Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.... i
DAFTAR ISI.. ii

BAB I PENDAHULUAN.1
1.1 Latar Belakang.... 1
1.2 Rumusan Masalah... 1

nusantaraknowledge.blogspot.com

1.3 Tujuan.. 2
1.4 Manfaat 2
1.5 Metode Penulisan. 2
1.6 Sistematika Penulisan... 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Suku Sunda Kuno (Baduy)... 3
2.2 Karakteristik Rumah Adat Sunda. 4
2.2.1 Suku Baduy Dalam. 5
2.2.2 Suku Baduy Luar 7
2.3 Pergeseran Nilai-Nilai Budaya.. 8
BAB III PENUTUP 10
3.1 Kesimpulan10
3.2 Saran. 10

ii

Arsitektur
Nusantara

ARSITEKTUR RUMAH ADAT SUNDA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui Indonesia adalah Negara yang terdiri dari beribu ribu
kepulauan. Yang setiap pulaunya memiliki suatu ketertarikan yang mistis yang dapat
mengikat mata dan membuai para pelancong dari luar negeri untuk menikmati

Seperti yang telah disebutkan dia atas karena keaneka ragaman suku bangsa
dan budaya, maka terciptalah berbagai jenis seni dimana arsitektur pun masuk di
dalamnya. Sehingga tercipta berbagai bentuk rumah tradisonal yang berbeda-beda
yang mengambil unsure dari kebudayaan setempat.
RUMAH sudah menjadi kebutuhan yang penting bagi manusia. Selain tempat
berteduh, rumah pun dijadikan tempat bersosialisasi seluruh anggota keluarga. Selain
menjadi bagian terpenting bagi kehidupan, bentuk dan gaya pun sengaja dibuat untuk
menambah keindahan. Bahkan dijadikan identitas suatu suku atau komunitas di suatu
tempat.

Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, tentunya mempunyai bentuk dan nama
rumah adat sendiri. Masing-masing rumah adat mempunyai fungsi dan manfaat yang
hampir sama, yaitu sebagai tempat tinggal, namun ada pula yang dijadikan tempat
keramat. Dan dalam paper ini akan menjelaskan rumah adat yang akan di bahas disini
adalah rumah adat di Sunda.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun yang menjadi rumusan masalah yang di bahas pada paper ini adalah:
a. Bagaimana pola rumah adat Sunda?
b. Bagaimana karakteristik rumah adat Sunda?

nusantaraknowledge.blogspot.com

keelokan alam Indonesia ini.

Arsitektur
Nusantara

ARSITEKTUR RUMAH ADAT SUNDA

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan paper ini adalah:
a. Agar dapat mengetahui dan memahami Pola rumah adat Sunda.
b. Agar dapat mengetahui karakteristik rumah adat Sunda.

1.4 MANFAAT
Manfaat yang dapat diperoleh dari paper ini adalah:
a. Mengetahui dan memahami bagaimana pola rumah adat Sunda.

1.5 METODE PENULISAN


Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan paper ini adalah literature
yang didapat dari buku dan internet.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan paper ini adalah


sistematika penulisan tiga bab, yang dibagi sebagai berikut :

BAB I

: PENDAHULUAN
Memberikan secara lengkap gambaran umum mengenai latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, serta
manfaat dari penulisan paper ini.

BAB II

: PEMBAHASAN
Dalam bab pembahasan ini, akan dibahas mengenai suku
sunda kuno (baduy), karakteristik dari rumah adat Sunda,
serta dua besar suku Baduy, dan Pergeseran nilai budaya

BAB III

: PENUTUP
Merupakan bab yang berisikan simpulan dari uraian
pembahasan dan saran-saran yang dapat diberikan yang
berhubungan dengan pembahasan sebelumnya.

nusantaraknowledge.blogspot.com

b. Mengetahui karakteristik rumah adat Sunda.

