Oleh
Herlinda Dwi Ningrum
1050704111004
E.Coli,
spesies
Bacteroides,
spesies
Prevotella,
spesies
4. Gejala klinis
Gejala klinis bervariasi bisa tanpa keluhan bisa tampak sakit, dari ringan sampai berat
diantaranya yaitu:
peritoneum
Kadang-kadang ada tanesmi adalah anum karena proses dekat rectum dan sigmoid
5. Patofisiologi
Dengan adanya penyebaran bakteri dari vagina ke uterus lalu tuba dan atau
parametrium, terjadilah salpingitis dengan atau tanpa ooforitis, keadaan ini bisa terjadi
pada pasca abortus, pasca persalinan atau setelah tindakan genekologik sebelumnya.
Mekanisme pembentukan ATO yang pasti sukar ditentukan, tergantung sampai di
mana keterlibatan tuba infeksinya sendiri. Pada permulaan proses penyakit, lumen
tuba masih terbuka mengeluarkan eksudat yang purulen dari febriae dan menyebabkan
peritonitis, ovarium sebagaimana struktur lain dalam pelvis mengalami keradangan,
tempat ovulasi dapat sebagai tempat masuk infeksi. Abses masih bisa terbatas
mengenai tempat masuk infeksi. Abses masih bisa terbatas mengenai tuba dan ovarium
saja, dapat pula melibatkan struktur pelvis yang lain seperti usus besar, buli-buli atau
adneksa yang lain.
Proses peradangan dapat mereda spontan atau sebagai respon pengobatan, keadaan ini
biasanya memberi perubahan anatomi disertai perlekatan fibrin terhadap organ
terdekatnya. Apabila prosesnya menghebat dapat terjadi pecahnya abses.
c. Foto abdomen dilakukan bila ada tanda-tanda ileus, dan atau curiga adanya masa
di adneksa.
d. Ultrasonografi, bisa dipakai pada kecurigaan adanya ATO atau adanya masa di
adneksa melihat ada tidaknya pembentukan kantung-kantung pus, dapat untuk
evaluasi kemajuan terapi.
e. Toucher :
o Nyeri kalau portio digoyangkan
o Nyeri kiri dan kanan dari uterus
o Kadang-kadang ada penebalan dari tuba. Tuba yang sehat tak teraba.
o Nyeri pada ovarium karena meradang.
7. Diagnosis Banding
a) ATO utuh dan belum memberikan keluhan
Perforasi apendik
Perforasi divertikel / abses divertikel
Perforasi ulkus peptikum
Kelainan sistematis yang memberi ditres akut abdominal
Kista ovarii terinfeksi atau terpuhtir
8. Penatalaksanaan
a. Curiga ATO utuh tanpa gejala
Pengawasan lanjut, bila masa tak mengecil dalam 14 hari atau mungkin
membesar
adalah
indikasi
untuk
penanganan
lebih
lanjut
dengan
Masuk rumah sakit, tirah baring posisi semi fowler, observasi ketat tanda
vital dan produksi urine, perksa lingkar abdmen, jika perlu pasang infuse P2
Antibiotika massif (bila mungkin gol beta lactar) minimal 48-72 jam
Gol ampisilin 4 x 1-2 gram selama / hari, IV 5-7 hari dan gentamisin 5 mg /
kg BB / hari, IV/im terbagi dalam 2x1 hari selama 5-7 hari dan metronida xole
1 gr reksup 2x / hari atau kloramfinekol 50 mg / kb BB / hari, IV selama 5
hari metronidzal atau sefaloosporin generasi III 2-3 x /1 gr / sehari dan
c. ATO yang pecah, merupakan kasus darurat : dilakukan laporatomi pasang drain
kultur nanah
9. Komplikasi
a) ATO yang utuh :
Pecah sampai sepsis reinfeksi dikemudian hari, iteus, infertilitas kehamian ektopik
b) ATO yang pecah
Syok sepsis, abses intraabdominal, abses subkronik, abses paru / otak
10. Prognosis
a. ATO yang utuh
Pada umumnya prognosa baik, apabila dengan pengobatan medidinaslis tidak ada
perbaikan keluhan dan gejalanya maupun pengecilan tumornya lebih baik dikerjakan
