Oleh:
Amalia Aprinda
I4D109216
Soraya Fatimah
I4D109220
Heriyadi
I4D109231
I4D109235
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya lah maka penyusun
dapat menyelesaikan makalah ortodontik yang berjudul Perawatan pada Gigi dengan Maloklusi
Deep bite/ Deep Overbite/ Excessive Overbite ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas bagian ortodontik. Dengan
selesainya makalah ini dapat menjadi referensi baik pada institusi pendidikan dokter gigi guna
kelancaran kegiatan belajar mengajar.
Kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang membantu penyelesaian
makalah ini. Penyusun menyadari keterbatasan akan literatur dan sumber informasi terkait kajian
dalam makalah, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Tujuan Penulisan........................................................................................................
B. Impaksi Premolar.......................................................................................................
10
11
13
13
18
22
24
BAB IV PENUTUP........................................................................................................
28
A. Kesimpulan................................................................................................................
28
B. Saran...........................................................................................................................
28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
29
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Deep overbite atau gigitan dalam adalah salah satu maloklusi umum yang memiliki
beragam etiologi. Etiologi dapat dilihat dari berbagai tingkat struktur, dapat berupa tipe skeletal,
tipe dental, kombinasi tipe skeletal dan dental dan sebagainya. Rencana perawatan tergantung
pada tingkat keparahan dan usia pasien.1
Deep bite adalah salah satu maloklusi yang sering dijumpai setelah crowding. Hal ini
dapat terjadi berkaitan dengan maloklusi lainnya. Deep bite merupakan salah satu maloklusi
yang dapat membahayakan jaringan periodontal, oklusi atau TMJ. Deep overbite adalah masalah
ortodontik yang kompleks yang mungkin melibatkan sekelompok gigi atau seluruh gigi, tulang
alveolar dari tulang basal rahang atas dan rahang bawah, dan/ atau jaringan lunak wajah.
Penanganan maloklusi ini menuntut analisis diagnosa yang hati-hati, rencana perawatan, dan
pemilihan perawatan yang tepat. 1
Istilah " overbite " adalah suatu keadaan dimana jarak margin insisal rahang atas menutup
secara vertikal dan melewati margin insisal rahang bawah. Dalam konsep oklusi normal, gigi
insisivus sentralis rahang atas sedikit tumpang tindih terhadap gigi insisif rahang bawah.
Biasanya incisal edge rahang bawah berada di permukaan palatal gigi insisif atas, berada pada
atau sedikit di atas cingulum, biasanya sekitar 1-2 mm overbite. Overbite normal adalah 2 -3mm
atau 30 % persen atau 1/3 tinggi mahkota klinis gigi insisif rahang bawah. 1
Deep bite adalah masalah ortodontik yang kompleks dan jika tidak ditangani secara dini
dapat memiliki implikasi serius yang parah berupa atrisi menyeluruh yang berat, membutuhkan
4
rehabilitasi mulut secara menyeluruh pada tahap berikutnya dalam kehidupan, terutama pada
kasus tipe wajah pendek. Koreksi overbite yang dalam sangat dibutuhkan jika overbite
mempengaruhi estetika wajah dan merusak kesehatan gigi individu. 2
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana perawatan gigi
dengan maloklusi deep bite.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Deep bite skeletal dengan tinggi wajah bawah yang kurang dan
mandibula berotasi ke depan
2. Berdasarkan llasifikasi fungsional:
a. True deep bite.
8
4. Menurut gigi-geligi
a. Deep bite pada geligi sulung
b. Deep bite gigi campuran
c. Deep bite geligi permanen
e. Empat bidang wajah (inraorbital ( bidang FH ), palatal, oklusal, dan mandibula) yang
dilihat dari roentgenograms lateral horisontal dan hampir sejajar satu sama lain
3. Dental
a. Loss dan / atau tipping mesial gigi posterior.Dengan kata lain ketinggian gigi
posterior berkurang
b. Kehilangan dini gigi dan runtuhnya lingual dari gigi anterior
c. Overeruption gigi insisivus, infraocclusion dari segmen bukal atau kombinasi
keduanya.
d. Overbite yang mungkin dikarenakan kelainan pada morfologi gigi.
e. Penyakit periodontal.
f. Jumlah atau ukuran gigi berkurang, lengkung gigi berlawan kurang resisten terhadap
penutupan mandibula.
4. Otot
Rantai vertikal posterior otot (masseter, pterygoideus internal sementara) yang kuat dan
melekat pada anterior rahang dan membentang di hampir garis lurus vertikal. Geraham
yang langsung di bawah dampak dari kekuatan pengunyahan rantai ini.
Ketika rantai vertikal posterior otot adalah kuat dan anterior diposisikan, lebih besar
Tindakan depresi ditransmisikan ke gigi-geligi.
5. Kebiasaan
a. Lateral Tongue thrust swallow
b. Mengisap jempol,
c.
