Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MAKALAH PRATIKUM GEOLOGI FISIK #3

BATUAN SEDIMEN

Disusun Oleh :
MARIA KOLUMBA MALI
410014211
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS)YOGYAKARTA
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI S1
2014

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
pemahaman mahasiswa tentang BATUAN SEDIMEN dan pembuatan makalah
ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas pratikum geologi fisik.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Yogyakarta, 9 November 2014


Maria Kolumba Mali

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

DAFTAR ISI

Halaman judul
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
I.2 rumusan masalah
I.3 tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Batuan Sedimen
2.2 Proses sedimentasi
2.3 macam macan batuan sedimen
2.4 Penamaan batuan sedimen
2.5 Tekstur permukaan
2.6 Ukuran butir
2.7 Porositas
2.8 Stuktur batuan sedimen
2.9 Warna batuan sedimen
BAB III PENUTUP
Daftar pustaka

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu
agregat(kumpulan) mineral mineral yang telah menghablur. Tanah dan bahan
lepas lainnya yangmerupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses
erosi tidak termasuk batuan,
tetapi disebut dengan Aluvial deposit. Salah satu jenis batuan yang kita kenal
adalah batuan
sedimenPemakaian batuan pada dasarnya tergantung pada kekhususannya. Tekstur
batuanmengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang
meliputi tingkatkristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan
antar butir (fabric). Jikawarna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia
dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan
keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil darirangkaian proses sebelum,dan
sesudah kristalisasi.Oleh karena itu pembuatan makalah ini kami lakukan sebagai
suatu langkah atau pemberian solusi bagi para mahasiswa untuk dapat mengetahui
apa itu batuan sedimen, bagaimana batuan beku tersebut terbentuk, klasifikasi
batuan beku, dan tipe dasar batuansedimen. Dengan adanya makalah ini,
pengetahuan kita bertambah.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari data yang didapat kita dapat merumuskan masalah yaitu bagaiman cara
pembentukan batuan sedimen, selain itu kita juga dapat mengetahui tekstur,
struktur batuan sedimen.
1.3 TUJUAN
tujuan pembuatan malakah ini adalah :
1. Agar kita tahu dan mengerti tentang batuan sedimen secara umum,proses
pembentukannya,tekstur,sruktur, dan jenis-jenis batuan sedimen.
2. Menyelesaikan tugas pratikum geologi fisik tentang batuan sedimen.

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil
perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun
organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang
kemudian mengalami pembatuan ( Pettijohn, 1975 ).
Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan
antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari
sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang
termasuk kedalam batuan sedimen. Disbanding dengan batuan beku, batuan
sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya
5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak bumi. Dari jumlah 5%
ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira-kira 80%
( Pettijohn, 1975 ).
2.2 Proses sedimentasi
Batuan yang berasal dari hasil rombakan berbagai jenis batuan adalah batuan
sedimen. Batuan sedimen ini terbentuk dengan proses pertama tentunya adalah
pecahnya atau terabrasinya batuan sumber yang kemudian hasil pecahannya
tertransportasi dan mengendap di suatu area tertentu. Proses-proses tersebut telah
lazim disebut sebagai proses-proses sedimentasi. Proses sedimentasi pada batuan
sedimen klastik terdiri dari 2 proses, yakni proses sedimentasi secara mekanik dan
proses sedimentasi secara kimiawi.
1.
Proses sedimentasi mekanik
Proses sedimentasi secara mekanik merupakan proses dimana butir-butir
sedimen tertransportasi hingga diendapkan di suatu tempat. Proses ini dipengaruhi
oleh banyak hal dari luar. Transportasi butir-butir sedimen dapat dipengaruhi oleh
air, gravitasi, angin, dan es. Dalam cairan, terdapat dua macam aliran, yakni
laminar (yang tidak menghasilkan transportasi butir-butir sedimen) dan turbulent
(yang menghasilkan transportasi dan pengendapan butir-butir sedimen). Arus
turbulen ini membuat partikel atau butiran-butiran sedimen mengendap secara
suspensi, sehingga butiran-butiran yang diendapkan merupakan butiran sedimen
berbutir halus (pasir hingga lempung). Proses sedimentasi yang dipengaruhi oleh
gravitasi dibagi menjadi 4, yakni yang dipengaruhi oleh arus turbidit, grain flows,
aliran sedimen cair, dan debris flows.
Arus turbiditi dipengaruhi oleh aliran air dan juga gravitasi. Ciri utama
pengendpan oleh arus ini adalah butiran lebih kasar akan berada di bagian
bawah pengendapan dan semakin halus ke bagian atas pengendapan.