laparatomi jangan ditunggu abses menjadi pecah yang mungkin perlu tindakan lebih
luas
Kemampuan fertilitas jelas menurun kemungkinan reinfeksi harus diperhitungan
apabila terapi pembedahan tak dikerjakan
b. ATO yang pecah
Kemungkinan septisemia besar oleh karenanya perlu penanganan dini dan tindakan
pembedahan untuk menurunkan angka mortalitasnya
4. Nyeri/kenyamanan
Gejala : tidak ada nyeri/derajat bervariasi, misalnya : ketidaknyamanan ringan
sampai berat ( dihubungkan dengan proses penyakit )
5. Eliminasi
Gejala : perubahan pada pola defekasi, missal: darah pada feses, nyeri pada
defekasi. Perubahan eliminasi urinarius misalnya : nyeri atau rasa
terbakar pada saat berkemih, hematuria.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
6. Pernapasan
Gejala : Merokok ( tembakau, hidup dengan seorang yang merokok), pemajanan
abses
7. Integritas ego
Gejala : factor stress dan cara mengatasi stress, masalah tentang perubahan dalam
penampilan insisi pembedahan, perasaan tidak berdaya, putus asa,
depresi, menarik diri.
8. Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri dada, perubahan pada tekanan darah
9. Keamanan
Gejala : pemajanan pada kimia toksik, karsinogen pemajanan matahri lama,
berlebihan, demam, ruam kulit/ulserasi
10. Seksualitas
Gejala : perubahan pada tingkat kepuasan
11. Interaksi sosial
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan melaporkan
nyeri secara verbal
2. Hipertermi berhubungan dengan penyakit ditandai dengan peningkatan suhu
tubuh di atas kisaran normal
3. Nausea berhubungan dengan tumor intaabdomen ditandai dengan melaporkan
mual
4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan
gelisah dan gangguan tidur
5. PK : infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Doenges,Marilyn. 2002. Rencana Keperawatan. Jakarta : EGC
Bobak,2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
C.Pearce, Evelyn.2009. Anatomi Fisiologi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Effendi hasjim Dr,dkk. 1981. Fisiologa Dan Patofisiologi Ginjal. Bandung : alumni
Price. Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Psroses Penyakit Edisi 6
Volume 2. Jakarta : EGC
Rabbins, Stanley C. Buku Ajar Patologi II . Jakarta :EGC
Rn. Sweringen. 2000. Keperawatan Medical Bedah, Edisi 2. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne c. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2. Jakarta :EGC
T. Heather Herdman. 2013. NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2012-2014, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Dochterman, Joanne M. & Bulecheck, Gloria N. 2004. Nursing Interventions
Classification : Fourth Edition. United States of America : Mosby.
Moorhead, Sue et al. 2008. Nursing Outcomes Classification : Fourth Edition. United
States of America : Mosby
1.
NO
1
DIAGNOSA
Nyeri akut berhubungan
INTERVENSI
HASIL
diberikan
RASIONAL
dapat di toleran
Pastikan
klien
perawatan analgesic.
Ajarkan klien atau keluarga -
menggunakan
klien
menerima
teknik
klien
Setelah
dilakukan
keperawatan
tindakan
selama......x24
Mengenali
faktor
Menggunakan
metode
Menggunakan
nonanalgetik
mengurangi nyeri
dapat
respon
-
sesuai
kebutuhan
kesehatan
Melaporkan gejala
tenaga
pasien
pada
untuk meningkatkan
kenyamanan klien
Menggunakan
analgetik
yang
untuk
mengurangi nyeri
factor-faktor
metode
digunakan untuk
pencegahan
-
distraction, ect).
