Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
f,r
}:---.,
Ir:
F--
:el.
lemak
di
EL-
sel
535
-{\
:1..:.1 satu
n:'.,
:.
',
r:.
s :.:rnstriktor)
meningkat.
NO
(vaso-
.
.
.
Primigravida mempunyai risiko lebih besar terjadinya hipenensi dalam kehamilan iika
dibandingkan dengan multigravida.
Ibu mult]p^r^ y^ig kemudian menikah lagi mempunyai risiko lebih besar teriadinya
hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan suami yang sebelumnya.
S&, oral mempunyai risiko lebih rendah terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Lamanya periode^hubungan seks sampai saat kehamilan ialah makin lama periode ini,
makin kecil terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
pada perempuan hamil normal, respons imun tidak menolak adanya "hasil konsepsi"
tang bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya human le.ukoqtte lntigen protein G
yrrrg bJrper.n penting dalam modulasi respons imun, sehingga si ibu tidak
iUin-Cy,
"ko"sepsi
melindungi
lplasenta;. Adanya HLA-G pada plasenta dapat
trofoblas janin dari lisis oleh se| Natural Kll/er (NK) ibul3'
jaringan
Selain itu, adanya HLA-G akan mempermudah invasi sel trofoblas ke dalam
desidua ibu. Jadi HLA-G merupakan prakondisi untuk teriadinya invasi trofoblas ke
dalam jaringan desidua ibu, di-samping untuk menghadapi sel Natwral Killer. Pada
menolak'httil
HLA-G Berkurangnya
desidua daerah plasenta, menghambat invasi trofoblas ke dalam desidua.
Invasi rrofoblas sangat penting agar jaringan desidua meniadi lunak, dan gembur
sehingga memudahkan terjadinya dilatasi arteri spiralis. HLA G juga merangsang
prod,i[ri sitikon, sehingga memudahkan terjadinya reaksi inflamasila. Kemungkinan
iff-A-C di
T eori
adaptasi kardioaaskularls
Pada hamil normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan-bahan vasopresor. Refrakter, berani pembuluh darah tidak peka terhadap rangsangan bahan vasopresor' atau
dibutuhkan kadar ,tasopresor yang lebih tinggi untuk menimbulkan respons vaso-
konstriksi. Pada kehamiian normal terjadinya refrakter pembuluh darah terhadap bahan
vasopresor adalah akibat dilindungi oleh adanya sintesis prostaglandin pada sel endotel
pemtuluh darah. Hal ini dibuktikan bahwa daya refrakter terhadap bahan vasopresor
akan hilang bila diberi prostaglandin sintesa inhibitor (bahan yang menghambat produksi prosiaglandin). Piostaglandin ini di kemudian hari ternyata adalah prostasiklin.
Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan daya refrakter terhadap bahar vesokonstriktor, dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya, daya refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasoPresor hilang se-
E-.'.11L\N
,ra-
! .
!. :: :ClI.
I ,:.: bersifat
*
::g
iiJ
Dugaan bahwa faktor imunologik berperan terhadap terjadinya hipertensi dalam kehamilan terbukti dengan fakta sebagai berikut.
.$
h.,::-.
!:.::'i
khususnya
misal vitamin E pada hipenensi
kadar oksidan peroksida lemak
ru:.-l
:.:oksida lemak.
sc
r-
kerusakan.
r:
..':..
-,xonstriktor) meningkat.
it
&
:i'
535
Primigravida mempunyai risiko lebih besar terjadinya hipenensi dalam kehamilan iika
dibandingkan dengan multigravida.
Ibu multipar;_ yang kemudian menikah lagi mempunyai risiko lebih besar terjadinya
hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan suami yang sebelumnya.
Seks oral mempunyai risiko lebih rendah terjadinya hipertensi dalam kehamilan. lamanya periode hubungan seks sampai saat kehamilan ialah makin lama periode ini,
makin kecil terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
Pada perempuan hamil normal, respons imun tidak menolak adanya "hasil konsepsi"
r.ang bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya human leukoqtte antigen protein G
(HLA-G), yang berperan penting daiam modulasi respons imun, sehingga si ibu tidak
menolak hasil konsepsi (plasenta). Adanya HLA-G pada plasenta dapat melindungi
trofoblas janin dari lisis oleh sel Natural K///er (NK) ibu13.
Selain itu, adanya HLA-G akan mempermudah invasi sel trofoblas ke dalam jaringan
desidua ibu. Jadi HLA-G merupakan prakondisi untuk terjadinya invasi trofoblas ke
dalam jaringan desidua ibu, di samping untuk menghadapi sel Natural Killer. Pada
HLA-G. Berkurangnya
HLA-G di desidua daerah plasenta, menghambat invasi trofoblas ke dalam desidua.
Invasi trofoblas sangat penting agar jaringan desidua meniadi lunak, dan gembur
sehingga memudahkan terjadinya dilatasi arteri spiralis. HLA-G juga merangsang
produksi sitikon, sehingga memudahkan terjadinya reaksi inflamasila. Kemungkinan
T eoi
adaptasi kardioaaskularts
Pada hamil normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan-bahan vasopresor. Refrakter, berani pembuluh darah tidak peka terhadap rangsangan bahan vasopresor, au;
dibutuhkan kadar vasopresor yang lebih tinggi untuk menimbulkan respons 'es.'-
konstriksi. Pada kehamilan normal terjadinya refrakter pembuluh darah terhadap b-h,:
vasopresor adalah akibat dilindungi oleh adanya sintesis prostaglandin pada sel erj::=.
pembuluh darah. Hal ini dibuktikan bahwa daya refrakter terhadap bahan vasc::=;-:
akan hilang bila diberi prostaglandin sintesa inhibitor (bahan yang menghamf:: ::-duksi prostaglandin). Prostaglandin ini di kemudian hari ternyata adalah p:c:r:.:.-. .Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan daya refrakter terhadap i:.:.=:- ''. konstriktor, dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan terhadap bah;r.-::--*- L- presor. Artinya, daya refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasoP:3)-r .-.,-r--i ::-
536
hingga pembuluh darah meniadi sangat peka terhadap bahan vasoPresor' Banyak pene-::
telah-mi*buktikan bahwa peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan vasoPresor Pa;
(penama). Peningbc--
kepekaan pada kehamilan yang akan menjadi hipenensi dalam kehamilan' sudah da:::
diiemukan pada kehamilan dua puluh minggu. Fakta ini dapat dipakai sebagai predii-*'.
akan terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
Teori Genetikt6
Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal. Genotipe ibu lebih n:tnentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara familial jika dibandingkan dtngan genotipe janin. Telah terbukti bahwa pada ibu yang mengalami preeklampsia, i:
sedangkan hanya
8 7"
ana'-
:-::::1:sia
pada ibu.
menvatakan ba:*': :
:::-; ::urfobias plasenta be:-.: ..