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

2.

Grain flows biasanya terjadi saat sedimen yang memiliki kemas dan
sorting yang sangat baik jatuh pada slope di bawah gravitasi. Biasanya
sedimennya membentuk reverse grading.
Liquified sediment flows merupakan hasil dari proses liquefaction.
Debris flows, volume sedimen melebihi volume ar, dan menyebabka aliran
dengan viskositas tinggi. Dengan sedikit turbulens, sorting dari partikel
mengecil dan akhirnya menghasilkan endapan dengan sorting buruk.
Proses sedimentasi kimiawi
Proses sedimentasi secara kimiawi terjadi saat pori-pori yang berisi fluida
menembus atau mengisi pori-pori batuan. Hal ini juga berhubungan dnegan reaksi
mineral pada batuan tersebut terhadap cairan yang masuk tersebut. Berikut ini
merupakan beberapa proses kimiawi dari diagenesis batuan sedimen klastik:
Dissolution (pelarutan), mineral melarut dan membentuk porositas
sekunder.
Cementation (sementasi), pengendpan mineral yang merupakan semen
dari batuan, semen tersebut diendapkan pada saat proses primer maupun
sekunder.
Authigenesis, munulnya mineral baru yang tumbuh pada pori-pori batuan
Recrystallization, perubahan struktur kristal, namun kompsisi mineralnya
tetap sama. Mineral yang biasa terkristalisasi adalah kalsit.
Replacement, melarutnya satu mineral yang kemudian terdapat mineral
lain yang terbentuk dan menggantikan mineral tersebut
Compaction (kompaksi)
Bioturbation (bioturbasi), proses sedimentasi oleh hewan (makhluk hidup)

Dalam proses sedimentasi itu sendiri terdapat yang disebut dengan


diagenesis. Diagenesis memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:
a)
Eoldiagenesis
Tahap ini merupakan tahap awal dari pengendapan sedimen. Dimana terjadi
pembebanan, yang menyebabkan adanya kompaksi pada tiap lapisan sedimennya.
Pada tahap ini proses kompaksi mendominasi
Mesodiagenesis = earlydiagenesis
Latelydiagenesis
Tahap mesogenesis ini terjadi setelah melewati tahap eoldiagenesis. Pada
tahap ini, kompaksi yang sangat kuat disertai dnegan proses burial,
menyebabkan kenaikan suhu dan tekanan yang memicu terjadinya dissolution.
Pada tahap ini proses yang mendominasi adalah proses dissolution (pelarutan).
Sampai dengan proses ini, dikategorikan sebagai earlydiagenesis. Apabila
setelah proses pelarutan, masih terjadi burial, maka akan terjadi sementasi di
sekitar butiran-butiran sedimen. (inilah yang disebut dnegan latelydigenesis).
Apabila kompaksi terus berlanjut, hingga pada suhu 150 derajat celcius. Proses
diagenesis akan berhenti dan digantikan menjadi proses metamorfisme.
Telodiagenesis
Sedangkan jika setelah tahapan mesodiagenesis terjadi pengangkatan, dalam
proses pengangkatan ini, keberadaan berbagai jenis air (air meteorik, air tanah,

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

dll) mempengaruhi susunan komposisi kimia batuan, sehingga memungkinkan


terjadinya authigenesis (pengisian mineral baru).
2.3 .
1.

MACAM-MACAM BATUAN SEDIMEN


Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari
pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa
batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri. Batuan sedimen diendapkan
dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini
berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan
proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan
laut. Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan
langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan
dapat juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batupasir bisa terjadi
dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke
dalam golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari
batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk
golongan ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal
sampai laut dalam.
Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis maupun
secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan
pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa
yakni, prosess- proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu
sedimen, selama dan sesudah litifikasi. Contohnya; Breksi, Konglomerat,
Standsstone (batu pasir), dan lain-lain.
Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau
pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan
sedimen itu sendiri. (Pettjohn, 1975). Batuan sedimen diendapkan dengan proses
mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran
besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses
pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut.
Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung
dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga
diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batu pasir bisa terjadi dilingkungan
laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan
detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau,
serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada
umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam
(Pettjohn, 1975). Fragmentasi batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan
mekanis maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju
suatu cekungan pengendapan (Pettjohn, 1975).

