Definisi
Flap adalah suatu unit jaringan yang dipindahkan dari satu area (donor
site) ke area yang lain (recipient site) dengan masih mempertahankan sistem
aliran darahnya sendiri.
1.2. Sejarah flap
Klasifikasi flap didasarkan pada paradigma yang terus berkembang selama
ditemukannya kegunaan baru dan flap-flap baru. Laporan yang paling awal
tentang sebuah facial flap (the midline forehead flap) ditemukan dalam sebuah
kitab suci agama Hindu, Sushruta Samhita, pada tahun 600bce. Perkembangan
flap sebagian besar terabaikan atau diturunkan kepada mereka yang bukan berasal
dari keturunan pendeta Hindu pada periode antara kemunculan kepercayaan
Budha di India sampai dengan abad ke-16. Pada tahun 1500-an, Tagliacozzi
menyempurnakan arm-pedicled
technique untuk
rekonstruksi
nasal
yang
Ukurannya bervariasi
b. Peninsular flap
c. Island flap
Ditandai dengan adanya vaskular pedikel
Pedikel terdiri dari arteri, sebagian vena comitantes dikelilingi oleh
jaringan seluler.
3) Klasifikasi Berdasarkan Komponen Jaringannya
a. Fascial flap, termasuk didalamnya fascia dalam dan lapisan tipis
subkutaneus sebagai pelindung jaringan suprafascial plexiform.
b. Subcutaneus flap, dilakukan diseksi antara lapisan subdermal dan
suprafascial. Merupakan
vaskularisasi dengan pola axial.
c. Cutaneus flap, lapisan diseksi di atas permukaan fascia superficial atau
aponeurosis
muscular (contoh groin flap atau scapular flap).
d. Fasciocutaneus flap, di angkat secara en bloc termasuk di dalamnya
kulit, jaringan
subkutaneus dan fascia dalam. Diklasifikasikan menjadi tipe a-d.
Klasifikasi Fasciocutaneus Flap
Tipe A (gambar 1)
Gambar 1.
Pembuluh darah multipel masuk ke dalam bagian dasar dari flap
Aksis panjang dari flap paralel dengan arah dari jaringan pembuluh darah
Flap dapat diangkat sebagai peninsular flap atau island flap
Tipe B (gambar 2)
Gambar 2.
Flap berdasarkan pada satu fasciocutaneus perforator
Flap dapat di angkat sebagai island flap atau peninsular flap
Tipe C (gambar 3)
Gambar 3. Flap mendapat aliran darah dari multiple small perforator dari
sepanjang pedikel kulit.
Tipe D (gambar 4)
Gambar 4.
Aliran darah fasciocutaneus perforator dari kulit dan otot serta tulang yang
berdekatan.
1.5. Anatomi Aliran Darah Flap
Berdasarkan Masquelet, terdapat hubungan antara tipe dari vaskularisasi kulit dan
tipe dari aliran darah yang membedakan flap.
1) Vaskularisasi langsung
a. The long course arteries (contoh groin flap)
Merupakan dasar dari flap dengan aksial vaskularisari, contoh groin flap.
Arteri ini menembus fascia dalam secara obliq kemudian mengikuti
jalannya di dalam jaringan subkutis bagian dalam (gambar 5).
Gambar 5.
4
hipertropik skar, atau pada carpal tunnel syndrome yang rekuren. Pada kasus
trauma, groin flap digunakan untuk delayed primary coverage. Flap dilakukan
bila lokasi resipien di anggap bersih dan sehat, apabila hal tersebut belum
tercapai, maka harus dilakukan debridement serial hingga lokasi resipien
dinyatakan sehat dan bebas kontaminasi mikroba. Secara umum, sebagian besar
penulis menyatakan memilih untuk menutup luka secara delayed primary
closure dalam rentang waktu 48 hingga 72 jam post trauma. Beberapa berusaha
melakukan flap dalam rentang waktu yang lebih singkat (dalam 24 hingga 48 jam
post trauma) namun hal ini memberikan tingkat resiko terjadinya infeksi dan
dehisensi yang lebih tinggi.
Kerugian besar flap ini adalah membutuhkan dua langkah pembedahan
sebagaimana pedicle flap yang lain dan pedikel dari flap berdekatan dengan
genitalia eksterna sehingga memiliki potensi untuk terjadinya infeksi.
