
34
42
46
48

(Marginal Product)
10
11
13
8
4
2

Law of dimishing returns terjadi pada pekerja yang ke-4 dan setersnya, yaitu
setelah tercapai marginal product maksimum sebesar 13.
2.11 Kurva Transformasi Produk
Kurva tranformasi produk (product tranformation curve) ialah kurva yang
menunjukkan pilihan kombinasi jumlah produksi dua macam barang dengan
menggunakan masukan yang sama sejumlah tertentu. Kurva ini dikenal juga
dengan sebutan kurva kemungkinan produksi (production possibility curve).
Contoh:
Sebuah pabrik yang menggunakan bahan baku kulit menghasilkan sepatu
dan tas. Kurva transformasi produk yang dihadapinya ditunjukkan oleh persamaan
4s2 + 6,25t2 = 40.000 Berapa pasang sepatu dan berapa buah tas paling banyak
dapat diproduksi? Berapa pasang sepatu dapat dibuat jika pebrik ini memproduksi
60 buah tas?
Jumlah sepatu terbanyak yang dapat dibuat adalah jika pabrik tidak
memproduksi tas (t = 0 ). Dengan perkataan lain, seluruh kulit yang tersedia
(40.000) unit dialokasikan untuk membuat sepatu.
t=0

4 s2 = 40.000 , s2 = 10.000 , s = 100 pasang.

Jumlah tas terbanyak dapat dibuat:


S = 0 6,25 t2 = 40.000, t2 = 6.400, t = 80 buah

31

Jika t = 60
4 s2 = 40.000 6,25 (60)2
4 s2 = 17.500
S2 = 4.375
S = 66,14 = 66 pasang

32

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penerapan fungsi dalam ekonomi dan bisnis merupakan salah satu bagian
yang sangat penting untuk dipelajari, karena model-model ekonomi yang
berbentuk matematika biasanya dinyatakan dengan fungsi. Pada umumnya
semakin banyak jumlah suatu barang dikonsumsi, maka semakin besar utilitas
yang diperoleh, kemudian mencapai titik puncaknya (titik jenuh) pada jumlah
konsumsi tertentu, sesudah itu justru menjadi berkurang atau bahkan negatif jika
jumlah barang yang dikonsumsi terus-menerus ditambah.

3.2 Saran
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam masalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karna terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
refrensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penyusun banyak
berharap pada pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
pada penyusun. Demi sempurnanya penyusunan makalah ini, kami berharap kritik
dan saran oleh para pembaca.

33

DAFTAR PUSTAKA
Dumairy. 2012. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta
http://web-matemtika.blogspot.com/2011/02.penyelesaian-umum-persamaankubik.html
http://www.ilmumtk.com/rosihan.lecture.ub.ac.id/lecture/matematikaekonomi/persamaan.html
rosihan.web.id/wp-content/uploads/2010//math13.INTEGRAL.ppt/matematika.html
http://www.codecogs.com/eqedit.php
http://web-matematika.blogspot.com/2011/03/metode-korner.thml
http://setyonugroho09.files.wordpress.com/2010/03

34

Anda mungkin juga menyukai