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

a)

b)

c)

d)

e)

Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni,


proses proses-proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu
sedimen, selama dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah
suatu sedimen menjadi batuan keras ( Pettjohn, 1975).
Proses diagenesa antara lain :
Kompaksi Sedimen
Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari
berat beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar
butir yang satu dengan yang lain menjadi rapat.
Sementasi
Yaitu turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan secara kimiawi
mengikat butir-butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin efektif bila
derajat kelurusan larutan pada ruang butir makin besar.
Rekristalisasi
Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal
dari pelarutan material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya. Rekristalisasi
sangat umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat.
Autigenesis
Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga adanya
mineral tersebut merupakan partikel baru dlam suatu sedimen. Mineral autigenik
ini yang umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silica, klorita, gypsum dan
lain-lain.
Metasomatisme
Yaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa
pengurangan volume asal
Komposisi Mineral Sedimen Klastik
1. Fragmen
Bagian butiran berukuran paling besar, dapat berupa: batuan, mineral, atau fosil.
Wentworth telah membuat satu acuan besar butir yang dikenal sebagai skala

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

Wentworth.

2. Matrik
Bagian butiran yang berukuran lebih kecil dari fagmen, dan terletak di antara
fragmen.

3. Sementasi
Bahan pengikat antara fragmen dengan matrik, dapat berupa:
- Semen karbonat (kalsit dan dolomit)
- Semen silikat (kalsedon dan kuarsa)
- Semen oksida besi (limonit dan hematit)

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

Jenis Perlapisan

1. Masif, yaitu tidak ada struktur dalam, ketebalan kurang dari 120 cm.
2. Sejajar, yaitu bidang perlapisan saling sejajar.
3. Laminasi, yaitu perlapisan sejajar dengan ketebalan kurang dari 1 cm.
4. Pilihan, yaitu perlapisan tersusun atas butiran yang berubah teratur, dari halus
ke kasar pada arah vertikal.
5. Silang siur, yaitu perlapisan yang saling membentuk sudut terhadap bidang
batas, akibat bekerjanya dua tenaga yang berbeda.

Bidang Perlapisan
Bidang perlapisan batuan sedimen klastik terbentuk akibat penggerusan,
pembebanan, ataupun penguapan air, seperti:
BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

1. Gelembur gelombang : terbentuk akibat pergerakan air atau angin.

2. Rekah kerut : rekahan pada permukaan bidang


perlapisan akibat proses penguapan.

3. Cetak suling : cetakan akibat penggerusan media terhadap batuan dasar.


4. Cetak beban : cetakan akibat pembebanan pada sedimen yang masih plastis.
5. Jejak organisme : bekas rayapan, rangkakan, atau tempat berhenti binatang
pada saat sedimentasi.
2.

Batuan Sedimen Non-Klastik


Batuan sedimen Non-Klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk
sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu
juga (insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara
kimiawi, biologi /organik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara
kimia, endapan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO + CO2
CaCO3. Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau
tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut (karang),
terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai
akibat penurunan daratan menjadi laut. Contohnya; Limestone (batu gamping),
Coal (batu bara), dan lain-lain.
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari
kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

a)

b)

c)

d)

e)

f)

reaksi organik (Pettjohn, 1975). Menurut R.P. Koesoemadinata, 1981 batuan


sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu :
Golongan Detritus Kasar
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan
ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat
pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan danau atau laut.
Golongan Detritus Halus
Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut
dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau,
serpih, batu lempung dan Nepal.
Golongan Karbonat
Batuan
ini
umum
sekali
terbentuk
dari
kumpulan
cangkang moluska, algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang
merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan
disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras sampai
neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai
bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada
material penyusunnya.
Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi
untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert),
radiolarian dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan
terbatas sekali.
Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia
yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau
laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsureunsur tertentu. Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka
akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan-batuan yang termasuk
kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.
Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuhtumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh
suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya
pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus
memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk
menjadi satu di tempat tersebut.
2.4 Penamaan batuan sedimen
biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut. Penamaan tersebut
adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batulanau, batulempung, stalaktit dan
stalakmit, moraine
Berikut adalah contoh-contoh dan karakteristik dari batu apung :
1. Konglomerat