Kendalikan
kenyamanan klien
onset
(lamanya sakit)
-
mempengaruhi
Mengenali
memberitahu klien
lingkungan
penyebab
-
(relaxation, -
nonfarmakologi
riwayat alergi
untuk memberikan
kesehatan
-
Mencatat
pengalaman
nyeri sebelumnya
Mengenali gejala-gejala
nyeri
dan
secara teratur
monitor vital
sesudah
sign sebelum
pemberian
Hipertermi berhubungan
Setelah
dilakukan
infeksi
kolaborasi
pemberian
terapi
Untuk mencegah
370 C)
Respiratori
berada
rate
pada
normal(dewasa:
-
kali/menit)
Tekanan darah
berada
pada
klien
rentang
Untuk mempertahankan
yang tepat
adekuat
16-20
klien
rentang
normal
warna kulit
Tidak terjadi peningkatan
suhu kulit
Tidak terjadi iritabilitas
darah, pernafasan.
Untuk mempertahankan
panas.
Untuk meningkatkan
penguapan
Untuk mengetahui
mukosa)
terjadi kekeringan
Untuk mencegah
terjadinya peningkatan
suhu
Meningkatkan penguapan
Mempertahankan asupan
adekuat
dilakukan
Nausea berhubungan
Setelah
diharapkan
mual
mual
pasien
nafsu
NOC:
Comfort level
Hidrasi
Nutritional Status
1. Melaporkan bebas dari mual
2. Mengidentifikasi
hal-hal
yang mengurangi mual
3. Nutrisi adekuat
4. Status hidrasi: hidrasi kulit
Monitor
status
hidrasi
makan
yang
berpengaruh
terhadap
status nutrisi
mencegah
terjadinya
dehidrasi
pelan
Jelaskan untuk menggunakan
reflek mual
Instruksikan untuk menghindari
menurunkan mual
bau yang menyengat akan
membuat reflek muntah
pada
pasien
yang
mengalami mual
terapi
iv
untuk
mengkoreksi kekurangan
-
Kolaborasi
pemberian
anti
cairan
terapi farmakologis
di
emetik..
Kecemasan berhubungan
Setelah
dilakukan
mengontrol
cemasnya
Gunakan
pendekatan
yang
menenangkan.
Dengan
menggunakan
pendekatan
dengan
yang
kriteria hasil :
dapat
NOC :
percaya
Anxiety Control
Coping
Impulse Control
1. Keluarga
klien
mengidentifikasi
mudah
mampu
dan
Jelaskan
semua
prosedur
membuat
klien
kepada
kita
untuk
kita
dapatkan.
Keluarga klien
berhak
mengetahui
yang
mengidentifikasi,
dan
teknik
untuk
mengontrol cemas
3. Vital sign dalam
batas
normal :
1) Suhu tubuh 36,5-37,5 0C
(skala 5)
2) Respiratory
rate
16-20
x/menit (skala 5)
3) Tekanan sistolik
Berikan
informasi
factual
dan prognosis.
Dengarkan
dengan
penuh
aktivitas
berkurangnya kecemasan
kesehatan klien.
Keluarga
membutuhkan
untuk
klien
tempat
menceritakan
kecemasannya.
Kita perlu mengetahui
tingkat kecemasan klien
agar dapat menentukan
intervensi yang tepat bagi
tingkat
menunjukkan
tingkat
mengetahui
x/menit (skala 5)
4. Postur tubuh, ekspresi wajah,
dan
dapat
menurunkan
klien
tubuh
dilakukan
diharapkan
perhatian.
bahasa
akan
mengungkapkan
menunjukkan
prosedur
klien.
Klien
memerlukan
yang
dapat
Dorong
klien
mengungkapkan
untuk
menimbulkan kecemasan.
Dengan diungkapkannya
perasaan yang dialami
perasaan,
oleh
ketakutan, persepsi
klien
menentukan
Instruksikan
klien
PK : infeksi
resep dokter
tingkat
kecemasan klien.
Untuk mengetahui tanda
vital klien
infeksi
tindakan
meminimalkan
dapat
kita
RR : 14 20 x/mnt
Suhu : 36 37 0C
- Nutrisi adekuat
- Tidak ada tanda-tanda
infeksi
kalor,tumor,rubor,dolor
- Hasil lab
Eritrosit ,sedimen dan
leukosit tidak ada dalam
urin
,radiologi