Arsitektur
Nusantara

ARSITEKTUR RUMAH ADAT SUNDA

BAB II
PEMBAHASAN

Sumber gambar: www.wikipedia.com

Suku Baduy, merupakan salah satu suku Sunda Kuno yang bermukim di kaki
Gunung Kendeng, Rangkas Bitung, Banten.Untuk melakukan perjalanan menuju suku
baduy menghabiskan sekitar 1/2 hari perjalanan hanya untuk mencapai 3 desa suku
Baduy. Padahal desa suku Baduy terdiri dari 3 desa suku Baduy dalam, dan lebih dari
5 desa suku Baduy luar.
Menurut kepercayaan yang mereka anut, mereka mengaku sebagai keturunan
dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa yang diutus ke bumi. Asal usul tersebut
sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. yang
mempunyai tugas bertapa untuk menjaga harmoni dunia. Jadi, kalau Anda perhatikan
(kalau Anda berkunjung ke sana), walaupun disana tidak ada tempat sampah, tapi
kondisi alam sangat terjaga. Tidak ada satupun sampah organik, seperti sampah
makanan, sisa-sisa produksi golok, dan sebagainya yang dibiarkan terbengkalai
mengonggok menjadi sampah.
Mereka berpendapat bahwa jika mereka harus merusak alam untuk keperluan
sandang, pangan, papan mereka. Mereka harus menggantinya dengan menanam
tanaman baru.

nusantaraknowledge.blogspot.com

2.1 Suku Sunda Kuno (Baduy)

Arsitektur
Nusantara

ARSITEKTUR RUMAH ADAT SUNDA

2.2 Karakteristik Rumah Adat Sunda


Bentuk rumah Sunda sangat disesuaikan dengan keadaan alam serta kebutuhan
masyarakat orang Sunda. Di tanah Parahyangan banyak bentuk gaya rumah, yang
umumnya diperlihatkan dari bentuk atapnya. Ada beberapa susuhunan (atap) yang
dikenal masyarakat Sunda, seperti suhunan jolopong atau regol, suhunan tago/jogog
anjing, suhunan badak heuay, suhunan perahu kumureb/nangkub, suhunan capit
gunting, suhunan julang ngapak, suhunan buka palayu, dan buka pongpok.

Barat maupun di daerah lainnya umumnya terdiri, atas bahan alami, seperti kayu,
bambu, ijuk, daun kepala, sirap, batu maupun tanah. Selain itu, bangunan rumah adat
pun biasanya jarang langsung menempel ke tanah (berlantai tanah), kecuali rumah
adat di daerah Jawa Tengah, Yogyakarta, maupun Papua. Sedangkan di daerah
lainnya di Indonesia, termasuk rumah adat di Jawa Barat, biasanya dibangun
berbentuk panggung. Hal ini untuk sirkulasi angin, juga menghindari binatang
(binatang buas maupun melata).
Bentuk dan gaya bangunan rumah tinggalnya sangat sederhana, dibangun
berdasarkan naluri sebagai manusia yang membutuhkan tempat berlindung dari
gangguan alam dan binatang buas. Kesan sederhana tersebut tersirat dalam penataan
eksterior dan interiornya.
Seluruh bangunan rumah tinggal suku Baduy menghadap ke utara-selatan dan
saling berhadapan. Menghadap ke arah barat dan timur tidak diperkenankan
berdasarkan adat. Di samping itu, ada hal yang cukup menarik dan penting di
kalangan suku Baduy, yaitu cara mereka memperlakukan alam atau bumi. Mereka
tidak pernah berusaha mengubah atau mengolah keadaan lahannya misalnya merusak
tanah, digali, atau diratakan untuk kepentingan bangunan yang akan didirikan di
atasnya.
Sebaliknya, mereka berusaha memanfaatkan dan menyesuaikan dengan
keadaan dan kondisi lahan yang ada. Hasilnya memperlihatkan permukiman yang
alami. Bangunan-bangunan tersebut bagaikan sebuah kesatuan dari alam itu sendiri,
berdiri berumpak-umpak mengikuti kontur atau kemiringan tanahnya.