- 1:.:-S sangat tinggi" pada s::.:.
. :-r--i.*;n adaptasi dari prl'.. .:
r: -. -lislng normal dan n:e:.'. .. -:
J..::an,
diet)17'8
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi gizi berperan dalar:,
terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
i.n.ii,i.n-y"ng penting yang pernah dilakukan di Inggris ialah penelitian tentang
pengaruh diei pJa preeklampsia beberapa waktu sebelum pecahnya Perang Dunia II.
'Su"i"n.
serba sulit mendapai gizi yang cukup dalam persiapan Perang menimbulka::
kenaikan insiden hipertensi dalam kehamilan.
Penelitian terakhir membuktikan bahwa konsumsi minyak ikan, termasuk minya-\
hati halibut, dapat mengurangi risiko preeklampsia.
Minyak ikan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh yang dapat menghamba:
produksi tromboksan, menghambat aktivasi trombosit, dan mencegah vasokonstriksi
pembuluh darah.
Beberapa peneliti telah mencoba melakukan uji klinik untuk memakai konsumsi
minyak i-kar atau bahan yang mengandung asam lemak tak jenuh dalam mencegai-.
p.eeklr-p.i". Hasil sementara menunjukkan bahwa penelitian ini berhasil baik dar
mungkin dapat dipakai sebagai alternatif pemberian aspirin.
Beberapa peneliti juga menganggap bahwa defisiensi kalsium pada diet peremPuan
hamil mengakibatkan risiko terjadinya preeklampsia/eklampsia. Penelitian di Negan
Equador Andes dengan metode uii klinik, ganda tersamar, dengan membandingkar
-t-:e plasma
".-'
.-..:.mil
;--;
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang diberi suplemen kalsiun:
cukup, kasus yang mengalami preeklampsia adalah 14 "/" sedaogyang diberi glukosa
17 "/".
T eori
-::::e-*n-ii
- :.::.:si
timwlus Inflamasite'2j
Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam sirkulasi
merupakan rangsangan utama terjadinya proses inflamasi.
darah
merupakan randa
:.-.
: -.i-\llLAN
':l
".
,ii
E:.
b:
=cara
familial jika
medibandingkan de-
E; .rir
c:
....rr-ri
c--:,ia.
L:
memakai konsumsi
537
Pada kehamilan normal plasenta juga melepaskan debris trofoblas, sebagai sisa-sisa
proses apoptosis dan nekrotik trofoblas, akibat reaksi stres oksidatif.
Bahan-bahan ini sebagai bahan asing yang kemudian merangsang timbulnya proses
inflamasi. Pada kehamilan normal, jumlah debris trofoblas masih dalam batas wajar,
sehingga reaksi inflamasi juga masih dalam batas normal. Berbeda dengan proses apoptosis pada preeklampsia, di mana pada preekiampsia terjadi peningkatan stres oksidatif,
sehingga produksi debris apoptosis dan nekrotik trofoblas juga meningkat. Makin
banyak sel trofoblas plasenta, misalnya pada plasenta besar, pada hamil ganda, maka
reaksi stres oksidatif akan sangat meningkat, sehingga jumlah sisa debris trofoblas juga
makin meningkat. Keadaan ini menimbulkan beban reaksi infiamasi dalam darah ibu
menjadi jauh lebih besar, dibanding reaksi inflamasi pada kehamilan normal. Respons
inflamasi ini akan mengaktivasi sel endotel, dan sel-sel makrofag/granulosit, yang lebih
besar pula, sehingga terjadi reaksi sistemik inflamasi yang menimbulkan gejala-geiala
preeklampsia pada ibu.
Redman, menyatakan bahwa disfungsi endotel pada preeklampsia akibat produksi
debris trofoblas plasenta berlebihan tersebut di atas, mengakibatkan "aktivitas leukosit yang sangat ringgi" pada sirkulasi ibu. Peristiwa ini oleh Redman disebut sebagai
"kekacauan adaptasi dari proses inflamasi intravaskular pada kehamilan" yang biasanya
berlangsung normal dan menyeluruh.
dan
::u
r iebris trofoblas
rses inflamasi.
s38
pada preeklampsia bersifat labil dan mengikuti irama sirkadian normal. Tekanan darah
menjadi normal beberapa hari pascapersalinan, kecuali beberapa kasus preeklampsia berat kembalinya tekanan darah normal dapat terjadi 2 - 4 minggu pascapersalinan.
Tekanan darah bergantung tenrtama pada curah jantung, volume plasma, resisrensi
perifer, dan viskositas darah2a.
Timbulnya hipertensi adalah akibat vasospasme menyeluruh dengan ukuran tekana:
darah > 140/9A mmHg selang 6 jam. Tekanan diastolik ditentukan pada hilangnya suara
Korothoffs pbase V. Dipilihnya tekanan diastolik 90 mmHg sebagai batas hipertensi.
karena batas tekanan diastolik 90 mmHg yang disenai proteinuria, mempunyai korela-..
dengan kematian perinatal tinggi. Mengingat proteinuria berkorelasi dengan nilai absolu:
tekanan darah diastolik, maka kenaikan (perbedaan) tekanan darah tidak dipakai sebagr
kriteria diagnosis hipertensi, hanya sebagai tanda waspada.
Mean Arterial Blood Pressure (MAP) tidak berkorelasi dengan besaran proteinurii
MAP iarang dipakai oleh sebagian besar klinisi karena kurang praktis dan sering terjar
kesalahan pengukuran. Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara srandar.
Ilai ini
:.:.in plasma
vang mengakibatkan
::,;
.,-r..
I"eitrolit
*
;,:
r
r
r
jr. : .
Dapat terjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat vasospasme pembuluh da=-,
cc.
;uria.
o Proteinuria
:jn
'-,-.i
#
qir
,lijil
trii
l(:..
i:a
darah ginjal.
t I -&
$
s
g.
bersifat ireversibel.
s,
::Ja ginjal.
Oliguria dan anuria
(uic aci
Fungsi Ginjal
:L-.::r
:!::-:
pada preeklampsia
tii,:s :-
:.:
543
.:rberikan obat.
)i Indonesia tirah bari::
Preeklampsia Ringan
::rat
mencegah teriadir.'. ,
endotel2e.
Diagnosis
Diagnosis preeklampsia ringan ditegakkan berdasar atas timbulnya hipertensi disertai
proteinuria dan/atau edema setelah kehamilan 20 minggu.
