Anda di halaman 1dari 5

Bahan Ajar Pengantar Sosiologi

BAB III
PERSPEKTIF DALAM SOSIOLOGI

3.1. Perspektif Evolusionis


1. Merupakan Perspektif teoretis yang paling awal dalam sosiologi
2. Perspektif ini didasarkan pada karya Augustu Comte (1798-1857) dan
Herbert Spencer (1820-1903)
3. Perspektif ini memberikan keterangan tentang bagaimana masyarakat
manusia berkembang dan tumbuh.
4. Para sosiolog yang memakai perspektif evolusioner, mencari pola perubahan
dan perkembangan yang muncul dalam masyarakat yang berbeda, untuk
mengetahui apakah ada urutan umum yang dapat ditemukan.
Contoh :
a. Apakah faham komunis Cina akan berkembang sama seperti faham
komunis Rusia yang memperoleh kekuasaan tiga dasa warsa lebih
dulu.
b. Apakah pengaruh proses industrialisasi terhadap keluarga di negara
berkembang sama dengan yang ditemukan di negara Barat.
5. Perspektif evolusioner adalah perspektif yang aktif, sekalipun bukan
merupakan perspektif utama dalam sisiologi.

3.2. Perspektif Interaksionis


1. Perspektif ini tidak menyerankan teori-teori besar tentang masyarakat
karena istilah “masyarakat”, “negara”, dan “lembaga masyarakat” adalah
abstraksi konsptual sajaYang dapat ditelaah secara langsung hanyalah
orang-orang dan interaksinya saja.
2. Para ahli interaksi simbolik seperti G.H. Mead (1863-1931) dan C.H.
Cooley (1846-1929) memusatkan perhatiannya terhadap interaksi antara
individu dan kelompok.
Mereka menemukan bahwa orang-orang berinteraksi terutama dengan
Bahan Ajar Pengantar Sosiologi

menggunakan simbol-simbol yang mencakup tanda, isyarat, dan yang


paling penting, melalui kata-kata tulisan dan lisan.

Suatu kata tidak memiliki makna yang melekat dalam kata itu sendiri,
melainkan hanyalah suatu bunyi, dan baru akan memiliki makna bila orang
sependapat bahwa bunyi tersebut memiliki suatu arti khusus.

3. W.I. Thomas (1863-1947) mengungkapkan tentang Definisi suatu situasi,


yang mengutarakan bahwa kita hanya dapat bertindak tepat bila kita telah
menetapkan sifat situasinya.
4. Berger dan Luckman dalam bukunya Social Constructions od Reality
(1966):
Masyarakat adalah suatu Kenyataan Objektif, dalam arti orang,
kelompok, dan lembaga-lembaga adalah nyata, terlepas dari
pandangan kita terhadap mereka.

Masyarakat adalah juga suatu kenyataan subjektif, dalam arti bagi setiap
orang, orang dan lembaga-lembaga lain tergantung pada pandangan
subjektif orang tersebut.
Apakah sebagian orang sangat baik atau sangat keji, apakah polisi pelindung
atau penindas, apakah perusahaan swasta melayani kepentingan umum atau
kepentingan pribadi – Ini adalah persepsi yang mereka bentuk dari
pengalaman-pengalaman mereka sendiri, dan persepsi ini merupakan
“kenyataan” bagi mereka yang memberikan penilaian tersebut.

5. Para ahli dalam bidang perspektif interaksi modern, seperti Erving Goffman
(1959) dan Herbert Blumer (1962) menekankan bahwa orang tidak
menanggapi orang lain secara langsung; sebaliknya mereka menanggapi
orang lain sesuai dengan “bagaimana mereka membayangkan orang itu.”
Bahan Ajar Pengantar Sosiologi

3.3. Perspektif Fungsionalis

1. Dalam Perspektif ini, suatu masyarakat dilihat sebagai suatu jaringan kelompok
yang bekerjasama secara terorganisasi yang berekrja dalam suatu cara yang agak
teratur menurut seperangkat peraturan dan nilai yang dianut oleh sebagian besar
masyarakat tersebut.
2. Masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang stabil dengan suatu
kecenderungan ke arah keseimbangan, yaitu suatu kecenderungan untuk
mempertahankan sistem kerja yang selaras dan seimbang.
3. Talcott Parsons (1937), Kingsley Davis (1937) dan Robert Merton (1957) ; Setiap
kelompok atau lembaga melaksanakan tugas tertentu dan terus menerus, karena
hal itu fungsional.
4. Perubahan sosial mengganggu keseimbangan masyarakat yang stabil, namun
tidak lama kemudian terjadi keseimbangan baru.
5. Bila suatu perubahan sosial tertentu mempromosikan suatu keseimbangan yang
serasi, hal tersebut dianggap fungsional; bila perubahan sosial tersebut
mengganggu keseimbangan, hal tersebut merupakan gangguan fungsional; bila
perubahan sosial tidak membawa pengaruh, maka hal tersebut tidak fungsional.
6. Dalam suatu negara demokratis, partai-partai politik adalah fungsional, sedangkan
pemboman, pembunuhan dan terorisme politik adalah gangguan fungsional, dan
pperubahan dalam kamus politik dan perubahan dalam lambang adalah tidak
fungsional.
Bahan Ajar Pengantar Sosiologi