nusantaraknowledge.blogspot.com

Bahan bangunan yang digunakan untuk membuat rumah adat, baik di Jawa

Arsitektur
Nusantara

ARSITEKTUR RUMAH ADAT SUNDA

2.2.1 Suku Baduy Dalam

Rumah tinggal suku Baduy Dalam, termasuk jenis bangunan knock down dan
siap pakai, yang terdiri dari beberapa rangkaian komponen. Selanjutnya, komponenkomponen tersebut dirakit atau dirangkai dengan cara diikat menggunakan tali awi
temen ataupun dengan cara dipaseuk. Konstruksi utamanya yang berfungsi untuk
menahan beban berat, seperti tihang-tihang, panglari, pananggeuy, dan lincar,
dipasang dengan cara dipaseuk karena alat paku dilarang digunakan. Justru teknik
tersebut bisa memperkuat karena kedua kayu yang disambungkan lebih menyatu,
terutama ketika kedua kayunya sudah mengering.
Sementara komponen seperti bilik (dinding), rarangkit (atap), dan palupuh (lantai)
hanya sekadar diikat atau dijepit pada bambu atau kayu konstruksi. Oleh karena itu,
bangunan rumah tinggal suku Baduy termasuk jenis bangunan tahan gempa karena
konstruksinya bersifat fleksibel dan elastis.
Bangunan rumah tinggalnya berbentuk rumah panggung. Karena konsep
rancangannya mengikuti kontur lahan, tiang penyangga masing-masing bangunan
memiliki ketinggian berbeda-beda. Pada bagian tanah yang datar atau tinggi, tiang
penyangganya relatif rendah. Adapun pada bagian yang miring, tiangnya lebih tinggi.
Tiang-tiang penyangga tersebut bertumpu pada batu kali agar kedudukannya stabil.
Batu kali merupakan komponen yang cukup penting pula di lingkungan
kampung suku Baduy. Selain digunakan untuk tumpuan tiang penyangga, batu kali
juga digunakan sebagi penahan tanah agar tidak longsor. Caranya dengan ditumpuk

nusantaraknowledge.blogspot.com

Sumber gambar: www.google.com/img/badui/12201

Arsitektur
Nusantara

ARSITEKTUR RUMAH ADAT SUNDA

membentuk benteng, atau dipakai untuk membuat anak tangga, selokan, ataupun
tempat berjalan yang sangat berguna terutama jika musim hujan tiba.
Jenis atapnya disebut sulah nyanda. Pengertian dari nyanda adalah posisi atau
sikap bersandar wanita yang baru melahirkan. Sikap menyandarnya tidak tegak lurus,
tetapi agak merebah ke belakang. Jenis atap sulah nyanda tidak berbeda jauh dengan
jenis atap julang ngapak. Jika jenis atap yang disebutkan terakhir memiliki dua atap
tambahan di kedua sisinya, atap jenis sulah nyanda hanya memiliki satu atap

memiliki kemiringan yang rendah.


Rumah tinggal suku Baduy hanya memiliki satu pintu masuk yang ditutup
dengan panto, yaitu sejenis daun pintu yang dibuat dari anyaman bilah-bilah bambu
berukuran sebesar ibu jari dan dianyam secara vertikal. Teknik anyaman tersebut
disebut sarigsig. Orang Baduy tidak mengenal ukuran seperti halnya masyarakat
modern. Karena itu, mereka pun tidak pernah tahu ukuran luas maupun ketinggian
rumah tinggal mereka sendiri.
Semuanya dibuat dengan perkiraan dan kebiasaan semata. Dalam menentukan
ukuran lebar pintu masuk, mereka cukup menyebutnya dengan istilah sanyiru asup.
Lebar pintu diukur selebar ukuran alat untuk menampi beras. Sebagian besar pintu
tidak dikunci ketika ditinggalkan penghuninya. Akan tetapi, beberapa orang membuat
tulak untuk mengunci pintu dengan cara memalangkan dua kayu yang didorong atau
ditarik dari samping luar bangunan.
Pembagian interiornya terdiri dari tiga ruangan, yaitu sosoro, tepas, dan imah. Sosoro
dipergunakan untuk menerima kunjungan tamu. Letaknya memanjang ke arah bagian
lebar rumah. Selanjutnya, ruang tepas yang membujur ke arah bagian panjang atau ke
belakang digunakan untuk acara makan atau tidur anak-anak. Antara ruangan sosoro
dan tepas tidak terdapat pembatas. Keduanya menyatu membentuk huruf L terbalik
atau siku.
Tampaknya bagian inti dari rumah suku Baduy terletak pada ruangan yang
disebut imah karena ruang tersebut memiliki fungsi khusus dan penting. Selain

nusantaraknowledge.blogspot.com

tambahan yang disebut curugan. Salah satu atap pada sulah nyanda lebih panjang dan