- Hipertensi: sistolik/diastolik > UA/9A mmHg. Kenaikan sistolik > 30 mmHg dan
kenaikan diastolik > 15 mmHg tidak dipakai lagi sebagai kriteria preeklampsia.
- Proteinuria: 2 300 mgl24 jam atau > 1 + dipsrik.
- Edema: edema lokal tidak dimasukkan dalam kriteria preeklampsia, kecuali edema
pada lengan, muka dan perut, edema generalisata2e.
t,
,i
riit
Definisi
Preeklampsia ringan adalah suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menumnnya
perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi
$
i::;
li
$
:f
542
Pencegahan Preeklampsia
Secara
Preeklampsia Ringan
meskipun tirah baring tidak terbukti mencegah terjadin/a" p...klr-pri. a"n .'."cegah.persalinan preterm. Restriksi garam tidik terbukti'd"p"t
terjadin.,,:
preeklampsia.
endotel2e.
Definisi
-.n..gah
Hendaknya diet ditambah. suplemen yang mengandung (a) minyak ikan yang kar-:
dengan asam lemak tidak jenuh, misalnya o-.g-.-3 pu'ea, (b) antioksidan: vitami:.
c, vitamin E, B-karoten, coQro, N-Asetilsistein, asam ripoik, dan (c) elemen loga:.
berat: zinc, magnesium, kalsium.
teoritik urutan_un::::-
Aspek Klinik
Preeklampsia
Preeklampsiarnerupakan lgryulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi
ante, intra, c-:--.
p.ostparrum. Dari gejala-gejala klinik preeklampsia dapat dibagi menjadi preeklamps,:
ringan dan preeklampsia berat.
Pembagian preeklampsia menjadi berat dan ringa,r tidaklah berarti adanya
dua ;-nyakit yang ielas berbeda, sebab seringkali ditemrikan penderita dengan preeklamps.:
ringan dapat mendadak mengalami kejang dan jatuh daLm koma.
Gambaran klinik preeklampsia bervariasi luas dan sangat individual. Kadang-kada:::
-------sukar untuk menentukan gejala preeklampsia mana yang*timbul lebih
dahulu.o
Diagnosis
Diagnosis preeklampsia rinqa: :proreinuria dan/atau edema ::::.
Hipertensi: sistolik/diastc,:.r
>
\lanajemen.umum preeklamp.i.
Pada setiap kehamilin dire.:-,i
:.
Sagaimana:
-_,
F*.",
Ibu
.:. : ::.
ialan @mbulatoir)
preekl.rmps,... :
,ham.il.dengan
;ou,hamil
banyak istirahat (te.._,.
:trah baringll.
Pada umur kehamilan
di
aras
l-
541
Neurologik
Perubahan neurologik dapat berupa:
:-:
.
.
.
.
r--
l-
Hiperrefleksi sering dijumpai pada preeklampsia berat, tetapi bukan faktor prediksi
terjadinya eklampsia.
Dapat timbul kejang eklamptik. Penyebab kejang eklamptik belum diketahui dengan
jelas. Faktor-faktor yang menimbulkan kejang eklamptik ialah edema serebri, vasospasme serebri dan iskemia serebri.
Perdarahan intrakranial meskipun jarang, dapat terjadi pada preeklampsia berat dan
eklampsia.
:;-
-.-::-:::,:--:
.--
,.
_.
llL1"l
-:
---.-
:.:;-
Kardioaaskular
Perubahan kardiovaskular disebabkan oleh peningkatan cardiac afterload akibat hipertensi dan penumnan cardiac preload akibat hipovolemia.
-...:=
-.-
::i':4
Paru
Penderita preeklampsia berat mempunyai risiko besar terjadinya edema paru. Edema
:aru dapat disebabkan oleh payah jantung kiri, kerusakan sel endotel pada pembuluh
darah kapilar paru, dan menurunnya diuresis.
Dalam menangani edema pam, pemasangan Central venous Pressure (CVp) tidak
menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari pulmonary capilkry wedge pressure.
lanin
Preeklampsia dan eklampsia memberi pengaruh buruk pada kesehatan janin yang disebabkan oleh menurunnya perfusi utero plasenta, hipovolemia, vasospasme,'dan kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta.
Dampak preeklampsia dan eklampsia pada janin adalah:
540
HIia-:.:
\eurologik
?erubahan neurologik dapat
Viskositas darab
.
.
Viskositas darah ditentukan oleh volume plasma, molekul makro: fibrinogen dan hematokrit. Pada preeklampsia viskositas darah meningkat, mengakibatkan meningkatnya
resistensi perifer dan menurunnya aliran darah ke organ.
.-:-
:.:.:
Hiperrefleksi sering dijump:: :.
terjadinya eklampsia.
kejang eklam::.":
Hematokrit
o Dapat timbul
Pada hamil normal hematokrit menurun karena hipervolemia, kemudian meningkat lagi
III
pada trimester
be:;:
relas.
Faktor-faktor yang
*...=
Edema
Edema dapat terjadi pada kehamilan normal. Edema yang terjadi pada kehamilan mempunyai banyak interpretasi, misalnya 40 % edema dijumpai pada hamil normal, 60 o.
edema dijumpai pada kehamilan dengan hipertensi, dan 80 Yo edema diiumpai pada
li;rdiosaskular
:.:.rbahan kardiovaskular
diseb::i
.:si
?:nt
::.:-; dapat disebabkan oleh par,:_:
-,::.h kapilar paru, dan menun:r:.,
Hematologik
Perubahan hematologik disebabkan oleh hipovolemia akibat vasospasme, hipoalbumi::emia hemolisis mikroangiopatik akibat spasme arteriole dan hemolisis akibat kerusaka:endotel arteriole. Perubahan terscbut dapat berupa peningkatan hematokrit akibat hipcvolemia, peningkatan viskositas darah, trombositopenia, dan gejala hemolisis mikrcangiopatik.
<
10O.OOO
J:lam
'::tin
rne-
Hepar
Dasar perubahan pada hepar ialah vasospasme, iskemia, dan perdarahan. Bila teri::
perdarahan pada sel periportal iobus perifer, akan terjadi nekiosis sel hepar dan ::ningkatan enzim hepar. Perdarahan ini dapat meiuas hingga di bawah kapsuia h.p". it-
#:
#
i:{.
. -:uh
:-
:,:
539
24 jam.
5 mg/cc.
Hal ini disebabkan oleh hipovolemia, yang menimbulkan menumnnya aliran darah
ginjal dan mengakibatkan menurunnya filtrasi glomerulus, sehingga menurunnya
sekresi asam urar. Peningkatan asam urat dapat terjadi juga akibat iskemia jaringan.