Menghisap bibir
d. Tinggi muka bagian anterior bawah yang pendek. Jarak hidung ke dagu yang pendekk
e. Jarak normal dari dagu terhadap insisal edge
f. Defisiensi mandibula dikarakteristikan dengan ramus mandibula dan body manibula
yang pendek, sudut gonial persegi, bidang mandibula yang datar, zigoma yang
prominen dan dagu yang prominen.
2. Efek Intra Oral
a.
b.
c.
d.
Lengkung dental maksila yang lebar, sering disertai cross-bite buccal rahang atas
Dapat melibatkan sekelompok gigi taatu seluruh gigi
Palat al yang datar
Gigi geligi menghambat kecenderungan untuk gigi yang kecil mengalami abrasi dan
E. Diagnosa1
Deep overbite merupakan suatu maloklusi. Alat bantu diagnostik rutin seperti
pemeriksaan klinis, model studi dan cephalogram lateral digunakan dalam mendiagnosa.
Faktor yang berkontribusi terhadap overbite berlebihan bervariasi baik tipe oklusi dan pola
skeletal. Determinasi adalah langkah yang paling penting dalam diagnosis dan perencanaan
perawatan.
11
Overbite yang berlebih harus dilihat sebagai bagian dari maloklusi total.
Masalah diagnostik utama baik pada deepbite dan open bite adalah untuk memastikan adanya
dysplasia gigi atau rahang. Gigitan skeletal dapat dibedakan dari gigitan gigi yang mendalam
oleh analisis cephalometri.
Posisi postural juga digunakan dalam diagnosis banding kasus gigitan yang
mendalam : freeway space akan lebih besar dari normal pada kasus perkembangan vertical
yang kurang memadai dari segmen bukal dan normal dalam kasus over- erupsi gigi insisivus.
12
13
Faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan intrusi dan ekstrusi gigi:
a. Celah interlabial
b. Pola pertumbuhan, vertical atau horizontal
c. Adanya freeway space yang adekuat atau jarak interoklusal
Intrusi Insisiv
Deep bite dengan celah interlabial
Jika ada gummy smile
Pada pasien kelas II div 1 dengan tinggi
vertikal wajah besar
Pertimbangan jika tidak adanya free way
space yang inadekuat
Ekstrusi molar
Deep bite tanpa celah interlabial
Jarak insisiv-stomion normal
Pada pasien klas II div 2 dengan tinggi vertikal
wajah pendek
Pertimbangan jika freeway space adekuat
Deep bite dapat dirawat dengan alat lepasan, cekat atau fungsional
1. Peranti lepasan
a. Anterior bite plane
Metode yang paling populer untuk mengoreksi deep overbite adalah dengan
anterior bite plane. Anterior bite plane terdiri dari klamer Adam pada molar yang
15
membantu dalam mempertahankan alat . Busur labial juga digunakan untuk melawan
segala komponen yang diberikan gaya ke depan pada anterior atas.
Bite plane dapat diperpanjang ke labial dengan tidak menutupi lebih dari 1/3
bagian untuk menghasilkan efek yang sama yaitu untuk mencegah protusi anterior atas.
Dengan alat ini di dalam mulut selama gerakan penutupan mandibula , insisiv mandibula
yang bersentuhan dengan plat akrilik, menyebabkan disocclusion gigi posterior .
Disocclusion memicu molar erupsi bebas. Gigitan disocclusion mempercepat
erupsi pasif gigi posterior , yang berhenti ketika satu atau lebih gigi yang berlawanan
berkontak . Hal ini dianjurkan untuk tidak melakukan disoklusi gigi posterior lebih dari 2
mm . Jika pembukaan gigitan di daerah anterior tidak cukup, plat akrilik dapat ditambah
sedikit demi sedikit beberapa kali selama perawatan.
Pasien memakai alat ini hampir 24 jam sehari. Penggunaan bite plane, pada saat
mencapai overbite yang diinginkan, tidak boleh tiba-tiba dihentikan, bite plane itu sendiri
harus digunakan sebagai retainer dan penghentian harus bertahap.
16
17
c. Headgers
Ketika overbite yang sangat dalam muncul karena overeruption dari gigi anterior
maksila, sebuah high pull headger dapat dilekatkan ke segmen anterior lengkung kawat
untuk mengganggu gigi ini. Cervical headger dengan vektor ke bawah nya dari
peningkatan kekuatan ketinggian wajah bawah dengan mengekstrusi gigi molar.
2. Peranti Cekat
Peranti ortodontik cekat dapat digunakan untuk menginstruksigigi insisiv dan ekstrusi
gigimolar. Dapat juga menghasilkanefek skeletal ringan. Perangkat yang digunakan untuk
koereksi deep bite secara umum disebut intrusion arches dan variasinya meliputi base
arches, utility arches, Conecticut arch dan reverse curve of Spee wires.
Intrusi gigi anterior dapat dicapai dengan metode berikut:
a. Anchorage Bends
Anchorage Bends diberikan di dalam mesial arch wire ke molar tubes
sehingga bagian anterior dari arch wire terletak pada gingiva ke slot braket. Jadi
ketika kabel-kabel lengkungan yang menarik oklusal dan terlibat ke dalam braket,
gaya intrusi yang diarahkan ke gingiva diberikan pada gigi seri untuk mengurangi
deep bite.