Arsitektur
Nusantara

ARSITEKTUR RUMAH ADAT SUNDA

berfungsi sebagai dapur (pawon), imah juga berfungsi sebagai ruang tidur kepala
keluarga beserta istrinya.
Mereka tidak memiliki tempat tidur khusus, tetapi hanya menggunakan tikar.
Alas tersebut digunakan hanya sewaktu tidur, setelah itu dilipat kembali dan disimpan
di atas rak. Cara tersebut menunjukkan bahwa kegunaan imah sangat fleksibel dan
multifungsi. Di sekeliling ruangan imah terdapat rak-rak untuk menyimpan peralatan

2.2.2 Suku Baduy Luar

Sumber gambar: www. Google.com/img/baduydalam%_/img.551_1/

Baduy luar sedikit lebih modern dari suku Baduy dalam. Mereka masih
diperbolehkan menggunakan teknologi seperti lampu minyak, pisau yang dibeli dari
luar, dsb. Bahkan beberapa kerajinan mereka dibuat untuk dipasarkan ke pengunjung
yang datang. Seperti gelang, golok, caping (semacam topi), dan sebagainya.

Di Cijengkol ada sekitar 10 imah atau rumah panggung, satu di antaranya


rumah Sarmin (50), yang kerap tempati pengunjung untuk singgah maupun bermalam.
Bentuk rumah di kampung ini sangat sederhana. Tiangnya dari kayu, dinding dari
anyaman bambu dan atap dari daun rumbia dilapis ijuk.

nusantaraknowledge.blogspot.com

dapur dan tikar untuk tidur.

Arsitektur
Nusantara

ARSITEKTUR RUMAH ADAT SUNDA

Berbeda halnya dengan suku Baduy dalam yang benar-benar menggunakan


kekayaan alam untuk membuat teknologi mereka sendiri. Mereka menggunakan
kelapa untuk membuat lilin, membuat golok sendiri, menggunakan bambu untuk
mengambil air, dsb. Perbedaan yang terlihat jelas dari kedua kelompok ini adalah
warna baju yang digunakan oleh mereka. Suku baduy dalam menggunakan baju
berwarna putih, sedangkan suku baduy luar menggunakan baju berwarna hitam.

Arsitektur Baduy seperti halnya arsitektur etnik di Indonesia, bahkan di


Asia, tidak dapat terlepas dari nilai-nilai budaya dan religi serta lingkungan alam
sebagai sumber penghidupan sehari-hari masyarakatnya. Arsitektur sebagai artefak
kebudayaan dijadikan sarana penyimbolan yang mengungkapkan bermacam nilai dan
makna. Nilai-nilai budaya yang mengandung pandangan dan sikap hidup masyarakat
lokal itulah yang sekarang mulai hilang dan dilupakan oleh praktisi arsitektur dalam
setiap perancangan arsitekturnya. Peninjauan kembali nilai-nilai budaya lokal
merupakan salah satu upaya pencarian jati diri arsitektur di tengah-tengah derasnya
arus bentuk arsitektur asing di Indonesia.

Pada

kampung-kampung

tradisional

yang

masyarakatnya

masih

terus

mempertahankan tradisi, dimensi kebudayaan memegang peranan penting sebagai


faktor-faktor pembentuk arsitektur kampung. Kebudayaan tersebut mencakup sistem
budaya, sistem sosial dan artefak. Kebudayaan suatu masyarakat akan mengalami
suatu perubahan, baik itu menjadikan tradisi tersebut semakin kuat atau semakin
pudar.

Arsitektur Baduy sebagai artefak budaya, terutama arsitektur di Baduy


Dalam, merupakan salah satu contoh arsitektur hasil karya masyarakat lokal, dalam
hal ini Sunda, yang masih dipertahankan. Penelitian perubahan pada Arsitektur Baduy
dijadikan studi kasus untuk melihat proses perkembangan kebudayaan di kampung
tradisional. Studi perubahan dalam arsitektur Baduy Luar dijadikan cerminan untuk
melihat perubahan arsitektur yang dapat dianggap masih sesuai dengan nilai-nilai