Kreatinin
Sama halnya dengan kadar asam urat serum, kadar kreatinin plasma pada preeklamp-
pada ginial.
.
.ria
sehingga terjadi
:.tii\'2 permeabilitas
..:r proteinuria.
oligur-
membr::,
lahir.
Elektrolit
Kadar elektrolit total menumn pada waktu hamil normal. Pada preeklampsia kadar
elektrolit total sama seperti hamil normal, kecuali bila diberi diuretikum banyak, restriksi konsumsi garam atau pemberian cairan oksitosin yang bersifat antidiuretik.
Preeklampsia berat yang mengalami hipoksia dapat menimbulkan gangguan keseimbangan asam basa. Pada waktu terjadi kejang eklampsia kadar bikarbonar menurun,
disebabkan timbuinya asidosis laktat dan akibat kompensasi hilangnya karbon dioksida.
Kadar natrium dan kalium pada preeklampsia sama dengan kadar hamil normal, yaitu
sesuai dengan proporsi jumlah air dalam tubuh. Karena kadar natrium dan kalium tidak
berubah pada preeklampsia, maka tidak terjadi retensi natrium yang berlebihan. Ini
berarti pada preeklampsia tidak diperlukan restriksi konsumsi garam.
I E: , , :enYakit ginjal.
pr:- ,.ragai penyulit kehamilan
f.F
Osmolaritas serum dan tekanan onkotik menurun pada umur kehamilan 8 minggu. Pada
preeklampsia tekanan onkotik makin menurun karena kebocoran protein dan peningkatan permeabilitas vaskular.
544
HIPE.r.::
meningkat-
sebagai berikutr{.
il;i
su.su arau
P^t::-1lU..tUrn
boransra pranatal.
saan laboratorium
l;il';l-
^n ^n ^r^22
Nyeri epigastrium
Hemolisis mikroangioparik.
Trombositopenia berai; <
-,
Sindrom HELLP.
Pembagian preeklampsia
berat
jrn
cepat.
> lt,-
pandangan kabur.
;;;."yak,
air buah.
'
,
:...
=:
Preeklampsia Berat
Definisi
Preeklampsia berat ialah,preeklampsia dengan
tekanan darah sistorik > 160 n::---:
dan tekanan darah diastolk > 110 nmHg lirertri
proteinuria lebih g/24 ja*.,,
Diagnosis
ditegakkan berdasar kriteria preekrampsia berat
sebagainrana rercanr-P^t:_ql":l:
oawan lnl.
]hnafemen
,Tytt,
perawatan preel
lL
r.\
akan meningkatka:
t'lf-
I
[:
!:
b
F'
fc-
Preeklampsia digolongkan preeklampsia berat bila ditemukan satu arau lebih gejala
sebagai berikut3a.
dr
545
Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan tekanan darah diastolik > 110 mmHg.
Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah
sakit dan sudah menjalani tirah baring.
Proteinuria lebih 5 g/24 jam atau 4 + dalam pemeriksaan kualitatif.
Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 500 cc/24 jam.
Kenaikan kadar kreatinin plasma.
Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma dan
pandangan kabur.
Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen (akibat teregangnya
kapsula Glisson).
Edema paru-paru dan sianosis.
Hemolisis mikroangiopatik.
Trombositopenia berat: < 100.000 sel/mm3 atau penumnan trombosit dengan
cepat.
::rah
F_
t
F.
FL.
I
in
otran sfera s e
fi;-:va
fi*
artat e am
mencapai normote:.'.:
NST.
H-:-
546
. Aktif: manajemen agresif, kehamilan diakhiri (terniinasi) setiaP saat bila keada-
inap dan
Penderita preeklampsia berat harus segera. masuk rumah sakit untuk rawat
(kiri)'.
sisi
satu
ke
miring
baiing
dianiurkantirah
..
perawatan yang penti;g pada"preeklampsia berat ialah pengelolaan.cairan karena pend.ri," p...Lt",iprir d.i .klr-pria mempunyai risiko tinggi untuk. teriadinya e-d.ema
pr* al, oliguria. Sebab terjadinya kedua keadaan tersebut belum jelas, tetapi faktor
vasoyang sangat menentukan ..i;.di.,y. edema paru dan.oliguria ialah h.ipovolemia,
koloid/pulmonary
onkotik
tekanan
gradien
p.nu^.r.n
;;J-., Il.*s.ka.r sel endotel,
capilkry
.
.
wedge Pressure.
itu, monitoring inpwt cairan (melalui oral ataup.un. infus) dan o.utput
.ri."., 1-.irlui urin) menjrji ,"ngrt p..rting..Artinya harus. dilakukan pengukuran
;;;;.; ;p* berapa jumlah ..i.".r y".'g dimaiukkan dan dikeluarkan melalui urin.yang
nii" ,..;r'ai tanda'-tanda edema prru, ,-.g.r. dilakukan tindakan koreksi. Cairan
jumlah tetesJib..ik"n dapat berupa (a) 5 % Ringer-Jekstrose atau cairan garam faali
dengan
diselingi
1
liternya
tiap
7o
yang
5
an. < 125 ci/jamrr"u 6j Infus DJkstrose
oleh
karena
o
o
Pemberian Magnesiun: .:
daparkan 50./" dart pen.r:.
Obat antikejang
.
.
.
.
::
adalah:
MgSOa
Diasepam
Fenitoin
Difenihidantoin obat antikejang untuk epilepsi telah banyak dicoba pada penderita eklampsia'
Beberapa peneliti telah memakai bermacam-macam reglmeln. Fenitoin sodium
jaringan otak
mempunyar khasiat stabilisasi membran neuron, cepat masuk
sodium
Fenitoin
intravena.
inieksi
setelah
menit
dan eiek'antikejang terjadi 3
5C
intravena
pemberian
dengan
badan
berat
diberikan dalam dosis 15 mg/kg
pePengalaman
sulfat'
magnesium
dari
baik
lebih
mg/menit. Hasilnya tidak
*ik"i"n Fenitoin di beberapa senter di dunia masih sedikit'
pemberian magnesium sulfat sebagai antikejang lebih efektif dibanding fenitoin,
berdasar Cochrane Review terhadap enam uji kiinik, yang melibatkan 897 penderita
eklampsia3s.
sulfat
:i j:.','lLf,\N
Magnesium sulfat menghambat atau menurunkan kadar asetilkolin pada rangsangan serat saraf dengan menghambat transmisi neuromuskular. Transmisi n.u.omuskular membutuhkan kalsium pada sinaps. Pada pemberian magnesium sulfat,
magnesium akan menggeser kalsium, sehingga aliran rangsangan tidak terjadi (terjadi kompetiif inbibition antara ion kalsium dan ion magtresium). Kadar kalsium
yang tinggi dalam darah dapat menghambar kerja magnesium sulfat. Magnesium
sulfat sampai saat ini retap menjadi pilihan penama untuk antikejang pada p.eeklampsia atau eklampsia. Banyak cara pemberian Magnesiu- ,u1fr,rz-a
Cara pemberian:
Magnesium sulfat regimen3e,ao
En!osa
F-:. :.rmxh sakit untuk rawat inap dan
a
z: ..-:h pengelolaan cairan karena peni :..,.:o tinggi untuk teriadinya edema
t.:.- :ersebut belum jelas, tetapi faktor
vaso-
!E - .::1n urin. Oliguria terjadi bila pror . ::: cc/24 iam. Diberikan antasida
r --::.Cadak kejang, dapat menghindari
.