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

Proses Terbentuk
:Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari
proses sedimentasi, batuan yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk
membundar dengan ukuran lebih besar dari 2mm yang berada ditengah-tengah
semen yang tersusun oleh batupasir dan diperkuat & dipadatkan lagi kerikil.
Dalam pembentukannya membutuhkan energi yang cukup besar untuk
menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem sungai dan
pantai.
Warna
: berwarna warni
Manfaat
: Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan
hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai
penghasil hidrokarbon (source rocks).
2. Batu Pasir

Proses Terbentuk
:Batupasir adalah suatu batuan sedimen klastik yang
dimana partikel penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir.
Kebanyakan batupasir dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa oleh pergerakan
air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di suatu sungai. Butirannya
secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk
membentuk batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas butir kwarsa
sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang bersifat menentang laju arus.
Warna
: Coklat dan putih
Manfaat
: Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri
konstruksi sebagai suatu kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian dapat
digunakan sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca.
3. Breksi

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

Karakteristik
: Breksi merupakan batuan sedimen klastik yang memiliki
ukuran butir yang cukup besar (diameter lebih dari dua milimeter) dengan
tersusun atas batuan dengan fragmen menyudut (tajam). Ruang antara fragmen
besar bisa diisi dengan matriks partikel yang lebih kecil atau semen mineral yang
mengikat batu itu bersama-sama. Spesimen yang ditunjukkan di atas memiliki
ukuran garis tengah sekitar dua inci (lima sentimeter).
Warna
: merah kecoklatan, keemasan, coklat
Manfaat
: sebagai Hiasan Bisa, misalnya di ukir hingga halus
membentuk vas bunga, meja kecil, atau asbak.
4. Stalakmit dan Stalagmit

Proses Terbentuknya
: Stalaktit dan Stalakmit adalah bentukan alam khas
daerah Karst. Air yang larut di daerah karst akan masuk ke lobang-lobang (doline)
kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Nah tetesantetesan air yang mengandung kapur ini lama-lama kapurnya membeku dan
menumpuk sedikit demi sedikit lalu berubah jadi batuan kapur yang bentuknya
runcing-runcing. Stalaktit adalah batu yang terbentuk di atap gua, bentuknya
meruncing ke bawah, sedangkan stalakmit adalah batu yang terbentuk di dasar
gua bentuknya meruncing ke atas.
Warna
: kuning, coklat, krem, keemasan, putih
Manfaat
: sebagai keindahan alam (biasanya di gua-gua),
dapat di jadikan hiasan rumah.
Tempat
: Sangat sering di temukan di daerah gua, ada juga
yang di sekitar air terjun.

5. Batu Lempung

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

Proses Terjadinya
: Type utama batulempung menurut terjadinya terdiri dari
lempung residu dan lempung letakan (sedimen), lempung residu adalah sejenis
lempung yang terbentuk karena proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan
ditemukan disekitar batuan induknya. Kemudian material lempung ini mengalami
proses diagenesa sehingga membentuk batu lempung.
Warna
: Coklat, keemasan, coklat, merah, abu-abu
Manfaat
: Dapat dijadikan kerajinan, seperti asbak, patung,
celengan, dll.
Tempat
: Sering ditemukan di Pinggiran Sungai ataupun
pinggiran danau.
6. Batu gamping (batu kapur)

Batu Gamping merupakan batuan carbonat yang paling banyak terdapat, demngan
kenampakan textur aphanitik sampai phanero-cristalin. Warna putih keabu-abuan,
abu-abu, abu-abu gelap, hitam, kuning, coklat, dan lainnya oleh adanya kotorankotoran, oksid besi dan zat-zat organik. Limestone berbutir mulus, pecahannya
conchoidal. Bila ditetesi HCL memercik/berbuih. Mudah larut terutama dalam air
yang mengandung CO2 sehingga terjadi lubang-lubang, celah-celah, diaklasdiaklas dan lainnya. tebal dapat dari beberpa centimeter sampai beberapa ratus
meter. Beberapa limestone seluruhnya dapat terdiri dari butir-butir calcit. Keras
dari limestone sangat berbeda-beda, ada yang keras dan ada yang lunak, agak
keras, dan sebaginya, tergantung dari texturnya. Selama proses pelapukan dari
limestone, calcium carbonatnya dapat terlarut, dan yang tertinggal adalah kotorankotorannya, yang kemudian dapat terkonsentrasi dan membentuk clay atau loams
yang berwarna merah atau kuning, oleh aksidasi dari mineral-mineral oksida besi.
Ciri-ciri: Warna putih keabu-abuan, agak lunak, dan bila ditetesi asam membentuk
BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

gas

karbondioksida.

