Sesunggu
ian Muhammad menyampaikan kepada ummatnya tentang tanda-tanda Kiamat. Para ulama
membaginya menjadi dua:
Tanda-tanda kecil
Tanda-tanda besar.
Muhammad telah bersabda, Hari kiamat itu mempunyai tanda, bermulanya dengan tidak
laris jualan di pasar, sedikit saja hujan dan begitu juga dengan tumbuh-tumbuha
n. Ghibah menjadi-jadi di merata-rata, memakan riba, banyaknya anak-anak hasil p
erzinahan, orang kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan bersuara lantang
di masjid, para ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq .
Beberapa hadist lain juga menjelaskan tentang datangnya hari kiamat ini, hari ki
amat tidak akan terjadi sebelum bangsa Arab dipimpin oleh seseorang dari keluarg
a Muhammad dan memiliki nama yang sama.[8]
Dikatakan pula dalam banyak hadits-hadits, menunjukkan bahwa peradaban besar yan
g telah menciptakan kekuatan dan senjata dahsyat akan hilang. Dugaan kuat adalah
habisnya sumber daya alam dan mereka akan saling bertempur dan hancur. Kemudian
manusia akan kembali seperti semula, berperang diatas kuda dengan menggunakan p
edang, tombak, tameng, zirah dan sejenisnya.
Tanda-tanda Hari Penghakiman[sunting | sunting sumber]
Pertanda kecil[sunting | sunting sumber]
Tanda kiamat kecil adalah tanda yang datang sebelum kiamat dengan waktu yang rel
atif lama dan kejadiannya biasa, seperti dicabutnya ilmu, dominannya kebodohan,
minum khamr, berlomba-lomba dalam membangun, dan lain-lain. Terkadang sebagianny
a muncul menyertai tanda kiamat besar atau bahkan sesudahnya.
Pertanda hari kiamat telah di sampaikan oleh Nabi Muhammad sekitar 1400 tahun ya
ng lalu, dibawah adalah pertanda hari penghakiman yang dikutip dari Harun Yahya
dan lainnya, berdasarkan hadits shahih.
Diutus dan wafatnya Nabi Muhammad.[9][10][11]
Terbelahnya bulan pada masa penyebaran Islam.[12][13][14]
Api dari tanah Hijaz yang menerangi punuk-punuk unta.[15]
Terhapusnya jizyah dan pajak.[16]
Munculnya Khawarij.[17]
Penggembala menjadi kaya.[18]
Dicabutnya nikmat waktu, maka waktu berputar serasa lebih cepat.[19]
Banyaknya kaum wanita dan sedikitnya kaum pria.[20]
Baitul Maqdis dikuasai umat Islam.[21]
Perang antara Yahudi dan Islam.[22][23]
Jazirah Arab kembali penuh dengan kebun-kebun & sungai-sungai.[24]
Sungai Efrat mengeluarkan bukit emas.[25]
Banyak terjadi al Harj yaitu pembunuhan massal.[26]
Penghancuran kota-kota besar oleh tangan manusia (akibat perang) dan peristiwa a
lamiah.[27]
Kehancuran nilai moral[28][29]
Perzinahan dilakukan secara terbuka dan bebas,[30][31]
Pengingkaran terhadap agama
Agama sebagai simbol atau tameng untuk kepentingan pribadi,
Umat Islam berlomba membangun memperindah mesjid dan membangga-banggakannya,[32]
[33][34] padahal nabi tidak pernah memerintahkan untuk bermegah-megah dalam memb
angun masjid,[35]
Umat Islam banyak membaca Al Qur'an tetapi tidak mengamalkannya dengan benar dan
menentang hadist dan sunnah,[36]
Kemusyrikan merajalela dikalangan umat Islam[37] dan mempercayai ramalan rasi bi
ntang,[38]
Mengingkari qadar (takdir atau ketetapan Allah).[38]
Kehancuran tatanan masyarakat/ dominannya fitnah.[39][40]
bagaikan anai-anai yang beterbangan, planet akan saling bertabrakan. Semua cipta
an-Nya di alam semesta hancur lebur.
Nafkhatus Sha'iq (Mematikan),
Jibril, Mikail, Israfil dan Hamalatul 'Arsy dimatikan oleh Allah. Malaikat terak
hir yang dimatikan oleh Allah ialah 'Izrail sang Malaikat Maut. Sejak itu tak ad
a lagi yang hidup, kecuali Allah yang Maha Ahad, Maha Mengalahkan, Maha Sendiri,
Tempat bergantung semua makhluk, Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dialah y
ang Maha Awal dan Maha Akhir.
Nafkhatul Ba'ats/Qiyam (Menghidupkan kembali atau membangkitkan)
Miliaran manusia sejak Adam hingga manusia yang hidup terakhir kali saat alam se
mesta dihancurkan, mereka menunggu giliran diadili satu per satu di mahsyar, tak
ada naungan dan perlindungan selain dari diri-Nya di hari itu. Menurut ajaran I
slam lama waktu menunggu itu 50.000 tahun akhirat.
Jarak antara tiupan pertama dan selanjutnya dikatakan sejarak empat puluh (tidak
dijelaskan lebih rinci berupa sejumlah hari, bulan atau tahun).[64]
Alam Baqa[sunting | sunting sumber]
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Akhirat
Setelah kesemua alam semesta hancur dan makhluk mati, kemudian Allah menghidupka
n kembali para umatnya untuk dikumpulkan dan diadili. Kesemua proses penciptaan
sampai dengan penghancuran telah selesai, yang telah di tulis kesemuanya dalam L
auh Mahfuzh.
Yawm al-Qiyamah
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Yaumul Qiyamah
Yawm al-Qiyamah (Arab: ??? ???????; Yawm al-Bats (??? ????)) adalah "Hari Kebang
kitan" seluruh makhluk dari kematian, dalam keadaan telanjang dan tidak berkhita
n menurut syariat Islam. Setelah kebangkitan selanjutnya akan memasuki fase kehi
dupan di mahsyar.
Yawm al-Mahsyar
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Mahsyar
Yaum al-Mahsyar (Arab:?????????, Yaumul Hasyir) adalah hari berkumpulnya seluruh
makhluk dari awal zaman hingga akhir zaman, yang telah dibangkitkan dari mati/
kuburnya, kemudian akan dihimpun ke mahsyar. Pada masa ini orang akan sibuk deng
an urusan masing-masing, menunggu keputusan yang seadil-adilnya. Masa Peradlian
ini disebut sebagai Yawm al-Hisab (Arab: ????????) adalah perhitungan atau perad
ilan Tuhan yang sejati pada saat ini, segala amal ibadah dan dosa yang diperbuat
semasa hidup di dunia. Berdasarkan Al-Qur'an surah Az Zumar, yang berbunyi:
...dan terang benderanglah Bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhann
ya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanl
ah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil,
sedang mereka tidak dirugikan. (Az Zumar 39:69)
Titian Jahannam
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Shirath
Selanjutnya akan diberangkatkan menuju jembatan yang menghubungkan mahsyar denga
n surga dan dibawah titian terdapat neraka. Bentuknya diyakini lebih kecil dari
rambut dan lebih tajam dari mata pedang, untuk menyortir yang berhak masuk surga
akan melewati jembatan tersebut dengan cepat atau lambat, sedangkan sebagian la
gi akan jatuh kedasar neraka. Pada tahapan penyortiran inilah akhir dari perjala
nan seorang makhluk, entah dia berada di surga atau neraka, kesemuanya berdasark
an amal (perbuatan) semasa hidupnya didunia.