.
!:.:.:':r
d;:
Maintenance dose:
Diberikan infus 6 gram dalam larutan Ringer/6 jam; atau diberikan 4 atau 5 gram
i.m. Selanjutnya maintenance dose diberikan 4 gram i.m. tiap 4 - 6 jam.
Syarat-syarat pemberian MgSOa:
4,8
8,4 mg/dl
12 mg/dl
18 mg/dl
"o
ri. .::ikeiang:
dose
o Harus
547
Bila terjadi refrakter terhadap pemberian MgSOa, maka diberikan salah satu obat
2126 mmHg.
548
:Jema paru
ialah
<
125'
sangat bervariasi'
ffi;;;
DosislO-20mgperoral,diulangisetelah30menit;maksimuml20mgdalam
24 jama3.
0,25 pg t'v'/kg/
Sod,ium nitroprusside: 0,25 pg i.v./kglmenit, infus; ditingkatkan
5 menit,
Diazokside:30-60mgi.v./5menit;ataui.v.infuslomg/menit/dititrasi.
Antihipertensi sedang dalam penelitian
Calcium cbannel blocleerst isradipin, nimodipin
Serotinin resEtor antagonis'. ketan serin.
diberikan di Indonesia adalah:
Jenis obat .r,tihip.rtensiyang
:ja
G.ukokortikoid
-':::berian glukokorriko;-: *::
:.rikan pada kehamilan ,ll ,.:Jrom HELLP,
::iup
y;; ;;-b.,lk",t
-'::
--n
b,e:.::.
Peras'atan
o
o
suntikan.
i. -,rsen.atif (ekspektatif,,
I l:l3lTI1{1.
dalam
ngandung 0,15 mg/cc.
terhadap kehamilannr r
NifediPin
120 mg
Dosis awal: 10 - 20 mg, diulangi 30 menit bila perlu. Dosis maksimum
per 24 iam
,.1
cepat.
i..tlf.aipin tidak boleh diberikan sublingual karena efek vasodilatasi sangat
sehingga hanya boleh diberikan per.oral'
(apreo6.'t .nrihip.rr.nri yang diberikan di Amerika adalah hidralalazin
1.ni,
'r.fi"4
_
_...:
.
"
Adanya tanda-tanda :. . .
Kegagalan rerapi paj.:
-:.
boratorik memburuk
Janin
o Adanya tanda-tanda -e::. .
. Adanya randa-tanda :,;:-.:
, NST nonreaktif den::.: :
" Terjadinya oligohidrar:... -
laboratorik
Lr-l
l.- l\
kitarnya. Fiksasi badan pada tempat tidur harus cukup kendor, guna menghindari
fraktur. Bila penderita selesai kefang-kejang, segera beri oksigenas.
i: :rportif
,-'
:::
Perawatan koma
Perlu diingat bahwa penderita koma tidak dapat bereaksi atau mempertahankan
diri terhadap suhu yang ekstrem, posisi tubuh yang menimbulkan nyeri dan aspirasi,
karena hilangnya refleks muntah. Bahaya terbesar yang mengancam penderita
koma, ialah terbuntunya jalan napas atas. Setiap penderita eklampsia yang jatuh
dalam koma harus dianggap bahwa jalan napas atas terbuntu, kecuali dibuktikan
lain.
OIeh karena itu, tindakan pertama-tan'Ia pada penderita yang jatuh koma (tidak
sadar), ialah menjaga dan mengusahakan agar jalan napas atas tetap terbuka.
Untuk menghindari terbuntunya jalan napas atas oleh pangkal lidah dan epiglotis
dilakukan tindakan sebagai berikut. Cara yang sederhana dan cukup efektif dalam
menjaga terbukanya jalan napas atas, ialah dengan manuver head tilt-necle lift, yaitu
kepala direndahkan dan leher dal:rrrr posisi ekstensi ke belakang atau bead tib-cbain
=rqrtasi
553
brt, dengan kepala direndahkan dan dagu ditarik ke atas, ar, ru jaw-thru.st, yaitu
mandibula kiri kanan diekstensikan ke atas sarnbil mengangkat kepala ke belakang. Tindakan ini kemudian dapat dilanjutkan dengan pemasangan oropharyngeal
ainuay+t.
Hal penting kedua yang perlu diperhatikan ialah bahwa penderita koma akan ke-
::
:.
-if
magnesium
terutama dituiukan untuk gang-
L::
ICU
karena membutuhkan
Pengobatan obstetrik
Sikap terhadap kehamilan ialah semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri,
tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin. Persalinan diakhiri bila sudah
mencapai stabilisasi (pemulihan) hemodinamika dan metabolisme ibu.
Pada perawatan pascapersalinan, bila persalinan terjadi pervaginam, monitorins tandatanda v,tal dilakukan sebagaimana lazimnya.
Prognosis
Bila penderita tidak terlambat dalam pemberian pengobatan, maka gejala perbaikan
akan tampak jeias setelah kehamilannya diakhiri. Segera setelah persalinan berakhir
HIP'i::
552
Di Inggris unruk
Perawatan eklamPsia
perawatan dasar eklampsia yang utama ialah terapi suportif untuk^stabilisasi fungsi
dan
,i,.i yr"g harus selaluiringar Airuay, Breathing Circulation (ABC), mengatasipasien
pada
trauma
mencegah
asidemia
dan
-.n..g.li kejang, -.ngr,rrf hipoksemia
darah, khususnya pada waktu krisis hifra. #tru keja"ng, me"ng.ndrlikan tekanan tepat
dan.dengan cara yang tepat'
yang
waktu
p.rt..tri, melahirkan ianin pada
'p.r"*rr"n medikamentosa dan perawaran suportif eklampsia, neruPakan Perawatan
meny"nl ,r"gr, penring. Tujuan u.^n.,. p.ngobatan medikamentosa eklampsia ialah
hikhususnya
peny'ulit,
mengatasi
dan
m.nciegrh
i.gTf, Jr"" n-,engh."r-rtik"', kejang,
melahirkan
dapat
sehingga
mungkin
ibu
se6ptimal
peitensi krisis, ri-rencapai stabilisisi
ianin pada saat dan dengan cara yang tepat'
lain.