Terbentuk dari hasil pemadatan cangkang hewan


lunak atau hewan laut yang telah mati. Cangkang tersebut terdiri dari kapur tidak
musnah.
7. Travertin

Calcium carbonat tidak larut dalam air murni, tetapi bila aornya mengandung
CO2 maka calcium carbonat itu mudah berubah menjadi biocarbonat. Jadi
dibawah tekanan atmosfer, air yang banyak mengandung CO 2 secara perlahanlahan melarutkan calcium carbonat, terutama bila air tersebut berasal dari tempat
yang dalam dengan tekanan yang lebih besar dan kandungan CO 2 nya lebih
banyak, maka daya melarutkan lebih tinggi. Bila larutan tersebut mencapai
permukaan bumi dibawah tekanan atmosfer, calcium carbonatnya segera
diendapkan oleh proses evaporasi, dan proses ini dapat dipercepat oleh adanya
kegiatan dari tumbuh-tumbuhan (algae). Calcum carbonat yang doiendapkan di
mulut/lubang mata air itu disebut travertine. Pada gua-gua kapur, terjadi pula
pengendapan dari calcium carbonat oleh tetesan-tetesan air secara perlahan-lahan
yang terdiri dari kristal-kristal halus dan kompak, yang disebut dengan dripstone.
Warna putih, kuning, atau cokelat. Struktur fibrous atau konsentris. Yang tumbuh
dari bawah disebut stalagnite.
8. Serpin

Serpin berasal dari lumpur yang mengendap. Terdiri dari butiran-butiran batu
lempung atau tanah liat, pada umumnya sepertiga terdiri atas kuarsa, sepertiga
bahan tanah, sepertiga bahan lain termasuk karbonat, besi oksida, feldspar, dan zat
BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

organik. Berwarna abu-abu kehijauan, merah, atau kuning. Dimanfaatkan sebagi


bahan bangunan. Berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah liat
2.5 TEKSTUR PERMUKAAN
Tekstur batuan sedimen adalah sebagai berikut
1. Kasar, bila pada permukaan butir terlihat meruncing dan terasa tajam. Tekstur
permukaan kasar biasanya dijumpai pada butir dengan tingkat kebundaran
sangat meruncing-meruncing.
2. Sedang, jika permukaan butirnya agak meruncing sampai agak rata. Tekstur ini
terdapat pada butir dengan tingkat kebundaran meruncing tanggung hingga
membulat tanggung.
3. Halus, bila pada permukaan butir sudah halus dan rata. Hal ini mencerminkan
proses abrasi permukaan butir yang sudah lanjut pada saat mengalami
transportasi. Dengan demikian butiran sedimen yang mempunyai tekstur
permukaan halus terjadi pada kebundaran membulat sampai sangat membulat.
Sekalipun hal itu dinyatakan sebagai katagori kebundaran, tingkatan ini
nampaknya lebih didasarkan pada tekstur permukaan dari pada butir.
2.6 KEBUNDARAN
Berdasarkan kebundaran atau keruncingan butir sedimen maka Pettijohn,
dan kawan-kawan (1987) membagi kategori kebundaran menjadi enam tingkatan
ditunjukkan dengan pembulatan rendah dan tinggi. Keenam kategori kebundaran
tersebut yaitu:
1.

Meruncing

(menyudut)

(angular)
2.

Membundar

(membulat

(rounded)
3.

Meruncing (menyudut) tanggung (subangular)

4.

Membundar (membulat) tanggung (subrounded)

5.

Sangat membundar (membulat) (well-rounded).

6.