nusantaraknowledge.blogspot.com

2.3 Pergeseran Nilai-Nilai Budaya

Arsitektur
Nusantara

ARSITEKTUR RUMAH ADAT SUNDA

budaya asalnya juga yang dapat dianggap sudah bergeser dari jalur asalnya, yang
dilakukan melalui tinjauan historis, kosmologis dan tipologi-morfologi arsitektur.
Perbedaan kondisi lingkungan alam dan lingkungan sosial antara kampong
Baduy Dalam dengan kampung Baduy Luar merupakan salah satu faktor perubah
bentuk dan ruang arsitektur, di samping kontak-kontak dengan kebudayaan luar.
Transformasi arsitektur di kampung Baduy Luar masih mempertimbangkan nilai-nilai
budaya yang dianggap paling esensil, sedangkan nilai-nilai budaya yang dianggap
sudah berbeda karena faktor lingkungan alam dan lingkungan sosial berbeda, memicu

kebudayaan dan agama Sunda Wiwitan merupakan faktor pertahanan kebudayaan


Baduy yang mengakibatkan perubahan berjalan dengan lambat.
Tiga kampung Baduy Dalam (Cikeusik, Cikertawana dan Cibeo),
kesatuan tiga jenis kampung Baduy Luar (Baduy Luar, Baduy Dangka dan Baduy
Muslim), serta kesatuan jenis kampung Dangka (Dangka di Baduy Luar dan Dangka
di luar Baduy) akan dapat menjelaskan secara menyeluruh mengenai transformasi
arsitektur dan konsep arsitektur yang sebenarnya, melalui tinjauan dimensi
kebudayaan, yang terdapat di kampung Baduy.

nusantaraknowledge.blogspot.com

perubahan bentuk dan ruang arsitektur melalui proses akulturasi.Tahap mitis

Arsitektur
Nusantara

ARSITEKTUR RUMAH ADAT SUNDA

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perbedaan kondisi lingkungan alam dan lingkungan sosial antara kampong

bentuk dan ruang arsitektur, di samping kontak-kontak dengan kebudayaan luar.


Transformasi arsitektur di kampung Baduy Luar masih mempertimbangkan nilai-nilai
budaya yang dianggap paling esensil, sedangkan nilai-nilai budaya yang dianggap
sudah berbeda karena faktor lingkungan alam dan lingkungan sosial berbeda, memicu
perubahan bentuk dan ruang arsitektur melalui proses akulturasi.Tahap mitis
kebudayaan dan agama Sunda Wiwitan merupakan faktor pertahanan kebudayaan
Baduy yang mengakibatkan perubahan berjalan dengan lambat.

3.2 Saran
Seiring dengan perkembangan jaman, sebaiknya kita perlu melestarikan
kebudayaan tradisional karena budaya yang sekarang ini berasal dari budaya
terdahulu. Nilai nilai budaya yang terkandung di dalam arsitektur tradisional ini
sebaiknya dipertahankan agar kebudayaan asli Indonesia tidak punah begitu saja dan
jati diri bangsa Indonesia tetap terjaga.

10

nusantaraknowledge.blogspot.com

Baduy Dalam dengan kampung Baduy Luar merupakan salah satu faktor perubah

Arsitektur
Nusantara

ARSITEKTUR RUMAH ADAT SUNDA

DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.com
www.wisatanet.com/travel_wisataku.php?/
www.multiply.com

nusantaraknowledge.blogspot.com

www.hersmagz.com/.../travel/eksotisme_banten

11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
atau Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya berkat rahmat-Nya maka Paper
Arsitektur Rumah Adat Sunda

dapat terwujud. Paper ini merupakan

penyempurnaan dari berbagai sumber mengenai hal tersebut dan dikaitkan

nusantaraknowledge.blogspot.com

dengan kenyataan terutama pada kondisi saat ini.


Tujuan paper ini adalah agar segala informasi yang disajikan dalam
paper ini dapat disesuaikan dengan perkembangan terakhir saat ini,
sehingga dapat menjadi suatu gambaran yang berguna dan dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Dengan

adanya

paper

ini,

maka

perkenankanlah

kami

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak


yang telah bersedia membantu yaitu dalam memberikan masukan-masukan
dan informasi untuk kesempurnaan paper ini. Di samping itu tidak lupa
saya menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya jika
seandainya dalam paper ini masih ditemui kekurangan ataupun kesalahan
yang sudah tentu di luar kemampuan kami..

Denpasar, Oktober 2008

Penulis

Anda mungkin juga menyukai