:.:
-:.,
Obat antikejang
mandibula
obat antikeia^g y"ng menjadi piiihan penama ialah magnesium sulfat. Bila dengan
jenis obat ini [.lr"i *.rih ,uk.. diaiasi, dapat dipakai..obat jenis lain, misalnya
sebagai alternatif pilihan, namun mengingat
tiop.,rt.l. Diazepa'i dapar dipakai
^.inggi,
pemberian diazepam hanya dilakukan oleh
Joii, y""g dip..luk.n ,rngrt
diuretikum hendaknya selalu dis.er-.r.k" yr"rlg i.l"h b.rp.ng"rlrn]anllemberian
kardiotonika ataupun obat-obat
Obat
elektrolit.
tai dengan L.-o.,itoi plir.,
kiri
kang. Tindakan
kanan dieks:.:.
ini kenruji::
ainuaYae.
c.l-:.:
Pada perawatan koma perlu
j.:,
dekompensasi kordis.
penting'
Pada penderita yang mengalami kejang dan koma, nursing care sangat
menisolasi'
kamar
suatu
dalam
penderita
ra
perawatan
cara-c
misalnya melipuii
urin'
produksi
monitoring
dan
penderita'
infus
mengatur
cegah aspirasi,
penjr:::.
anti hip"ertensi hendaknfa selalu disiapkan dan diberikan benar-benar atas indikasi'
Pengobatan medikamentosa
Perawatan koma
Perlu diingat bahwa
,.l.rr.
"
?:ngobatan obstetrik
:...:: rerhadap kehamilan iala:
,.
li".gnosis
l ": :enderita tidak terlambat
i.-' ,
;,
:.
iJr -.'.\
n:
l, --: *lTl'
E-
ft,:r:,.ifl
secara
saja.
551
Diagnosis banding
Keiang pada eklampsia harus dipikirkan kemungkinan kejang akibar penyakit lain.
Oleh karena itu, diagnosis banding eklampsia menjadi sangat penting, misalnya perdarahan otak, hipertensi, lesi otak, kelainan metabolik, meningitis, epilepsi iatrogenik.
Eklampsia selalu didahului oleh preeklampsia. Perawatan pranatal untuk kehamilan
dengan predisposisi preeklampsia perlu ketat dilakukan agar dapar dikenal sedini
mungkin gejala-gejala prodoma eklampsia. Sering dijumpai perempuan hamil yang
tampak sehat mendadak menjadi kejang-kejang eklampsia, karena tidak terdeteksi
Kejang-kejang dimulai dengan kejang tonik. Tanda-tanda kejang tonik ialah dengan
dimulainya gerakan kejang berupa twitcbing dari orot-otot muka khususnya sekitar
mulut, yang beberapa detik kemudian disusul kontraksi oror-oror tubuh yang menegang, sehingga seluruh tubuh menjadi kaku. Pada keadaan ini wajah penderita me-
:-.
r:-::l
luka operasi.
:-:.-.r rerkendalikan.
::r
;:.
ngalami distorsi, bola mata menonjol, kedua lengan fleksi, tangan menggenggam,
kedua tungkai dalam posisi inoerse. Semua otot tubuh pada saat ini dalam keadaan
kontraksi tonik. Keadaan ini berlangsung 15 - 30 detik.
Kejang tonik ini segera disusul dengan kejang klonik. Kejang klonik dimulai dengan
terbukanya rahang secara tiba-tiba dan tertutup kembali dengan kuat disertai pula
dengan terbuka dan tertutupnya kelopak rnata. Kemudian disusul dengan kontraksi
intermiten pada otot-otot muka dan otot-otot seluruh tubuh. Begitu kuat kontraksi
otot-otot tubuh ini sehingga seringkali penderita terlempar dari tempat tidur. Seringkali pula lidah tergigit akibat kontraksi otot rahang yang terbuka dan tertutup
dengan kuat. Dari mulut keluar liur berbusa yang kadang-kadang disertai bercakbercak darah. wajah tampak membengkak karena kongesti dan pada konjungtiva
mata dijumpai binrik-bintik perdarahan.
Pada waktu timbul keiang, diafragma terfiksir, sehingga pernapasan rerrahan, kejang
klonik berlangsung kurang lebih 1 rnenir. Setelah itu berangsur-angsur kejang melemah, dan akhirnya penderita diam tidak bergerak.
Lama kejang klonik ini kurang lebih 1 menit, kemudian berangsur-angsur kontraksi
melemah dan akhirnya berhenti serta penderita jatuh ke dalam koma. Pada waktu
timbul kejang, tekanan darah dengan cepat meningkat. Demikian juga suhu badan
meningkat, yang mungkin oleh karena gangguan serebral. Penderita mengalami inkontinensia disertai dengan oliguria atau anuria dan kadang-kadang terjadi aspirasi
bahan muntah.
Koma yang terjadi setelah kejang, berlangsung sangar bervariasi dan bila tidak segera
diberi obat-obat antikejang akan segera disusul dengan episode kejang berikutnva.
Setelah berakhirnya kejang, frekuensi pernapasan meningkat, dapat mencapai 5c kali
per menit akibat teriadinya hiperkardia, atau hipoksia. Pada beberapa kasus bahkan
dapat menimbulkan sianosis. Penderita yang sadar kembali dari koma, umunlnya
mengalami disorientasi dan sedikit gelisah. Untuk menilai derajat hilangnr.a kesadaran, dapat dipakai beberapa cara. Di Rumah Sakit Dr. Soeromo relah diperkenalkan
suatu cara untuk menilai derajat kedalaman koma tersebut yaitu Gksgo;;' Coma Scale.
550
.
Cara mengakhiri kehamilan (terminasi kehamilan) dilakukan berdasar keadaan obstetrik pada waktu itu, apakah sudah inpartu atau belum.
Perawatan konservatif
Indikasi perawatan konservatif ialah bila kehamilan preterm 3 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending eckmpsia dengan keadaan janin baik.
Diberi pengobatan yang sama dengan pengobatan medikamentosa pada pengelolaan
secara aktif. Di Bagian Kebidanan RSU Dr. Soetomo Surabaya, pada perawatan konservatif preeklampsia,loading dose MgSOa tidak diberikan secara i.v., cukup i.m. saia.