19
c. Arches Utility
20
sehingga dapatmelewati segmen bukal dan dipakai pada gigi insisiv. Lengkung ini
dapat digunakan untuk melakukan sejumlah pergerakan gigi termasuk intrusi gigi
insisiv, proraksi atau bahkan retraksi gigi insisiv. Kawat ini diaktifkan dengan
memberikan sebuah tekukan V di segmen bukalkawat sehingga menghasilkan intrusi
pada anterior.
menyebabkan
22
d. Retensi
Koreksi deep overbites maloklusi Kelas I atau Kelas II biasanya membutuhkan
retensi
dalam
bidang
vertikal
(retensi
moderat).
Jika
gigi
anterior
mengalami depresi untuk mencapai koreksi overbite, bite plane pada retainer rahang
atas diinginkan. Alat ini dipakai terus menerus mungkin untuk pertama 4 sampai 6
bulan. Seringkali incisal edge gigi anterior tidak nyaman dipakai dan membutuhkan
titik grinding dan penyesuaian dalam beberapa kasus kelas II Div I. Jika kasus
koreksi deepbite skeletal dicapai
23
24
BAB III
PEMBAHASAN
Analisis data
menggunakan
cephalometri
Terapi diawali dengan bite plate (Equi-Plan) (Gambar 2). Pasien diinstruksikan untuk
memakai alat sepanjang waktu dan hanya dilepas apabila makan. Spring palatal diaplikasikan
untuk menstimulasi pergerakan gigi 22 ke labial. Setelah 4 bulan terapi dengan bite plate,
overbite menutup dan dan pasien berhenti menggunakan bite plate (Gambar 3). Walaupun
demikian, gigi 22 masih terletak di palatal sehingga perlu penarikan menggunakan segmental
25
arch. Palatine bar untuk penjangkaran digunakan. Setelah 2 bulan penarikan , gigi 22 telah
bergerak ke posisi labial (Gambar 4). Hasil memperlihatkan bite plate dapat mengoreksii deep
bite secara cepat ( dalam waktu 4 bulan) dan efektif.
Keadaan awal pasien dan hasil akhir setelah menggunakan bite plate
Setelah 4 bulan menggunakan bite plate dan 2 bulan menggunakan segmental arch.
Normal overbite dan segmental arch untuk menggerakkan gigi 22 ke labial
Dua perawatan yang paling sering digunakan untuk mengurangi deep bite adalah
dengan mengintrusi insisiv maksila menggunakan sebuah intrusion arch dan erupsi gigi
26
posterior menggunakan anterior bite plane. Intrusion arch dan terapi bite plate efektif
untuk menghilangkan deep bite dalam waktu yang relative singkat. Mekanisme koreksi
dari keduanya berbeda, intrusion arch memperlihatkan intrusi insisiv maksila disertai
oleh pengurangan gigi anterior maksila, bite plate menyebabkan intrusi insisiv bawah
dan sedikit peningkatan sudut mandibular plane. Perubahan pada posisi vertikal gigi dan
penurunan overbite menggunakan bite plate menjadikan gigi posterior ekstrusi dan bukan
untuk mengintrusi gigi anterior bawah.
Pada kasus ini potensi kerugian deep bite harus disadarkan kepada orang tua dan
pasien disarankan untuk menggunakan Trainer untuk anak-anak (T4KTM Tahap I Biru,
Myofunctional). Alat prepabrikasi fungsional ini mengubah postur mandibula ke posisi depan
27
28
BAB IV
29
PENUTUP
A. Kesimpulan
Deep bite adalah overlap yang berlebih terhadap insisif rahang bawah dari insisif rahang
atas. Menurut Graber, definisi deep bite adalah suatu kondisi dari overbite yang berlebihan,
dimana pengukuran vertical antara insisal margin maxilla dan mandibula berada pada posisi
kebiasaan atau oklusi sentrik. Gigitan dalam (atau overbite dalam) ada apabila tepi oklusal gigi
insisivus rahang bawah menutup jalan apikal ke cingulum dari gigi insisif maksila. Hal ini
mungkin karena overeruption dari gigi anterior, baik maksila atau gigi anterior mandibula.
Deep bite dapat dirawat dengan menggunakan alat lepasan, myofungsional atau cekat.
Alat lepasan yang dapat digunakan untuk perawatan deep bite adalah anterior bite plane. Alat
myofungsional digunakan aktivator atau bionator dan bisa juga digunakan sistem trainer
fungsional. Sedangkan untuk alat cekat dapat digunakan anchorage bends, archwires with
reverse curve of spee, dan utility arches.
B. Saran
Deep bite adalah masalah ortodontik yang kompleks dan jika tidak ditangani secara dini
dapat memiliki implikasi serius. Oleh karena itu diperlukan kesadaran dari para orang tua untuk
dapat mencegah terjadinya deep bite dengan rutin memeriksakan kesehatan gigi dan mulut anakanaknya ke dokter gigi.
DAFTAR PUSTAKA
30
31