Sangat meruncing (sangat menyudut) (very angular)


2.7 UKURAN BUTIR

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

Butir lanau dan lempung tidak dapat diamati dan diukur secara
megaskopik. Ukuran butir lanau dapat diketahui jika material itu diraba dengan
tangan masih terasa ada butir seperti pasir tetapi sangat halus. Ukuran butir
lempung akan terasa sangat halus dan lembut di tangan, tidak terasa ada gesekan
butiran seperti pada lanau, dan bila diberi air akan terasa sangat licin.
Skala ukuran butir sedimen (disederhanakan).
Ukuran butir
(mm)

Nama Butiran

Nama batuan

> 256

Boulder / block
(bongkah)

Breksi

64 256

Cobble (kerakal)

(bentuk /
kebundaran
butiran
meruncing)

4 64

Pebble

Konglomerat

24

Granule (kerikil)

(bentuk /
kebundaran
butiran
membulat)

1/16 2

Sandstone (pasir)

Batupasir

1/16 1/256

Silt (lanau)

Batulanau

< 1/256

Clay (lempung)

Batulempung

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

2.8.

POROSITAS (KESARANGAN)

Porositas adalah tingkatan banyaknya lubang (porous) rongga atau poripori di dalam batuan. Batuan dikatakan mempunyai porositas tinggi apabila pada
batuan itu banyak dijumpai lubang (vesicles) atau pori-pori. Sebaliknya, batuan
dikatakan mempunyai porositas rendah apabila kenampakannya kompak, padat
atau tersemen dengan baik sehingga sedikit sekali atau bahkan tidak mempunyai
pori-pori. Permeabilitas adalah tingkatan kemampuan batuan meluluskan air (zat
cair).
Permeable (lulus air), jika batuan tersebut dapat meluluskan air, yaitu :
1. Bahan lepas, atau terkompakkan lemah, biasanya berbutir pasir atau lebih
kasar.
2. Batuan dengan porositas tinggi, lubang-lubangnya saling berhubungan.
3. Batuan mempunyai pemilahan baik, kemas tertutup, dan ukuran butir pasir
atau lebih kasar.
4. Batuan yang pecah-pecah atau mempunyai banyak retakan / rekahan.
Impermeable (tidak lulus air), jika batuan itu tidak mampu meluluskan air, yaitu :
1. Batuan berporositas tinggi, tetapi lubang-lubangnya tidak saling berhubungan.
2. Batuan mempunyai pemilahan buruk, kemas terbuka, ukuran butir lanau
lempung. Material lanau dan lempung itu yang menutup pori-pori antar butir.
3. Batuan bertekstur non klastika atau kristalin, masif, kompak dan tidak ada
rekahan.
Secara praktis megaskopis, suatu batuan mempunyai tingkat kelulusan
tinggi apabila di permukaannya diteteskan air maka air itu segera habis meresap
ke dalam batuan. Sebaliknya, batuan mempunyai kelulusan rendah atau bahkan
tidak lulus air bila di permukaannya diteteskan air maka air itu tidak segera
meresap ke dalam batuan atau tetap di permukaan batuan.

2.9 STRUKTUR SEDIMEN


BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

1. Struktur di dalam batuan (features within strata) :


a. Struktur perlapisan (planar atau stratifikasi). Jika tebal perlapisan < 1 cm
disebut struktur laminasi.
b. Struktur perlapisan silang-siur (cross bedding / cross lamination.
c. Struktur perlapisan pilihan (graded bedding)
Normal, jika butiran besar di bawah dan ke atas semakin halus.
Terbalik (inverse), jika butiran halus di bawah dan ke atas semakin kasar.
2.

Struktur permukaan (surface features)


a. Ripples (gelembur gelombang atau current ripple marks)
b. Cetakan kaki binatang (footprints of various walking animals.
c. Cetakan jejak binatang melata (tracks and trails of crowling animals)
d. Rekahan lumpur (mud cracks, polygonal cracks)
e. Gumuk pasir (dunes, antidunes)
3. Struktur erosi (erosional sedimentary structures)
a. Alur/galur (flute marks, groove marks,linear ridges)
b. Impact marks (bekas tertimpa butiran fragmen batuan atau fosil)
c. Saluran dan cekungan gerusan (channels and scours)
d. Cekungan gerusan dan pengisian (scours & fills)
2.10 WARNA BATUAN SEDIMEN
Pada umumnya, batuan sedimen berwarna terang atau cerah, putih, kuning
atau abu-abu terang. Namun demikian, ada pula yang berwarna gelap, abu-abu
gelap sampai hitam, serta merah dan coklat. Dengan demikian warna batuan
sedimen sangat bervariasi, terutama sangat tergantung pada komposisi bahan
penyusunnya.