Selama perawatan konservatif; sikap terhadap kehamilannya ialah hanya observasi
dan evaluasi sama seperti perawatan aktif, kehamilan tidak diakhiri.
Magnesium sulfat dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda-tanda preeklampsia
ringan, selambat-lambatnya dalam waktu 24 iam. Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan, keadaan ini dianggap sebagai kegagalan pengobatan medikamentosa dan harus
diterminasi. Penderita boleh dipulangkan bila penderita kembali ke gejala-gejala atau
tanda-tanda preeklampsia ringan.
Penyulit ibu
Penyulit janin
Penl'ulit yang dapat terjadi pada janin ialah intrauterine fetal grototh restriction, solusio
plasenta, prematuritas, sindroma distres napas, kematian janin intrauterin, kematian
neonatal perdarahan intraventrikular, necrotizing enterocolitis, sepsis, cerebral paky.
HIIE:.. :
o Diagnosis banding
:.:,
;::::
Eklampsia
Gambaran klinik
Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita preeklampsia, yang disertai dengan
kejang menyeluruh dan koma. Sama halnya dengan preeklampsia, eklampsia dapat
timbul pada ante, intra, dan postpartum. Eklampsia postpartum umumnya hanya terjadi dalam waktu 24 jam pertama setelah persalinrLn.
Pada penderita preeklampsia yang akan kejang, umumnya memberi gejala-gejala atau
tanda-tanda yang khas, yang dapat dianggap sebagai tanda prodoma akan terjadinya
kefang. Preeklampsia yang disertai dengan tanda-tanda prodoma ini disebut sebagai
impending eckmpsia atau imminent eclampsia.
F-- .::-\N
i < .rll105
r;'
atau MAP
<
125.
rr.--1. \'Aog melibatkan 3.797 peremrr - :..ir, bahwa pemberian antihiperr:, . lerat tidak ieias kegunaannya{I.
3:r" -ga meneliti 24 uji klinik Yang
rr,;:..
L-
Edema paru
Pada preeklampsia berat, dapat terjadi edema paru akibat kardiogenik (payah jantung
ventrikel kiri akibat peningkatan arterbad) atau non-kardiogenik (akibat kerusakan
sel endotel pembuluh darah kapilar paru).
Prognosis preeklampsia berat menjadi buruk bila edema paru disertai oliguria.
Glukokortikoid
Pemberian glukokortikoid untuk pemarangan paru janin tidak merugikan ibu. Diberikan pada kehamilan 32 - 34 minggu, 2 x 24 jam. Obat ini juga diberikan pada
sindrom HELLP.
':iiata2'
a-
Y'g
t.v./kgl
m/menit/ dititrasi.
dibagi menjadi:
1.
Aktif
(agressiae management): berarti kehamilan segera diakhiri/diterminasi bersamaan dengan pemberian pengobatan medikamentosa.
li:
Perawatan
.:: cardiac output' sehingga memEr:- ::rsi lain adalah labetalol injeksi,
h;:- :at antihipertensi yang tersedia
L. -.::re (Catapres). Satu amPul melS..
o
o
'
LJmur kehamilan
umur kehamllan
J --::.:.a
Ibu
boratorik memburuk
"
o Timbul
n Janin
o
o
'
'
Iaboratorik
554
HI?:;.-
.
.
hipovolemia berat
si
-i - :,-
perca::.::':
sepsis
Definisi klinik4T'5l
.
.
Sindroma HELLP ialah preeklampsia-eklampsia disertai timbulnya hemolisis, peningkatan enzim hepar, disfungsi hepar, dan trombositopenia.
Terapi medikamentosa
H: Hemolysis
EL Elepated Li,uer Enzyme
ntp
Trombotik angiopati
Kelainan konsumtif fibrino:e:,.
- acwte fatty liver of pregt.t,.:,
Sindroma HELLP
banding preekla
.
a
a
Didahului tanda dan gejala yang tidak khas malaise, lemah, nyeri kepala, mual, muntah (semuanya ini mirip tanda dan gejala infeksi virus)
Adanya tanda dan gejala preeklampsia
Tanda-tanda hemolisis intravaskular, khususnya kenaikan
indirek
a
Trombositopenia
:::fan
.; -
:,
rrombt::: .
memandang ada tidaknya tanda dan gejala preeklampsia, harus dipertimbangkan sin-
droma HELLP.
Berdasar kadar trombosit darah, maka sindroma HELLP diklasifikasi dengan nama
"Klasifikasi Mississippi".
o Klas 1: Kadar trombosit : < 5O.OOO/ml
LDH > 600 IUII
AST danlatau ALT > 40IU/\
Klas 2: Kadar trombosit > 5O.OOO < 100.000/ml
LDH > 600 IUll
AST danlatau ALT > 40IU/l
: .':
Klasifikasi sindroma HELLP menurut klasifikasi Mixissippi
dexamethasone (double
LDH
-::gth
i,.-ttttan
-::-:.:
l:nikian
:.
F- .\
t
555
12
Yang baik,
'
.
.
Trombotik angiopati
Kelainan konsumtif fibrinogen, misalnya:
.
.
-
acute
hipovolemia berat
perdarahan berat
sepsis
Terapi medikamentosa
Mengikuti terapi medikamentosa preeklampsia-eklampsia dengan melakukan moniroring kadar trombosit tiap 12 jam. Bila trombosit < 50.000/ml atau adanya tanda
koagulopati konsumtif, maka harus diperiksa waktu protrombin, waktu tromboplastin
dan bilirubin
dengan disertai tanda-tanda, eklampsia, hipertensi berat, nyeri epigastrium, maka diberikan deksametason 1O mg i.v. tiap 1,2 jam. Pada postpartum deksametason diberikan
10 mg i.v. tiap 72 jam 2 kali, kemudian diikuti 5 mg i.v. riap 12 jam 2 kali. Terapi
deksametason dihentikan, bila telah terjadi perbaikan iaboratorium, yaitu trombosit >
100.000/ml dan penurunan LDH serta perbaikan tanda dan gejala-gejala klinik preeklampsia-eklampsia. Dapat dipertimbangkan pemberian transfusi trombosit, bila kadar
rrombosit < 50.000/m1 dan antioksidan.
Sikap pengelolaan obstetrik
:::ippi
--P
Hil::.t
556
Tabel
Pengelolaan
Diagnosis dini sangat penting mengingat banyaknya penyakit yang mirip dengan Sindroma HELLP. Pengobaran sindroma HELLP juga harus mernperhatikan cara-cara
Kategori
perawatan dan pengobatan pada preeklampsia dan eklampsia. Pemberian cairan intrauena harus sangat hati-hati karena sudah teriadi vasospasme dan kerusakan sel endotel.