Terdapat beberapa kontraindikasi untuk dilakukan groin flap, diantaranya
adalah pasien yang tidak kooperatif dengan prosedur pembedahan atau pasien
yang tidak dapat mentoleransi kondisi tangan terikat dengan inguinal selama 2
hingga 3 minggu. Pasien usia tua di anggap bukan kandidat yang sesuai untuk
dilakukan prosedur ini karena resiko adanya kekakuan sendi bahu dan siku,
namun hal ini tidak terbukti dari beberapa penelitian yang menyatakan bahwa
orang tua mampu mentoleransi prosedur ini tanpa adanya komplikasi tersebut bila
dibandingkan usia muda. Pasien perokok aktif juga perlu di perhatikan pada
prosedur flap, karena adanya resiko nekrosis marginal pada flap. Riwayat
pembedahan sebelumnya pada area ingunal juga perlu di perhatikan. Riwayat
diseksi limphonodi pada area ini merupakan kontraindikasi dilakukannya flap ini
karena di anggap tidak aman.
Gambar 9
1.7. Prosedur Operasi
Yang harus diperhatikan pada persiapan operasi penggunaan flap pada
kasus trauma akut adalah preparasi luka. Harus dilakukan tindakan reparasi yang
diperlukan pada fase akut seperti, reduksi dan fiksasi fraktur, repair tendon,
pembuluh darah dan serabut saraf.
lembut
dapat
diletakkan
dibawah hip
ispilateral untuk
membantu
Gambar 11. Insisi superior dan Medial dibuat sampai fasia dalam
Diseksi flap dapat di mulai dari medial atau lateral, pilihan yang cenderung
banyak dilakukan adalah insisi superior dan di elevasi dari aspek distal superior ke
arah permulaan medial dari flap. Insisi sampai fasia dalam dan diseksi di mulai di
atas dari fasia dalam, mengidentifikasi dan ligasi vasa perforantes sebagai satu
kesatuan yang berjalan di bagian medial.
Pada level spina iliaka anterior superior (SIAS), interval antara tensor fasia
lata dan otot Sartorius dapat di identifikasi. Selain itu nervus kutaneus femoralis
lateralis dari paha di identifikasi yang keluar dari fasia dalam masuk ke jaringan
subkutaneus ke arah inferior, tergantung arah dari nervus, ia mungkin perlu
dipotong.
Otot Sartorius merupakan suatu landmark pada diseksi. Ketika aspek
lateral dari otot di identifikasi, fasia otot di insisi sepanjang aspek lateral. Flap di
elevasi dan diteruskan ke dalam sampai ke fasia otot. Berlanjut di sebelah medial,
vasa iliaka sirkumfleksa superfisial menjadi terlihat pada bidang atas kepala
Sartorius menuju fasia otot. Pada saat berlangsung insisi, insisi kulit dapat
diteruskan ke inferior dan medial untuk mengurangi tegangan dan tanpa takut
akan transecting pedikel. Setiap cabang yang ke otot di ligasi. Pada aspek medial
Sartorius, serut fasial yang mengelilingi pedikel di insisi, arteri dan vena
dibebaskan sampai kepermulaan mereka.
10
donor
harus
di
tutup
terlebih
dahulu
setelah
sedikit undermining superfisial sampai ke fasia dalam., hal ini dilakukan karena
penutupan defek donor akan sulit dilakukan setelah flap terpasang pada daerah
resipien. Lapisan di tutup lapis demi lapis di atas drain suction, dan mungkin
perlu ditambahkan sedikit fleksi pada sendi panggul jika memperlihatkan
tegangan yang berlebihan sehingga penutupan luka akan lebih mudah. Agar tidak
terjadi tensi atau tarikan jahitan, paha baru diekstensikan setelah beberapa hari
post operasi.
Kemudian dilakukan penutupan pada basis flap sebelum insersi flap.
Penutupan bagian basis ini bertujuan untuk mengurangi daerah yang terekspose di
bawah flap, hal ini mempermudah perawatan luka pasca operasi. Penutupan ini
dilakukan dengan melakukan penjahitan bagian superior dan inferior flap hingga
membentuk sebagai sebuah silinder. Perlu diperhatikan saat dilakukan penjahitan
agar tidak terjadi gangguan vaskuler bagian distal flap.
Kemudian, flap di pasang di daerah resipien yang sebelumnya telah
dipastikan mempunyai kondisi optimal untuk di pasang flap.
11
Gambar
13. 1) Pengukuran
luas daerah resipien, 2) Penutupan luka inguinal,
12