PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Spesimen hewan adalah contoh binatang utuh (misal serangga, ikan), bagian
dari tubuh binatang (misal tengkorak mamalia, tulang burung) atau organ (hati) atau
darah (untuk material DNA) yang dikumpulkan dan disimpan untuk jangka waktu
tertentu. Spesimen dari bermacam-macam hewan sering dibutuhkan untuk keperluan
penelitian ataupun alat peraga dalam dunia pendidikan. Ahli pengetahuan alam, tidak
dapat mengambil manfaat pada spesimen yang tidak diawetkan. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam koleksi spesimen, diantaranya jangan sampai mengganggu
keberadaan satwa langka atau merusak sisa-sisa peninggalan dalam gua yang sudah
ditinggalkan oleh manusia purba.
koleksi adalah hewan-hewan yang dibutuhkan untuk pengawetan dengan
tujuan pengujian dikemudian hari. Koleksi spesimen harus diberi label yang berisi
keterangan tentang nama spesies, lokasi penemuan, tanggal koleksi, dan data lain
yang diperlukan. Label harus ditulis ketika spesimen diawetkan agar tidak terjadi
kesalahan informasi mengenai spesies.
Pembuatan koleksi spesimen basah menggunakan hewan hamster syrian
(Mesocricetus Auratus) yang pertama adalah dimatikan dahulu dengan cara
dimasukkan kedalam toples yang berisi eter, pastikan hamster telah mati. Setelah
hamster mati, pindahkan hamster ke bak preparat kemudian bagian abdomen
disuntikkan larutan alkohol 70%, selanjutnya hamster dimasukkan kedalam botol
koleksi spesimen yang berisi larutan alkohol 70% sampai seluruh bagian tubuh
hamster terendam. Koleksi spesimen yang sudah direndam, didiamkan selama 24
jam, setelah larutan dalam botol sudah keruh, ganti larutan dengan larutan alkohol
yang baru.
B. TUJUAN
1. Praktikan dapat melakukan pengawetan terhadap hewan avertebrata dan
vertebrata.
2. Praktikan dapat membuat koleksi spesimen yang dapat bertahan lama.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Mammalia
Ordo
Rodentia
Family
Cricetidae
Genus
Mesocricetus
Spesies
Mesocricetus Auratus
Koleksi spesimen dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu koleksi
spesimen basah dan kering. Koleksi spesimen kering antara lain adalah taksidermi
yang biasa dilakukan pada hewan yang bisa dikuliti, dan insektarium yaitu koleksi
spesimen yang dilakukan pada jenis serangga. Koleksi spesimen basah dapat
dilakukan dengan cara diletakkan didalam larutan yang sesuai. Etanol dan formalin
merupakan dua jenis bahan yang sering digunakan sebagai bahan pengawet koleksi
spesimen. Etanol adalah bahan pengawet spesimen yang terbaik tetapi harganya jauh
lebih mahal daripada formalin. Oleh itu, etanol sering digunakan untuk spesimen
berukuran kecil saja, sedangkan formalin digunakan untuk mengawetkan spesimen
yang lebih besar (Saili, 2008).
Ada tiga langkah pokok pada pembuatan koleksi spesimen hewan, yakni
mematikan objek, fiksasi dan pengawetan. Untuk mematikan, hewan dimasukkan ke
botol pembunuh. Untuk hewan yang bergerak kuat perlu dilakukan anestesi dahulu.
Ada banyak macam larutan anestesi, contoh magnesium chloride (MgCl2), eter
(untuk membius) atau alkohol. Fiksasi dimaksudkan untuk menstabilkan protein
jaringan.
Larutan
fiksasi
juga
bermacam-macam,
di
antaranya
formalin
pembuatan label, digunakan kertas yang agak tebal dan kalau mungkin bebas asam
(acid free paper). Penulisan label menggunakan pen dengan tinta permanen yang
tahan alkohol, dengan ukuran 0,1 mm, atau menggunakan printer dengan tinta
permanen (Saili, 2008).
IV. KESIMPULAN