Cairan vang diberikan adalah RD 5 %, bergantian RL 5 % dengan kecepatan 100 ml/iam
dengan produksi urin dipertahankan sekurang-kurangnya 20 ml/jam. Bila hendak di-
Normal
Prehipertensi
Sr,zge
lakukan-seksio sesarea dan bila rrombosit < 50.000/ml, maka perlu diberi transfusi
rrombosir. Bila trombosit < 4O.OOO/ml, dan akan dilakukan seksio sesarea maka perlu
diberi transfusi darah segar. Dapat pula diberikan pksma excbange dengan fresb froze,:
lobektomi.
Sikap terhadap kehamilan pada sindroma HELLP, tanPa memandang umur kehamila::
kehamilan segera diakhiri. Persalinan dapat dilakukan perabdominam atau perraginar.
Perlu diperhaiikan adanya gangguan pembekuan darah bila hendak melakukan aneste..
regional (spinal).
hipertensi
Sage 2 hipertensi
.
.
.
.
.
.
40-l: Kl.rsifi"i:.: :,
: Sesitas
,:ttpak
Hipertensi [kqniksz-+
Definisi
Hipertensi kronik dalam kehamilan ialah hipertensi yang didapatkan sebelum timb:.nya kehamilan. Apabila tidak diketahui adanya hipertensi sebelum kehamilan, mai-:
hipenensi kronik didefinisikan bila didapatkan tekanan darah sistolik 140 mmHg :::tekanan darah diastolik > 90 mmHg sebelun.r umur kehamilan 20 minggu.
:::-
hubungan dengan penyakit ginjal, vaskular koiagen, endokrin. dan pembuluh daral.
--.
hr
Tabel
t
i
p
|n.
p :.
h.
!- ' .:cngan kecepatan 100 nrl/i.rr-*.
f", .: lC nrl/iam. Bila hendak d.E: . maka perlu diberi transfu:
lr@
[*.
tr
t--
anesrei
Stage
2 hipertensi
120
hipertensi
>
<8C
139
8C-89
159
90-99
160
>
100
.
.
.
.
2003)55
Diastolik (mmHg)
120
140 -
Prehipertensi
.
.
t,
<
Normal
Srage
Tekanan Darah
Sistolik (mmHg)
o
,:
Kategori
40-1:
557
Hipertensi kronik yang diperberat oleh kehamilan akan memberi tanda (a) kenaikan
mendadak tekanan darah, yang akhirnya disusul proteinuria dan (b) tekanan darah
sistolik > 200 mmHg diastolik > 130 mmHg, denga.r akibat segera terjadi oliguria
b -:
h,"-
b*
F
Penyulit hipertensi kronik pada kehamilan ialah (a) solusio plasenta: risiko terjadinva
solusio plasenta 2
558
!:;.
's:
.i;ttirt
Pemeriksaan khusus berupa ECG (eko kardiografi), pemeriksaan mara, dan pemeriksaan
USG ginjal. Pen.reriksaan laboratorium lain ialah fungsi ginjal, fungsi hepar, Hb, he-
Perlu dilakukan pemeriksaan ultrasonografi janin. Bila dicurigai IUGR, dilakukan NST
dan profil biofisik.
::!.'
Tujuan pengelolaan hipertensi kronik dalam kehamilan adalah meminimalkan arau mencegah dampak buruk pada ibu ataupun janin akibat hipertensinya sendiri ataupun akibat
obat-obat antihipertensi.
Secara umum ini berarti mencegah terjadinya hipertensi yang ringan menjadi lebih
berat Qtregtancy agra,uated lrypertension), yang dapat dicapai dengan cara farmakologik
atau perubahan poia hidup: diet, merokok, alkohol, dan substance abwse.
Terapi hipertensi kronik berat hanya mempertimbangkan keselamatan ibu, tanpa memandang status kehamilan. Hal ini untuk menghindari terjadinya CVA, infark miokard
serta disfungsi jantung dan ginjal.
Antihipertensi diberikan:
. sedini mungkin pada batas tekanan darah dianggap hipertensi, yaitu pada sage I hipertensi tekanan darah sistolik ) 140 mmHg, tekanan diastolik > 90 mmHg,
. bila terjadi disfungsi end organ.
Obat antibipertensi
Jenis antihipertensi yang digunakan pada hipertensi kronik, ialah
a-Metildopa:
Suatu
.
.
reseptor agonis
Dosis awal 500 mg 3 x per hari, maksimal 3 gram per hari
Calcium
cr2
cbannel
i !-*- :
I "-,.
::::
---- -
::::
- -:: ::'
perifer rt-:..:::
cascapersalinan sanri.
-:...
::
*-
blockers
90 mg per hari.
Diuretik thiazide
Tidak diberikan karena akan mengganggu volume plasma sehingga menggangs:
aliran darah utero-plasenta.
--'^_-1.\-
\\
F.
'-
3L:
559
Evaluasi janin
Untuk mengetahui apakah terjadi insufisiensi plasenta akut atau kronik, perlu dilakukan
tre s T e st dan pemeriksaan ultras ono graf i bila curiga terjadinya
fetal grototh restiaion
\t on
l.tu
Sikap terhadap persalinan ditentukan oleh derajat tekanan darah dan perjalanan klinik.
Bila didapatkan tekanan darah yang terkendali, perjalanan kehamilan normal, perrumruhan janin normal, dan volume amnion normal, maka dapat diteruskan sampai aterm
Parkland Memorial Hospital, Dallas).
Bila terjadi komplikasi dan kesehatan janin bertambah buruk, maka segera ditermirasi dengan induksi persalinan, ranpa memandang umur kehamilan. Secara umum persalinan diarahkan pervaginam, termasuk hipertensi dengan superimposed preeklampsia,
Jan hipertensi kronik yang tambah berat.
::tbstance abuse.
. ::iDSi,
P e raza
Perawatan.pa.scapersalinan
sama seperti preeklampsia. Edema serebri, edema paru, gang36 jam pascapersaiinan. Setelah persalinan: 5 jim pertama
.ie dalam intravaskular. Perlu terapi lebih cepat dengan arau ranpa diuretik. Banyak
rerempuan dengan" hipertensi kronik dan swperimposed preeklampsia, mengalami
renciutan vo.lume darah. (hipovolemia). Bila terjadi pirdarahin pascapersalin.n, irngr,
eerbahaya bila diberi cairan l<ristaloid ataupun kolold, karena lu-en pembuluh dar"ah
:ransfusi darah.
'lili
.k. ralah
]i'
c
ffi
.iff
:r
hari
T
:.:i.
RUTUKAN
:-asma sehingga mengq;:-::-
on High Blood