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

Tekstur/Struktur

Komposisi
mineral/fragmen

Nama batuan

Ciri-ciri
khas

Rudit

Komposisi sejenis
atau campuran,
terutama dengan
rijang, kuarsa, granit,
kuarsit, batugamping
dll.

Konglomerat

Fragmen
umumnya
bulat atau
agak
membulat

(2 256 mm)

Breksi

Fragmen umumnya
runcing, dan
menyudut

Fanglomerat

Kipas aluvial yang


mengalami pembatuan

Pecahan batuan
bercapur dengan
semen

Tillit

Umumnya tidak
terpisah. Fragmen
batuan terdapat
bekas goresan

Arenit

Terutama kuarsa 25%,


felspar kalium atau
plagioklas 10-25%.

Arenit atau

(1/16 2 mm)

batupasir kuarsa

Pemilahan
baik dan
bersih

Pecahan batuan: basal,


riolit, batusabak dll.
Mineral mika, serisit,
klorit, bijih besi.
Arkose

Pemilahan jelek,
warna abu-abu
kemerahan

Batupasir felspatik

Lebih dewasa dari


arkose antara
graywacke dan arenit

Graywacke
subgraywacke
Lutit

Umumnya mineral
lempung, kuarsa,

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

Batulanau

Antara
batupasir

(1/16 1/256 mm)

opal, kalsedon, klorit


dan bijih besi.

Serpih

Mudah membelah,
tidak plastis, bila
dipanasi menjadi
plastis

Batulumpur
Batulempung

Batuan Sedimen Klastik


Batuan Sedimen Non Klastik
Tekstur/Str
uktur

Komposisi
mineral/fra
gmen

Nama
batuan

Ciri-ciri
khas

Rapat,
afanitik,
berbutir
kasar,
kristalin,
porus, oolit
dan mosaik

Terutama
kalsit

Batugamp
ing

Breaksi
dengan
HCl,
mengand
ung
organik,
bioklasti
ka,

Terutama
dolomit

Dolomit

Tidak
segera
bereaksi
dengan
HCl,
jarang
mengandu
ng fosil,
berbutir
sedang

Berbutir
halus

Kristal halus
dengan
mikroorgani
sme

Kapur

Putih
abu-abu
terang,
sangat
rapuh,
mengand
ung fosil

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

dan serpih

Karbonat
dan
lempung

Napal

Rapat dan
berlapis

Campuran
Rijang
silika, opal
dan kalsedon
dll.

Terutama
gips

Gips

Anhidrit
Terutama
malit

Abu-abu
terang,
rapuh,
pecahan
konkoidal
Warna
beragam,
keras,
kilap
non
logam,
konkoid
al

Evaporit,
tidak
sendiri
melainkan
berasosias
i dengan
mineral/ba
tuan lain.
Dijumpai
kristal
yang
mengelom
pok

Masif atau
berlapis

Mineral
fosfat dan
fragmen
tulang

Fosforit

Diperluk
an
penentua
n kadar
P2O3

Amorf,
berlapis,
tebal

Humus,
tumbuhan

Batubara,
lignit

Warna
coklat,
pecahan
prismati
k

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan dalam makalah ini tentang batuan sedimen maka dapat di
simpulakan bahwa :
1. Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok
utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis)
yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic);
pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan
(precipitation) dari larutan.
2. Batuan sedimen di bagi dalam dua bagian yaitu : batuan sedimen klastik
dan non klastik.
3. Contoh batuan sedimen yaitu : tufa, Bentonit, Lempung, Lempung
Merah,Batu pasir ,Batu pasir Merah ,Pasir Besi, Pasir Hijau Batu gamping
Gamping Merah, Gamping Numulities, Breksi Vulkanik,Breksi Pumice .

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

DAFTAR PUSTAKA
http://siduldobah.blogspot.com/2013/12/batuan-sedimen-jenis-jenisdan.html
https://www.academia.edu/Documents/in/Batuan_Sedimen
http://udhnr.blogspot.com/2010/08/batuan-sedimen-klastik.html

BATUAN SEDIMEN GEOLOGI STTNAS

Anda mungkin juga menyukai