3.4. Perspektif Konflik

1. Perspektif konflik secara luas terutama didasarkan pada karya Karl Marx
(1818-1883), yang melihat pertentangan dan eksploitasi kelas sebagai
penggerak utama kekuatan-kekuatan dalam sejarah
2. C. Wright Mills (1956-1959), Lewis Coser (1956), Aron (1957), Dahrendorf
(1959, 1964), Chambliss (1973), dan Collines (1975): Bilamana, para
fungsionalis melihat keadaan normal masyarakat sebagai suatu keseimbangan
yang mantap, maka para teoretisi konflik melihat masyarakat sebagai berada
dalam konflik yang terus-menerus di antara kelompok dan kelas.
3. Teoretisi konflik melihat perjuangan meraih kekuasaan dan pengahasilan
sebagai suatu proses yang berkesinambungan terkecuali satu hal, dimana
orang-orang muncul sebagai penentang – kelas, bangsa, kewarganegaraan dan
bahkan jenis kelamin.
4. Para teoretisi konflik memandang suatu masyarakat sebagai terikat bersama
karena kekuatan dari kelompok atau kelas yang dominan.
5. Mereka mengkalin bahwa “nilai-nilai bersama” yang dilihat oleh para
fungsionalis sebagai suatu ikatan pemersatu tidaklah benar-benar suatu
konsensus yang benar; sebaliknya konsensus tersebut adalah ciptaan
kelompok atau kelas yang dominan untuk memaksakan nilai-nilai serta
peraturan mereka terhadap semua orang.
Bahan Ajar Pengantar Sosiologi

Perspektif Fungsionalis dan Perspektif Konflik merupakan dua perspektif utama


dalam sosiologi
Persepsi : Teori Fungsionalis Teori Konflik
Masyarakat Suatu sistem yang stabil Suatu sistem yang tidak stabil
dari kelompok-kelompok dari kelompok-kelompok dan
yang bekerja sama kelas-kelas yang saling
bertentangan.
Kelas Sosial Suatu tingkat status dari Sekelompok orang yang
orang-orang yang memiliki kepentingan ekonomi
memperoleh pendapatan dan kebutuhan kekuasaan yang
dan memiliki gaya hidup serupa. Berkembang dari
yang serupa. Berkembang keberhasilan sebagian orang
dari isi perasaan orang dan dalam mengeksploitasi orang
kelompok yang berbeda. lain.
Perbedaan Sosial Tidak dapat dihindarkan Tidak perlu dan tidak adil.
dalam susunan masyarakat Terutama disebabkan perbedaan
yang kompleks. Terutama dalam kekuasaan. Dapat
disebabkan perbedaan dihindarkan dengan jalan
kontribusi dari kelompok- penyusunan kembali masyarakat
kelompok yang berbeda. secara sosialistis.
Perubahan Sosial Timbul dari perubahan Dipaksakan oleh suatu kelas
kebutuhan fungsional terhadap kelas lainnya untuk
masyarakat yang terus kepentingan kelas pemaksa.
berubah.
Tata Tertib Sosial Hasil usaha tidak sadar Dihasilkan dan dipertahankan
dari orang-orang untuk oleh pemaksa yang terorganisasi
mengorganisasi kegiatan- oleh kelas-kelas dominan.
kegiatan mereka secara
produktif.
Nilai-nilai Konsensus atas nilai-nilai Kepentingan yang bertentangan
yang mempersatukan akan memecah belah
masyarakat. masyarakat. Khayalan (ilusi)
konsensus nilai-nilai
dipertahankan oleh kelas-kelas
yang dominan
Lembaga-lembaga Menanamkan nilai-nilai Menanamkan nilai-nilai
umum dan kesetiaan yang kesetiaan yang melindungi
sosial: keagamaan,
mempersatukan golongan yang mendapat hak-
sekolah, media massa masyarakat hak istimewa.
Hukum dan Menjalankan peraturan Menjalankan peraturan yang
yang mencerminkan dipaksakan oleh kelas dominan
pemerintahan
konsensus nilai-nilai untuk melindungi hak-hak
masyarakat istimewa.

Anda mungkin juga menyukai